Analisis Urf terhadap tradisi kewajiban Infaq berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

ANALISIS URF TERHADAP TRADISI KEWAJIBAN INFA
q berupa
gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan ini merupakan
penelitian yang akan menjawab permasalahan, 1) Bagaimana mekanisme
terhadap kewajiban infa>
q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah
kabupaten Lamongan? dan 2) Bagaimana analisisUrf terhadap Tradisi kewajiban
infa>
q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten
Lamongan?Penarikan infa>
q yang dilakukan oleh perangkat desa Mendogo kepada
Masyarakat, dengan dikeluarkannya keputusan kepala desa tertulis No.
188/056/413.322.18/2000 yang mewajibkan setiap masyarakat wajib
menginfa>
qkan gabah mereka sebanyak ½ kwintal atau 50 Kg dan jika diuangkan
sebesar Rp. 200.000,- guna dana dan operasional pembangunan Madrasah
Ibtidayah dan Masjid yang dijadikan central masyarakat Desa Mendogo dalam
beribadah.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan analisis
teknik kualitatif, yaitu menggambarkan kondisi, situasi, atau fenomena yang
tertuang dalam data yang diperoleh tentang mekanisme penarikan infa>

q berupa
gabah dengan menyetorkan kartu anggota kepada pengurus/ panitia atau
perangkat desa yang mencatat infa>
q. Kemudian dianalisis dengan menggunakan
pola pikir deduktif, yakni dengan menjelaskan terlebih dahulu berbagai hal
mengenai konsep infa>
q. Setelah menjelaskan konsep-konsep akan dihubungkan
dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan.
Analisis urf terhadap tradisi kewajiban infa>
q berupa gabah adalah tradisi
yang dibolehkan dan sebagian ulama termasuk Syafi’iyyah banyak menggunakan
urf yang terdapat banyak kemaslahatannya sehingga menjadikan kewajiban
bahkan tradisi dari tahun ke tahun untuk dana dan operasional MI dan Masjid di
Desa Mendogo khususnya.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini, dapat menyarankan kepada seluruh
masyarakat khususnya masyarakat Desa Mendogo, Adanya tradisi kewajiban
infa>
q berupa gabah di Desa Mendogo memperhatikan keadaan masyarakat
setempat, dengan keadaan ekonomi yang rata- rata tergolong menengah kebawah
akan merasa kesulitan dalam menginfa>

qkan pendapatan atau penghasilan mereka.
Namun tidak menjadi beban jika bisa ditarik secara berangsur- angsur dan tidak
dengan sifat memaksa atau mengancam. Maka harus diberikan batasan- batasan
sesuai kemampuan masyarakat untuk berinfa>
q serta tidak menjadikan bahwa
infa>
q ini adalah momok bagi mereka. Memberikan ilmu tentang prinsip- prinsip
infa>
q dalam Islam, supaya masyarakat mengerti bahwa infa>
q adalah salah satu
amalan sunnah yang mendatangkan manfaat dan mendapatkan ganjaran di sisi
Allah SWT.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ..........................................................................................

i


PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI .....................................................................

iv

ABSTRAK ....................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ....................................................................................

vii


....................................................................................................

viii

DAFTAR ISI....................................................................................................

ix

DAFTAR TRANSLITERASI .........................................................................

xi

MOTTO

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................

8

C. Rumusan Masalah ...............................................................

9

D. Kajian Pustaka ....................................................................

9

E. Tujuan Penelitian ................................................................

12


F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................

12

G. Definisi Operasional ...........................................................

13

H.

Metodelogi Penelitian .......................................................

14

I.

Sistematika Pembahasan ....................................................

19


: TEORI INFA<
Q

A. PengertianInfa>
q ......................................................................

21

B. DasarHukumInfa>
q ..................................................................

24

C. Rukun dan Syarat Infa>
q ........................................................

29

D. Macam- Macam Infa>

q ............................................................

31

E. Manfaat Infa>
q.........................................................................

33

F. Pengertian ‘Urf ......................................................................

34

G. Dasar Hukum ‘Urf .................................................................

34

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB III

:

H. Macam- Macam ‘Urf .............................................................

36

I. Kedudukan ‘Urf ....................................................................

38

J. Syarat- Syarat ‘Urf yang dijadikan Landasan Hukum .........

39

KEWAJIBAN INFA<
Q BERUPA GABAH DI DESA
MENDOGO

KECAMATAN
GLAGAH
KABUPATEN
LAMONGAN

A. GambaranUmumLokasiPenelitian ......................................
B. Kebiasaan dalam Keagamaan Masyarakat Desa
Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan .........
C. Alasan Tradisi diwajibkannya infa>
q berupa gabah di
desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten
Lamongan ...........................................................................
BAB IV

:

:

48


51

ANALISIS ‘URF TERHADAP KEWAJIBAN INFA<
Q BERUPA
GABAH DI DESA MENDOGO KECAMATAN GLAGAH
KABUPATEN LAMONGAN

A. Mekanisme kewajiban yang diterapkan di Desa
Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan .........
B. Analisis ‘Urf terhadap tradisi kewajiban infa>
q berupa
gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten
Lamongan ...........................................................................
BAB V

40

53

56

PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................

