ANALISIS PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS) : STUDI KASUS BAZNAS KABUPATEN BANJARNEGARA

(1)

Analysis of Zakah, Infaq, and Shadaqah (ZIS) Funds in the BAZNAS, Banjarnegara Regency

SKRIPSI

Disusun Oleh:

TRI SOFYAN DESTIANA PUTRA 20120430268

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

iii Nomor Mahasiswa : 20120430268

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS): STUDI KASUS BAZNAS KABUPATEN BANJARNEGARA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 2 november 2016


(3)

iv

(Berlomba-lomba Dalam Kebaikan)

Kapanpun, dimanapun dan siapapun adalah guru, bukan karena mereka pintar, tapi karena kebijaksanaan kita.

Bismillah, Semua Pasti Bisa


(4)

v

mas) tercinta yang telah memberikan segalanya untuku Seluruh sahabatku


(5)

viii

“ANALISIS PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH (ZIS): STUDI KASUS BAZNAS KABUPATEN BANJARNEGARA” dapat terselesaikan. Tak lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat muslim kepada fitrah yang benar dan jalan yang di ridhoi-Nya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dana bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dengan terselesaikanya skripsi ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga serta bantuan moril maupun materiil khususnya kepada:

1. Dr. Nano Prawoto, SE.,MSi. selaku Dekan Fakultas Ekononmi Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Dr. Imamudin Yuliadi, S.E., M.Si, selaku Ketua Prodi Ekoonomi Keuangan dan Perbankan Islam atas kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh studi.

3. Dr.H. Masyhudi Muqorrobin, M.Ec., Akt., selaku Pembimbing Skripsi yang senantiasa meluangkan waktunya dan memberikan saran kepada penulis hingga terselesaikanya skripsi ini.

4. Semua dosen jurusan Ilmu Ekonomi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan tulus ikhlas dari awal kuliah hingga terselesaikanya skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku Sutar Karto Miharjo dan Sarmi Karto Miharjo yang selalu ada telah memberikan segalanya kepada penulis.

6. Kedua kakakku, Sohibun dan Nangimah dan seluruh keluarga besarku,


(6)

ix

Ahmad Faroby, Alin Lastianti, Arizka Dwi H, Tutut Lina W, Rini Selviana, Widiastuti S. Terimakasih sudah mau menjadi bagian dari cerita indahku, sukses selalu gengs, long last dan tetap seru buat kita semua.kalian terbaek gaess

9. Teruntuk sahabat terbaikku alumni Muallimin 2012 Bayu, Ndaru, Dimas, Biin, Paijo dan semua sahabat angkatan 86

10.Keluarga kecil di jogja Anggi Septiaga dan Diki Alfa yang selalu memberikan segalanya demi kelancaran penelitin ini

11.Sahabat IMM FE yang selalu memberikan dukungan, terima kasih atas pelajaran berharga dari kalian. Konsisten merah!

12.Seluruh kerabat mahasiswa Fakultas Ekonomi Khususnya Jurusan Ilmu Ekonomi angkatan 2012

13.Keluarga bapak Supri yang telah memberikan fasilitas tempat tinggal selama penulis menyelesaikan studi.

14.Semua pihak yang tidak dapat disubutkan satu-persatu yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat selama penulis menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu , kritik, saran dan pengembangan penelitian sangat diperlukan. Dan semoga karya kecil ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 1 April 2016


(7)

x

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... .. ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ……….. ... 7

F. Sistematika Penulisan ………. ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 9

1. Zakat ... 9

a. Pengertian Zakat ... 9

b. Zakat Dalam Islam ... 10

c. Kedudukan Zakat ... 12

d. Hikmah Zakat ………... .. 13

e. Ciri-Ciri Zakat ………... . 14

f. Dasar Hukum Zakat ………. ... 15

g. Prinsip-Prinsip Zakat ……… .. 16

h. Tujuan Zakat ……… ... 17


(8)

xi

3. Sedekah ... 26

B. Penelitian Terdahulu ... 29

C. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian ... 34

B. Jenis Data ... 34

C. Teknik Pengambilan sampel ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36

F. Metode Analisis Data ... 37

a) Menghitung Perkembangan Pertumbuhan ... 37

b) Analisis Regresi ... 37

c) Analisis Skala Likert J ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Aspek Geografis dan Wilayah Administratif ……… .... 42

1. Kondisi Fisik Wilayah ………... .. 44

2. Kependudukan Di Kab. Banjarnegara ……….. ... 45

3. Pendidikan ………. .. 50

4. Sosial Masyarakat ……….. .. 52

5. Konsumsi Dan Tingkat Kemiskinan ……… .... 53

B. Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam ………. .. 54

a. Peran Negara Terhadap Lembaga Zakat ………... .. 54

b. Sejarah Pengelolaan ZIS DI Indonesia ………. ... 58

c. Pengelolaan Zakat ……….. .. 59

C. BAZNAS Kabupaten Banjarnegara ………. .. 72

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Menghitung Pertumbuhan Pengelolaan Dana Zakat ... 74


(9)

xii

3. Uji Asumsi Klasik ………. .. 79

4. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ……… ... 83

5. Pembahasan ……… . 87

C. Kepuasan Muzakki Terhadap Kinerja BAZNAS ... 87

BAB VI Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ………. . 95

1. Pertumbuhan Kinerja Pengelolaan Dana ZIS ………. ... 95

2. Pengaruh pendapatan mustahiq Terhadap zakat yang diterima ……… ... 95

3. Kepuasan Mustahiq Terhadap Kinerja BAZNAS …… ... 96

B. Saran ………... .. 96 DAFTAR PUSTAKA


(10)

xiii

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Kab Banjarnegara... 46

Tabel 4.3 Banyaknya Desa/Kelurahan, Kepadatan ... 48

Tabel 4.4 Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 49

Tabel 4.5 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Kab. Banjarnegara 51

Tabel 4.6 Pengeluaran per Kapita/bulan th 2009-2012 ... 53

Tabel 5.1 Koleksi Distribusi Dana ZIS di BAZNAS th 2011-2015 74

Tabel 5.2 Variabel Penelitian ... 78

Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas ... 80

Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 81

Tabel 5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82

Tabel 5.6 Hasil Uji Auto Kolerasi ... 83

Tabel 5.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 84

Tabel 5.8 Hasil Uji Pengaruh Simultan ... 85

Tabel 5.9 Hasil Uji Pengaruh Parsial ... 86

Tabel 5.10 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 88 Tabel 5.11 Tingkat Kepuasan Muzaki BAZNAS Kab Banjarnegara . 92


(11)

SHADAQAH (ZIS) : SnlDI KASUS BAZNAS KABUPATEN BANJARNEGARA

AIUI/Ysis ojZakah, Infaq, and Shadaqa/I (ZIS) FlUuls in the BAZNAS, Banjarnegara Regency

Diajukan OLen

TRI SOFYAN DESTIANA PUTRA 20120430268

Telah disetuj ui Dosen Pembimbing Tanggal 04 November 2016

NIK. 143018


(12)

'lliKIUV'i-199202143016 BANJARNEGARA

Analysis ofZakah, ItlflUJJ and SIIadaqah (ZIS) Fllnd..f

in tile BAZNAS. Banjarnegara Regency Diajukan Olell:

TRI SOFY AN DEST lANA PUTRJ\ 20120430268

Skripsi ini telall Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi llmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisllis Universitas Muhammadiyab

Yogyakarta

Tanggal 26 November 2016

ケBG セ イゥ@

.-awoto. S_E.. M_Si _

ta Tim Penguji Mengetahni

Dekan Fakultas Ekonomi dan Blsols

Universitas Muhammadiyab Yogyakarta M セセ@

セ@

mo. SE. M.St.


