Konstruksi pesan dakwah dalam rubrik khasanah di Caknun.com edisi Mei 2017.

(1)

Konstruksi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Khasanah Di

Caknun.com Edisi Mei 2017

Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Muhamad Iqbal Mi’rojuddin NIM. B01213014

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM PROGRAM STUDI KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Muhamad Iqbal Mi’rojudin (B01213014): Konstruksi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Khasanah Di Caknun.com Edisi Mei 2017”

Kata Kunci: Konstruksi, Pesan Dakwah, Media

Penelitian ini berangkat dari permasalahan bentuk-bentuk penyampaian pesan dakwah yang selama ini banyak dipahami hanya melalui teknik lisan. Padahal jika mengamati lebih dalam, banyak wacana pesan dakwah yang dikembangkan oleh media massa melalui berbagai bentuk, misalnya seperti tulisan berita, artikel, esai dst.

Esai yang ditulis oleh seorang budayawan intelektual asal Jombang, Emha Ainun Nadjib pada rubrik Khasanah di caknun.com pada bulan Juli 2017 lalu, merupakan esai dengan menjelaskan beberapa permasalahan yang terjadi baru-baru ini. Dalam beberapa esai tersebut Emha Ainun Nadjib memberikan pandangan kepada mad’u/pembaca disertai saran untuk menghadapi situasi yag terjadi saat ini.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis wacana, penelitian ini berusaha mendeskriptifkan atau memaparkan esai-esai karya Emha Ainun Nadjib yang telah dianalisis secara teliti kemudian menjelaskan dan menerangkan permasalahan yang ada di penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini diambil dari beberapa esai karya Emha Ainun Nadjib yang dimuat di website

caknun.com pada bulan Mei 2017 dan sudah dipilih secara baik. Analisis wacana yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan model wacana yang digunakan oleh Van Dijk.

Penelitian ini menghasilkan bahwasannya Emha Ainun Nadjib sudah melakukan proses konstruksi dakwah dalam menyampaikan pesn dakwahnya. Konstruksi berita yang dipakai Emha Ainun Nadjib ini membangun sebuah pemikiran di masyarakat bahwa NKRI harus lebih bertabayyun, berpuasa yang hakiki, lebih sederhana, dan lebih fleksibel dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bernegara.

Demi tersampainya pesan dakwah secara baik, maka pendakwah harus mengkonstruksi pesan terlebih dahulu. Agar penelitian ini ini mampu menjadi acuan dan mampu mengembangkan penelitian ini, sehingga dapat dipahami lagi konstruksi dalam berdakwah


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI...iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...v

KATA PENGANTAR………...vi

ABSTRAK...ix

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xii

BAB I : PENDAHULUAN A; Latar Belakang...13

B; Rumusan Masalah...17

C; Tujuan Penelitian...17

D; Manfaat Penelitian...17

E; Definisi Konsep...18

F; Sistematika Pembahasan...21

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A; Konstruksi Pesan...23

1; Konsep Konstruksi...23

2; Konstruksi Media Terhadap Realitas………..25

a; Tahap Menyiapkan Konstruksi...28

b; Tahap Sebaran Konstruksi...29

c; Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas...29

3; Pesan Dakwah...30

B; Media Online...35

1; Konsep dan Teori Media Online...35

2; Dakwah Media Online...……….41

C; Penelitian Terdahulu Yang Relevan...43

BAB III: METODE PENELITIAN A; Jenis dan Pendekatan Penelitian...45

B; Unit Analisis...46

C; Tahap-tahap Penelitian...55


(8)

BAB IV : PENYAJIAN DATA ANALIS DATA

A; Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian...62

1; Emha Ainun Nadjib………...………....62

2; Website Caknun.com...………..63

B; Penyajian Data………..…....65

1; Esai “Najwa Menanti Shoikhah”...65

2; Esai “Rindu Tuhan Kepadamu”...68

3; Esai “NKRI Patigeni”...73

4; Esai “Puasa Ibunda”...76

5; Esai “Shummun-Bhukmun”...79

C; Analisis Data...81

D; Temuan Analisis... ...100

E; Konfirmasi Temuan Dengan Teori...103

BAB V : PENUTUP A; Kesimpulan...105

B; Saran...106

DAFTAR PUSTAKA...107

BIODATA PENULIS ... 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN...111


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A; Latar Belakang

Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang di lakukannya. Oleh karena itu Al-Qur’an menyebutkan kegiatan dakwah dengan Absanu Qaula. Dengan kata lain biasa kita simpulkan bahwa menempati posisi yang begitu tinggi dan mulia dalam kemajuan agama islam. Kita tidak dapat membayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan.2

Dakwah juga dapat diartikan dengan suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah, yakni Al-Islam.3 Pengertian lain tentang dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam), termasuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.4

Pada saat ini kita dihadapkan di era digital yang penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat. Sehingga informasi dapat diakses secara cepat dari seluruh penjuru dunia dan menimbulkan ledakan informasi. Sekarang adalah era dimana teknologi informasi mendominasi di segala bidang.5

Dengan demikian akan lebih baik bila media internet digunakan sebagai sarana dakwah mendukung keberhasilan dakwah yang telah

2 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema InsaniPress,1998), h. 79

3 Masdar Helmy, Da’wah dalam Alam Pembangunan ,(Semarang: Toha Putra, 1973), h. 31.


(10)

dilakukan selama ini melalui media lain.6 seperti yang dijelaskan oleh QS.An-Nahl 125 :

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Komunikasi dakwah adalah sebuah konsep yang kadang kala masih dianggap oleh akademisi sebagai sesuatu yang mengandung “kegamangan”. Hal ini bisa saja terjadi manakala orang memahami dakwah sebagai sebuah aktifitas sederhana yang hanya menggunakan suara seperti tabligh, ceramah, istiqhotsah. Padahal komunikasi dakwah memiliki sejumlah keragaman fenomena yang apabila dicermati mengandung makna yang dalam dan spektrum yang luas dari sisi komunikator, pesan, media dan efek. Komunikasi dakwah memang mengandung dua konsep dari dua disiplin keilmuan yaitu komunikasi dan dakwah. Tetapi keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Karena itu komunikasi dakwah mempunyai ciri khusus yang dapat dengan komunikasi.7

Kini internet dapat digunakan sebagai sarana atau media dakwah yang dapat menunjang kegiatan atau aktifitas dakwah dan penyebarluasan materi ataupun pesan dakwah dapat dilakukan dengan mudah. Dakwah bi al-Qalam adalah sarana dan metode dalam penyampaian pesan-pesan

6 Nur Syam, Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya:Jenggala Pustaka Utama 2003),h.14

7 Wahyu Ilahi, Lukman Hakim,Yusuf Amrozi, Tias Satrio Adhitama,Komunikasi Dakwah, (Sidoarjo:Cv.Mitra Media Nusantara 2013),h.6


(11)

dakwah kepada mad’u melalui media tulisan, hal tersebut dapat dilakukan melalui internet.

Dakwah melalui internet, baik melalui website, blog, media sosial dan lain sebagainya berpotensi dibaca oleh jutaan bahkan lebih oleh semua orang diseluruh penjuru dunia. Dakwah Islam akan berkembang menjadi luar biasa. Karena informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah melalui internet.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji dunia dakwah melalui internet, khususnya melalui website. Penulis memilih untuk meneliti website caknun.com, situs resmi Emha Ainun Nadjib. Sebagai pendakwah, Cak Nun tentunya tidak terlepas dari kegiatan dakwah. Terkait dengan kegiatan dakwah melalui fasilitas media internet via web alangkah lebih baik apabila fasilitas internet via web digunakan untuk sarana dakwah meningkatkan kualitas dakwah melalui pesan-pesan dakwah untuk mendukung keberhasilan meningkatkan umat manusia untuk lebih taat kepada Allah melalui pesan dakwah dan program-program dakwah lainnya. Sekarang banyak sekali media-media online yang berbasis dakwah. Dengan mengandalkan teknologi yang ada sekarang, tidak sedikit orang berdakwah melalui media online. Mulai dari situs majalah, koran, sampai situs milik pribadi juga banyak terdapat di internet. Seperti halnya situs caknun.com ini. Situs ini mengatasnamakan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dan ditujukan khususnya untuk jamaah maiyah dan umumnya untuk masyarakat umum. Dengan memberikan pandangan berbeda melalui tulisan-tulisan karya Emha Ainun Nadjib dan beberapa orang lainnya.


(12)

Maka dari itu peneliti ingin meneliti konstruksi pesan dakwah pada esai Emha Ainun Nadjib yang berada di situs caknun.com.