64

B. Saran ...................................................................................

66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TRANSLITERASI

Isi naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical
term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman
transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
No
Arab
‫ا‬
1.
‫ب‬
2.
‫ت‬
3.
‫ث‬
4.
‫ج‬
5.
‫ح‬
6.
‫خ‬
7.
‫د‬
8.
‫ذ‬
9.
‫ر‬
10.
‫ز‬
11.
‫س‬
12.
‫ش‬
13.
‫ص‬
14.
‫ض‬
15.

Indonesia

Arab

Indonesia


b
t
th
j
h}
kh
d
dh
r
z
s
sh
s}
d}

‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ت‬
‫و‬
‫ه‬
‫ء‬
‫ي‬

t}
z}

gh
f
q
k
l
m
n
w
h

Y

Sumber: Kate L. Turabian. A Manual of W riters of Term Papers,
Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press,1987).
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
TandadanHuruf Arab

Nama

Indonesia

fath}ah

A

kasrah

i

d}amah

u

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika
hamzah berh}arakat \sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun.
Contoh: iqtid}a@
’ (‫)اﻗﺗ ﺿﺎ ء‬

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Vokal Rangkap (diftong)
TandadanHuruf
Nama
Arab

Indonesia

Ket.

fath}ah danya’
ay
fath}ah danwawu aw
Contoh

:bayna (‫)ﯾﺑن‬
: mawd}u@
‘ (‫) ﻣ و ﺿ و ع‬

3. Vokal Panjang (mad)
TandadanHuruf
Arab

Nama

fath}ah danalif
kasrahdanya’
d}ammahdanwawu
Contoh

a dan y
a dan w

Indonesia

a@
i@
u@

Keterangan

a dangaris di atas
i dangaris di atas
u dangaris di atas

: al-jama@
‘ah (‫)اﻟ ﺟ ﻣﺎ ﻋﺔ‬
: takhyi@
r (‫)ﺗﺧﯾﯾر‬
: yadu@
ru (‫)ﯾدور‬

C. Ta@
’Marbu@
t}ah

Transliterasi untuk ta’ marbu@
t }ah ada dua :
1. Jika hidup (menjadi mud}a@
f ) transliterasinya adalah t.
2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh : shari@
‘at al-Isla@
m (‫)ﺷرﯾﻌﺔاﻻﺳﻼم‬
:shari@
‘ah isla@
m i@
y ah (‫)ﺷرﯾﺈﺳﻼﻣﯾﺔ‬
D. Penulisan Huruf Kapital

Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau
kalimat yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti
ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter)
untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan
huruf besar.

iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam mengajarkan kepada manusia tentang bermuamalah yang baik,
karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu bergantungan antara satu
dengan yang lain, sehingga manusia dapat mewujudkan suatu tujuan, dimana
tujuan tersebut ialah adanya kedamaian, kebahagiaan dan yang paling penting
tujuan utama ialah hubungan kepada Allah ( Hablun minalla>h ) dalam soal
ibadah.
Syariat yang diturunkan oleh Allah Swt mengatur segala aspek
kehidupan manusia terkait aqidah, akhlak dan hubungan muamalah antara
manusia satu dengan manusia lainnya. Aqidah merupakan dasar keimanan
manusia terhadap Allah Swt yang bersifat mutlak (tauhid), sehingga memiliki
konsekuensi yang kuat untuk mengimani Allah Swt lewat asma dan sifatNya.
Akhlak merupakan perbuatan manusia yang harus dimiliki seorang muslim
yang baik menurut Allah Swt. Sedangkan muamalah adalah hubungan atau
interaksi antara sesama manusia terkait dengan kebutuhan dan peningkatan
taraf perekonomiannya.
Islam mengajarkan kepada setiap manusia khususnya ummat Islam
melaksanakan berbagai macam amalan yang memiliki nilai-nilai maupun
faedah tersendiri yakni dalam beramal jariyah seperti Infa>q dan shada>qa>h
merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan oleh Islam bagi setiap

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

ummatnya. Yaitu mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan, atau
penghasilan untuk suatu kepentingan (sosial) yang diperintahkan ajaran Islam.
Sebagaimana didalam firman Allah SWT disebutkan:
            

‚ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.‛1
Berdasarkan ayat Al- Qur’an diatas bahwa berinfaq tidak mengenal
lapang maupun sempit, bahkan orang yang kaya ataupun orang yang miskin
boleh berinfaq dan tidak mengenal nishab seperti zakat. Infaq dikeluarkan oleh
setiap orang yang beriman dan yang ikhlas melakukannya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak orang yang berhasil dan tidak
sedikit pula yang gagal ketika diuji dengan masalah harta, bahkan ketika
mendapatkan rezki yang telah diatur oleh sang maha kaya, seseorang yang
menggunakan harta nya pun akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak,
dan bagaimana seseorang tersebut dapat menggunakan hartanya, bisa
bermanfaat atau menimbulkan mudarat2. Salah satu caranya adalah dengan

infa>q dan zakat.

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surakarta: Media Insani Publishing,
2001), 181
2
Fahrur Mu’iz, Zakat A-Z (Solo: Tinta Medina, 2011), 13

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Sebagaimana dalam hadits Rasulullah pernah bersabda3:
‚Dari Asma binti Abi Bakar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda

padaku.

mensedekahkannya).