(13)

vi

muzaki. Data yang digunakan adalah data primer dengan beberapa responden baik untuk mustahiq maupun muzakki dengan melakukan wawancara langsung kepada mereka, dengan model analisa tabel pertumbuhan, regresi linier berganda, dan skala Likert J.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pertumbuhan kinerja pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) pada BAZNAS Kabupaten Banjarnegara masih kurang optimal. Pengelolaan dana ZIS yang baik adalah penghimpunan dana secara rutin pada muzakki dan pendistribusian dana secepat mungkin kepada mustahiq. (2) Hubungan antara pendapatan mustahiq terhadap zakat yang diterima memiliki pengaruh negative dan signifikan. dan (3) Tingkat Kepuasan muzakki pada kinerja pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) pada BAZNAS Kabupaten Banjarnegara masih dianggap kurang memuaskan. Pengelolaan dana ZIS yang amanah dan professional memberikan kepuasaan kepada muzakki dari segi pelayanan.


(14)

vii

of the muzakki. Primary data are collected from both mustahiq or the recipients of the zakah and the muzakki, and analized using, growth model, multiple regression and Likert analys

The result of this study showed that : (1) Growth of zakah, infaq and sadaqah fund management in BAZNAS Banjarnegara Regency still not optimal. A good fund management of zakah, infaq and sadaqah is continuous collection fund from muzakki and fast distribution as found zakah, infaq and sadaqah fund to mustahiq; (2) income of mustahiq has the megative and significant effect to zakah of distribusion and (3) satisfication of the muzakki to BAZNAS in Banjarnegara Regency mostly is still not satisfied. Management of Zakah, Infaq and sadaqah fund based on the trusteeship and professionalism in their service, will effect satisfied level of muzakki


(15)

1

A. Latar Belakang

Sebagaimana yang tertulis pada sila ke-5 yaitu tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat untuk aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya Kemakmuran dan Kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat. Secara garis besar dapat di artikan bahwa tujuan sila ke-5 salah satunya adalah untuk Kemakmuran dan Kesejahteraan masyarakat. Indonesia juga merupakan salah satu Negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, dimana dalam Agama Islam mensejahterakan masyarakat adalah salah satu misi wajib yang harus dilaksanakan, tapi pada kenyataanya memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat bahkan di Negara yang mayoritas muslim tidaklah gampang, Begitu banyak cara yang harus dilakukan begitu banyak yang harus dikorbankan, begitu pula dengan resiko yang dihadapi juga sangatlah besar. Tidak ada sebuah negara yang sepenuhnya bisa mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera, karena selalu ada hambatan-hambatan yang datang. Sebuah kemakmuran dan kesejahteraan tercipta jika antara pemerintah dan rakyatnya benar-benar menerapkan sebuah skema sistem yang jujur dan adil.


(16)

Didukung pula dengan keinginan yang kuat, sistem manajerial yang terstruktur, ditunjang dengan tenaga yang ahli serta profesional dan juga yangtidak kalah penting yaitu kesediaaan dana untuk operasionalnya. Skema sistem jujur dan adil ini sejak dahulu merupakan sistem yang diucapkan oleh Islam. Islam tidak pernah mengajarkan sebuah kebatilan dalam bentuk apapun. Tujuannya hanyalah agar umat di bumi ini menjadi rukun antar sesama, makmur, dan sejahtera.

Namun dalam prakteknya menerapkan sifat jujur dan adil tidaklah mudah, sering kita lihat dalam jajaran di pemerintahan contohnya, banyak sekali kasus korupsi yang melanda Negara ini, disebabkan karena sifat rakus atau merasa tak puas diri akan harta dan kekayaan yang dimiliki, seakan menambah kesenjang antar si kaya dan si miskin.kaum miskin semakin tidak bisa menutup kebutuhan hidupnya. Faktor penyebabnya banyak sekali, akibat dari pemutusan hubungan kerja, tidak memiliki kemampuan ahli, sampai dengan sifat manusia yang pemalas karena bergantung dari belas kasihan orang lain. Fenomena ini merupakan sebuah penyakit bangsa, kaum miskin akan menumpuk dan menjadi masalah yang besar bagi Negara khususnya bagi Negara ini.

Kemiskinan adalah masalah kemanusiaan yang telah lama di perbincangkan karena berbicara tentang kemakmuran dan upaya penangananya. Dalam islam sebenarnya sudah di ajarkan cara penangananya yaitu dengan zakat. Zakat merupakan instrumental yang strategis dan sangat


(17)

berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya. Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan. Peran zakat sebagai satu bagian dari rukun Islam merupakan salah satu pilar dalam membangun perekonomian umat.

Di Negara ini sebenarnya juga sudah banyak di buat peraturan-peraturan menangani masalah kemiskinan, yang tentunya mengadopsi atau memakai sistem zakat yang telah di ajarkan dalam islam. Dalam zakat terdapat skema sistem yang jujur dan adil, selain itu zakat tidak hanya merupakan sebuah ibadah ritual saja, tetapi mencakup juga dimensi sosial, ekonomi, keadilan, dan kesejahteraan. Keberadaan zakat tidak bisa dipisahkan dengan instrumen infaq dan shadaqah, karena infaq dan shadaqah juga berperan penting dalam membantu dalam mengatasi masalah kemiskinan. Beberapa tujuan zakat salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar sang mustahiq, Kenyataan adanya stratifikasi sosial, dimana ada orang-orang yang berkecukupan dan juga ada kelompok masyarakat yang penuh dengan keterbatasan, bahkan untuk mencukupi kebutuhan pokok saja terasa amat sulit. Padahal kebahagiaan yang didambakan setiap orang itu, menurut Nabi

Saw.:”Ada empat tanda kebahagiaan bagi manusia : Isteri yang shalihah, rumah yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang bagus”. (HR.Ibnu Hibban). Dalam kenyataannya, jangankan kebahagiaan, tidak sedikit yang sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok (hawaij ashliyah), yaitu


(18)

sandang (pakaian), pangan (makanan pokok) dan papan (tempat tinggal yang memenuhi standar dasar dan minimal. Zakat dapat menjadi sarana untuk mengatasi kebutuhan dasar tersebut.

Di Indonesia sebenarnya banyak Badan ataupun amil zakat, infaq, dan shadaqah (BAZ/LAZIS) yang sudah di dukung dengan tenaga professional, banyak juga masyarakat yang sudah menyalurkan dana mereka kepada Badan ataupun Lembaga-lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqah (BAZ/LAZIS) seperti LAZISMU, BAZNAS, DOMPET DUAFA dan lain-lain, Akan tetapi hal ini semacam sia-sia karena Badan ataupun Lembaga-lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqah (BAZ/LAZIS) dinilai kurang tepat dalam pendistribusian dana yang telah di sumbangkan, selain itu ada juga Badan ataupun Lembaga-lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqah (BAZ/LAZIS) yang menyalurkan dana ke mustahiq hanya bersifat konsumtif, tentu dengan cara semacam ini masalah besar tentang mengatasi kemiskinan dan memberikan kesejahteraan umat belum bisa teratasi. Harus dengan pengelolaan yang efektif sehingga masalah yang besar tadi bisa diselesaikan.Apalagi melihat keadaan Badan ataupunLembaga-lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqah (BAZ/LAZIS) yang ada di daerah-daerah yang dirasa masih kurang efektif dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan kesejahteraan umat.