Dalam meneliti website caknun.com, peneliti memilih rubrik Khasanah. Dalam rubrik ini terdapat banyak sekali esai, terutama esai Emha Ainun Nadjib dan beberapa orang lainnya. Karena dalam rubrik tersebut terdapat beberapa esai Emha Ainun Nadjib yang memberikan pandangan berbeda dan sangat menarik untuk dikaji. Untuk itu peneliti memilih untuk meneliti rubrik Khasanah pada bulan Mei 2017. Peneliti sangat tertarik untuk meneliti konstruksi pesan dakwah yang disampaikan Emha Ainun Nadjib dalam esai. Karena Emha Ainun Nadjib selalu memberikan pandangan berbeda kepada mad’u dan selalu berusaha berada posisi tengah. Dan esai yang akan diteliti adalah esai yang ditulis Emha Ainun Nadjib pada bulan Mei 2017 karena pada bulan Mei esai Emha Ainun Nadjib lebih fokus kepada bulan Ramadhan dan hari raya.

B; Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakng yang telah diuraikan di atas, maka penulis menuliskan rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana konstruksi pesan dakwah Emha Ainun Nadjib melalui esai dalam rubrik khasanah di caknun.com ?


(13)

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pesan dakwah Emha Ainun Nadjib melalui esai dalam rubrik khasanah di caknun.com

D; Manfaat Penelitian

Suatu manfaat dari setiap kegiatan pasti ada, baik itu manfaat secara personal maupun manfaat untuk orang lain. Hal itupun juga berlaku pada penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan menarik minat peneliti lain, khususnya dikalangan mahasiswa untuk melakukan penelitian lanjutan tentang masalah serupa.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1; Teoritis :

a; Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah wawasan ataupun pengetahuan bagi peneliti sendiri agar menjadi insan akademis yang baik.

b; Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan mahasiswa pada umumnya dan sebagai referensi bagi mahasiswa Jurusan Komunikasi Program Studi (KPI) Komunikasi Penyiaran Islam, yang ingin melakukan penelitian mengenai gaya berdakwah Emha Ainun Nadjib melalui internet.

2; Praktis :

a; Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan yang positif kepada khalayak umum.

b; Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi pelaksana dakwah

E; Definisi Konsep

Konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Penentuan dan perincian konsep sangat penting supaya persoalannya tidak menjadi kabur.


(14)

Penegasan dari konsep yang terpilih perlu untuk menghindarkan salah pengertian tentang arti konsep yang digunakan. Karena konsep bersifat abstrak, maka perlu upaya penerjemahan dalam bentuk kata-kata sedemikian hingga dapat diukur secara empiris. Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan, kelompok atau variabel-variabel. Untuk memperjelas penguraian penulisan atau istilah yang berkaitan dengan pokok-pokok pembahasan yang terkandung dalam pengertian.8

Jadi, fungsi dari definisi konseptual dalam penelitian ini untuk menghindari kerancuan pemahaman serta menjelaskan spesifikasi masalah agar nampak jelas, maka perlu kiranya peneliti membahas sejumlah konseptualisasi yang diajukan dalam penelitian, dengan harapan tidak terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan. Oleh karena itu peneliti akan memberikan beberapa definisi terhadap konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a; Konstruksi Pesan Dakwah

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konstruksi adalah

/kon·struk·si/ n : susunan (model, tata letak) suatu bangunan. Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality) menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.9

8 Muhammmad Idur, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualiatatif Dan Kuantitatif Edisi 2, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 17.


(15)

Sedangkan pengertian dakwah ditinjau dari segi bahasa Da’wah

berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Orang yang berdakwah disebut dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang di dakwahi disebut dengan Mad’u.10 Jika dilihat dari segi bahasa (etimologi), maka dakwah dapat berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong ataupun memohon.11

Pesan adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah sikap.12

Pesan dakwah adalah segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam kitabullah maupun dalam sunnah Rasul-Nya. Pada dasarnya isi pesan dakwah adalah materi dakwah yang berisi ajaran Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut dibagi menjadi tiga yaitu masalah keimanan (Aqidah), masalah hukum Islam (Syari’ah) dan masalah budi pekerti (Akhlak).13

Pada hakekatnya, pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumberkan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama.14 Sama hal nya dengan apa yang dikatakan oleh Toto Tasmara bahwa pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumberkan Al-Qur an dan‟

As-Sunnah baik tertulis atau lisan dengan pesan-pesan (risalah).15

10 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 1.

11 Yoyon Mudjiono, Metodologi Dakwah (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1984),h.7.

12 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta:Gaya Media Pratama, 1997), h. 9

13 Ibid.,h. 38

14 Wardi Bakhtiar, Methodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 34


(16)

Jadi, pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan kepada orang lain berupa informasi baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan ajaran-ajaran Islam.

Jadi, konstruksi pesan dakwah disini adalah sebuah aktifitas yang bertujuan untuk membangun atau mengemas suatu makna pesan dakwah kepada objek. Dalam konstruksi dakwah, da’i memiliki peran penting dalam membangun pesan dakwah sesuai dengan realitas yang ada, karena dengan membangun pesan dakwah yang benar dan sesuai dengan realitas yang ada maka dakwah bisa membuahkan hasil yang optimal.

b; Media Online

Media online merupakan media komunikasi yang pemamfaatannya mengunakan perangkat internet. Media online

tergolong media massa yang populer dan bersifat khas. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media online adalah media komunikasi yang memiliki jaringan teknologi informasi.

Sebagai media baru, internet dan produk turunannya memiliki karakteristik khas dibanding dengan media konvensional yang telah ada.

Dalam penelitian ini mengacu pada esai yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib dengan melihat dari kategori di atas.


(17)

Adanya sistematika pembahasan ini bertujuan agar penelitian menjadi lengkap dan sistematis. Dalam suatu penelitian terdiri dari lima bab yang dipaparkan, diantaranya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, konseptualisasi, dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pada bab ini, berisi dua sub bab yaitu sub bab pertama mengenai presepsi meliputi pengertian, jenis-jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi, proses terjadinya persepsi. Sub bab kedua kajian tentang konstruksi dakwah, meliputi pengertian dakwah, konstruksi, media online. Selain itu, pada bab ini juga membahas tentang kajian teori dan hasil penelusuran penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi seputar pendekatan dan jenis penelitian, subjek, objek, dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pemeriksaan dan keabsahan data.

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini berisi penyajian data seputar konstruksi pesan dakwah Emha Ainun Nadjib melalui esai dalam rubrik khasanah di caknun.com, yaitu meliputi profil website caknun.com, profil Emha Ainun Nadjib,


(18)

objek yang berupa esai Emha Ainun Nadjib yang dimuat di rubrik khasanah, temuan penelitian, dan yang terakhir yaitu konfirmasi teori.

Bab V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dari hasil kajian terhadap permasalahan yang ada. Pada bab ini penulis semaksimal mungkin memberikan kesimpulan dari bab 4 yang menjelaskan hasil dari penelitian konstruksi pesan dakwah pada esai yang ditulis Emha Ainun Nadjib dalam rubrik Khasanah di caknun.com. dan selanjutnya diakhiri dengan saran.


(19)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN TENTANG KONSTRUKSI PESAN DAKWAH MELALUI MEDIA ONLINE

A; Konstruksi Pesan

1; Konsep Konstruksi

Kata konstruksi dalam kenyataannya adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan disepakati kata konstruksi mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya. Beberapa definisi konstruksi berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar: proses, bangunan, kegiatan, bahasa dan perencanaan..

Sementara itu dikutip dari kamus ilmiah populer, konstruk mempunyai arti merupakan konsepsi, bentuk susunan, rancangan, menyusun, membangun, melukis dan memasang.16 Konstruksi pesan melihat sifatnya mempunyai tujuan untuk membangun pemahaman makna kepada komunikan (objek).

Berikut adalah definisi konstruksi menurut beberapa tokoh :

a; Burhan Bungin, menyimpulkan konstruksi merupakan sebuah aktifitas sosial yang bertujuan untuk membangun suatu makna kepada orang lain atas pesan yang disampaikan. Disini tidak ada realitas yang bersifat eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Karena realitas sosial dilihat dari konstruksi sosial, dimana realitas sosial yang dikonstruksi itu berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh peaku sosial.17


(20)

b; Menurut Sarwiji yang dimaksud dengan makna konstruksi (construction meaning) adalah makna yang terdapat dalam konstruksi kebahasaan. Jadi, makna konstruksi dapat diartikan sebagai makna yang berhubungan dengan kalimat atau kelompok kata yang ada didalam sebuah kata dalam kajian kebahasaan.18

c; Eriyanto mengemukakan pandangan konstruksi realitas “pandangan tertentu terhadap realitas masyarakat yang berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi masyarakat dalam menyikapi realitas”. Objek komunikasi (masyarakat) penyususn, sekaligus penerima pesan yang disampaikan bukan hanya menggambarkan realitas, bukan hanya menunjukkan sumber pada pesan, tetapi juga menggambarkan bagaimana media yang menjadi konsumsi. Namun masyarakat ikut berperan dalam mengkonstruksi realitas melalui konstruksi pesan dari hasil media.19

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan obyek penelitian pada konstruksi pesan dakwah. Pengertian pesan sendiri dalam ilmu komunikasi, merupakan suatu makna yang ingin disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Konstruksi pesan dimaksudkan mempunyai tujuan untuk pemahaman makna pada pesan agar terjadi kesamaan maksud antara komunikator dan komunikan, karena pesan sendiri mempunyai peranan penting dalam komunikasi.