Janganlah
Jika

tidak

engkau
maka

menyimpan
Allah

akan

harta
menahan

(tanpa
rizki

untukmu.‛(HR. Bukhari)
Maksud dari hadits tersebut ialah hendaklah kita menginfaqkan harta
kita baik dalam keadaan lapang maupun sempit, janganlah menghitunghitungnya (menyimpan tanpa mau menshadaqahkan) jika tidak diinfakkan
maka Allah akan menghilangkan barakah rejeki tersebut.
Telah menjadi tradisi dalam masyarakat Indonesia bahwa infa>q memiliki
konotasi yang tertuju pada sedekah sunnah yang diberikan untuk kegiatan
agama. Misalnya untuk membangun Masjid- masjid, mushalla, rumah sehat,
madrasah-madrasah, atau lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang sosial
keagamaan4.
Tradisi adalah suatu kebiasaan yang telah dilakukan untuk sejak lama
dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.

Kemudian

dilanjutkan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan,
karena tanpa adanya hal ini maka tradisi dapat dikatakan punah.5

3

An- Nawani, Shahih Muslim Bi Syarhi An Nawawi,Juz VII (Darul Fikr: Beirut, 1982), 91
Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah (Yogyakarta: Magistra Insania
Press, 2006). 18
5
Tim penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 330
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Dalam bahasa lain menurut Abdul Karim Zaidan, tradisi dapat disebut
pula dengan istilah Urf yaitu adat istiadat yang dipandang tidak asing bagi
masyarakat karena telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan
mereka baik berupa perbuatan maupun perkataan.6
Kewajiban infa>q yang dianggap tradisi oleh masyarakat Desa Mendugo
kecamatan Glagah kabupaten lamongan adalah kewajiban yang dari tahun ke
tahun dilakukan tanpa ada pengecualian, kurang lebih 315 KK (kartu
keluarga) yang ditarik setiap panennya. Dengan demikian tradisi ini telah ada
sejak tahun 1965, sejak dibangunnya madrasah ibtidayah Sulamul Ma’aliy,
dan Masjid Jami’ Darussalam Desa Mendugo.
Dalam

konsep

Islam,

infa>q

tidak

memiliki

batasan

dalam

pengeluarannya, bahkan dikatakan ibadah suka rela yang tidak ditentukan
jenis barangnya, jumlahnya serta tidak ditentukan secara khusus sasaran
pendayagunaan7. Oleh karena itu, berinfaq boleh diberikan kepada siapapun,
seperti kepada kedua orang tua, atau kepada anak yatim. Yang terpenting

infa>q yang dilakukan dengan hati yang ikhlas.
Sebagaimana firman Allah SWT:
           
             
 

6
7

Satria Efendi, Ushul Fiqih, ( Jakarta: Prenadamedia Grup, 2005), 153
Masdar Helmy, Memahami Zakat dan Cara menghitungnya (Bandung: Al Ma’arif, 2001). 19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Artinya: ‚Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya
karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti
sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat,
Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak
menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat
apa yang kamu perbuat.‛8
Di era modern

ini, perkembangan ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah)

dalam Islam semakin unik dan patut untuk diperhatikan. Mengingat
banyaknya

bentuk-

bentuk

zakat,

infaq,

dan

sedekah

yang

akan

ditasharrufkan. Oleh karena itu dalam penerapannya berbagai macam persepsi
yang timbul dimasyarakat untuk mengetahui kejelasan hukum infa>q tersebut.

Infa>q ialah mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan, atau
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam9.
Seperti Penarikan infa>q yang dilakukan di Desa Mendogo sudah menjadi
tradisi dari tahun ke tahun yang diterapkan oleh mayarakat Desa tersebut,
karena telah menjadi tradisi dari tahun ke tahun guna mendirikan Madrasah
Ibtidayah dan Masjid yang dijadikan central

masyarakat Desa Mendogo

dalam beribadah. Hal ini didasari oleh pengetahuan masyarakat atas
kebutuhan yang harus dipenuhi, maka sejak tahun 1965 mulailah berdirinya
Madrasah Ibtidayah Sulamul Ma’aliy dengan tujuan yakni menjadikan anakanak di Desa tersebut dapat merasakan dunia pendidikan khususnya pada
pendidikan Agama Islam. seiring dengan berjalannya waktu, MI sangat
diminati oleh masyarakat di Desa Mendogo, sehingga tidak ada satupun anak
yang bersekolah di SD yang jarak tempuh nya cukup jauh dari Desa Mendogo,
8
9

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, ..., 45.
Fahrur Mu’iz, Zakat A-Z,... 128.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

dengan adanya MI Sulamul Ma’aliy anak- anak yang berada di Desa Mendogo
dapat terpenuhi kebutuhan pendidikannya, dengan jumlah siswa yang tidak
terlalu banyak, dan dengan fasilitas yang belum cukup memadai maka
diperlukannya dana untuk pembangunan dan operasional yang sangat besar
maka semua perangkat desa dan masyarakat bersepakat dan berinisiatif untuk
berinfaq yaitu dengan menginfaqkan gabah mereka. Sebagian Masyarakat
Desa Mendogo ada yang kurang setuju dengan hal tersebut karena terlalu
berat bagi mereka untuk menginfaqkan gabah yang pada saat itu tidak dibatasi
berapa kg atau berapa uang yang diinfaqkan akan tetapi semenjak
dikeluarkannya