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara, Agar diketahui sejauh mana performa pengelolaan dana pada


(19)

Badan ataupun lembaga-lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqah yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara. Analisis evaluasi kinerja ini akan di lakukan menggunakan analis kuantitatif dan pendekatan indikator rasiorasio pengelolaan dana yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan mengambil judul dalam penulisan tugas akhir ini dengan judul:

“Analisis Pengelolaan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) : Studi Kasus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Banjarnegara”.

B. Batasan Masalah Penelitian

Penulis hanya membatasi pada Analisis Pengelolaan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) : Studi Kasus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Banjarnegara dengan melihat pertumbuhan kinerja pengumpulan dana ZIS dan pengaruh pendistribusiannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat serta tingkat kepuasan muzaki terhadap kinerja BAZNAS Kabupaten Banjarnegara.


(20)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.Bagaimana perkembangan pertumbuhan pengelolaan ZIS di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Banjarnegara?

2.Bagaimana pengaruh pendapatan mustahiq terhadap zakat yang diterima mustahiq dalam upaya mensejahterakan masyarakat?

3.Bagaimana tingkat kepuasan muzaki terhadap kinerja pengelolaan dana ZIS pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Banjarnegara?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan kinerja pengelolaandana ZIS pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Banjarnegara.

2. Untuk menjelaskan pengaruh pendapatan mustahiq terhadap jumlah dana ZIS yang diterima dalam upaya mensejahterakan masyarakat.

3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan muzaki pada kinerja BAZNAS Kabupaten Banjarnegara.


(21)

E. Manfaat Penelitian

Kontribusi yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini antara lain: 1. Bagi Penulis dan para pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan dengan mengimplementasikan teori yang ada dan realitas yangterjadi, khususnya mengenai pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS).

2. Bagi institusi terkait (BAZ/LAZIS), diharapkan penelitian ini bisa menjadibahan pertimbangan dan masukan dalam meningkatkan kinerja operasionaldan menentukan langkah-langkah terbaik selanjutnya demi pertumbuhan danperkembangan (BAZ/LAZIS) di Indonesia pada masa yang akan datang.

3. Dapat dijadikan bahan rujukan dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang mengangkat permasalahan yang sama.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman isi penelitian ini, maka penulis menyajikan sistematika pembahasannya menjadi beberapa bab.

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri atas uraian latar belakang atau dasar pemilihan pokok bahasan, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, dan manfaat dari penelitian ini. Bab II akan dipaparkan landasan teori yang akan dijadikan dasar dalam pembahasan yaitu mengenai zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) yang meliputi:


(22)

pengertian, sejarah, jenis-jenis, hukum, manfaat,dan pembagian golongan. Selain itu, pada bab ini dipaparkan mengenai penelitian terdahulu yang menjadi rujukan untuk melanjutkan penelitian serta hipotesis.

Bab III dijelaskan metode penelitian yang digunakan meliputi objek penelitian, jenis data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional pengelolaan, variabel penelitian, dan alat analisis yang digunakan untuk menganalisis data.

Bab IV menjelaskan gambaran umum obyek penelitian yang meliputi: aspek Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Banjarnegara, pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) pada BAZNAS Kabupaten Banjarnegara terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Bab V berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian mengenai analisis perkembangan pertumbuhan kinerja pengelolaan dana ZIS, pengaruh zakat yang diterima terhadap pendapatan mustahiq, dan tingkat kepuasan muzaki kepada BAZNAS Kabupaten Banjarnegara.

Bab VI yang merupakan akhir dari penulisan akan ditarik kesimpulan serta saran atas topik yang dibahas berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya.


(23)

9 1. Zakat

a. Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa, berarti nama’ = kesuburan, thaharah =

kesucian, barakah keberkatan yang berarti juga tazkiyah, tathhier = mensucikan. Syara’ memakai kata tersebut untuk kedua arti ini. Pertama, dengan zakat,diharapkan akan mendatangkan kesuburan pahala. Karenanya dinamakanlah “harta yang dikeluarkan itu” dengan zakat. Kedua, zakat itu merupakan suatu kenyataan jiwa suci dari kikir dan dosa. Kata zakat dipakai untuk dua arti: subur dan suci. Dalam Al Qur’an

disebutkan secara ma’rifah sebanyak 300 kali, 8 kalidiantaranya terdapat

dalam surat Makiyah, dan selainnya terdapat dalam surat-surat Madaniyah. Definisi Zakat menurut fiqih berarti sejumlah harta tertentu dengan sifat-sifat tertentu yang wajib diserahkan kepada golongan tertentu (mustahiqqin). Zakat adalah hak harta yang wajib dibayarkan dan syari'at Islamtelah mengkhususkan harta yang wajib dikeluarkan serta kelompok orang yang berhak menerima zakat, juga menjelaskan secara jelas tentang waktu yang tepat untuk mengeluarkan kewajiban zakat. Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah syara'), zakat berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlahharta tertentu untuk kelompok tertentu


(24)

dalam waktu tertentu. Seorang yang membayar zakat karena keimanannya niscaya akan memperoleh kebaikan yang banyak. (Abdul Hamid Mahmud. 2006.)

b. Zakat dalam Islam

Di dalam Al-Qur’an telah di tegaskan bahwa zakat telah disyari’atkan kepada umat Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Di dalam Islam, zakat baru disyari’atkan pada tahun ke dua Hijriyah, meskipun di dalam ayat-ayat Makkiyah zakat banyak disinggungkan secara garis besar. Sesudah Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah, zakat baru

disyari’atkan secara terperinci. Diatur macam-macam harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, batas-batas kekayaan yang dikenai wajib zakat yang disebut nishab, kadar-kadar zakat yang wajib dibayarkan, dan cara pembagian zakat. Ketika Nabi Muhammad SAW masih tinggal di Makkah, tahun pertama setelah beliau hijrah. Kewajiban yang menyangkut harta kekayaan kaum muslimin adalah kewajiban shadaqah yang belum ditentukan batas-batasnya seperti yang telah ditentukan dalam zakat.Shadaqah diperuntukkan bagi fakir miskin, anak-anak yatim dan orang-orang yang memerlukan bantuan, atas dasar kerelaan hati pemberi shadaqah. Bagi kaum yang memiliki harta dan kekayaan yang lebih dianjurkan untuk membagikan sebagian harta yang dimiliki kepada para fakir atau dhuafa yang membutuhkan. Sesuai dengan Al-Quran pada surat


(25)

Al-Lail ayat 5 dan 6 yang berbunyi bahwa, orang-orang yang memberikan sebagian hartanya dan bertakwa kepada Allah SWT akan mendapatkan pahala yang terbaik. Bersadaqah juga merupakan salah satu bentuk ibadah umat Islam kepada Tuhannya, dengan semata-mata bertakwa kepada Allah SWT. Bagi mereka yang kikir atau tidak membagi hartanya maka mereka tergolong orang yang mendustakan Allah SWT, karena harta bukan merupakan kunci untuk mendapatkan ketakwaan. Harta hanyalah alat yang diberikan oleh Allah SWT untuk manusia gunakan sebagai pemenuhan atas kebutuhan manusia setiap saat. Sifat harta yang dapat memberikan apapun kebutuhan yang kita inginkan membuat manusia buta, karena sesungguhnya harta itu hanyalah merupakan titipan dari Allah SWT yang sewaktu-waktu dapat diambil dari kita. Hanya orang-orang yang beriman saja yang tidak tergoda oleh silaunya harta, karena memiliki iman ketakwaaan yang kuat kepada Allah SWT.Setelah zakat

disyari’atkan secara terperinci pada tahun ke dua hijriyah, pelaksanaannya masih mengandalkan kesadaraan para wajib zakat. Petugas penghimpun zakat juga belum ditentukan, baru diadakan pada tahun ke sembilan hijriyah, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW mengutus para petugasnya ke daerah-daerah pedalaman Jazirah Arab, termasuk Yaman. (Abdul Hamid Mahmud. 2006.)