Menurut beberapa definisi konstruksi pesan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa konstruksi pesan adalah sebuah aktifitas yang

18http://googleweblight.com/?lite_url=http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/10/pengertian-

konstruksi.html?m%3D1&ei=lHQRKJ28&lc=id-ID&s=1&m=777&host=www.google.co.id&ts=1498746837&sig=ALNZjWnoy_6TxEywFji_leAa SYbQQ1NxQA yang diakses pada Kamis 29/6/2017 pukul 22.12


(21)

bertujuan untuk membangun suatu makna pesan kepada objek. Pesan dalam media diharapkan mampu memberikan pemahaman yang jelas.

Sebagaimana peneliti memilih media online sebagai sarana penyampaian pesan. Media online yang didalamnya banyak terdapat tulisan-tulisan seperti artikel yang mampu mempengaruhi dan membangun pembaca dalam kehidupan sosial. Media cenderung memberi pengaruh besar pada masyarakat. Dalam pandangan lain konstruksi pesan yang ada dalam media khususnya esai, dilihat dari cara kerjanya media dalam mengkonstruksikan realitas memiliki akibat tertentu kepada objek komunikasi.

2; Konstruksi Media Terhadap Realitas

Dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah sekedar saluran bebas, ia menjadi subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendeinisikan realitas. pandangan semacam ini menolak argument yang menyatakan seolah-olah sebagai saluran bebas. Berita yang dibaca bukan hanya menggambarkan realitas, bukan hanya menunjukkan pandangan sumber berita, melainkan dari konstruksi media itu sendiri. Lewat berbagai instrument yang dimilikinnya, media ikut membentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan.20

Bagi kaum konstruksionis, realitas bersiat subjektif. Realitas itu hadir, karena dihadirkan oleh konsep subjektif penulis. Realitas tercipta konstruksi, sudut pandang tertentu dari penulis. Di sini tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung pada


(22)

bagaimana konsepsi ketika realitas itu bisa dipahami oleh penulis yang mempunyai pandangan berbeda.21

Pandangan konstruksionis mempunyai posisi yang berbeda dibandingkan positivis dalam media. Dalam pandangan positivis, media dilihat sebagai saluran. Media adalah sarana bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke penerima (khalayak). Media di sini dilihat murni sebagai saluran, tempat bagaimana transaksasi pesan dari semua pihak yang terlibat dalam berita. Pandangan semacam ini, tentu saja melihat media bukan sebagai agen, melainkan hanya saluran.22

Pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara stimulan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses ini terjadi karena antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.23

Realitas objektif adalah realitas yang berbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objekti dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.24 Eksternalisasi (penyesuaian diri) sebagaimana yang dikatakan Berger dan Luckmann25 merupakan produk-produk sosial dari eksternalisasi manusia yang mempunyai suatu sifat yang sui generic dibandingkan dengan konteks organismus dan konteks lingkungannya, maka penting

21 Ibid,. h 22 22 Ibid,. h 25 23 Ibid,. h 192 24 Ibid,. 192

25 Peter L. Berger and Thomas Luckman, The Social Construction o Reality, (Jakarta:LP3ES) 2012 cet ix hal 75


(23)

ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah keharusan antropologis yang berakar dalam perlengkapan biologis manusia. Keberadaan manusia tak mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak. Manusia harus terus menerus mengekternalisasikan dirinya dalam aktivitas.

Objektivitas. Tahap obyektivitas produk sosial, terjadi dalam dunia intersubjektif masyarakat yang dilembangkan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada institusionalisasi, Sedangkan individu oleh Berger dan Luckman, dikatakan memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya, maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka dapat dipahami secara langsung.26

Internalisasi, dalam arti umum internalisasi merupakan dasar bagi pemahaman mengenai ”sesama saya”, yaitu pemahaman individu dan orang lain serta pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dan kenyataan sosial.27

Individu oleh Berger dan Luckmann dikatakan, mengalami dua proses sosialisasi, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi skunder. Sosialisasi primer dialami individu dalam masa kanak-kanak, yang dengan itu, ia menjadi anggota masyarakat. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah proses lanjutan dari sosialisasi primer yang mengimbas ke individu, yang sudah disosialisasikan ke dalam sektor-sektor baru di dalam dunia objektif masyarakatnya.28

26 Bungin, sosiologi komunikasi hal 194 27 Ibid,. h197-198


(24)

Menurut Burhan Bungin, proses kelahiran konstruksi sosial media massa berlangsung dengan melalui dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut. 29

a; Tahap Menyiapkan Konstruksi

Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial30, yaitu: (1) keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Artinya, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk dijadikan sebagai mesin penciptaan uang/pelipatgandaan modal. (2) keberpihakan semu kepada masyarakat. Artinya, bersikap seolah-olah simpati, empati, dan berbagaipartisipasi kepada masyarakat. (3) keberpihakan kepada kepentingan umum. Artinya sebenarnya adalah visi setiap media massa.

b; Tahap Sebaran Konstruksi

Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dan setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.31

c; Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas

1; Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas

Tahap berikut sebaran konstruksi, di mana pemberitaan (penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya (penonton), yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat

29 Ibid,. h 204 30 Ibid,.hh 205-206 31 Ibid,. h 208


(25)

melalui tiga tahap yang berlangsung generic. Pertama, konstruksi realitas pembenaran; kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa; ketiga, sebagai pilihan konsumtif.32

2; Pembentukan Konstruksi Citra

Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model; (1) model good news (story) dan (2) model bad news (story).33

3; Tahap Konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa (penonton) memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihanya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca (penonton), tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.34

3; Pesan Dakwah

a; Pengertian Pesan Dakwah

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.35 Sementara Astrid mengatakan bahwa pesan adalah, ide, gagasan, informasi, dan opini yang dilontarkan seorang komunikator

32 Ibid,. h 208 33 Ibid h 209 34 Ibid,. h 212


(26)

kepada komunikan yang bertujuan untuk mempengaruhi komunikan kearah sikap yang diinginkan oleh komunikator.36 Sedangkan jika mengambil salah satu definisi dakwah menurut Syekh Muhammad al-Khadir Husain, dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebaikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat, dengan demikian, yang dimaksudkan atas pesan dakwah secara singkat ialah: semua pernyataan yang bersumberkan Al-Qur an dan sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan‟ (risalah) tersebut.37

Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah adalah massage, yaitu simbol-simbol. dalam literatur berbahasa arab, pesan dakwah disebut maudlu’ al-da’wah. Istilah ini lebih tepat dibanding dengan istilah “materi dakwah” yang diterjemahkan dalam bahasa arab menjadi maaddah al-dak’wah. Sebutan yang terakhir ini bisa menimbulkan kesalah pahaman sebagai logistik dakwah. Istilah pesan dakwah dipandang lebih tepat untuk menjelaskan, “isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan, dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah”. Jika dakwah melalui tulisan umpamanya, maka yang ditulis itulah pesan dakwah. Jika dakwah melalui lisan, maka yang diucapkan pembicara itulah pesan dakwah. Jika melalui tindakan, maka perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.

Dakwah berfungsi untuk mempengaruhi dan bisa mengajak manusia supaya mengikuti atau menjalankan ideologi terhadap orang yang mengajak. Sedangkan pengajak atau da'i sudah barang tentu

36 Susanto Astrid, Komunikasi dalam teori dan praktek,(Bandung:Bina Cipta,1997), hal.7 37 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah,(Jakarta:Radar Jaya Pratama, 1997), hal.43


(27)

memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut akan mencapai tujuan yang efektif dan efisien, apabila da'i mampu mengorganisir komponen-komponen atau unsur dakwah secara baik dan tepat, salah satu komponennya adalah media dan komunikasi dakwah.38

Pesan dakwah adalah setiap pesan komunikasi yang mengandung muatan nilai-nilai keilahian, ideologi, dan kemaslahatan baik secara tersirat maupun tersurat.39

Pada prinsipnya, pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dengan demikian, semua pesan yang bertentangan terhadap Al-Qur’an dan hadist tidak dapat disebut sebagai pesan dakwah. Semua orang dapat berbicara tentang moral, bahkan dengan mengutip ayat Al-Qur’an sekalipun. Akan tetapi, jika hal itu dimaksud untuk pembenaran atau dasar bagi kepentingan nafsunya semata, maka demikian itu bukan termasuk pesan dakwah. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua , yaitu pesan utama (Al-Qur’an dan Hadist) dan pesan tambahan atau penunjang (selain Al-Qur’an dan Hadist).

Maka pesan dakwah dalam penelitian ini merupakan segala sesuatu yang disampaikan oleh komunikator (Kegiatan Bantuan Sosial), yang memiliki dimensi komunikasi informasi yang bisa dilihat langsung, sekaligus di internalisasikan dengan mengandung pengertian, dan mengandung unsur-unsur dakwah islamiyah, di dalam berita yang berada pada website tersebut juga menyangkut persoalan bagaimana membantu satu sama lain, mengutamakan jiwa

38 Jamaluddin Kafie. Psikologi Dakwah, (Surabaya : Indah, 1993), hh.35-36

39 Asep Kusnawan, et-el. Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004),h.4


(28)

sosial, mengkomunikasikan, dan menginternalisasikan nilai-nilai Islam, sehingga pola fikir dan pola prilaku masyarakat bisa menjadi lebih islamiyah.

b; Karakteristik Pesan Dakwah

Karakter secara bahasa biasa diartikan sebagai pembeda, atau ciri-ciri sifat, bagaimana dengan karakteristik pesan dakwah, Karakteristik pesan dakwah berarti adalah ciri-ciri sifat pesan dakwah. Menurut Ali Aziz dalam bukunya “ilmu dakwah” karakteritik pesan dakwah dibagi tujuh, yaitu Orisinil dari Allah SWT, mudah, lengkap, seimbang, universal, masuk akal, dan membawa kebaikan.40

c; Macam-Macam Pesan Dakwah

Sebenarnya pesan dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai.41 Keseluruhan pesan yang lengkap dan luas akan menimbulkan tugas bagi da'i untuk memilih dan menentukan materi dakwah sehingga dapat disesuaikan dengan memperhatikan sikon dan timing yang ada. Dan juga harus diadakan prioritas-prioritas mana yang wajib disampaikan dan mana yang sunnah di sampaikan.42

Menurut M. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah, mengelompokkan dalam tiga bagian. Yaitu :43

1; Tentang keimanan (Aqidah).

40 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah,(Jakarta:Prenada Media Group),h.342 41 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah,(Surabaya: Al-Ikhlas),h. 60

42 Mahfud Syamsul Hadi dkk, Rahasia Keberhasilan Dakwah,(Surabaya: Ampel Suci,1994),h. 122-123


(29)

Kata aqidah berasal dari bahasa arab aqidah, yang bentuk jama'nya adalah aqa'id dan berarti faith, belief (keyakinan dan kepercayaan). Namun menurut Louis Ma'luf adalah ma uqida'alayh qalb wa al-dlamir, yang artinya sesuatu yang mengikat hati dan perasaan.44

2; Tentang Syari'ah

Secara bahasa, kata syari'ah berarti "jalan tempat keluarnya air untuk minuman", dan kemudian dari bangsa arab menggunakan kata ini untuk konotasi jalan lurus.

Namun pada saat akan di gunakan dalam sebuah pembahasan hukum, maka menjadi "segala sesuatu yang disyari'atkan Allah kepada hamba-hamba-Nya" sebagai jalan lurus untuk memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.45

3; Tentang Akhlaq

Akhlaq secara etimologis berasal dari bahasa arab akhlaq yang merupakan bentuk Jama’ dari “khuluqun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.46 Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persamaan dan perkataan "khalqun" yang berarti kejadian yang di ciptakan. Dari keterangan di atas, kesamaan arti kata mengisyaratkan bahwa selama akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara tuhan (kholiq) dengan perilaku manusia (makhluk).

Namun dari segi terminologi, ada beberapa pakar yangtelah mendefinisikan tentang akhlak, antara lain :

44 Study Isla IAIN Supel Surabaya, Pengantar Study Islam,(Surabaya: IAIN Supal Surabaya, 2005),h.75

45 Study Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Study Islam,(Surabaya:UIN Sunan Ampel Press).h,106


(30)

Menurut Abd Al-Karim Zaidan adalah Akhlak merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk untuk kemudian harus melakukan atau meninggalkannya.47

B; Media Online

1; Konsep Dan Teori Media Online

Menurut Romeltea dalam www.romelteamedia.com menjabarkan definisi media online sebagai berikut:

a; Pengertian Umum Media Online

Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secaraonline. b; Pengertian Khusus Media Online

Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media --singkatan dari media komunikasi massa—dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas. Pengertian media online secara khusus adalah media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel, feature) secara online. Asep Syamsul M. Romli dalam buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online (Nuansa, 47 Abd Al-Karim Zaidan, Pengantar Study Islam,(Surabaya: IAIN Supel Press,2005),h.109


(31)

Bandung, 2012) mengartikan media online sebagai berikut, “Media online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet”. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalism didefinisikan wikipedia sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”. Secara teknis atau “fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet).48

Dilihat dari penggunaanya media online terdiri beberapa unsur sebagai berikut:

a; Situs Web

1; Sejarah dan Pengertian Web

World Wide Web (WWW) atau yang lebih dikenal dengan web ditemukan oleh seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Sir Timothy John “Tim” Berners-Lee sekitar 1980-an . awalnya web ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti ditempat dia bekerja, yaitu di European Laboratory For Particle Physics(lebih dikenal dengan nama CERN), di kota geneva dekat perbatasan perancis dan swiss. Teknologi web semakin banyak digunakan untuk pembuatan website hingga web application. Jenis-jenis website baru pun mulai bermunculan dan dikembangkan oleh para developer web atau jasa website. Website dengan jenis baru lahir

48 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online (Dilengkapi Kiat Blogger, Teknik SEO dan Tips Media Sosial), Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia, 2012, hal: 14


(32)

sebagai prototype bagi pengembang lain untuk mengembangkan jenis website serupa.49

2; Jenis-jenis Web

Berikut adalah ini Jenis jenis website yang beredar saat ini dan mulai menjadi tren.

a; Basic

Secara basic, website disediakan publikasi informasi adapun informasi yang akan disediakan adalah beraneka ragam dari profil pribadi hingga commpany profiel.Fokus situs ini adalah publikasi informasi.

b; Search engine

Search engine adalah situs yang menyediakan mesin pencari. Search engine secara otomatis mencari dan menyimpan data-data situs yang berada di internet. Adapun materi yang dapat dicari adalah segala sesuatu yang tergabung di dalam website yang terhubung di internet, seperti mencari sebuah alamat website, file-file multimedia dan grafis yang terkandung di dalam website. Dalam hal ini situs-situs lain berlomba-lomba menduduki tempat tertinggi untuk dapat dicari oleh search engine. Fokus situs ini adalah sebagai mesin pencari situs lain.

c; Portal

Situs jenis portal merupakan pintu gerbang bagi situs lain seperti halnya juga search engine. Namun, di dalam portal situs-situs tersebut lebih disusun untuk disajikan. Berbeda dengan search engine, situs-situs tersebut bukan dicari datanya secara otomatis oleh mesin pencari melainkan disimpan dan dikelola

49 Deni darmawan,Deden Hendra Permana,Desain Dan Pemprograman Website, (Bandung.Pt.Remaja Rosdakarya,2013),h.2


(33)

oleh pengelola portal secara dictionary, umumnya portal-portal besar juga menyediakan layanan internet lain seperti email bagi member dan lain-lain. Fokus situs ini adalah sebagai gerbang dan facebook bagi situs lain.

d; Blog

Blog merupakan buku harian yang terpublish di internet. Seorang pengelola blog dapat dengan bebas menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan kedalam website ini. Tulisan tersebut selanjutnya disimpan didatabase dan di publish di internet. Fungsional situs ini adalah publikasi dalam bentuk artikel di internet. Fokus situs ini adalah manajemen artikel.

e; Networking

Situs jenis networking adalah situs penyedia yang menampung member-member untuk membentuk suatu komunitas sehingga member-member didalam website tersebut dapat saling berkomunikasi dan bertukar pikiran. Didalam website ini, sesama member dapat saling berkenalan dan menjalin relasi satu sama lain. Pertukaran pesan dan testimonial pun terjadi diantara member yang belum atau sudah menjalin relasi.Fokus situs ini adalah friend relationship atau berteman dan berkomunitas di dalam internet.