keputusan

kepala

desa

dengan

No

tertulis

188/056/413.322.18/2000 yang menjadi penguat kewajiban infa>q bagi
masyarakat Desa Mendogo. Ditahun 2000 sudah banyak masyarakat yang
berinfaq gabah karena adanya keputusan kepala desa Kurang lebih 315 KK (
kartu keluarga) yang terdaftar wajib infa>q gabah tiap panennya,

yang

diinfaqkan sebesar (½ Kwintal atau sebanyak 50Kg dan jika diuangkan sama
dengan Rp. 200.000,-/ Kartu Keluarga).
Kemudian

ditahun-tahun

berikutnya

setelah

madrasah

mulai

berkembang, perangkat desa dan Masyarakat mulai mengadakan rembuk
desa kembali yang dihadiri oleh bapak kepala desa dan perangkat desa yang
menjadi pengurus/ panitia dalam penyetoran infa>q gabah serta para tokoh
masyarakat. guna membahas pembangunan Masjid Jami’ Darussalam yang
akan dijadikan central Desa dalam beribadah, dikarenakan Masjid pada waktu
itu sudah ada akan tetapi perlu direnovasi, dilihat dari dinding bangunan yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

mulai rusak, dan marmer- marmer pada lantai mulai retak, tempat wudhu
yang masih belum terpisah antara wanita dan pria maka perangkat Desa dan
masyarakat Desa Mendogo dengan kesadaran mereka yang semakin tinggi
menetapkan kewajiban berinfaq, dan ini merupakan penarikan yang bersifat
wajib berupa gabah yang dilakukakan setiap kali panen bagi setiap warga
Desa Mendogo tanpa terkecuali. Meskipun ada beberapa orang yang keberatan
dengan infa>q tersebut.
Dengan

tercantumnya

keputusan

kepala

desa

tertulis

No.

188/056/413.322.18/2000 oleh perangkat desa sebagai alat bukti penarikan

infa>q yang berlaku adalah wajib bagi setiap warga Desa Mendogo. yang di
tarik ialah kurang lebih 315 keluarga (Kartu Keluarga) guna pembangunan dan
operasional madrasah dan Masjid Jami’ Darussalam, Jumlah infa>q ditentukan
oleh perangkat Desa Mendogo bersama masyarakat dalam rapat rembuk desa
yang diadakan dalam setahun sekali atau yang biasa disebut dengan berubah

gawe (yaitu kurang lebih 315 KK (Kartu Keluarga) wajib berinfaq ½ Kwintal
atau sama dengan 50 Kg, jika diuangkan maka sama dengan Rp. 200.000,-/
Kartu Keluarga10).
Dengan latar belakang tersebut maka timbullah beragam persepsi dari
masyarakat Mendogo, pada satu sisi lain konsep Infa>q dalam Islam adalah
didasarkan sukarela tanpa adanya paksaan, akan tetapi disisi lain, penarikan
infaq tersebut diputuskan dan tanpa adanya pengecualian. Jadi, infaq yang
semula merupakan Ibadah sunnah akan menjadi suatu kewajiban bahkan bisa
10

Juwari Saruwi, (Tokoh Masyarakat/ anggota BPD), Wawancara, tanggal 29 Oktober 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

dikatakan menjadi tradisi dari tahun ke tahun yang harus dilaksanakan
masyrakat di Desa tersebut.
Dengan diwajibkannya Infa>q, akan membuat masyarakat semakin
bertambah rasa kepedulian dan semangat gotong royong dalam menciptakan
pembangunan Madrasah Ibtidayah dan Masjid Jami’ Darussalam di Desa
tersebut.
Dari latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
lebih jauh mengenai permasalahan tersebut dengan judul ‚ Analisis Urf
terhadap tradisi Kewajiban Infa>q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan
Glagah Lamongan‛

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Melalui latar belakang yang telah peneliti paparkan tersebut di atas,
terdapat beberapa problema dalam pembahasan ini yang dapat peneliti
mengidentifikasi, yaitu :
1.

Faktor- faktor yang melatarbelakangi kewajiban infaq berupa gabah.

2.

Sebab akibat terjadinya tradisi kewajiban infaq pembangunan madrasah
dan mesjid di Desa Mendogo kecamatan Glagah kabupaten Lamongan.

3.

Mekanisme kewajiban infaq untuk pembangunan madrasah dan Masjid
Jami’ Darussalam di Desa Mendogo kecamatan Glagah kabupaten
Lamongan.

4.

Analisis Urf terhadap tadisi Kewajiban Infaq berupa Gabah di Desa
Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Adapun batasan masalah dalam judul ini, yaitu membahas tentang
mekanisme terhadap kewajiban infaq pembangunan madrasah dan Masjid
Jami’ Darussalam di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan
dan Analisis Urf terhadap tradisi kewajiban Infaq berupa gabah di Desa
Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
akan peneliti kaji dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1.

Bagaimana mekanisme terhadap kewajiban infaq berupa gabah di Desa
Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan?

2.

Bagaimana analisis Urf terhadap tradisi kewajiban infaq berupa gabah di
Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan?