(26)

c. Kedudukan zakat

Zakat dalam syari’at Islam adalah hak fakir miskin dan muzakki

lainnya sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Taubah ayat 60, yang melekat pada harta kekayaan orang-orang kaya. Membayarkan zakat adalah kewajiban atas si kaya untuk diberikan kepada yang berhak, bukan merupakan limpahan kebaikan hati para wajib zakat terhadap fakir miskin dan muzakki lainnya yang berhak atas zakat. Penegasan Al-Qur’an bahwa zakat adalah hak fakir miskin dan muzakki lainnya yang melekat pada harta kekayaan orang-orangkaya, mengandung konsekwensi bahwa jika para wajib zakat tidak menunaikan pembayaran zakat, berarti mereka telah merampas hak fakir miskin dan muzakki lainnya.Guna menjamin terpenuhinya hak fakir miskin Islam memberi wewenang kepada penguasa untuk menangani pemungutan dan pembagian zakat. Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 103, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar memungut zakat bagi para wajib zakat. Perintah untuk memungut zakat tersebut dalam kedudukan Nabi sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan.Jika terjadi pembangkangan dari para wajib zakat, penguasa memiliki wewenang untuk melakukan pemungutan dengan tindak kekerasan. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar pernah terjadi pembangkangan yang akhirnya oleh Khalifah dilakukan pemaksaan dengan kekerasan, yang disebut ”harb arriddah”, penumpasan terhadap pembangkangan. Al-Qur’an menjadikan tindak penunaian zakat


(27)

sebagai salah satu kara kterborang beriman, pemurah, baik, dan takwa. Sebaliknya, zakat menjadikan sika penggan membayarkannya sebagai salah satu ciri orang musyrik dan munafik.Membayarkan zakat adalah bukti keimanan dan ketulusan, seperti dinyatakan oleh sebuah hadist

shahih : “Zakat adalah sebuah keimanan”. Di samping itu, zakat juga merupakan garis pemisah antara muslim dan kafir, iman dan nifak, sertatakwa dan durhaka. Tanpa membayarkan zakat seseorang tidak dapat dianggap masuk ke dalam kelompok orang yang beriman, untuk mereka yang taat AllahSWT telah tuliskan kemenangan, menjamin masuk surga firdaus, serta takwa bahkan bagi mereka yang durhaka kepada Allah SWT telah disediakan tempatyang tepat. Islam mengancam bagi mereka yang enggan mengeluarkan zakat dengan hukuman yang berat di dunia maupun di akhirat. Selain itu juga mengancam mereka yang menumpuk emas dan perak tanpa mau mengeluarkan hak Allah SWT. Tanpa membayar zakat, seseorang menjadi musyrik. (Abdul Hamid Mahmud. 2006.)

d. Hikmah zakat

1) Mengkikis sifat kikir dan melatih seseorang untuk memiliki sifat dermawan, yang dapat mengantarkan menjadi orang yang mensyukuri nikmat dari Allah SWT, untuk mensucikan harta dan dirinya.

2) Menciptakan ketenangan dan ketentraman bagi pemberi dan penerima zakat. Zakat dapat menghilangkan kedengkian dan iri hati dalam


(28)

masyarakat. Terjadinya kesenjangan sosial dapat menimbulkan ketegangan, kecemasan, dan permusuhan dalam masyarakat, yang menyebabkan keresahan bagi pemilik harta.

3) Menjadi dorongan untuk terus mengembangkan harta benda, baik dari segi mental spiritual maupun dari segi ekonomi psikologi.

4) Menciptakan dan memelihara persatuan, persaudaraan sesama umat manusia dan menumbuhkan solidaritas sosial secara nyata dan berkesinambungan.

5) Pilar amal jama'i antara aghniya dengan para mujahid serta da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT. 6) Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat. 7) Untuk pengembangan potensi umat.

8) Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam.

9) Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat. (Abdul Hamid Mahmud. 2006.)

e. Ciri-ciri zakat

1) Zakat merupakan sebuah pungutan yang dikenakan kepada sebagian dari harta pokok (harta produktif) dan keuntungannya.

2) Zakat dalam Islam anti memanipulasi harta kekayaan, dan sekaligus mendorong untuk mengembangkannya. Tujuannya memiliki arti social ekonomi yang sangat besar. Harta kekayaan yang beredar akan


(29)

membawakan manfaat bagi masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung. Masyarakat akan menikmati hasil perputaran harta itu dari segala segi.

3) Zakat lebih cenderung merupakan pajak lokal. Jika terdapat kelebihan danazakat ketika semua muzakki telah mendapatkan haknya, maka dana zakattersebut bisa digunakan kepada baitul mal yang terdapat di daerah lain yang nantinya juga akan dibagikan kepada muzakki di daerah tersebut.

4) Zakat adalah kewajiban agama, yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan Rasulnya maka umat Islam wajib menaatinya. Perkembangan ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan sunah Rasul dapat dilakukan dengan jalan ijtihad, dengan menggunakan akal pikiran yang sejalan dengan jiwa ajaran Al-Qur’andan sunah Rasul. (Abdul Hamid Mahmud. 2006.)

f. Dasar hukum zakat

Ada beberapa ayat dalam Alquran yang menjadi dasar kewajiban untuk menunaikan zakat.

1. QS. al-Taubah ayat 103

“Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan diri dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.


(30)

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang -orang yang ruku”.

3. QS.al-Hajj ayat 78.

“Maka dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakatdan berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah yang Dia merupakan Wali bagi kamu’.

4. QS. Ali 'Imran ayat 180.

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka, harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.Dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan”. (Abdul Hamid Mahmud. 2006.)

g. Prinsip-prinsip zakat

1. Prinsip keyakinan keagamaan, yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.

2. Prinsip pemerataan dan keadilan merupakan tujuan sosial zakat, yaitu membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.

3. Prinsip produktivitas, yaitu menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu.

4. Prinsip nalar, yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus dikeluarkan.

5. Prinsip kebebasan, yaitu bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas atau merdeka (hurr).


(31)

6. Prinsip etika dan kewajaran, yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena, tapi melalui aturan yang disyariatkan. (Hikmat Kurnia dan A. Hidayat. 2008.)

h. Tujuan zakat

1. Menyucikan harta dan jiwa muzakki. 2. Mengangkat derajat fakir miskin.

3. Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan mustahiq lainnya.

4. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya.

5. Menghilangkan sifat kikir dan dan loba para pemilik harta.

6. Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin.

7. Menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat agar tidak ada kesenjangan di antara keduanya.

8. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama bagi yang memiliki harta.

9. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain padanya.