f; Forum

Forum adalah situs membership seperti networking situs ini lebih berfokus sebagai ajang diskusi di internet. Adapun diskusi dalam bentuk tulisan yang diposting oleh member di organisasikan dengan lebih baik hingga perkategori yang terdiri


(34)

dari berbagai sub-sub. Tujuan situs ini adalah wadah saling bertukar pikiran dalam diskusi online.

g; News

News site adalah situs yang mengelola berita untuk dipublish ke internet. Pengelola website dapat mengelola antara lain menulis dan memanage berita. Kemudian user internet dapat melihat informasi berita bersebut melalui website.Fokus situs ini adalah manajemen berita.

h; Event Organizer

Situs jenis ini adalah situs yang mengelola manajemen informasi pengadaan acara. Informasi yang disajikan situs ini biasanya berorientasi waktu, misalnya informasi kapan diadakan sebuah event, event yang terlewatkan dan event yang akan diadakan nantinya. Di dalam nya juga terdapat keterangan deskripsi tentang event tersebut dan judul event.Fokus situs ini adalah manajemen informasi event.

i; Gallery

Gallerry site menyediakan fasilitas publikasi foto dan gambar secara online. Pengelola website dapat menyimpan foto atau gambar yang diinginkan lalu kategori dan dimanage setelah dipublish.Fokus situs ini adalah publikasi foto dan gambar.

j; Multimedia Streaming

Saat ini video streaming dan audio streaming merupakan tren baru dari dunia website. Didalam situs jenis ini seseorang dapat menonton atau mendengarkan secara langsung multimedia melalui web. Untuk membangun situs ini diperlukan server yang memiliki koneksi internet yang high dan up stream. Hal ini


(35)

dikarenakan file-file multimedia yang relatif berukuran besar. Fokus situs ini adalah publikasi audia dan video online.

k; E-Commerce

Situs dengan sistem e-commorce adalah situs yang bertujuan untuk melakukan perdagang melalui media internet. Pengelola dapat mengorganisir barang-barang yang ingin dijual lalu mempublikasikan secara online beserta harganya. Ada juga yang menyediakan transaksi online melalui website ini. Dalam hal ini website dimanfaatkan sebagai toko didalam internet. Fokus situs ini adalah perdagangan online.

l; E-Learning

E-Learning merupakan situs yang menyediakan pembelajaran online melalui internet. Pembelajaran dilakukan melalui berbagai media seperti tulisan, gambar hingga multimedia.50

2; Dakwah Media Online

Media berasal dari bahasa latin medium yang berarti perantara, pengantar atau penengah. Media adalah perantara dari sumber informasi kepenerima informasi, dengan demikian media pertama kali digunakan sebagai alat bantu penyalur pesan.51 Media ialah alat atau wahana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.52

Jika melihat dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa media dakwah termasuk hal yang paling mendasar sebagai media penyampai, hingga media massa.

50 Deni darmawan,Deden Hendra Permana,Desain Dan Pemprograman Website, (Bandung.Pt.Remaja Rosdakarya,2013),h.6

51 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta:Kencana Prenadamedia Group),h.58 52 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2010),h.104


(36)

Media komunikasi dakwah banyak sekali jumlahnya mulai yang tradisional sampai yang modern misalnya kentongan, beduk, pagelaran kesenian, surat kabar, papan mengumuman, majalah, flim radio, televisi dan internet. Dari semua itu, pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai media tulis atau cetak, visual, aural, dan audiovisual.53

Begitu cepatnya kemajuan teknologi komunikasi berlangsung dari waktu ke waktu, telah memberi pengaruh terhadap cara-cara manusia berkomunikasi.54

Seiring berkembangnya teknologi, manusia akan mencari kemudahan-kemudahan baru dalam menjalankan aktifitasnya, termasuk dalam hal teknologi, komunikasi, dan tentunya dakwah. Saat ini setiap orang bisa membuat media dakwah sendiri dengan kebebasan akses dan peluang yang ada di media sosial. Namun, ada hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis yang berdakwah melalui media meliputi:

1; Penggunaan media dakwah bukan dimaksudkan untuk mengganti pekerjaan da i atau mengurangi peranan da i.‟ ‟

2; Tiada media satupun yang harus dipakai dengan meniadakan media orang lain.

3; Setiap media memiki kelemahan dan kelebihan.

4; Gunakan media sesuai dengan karakteristiknya.

5; Setiap hendak menggunakan media harus benar-benar dipersiapkan dan diperkirakan apa yang akan dilakukan sebelum, selama dan sesudahnya.

53 Ibid 54 Ibid h. 46


(37)

6; Keserasian antara media, tujuan, materu dan objek dakwah harus mendapatkan perhatian serius.

C; Penelitian Terdahulu Yang Relevan

a; Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Tausiyah Pada Republika Online oleh Muhamad Syarifuddin, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Penelitian tersebut sama-sama meneliti tentang website atau situs yang ada di internet, namun pada penelitian ini yang diteliti adalah website caknun.com website resmi dari Emha Ainun Nadjib untuk jamaah maiyah, sehingga objeknya pun berbeda tetapi sama-sama mengkaji tentang isi website.55

b; Konstruksi Dakwah Dalam Film Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cina (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Tentang Konstruksi Pesan Dan Metode Dakwah) oleh Nawal Karomi, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya 2016. Penelitian tersebut sama-sama meneliti tentang konstruksi pesan dakwah. Namun pada penelitian ini objek kajian yang dikaji terdapat pada website, sedangkan penelitian yang terdahulu mempunyai objek film dalam penelitiannya.56

c; Pesan Dakwah Majalah Digital Al-Falah Rubrik Kajian Bedah Hadits Edisi 317 - 319 : Analisis Wacana Van Dijk oleh Aswawi mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya 2015. Dalam penelitian tersebut sama-sama meneliti rubrik dalam media, akan tetapi objek penelitian dalam website yang berbeda. Pada penelitian tersebut

55 Muhamad Syarifuddin, Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Tausiyah Pada Replubika Online, (Jakarta: Dalam Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009)

56 Nawal Karomi, Konstruksi Dakwah Dalam Film Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cina (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Tentang Konstruksi Pesan Dan Metode Dakwah), (Surabaya: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016)


(38)

juga sama-sama meneliti pesan dakwah dengan menggunakan analisis wacana model Van Dijk. Dalam penelitian ini juga lebih mengkaji tentang konstruksi pesan dakwahnya.57

57 Aswawi, Pesan Dakwah Majalah Digital Al-Falah Rubrik Kajian Bedah Hadits Edisi 317 - 319 : Analisis Wacana Van Dijk, (Surabaya: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016)


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A; Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian non kancah dengan metode analisis teks media. Analisis teks media merupakan jenis penelitian yang memanfaatkan teknis analisa dan studi kepustakaan dengan obyek kajian media. Terdapat beberapa jenis model analisis teks media diantaranya analisis wacana, analisis semiotic, dan analisis framing/bingkai.

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis teks media karena hanya pada penelitian ini hanya menganalisa sebuah tulisan yang ada pada website caknun.com. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis analisis wacana. Analisis wacana tersebut digunakan sebagai pisau bedah dalam menganalisa konstruksi pesan dakwah yang terdapat dalam esai karya Emha Ainun Nadjib di website caknun.com.

Sementara dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha

menurunkan pemecahan yang ada sekarang berdasarkan data-data

dipenyajian data, menganalisis dan menginterpretasikan, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan membuat prediksi.58 Pendekatan inilah yang di gunakan peneliti pada


(40)

B; Unit Analisis

Analisis yang dipakai adalah teknik analisis milik Teun A van Dijk. Teun A van Dijk adalah seorang sarjana di bidang linguistik teks, analisis wacana dan Analisis Wacana Kritis. Dengan Walter Kintsch ia memberikan kontribusi untuk perkembangan psikologi pengolahan teks. Sejak 1980-an karyanya dalam Analisis Wacana Kritis difokuskan terutama pada studi tentang reproduksi diskursif rasisme dengan apa yang dia sebut ‘elite simbolik’ (politikus, wartawan, sarjana, penulis), studi tentang berita di pers, dan pada teori ideologi dan konteks. Teun A. van Dijk adalah seorang profesor studi wacana di Universitas Amsterdam dari tahun 1968 hingga 2004.59

Dari sekian banyak model analisis wacana, model Van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Mungkin karena model Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa diaplikasikan secara praktis. Model yang dipakai Van Dijk ini kerap disebut sebagai “kognisi sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.

Van Dijk membagi kerangka analisis wacana menjadi tiga bagian struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung, diantaranya:

1; Struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

59https://mufatismaqdum.wordpress.com/2011/03/25/sekilas-tentang-teun-a-van-dijk-dengan-analisis-wacana-kritis/ dilihat pada Minggu 30 Juli 2017 pukul 16.05


(41)

2; Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3; Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakau dan sebagainya.

Tabel 1.0

Elemen Wacana Van Dijk

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen

Struktur makro TEMATIK

(Apa yang dikatakan?)

Topik

Superstruktur SKEMATIK

(Bagaimana pendapat disusun dan

dirangkai?)

Skema

Struktur Mikro SEMANTIK

(Makna yang ingin ditekankan dalam esai)

Latar, detail, maksud, praanggapan,

nominalisasi

Struktur Mikro SINTAKSIS

(Bagaimana pendapat disampaikan?)

Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti

Struktur Mikro STILISTIK

(Pilihan kata apa yang dipakai?)

Leksikon

Struktur Mikro RETORIS

(Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan?)

Grafis, metafora, ekspresi


(42)

Untuk memperoleh gamabran ihwal elemen-elemen struktur wacana tersebut, berikut adalah beberapa hal yang dapat diamati:

a; Tematik

Secara harfiah tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan”, atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini berasal dari sudut sebuah tulisan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat kita lihat dalam teks atau bagi cara-cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheren. Tematisasi merupakan proses pengaturan tekstual yang diharapkan pembaca sedemikian sehingga dia dapat memberikan perhatian pada bagian-bagian terpenting dari isi teks, yaitu tema.

Kata tema kerap disandingkan dengan apa yang disebut topik. Kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Topik secara teoritis dapat digambarkan sebagai dalil (proposisi), sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran sosial. Topik menunjukkan informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator.

Teun Van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikator dalam mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikatir dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana. Sebagai strujtur makro juga memberikan pandangan apa yang dilakukan untuk mengatasi suatu masalah. Topik dalam kerangka Van Dijk , dalam teks akan didukung


(43)

oleh beberapa subtopik. Masing-masing subtopik ini mendukung,

memperkuat, bahkan membentuk topik utama.60

b; Skematik

Struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Bentuk wacana umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup dan sebagainya. Skematik

mungkin merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Apakah informasi penting disampaikan di awal, atau pada kesimpulan bergantung kepada makna yang didistribusikan dalam wacana. Dengan kata lain struktur skematik memberikan tekanan: bagian mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa dikembangkan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

c; Semantik

Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang terkecil yang disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang terbentuk dari penggabungan satuan-satuan kebahasaan.

Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Analisis wacana banyak memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang secara eksplisit ataupun implisit. Dengan kata lain semantik tidak hanya


(44)

mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa.

Semua strategi semantik selalu dimaksudkan untuk

menggambarkan diri sendiri atau kelompok sendiri secara positif; sebaliknya menggambarkan kelompok lain secara buruk, sehingga menghasilkan makna yang berlawanan.

Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar peristiwa itu dipakai untuk menyediakan latar belakang hendak kemana makna suatu teks itu dibawa. Bentuk lain dari strategi semantik adalah detail

suatu wacana. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seorang (komunikator). Tujuan akhirnya adalah kepada publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator. Elemen lain adalah pengandaian (presupposition) yang dapat memberikan citra tertentu ketika diterima khalayak. Pengandaian hadir dengan memberi pernyataan yang dipandang terpercaya dan karenanya tidak perlu dipertanyakan.61

d; Sintaksis

Secara rtimologis sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein = ‘menempatkan’). Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Ramlan yang dikutip oleh Alex Sobur mengatakan bahwa sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacama, kalimat, klausa, dan frase.

Salah satu strategi pada level semantik ini adalah dengan

pemakaian koherensi. Kamus Webster memberikan keterangan

mengenai koherensi sebagai berikut:


(45)

1; Kohesi; perbuatan atau keadaan mneghubungkan,

mempertalikan.

2; Koneksi; hubungan yang cocok dan sesuai atau kebergantungan

satu sama lain yang rapi, beranjak dari hubungan-hubungan alamiah bagian-bagian atau hal-hal satu sama lain, seperti dalam bagian-bagian wacana, atau argument-argumen suatu rentetan penalaran.

Dalam analisis wacana, koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan memakai koherensi, sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika komunikator menghubungkannya.

Koherensi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas.

Bentuk lain adalah dengan melakukan nominalisasi yang dapat memberi sugesti kepada khalayak adanya generalisasi. Elemen wacana yang berhubungan dengan pertanyaan apakah komunikator memandang obyek sebagai sesuatu yang tunggal berdiri sendiri ataukah sebagai suatu kelompok (komunitas).

Strategi pada level sintaksis adalah dengan menggunakan bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subyek dari


(46)

pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif, seseorang menjadi obyek dari pernyataannya.

Bentuk lain adalah bagaimana proposisi-proposisi diatur dalam satu rangkaian kalimat. Proposisi mana yang ditempatkan di awal kalimat, dan mana yang timbul karena akan menunjukkan bagian mana yang lebih ditonjolkan kepada khalayak. Elemen lain adalah kata ganti. Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana.62

e; Stilistik

Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian, style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, pola rima, mantra yang digunakan seorang sastrawan yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

Menyinggung soal pilihan leksikal, pengertian pilihan leksikal atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan.


(47)

Elemen pemilihan leksikal pada dasarnya menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atau frase atas berbagai kemungkinan kata atau frase yang tersedia.63

f; Retoris

Strategi dalam level retoris adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara dan menulis. Pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik), atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasive dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak. Diantaranya, dengan menggunakan gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak), sebagai suatu strategi yang menarik perhatian, atau untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh khalayak.

Strategi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana pembicara menempatkan/memposisikan dirinya di antara khalayak. Dalam analisis wacana, seorang komunikator tidak hanya menyampaikan pesan pokok, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora

yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu teks. Tetapi pemakaian metafora tidak boleh menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks.

Wacana terkahir yang menjadi strategi dalam level retoris ini adalah dengan menampilkan apa yang disebut visual image. Dalam teks, elemen ini ditampilkan dengan penggambaran detail berbagai hal yag ingin ditonjolkan.64

C; Tahap-tahap Penelitian

63 Ibid, h. 82-83


(48)

Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap penggalian data, tahap penyajian data, tahap analisis data, dan tahap intrepretasi data.

Tahap-Tahap diatas akan dijelaskan sebagaimana berikut :

1; Tahap Penggalian Data

Penggalian data dalam penelitian ini akan menggunakan dua teknik yaitu:

a; Observasi (pengamatan)

Teknik ini akan dilaksanakan dengan membaca secara cermat esai yang akan diteliti. Setiap aspek dari esai tersebut mulai dari pemilihan diksi, gaya bahasa, penekanan, alur, topik, tema, setting dan lain-lain. Utamanya pada bagian-bagian yang berisikan esai Emha Ainun Nadjib.

b; Dokumentasi

Teknik ini menekankan pada pengumpulan dokumen-dokumen berupa kutipan esai karya Emha Ainun Nadjib yang diambil dari

website caknun.com yang berkaitan dengan objek penelitian.

2; Tahap Penyajian Data

Peneliti menggunakan metode Induktif dalam menyajikan data yang diperoleh, Yaitu dengan membedah persoalan secara khusus, yaitu konstruksi pesan dakwah dalam esai yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib

3; Tahap Analisis Data

Analisis data, menurut Patton, adalah proses pengaturan urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.65 dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data-data 65


(49)

yang dikumpulkan melalui metode Naratif, Yaitu menguraikan fakta-fakta yang terkandung secara urut dan menyeluruh.66

4; Tahap Intrepretasi Data

Intrepretasi data, masih menurut Patton, yaitu pemberian arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian.67 Dalam penelitian

ini, peneliti akan mencoba memberikan penilaian serta intrepretasi reflektif terhadap berbagai temuan data selama proses penelitian.

5; Tahap Pengujian Keabsahan data

Demi menghindari kesalahan dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode dalam memferivikasi keabsahan data. Beberapa teknik pengujian keabsahan data dalam paradigma kualitatif dikemukakan oleh Lexy J Moloeng (2009). Namun kami hanya mengambil beberapa diantaranya yang cocok dengan penelitian ini. antara lain :

1; Ketekunan (Keajegan) Pengamatan

Ketekunan pengamatan menjadi hal yang sangat vital dalam mencari secara konsisten terhadap interprestasi dengan berbagai cara yang berkaitan dengan proses analisis yang konstan. Peneliti akan menelaah lagi dan mencermati lagi data-data yang terkait dengan fokus masalah penelitian sehingga data tersebut benar-benar dapat dipahami dan tidak diragukan kebenarannya.

2; Kecukupan Referensial

Tingkat keabsahan penelitian Kualitatif tergantung pada datanya. Dalam Penelitan ini disini mencoba untuk menyajikan data dengan Rosdakarya,2009) Lexy J Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), h. 280

66Ibid, h. 216


(50)

ruang lingkup seluas mungkin dan sudut pandang yang sevariatif mungkin. Diharapkan dengan teknik ini bias pemahaman bisa ditekan seminimal mungkin.


(51)

D; Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis wacana. Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Sebagaimana dikutip oleh Alex Sobur dari buku Analisis Wacana Kritis karya Eriyanto, jika analisis kuantitatif lebih menekankan pertanyaan “apa” (what), analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacama lebih bisa melihat makna tersembunyi dari suatu teks.68

Analisis wacana lebih bersifat kualitatif karena lebih menekankan pada pemaknaan teks. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya, analisis wacana tidak memerlukan lembar koding yang mengambil beberapa item atau turunan dari konsep tertentu. Meskipun ada panduan apa yang bisa dilihat dan diamati dari suatu teks, pada prinsipnya semua bergantung pada interpretasi dari peneliti. Isi pandang bukan sesuatu yang mempunyai arti yang tepat, di mana peneliti dan khalayak mempunyai penafsiran yang sama atas suatu teks. Justru yang terjadi sebaliknya, setiap teks pada dasarnya dapat dimaknai secara berbeda dan dapat ditafsirkan secara beragam.

Analisis wacana berpretensi memfokuskan pada pesan latent

(tersembunyi). Begitu banyak teks komunikasi disajikan secara implisit.


(52)

Makna suatu pesan dengan demikian tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata dalam teks, namun dianalisis dari makna yang tersembunyi. Pretensi analisis wacana adalah pada muatan, nuansa, dan makna yang laten dalam teks media.69

Analisis wacana bukan sekadar bergerak dalam level makro (isi dari suatu teks), tetapi juga pada level mikro yang menyusun suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi, dan retoris. Dalam analisis wacana, bukan hanya kata atau aspek isi lainnya yang dapat dikodekan, tetapi struktur wacana yang kompleks pun dapat dianalisis pada berbagai tingkatan deskripsi.

Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi karena tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi dengan beberapa asumsi. Di antaranya, setiap peristiwa pada dasarnya selalu bersifat unik, karena itu tidak dapat diperlakukan prosedur yang sama yang diterapkan untuk isu dan kasus yang berbeda.70

Analisis wacana menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi. Menurut Van Dijk yang dikutip oleh Alex Sobur, sebuah wacana dapat berfungsi sebagai suatu pernyataan (assertation), pertanyaan (question), tuduhan (accusation), atau ancaman (threat). Wacana juga dapat digunakan untuk mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain untuk melakukan diskriminasi. Dalam wicara atau percakapan (conversation), bentuk-bentuk wacana interaksional juga relevan untuk dianalisi. Misalnya bagaimana orang mengganti giliran bicara dan bagaimana mereka menyusun sketsa pembicaraan dalam urutan tertentu.71

Jika merujuk pada pendapat Ann N. Crigler yang dkutip Alex Sobur dalam bukunya, analisi wacana termasuk dalam pendekatan konstruksionis. Setidaknya, ada dua karakteristik penting dari pendekatan

69 Ibid, h. 70

70 Ibid, h. 71


(53)

konstruksionis. Pertama, pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas politik. Kata makna itu sendiri menunjuk kepada sesuatu yang diharapkan untuk ditampilkan, khususnya melalui bahasa. Makna bukanlah sesuatu yang absolut, konsep statik yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan. Kedua, pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai proses ynag terus menerus dan dinamis. Pendekatan konstruksionis tidak melihat media sebagai faktor penting, karena media itu sendiri bukanlah sesuatu yang netral. Perhatian justru ditetapkan pada sumber dan khalayak. Dari sisi sumber (komunikator), pendekatan konstruksionis memeriksa pembentukan bagaimana pesan ditampilkan, dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana konstruksi makna individu ketika menerima pesan.72

Analisis wacana terutama menyerap sumbangan dari studi linguistik-studi untuk menganalisis bahasa seperti pada aspek leksikal, gramatikal, sintaksis, semantik, dan sebagainya. Hanya berbeda dengan analisis linguistik, analisis wacana tidak berhenti pada aspek tekstual, tetapi juga konteks dan proses produksi dan konsumsi dari suatu teks. Wacana merujuk pada pemakaian bahasa tertulis dan ucapan tidak hanya dari aspek kebahasaannya saja, tetapi juga bagaimana bahasa itu diproduksi dan ideologi dibaliknya. Memandang bahasa semacam ini berarti meletakkan bahasa sebagai bentuk praktik sosial. Bahasa adalah suatu bentuk tindakan, cara bertindak tertentu dalam hubungannya dengan realitas sosial.73

72 Ibid, h. 72


(54)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A; Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian

1; Emha Ainun Nadjib

Emha Ainun Nadjib atau yang lebih akrab dengan panggilan Cak Nun merupakan budayawan dan intelektual muslim asal Jombang, Jawa Timur. Anak keempat dari 15 bersaudara ini pernah menjalani pendidikan di Pondok Modern Gontor-Ponorogo dan menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Namun pendidikan formalnya di UGM, tepatnya di Fakultas Ekonomi, hanya mampu Cak Nun selesaikan 1 semester saja. Sebelum menikah dengan Novia Kolopaking, Cak Nun pernah menukah dan dikaruniai seorang anak yang merupakan vokalis dari grup band Letto, Noe. Sedangkan dari pernikahannya dengan Novia, Cak Nun dikaruniai empat anak.

Pada bulan Maret 2011, Cak Nun memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, Penghargaan Satyalancana Kebudayaan diberikan kepada seseorang yang memiliki jasa besar di bidang kebudayaan dan mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.


(55)

Cak Nun belajar sastra pada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius, dengan merantau di Malioboro, Yogyakarta antara tahun 1970-1975. Ia pun gemar menekuni beberapa pementasan teater yang berhasil digelarnya. Cak Nun juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman(1985).

Selain teater, Cak Nun juga adalah seorang penulis buku dan aktif di kelompok musik arahannya, Musik Kiai Kanjeng, yang selalu membawakan lagu-lagu sholawat nabi dan syair-syair religius yang bertema dakwah. Selain itu, Cak Nun rutin menjadi narasumber pengajian bulanan dengan komunitas Masyarakat Padang Bulan di berbagai daerah.74

2; Website Caknun.com

CAKNUN.COM merupakan official site dari Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang dikelola oleh Progress Management. CAKNUN.COM merupakan website yang diusulkan secara langsung oleh Cak Nun kepada Progress yang sekaligus ditunjuk untuk mengelola. CAKNUN.COM dirilis pada tahun 2010, dibangun dengan open source web software WordPress dan sudah melalui berbagai versi. Konsep konten yang ada di website ini sebagian besar merupakan ide Cak Nun sendiri, juga masukan dari Sabrang Mowo Damar

74 https://profil.merdeka.com/indonesia/e/emha-ainun-nadjib/ dilihat pada Senin 3 Juli 2017 jam 23.38


(56)

Panuluh (Noe Letto), Toto Rahardjo, Cak Zakki dan lainnya. Progress hanya berusaha mengimplementasikannya dalam bentuk website agar semudah mungkin dikelola dan dibaca, sekaligus menyediakan serta mengolah bahan yang ada termasuk dokumentasi foto dan video, juga arsip-arsip tulisan yang relevan untuk dimuat di website ini.

Saat ini, CAKNUN.COM sudah memasuki versi ke delapan secara desain, dengan beberapa penambahan dan perubahan konten, namun mengalami perubahan yang sangat signifikan secara desain. Tidak ada tujuan yang spesifik tentang pemilihan desain. Satu-satunya tujuan adalah kemudahan pembuatan versi mobile menyesuaikan teknologi yang semakin berkembang. Poin utama adalah minimalis, simpel, ringan dan mudah diakses. Pemilihan konten jauh lebih ketat dibanding dengan era Padhangmbulan.com. Dan setiap konten Insya Allah merupakan tulisan original (walaupun tidak menutup kemungkinan sudah pernah dipublikasikan di media lain) karya beberapa kontributor termasuk dari teman-teman Jamaah Maiyah dan lainnya.75

B; Penyajian Data

1; Esai Muhammad Ainun Nadjib “Najwa Menanti Shoikhah” Najwa menanti Shoikhah

Yogyakarta - Rabu, 24 Mei 2017

Di sebuah forum ada orang yang menuduh saya mengerti Bahasa Arab, sehingga bertanya: “Apa Bahasa Arabnya Medsos?” Karena tuduhannya ngawur, maka saya merasa berhak untuk menjawab ngawur juga: “Najwa”.