D. Kajian Pustaka
Peneliti terdahulu yang membahas tentang ‚Tinjauan Hukum Islam
terhadap Penarikan Infaq Panen (Studi di MI Ma’arif Purwodeso Kecamatan
Sruweng Kabupaten Kebumen)‛. Karya tersebut membahasa bahwa infaq
panen di MI Ma’arif Purwodeso masuk dalam kategorisasi infaq wajib atau
zakat bagi orang tua peserta didik yang memiliki lahan pertanian dan sudah
memenuhi syarat wajib zakat dan tidak salah jika madrasah mewajibkan infaq
panen tersebut, karena tua peserta didik dalam keadaan seperti ini

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

digolongkan sebagai muzakki yang dikenal kewajiban zakat menurut hukum
Islam11.
Penelitian lain juga telah membahas infa>q yaitu ‚Analisis Hukum Islam
terhadap Infaq yang ditentukan untuk pembangunan Masjid Asy- Syarif di
Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan‛. Karya ini
membahas tentang infaq pembangunan Masjid Asy- Syarif merupakan
pembangunan Masjid yang ditentukan yang termasuk dalam kategori dari
pembagian infaq yang wajib, karena infaq ini bertujuan untuk pembangunan
Masjid dan untuk kemaslahatan umum. Dengan demikian pembangunan
mesjid yang ditentukan nilai nominalnya diperbolehkan dalam hukum islam
selama tidak bertentangan dengan Al- Qur;an dan Al- Hadist12.
Penelitian dengan bahasan ‚Infaq sebagai ganti rugi atas keterlambatan
angsuran di BMT (Studi Kasus di BMT Subulussalam Sleman)‛, hasil dari
skripsi ini merupakan bahwa penarikan infaq ditinjau dari sudut pandang
manajemen adalah salah satu solusi BMT Subulussalam meminimalisir resiko
kerugian, pada dasarnya setiap pembiayaan pasti mengalami kendala dalam
pembayaran angsuran . infaq yang diterapkan di BMT ini mengandung unsur
keharusan. Dan kata infaq ini dijadikan denda yang memang hakikatnya
diperbolehkan oleh Dewan Syariah Nasional13.

Anisatul Khumairoh, ‚ Tinjauan Hukum Islam terhadap Penarikan Infaq Panen‛ (Studi di MI
Ma’arif Purwodeso Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen), (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2015), 7.
12
Fauzi Ahmad, ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Infaq yang ditentukan untuk Pembangunan
Masjid Jami’ Darussalam di Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan‛,
(Skripsi-- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), 5
13
Erma Winarti, ‚Infaq sebagai ganti rugi atas keterlambatan angsuran di BMT (Studi Kasus di
BMT Subulussalam Sleman)‛, (Skripsi-- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), 47
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Penelitian dengan bahasan ‚Penarikan Infaq Sumbangan Sekolah dalam
Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah)‛, hasil dari
skripsi ini merupakan penarikan infaq yang dilakukan oleh SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta ialah wajib bagi peserta didik yang dinyatakan
diterima di SMA tersebut dengan jumlah yang tidak dibatasi sesuai
kemampuan masing- masing, guna untuk biaya

operasional sekolah dan

mengembangkan segi- segi pendidikan yang lain. Dengan begitu peneliti
menyimpulkan bahwa ini boleh dilakukan karena pihak sekolah pun membeei
batasan minimal dalam berinfaq14.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan skripsi
diatas adalah peneliti akan membahas tentang tradisi kewajiban infa>q berupa
gabah yang diwajibkan dan diatur dalam keputusan kepala desa oleh
perangkat Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, untuk
kemaslahatan umat, yang dilakukan dari tahun ke tahun kepada Masyarakat
di desa tersebut, sudah menjadi tradisi dan kebiasaan masyarakat, guna
pembangunan madrasah dan Masjid supaya dapat dimanfaatkan dengan
selayaknya untuk kepentingan bersama. Dari observasi dan pengamatan
diatas, Penarikan Infa>q tersebut penulis dapat meninjau judul ‛ Analisis Urf
terhadap tradisi kewajiban infa>q berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan
Glagah Kabupaten Lamongan.‛

14

Ahmad Muzayyin, ‚Penarikan Infaq Sumbangan Sekolah dalam Persfektif Hukum Islam (Studi
Kasus di SMA Muhammadiyah)‛, (kripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007).59

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan permasalahan di atas, maka yang menjadi
tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk memahami mekanisme kewajiban infaq berupa panen gabah di
Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

2.

Untuk meninjau dan menganalisis terhadap tradisi infaq berupa panen
gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.

F. Kegunaan Hasil penelitian
Dengan adanya tujuan diatas diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
memberikan kegunaan atau manfaat, antara lain :
1.

Secara Teori:

a. Dapat dijadikan pengembangan khazanah ilmu dalam bermuamalah,
terkhusus mengenai infaq dalam persfektif Islam. dan dapat menambah
wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan ruang lingkup infaq yang
lebih luas.
b. Dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti- peneliti selanjutnya.
Khususnya mengenai kewajiban infa>q berupa gabah.
2.

Secara praktik:

a. Dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada masyarakat khususnya
kepada perangkat desa yang mengeluarkan keputusan kepala kewajiban

Infa>q di desa tersebut.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

b. Dapat dijadikan Hujjah ataupun pertimbangan bagi Masyarakat dalam
berinfaq berupa gabah yang diwajibkan, karena adanya keputusan kepala
desa dari tahun ke tahun.

G. Definisi Operasional
Definisi Operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini, sebagai
kata kuncinya antara lain sebagai berikut:
1.