10. Zakat merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah. 11. Berakhlak dengan akhlak Allah.


(32)

13. Mengembangkan kekayaan batin.

14. Mengembangkan dan memberkahkan harta.

15. Membebaskan si penerima (mustahiq) dari kebutuhan, sehingga dapat merasa hidup tenteram dan dapat meningkatkan kekhusyukan beribadat kepada Allah SWT.

16. Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial. 17. Tujuan yang meliputi bidang moral, sosial, dan ekonomi.

Dalam bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya. Dalam bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Dalam bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan negara.

(Faridah Prihartini. 2005) i. Jenis dan sumber zakat

Zakat secara garis besar dibagi dua, yaitu:

a. Zakat fitrah (badan) yang semata-mata merupakan pembersihan jiwa. b. Zakat harta (maal).

Zakat nafs (jiwa) disebut zakat fitrah merupakan zakat untuk menyucikan diri. Zakat fitrah dikeluarkan dan disalurkan kepada yang berhak pada bulan Ramadhan sebelum tanggal 1 Syawal (hari raya Idul Fitri). Zakat ini dapat berbentuk bahan pangan atau makanan pokok sesuai


(33)

daerah yang ditempati, maupun berupa uang yang nilainya sebanding dengan ukuran/harga bahan pangan atau makanan pokok tersebut.

Zakat fitrah ialah zakat yang wajib disebabkan berbuka dari puasa Ramadhan. Hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik kecil atau dewasa, laki-laki dan wanita, budak atau merdeka. Zakat fitrah itu wajib atas setiap muslim yang memiliki kelebihan makanan selama satu hari satu malam

sebanyak satu sha’ (1 sha’ untuk ukuran Indonesia kira-kira 3,5 liter) dari makanannya bersama keluarganya.

Berikut ini ada beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah:

1. Waktu yang diperbolehkan, yaitu awal Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.

2. Waktu wajib, yaitu dari terbenam matahari penghabisan Ramadhan. 3. Waktu yang lebih baik (sunat, yaitu dibayar sesudah salat subuh sebelum pergi salat hari raya.

4. Waktu haram, yaitu zakat fitrah dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya itu. (Agustianto. 2002.)

Zakat maal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan harta, apabila harta itu telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat. Menurut Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah bahwa zakat harta itu terbagi dalam empat kualifikasi. Kualifikasi pertama terdiri dari tanam-tanaman dan buah-buahan. Kualifikasi kedua terdiri dari hewan ternak.Kualifikasi ketiga


(34)

terdiri emas dan perak. Kualifikasi keempat terdiri dari harta perdagangan. Sedangkan rikaz (harta temuan) sifatnya insidental atau sewaktu-waktu.

Berdasarkan sumber-sumber zakat yang didapat, maka ada beberapa jenis sumber harta yang dapat dijadikan jenis-jenis zakat. Beberapa sumber tersebut antara lain berupa:

1. Zakat profesi 2. Zakat perusahaan

3. Zakat surat-surat berharga 4. Zakat perdagangan mata uang

5. Zakat hewan ternak yang diperdagangkan 6. Zakat madu dan produk hewani

7. Zakat investasi properti 8. Zakat asuransi syariah

9. Zakat usaha tanaman anggrek, sarang burung walet, ikan hias dan sektor lainnya yang sejenis

10. Zakat sektor rumah tangga modern

Ketentuan tentang sumber harta yang dapat dijadikan objek zakat di atas merupakan hasil perkembangan dari perekonomian Islam yang cukup baik di berbagai sektor.Sektor industri merupakan sektor yang terus mengalami peningkatan dalam memberikan sumbangan kepada perekonomian negara. Sektor industri ini merupakan salah satu sektor


(35)

yang cukup penting sebagai sumber zakat. (Didin Hafidhuddin, Op.Cit., hlm. 93-121)

j. Golongan yang dibebani kewjiban zakat 1. Mampu

2. Baligh

3. Mencapai nishab 4. Mu’allaf

k. Golongan Yang berhak menerima zakat 1. Fakir

2. Miskin

3. Pengurus zakat

4. Muakhlaf yang di bujuk hatinya

5. Budak atau orang yang belum merdeka 6. Orang-orang yang berhutang

7. Orang-orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil) (Muhammad Jawad Mugnhniyah. 2004)


(36)

2. Infaq

Pengertian Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk dipergunakan kepentingan orang banyak. Dalam pengertian ini, termsuk juga infaq yang dikeluarkan oleh orang-orang kafir untuk kepentingan agamanya.menurut Istilah, Pengertian infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan untuk satu kepentingan yang diperintahkan ajaran islam. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia dalam kondisi lapang maupun sempit. infaq dapat diberikan kepada siapa saja, misalnya kedua orang tua, anak yatim dan lain sebagainya.

Pengertian Infaq Menurut Al Jurjani (Al jurjani, tt : 39) adalah penggunaan harta untuk memenuhi kebutuhan manusia.Dengan demikian, infaq memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan zakat. Dalam

kategorisasinya, Infaq dapat diumpamakan dengan “alat-alat transportasi

umum”, hal ini mencakup pesawat, mobil, kereta api, bus, kapal dan lain

sebagainya. Sedangkan Zakat diumpamakan dengan “mobil”, sebagai

salah satu alat transportasi .Maka hibah, waqaf, wasiat, nazar (untuk membelanjakan harta), pemberian nafkah kepada keluarga, pemberian hadiah, kaffarah (berupa harta) karena melanggar sumpah, membunuh dengan sengaja, melakukan zihar dan ijma disiang hari pada bulan Ramadhan adalah termasuk infaq. Bahkan zakat juga termasuk salah satu dari kegiatan infaq.


(37)

Dari kategori diatas merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan pihak pemberi mapun pihak penerima. Dengan kata lain, Pengertian infaq adalah kegiatan penggunaan harta secara konsumtif

“yakni pembelanjaan atau pengeluaran harta untuk memenuhi kebutuhan”

bukan secara produktif, penggunaan harta untuk dikembangkan dan diputar lebih lanjut secara ekonomis.

Membayar zakat dan shadaqah juga disebut infaq, karena sama-sama menyisihkan atau membersihkan harta di jalan Allah SWT semata-mata karena beribadah kepada Tuhan.Telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat Indonesia bahwa infaq mempunyai konotasi lebih tertuju pada sedekah sunah yang diberikan untuk kegiatan agama. Misalnya membangun rumah ibadah (masjid, langgar, mushalla), mendirikan rumah sakit Islam, mendirikan madrasah-madrasah, pantipanti,dan sekolah-sekolah baik yang dikelola oleh perorangan maupun lembaga keagamaan. Berinfaq bukan berarti membelanjakan maupun menggunakan harta dengan sesuka hati, namun ada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Islam baik diwaktu hidup dan sesudah mati.Diwaktu hidup, seperti hibah, hadiah, dan sedekah, adakalanya ketika mati berbentuk seperti wasiat. Islam telah menetapkan ketentuan penggunaan harta ini, sehingga melarang individu untuk menghadiahkan, menghibahkan, atau untuk menafkahkannya, kecuali apa yang tidak diperlukan oleh orang yang bersangkutan dan keluarganya.


(38)

Yusuf Qardawi dalam bukunya (Kiat Islam Berpendapat 1995) berpendapat, dengan membagi sasaran dalam membelanjakan harta menjadi dua kelompok yaitu :

a) Untuk tujuan fisabillillah, dengan beberapa variasi :

1. Dalam bentuk perintah dan peringatan seperti terdapat pada Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 195 Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk membelanjakan harta yang kita miliki dengan sebaik-baiknya jangan berboros-boros, kita diharapkan untuk berperilaku hemat. Selain itu juga Allah SWT menganjurkan kepada umatnya untuk berbuat baik kepada sesame dengan membagikan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan.

2. Dalam bentuk ingkar dan anjuran seperti terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Hadid ayat 10 Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang kikir, orang-orang yang tidak membagi sebagian hartanya kepada umat yang membutuhkan. Allah SWT selalu mengetahui setiap tindakan yang dilakukan oleh umatnya, dan bagi mereka yang ingkar akan disiapkan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan yang dilakukannya.

3. Dalam bentuk ganjaran mulia sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 261 bagi mereka yang memberikan sebagian hartanya kepada umat yang membutuhkan dengan ikhlas hati dan semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka Allah SWT akan melipat gandakan ganjaran bagi siapapun yang menafkahkan hartanya, walaupun


(39)

hanya sebutir padi maka Allah SWT akan melipat gandakannya. Karena Allah SWT maha mengetahui, lagi maha melihat.

4. Dalam bentuk ancaman keras sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 34 harta yang ditimbun dan tidak dimanfaatkan, apalagi tidak dinafkahkan. Maka ganjaran yang diterima oleh orang tersebut adalah siksa yang pedih dari Allah SWT. Inilah ganjaran bagi orang-orang yang kikir dan tidak mau membagikan sebagian hartanya. b) Untuk diri dan keluarga, yaitu larangan bagi seorang muslim yang tidak memperbolehkan atau mengharamkan harta halal dan harta yang baik untuk diri dan keluarganya, padahal dia mampu untuk mendapatkannnya.

Ayat-ayat yang menjelaskan tentang jumlah nafkah yang wajib untuk dibelanjakan (di infaq-kan) terdapat pada Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 215 yang artinya :

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibubapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orangorang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.”

Faedah dari berinfaq adalah akan didoakan oleh malaikat setiap hari sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

bahwa tidaklah datang suatu hari kecuali akan turun dua malaikat yang salah satunya mengatakan, "Ya, Allah berilah orangorang yang berinfaq itu balasan", dan yang lain mengatakan, "Ya, Allah berilah pada orang yang bakhil kebinasaan (hartanya)."(Hadits riwayat Muttafaq 'alaihi).


(40)

3. Sedekah

Sedekah adalah pemberian sesuatu dari seorang muslim kepada yang berhak yang menerimanya secara ikhlas dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridha Allah dan pahala semata Menurut al-jurjani, seorang pakar bahsa arab dan pengarang buku at-ta’rifat,mengartikan sedekah sebagai pemberian seseorang secara ikhlas kepada yang berhak menerimanya yang diiringi oleh pemberian pahala dari Allah SWT. Bedasarkan pengertian ini , maka infak adalah (pemberian atau sumbangan) harta untuk kebaikan termasuk dalam kategori sedekah.

Ulama fiqih sepakat bahwa sedekah merupakan salah satu perbuatan yang disyariatkan dan hukumnya adalah sunnah. Kesepakatan mereka itu di dasarkan kepada firman Allah di dalam surat Al-Baqarah ayat 280 yang artinya:

“ dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”Selain itu juga bedasarkan hadist, “bersekahlah walaupun dengan sebutir kurma, karena hal itu dapat menutupi dari kelaparan dan dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR Ibnu Al-Mubarak)

Sedekah dalam konsep islam mempunyai arti yang luas, tidak hanya terbatas pada pemberian sesuatu yang bersifat materiil kepada orang-orang miskin, tetapi lebih dari itu, sedekah mencakup semua perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik, maupun non fisik. Bentuk-bentuk sedekah


(41)

dalam ajaran islam dapat dilihat pada beberapa hadist Nabi Muhammad SAW sebagai berikut, “hendaklah setiap muslim bersedekah.” Para sahabat bertanya, wahai rasul, bagaimana orang-orang yang tidak meiliki sesuatu bisa bersedekah?“ RasulAllah SAW menjawab :

“hendaklah ia berusaha dengan tenaganya hingga ia memperoleh keuntungan bagi dirinya0, lalu ia bersedekah (dengannya).” Mereka bertanya lagi, “jika ia tidak memperoleh sesuatu?” jawab rasulluah SAW, “hendaklah ia menolong orang yang terdesak oleh kebutuhan dan mengharapkan bantuannya.” Mereka bertanya lagi, “ dan jika hal itu juga tidak dapat dilaksanakan?” rasulullah SAW bersabda,” hendaklah ia melakukan kebaikan dan menahan diri dari kejahatan, karena hal itu

semacam sedekahnya.” (HR Ahmad bin Hambal)

Selain hadist di atas, ada pula hadist lain yang menjelaskan mengenai jenis-jenis sedekah, hadist tersebut juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal.

setiap diri dianjurkan bersedekah setiap hari, sedekah itu banyak bentuknya. Mendamaikan dua orang yang bermusuhan dengan cara adil adalah sedekah. Menolong seseorang untuk menaiki binatang tungganganya adalah sedekah. Menyingkirkan rintangan dari jalan adalah sedekah dan setiap langkah yang dilangkahkan seseorang untuk megajarkan solat adalah sedekah.”

Dari beberapa hadist di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bersedekah itu bisa berupa:

1. Memberikan sesuatu dalam bentuk materi kepada orang miskin 2. Berbuat baik dan menahan diri dari kejahatan

3. Berlaku adil dalam mendamaikan orang yang bersengketa

4. Membantu seseorang yang akan menaiki kendaraan yang akan ditumpangi


(42)

5. Menyingkirkan rintangan-rintangan dari tengah jalan , seperti duri, batu, kayu dan lain-lain yang dapat mengganggu kelancaran orang yang berlalu lintas

6. Melangkahkan kaki ke jalan Allah

7. Mengucapkan atau membaca dzikir kepada Allah

8. Menyuruh orang berbuat baik dan mencegah kemungkaran

9. Membimbing orang yang buta, tuli, bisu serta menunjuki orang yang meminta petunjuk tentang sesuatu seperti tentang alamat rumah dan lain-lain

10.Memberi senyuman kepada orang lain

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra, Raslullah SAW bersabda, “ apabila sedekah telah keluar dari tangan pemiliknya, maka ia jatuh pada kekuasaan Allah sebelum sedekah itu sampai pada tangan orang yang meminta atau yang di beri, lalu sedekah itu berbicara dengan lima kalimat itu, yaitu:

1. Pada mulnya aku kecil, maka engkau besarkan aku 2. Aku ini sedikit, maka engkau menjadikan aku banyak

3. Aku asalnya adalah musuhmu, maka engkau menjadikan aku kekasihmu

4. Pada awlanya aku cepat musnah, maka engkau menjadikan aku kekal 5. Pada mulanya engkau menjagaku, maka sekarang akulah yang


(43)

B. Penelitian Terdahulu

1. Mawardi, 2005. penelitiannya yang berjudul “Strategi efektifitas peran lembaga zakat di Indonesia”, mendeskripsikan tentang persoalan kebijakan pemerintahan strategi efektifitas peran lembaga zakat di Indonesia. Strategi efektifitas peran badan atau lembaga zakat di Indonesia tidak terlepas dari perannya sebagai pengumpul zakat, mendayagunakan dan mendistribusikannya secara profesional, dari keseluruhan unsur yang ada, baik pemerintah yang memberikan perlindungan dan keamanan bagi para muzakki, mustahik danamil zakat, juga bagi para pengelola yang terpisah-pisah secara kelembagaan(berbentuk badan atau lembaga) mampu bekerja sama diantara mereka denganpara pengawas. Tidak ada kata kemandirian dan keberhasilan dalam mengurushal yang besar seperti kepentingan sosial masyarakat, jika tidak dilakukan dengan adanya kerjasama dan seringnya mengadakan sharing, agar wawasannya dapat terus maju dan berkembang, terlebih lagi di Indonesia yang berpenduduk muslim terbanyak di dunia, merupakan modal besar memberdayakan zakat yang menjadi kewajiban dalam menunaikannya. Hanyatinggal diberikan pengetahuan yang memadai kepada para calon muzakki untuk memberikan kelebihan hartanya yang masuk kedalam harta zakat danpendidikan untuk para mustahik agar mereka tidak selamanya


(44)

menjadimustahik. Dan yang tidak kalah pentingnya ialah badan atau lembaga zakat(amil) harus terpercaya.