(57)

Tentu saja semua orang tertawa, dengan sebab masing-masing, yang berbeda denga asal-usul jawaban saya. Untung di samping saya ada orang desa saya yang dipilih oleh Kerajaan Saudi Arabia menjadi satu dari Sembilan anggota Majlis UmanaBahasa Arab Dunia. 6 dari Negara-Negara Timur Tengah, 1 dari Afrika, 1 Eropa, lha orang dusun saya Menturo Jombang ini ditunjuk mewakili Asia — meskipun dia tak pernah sekolah di Negara-Negara yang berbahasa Arab.

Dia segera menolong keadaan. “Kalau kontekstual dan asosiatif, bisa saja Najwa dipakai untuk memaksudkan Medsos”, katanya.

Ada firman yang bunyinya seakan-akan Tuhan menjawab pertanyaan tentang medsos, hoax, ujaran kebencian, lempar batu sembunyi tangan dst: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia”.

Kata “Najwa” dipakai untuk “bisikan-bisikan”. Tidak meledak-ledak, tidak gaduh, tidak berisik, jari-jari manusia secara lembut nutul-nutul layar telepon genggamnya, tapi bisa menghasilkan booming informasi, viral kasus, atau ledakan-ledakan komunikasi yang memenuhi permukaan bumi.

Medsos membuka pintu lebar-lebar untuk bisa digunakan sebagai sarana terror intelektual, politis, emosional. Medsos adalah mega-loudspeaker dari budaya rasan-rasan, yang rentang efeknya berjuta kali lipat. Orang bisa “membunuh” siapa saja dan merasa aman dan lega karena relatif tersembunyi di “kegelapan”. Medsos bisa membuat penduduk Bumi cemas, was-was, bingung di “perempatan jalan silang antara kebenaran dan kebohongan”. Kata “was-was” juga dipakai Tuhan untuk konteks “membisik-bisikkan” ke hati manusia (“yuwaswisu fi shudurinnas”), yang pelakunya adalah Jin dan manusia sendiri. Mungkin Tuhan nyindir: kalau nyalahin setan jangan menuding keluar, tapi ke dalam dirimu masing-masing, sebab kalian sendirilah produsen Setan.

Medsos adalah sabana Peradaban baru yang belum ketemu tata nilai komunikasinya, sedang disimulasikan secara empirik garis-garis batas etikanya, disusun pelan-pelan secara dinamis dan penuh kegaduhan prosentase manfaat dan mudaratnya. Tapi Majlis Ulama Agama apapun tidak mungkin mengharamkannya, karena ia hanya alat atau wadah. Yang salah adalah penggunanya. Manusianya.

Kalau orang membunuh tetangganya pakai pisau, jangan lantas bikin Perda melarang pisau. Kalau seseorang menafsirkan ujaran Agama, filosofi atau kata-kata mutiara, lantas memutuskan nge-bom Mall, jangan salahkan bomnya atau Agamanya. Pak Hakim jangan masukkan Abu Nawas ke penjara karena membawa pisau ke mana-mana, sehingga dikhawatirkan akan membunuh orang. Nanti Abu Nawas menerima vonis itu dengan syarat masuk bui bersama Pak Hakim, karena Pak Hakim ke mana-mana bawa alat kelamin, dikhawatirkan akan memperkosa wanita.

Memang kita semua di abad 21 ini perlu mempelajari tanah, benih dan akar. Tidak hanya menikmati buah dari pohon. Perlu memperbanyak pembelajaran


(1)

dalam Tafsir Al-Maraghi At- Tabayyun berarti mencari kejelasan.Menurut Gus Dur dalam bukunya yang berjudul Tabayyun Gus Dur, Tabayyun adalah menjernihkan dan memperjelas suatu perkara atau asal muasal suatu peristiwa sebelum berdebat dalam berselisih paham.


(2)

BAB V

PENUTUP

A; Kesimpulan

Konstruksi yang dilakukan oleh Emha Ainun Nadjib untuk menyampaikan pesan dakwah yaitu melalui proses Eksternalisasi, Objektivitas, Internalisasi. Yang pertama, Emha Ainun Nadjib melakukan Eksternalisasi. Yaitu dengan cara menyesuaikan diri kepada mad’u. Dapat dilihat dari beberapa tulisannya. Gaya penulisan yang dipilih oleh Emha Ainun Nadjib senantiasa naik turun bobotnya. Karena mad’u Emha Ainun Nadjib tediri dari banyak kalangan. Kedua, Emha Ainun Nadjib melakukan Objektivitas. Dapat dilihat dari cara Emha Ainun Nadjib pemahaman pada Esai berjudul Shummun-Bhukmun yang seolah dia memanifestasikan dirinya pada produk kegiatan manusia. Ketiga, Emha Ainun Nadjib melakukan Internalisasi. Seperti pada ungkapan Emha Ainun Nadjib tentang media sosial. Yang mana banyak orang salah paham dengan media sosial, bahkan menyalahgunakan media sosial. Emha Ainun Nadjib sebagai pendakwah menyampaikan pesan dakwah dengan memberikan pemahaman tabayyun. Dengan begitu Emha Ainun Nadjib mengajak mad’u untuk mengklarifikasi, lebih berhati-hati dan lebih berpikir positif dalam menangkap informasi dan menghadapi sesuatu.


(3)

1; Kepada peneliti selanjutnya agar penelitian ini ini mampu menjadi acuan dan mampu mengembangkan penelitian ini, sehingga dapat dipahami lagi konstruksi dalam berdakwah.

2; Untuk mahasiswa KPI agar mampu mendalami lagi kajian tentang teks media untuk memperdalam ideologi berbagai media yang ada di Indonesia maupun media luar negeri dalam mengkonstruk sebuah berita.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

A. Purtanto, Pius, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994

Astrid, Susanto, Komunikasi dalam teori dan praktek, Bandung:Bina Cipta,1997 Aziz, Moh Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta:Prenada Media Group2012

Bakhtiar, Wardi, Methodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos 1997 Berger, Peter L and Thomas Luckman, The Social Construction o Reality,

Jakarta:LP3ES 2012

Bungin, Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana,2011

Darmawan, Deni dan Deden Hendra Permana,Desain Dan Pemprograman Website, Bandung.Pt.Remaja Rosdakarya,2013

Efendi, Onong Uchyana, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993

Eriyanto, Analisis framing, Yogyakarta: Lkis, 2009

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LkiS, 2008

Hadi, Mahfud Syamsul dkk, Rahasia Keberhasilan Dakwah, Surabaya: Ampel Suci,1994

Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema InsaniPress,1998

Helmy, Masdar, Da’wah dalam Alam Pembangunan, Semarang: Toha Putra, 1973 Idur, Muhammmad, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualiatatif Dan

Kuantitatif Edisi 2, Jakarta: Erlangga, 2002


(5)

Kafie, Jamaluddin, Psikologi Dakwah, Surabaya : Indah, 1993

Kusnawan, Asep, Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2004

Moloeng, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya,2009

Mudjiono, Yoyon, Metodologi Dakwah, Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1984

Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 1984

Sanjaya, Wina, Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2012

Saputra,Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Pers, 2012

Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Rosda Karya, Cetakan Pertama 2001

Study Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Study Islam, Surabaya:UIN Sunan Ampel Press 2005

Syam, Nur, Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofi Tentang Ilmu Dakwah, Surabaya:Jenggala Pustaka Utama 2003

Syamsul, Asep dan M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online (Dilengkapi Kiat Blogger, Teknik SEO dan Tips Media Sosial), Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia, 2012

Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983 Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah Jakarta:Gaya Media Pratama, 1997


(6)

Wahid, Fathul, E-dakwah Melalui Internet, (Yogyakarta; Penerbit gava Media, 2004)

Zaidan, Abd Al-Karim, Pengantar Study Islam, Surabaya: IAIN Supel Press,2005 Internet

http://googleweblight.com/?

lite_url=http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/10/pengertian-

konstruksi.html?m%3D1&ei=lHQRKJ28&lc=id-ID&s=1&m=777&host=www.google.co.id&ts=1498746837&sig=ALNZjW noy_6TxEywFji_leAaSYbQQ1NxQA yang diakses pada Kamis 29/6/2017 pukul 22.12

https://mufatismaqdum.wordpress.com/2011/03/25/sekilas-tentang-teun-a-van-dijk-dengan-analisis-wacana-kritis/ dilihat pada Minggu 30 Juli 2017 pukul 16.05

https://profil.merdeka.com/indonesia/e/emha-ainun-nadjib/ dilihat pada Senin 3 Juli 2017 jam 23.38