Lembaga Keuangan Syariah

LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH/LKS
LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH
Bank

1.BUS
2.UUS
3.BPRS

Bukan Bank

1.BMT
2.KJKS
3.Reksa Dana Syari

PERBANKAN SYARI’AH
APLIKASI PERBANKAN

nghimpunan Dana
Jasa
Penyaluran Dana
1.Giro Wadi’ah

1.Wakalah.
2.Deposito
2.Kafalah.
Mudharabah
3.Hawalah.
Jual Beli Bagi Hasil 4.Rahn Emas
3.Tabungan
Jual
Beli
wadi’ah.
4.Tabungan
1.
1. Murabahah
Mudharabah
2. Salam
Musyarakah
3. Istishna’
2.
4. Ijarah
Mudharabah


ASURANSI-REASURANSI SYARI’AH
Ta’min/asuransi adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih, yang pihak penanggung mengikatkan
diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi untuk menerima penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung-jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung yang timbul
dari peristiwa yang tidak pasti.
Produk ta’min mengandung unsur tabungan dan
nontabungan.
Produknya: a) asuransi jiwa, b) keugian, dan c) haji.

Akad Asuransi-Reasunasi
Akad Asuransi-reasuransi adalah:
1. wakalah bil ujrah. 3. mudharabah musytarakah.
2. murabahah. 4. tabarru’/kebajikan.
Obyek wakalah bil ujrah

1. kegiatan administrasi. 5. pengelolaan portofolio
risiko.
2. pengelolaan dana.
6. pemasaran.
3. pembayaran klaim.
7. investasi.
4. dhman ishdar/underwriting.

Akad Mudharabah Musytarakah pada
Asuransi-reasuransi
1. Akad yang digunakan adalah Akad
Musytarakah yang merupakan perpaduan
antara pelaksanaan transaksi Mudharabah
dengan transaksi Musyarakah dengan
ketentuan yang mengikat pada masingmasing transaksi.
2. Perusahaan asuransi sebagai mudharib
menyertakan modal atau dananya dalam
investasi bersama peserta.
3. Modal atau dana perusahaan asuransi dan
dana peserta diinvestasikan secara bersamasama dalam portofolio.

4. Perusahaan asuransi sebagai mudharib
mengelola investasi dana tersebut.

Opsi tentang Cara Bagi Hasil pada Akad
Mudharabah Musytarakah
Opsi 1: Hasil investasi dibagi antara Perusahaan
(sebagai pengelola modal) dan peserta (sebagai
pemilik modal) sesuai dengan nisbah yang disepakati
atau Bagian hasil investasi sesudah diambil
oleh/dipisahkan untuk/disisihkan untuk Perusahaan
Asuransi (sebagai pengelola modal), dibagi antara
Perusahaan Asuransi dengan para peserta sesuai
dengan porsi modal masing-masing.
Opsi 2: Hasil investasi dibagi secara proporsional atau
bagian hasil investasi sesudah diambil oleh/
dipisahkan
untuk/disisihkan
untuk
Perusahaan
Asuransi, dibagi antara Perusahaan Asuransi sebagai

pengelola modal dengan nasabah sesuai dengan
nisbah yang disepakati.

OBLIGASI SYARI’AH DAN KETENTUANNYA
Obligasi syari’ah adalah surat berharga yang diterbitkan
berdasarkan
prinsip
syari’ah
sebagai
bukti
atas
penyertaan terhadap aset surat berharga baik dalam mata
uang rupiah maupun dalam valuta asing.
Ketentuan:
1. Transaksi yang digunakan dalam Obligasi Syariah
Mudharabah adalah pelaksanaan akad Mudharabah.
2.
Jenis usaha yang dilakukan Emiten
tidak boleh
bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan

ketentuan dan prinsip Reksa Dana Syariah.
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten
kepada pemegang Obligasi Syariah Mudharabah harus
bersih dari unsur non halal;
4. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah
ditentukan
sesuai
kesepakatan,
sebelum
emisi
(penerbitan) Obligasi Syariah Mudharabah;
5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara
periodik sesuai kesepakatan, dengan ketentuan pada saat

PASAR MODAL SYARI’AH
Pasar modal/suq maliyah adalah kegiatan yang berkaitan
dengan: a) penawaran umum dan perdagangan efek, b)
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta c) lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.

Ketentuan:
1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya
terutama
mengenai
emiten,
jenis
Efek
yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah
memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
2. Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip
syariah
apabila
telah
memperoleh
Pernyataan
Kesesuaian Syariah.
3. Jenis usaha, produk barang, atau jasa yang diberikan
dan akad, transaksi serta cara pengelolaan perusahaan

Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek
Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah.
---bersambung----

Ketentuan (lanjutan)
4.

Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud
menerbitkan Efek Syariah wajib untuk menandatangani
dan memenuhi ketentuan transaksi yang sesuai
dengan syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan.
5. Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek
Syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya
memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan memiliki Shariah
Compliance Officer.
6. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip
kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan
spekulasi
dan

manipulasi
yang
di
dalamnya
mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir,
risywah, maksiat dan kezhaliman.
7. Harga pasar dari Efek Syariah harus mencerminkan
nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang
menjadi dasar penerbitan Efek tersebut dan/atau
sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur, wajar
dan efisien serta tidak direkayasa.

REKSADANA SYARI’AH
Reksadana syari’ah adalah lembaga jasa keuangan syari’ah
nonbank yang kegiatannya berorientasi pada investasi di
sektor portofolio atau nilai kolektif dari surat berharga.
Mekanisme Kegiatan Reksa Dana
1. Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan
wakalah.
2.

3.

4.
5.

Antara manajer investasi dengan pengguna investasi
dilakukan dengan sistem mudharabah.
Pembagian keuntungan antara pemodal yang diwakili
oleh manajer investasi dan pengguna investasi
berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua
belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil
dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu
kepada pemodal.
Pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang
telah diberikan.
Manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung
resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya
sepanjang bukan karena kelalaiannya.

Hubungan Hak dan Kewajiban Manajer Investasi

dan Bank Kustodian
1.

2.

3.

4.

Manajer investasi berkewajiban untuk melaksanakan
investasi bagi kepentingan pemodal sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.
Bank kustodian berkewajban menyimpan, menjaga, dan
mengawasi dana pemodal dan menghitung niai bersih per
unit penyertaan dalam reksadana syariah untuk setiap hari
bursa.
Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan
penyimpanan dana kolektif tersebut, manajer investasi dan
bank kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang
dihitung atas persentase tertentu dari nilai aktiva bersih
reksadana syariah.
Dalam hal manajer investasi dan/atau bank kustodian tidak
melaksanakan amanat dari pemodal sesuai mandat yang
diberikan atau manajer investasi dan/atau bank kustodian
bertanggungjawab ats resiko yang ditimbulkan tersebut.

Kewajiban Manajer Investasi
Mengelola portofolio investasi sesuai dengan
kebijakan investasi yang tercantum dalam kontrak
dan prospektus.
2. Menyusun tatacara dan memastikan bahwa semua
dana para calon pemegang unit-penyertaan
disampaikan kepada bank kustodian selambatlambatnya pada akhir hari kerja berikutnya.
3. Melakukan pengembalian dana unit-penyertaan;
dan
4. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan
dengan laporan keuangan dan pengelolaan
reksadana sebagaimana ditetapkan oleh investasi
yang berwenang.
1.

Kewajiban Bank Kustodian
1.
2.
3.
4.

5.
6.

memberikan
pelayanan
penitipan
kolektif
sehubungan dengan kekayaan reksadana.
Menghitung nilai aktiva bersih dari unit-penyertaan
setiap hari bursa.
Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan
reksadana atas perintah manajer investasi.
Menyimpan
catatan
secara
terpisah
yang
menunjukkan semua perubahan dalam jumlah unit
penyertaan, jumlah unit penyertaan, serta nama,
kewarganetgaraan, alamat, dan identitas lainnya dari
para pemodal.
Mengurus penerbitan dan penebusan dari unit
penyertaan sesuai dengan kontrak.
Memastikan bahwa unit penyertaan diterbitkan hanya
atas penerimaan dana dari calon pemodal.

Pemilihan Investasi
1. investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang
sesuai dengan syariah Islam; yakni a) instrumen saham yang

sudah melalui penawaran umum dan pembagian
deviden didasarkan pada tingkat laba usaha; b
penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;
dan c) surat hutang jangka panjang dan jangka pendek
yang sesuai dengan prinsip syariah.

2. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan
oleh para pihak (emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan syariah Islam, yaitu: a) usaha perjudian

dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang; b) usaha lembaga keuangan
konvensional (riba), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional; c) usaha yang memproduksi,
mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan
minuman yang haram; dan d) usaha yang memproduksi,
mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang
ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
----bersambung----

Pemilihan Investasi (Lanjutan)
3.

pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus
dilaksanakan menurut prinsip kehati-hatian, serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi yang didalamnya
mengandung
unsur
tipuan,
yakni:
a)
melakukan

penawaran palsu, b) melakukan penjualan atas
barang yang belum dimiliki, c) memperluas informasi
yang menyesatkan atau memakai informasi orang
dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang
dilarang,
dan
d)
melakukan
investasi
pada
perusahaan yang pada saat transaksi tingkat
hutangnya lebih dominan daripada modalnya.

4. Kondisi eminen tidak layak diinvestasikan oleh reksadana
syariah: a) apabila struktur hutang terhadap modal sangat
bergantung pada pembiayaan dari hutang yang pada intinya
merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba; b)
apabila suatu eminen memiliki nisbah hutang terhadap modal
lebih dari 82% (hutang 45%, modal 55%); dan c) apabila
manajemen suatu eminen diketahui telah bertindak
melanggar prinsip usaha yang Islami.

Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi
1.

2.

3.
4.

5.

Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik
pemodal dalam reksadana syariah dibagikan secara
proporsional kepada para pemodal.
Hasil interaksi yang dibagikan harus bersih dari unsur nonhalal sehingga manajer investasi harus melakukan pemisahan
bagian pendapatan yang mengandung unusr non-halal dari
pendapatan yang diyakini halal ( tarfiq al-halal min al-haram).
Penghasilan investasi yang diterima oleh reksadana syariah
berasal dari saham, surat berharga pasar uang, dan deposito.
Penghasilan investasi yang diterima oleh reksadana syariah
berasal dari saham berupa: a) dividen yang merupakan bagi
hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang
dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai
maupun saham; b) rights yang merupakan hak untuk
memesan efek lebih dulu yang diberikan emiten; dan c)capital
gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli
saham di pasar modal.
Penghasilan investasi yang diterima oleh reksadana syariah
berasal dari obligasi yang sesuai dengan syariah: bagi hasil
yang diterima secara periodik dari laba emiten.---bersambung----

Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi
(Lanjutan)
6.

Penghasilan investasi yang diterima oleh reksadana
syariah berasal dari surat berharga pasar uang yang sesuai
dengan syariah Islam: bagi hasil yang diterima dari issuer.
7. Penghasilan investasi yang diterima oleh reksadana syariah
berasal dari
deposito dapat berupa: bagi hasil yang
diterima dari bank-bank syariah.
8.
Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh
reksadana syariah dan hasil investasinya harus dipisahkan
dilakukan oleh bank kustodian dan setidak-tidaknya setiap
tiga bulan dilaporkan kepada manajer investasi untuk
kemudian disampaikan kepada para pemodal dan dewan
syariah nasional.
9. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari
non-halal akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang
penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan
Syariah dan dilaporkan secara transparan.

SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBIS)
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bank Sentral dapat menerbitkan instrumen moneter
berdasarkan prinsip syari’ah yang berupa SBIS
untuk mengatasi kelebihan likuiditas bank syari’ah.
SBIS berjangka waktu 1 bulan (minimal) dan 12
bulan (maksimal).
SBIS diterbitkan tanpa warkat/scripless.
SBIS dapat diagunkan ke BI.
SBIS tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Akad yang digunakan untuk SBIS adalah akad
ju`alah.
BI menetapkan dan memberikan imbalan atas SBIS
yang diterbitkan pada saat SBIS jatuh tempo.

OBLIGASI SYARI’AH
1.

2.

3.

4.
5.

Penerbitan obligasi dapat digunakan antara lain
dalam transaksi: a) Mudharabah/Muqaradhah/
Qiradh; b) Musyarakah; c) Murabahah; d) Salam;
e) Istishna; dan f) Ijarah.
Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh
bertentangan
dengan
syariah
tentang
pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
Pendapatan/hasil investasi yang dibagikan Emiten
kepada pemegang Obligasi Syariah Mudharabah
harus bersih dari unsur non halal.
Pendapatan/hasil
yang diperoleh pemegang
Obligasi Syariah sesuai transaksi yang digunakan.
Pemindahan
kepemilikan
obligasi
syariah
mengikuti transaksi-transaksi yang digunakan.

PEMBIAYAAN MULTIJASA
1.
2.

3.

4.
5.

Pembiayaan Multijasa boleh dilakukan dengan
menggunakan transaksi Ijarah atau Kafalah.
Dalam hal Lembaga Keuangan Syari’ah/LKS
menggunakan transaksi ijarah, maka harus
mengikuti semua ketentuan ijarah.
Dalam hal LKS menggunakan transaksi
kafalah, maka harus mengikuti semua
ketentuan Kafalah.
LKS dapat memperoleh imbalan jasa.
Besar imbalan harus disepakati di awal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal bukan
dalam bentuk prosentase.