Analisis urf dalam Islam : menganalisa suatu penelitian yang berdasarkan
tradisi atau dipandang baik dan menjadi adat istiadat atau kebiasaan
dalam kehidupan masyarakat baik berupa perbuatan atau perkataan15.
Dalam hal ini sesuai yang diteliti oleh peneliti tentang kebiasaan atau
perbuatan masyarakat Desa Mendogo kecamatan Glagah kabupaten
Lamongan mengenai tradisi kewajiban berinfaq berupa gabah yaitu
termasuk kategori maslahah mursalah yang artinya prinsip kemaslahatan
(kebaikan) yang dipergunakan menetapkan suatu hukum Islam yang
berdasarkan urf/adat istiadat di masyarakat itu sendiri. Dan ada nilai
kemanfaatan didalamnya.

2.

Kewajiban infaq berupa gabah : infa>q yang diwajibkan oleh perangkat
desa Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten Lamongan kepada
Masyarakat kurang lebih 315 KK (Kartu keluarga) untuk berinfaq berupa
gabah yang diberikan setiap kali panen dengan jumlah yang ditetapkan
dalam keputusan kepala rembuk desa yang dikeluarkan oleh perangkat

15

Satria Efendi, Ushul Fiqih..., 153- 154.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

desa dan BPD. yaitu ½ Kwintal atau 50 Kg, atau jika diuangkan senilai
Rp. 200.000,-/ KK (kartu keluarga).

H. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berorientasi pada pengumpulan data empiris
yaitu observasi lapangan, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
penelitian kualitatif, karena data yang dikemukakan memuat tentang prosedur
penelitian yang menghasilkan deskriptif bukan data angka, berupa tulisan
atau perkataan dari orang- orang atau pelaku yang diamati.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Data yang Dikumpulkan
Dengan melihat persoalan diatas, maka data yang akan digali meliputi :
a. Data yang berkaitan tentang tradisi kewajiban infaq yang dilakukan oleh
perangkat desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan
kepada masyarakat Desa tersebut.
b. Mekanisme kewajiban infaq untuk operasional pembangunan madrasah
Ibtidayah dan Masjid Jami’ Darussalam.
c. Ijab dan qabul, serta akad yang digunakan dalam pelaksanaan infa>q
berupa gabah untuk pembangunan dan operasional Madrasah Ibtidayah
dan Masjid Jami’ Darussalam Desa Mendugo Kecamatan Glagah
kabupaten Lamongan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2. Sumber data
Agar memperoleh data yang kompleks dan komperensif, serta terdapat
korelasi yang akurat sesuai dengan judul penelitian ini, maka sumber data
dalam penelitian ini dibagi dua, yaitu :
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung16. Yang meliputi:
1) 2 orang perangkat desa, yaitu Bapak kepala Desa Mendogo Kecamatan
Glagah Kabupaten Lamongan (bapak Muflih S.Pd) dan anggota BPD
(bapak Sholih) selaku yang menentukan infa>q berdasarkan keputusan
kepala desa yang telah disepakati bersama masyarakat.
2) Masyarakat, yaitu 12 warga Dusun Mendogo Kidul atau kurang lebih
315 KK (Kartu Keluarga) yang diwajibkan berinfaq terhadap
pembangunan dan operasional Madrasah Ibtidayah dan Masjid Jami’
Darussalam

di

Desa

Mendogo

Kecamatan

Glagah

Kabupaten

Lamongan.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah dari bahan bacaan yang bersifat membantu
atau menunjang dalam melengkapi serta memperkuat data. Memberikan

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
129
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

penjelasan mengenai sumber data primer, berupa buku daftar pustaka
yang berkaitan dengan objek penelitian17.
1) An- Nawani, Shahih Muslim Bi Syarhi An Nawawi
2) Fahrur Mu’iz, Zakat A-Z
3) Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah
4) Masdar Helmy, Memahami Zakat dan Cara menghitungnya
5) Satria Efendi, Ushul Fiqih
6) Alimul Hidayat, Metodologi Penelitian
7) Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch
8) Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan bagian yang penting dalam sebuah
penelitian. Subjek dipilih oleh peneliti dan dianggap memiliki kredibilitas
untuk menjawab dan memberikan informasi dan data kepada peneliti yang
sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun
subjek penelitian adalah beberapa orang masyarakat yang menjadi pelaku
dalam hal ini penarikan Infaq yang diwajibkan oleh perangkat desa
Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian, yang
sesuai dengan judul penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti
menggunakan beberapa metode, sebagaimana berikut :
17

Nasution, Metode Resecrh, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 143.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

a) Observasi (pengamatan) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan

dengan

cara

mengamati

(melihat,

memperhatikan,

mendengarkan dan mencatat secara sistematis obyek yang diteliti)18.

b) Wawancara (Interview) adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi

secara

langsung

dengan

menggunakan

pertanyaan-

pertanyaan kepada responden yaitu 4 orang perangkat desa Mendogo
Kecamatan Glagah dan beberapa masyarakat setempat. Pertanyaanpertanyaan akan dibuat secara terstruktur agar lebih mudah peneliti
dalam menyimpulkan hasil.
c) Dokumentasi teknik pengumpulan data yang diambil dari sejumlah
besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi19. pengambilan data-data ini diperoleh dari berkas-berkas
atau keputusan kepala yang dibuat oleh perangkat desa Mendogo
Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.
5. Teknik Pengolahan Data
Dalam mensistemasikan data supaya mudah dalam menganalisa data,
maka dilakukan beberapa teknik diantaranya20 :
a. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,
pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.
b. Coding, yaitu pemberian kode dan pengkategorisasian data, peneliti
menggunakan teknik ini untuk mengkategorisasikan data- data yang

18

Ibid, 72
Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch, (Yogyakarta: FT. UGM.cet. II, 1988), 136
20
Ibid, 175
19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

sudah dikumpulkan agar terdapat relevansi dengan pembahasan dalam
penelitian ini.
c. Editing, adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan
data tersebut.
6. Teknik Analisa Data
Setelah penulis mengumpulkan data yang dihimpun, kemudian
menganalisisnya

dengan

menggunakan

teknik

deskriptif.