2. Pada penelitiannya Wara Komaria. 2010. yang berjudul pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) pada Lembaga Kantor Zakat LPUQ dan Badan Amil Zakat (BAZ) memilik hasil Kinerja pengelolaan dana ZIS pada BAZ Kabupaten Jombang masih kurang optimal. Terlihat dari segi pendistribusian dana ZIS yang tidakn sebanding dengan jumlah dana ZIS yang terkumpul dan Kinerja pengelolaan dana ZIS pada Kantor Zakat LP-UQ sangat amanah dan profesional. Banyak donatur yang mempercayai kinerja pengelolaan Kantor Zakat LP-UQ. Dana ZIS yang terkumpul segera didistribusikan kepada yang membutuhkan. Sedangkan dana zakat yang terdistribusi tidak mempengaruhi pendapatan mustahiq. Karena dana ZIS yang disalurkan dapat dikatakan masih jauh dari jumlah dana yang diharapkan bisa membantu terpenuhinya kebutuhan mustahiq. Dan untuk tingkat kepuasan Dari 20 responden muzakki menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 46% menyatakan kinerja pengelolaan ZIS pada BAZ Kabupaten Jombang kurang memuaskan. Dikarenakan kinerja pengelolaan dana ZIS yang kurang optimal. Sedangkan pada Kantor Zakat LP-UQ Kabupaten Jombang 41% menyatakan kinerja pengelolaan ZIS Kantor Zakat LP-UQ pada


(45)

Kabupaten Jombang sangat memuaskan. Dikarenakan kinerja pengelolaan dana ZIS pada Kantor Zakat LP-UQ sangat amanah dan profesional.

3. Dalam penelitian yang dilakukan Siti Maesaroh pada tahun 2014 dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Mustahik Melalui Zakat, Infaq , Shodaqoh (Studi pada Lembaga Amil Zakat, Infaq & Shodaqoh Sabilillah Kota Malang) memiliki hasil secara simultan variabel-variabel independen yang terdiri dari, bantuan ZIS untuk pendidikan, lama menerima, jumlah anggota keluarga dan umur kepala keluarga berpengaruh terhadap variabel dependen pendapatan rumah tangga yang menerima bantuan ZIS Namun secara parsial, hanya tiga variabel yaitu bantuan ZIS untuk pendidikan, jumlah anggota keluarga dan umur kepala keluarga, berpengaruh signifikan terhadap pendapatan rumah tangga yang menerima bantuan ZIS. Sedang satu variabel lain yaitu lama menerima bantuan ZIS tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan rumah tangga yang menerima bantuan ZIS.

4. Umrotul Khasanah, 2010. penelitiannya yang berjudul “Analisis model pengelolaan dana zakat di Indonesia: kajian terhadap badan amil zakat dan lembaga amil zakat”, mendeskripsikan tentang


(46)

persoalan zakat yang menyimpan potensi ekonomi sangat besar dipandang penting melihat cara memanfaatkannya didasarkan pada fungsi sosialnya bagi kepentingan masyarakat yang menyentuh kalangan miskin maupun kaya. Apabila seluruh mekanisme tanggung jawab sosial yang Islami itu benar-benar dilaksanakan, masyarakat Islam bisa menjadi masyarakat dengan tingkat kesejahteraan tinggi, dan terbebas dari segala bentuk ketimpangan sosial. Dalam hal pendayagunaan dana zakat, lembaga amil model organisasi bisnis dan model birokrasi sudah siap dengan rencana pendistribusian dan program pemberdayaan sehingga pemanfaatan dana zakat bisa dilakukan secara terarah. Hal ini antara lain disebabkan keunggulan manajemen mereka yang ditandai dengan penyusunan skala prioritas dalam pendayagunaan zakat yang dibuat atas dasar urgensi kebutuhan fakir-miskin dan para asnaf lainnya. Selain itu, mereka juga menerapkan nilai-nilai akuntabilitas dan transparansi dalam manajemen keuangan, dan terbuka bagi auditing oleh akuntan publik. Semua itu dituangkan dalam sistem dan prosedur kerja yang rapi. Yang masih menjadi kelemahan umum organisasi amil zakat adalah lemahnya upaya pengembangan jaringan antar-lembaga (aliansi strategis), serta kegiatan koordinasi, integrasi dan sinergi. Apabila aspek manajemen ini diperbaiki, perolehan dana zakat diperkirakan


(47)

akan dapat ditingkatkan dan program pemberdayaan umat pun dapat dilaksanakan secara lebih luas dan lebih terarah.

C. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan latar belakang, beberapa tujuan dan landasan teori tersebut dapat disimpulkan sementara pendapatan mustahiq diduga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah zakat yang terdistribusi.


(48)

34 A. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banjarnegara yang merupakan salah satu propinsi di Jawa Tengah, dimana di Kabupaten Banjarnegara ini terdapat Badan amil zakat nasional yang dapat membantu pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat Kabupaten Banjarnegara melalui mekanisme pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS).

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua data : pertama, menggunakan data primer yang merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung. kedua, merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, dimana pengumpulannya dilakukan oleh pihak lain. Data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang telah dipublikasikan di masyarakat dan dapat dipertanggung jawabkan keakuratannya. Sumber data berasal dari Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Banjarnegara


(49)

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999:55). Dalam penelitian ini semua populasi akan dijadikan target sampel penelitian. Pengertian sampel sendiri adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode non-probabilitas dengan convenience sampling. Artinya pengambilan sampel tidak harus proporsional terhadap populasidan pemilihan sampel sesuai dengan preferensi peneliti. Keunggulan dari metode ini adalah tidak memerlukan daftar populasi yang panjang. Metode sampel inisesuai digunakan untuk penelitian eksploratif (penelitian untuk mengembangkan pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru) sebagai pendahuluan. Data yang akan dianalisis diperoleh dari hasil survei lapangan.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti sebanyak 80 responden/sampel. Perincian responden pada masing-masing alat analisis yang digunakan sebagai berikut : pertama analisis regresi sederhana, sebanyak 50 responden mustahiq BAZNAS kabupaten banjarnegara. Kedua analisis skala Likert, sebanyak 30 responden muzakki BAZNAS kabupaten Banjarnegara. Jumlah responden/sampel ini diharapkan dapat mencerminkan kondisi riil populasi.


