Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) T2 752009016 BAB I

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Keluarga adalah suatu sistem yang terdiri atas sejumlah relasi yang berfungsi secara unik dan saling terkait di dalamnya. Saling keterkaitan ini menyebabkan ketika salah satu individu mengalami sesuatu maka akan ada dampaknya bagi individu yang lain dalam keluarga tersebut. Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, hubungan ini berlangsung lama untuk melahirkan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak.1

Individu berasal dari kata latin "individuum" yang artinya "yang tak terbagi". Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam perkembangannya, sudah tentu individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam suatu hubungan antar sesama manusia. Dengan demikian dalam kehidupannya harus selalu mengadakan kontak dengan manusia lain. Sejak lahir sampai pada akhir hidupnya, manusia hidup di tengah-tengah kelompok yang merupakan kesatuan-kesatuan sosial atau kelompok-kelompok sosial dan juga dalam situasi-situasi sosial yang merupakan bagian dari ruang lingkup suatu kesatuan sosial atau kelompok sosial.2

1

H. Hartono dan Arnicum Aziz,MKDUIlmu Sosial Dasar,Bumi Aksara, Jakarta, 2004, h.79

2


(2)

2

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian setiap individu atau anggota keluarga terbentuk atas relasi dalam keluarga. Keluarga memang bukanlah satu-satunya konteks pembentukan pribadi yang sedang berlangsung. Kehidupan ini penuh dengan konteks alternatif misalnya sekolah, tempat kerja, kelompok masyarakat, kebudayaan dan konteks yang lain di mana kita ada di dalamnya dan berproses, menerima berbagai informasi dan berbagai relasi yang terjalin di dalamnya terus-menerus membentuk kita. Tetapi dengan siapa kita secara akrab tinggal, bermain, berjuang, memberikan dampak yang lebih besar pada kepribadian kita walaupun tidak disadari. Proses perkembangan kepribadian individu itu sendiri, tidaklah terjadi secara kebetulan atau begitu saja oleh dirinya sendiri, melainkan terbentuk dalam suatu lingkungan psikologi. Pada dasarnya setiap orang lahir dengan bakat dan kepribadian yang unik atau potensi diri, namun bagaimana potensi itu dapat terwujud juga dipengaruhi oleh lingkungan psikologi tersebut, yang membentuk kepribadian individu nantinya. Oleh karena itu, relasi dalam keluarga harus dijaga dan juga perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga penting untuk diperhatikan. Ada dua hal yang penting bagi pembentukan kepribadian yang sehat bagi setiap individu dalam sebuah keluarga:3 pertama, apakah dalam keluarga ia mendapatkan ruang psikologi yang memadai untuk pertumbuhan kepribadiannya? kedua, apakah dalam keluarga ia dapat membina relasi yang mendalam dengan para anggota keluarga lainnya?

3

Arif, Iman Setiadi M.Si.,Psi,2006. SKIZOFRENIA Memahami Dinamika Keluarga Pasien, Jakarta: Refika ADITAMA, 7


(3)

3

Bila seseorang kurang mendapat ruang psikologi yang memadai dan relasi kurang dalam dengan anggota keluarga yang lain, maka pembentukan kepribadiannya akan mengalami suatu kekurangan atau bahkan dapat mengalami gangguan, yang dapat mengakibatkan psikopatologis (fungsi kepribadian yang abnormal). Salah satu bentuk gangguan yang dapat terjadi ialah Skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Kata skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yang berarti schizo: terbagi, terpecah dan phrenia: pikiran. Jadi pikirannya terbagi atau terpecah. Namun dalam perkembangannya pengertian tersebut sudah tidak cocok lagi, dan pengertian pada saat ini ialah penderita skizofrenia umumnya pikirannya tidak konsisten demikian juga perilakunya. Jadi mereka ini tidak konsisten, tidak rasional dan tidak pasti.4 Gangguan ini ditandai dengan gejala positif 5 seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi; gejala negatif seperti avolition (menurunnya minat dan dorongan), berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar; serta terganggunya relasi personal. 6 Semua hal di atas menyebabkan penderita skizofrenia mengalami penurunan fungsi atau ketidakmampuan dalam menjalani peran dalam hidupnya, sangat terhambat produktivitasnya dan nyaris terputus relasi dengan orang lain. Sedangkan dalam buku diagnosis gangguan jiwa skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau ”deteriorating”) yang luas,

4

Prof.Dr.dr.S.M.Lumbantobing,SpS(K),SpKJ.,SKIZOFRENIA GILA,(Jakarta:Fakultas Kedokteran universitas Indonesia 2007)2-3

5

Pengertian gejala positif dan negatif bukan dalam arti baik dan buruk. Gejala positif berarti bertambahnya kemunculan suatu tingkah laku dalam kadar yang berlebihan dan menunjukkan penyimpangan dari fungsi psikologis yang normal; sementara gejala negatif berarti penuruan kemunculan suatu tingkah laku yang juga berarti penyimpangan dari fungsi psikologis yang normal.

6

Arif, Iman Setiadi M.Si.,Psi,2006. SKIZOFRENIA Memahami Dinamika Keluarga Pasien, Jakarta: Refika ADITAMA


(4)

4

serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.7

Seperti yang telah dipaparkan di atas, keluarga terdiri dari sejumlah relasi yang berfungsi secara unik dan saling terkait di dalamnya, maka ketika salah satu anggota keluarga mengalami masalah atau suatu kendala, otomatis akan ada efek yang ditimbulkan dan dirasakan oleh anggota keluarga yang lain. Dalam kasus skizofrenia dalam hal ini di daerah Sumba khususnya kota Waingapu, penderita skizofrenia tidak mendapatkan penanganan secara serius. Keluarga dengan penderita skizofrenia pada umumnya tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai mengenai skizofrenia. Ini menyebabkan ketika ada anggota keluarga yang mengalami skizofrenia ditangani dengan cara yang salah contohnya, dianggap sebagai kerasukan setan, sehingga di bawa ke dukun, atau dibiarkan begitu saja, bahkan yang paling buruk adalah dikucilkan dan dipasung. Seperti yang dialami oleh seorang penderita, sebut saja si A, pada awalnya ia adalah seorang mahasiswa di sebuah peguruan tinggi swasta di kota Bandung. Ia bungsu dari empat bersaudara, ia dirawat oleh saudari yang belum menikah, sedangkan kedua saudaranya yang lain telah menikah, dan tinggal terpisah. Semasa kuliahnya, tiba-tiba saja ia mulai mengalami “keanehan”, namun hal ini belum terlalu tampak. Namun ketika ia pulang ke daerahnya, mulai tampak perubahan sikap, beberapa kali ia melakukan percobaan

7

Dr. Rusdi Maslim, ” Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringakasan dari PPDGJ-III”. (Jakarta 2002) 46


(5)

5

bunuh diri, sampai membahayakan orang lain. Karena keterbatasan keluarga dalam memahami masalah ini, penderita akhirnya dikurung, bahkan pada akhirnya dipasung. Penderita sempat juga berusaha disembuhkan dengan penyembuhan melalui “dukun”. Namun sampai pada saat ini tidak ada perubahan yang lebih baik, malah memperparah keadaan penderita. Penanganan yang salah justru akan memperparah keadaan penderita, bukannya menolong atau mengurangi tingkat penderitaan dari penderita skizofrenia. Ini disebabkan minimnya pengetahuan mengenai bentuk-bentuk gangguan tersebut dan juga tidak tersedianya Rumah Sakit yang khusus menangani penderita gangguan kejiwaan. Keadaan seperti ini memengaruhi perkembangan psikis keluarga. Dalam menghadapi penderita dengan keterbatasan pengetahuan mengenai skizofrenia, ketidakpastian akan kesembuhan penderita, ditambah masalah dengan lingkungan sekitar yang sulit menerima keberadaan penderita yang sering meresahkan masyarakat merupakan masalah-masalah yang mengganggu keadaan psikis keluarga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam keluarga dibutuhkan ruang psikologi yang baik untuk perkembangan setiap individu yang ada dalam keluarga. Dengan adanya penderita skizofrenia di dalam keluarga, akan memengaruhi perkembangan psikologis anggota keluarga dan akan ada berbagai dampak yang dirasakan oleh keluarga baik secara psikologis maupun sosial.

Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan


(6)

6

keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.8

Kesehatan merupakan suatu anugerah yang mendatangkan kebaikan bagi seluruh tubuh. Bisa dikatakan bahwa semua perilaku manusia ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang prima, meski dengan cara yang beraneka ragam. Mulai dari rutinitas melakukan oleh raga, melakukan ritual-ritual olah jiwa, mengkonsumsi asupan suplemen atau makanan berenergi, obat-obatan, bahkan mengkonsumsi jamu-jamuan yang berasal dari tanaman dan hewan. Kesemua ini dilakukan demi mendapatkan kebugaran fisiologis. Florence Nithingale seorang perawat dan

statiscian pernah mengemukakan pendapat bahwa: “ seorang manusia yang menderita sakit pasti diakibatkan oleh faktor lingkungan”. Lingkungan yang bersih, apik tertata, segar, dan nyaman mencerminkan pola hidup yang terencana dan terorganisir dengan baik. Sebaliknya, jika berada di suatu kawasan yang kotor, kumuh, semrawut, dan berpolusi menjadikan tubuh yang rentan terhadap berbagi penyakit.9

Selain itu faktor lingkungan sosial turut memberikan kontribusi terhadap kondisi kesehatan seseorang, seperti halnya lingkungan keluarga dengan intensitas kekerasan yang cukup tinggi. Situasi krisis yang terjadi ini bila tidak segera ditangani dapat memicu masalah yang lebih serius. Secara psikososial hal-hal yang mengancam kesehatan mental juga dapat dianggap sebagai situasi kritis.10

8

http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/konsep-dasar-psikososial/, diunduh 5 desember 2012, pukul 08: 20 am

9

Dr. Arie Arumwardhani, Psikologi Kesehatan (Yogyakarta : Galangpress), 2011,h 33

10


(7)

7

Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikis maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Psikososial secara sederhana adalah sebuah cabang displin ilmu dalam ilmu psikologi. Secara sederhana psikososial merupakan singkatan dari dua kata yaitu psiko dan sosial, dimana arti dari psiko ialah psikis yaitu adalah keadaan kondisi kejiwaan seseorang, dan sosial merupakan tempat dimana individu hidup dan beraktivitas dengan individu lainnya atau dengan kata lain tatanan kehidupan dalam masyrakat, kedua hal ini saling memengaruhi individu dalam kehidupannya, yaitu jika individu dalam sisi kejiwaan tidak baik atau terganggu maka akan memengaruhi dirinya maupun lingkungan sosialnya demikian juga sebaliknya jika lingkungan sosialnya terganggu maka akan memengaruhi kondisi pribadi individu tersebut.11

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul SKIZOFRENIA

STUDI KASUS DAMPAK PSIKO-SOSIAL PENDERITA SKIZOFRENIA BAGI KELUARGA

DI KOTA WAINGAPU-SUMBA TIMUR.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat sebagai berikut:

Apa dampak psiko-sosial yang terjadi pada keluarga dalam menghadapi penderita skizofrenia?

11

http://pendekarnyasar.multiply.com/journal/item/27?&show_interstitial=1&u=/journal/item, diunduh 5 desember 2012, pukul 08:30 am


(8)

8 C. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan dampak psiko-sosial yang terjadi pada keluarga dalam menghadapi penderita skizofrenia.

D. Signifikansi penelitian

Memberikan kontribusi pemikiran bagi Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama UKSW, khususnya bagi mata kuliah pastoral dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi dalam lingkup keluarga.

E. Metodologi penelitian

1. Tipe penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan yakni penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya, atau sebagaimana adanya, dengan tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.12

2. Metode penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam kajian ini yakni deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.13

12

Hadari Nanawi dan Mimi Martini., 1994, Penelitian Terapan, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press), 17

1313

Hadari Nanawi dan Mimi Martini., 1994, Penelitian Terapan, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press), 7


(9)

9

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, penulis akan mengumpulkan data melalui studi lapangan, yakni dengan melakukan wawancara mendalam terhadap keluarga dengan tujuan memperoleh data dan informasi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Penelitian lapangan ini tidak terstruktur, bukan dalam bentuk pertanyaan formal, tetapi melalui wawancara mendalam yang bersifat terbuka.14 Data dari wawancara mendalam ini terdiri atas kutipan langsung mengenai pengalaman, opini, perasaan dan pengetahuan subyek.15

4. Teknik analisis data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yakni mendeskripsikan situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang ditemukan di lapangan16

5. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dilakukan pada keluarga yang pernah melakukan pemasungan pada penderita penderita skizofrenia.

14

W. Lawrence Neuman, Sosial Research Methods: Qualitative and quantitative approaches, Fourth edition,(USA: Allyn and Bacon,2000),370

15

Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian Psikologi

(Yogyakarta: pustaka pelajar,2003),40

16


(10)

10

F. Garis Besar Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab pertama ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, signifikansi penelitian, metode penelitian, dan garis besar penulisan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penulisan tesis dan juga membahas secara dalam mengenai skizofrenia.

Bab III Hasil penelitian

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan konteks yang terjadi dalam keluarga

Bab IV Tinjaun Kritis

Dalam bab ini dibahas kesinambungan antara kerangka konseptual dengan hasil penelitian yang didapat di lapangan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang diperoleh.


(1)

5

bunuh diri, sampai membahayakan orang lain. Karena keterbatasan keluarga dalam memahami masalah ini, penderita akhirnya dikurung, bahkan pada akhirnya dipasung. Penderita sempat juga berusaha disembuhkan dengan penyembuhan

melalui “dukun”. Namun sampai pada saat ini tidak ada perubahan yang lebih baik,

malah memperparah keadaan penderita. Penanganan yang salah justru akan memperparah keadaan penderita, bukannya menolong atau mengurangi tingkat penderitaan dari penderita skizofrenia. Ini disebabkan minimnya pengetahuan mengenai bentuk-bentuk gangguan tersebut dan juga tidak tersedianya Rumah Sakit yang khusus menangani penderita gangguan kejiwaan. Keadaan seperti ini memengaruhi perkembangan psikis keluarga. Dalam menghadapi penderita dengan keterbatasan pengetahuan mengenai skizofrenia, ketidakpastian akan kesembuhan penderita, ditambah masalah dengan lingkungan sekitar yang sulit menerima keberadaan penderita yang sering meresahkan masyarakat merupakan masalah-masalah yang mengganggu keadaan psikis keluarga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam keluarga dibutuhkan ruang psikologi yang baik untuk perkembangan setiap individu yang ada dalam keluarga. Dengan adanya penderita skizofrenia di dalam keluarga, akan memengaruhi perkembangan psikologis anggota keluarga dan akan ada berbagai dampak yang dirasakan oleh keluarga baik secara psikologis maupun sosial.

Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan


(2)

6

keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.8

Kesehatan merupakan suatu anugerah yang mendatangkan kebaikan bagi seluruh tubuh. Bisa dikatakan bahwa semua perilaku manusia ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang prima, meski dengan cara yang beraneka ragam. Mulai dari rutinitas melakukan oleh raga, melakukan ritual-ritual olah jiwa, mengkonsumsi asupan suplemen atau makanan berenergi, obat-obatan, bahkan mengkonsumsi jamu-jamuan yang berasal dari tanaman dan hewan. Kesemua ini dilakukan demi mendapatkan kebugaran fisiologis. Florence Nithingale seorang perawat dan statiscian pernah mengemukakan pendapat bahwa: “ seorang manusia yang menderita sakit pasti diakibatkan oleh faktor lingkungan”. Lingkungan yang bersih, apik tertata, segar, dan nyaman mencerminkan pola hidup yang terencana dan terorganisir dengan baik. Sebaliknya, jika berada di suatu kawasan yang kotor, kumuh, semrawut, dan berpolusi menjadikan tubuh yang rentan terhadap berbagi penyakit.9

Selain itu faktor lingkungan sosial turut memberikan kontribusi terhadap kondisi kesehatan seseorang, seperti halnya lingkungan keluarga dengan intensitas kekerasan yang cukup tinggi. Situasi krisis yang terjadi ini bila tidak segera ditangani dapat memicu masalah yang lebih serius. Secara psikososial hal-hal yang mengancam kesehatan mental juga dapat dianggap sebagai situasi kritis.10

8

http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/konsep-dasar-psikososial/, diunduh 5 desember 2012, pukul 08: 20 am

9

Dr. Arie Arumwardhani, Psikologi Kesehatan (Yogyakarta : Galangpress), 2011,h 33 10