Yaitu

menggambarkan/menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya yang sesuai
dengan kenyataannya21. peneliti menggunakan data deskriptif analisis, yaitu
peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dilapangan
mengenai tradisi kewajiban infaq pembangunan madrasah Ibtidayah dan
Masjid yang ditentukan di Desa Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten
Lamongan.
Lebih lanjut dalam menganalisa data peneliti menggunakan pola pikir
induktif yaitu berangkat dari yang sudah dilapangan untuk mengemukakan
fakta- fakta atau kenyataan dari hasil penelitian di Desa Mendogo kecamatan
Glagah Kabupaten Lamongan, kemudia ditinjau dari segi analisis Urf
kemudian mekanisme/penerapan kewajiban infaq panen gabah di Desa
Mendogo Kecamatan Glagah kabupaten Lamongan.

21

Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabay: Arkola, 2001), 111.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

I. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan peneliti dalam menulis penelitian ini, dan
memudahkan pembaca dalam menemukan hasil penelitian, maka diperlukan
kerangka adapun kerangka atau sistematika pembahasan dalam penelitian ini
ialah:
Bab pertama adalah pendahuluan yang dalam hal ini berisi tentang
pokok- pokok pikiran atau landasan permasalahan yang melatar belakangi
penulisan skripsi, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kajian pustaka, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sitematika pembahasan.
Bab kedua adalah pembahasan yang berisi tentang pengertian infaq,
landasan teori, Macam-macam infaq, serta dasar hukum infaq, pengertian Urf,
macam- macam urf, syarat- syarat urf yang dapat dijadikan landasan hukum.
Bab ketiga, berisi data yang memaparkan tentang ‚Kewajiban Infa>q
berupa gabah di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan‛
yang telah dilakukan, yang terdiri dari : Gambaran umum Desa Mendogo
Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, Struktur perangkat desa Mendogo
Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, sejarah Desa Mendogo Kecamatan
Glagah Kabupaten Lamongan, keadaan ekonomi, adat istiadat, dan kebiasaan
dalam keagaaman di Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten
Lamongan.
Bab keempat, berisi tentang analisis terhadap penelitian lapangan yang
menjadikan latar belakang tentang tradisi kewajiban infaq berupa gabah di

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Desa Mendogo Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, bagaimana
mekanisme kewajiban Infa>q yang diterapkan di Desa Mendogo Kecamatan
Glagah Kabupaten lamongan, serta implikasi tradisi kewajiban Infa>q berupa
gabah.
Bab kelima, merupakan bab penutup akhir dari penelitian yang
menyajikan kesimpulan-kesimpulan yang dilengkapi dengan daftar pustaka
dan lampiran-lampiran yang dianggap terakhir serta melampirkan saran-saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TEORI INFAq
Kata infaq diderivasi dari bahasa Arab yaitu infa>q yang merupakan
bentuk masdar dari anfaqa- yunfiqu- infa>qan. Lafal tersebut berakar kata dari
huruf- huruf nu>n, fa> dan qa>f yang memiliki makna pokok terputusnya sesuatu
atau hilangnya sesuatu, dan tersembunyi sesuatu atau samar sesuatu.1 Dari
makna ini pula dapat ditarik pengertian munafik, yaitu seseorang yang
menyembunyikan atau menyamarkan watak atau sikap aslinya terhadap orang
lain. Kata tersebut juga mempunyai makna habis atau mati. 2
Kemudian, lafal an>afaqa itu sendiri memiliki makna Iftaqara
(membutuhkan) dan hilang hartanya.

3

Dua makna ini berimplikasi kepada

pengertian nafkah (nafaqah), yaitu mempergunakan atau menghabiskan harta
benda untuk kebutuhan orang- orang yang berada dibawah tanggungannya.
Jika dikaitkan dengan kekayaan atau harta benda, maka kata tersebut
bermakna mentas}arrufkan atau mendermakan. 4

Lihat Ibn Fa>ris al- H}usain Ah}mad ibn Zakariyya.Mu’jam Maqa>y>is al lugha, juz I (Bairut: Dar alJail, 1991), 454
2
Ibn Manz}u>r Jama>l al- Dry, Lisa>n al- ‘Arab, Juz XII
(Mesir: Da>r al- Misyriyyah, tt), 235- 238; Ibra>him Anis et al,Mu’jam al- Wasi>t, Juz II (Bairut:
Ddat Alfaz al- Qur’an (Bairut Dzabady al Shayra>z, al Qa>mus al- Muh}it, Juz III
(Bairut: Dr, Lisa>n al’arab, 236
1

21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Menurut Ibra>him Ani>s, kata infa>q itu sendiri memiliki arti memberikan
harta atau yang semacamnya kepada jalan kebaikan.5
Kata infa>q sudah menjadi bagian dari khazanah kosakata bahasa
Indonesia (infak) yang berarti dari khazanah (sumbangan) harta dan
sebagainya untuk kebaikan.6Dalam kamus bahasa Inggris, ditemukan kata
infak, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah spending atau expenditure, yaitu
membelanjakan uang atau harta benda.7
Dalam istilah fiqih infa>q adalah mengeluarkan atau membelanjakan
harta yang baik untuk ibadah (mendapat pahala) atau perkara yang
dibolehkan.
Secara terminologi, infa>q berarti mentas}arrufkan harta benda untuk
kebutuhan.8 Makna lain ialah mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan,
atau penghasilan untuk suatu kepentingan (sosial) yang diperintahkan ajaran
Islam.
Sebagaimana didalam firman Allah SWT disebutkan:
            


A. Faishal Haq, Al- Qanun Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam , (Surabaya:
Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, 2010), 343
6
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), 330
7
Lihat John Penrice, A Dictionary and Glossary of The Koran (New Delhi: Cosmo Publication,
1978), 150
8
Al- Shari>f ‘Aly Muhammad al- Jurjany, Kitab al- Ta’rifa>t (Jeddah: al- H}aramain,tt), 39
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

‚ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.‛9
Oleh karena itu Infa>q berbeda dengan zakat, Infa>q tidak mengenal nisab
atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infa>q tidak harus diberikan
kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua,
kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang-orang yang sedang dalam
perjalanan.10 Yang terpenting infa>q yang dilakukan dengan hati yang ikhlas.

Sebagaimana firman Allah SWT:
           

             
 

Artinya: ‚Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya
karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti
sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat,
Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak
menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat
apa yang kamu perbuat.‛11
Terkait dengan infa>q Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim yang didalamnya memuat
penjelasan bahwa ada sekian malaikat yang senantiasa berdo’a setiap pagi dan
sore untuk orang yang menginfaqkan hartanya dan tidak berinfaq : ‚Ya Allah
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya...., 181.
Masdar Helmy, Memahami Zakat dan Cara menghitungnya ..., 20.
11
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya..., 45.
9

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

SWT berilah orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang lain : ‚Ya Allah
jadikanlah orang yang menahan Infa>q, kehancuran‛

12

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kata ‚Infa>q‛ digunakan tidak
hanya menyangkut sesuatu yang wajib, tetapi mencakup segala macam
pengeluaran / nafkah. Bahkan, kata itu digunakan untuk pengeluaran yang tidak
ikhlas sekalipun. Firman Allah dalam QS al-Baqarah (2) : 262 dan 265 serta QS
al-Anfal (8) : 36 dan al-Taubah (9) : 54 merupakan sebagian ayat yang dapat
menjadi contoh keterangan di atas.13

Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa infa>q secara etimologi
berarti

menghabiskan,

mengeluarkan,

memberikan.

Sedangkan

secara

terminologi yang berarti mengeluarkan harta dijalan Allah dengan
mengharapkan ridha NYA dan akan dibalas dengan dilipatkangandakan pahala
hingga tujuh ratus lipatan, bahkan lebih dari itu. Dan dapat diartikan juga
bahwa sebagai tonggak penyokong perekonomian Islam, karena dapat
mensejahterakan sosial yang merata.14

B. Dasar Hukum Infa>q
Islam telah mengajarkan kepada kita sebagai umat Muslim dalam
bermuamalah termasuk dalam berinfaq atau membelanjakan harta.

12

Az Zuhaili, Wahbah. Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu Juz II. (Darul Fikr. Damaskus. 1996), 916.
An Nawawi. Sahih Muslim bi Syarhi An Nawawi Juz VII. ,(Darul Fikr. Beirut. 1982), 32.
14
A. Faishal Haq, Al- Qanun Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam..., 360.

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Seperti firman Allah dalam QS al- Isra (17): 100 ‚Kalau seandainya
kamu menguasai perbendaharaan- perbendaharaan rahmat tuhan-ku, niscaya
perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya‛
Dalam QS adz- Dzariyat (51): 19 ‚Dan pada harta- harta mereka ada hak
untuk orang miskin yang tidak mendapat bagian.‛
Dan didalam QS al- Baqarah (2): 245 ‚ Siapakah yang mau memberi
pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan memperlihat gandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan
(Rezeki) dan kepada- Nyalah kamu dikembalikan.‛
Allah SWT juga memerintahkan agar seseorang membelanjakan harta
untuk dirinya sendiri (QS at- Taghabun: 16), dalam membelanjakan harta
hendaklah yang dibelanjakan adalah harta yang baik bukan yang buruk,
khususnya dalam menunaikan infa>q, (QS. al- Baqarah: 267).15
Kemudian dalam ayat lain juga di sebutkan tentang dasar hukum infaq
yang berbunyi:
            
 
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.16
15
16

Ibnu Katsir, Tafsir al- Qur’an al- Azhim Juz II (Darul Ma’rifah Beirut, Cet III, 1989), 51
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya..., 66.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Berdasarkan firman Allah SWT di atas bahwa Infa>q tidak mengenal nishab,
dalam konsep Islam bahwa berinfaq adalah dengan sukarela tidak seperti zakat.
Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan
tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jika zakat harus
diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infa>q boleh diberikan kep