Konsep Pendapatan Nasional

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:03:39 2017 / +0000 GMT

Konsep Pendapatan Nasional
LINK DOWNLOAD [25.79 KB]
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah melalui data
Produk Domestik Bruto (PDB)/ Gross Domestic Product (GDP), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB
atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga dasar yang berlaku
pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu: (1) pendekatan produksi, (2) pendekatan
pendapatan dan (3) pendekatan pengeluaran.
1. PDB Menurut Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi beberapa lapangan usaha (sektor),
yaitu: 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas
dan Air Bersih, 5. Bangunan, 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7. Pengangkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.

2. PDB Menurut Pendekatan Pendapatan
PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah gaji, sewa tanah, bunga
modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDB
mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)
3. PDB Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: 1. pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
nirlaba (private consumption expenditure), 2. pengeluaran konsumsi pemerintah (government consumption expenditure), 3.
pengeluaran investasi pembentukan modal domestik (gross domestic capital formation), 4. perubahan stok, dan 5. ekspor neto
(ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).[1]
Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah
barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDB yang
dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDB atas dasar harga pasar, karena didalamnya sudah tercakup pajak tak langsung neto
3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/Swata
Pengeluaran ini mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi penjualan neto barang bekas dan sisa yang
dilakukan oleh rumah tangga/swasta dan lembaga nirlaba selama satu tahun
Sub kategori dari pengeluaran konsumsi adalah.

Jasa (services)
Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tahan lama (durable goods)
Diketahui bahwa dua kategori pertama adalah yang paling banyak digunakan, sementara kategori yang ketiga digunakan lebih lama.
Untuk lebih tepatnya, perhitungan untuk barang tahan lama (durable goods), tidak dimasukan dalam penghitungan konsumsi, tetapi
masuk ke dalam penghitungan investasi.
3.2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pemerintah sebagai konsumen akhir mencakup departemen, lembaga non departemen dan lembaga pemerintah lainnya serta
pemerintah daerah tingkat I, tingkat II dan desa. Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai,
penyusutan dan belanja barang (termasuk belanja perjalanan, pemeliharaan dan pengeluaran lain yang bersifat rutin) baik yang
dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:03:39 2017 / +0000 GMT

3.3 Pengeluaran investasi
Pengeluaran investasi yang dimaksud di sini adalah pembentukan modal domestik mencakup pembuatan dan pembelian
barang-barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang modal adalah peralatan

yang digunakan untuk berproduksi atau menghasilkan barang baru dimasa mendatang dan biasanya mempunyai umur pemakaian
satu tahun atau lebih.
Pembentukan modal domestik bruto dapat dibedakan atas pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi dan pembentukan
modal dalam bentuk mesin-mesian dan alat-alat perlengkapan.
3.4 Ekspor
Untuk menunjukkan pengaruh dari pengeluaran luar negeri atas barang-barang domestik terhadap permintaan agregat atas output
domestik. Total ekspor adalah jumlah permintaan orang asing terhadap barang-barang domestik.
[1] Dornbusch, Rudiger. Fischer, Stanley. Startz, Richard. (1998) ?Macroeconomics? 7th Edition, McGraw Hill

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |