ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH DI BAZNAS KOTA MOJOKERTO.

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA
PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH DI
BAZNAS KOTA MOJOKERTO

SKRIPSI

Oleh :
NAZALIA ROHMAH
NIM : C94212144

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
2016

ii

iii

iv


v

ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Internal pada
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota Mojokerto” ini
merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang
bagaimana pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah di BAZNAS kota Mojokerto,
bagaimana penerapan pengendalian internal pada pengelolaan zakat, infaq dan
shadaqah di BAZNAS kota Mojokerto, serta bagaimana pengendalian internal di
BAZNAS kota Mojokerto jika dilhat dengan pendekatan pengendalian internal
oleh COSO.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam
pengolahan data menggunakan triangulasi data dengan tujuan untuk menguji
keabsahan data yang diperoleh. Selanjutnya data dianalisis dimulai dari memilah
dan meilih data, menyajikan data secara keseluruhan, kemudian menarik
kesimpulan dari hasil analisis yang diperoleh.
Hasil penelitian yang di peroleh adalah, bahwa pelaksanaan pengelolaan
zakat, infaq dan shadaqah di BAZNAS kota Mojokerto, mulai dari pengumpulan

hingga pendistribusian dan pendayagunaan sudah sesuai dengan ketetapan
peraturan perundang-undangan yang ada. Meskipun masih ada beberapa hal yang
masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan terutama dalam hal sosialisasi dan
edukasi zakat, infaq, dan shadaqah untuk masyarakat kota Mojokerto. Kemudian
pelaksanaan pengendalian internal di BAZNAS kota Mojokerto masih belum
terlaksana dengan maksimal serta belum adanya petunjuk pelaksanaan
pengendalian internal yang digunakan petugas pengendalian internal. Jika
dikorelasikan dengan komponen pengendalian internal oleh COSO, pengendalian
internal pada BAZNAS kota Mojokerto di kepengurusan 2010-2014 belum
memenuhi seluruh komponen, yaitu pada penetapan resiko dan pemantauan.
Dari hasil penelitian di atas, diharapkan sosialisasi dan edukasi lebih
diintensifkan lagi agar pemahaman tentang zakat, infaq dan shadaqah bisa
merata ke seluruh lapisan masyarakat kota Mojokerto. Selanjutnya hendaknya
segera dibuat SOP/ petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis pengendalian internal
di BAZNAS kota Mojokerto sebagai pedoman pelaksanaan serta rutin dilakukan
evaluasi dalam pelaksanaan pengendalian internal, agar terwujud BAZNAS yang
transparan dan akuntabel.
Kata Kunci : sistem pengendalian intern, pengelolaan zakat, Badan Amil Zakat

Nasional


v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ....................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................

iii

PENGESAHAN .........................................................................................


iv

ABSTRAK .................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ...............................................................................

vi

DAFTAR ISI ..............................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................


xii

DAFTAR TRANSLITERASI ...................................................................

xiii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah .......................................


9

C. Rumusan Masalah ...............................................................

10

D. Tujuan Penelitian ................................................................

10

E. Kajian Pustaka .....................................................................

10

F. Kegunaan Hasil Penelitian ..................................................

14

G. Definisi Operasional ............................................................


14

H. Metode Penelitian ...............................................................

15

I. Sistematika Pembahasan .....................................................

21

KERANGKA TEORETIS .........................................................

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Sistem Pengendalian Internal ..............................................

23


B. Zakat, Infaq, Shadaqah dan Pengelolaannya ......................

33

BAB III DATA PENELITIAN ...............................................................

41

A. Profil BAZNAS Kota Mojokerto ........................................

41

B. Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqah di
BAZNAS Kota Mojokerto ...................................................

57

C. Penerapan Sistem Pengendalian Internal di
BAZNAS Kota Mojokerto ..................................................


64

BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................

67

A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di
BAZNAS Kota Mojokerto ..................................................

67

B. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal pada
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota
Mojokerto ............................................................................

71

C. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal pada
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota

Mojokerto Dilihat dengan Pendekatan Pengendalian
Internal

oleh

COSO

(Committee

of

Sponsoring

Organization) .......................................................................

72

PENUTUP .................................................................................

81


A. Kesimpulan ..........................................................................

81

B. Saran ....................................................................................

82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

83

BAB V

LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan kewajiban setiap Muslim untuk mensucikan hartanya
dan sebagai wujud rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Allah
SWT. Zakat juga merupakan pilar ketiga dari lima pilar dalam Islam yang
terangkum dalam rukun Islam. Perintah untuk mengeluarkan zakat sudah
disebutkan secara jelas di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Di dalam alQur’an perintah membayar zakat yang beriringan dengan perintah salat
diulang sebanyak 33 kali. Sedangkan perintah berzakat yang diiringi dengan
perintah lain seperti infaq dan shadaqah diulang sebanyak lebih dari 40 kali.
Hal tersebut menunjukkan bahwa keharusan membayar zakat sama
pentingnya dengan keharusan kita untuk melakukan salat.
Zakat bisa dikatakan sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orangorang yang berkecukupan hidupnya dengan para mujahid yang seluruh
waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah, sehingga tidak memiliki
waktu berikhtiar dari kepentingan nafkah diri dan keluarga. Zakat juga
sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan prasarana yang
harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan,
sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya
manusia Muslim. Zakat yang dikelola dengan baik juga akan mampu

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

membuka lapangan kerja dan usaha yang luas, sekaligus penguasaan aset-aset
oleh umat Islam.1
Salah satu ayat di dalam al quran yang menjelaskan tentang perintah
membayar zakat adalah pada Surat at-taubah ayat 103

           
      
“ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”2
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa zakat itu diambil dari orang-orang
yang sudah berkewajiban membayar zakat (muzakki) untuk selanjutnya
didistribusikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahiq).
Zakat tersebut diambil dan didistribusikan oleh petugas yakni para amil
zakat. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa zakat merupakan ibadah
dalam bidang harta yang mengandung hikmah dan manfaat yang besar, baik
bagi yang membayar (muzakki) maupun yang menerima (muztahiq). Harta
yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan
bertambah, suci dan baik
Sejarah perjalanan profesi amil zakat telah ditorehkan berabad silam dan
telah dicontohkan oleh Rasulullah sallallahu ’alaihi wassallam dan para
sahabatnya. Rasulullah pernah mempekerjakan seorang pemuda dari suku
1
2

Didin Hafidhuddin, Zakat dan Perekonimian Modern (Jakarta: Gema Insani, 2002), 11-15
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an (Jakarta: CV. Pustaka Al-Kautsar, 2010), 203

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Asad yang bernama Ibnu Lutaibah untuk mengurus zakat Bani Sulaim. Beliau
juga pernah mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi amil
zakat. Beliau juga pernah mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman, yang
disamping bertugas sebagai da’i, juga mempunyai tugas khusus menjadi amil
zakat.
Pada zaman Khulafaur Rasyidin tepatnya pada zaman Khalifah Umar bin
Khattab zakat sudah dikelola oleh Negara. Lembaga pengelola kala itu
dikenal dengan Baitul Maal, yakni sebagai institusi yang memobilisir dana
dan daya dari umat yang digunakan untuk upaya – upaya pembangunan
meningkatkan harkat, derajat dan martabat atau perbaikan kualitas hidup
kaum dlu’afa’-fuqara’-masakin, dan umat pada umumnya berdasarkan
syari’ah.3
Di Indonesia, lahirnya amil zakat dimulai ketika masuknya kerajaan
Islam sejak 13 abad yang lalu. Sejak saat itu Islam mulai dikenal di seluruh
pelosok Nusantara. Sedikit demi sedikit beberapa daerah mulai mengenal,
memahami

dan

mempraktekkan

ajaran-ajaran

islam,

tak

terkecuali

pelaksanaan zakat. Namun, pada kala itu zakat masih dijalankan secara
personal, dari muzakki langsung kepada mustahiq.
Setelah sekian lama praktek zakat dilakukan secara personal/ individu,
beberapa lapisan masyarakat muslim mulai menyadari bahwa perlu adanya
peningkatan kualitas pengelolaan zakat yang seharusnya tidak lagi dilakukan
secara personal. Harus ada lembaga atau badan dalam mengelola dan
3

Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

mendayagunakan zakat dengan baik dan terkoordinasi. Sehingga mulai
bermunculan lembaga-lembaga pengelola zakat (LAZ) yang diharapkan
memiliki peran strategis dalam pengumpulan dan pemberdayaan zakat.
Di Indonesia, lembaga pengelola/ amil zakat sudah berkembang pesat.
Ada dua jenis lembaga pengelola zakat di indonesia, yakni Badan Amil Zakat
(BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ atau yang dikenal dengan
BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) merupakan satu-satunya lembaga
resmi yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No.
8 tahun 2001. Di dalam UU No 23 tahun 2011 tentang Pengelolaa zakat
disebutkan bahwa BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden
melalui Menteri Agama. Sebagai lembaga yang berwenang melakukan
pengelolaan zakat secara nasional, maka BAZNAS memiliki kewenangan
memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi, BAZNAS
kabupaten/ kota, dan LAZ. Selanjutnya BAZNAS pusat berhak meminta
laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah kepada
BAZNAS Provinsi, BAZNAS kabupaten/ kota dan LAZ. Sedangkan LAZ
merupakan bentukan dari masyarakat yang memiliki tujuan ikut membantu
mensejahterkan masyarakat Indonesia melalui zakat infaq dan shadaqah ini.
Dengan berkembangnya lembaga/ badan amil zakat di Indonesia,
diharapkan potensi zakat di Indonesia tergali dengan baik. Potensi zakat di
Indonesia sangat besar. Namun antara potensi dan realisasi penghimpunan
zakat masih terdapat gap yang sangat jauh. Studi BAZNAS dan FEM IPB

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

menunjukkan angka potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 217 triliun
setiap tahunnya.4 Sedangkan berdasarkan laporan ketua umum BAZNAS
Didin Hafidhuddin pada tahun 2014 penerimaan zakat masih mencapai angka
Rp 3,2 triliun.5 Itu artinya masih ada kekuatan dan kehebatan zakat dalam
membantu mengurangi angka kemiskinan di Indonesia yang masih tersimpan.
Dalam rangka mendukung keberadaan dan peran organisasi pengelola
zakat, pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan sebagai
pedoman pelaksanaan pengelolaan zakat, yakni Undang-undang No.38 tahun
1999 tentang Pengelolaan zakat yang telah diamandemen menjadi Undangundang Nomor 23 tahun 2011. Peraturan lainnya yang mendukung dan
menjelaskan Undang-undang tersebut diantaranya Keputusan Menteri Agama
Nomor 373 tahun 2003 tentang pelaksanaan UU Nomor 38 tahun 1999 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2014 tentang pelaksanaan UU Nomor
23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Hingga saat ini, pertumbuhan BAZ dan LAZ dari tahun ke tahun terus
menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan, meski terdapat kendala dan
kekurangan yang perlu diperbaiki di masa yang akan datang. Kemajuan
tersebut melahirkan kebutuhan terhadap piranti yang dimiliki oleh setiap
lembaga pengelola zakat yang dituntut agar bekerja secara profesional,
amanah, transparan dan akuntabel.
4

Irfan
Syauqi
Beik,
Zakat,
Wakaf,
dan
Kebijakan
Prudensial,
dalam
http://pusat.baznas.go.id/berita-artikel/zakat-wakaf-dan-kebijakan-makroprudensial/,
diakses
pada 25 Oktober 2015
5
Vera Erwaty Ismainy, 2015 Baznas Targetkan Penerimaan Zakat Rp 2,4 Triliun, dalam
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/01/18/346504/2015-baznas-targetkan-penerimaanzakat-rp4-2-t, diakses pada 25 Oktober 2015

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Namun, hingga saat ini, masyarakat masih banyak yang menyalurkan
zakatnya secara individu/personal. Padahal dengan membayarkan zakat
secara personal, menurut Dekan Fakultas Ekonomi Unissula dalam ASEAN
International Conference on Islamic Finance (AICIF), cenderung berorientasi
pada consumption based bagi penerima (mustahik), sehingga kurang terjaga
keberlanjutannya.

Hal

tersebut

merupakan

salah

satu

penghambat

produktivitas zakat di Indonesia.6
Keputusan sebagian masyarakat yang masih menyalurkan zakatnya
secara personal salah satunya adalah masih kurangnya tingkat kepercayaan
masyarakat tentang manajemen pengeloaan pada lembaga zakat, terutama
transparansi dari pengelolaan zakat itu sendiri. A. Mukhlis dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa untuk meningkatkan penerimaan zakat,
tidak hanya menekankan aspek keagamaan, tetapi ikut memerhatikan aspek
sosial, kepuasan diri, dan organisasi. Diantara hal yang memengaruhi
kepatuhan membayar zakat adalah adanya peran dari Organisasi Pengelola
Zakat (OPZ). Keprofesionalan OPZ dapat membuat wajib zakat lebih patuh
untuk membayar zakat di lembaga tersebut. Dengan meningkatkan mutu
pelayanan OPZ seperti dalam hal transparansi, sosialisasi, dan administrasi,
maka preferensi responden dalam membayar zakat di lembaga tersebut akan
semakin meningkat.7

6

Redaksi Forum Zakat, Kepercayaan Masyarakat Membayar Zakat Melalui Lembaga Masih
dalam http://forumzakat.org/kepercayaan-masyarakat-zakat-melalui-lembaga-masihkurang/ (diakses pada 25 November 2015)
7
A Mukhlis dan Irfan SB, “Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Kepatuhan
Membayar Zakat: Studi Kasus Kabupaten Bogor”, Jurnal al-Muzara’ah, Vol I, No. 1, 2013, 83.

Kurang,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Transparansi dan akuntabilitas dari badan dan lembaga amil zakat akan
berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.
Karena memang pada hakikatnya lembaga amil zakat merupakan lembaga
publik karena mengelola dana publik. Sehingga sudah menjadi kewajiban
lembaga untuk bertanggung jawab atas dana yang dikelolanya.
Transparansi dan akuntabilitas pada sebuah lembaga pengelola zakat
akan bisa tercapai dengan baik apabila lembaga tersebut sudah menerapkan
sistem pengendalian internal dan manajemen pengelolaan zakat dengan
efektif. Sehingga bisa dikatakan optimalisasi zakat dipengaruhi oleh
manajemen pengelolaan zakat, dalam hal ini pengendalian internal, di mana
dapat berperan mewujudkan tata kelola zakat yang baik.
Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk
memberikan jaminan tercapainya tujuan yang berkaitan dengan efektivitas
dan efisiensi operasi, reliabilitas pelaporan keuangan, dan ketaatan pada
peraturan hukum yang berlaku.8 Penerapan pengendalian internal pada suatu
organisasi atau perusahaan yang baik, akan berpengaruh langsung pada
efektivitas operasional organisasi atau perusahaan tersebut.
Salah satu lembaga/ badan amil zakat bentukan pemerintah di tingkat
kabupaten/ kota adalah BAZNAS kota Mojokerto. Tugas dari lembaga ini
sudah jelas yakni untuk memberdayakan zakat dan menegakkan rukun Islam
di Indonesia pada umumnya dan di kota Mojokerto pada khususnya. Sehingga

8

TMBooks, Sistem Informasi Akuntansi (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), 36.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

manajemen pengelolaan zakat di BAZNAS kota Mojokerto pun harus efektif
dan tentunya berawal dari pengendalian internal yang efektif pula.
Di kota Mojokerto sendiri, potensi zakat sebenarnya cukup besar,
berdasarkan asumsi BAZNAS terdapat 4.470 muzakki yang mempunyai
kekayaan tiap bulan Rp. 3.600.000,- (Tiga juta enam ratus ribu rupiah).
Apabila mereka menyalurkan zakatnya melalui BAZ, maka akan terkumpul
dana zakat sebesar Rp. 4.693.500.000,- (Empat milyar enam ratus sembilan
puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah). Berdasarkan data dari BAZ Kota
Mojokerto pada akhir Desember 2014, jumlah muzakki yang menyalurkan
zakatnya melalui BAZ sebanyak 2.463 orang (55%) dengan jumlah dana
zakat sebesar Rp. 1.200.000.000,- (Saru milyar dua ratus juta rupiah), berarti
masih ada 45% para muzakki yang belum menyalurkan zakatnya melalui
BAZ Kota Mojokerto.9 Padahal sudah ada Peraturan Daerah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah kota Mojokerto untuk mendukung pembayaran
zakat melalui Lembaga/ Badan Amin Zakat yakni Peraturan Daerah Nomor
03 tahun 2010 tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah.
Sejauh ini sistem pengendalian internal pada BAZNAS Kota Mojokerto
sudah ada. Berdasarkan ketetapan perundang-udangan, mulai dari Undangundang Nomor 38 tahun 1999 yang selanjutnya diubah menjadi Undangundang Nomor 23 tahun 2011 hingga Peraturan BAZNAS dan Peraturan
Daerah. Dengan ketentuan pengendalian internal yang telah ditetapkan

9

BAZ Kota Mojokerto, Laporan Tahunan 2014 (Mojoekerto: 2014), 28.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

tersebut, diharapkan pengendalian internal dalam pengelolaan zakat, infaq,
dan shadaqah pada BAZNAS pada umumnya dapat berjalan dengan baik.
Dengan telah adanya pengendalian internal di BAZNAS kota Mojokerto,
penulis

berinisiatif

untuk

meneliti

sejauh

mana

penerapan

sistem

pengendalian internal dalam kaitannya dengan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah di BAZNAS kota Mojokerto dengan
judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal pada Pengelolaan Zakat, Infaq,
dan Shadaqah di BAZNAS Kota Mojokerto”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
masalah – masalah yang perlu diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Potensi zakat di Indonesia yang sudah tercapai masih rendah
2. Prosedur pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah di BAZNAS kota
Mojokerto
3. Masih banyak muzakki yang meberikan kewajiban zakatnya langsung
kepada mustahiq
4. Butuh pengelolaan zakat yang transparan dan akuntabel
5. Kendala yang dihadapi dalam pengumpulan dan distribusi dana zakat,
infaq, dan shadaqah
6. Potensi zakat di kota Mojokerto belum tergali dengan maksimal
7. Penerapan sistem pengendalian internal pada pengelolaan zakat, infaq, dan
shadaqah di BAZNAS kota Mojokerto

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

8. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal
Dari identifikasi masalah di atas, peneliti hanya memberikan batasan
pada tiga hal agar lebih fokus dalam melakukan penelitian. Tiga batasan
masalah tersebut adalah prosedur pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah,
penerapan sistem pengendalian internal pada pengelolaan zakat, infaq, dan
shadaqah, serta pengendalian internal di BAZNAS kota Mojokerto jika
dilihat dari pendekatan pengendalian internal oleh COSO.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang serta identifikasi dan batasan masalah di atas, maka
rumusan masalah yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah di BAZNAS
kota Mojokerto?
2. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal dalam pengelolaan
zakat, infaq, dan shadaqah di BAZNAS Kota Mojokerto?
3. Bagaimana sistem pengendalian internal di BAZNAS kota Mojokerto jika
dilihat dari pendekatan pengendalian internal oleh COSO?

D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui prosedur pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah di BAZNAS
kota Mojokerto
2. Mengetahui penerapan sistem pengendalian internal dalam pengelolaan
zakat, infaq, dan shadaqah di BAZNAS Kota Mojokerto

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

3. Mengetahui sistem pengendalian internal di BAZNAS kota Mojokerto
jika dilihat dari pendekatan pengendalian internal oleh COSO

E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada penelitian ini pada dasarnya adalah untuk
memberikan gambaran hubungan antara topik penelitian yang dilakukan
dengan penelitian sejenis yang kemungkinan sebelumnya pernah dilakukan,
sehingga tidak akan terjadi pengulangan penelitian.

Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti/
Tahun

Budi Prijanto,
Dessy
Puspitasari /
2005

Sylvie
Widyahapsari/
2010

Metodologi

Deskriptif
Kualitatif

Temuan

Pengendalian
internal
terhadap
prosedur
pemberian
/
kredit
investasi
pada
Bank
Eksekutif
Internasional
(Persero)
Tbk cabang
Kelapa Gading,
Jakarta
Timur dinilai baik dan
efekiif.
Secara
keseluruhan
pelaksanaan pengendalian
internal pada kantor AJB
Bumiputera sudah baik,
mulai dari sudah adanya
otorisasi dari pihak yang
berwenang
hingga
dibentuknya
kantor
pengendalian
internal
wilayah yang bertugas
sebagai
pengawas
(internal). Namun masih

Persamaan dan Perbedaan
Variabel pada penelitian ini
sama dengan variabel yang
peneliti gunakan. Namun
fokus penelitian ini sudah
berbeda, yakni jika pada
penelitian ini fokus pada
pemberian kredit ivestasi
pada
bank
eksekutif
internasional,
sedangkan
penelitian yang sekarang
lebih
fokus
pada
pengelolaan zakat, infaq,
dan shadaqah.
Pada penelitian ini dan
peneliatian
yang
akan
dilakukan
sama-sama
menggunakan
variabel
pengendalian
internal.
Namun,
fokus
dari
penelitian dan penelitian
yang
akan
diberikan
berbeda. Apabila pada
penelitian
sebelumnya
fokus pada pengeluaran kas
di
AJB
Bumiputera,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Muhammad
Afif / 2014

Junita Stevani
Wuisan/ 2013

Kualitatif
Deskriptif

Analisis
Deskriptif

ada sedikit kekurangan sedangkan pada penelitian
yang perlu diperhatikan yang akan dilakukan fokus
oleh perusahaan.
pada penelolaan zakat di
BAZNAS kota Mojokerto
Pada penelitian ini dan
peneliatian
yang
akan
dilakukan
sama-sama
menggunakan
variabel
BMT El Nusa Pucuk
pengendalian
internal.
Lamongan
sudah
Namun,
fokus
dari
menjalankan sebagian dari
penelitian dan penelitian
prinsip sistem manajemen
yang
akan
diberikan
dan pengendalian internal
berbeda. Pada penelitian
meskipun belum secara
sebelumnya memiliki fokus
keseluruhan
dikarenakan
pada penggajian karyawan
sederhananya sistem dan
di BMT El Nusa Pucuk
keberadaan
lembaga
Lamongan, sedangkan pada
tersebut.
penelitian
yang
akan
dilakukan
fokus
pada
pengelolaan
zakat
di
BAZNAS kota Mojokerto
Unsur-unsur pengendalian
internal
berdasarkan
kerangka kerja COSO tidak
semuanya berjalan dengan
efektif. Unsur yang sudah
Pada penelitian ini dan
berjalan efektif adalah
peneliatian
yang
akan
unsur
penilaian
resiko
dilakukan
sama-sama
dengan adanya kelayakan
menggunakan
variabel
pemberian kredit bagi calon
pengendalian
internal.
konsumen
serta
unsur
Namun,
fokus
dari
informasi dan komunikasi
penelitian dan penelitian
juga telah berjalan efektif.
yang
akan
diberikan
Sedangkan
unsur
berbeda. Pada penelitian
lingkungan,
aktivitas
sebelumnya
membahas
pengendalian
dan
tentang
pengendalian
pemantauan
terhadap
internal pada piutang lease
piutang belum berjalan
di PT Finansia Multi
dengan efektif dikarenakan
Finance.
Sedangkan
beberapa sebab. Yakni
penelitian
yangakan
unsur
lingkungan
dilakukan
membahasn
pengendalian kurang efektif
tentang
pengendalian
karena tidak adanya komite
internal dalam pengelolaan
audit yang mengawasi
zakat di BAZNAS Kota
kinerja semua personil, dan
Mojokerto
unsure
aktivitas
pengendalian
belum
berjalan efektif dimana
pemisahan tugas belum

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Uswatun
Hasanah/
2013

Hesti Arlich
Arifiyani dan
Sukirno, Ph.D
/ 2012

Analisis
Deskriptif

Kausal
komparatif

dilakukan dengan baik serta
pemantauan
terhadap
piutang
tidak
berjalan
efektif karena tidak adanya
komite sudit.
Sistem pengendalian intern
pengeluaran
kas
dari
pembiayaan
mudharabah
pada
BMT
HARUM
Cabang Magelang sudah
berjalan dengan efektif,
ditandai dengan: BMT
HARUM Cabang Magelang
mempunyai
struktur
organisasi yang sederhana
dan terdapat pemisahan
tugas yang jelas dalam
setiap bagian, telah ada
pembagian
wewenang
dalam pemberian otorisasi
atas transaksi perusahaan,
terlaksanaya praktik yang
sehat
pada
sistem
pengendalian
intern
pengeluaran kas, karyawan
BMT HARUM Cabang
Magelang sudah sesuai
dengan mutu dan tanggung
jawab
yang
diberikan
kepadanya.
Pengendalian
Intern,
Kepatuhan dan Kompensasi
Manajemen secara parsial
dan simultan berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap Perilaku Etis
Karyawan PT Adi Satria
Abadi Yogyakarta

Pada penelitian ini dan
peneliatian
yang
akan
dilakukan
sama-sama
menggunakan
variabel
pengendalian
internal.
Namun,
fokus
dari
penelitian dan penelitian
yang
akan
diberikan
berbeda. Yakni apabila pada
penelitian
sebelumnya
fokus pada pengeluaran kas
dari
pembiayaan
mudharabah
di
BMT
Harum cabang Mageleng,
sedangkan pada penelitian
yang akan dilakukan fokus
kepada pengelolaan zakat di
BAZNAS kota Mojokerto

Pada penelitian ini dan
peneliatian
yang
akan
dilakukan
sama-sama
menggunakan
variabel
pengendalian
internal.
Selanjutnya pada penelitian
ini menggunakan metode
kausal
komparatif,
sedangkan pada penelitian
yang
akan
dilakukan
menggunakan
metode
kualitatif deskriptif.

Penelitian yang berjudul “Analisis Sistem Pnegendalian Internal pada
Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota Mojoekerto” ini
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini lebih fokus

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

kepada analisis pengendalian internal pada pengelolaan zakat di BAZNAS.
Sedangkan penelitian sebelumnya memiliki fokus pada keputusan pemberian
pembiayaan/ kredit, penggajian, pengeluaran kas dan pada piutang lease.
Walaupun sama-sama menganalisis mengenai pengendalian intern, namun
dengan fokus yang sudah berbeda maka hasil penelitian yang diperoleh juga
akan berbeda. Lokasi penelitian juga sudah jelas berbeda, sehingga juga akan
mempengaruhi hasil penelitian.
Penelitian ini akan menganalisis tentang penerapan sistem pengendalian
internal pada pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah di BAZNAS Kota
Mojokerto. Pengelolaan yang dimaksud adalah mulai dari pengumpulan dana
hingga pemberdayaan dana zakat, infaq, dan shadaqah. Selain itu penelitian
ini juga menganalisis bagaimana sistem pengendalian dalam mewujudkan
tata kelola zakat yang akuntabel.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
a. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pembanding untuk penelitian
selanjutnya dengan tema yang sama serta untuk memperkaya informasi
dalam rangka memperluas ilmu pengetahuan dalam bidang kelembagaan
keuangan Islam, khususnya Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
kepada BAZNAS Kota Mojokerto sebagai bahan pertimbangan dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan strategis.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji
skebenarannya oleh orang lain.10 Pada penelitian ini beberapa definisi
operasional diantaranya sebagai berikut:
a. Sistem pengendalian internal
Sistem

Pengendalian

internal

merupakan

suatu

cara

untuk

mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan BAZNAS Kota
Mojokerto. Pengendalian internal ini berperan penting dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan BAZNAS Kota Mojokerto. Sistem
Pengendalian internal ini dilakukan dengan tujuan agar terwujud badan
amil zakat yang memiliki tata kelola zakat yang efektif dan akuntabel.
b. Pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah
Pengelolaan disini merupakan suatu proses dari pengumpulan dana zakat,
infaq,

dan

shadaqah

pada

BAZNAS

kota

Mojokerto

hingga

pendayagunaannya kepada masyarakat. Pengelolaan zakat, infaq, dan
10

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,(Yogyakarta : Graha Ilmu,
2006), 67

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

shadaqah mengacu pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 serta
peraturan daerah kota Mojokerto Nomor 3 tahun 2010. Pengelolaan zakat
dalam dibantu juga oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang telah
dibentuk dan diberikan SK oleh BAZNAS kota Mojokerto.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
kualitatif deskriptif, yakni penelitian yang pemecahan masalahnya dengan
menggunakan data empiris dengan tujuan memahami fenomena sosial
melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam
makna (meaning)11.
2. Sumber Data
Dalam sebuah penelitian sumber data merupakan faktor yang sangat
penting, karena sumber data akan mempengaruhi kualitas dari hasil
penelitian. Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data
sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh
data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumeninstrumen yang ditetapkan. Jadi, sumber data primer yang digunakan
dalam penelitian ini berhubungan langsung dengan BAZNAS Kota
11

Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian, (Bandung : Refika Aditama,2009), 13-14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Mojokerto, yakni pengurus, kepala Kantor dan karyawan BAZNAS
Kota Mojokerto.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data atau informasi
yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang
bersifat publik, yang terdiri atas struktur organisasi data kearsipan,
dokumen, laporan-laporan, serta buku-buku, jurnal, dan lain
sebagainya yang berkenaan dengan penelitian ini.12 Sumber data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
1) Undang – undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat
2) Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Pengelolaa Zakat, Infaq, dan Shadaqah.
3) Laporan Tahunan BAZNAS Kota Mojokerto
4) Website BAZNAS Republik Indonesia
5) Wing Wahyu Winarso. Sistem Informasi Akuntansi
6) Umrotul Khasanah. Manajemen Zakat Modern
7) Dll.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam
penelitian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
12

Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), 79

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

ditetapkan.13 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini diantaranya adalah:
a. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi adalah
cara mencari data atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan,
transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
yang lainnya.14 Dengan menggunakan teknik ini, peneliti mencari
dokumen dari lembaga terkait yakni BAZNAS Kota Mojokerto yakni
berupa profil, visi dan misi, laporan triwulan, laporan tahunan,
majalah terbitan BAZNAS, dan dokumen lainnya yang valid.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan wawancara adalah cara atau teknik
untuk mendapatkan informasi atau data dari interviewee atau
responden dengan wawancara antara langsung face to face antara

interviewer dengan interviewee.15 Wawacara dalam penelitian ini
dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada pihak yang terkait
diantaranya yakni pihak BAZNAS Kota Mojokerto.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk
pengumpulan data primer, yang sangat bermanfaat, sistematik dan
selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena

13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2013), 224
Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2012), 160
15
Ibid, 152

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

yang terjadi.

16

Dalam metode observasi ini peneliti mengamati

kegiatan pengelolaan zakat di BAZNAS kota Mojokerto.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah seluruh data diperoleh dari sumber data, selanjutnya
pengolahan data dilakukan dengan cara triangulasi. Teknik triangulasi ini
dilakukan untuk mengetahui keabsahan dari data. Triangulasi ialah usaha
mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari
berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak
mungkin perbedaan yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.
Teknik triangulasi terdiri dari beberapa jenis diantaranya adalah
triangulasi sumber, yakni menggali kebenaran informan tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui
wawancara

dan

observasi,

bisa

menggunakan

observasi

terlibat

(participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah,
catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.
Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk
memperoleh kebenaran handal. Selanjutnya yakni triangulasi metode
yang dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan
cara yang berbeda dari sumber yang sama 17
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui keabsahan data adalah
dengan triangulasi sumber. Di awal penelitian, setelah menjelaskan topik
Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 237
Anonim,
Triangulasi
dalam
Penelitian
Kualitatif,
dalam
http://phisiceducation09.blogspot.co.id/2013/03/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html,
diakses pada 25 Oktober 2015

16
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

penelitian kepada pihak BAZNAS kota Mojokerto, peneliti menanyakan
bagaimana penerapan pengendalian BAZNAS kota Mojokerto kepada
Bapak Wuliyono selaku koordinator badan pelaksana di periode 20102014. Beliau menjelaskan bahwa sebenarnya sudah ada sistem
pengendalian internal di BAZNAS kota Mojokerto yakni dengan sudah
adanya peraturan yang telah menjelaskan tentang pengawasan dalam
pelaksanaan pengelolaan zakat. Namun, bapak Wuliyono merasa bahwa
selama periode 2010-2014, pengendalian internal belum terlaksana
dengan baik. Badan pengawas selaku yang bertugas dalam pengendalian
masih belum melaksanakan tugasnya. Pertanyaan yang sama juga peneliti
tanyakan kepada 4 badan pelaksana lainnya yakni bidang pengumpulan,
administrasi, pendistribusian dan bidang keuangan, dan peneliti
mendapatkan jawaban yang sama dalam hal pelaksanaan pengendalian
internal di BAZNAS kota Mojokerto, yakni belum terlaksana.
Setelah peneliti melihat peraturan perundang-undangan yang
menjelaskan tentang tugas dan wewenang badan pengawas selaku
pengendali internal, peneliti mencoba menggambarkannya melalui bagan.
Selanjutnya bagan tesebut peneliti tunjukkan kepada bapak Wuliyono
untuk meminta verivikasi apakah bagan tersebut sudah sesuai dengan
pelaksanaan pengendalian internal yang ada di BAZNAS kota Mojokerto.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting danyang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh dirisendiri maupun
orang lain.18 Menurut Miles dan Huberman, ada tiga macam kegiatan
dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verivikasi.19
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tulisan di lapangan.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi

kemungkinan

adanya

penarikan

kesimpulan

dan

pengambilan keputusan yang terus berkembang menjadi sebuah siklus.
c. Verifikasi
Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan suatu upaya
menarik konklusi dari hasil reduksi dan penyajian data.20

I. Sistematika Pembahasan.
Sistematika Pembahasan dipaparkan dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan mempermudah memahami pembahasan dalam
18

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Bandung: AlfaBeta, 2012), 89
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif; Analisis Data, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010),
129.
20
Anis Fuad dan Kandung Sapto N., Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 63-65

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

penelitian ini, maka alur pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bab pertama berisi latar belakang masalah, indentifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisI
operasional, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi landasan teori yang menjelaskan tentang konsep sistem
pengendalian internal dan tentang pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah.
Hal ini merupakan studi literatur dari berbagai referensi.
Bab ketiga berisi deskripsi data yang diperoleh yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti secara objektif, meliputi gambaran BAZNAS Kota
Mojokerto secara umum, visi dan misi, sejarah berdirinya, dan struktur
organisasi.
Bab keempat berisi analisis hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yang mengacu pada rumusan masalah. Pertama mengenai prosedur
pengeloaan zakat, infaq, dan shadaqah. Kedua mengenai penerapan sistem
pengendalian internal pada pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah di
BAZNAS kota Mojokerto.
Bab kelima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil
penelitian dan saran yang dapat bermafaat dari berbagai pihak.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KERANGKA TEORETIS

A. Sistem Pengendalian Internal
1. Definisi Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian

internal

adalah

proses

yang

dirancang

untuk

memberikan jaminan tercapainya tujuan yang berkatan dengan efektivitas
dan efisiensi operasi, reabilitas pelaporan keuangan, dan ketaatan pada
peraturan hukum yang berlaku. 1
Menurut The American Institute of Certified Publics Accountants
(AICPA), yakni sebuah organisasi profesi akuntansi yang cukup kuat di
Amerika Serikat, dalam buku Wing Wahyu Winarto, pengertian sistem
pengendalian intern adalah2:

Rencana organisasi dan semua ukuran dan metode terkoordinasi yang
diterapkan dalam suatu perusahaan untuk melindungi aktiva, menjaga
keakurasian dan keterpercayaan data akuntansi, meningkatkna
efisiensi, dan meningkatan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.
Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO), dalam
buku Wing Wahyu Winarto, pengertian pengendalian intern adalah
sebagai berikut3:

Internal control as the process implemented by the board of
directors, management, and those under their direction to provide
reasonable assurance that control objectives are achieved with
regards to:
1

TMBooks, Sistem Informasi Akuntansi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), 36.
Wing Wahyu Winarno, Sistem Informas Akuntansi, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006),
11.4.
3
Ibid., 11.5.
2

23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

-

Effectiveness and efficiency of operations
Reliability of financial reporting
Compliance with applicable laws and regulations
Menurut Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya “Auditing” Pengendalian

Intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan
berikut ini:
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Menjaga keakayaan dan catatan organisasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
d. Efektivitas dan efisiensi operasi
Tujuan pokok struktur pengendalian intern tersebut dapat dipenuhi
dengan pengendalian yang baik. Tujuan pertama dan kedua dapat
dipenuhi dengan pengendalian akuntansi, sedangkan tujuan ketiga dan
keempat dengan pengendalian administrasi yang baik.
a. Pengendalian akuntansi
Meliputi rencana organisasi serta prosedur dan catatn yang
relevan dengan pengamanan aktiva, yang disusun untuk meyakinkan
bahwa:
1) Transaksi dilaksanakan dengan persetujuan pimpinan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

2) Transaksi tecatat sehingga dapat dibuat khtisar keuangan sesuai
prinsip akuntansi yang berlaku serta menekankan pertangung
jawaban atas harta perusahaan
3) Penguasaan atas aktiva diberikan hanya denganpersetujuan dan
otorisasi pimpinan
4) Jumlah aktiva dalam catatan dicocokkan dengan aktiva yang ada
pada waktu yang tepat dan tindakan yang sewajarnya jika terjadi
perbedaan
b. Pengendalian administratif
Pengendalian

yang

ditujukan

untuk

mendorong

efisiensi

operasional dan menjaga diikutinya kebijakan perusahaan
Dapat berupa rencana organisasi dan prosedur juga catatan yang
relevan dengan pembuatan keputusan yang mengantarkan pimpinan
perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang terhadap
transaksi-transaksi
Pelimpahan wewenang merupakan fungsi pimpinan perusahaan
yang secara langsung berhubungan dengan tanggung jawab untuk
mencapai tujuan organisasi dan itu merupakan titik tolak untuk
menciptakan pengendalian akuntansi dan transaksi
2. Komponen Pengendalian Internal
Struktur pengendalian intern mencakup lima komponen dasar
kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen
untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian intern

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

dapat dipenuhi. Kepentingan auditor terutama berkaitan dengan
pencegahan atau pendetesian salah saji yang material dalam laporan
keuangan. Dalam perencanaan audit, auditor harus memperoleh suatu
pemahaman yang memadai atas komponen pengendalian internal untuk
merencanakan audit dengan cara melaksanakan prosedur guna memahami
desai pengendalian yang relevan bagi penyusunan laporan keuangan4.
Kelima konsep tersebut adalah lingkungan pengendalian, penetapan
risiko manajemen, aktivitas pengendalian dan pemantauan, sistem
informasi dan komunikasi akuntansi, pemantauan
a. Lingkungan pengendalian5
Lingkungan pengendalian berkenaan dengan tindakan-tindakan,
kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur yang merefleksikan
keseluruhan sikap manajemen, dewan komisaris, pemilik, dan pihak
lainnya terhadap pentingnya pengendalian intern bagi entitas.
Lingkungan pengendalian menetapkan corak dan suasana suatu
organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian personil dan
organisasi. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern yang lain, dengan menciptakan dan
menyediakan disiplin dan struktur.
Faktor-faktor yang membentuk lingkungan pengendalian intern
antara lain:
1) Integritas dan nilai etika
4
5

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Auditing, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 223-224.
Ibid., 224.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

2) Komitmen terhadap kompetensi
3) Partisipasi dewan komisariat dan komite audit
4) Falsafah manajemen dan gaya operasinya
5) Struktur organisasi
6) Penetapan wewenang dan tanggung jawab
7) Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia
b. Penetapan risiko
Penilaian risiko merupakan proses identifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pengendalian

internal.

Tahapan

yang

paling

kritis

adalah

mengidenfikasi perubahan kondisi internal dan eksternal serta
aktivitas terkait yang diperlukan. Contoh risiko yang relevan dari
proses pelaporan keuangan meliputi perubahan dalam lingkungan
operasi organisasi, perubahan personil, perubahan sistem informasi,
teknologi baru, perubahan industri, lini produk baru, dan peraturan
baru.6
Ada tiga kelompok risiko yang dihadapi perusahaan, yaitu:
1) Risko strategis, yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara yang
salah. Kesalahan seperti ini akan menyebabkan perusahaan tidak
dapat mencapai tujuannya dengan baik
2) Risiko financial, yaitu risiko mengahdapi kerugian keuangan. Hal
ini dapat disebabkan karena uang hilang, dihambur-hamburkan,
6

TMBooks, Sistem Informasi Akuntansi, (Yogyakarta, Andi Offset, 2015), 39.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

atau dicuri. Oleh karenanya perusahaan harus menghindari
penggunaan uang.
3) Risiko informasi, yaitu menghasilkan informasi yang tidak
relevan, atau informasi yang keliru, atau bahkan sistem
informasinya tidak dapat dipercaya. Karena akurasi informasi
penting, maka harus dijaga jangan sampai ada informasi keliru.7
c. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan sekumpulan peraturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan dan digariskan untuk tujuan
keberhasilan pengendalian dalam perusahaan. Aktivitas pengendalian
pada

dasarnya

berbentuk

pengendalian

yang

menggunakan

pendekatan berbasis tek