(3)

7

Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikis maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Psikososial secara sederhana adalah sebuah cabang displin ilmu dalam ilmu psikologi. Secara sederhana psikososial merupakan singkatan dari dua kata yaitu psiko dan sosial, dimana arti dari psiko ialah psikis yaitu adalah keadaan kondisi kejiwaan seseorang, dan sosial merupakan tempat dimana individu hidup dan beraktivitas dengan individu lainnya atau dengan kata lain tatanan kehidupan dalam masyrakat, kedua hal ini saling memengaruhi individu dalam kehidupannya, yaitu jika individu dalam sisi kejiwaan tidak baik atau terganggu maka akan memengaruhi dirinya maupun lingkungan sosialnya demikian juga sebaliknya jika lingkungan sosialnya terganggu maka akan memengaruhi kondisi pribadi individu tersebut.11

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul SKIZOFRENIA

STUDI KASUS DAMPAK PSIKO-SOSIAL PENDERITA SKIZOFRENIA BAGI KELUARGA

DI KOTA WAINGAPU-SUMBA TIMUR.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat sebagai berikut:

Apa dampak psiko-sosial yang terjadi pada keluarga dalam menghadapi penderita skizofrenia?

11

http://pendekarnyasar.multiply.com/journal/item/27?&show_interstitial=1&u=/journal/item, diunduh 5 desember 2012, pukul 08:30 am


(4)

8

C. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan dampak psiko-sosial yang terjadi pada keluarga dalam menghadapi penderita skizofrenia.

D. Signifikansi penelitian

Memberikan kontribusi pemikiran bagi Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama UKSW, khususnya bagi mata kuliah pastoral dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi dalam lingkup keluarga.

E. Metodologi penelitian

1. Tipe penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan yakni penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya, atau sebagaimana adanya, dengan tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.12

2. Metode penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam kajian ini yakni deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.13

12

Hadari Nanawi dan Mimi Martini., 1994, Penelitian Terapan, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press), 17

1313

Hadari Nanawi dan Mimi Martini., 1994, Penelitian Terapan, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press), 7


(5)

9

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, penulis akan mengumpulkan data melalui studi lapangan, yakni dengan melakukan wawancara mendalam terhadap keluarga dengan tujuan memperoleh data dan informasi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Penelitian lapangan ini tidak terstruktur, bukan dalam bentuk pertanyaan formal, tetapi melalui wawancara mendalam yang bersifat terbuka.14 Data dari wawancara mendalam ini terdiri atas kutipan langsung mengenai pengalaman, opini, perasaan dan pengetahuan subyek.15

4. Teknik analisis data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yakni mendeskripsikan situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang ditemukan di lapangan16

5. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dilakukan pada keluarga yang pernah melakukan pemasungan pada penderita penderita skizofrenia.

14

W. Lawrence Neuman, Sosial Research Methods: Qualitative and quantitative approaches, Fourth

edition,(USA: Allyn and Bacon,2000),370

15

Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian Psikologi

(Yogyakarta: pustaka pelajar,2003),40 16


(6)

10

F. Garis Besar Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab pertama ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, signifikansi penelitian, metode penelitian, dan garis besar penulisan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penulisan tesis dan juga membahas secara dalam mengenai skizofrenia.

Bab III Hasil penelitian

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan konteks yang terjadi dalam keluarga

Bab IV Tinjaun Kritis

Dalam bab ini dibahas kesinambungan antara kerangka konseptual dengan hasil penelitian yang didapat di lapangan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang diperoleh.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ternak Sapi bagi Masyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana Kec. Pandawai Kab. Sumba Timur) T2 092012013 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ternak Sapi bagi Masyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana Kec. Pandawai Kab. Sumba Timur) T2 092012013 BAB II

1 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ternak Sapi bagi Masyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana Kec. Pandawai Kab. Sumba Timur) T2 092012013 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Ternak Sapi bagi Masyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana Kec. Pandawai Kab. Sumba Timur) T2 092012013 BAB V

0 2 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur)

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) T2 752009016 BAB II

0 0 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) T2 752009016 BAB IV

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) T2 752009016 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur)

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan T2 752011041 BAB I

0 0 10