(50)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan teknik yaitu:

a) Studi pustaka, dengan cara mengkaji berbagai literatur (buku bacaan) yang relevan dan sumber-sumber lain seperti, artikel, makalah-makalah, dokumen-dokumen dan media cetak atau dengan mengakses internet yang digunakan untuk penelitian ini agar memperoleh landasan teori yang relevan.

b) Dokumentasi, dengan cara mengumpulkan arsip-arsip, data catatan dari lembaga statistik laporan keuangan yang dimiliki oleh Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kabupaten Banjarnegara, serta berbagai literatur baik buku, jurnal maupun makalah atau badan resmi seperti Badan Pusat Statistik.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1) Zakat Yang Diterima Mustahiq

Yaitu jumlah uang yang di terima oleh mustahiq dari dana zakat yang di distribusikan oleh Badan Amal Zakat Kabupaten Banjarnegara.

2) Pendapatan Mustahiq

Yaitu Pendapatan Mustahiq diluar dari pendapatan yang di terima dari zakat, pendapatan mustahiq pada variabel ini di hitung sebelum Mustahiq mendapatkan zakat dari Badan Amal Zakat Kabupaten Banjarnegara,


(51)

F. Metode analisis data

Di dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif, analisis kuantitatif dilakukan dengan menguraikan seluruh data maupun informasi yang diolah dengan alat analisis yang digunakan.

Untuk itu dalam studi ini digunakan alat analisis sebagai berikut :

a) Menghitung Perkembangan/Pertumbuhan Pengelolaan Dana ZIS Digunakan untuk mencari persentase perkembangan/pertumbuhan sebagai pembanding dari tahun ke tahun. Mencari perkembangan BAZ/LAZIS dengan melihat pertumbuhan cara pengumpulan dan pendistribusian dana ZIS.

Dengan rumus sebagai berikut:

g

Keterangan : g = (growth) (%)

i = pengumpulan dan pendistribusian t = periode waktu

t-1 = tahun sebelumnya b) Analisis Regresi sederhana

Digunakan untuk mengukur atau mengetahui pengaruh variabel independen (x) dalam hal ini adalah pendapatan mustahiq terhadap variable dependen (Y) dalam hal ini adalah jumlah dana ZIS yang


(52)

diterima. Dalam analisis regresi akan diperoleh, uji t test, uji f test, persamaan dan determinasi. Uji koefisien regresi secara parsial (uji t test), uji t secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen yang terdapat dalam persamaan secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu zakat yang diterima. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Kriteria penerimaan Ho atau menolak Ha, jika nilai t signifikansi hasil perhitungan lebih kecil (<) dari taraf signifikansi 0,05, maka menolak Ho dan menerima Ha (Mason, 1999).

Uji koefisien regresi (uji f test), digunakan untuk mengetahui apakah variable independen berpengaruh terhadap jumlah dana zakat yang diterima. Kriteria penerimaan Ho atau menolak Ha, jika nilai f signifikan hasil perhitungan lebih kecil (<) dari taraf signifikan 0,05, maka menolak Ho, jika f signifikansi lebih besar dari (>) tingkat signifikansi yang digunakan maka menerima Ho (Mason,1999).

Pengujian koefisien determinasi (R2), pengujian koefisiensi determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui tingginya derajat hubungan antara semua variabel independen (x) terhadap variabel dependen (Y). Kecocokan model akan baik apabila R2 semakin besar atau semakin mendekati nilai satu, maka pengaruh dari kedua variabel akan semakin besar.


(53)

Y = a + bx + e

Y = zakat yang diterima mustahiq X= pendapatan mustahiq

a = konstanta b = koefisien e = standart eror

c) Analisis Skala Likert J.

Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang objek atau fenomena tertentu.Untuk dapat mengukur maka digunakan bantuan questioner untuk mempermudah dalam melakukan survei. Skala Likert J. memiliki dua bentuk pernyataan yaitu: pernyataan positifi dan pernyataan negatif. Pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Berikut merupakan contoh dari pernyataan: sangat puas/SP dengan nilai 5, puas/P dengan nilai 4, cukup puas/CP dengan nilai 3, kurang puas/KP dengan nilai 2, tidak puas/TP dengan nilai 1. Dengan demikian nantinya dapat diketahui sejauh mana tingkat kepuasan para muzakki pada Badan Amal Zakat di tempat mereka mendonorkan uangnya.


(54)

42

A. Aspek Geografis dan Wilayah Administratif

Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12’-7⁰31’ Lintang Selatan dan 109⁰29’ -109⁰45’50” Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur.Batas wilayah administrasi Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kab. Pekalongan dan Kab. Batang b. Sebelah Timur : Kab. Wonosobo

c. Sebelah Selatan : Kab. Kebumen

d. Sebelah Barat : Kab. Purbalingga dan Kab. Banyumas

Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki luas 1.070 Km2. Kabupaten Banjarnegara terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri dari 266 desa dan 12 kelurahan, serta terbagi dalam 953 dusun, 5.150 Rukun Tetangga (RT) dan 1.312 Rukun Warga (RW).Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Banjarnegara dan Kalibening yang terealisasi pada tanggal 1 Juni 2004, yaitu Kecamatan Pagedongan dan Kecamatan Pandanarum. Luas wilayah, banyaknya desa/kelurahan, dapat dilihat pada tabel berikut:


(55)

TABEL 4.1

Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas, dan Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Banjarnegara Tahun 2015 No Kecamatan

Jumlah Desa/ Kelurahan Luas (Km2) Jumlah Penduduk*)

1 Susukan 15 52.66 53 607

2 Purwareja

Klampok 8 21.87 41 237

3 Mandiraja 16 52.61 64 918

4 Purwanegara 13 73.86 68 053

5 B a w a n g 18 55.25 55 105

6 Banjarnegara 13 26.24 66 734

7 Pagedongan 9 80.51 34 858

8 S i g a l u h 15 39.56 30 077

9 Madukara 20 48.20 42 517

10 Banjarmangu 17 46.36 42 140

11 Wanadadi 11 28.27 29 138

12 R a k i t 11 32.45 47 131

13 Punggelan 17 102.84 73 906

14 Karangkobar 13 39.07 29 435

15 Pagentan 16 46.19 35 577

16 Pejawaran 17 52.25 41 268

17 B a t u r 8 47.17 38 179

18 Wanayasa 17 82.01 46 298

19 Kalibening 16 83.78 41 430

20 Pandanarum 8 58.56 20 206

Jumlah 278 1 069.71 901 814


(56)

1. KONDISI FISIK WILAYAH

Kondisi fisik wilayah Kabupaten Banjarnegara dapt diliat dari aspek bentukan alam dantopografi.

a. Bentukan Alam dan Topografi

Bila ditinjau dari bentuk tata alam dan penyebaran geografis, maka Kabupaten Banjarnegara dapat digolongkan dalam tiga wilayah yaitu:

1. Bagian utara, terdiri dari daerah pegunungan Kendeng dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara, Banjarmangu dan Punggelan;

2. Bagian tengah, terdiri wilayah dengan relief yang datar merupakan lembah sungai Serayu yang subur mencakup sebagian wilayah Kecamatan Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu;

3. Bagian selatan, terdiri dari wilayah dengan relief yang curam merupakan bagian dari pegunungan Serayu meliputi Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja Purworejo Klampok dan Susukan.

Kabupaten Banjarnegara mempunyai ketinggian yang bervariasi, meskipun kebanyakan berada pada ketinggian 100 m dpl karena letaknya yang berada pada jalur pegunungan, yang sebagian besar berada pada ketinggian 100–500 mdpl (37,04%); 500–1.000 mdpl (28,74%); dan>1.000 mdpl (24,4%); sedangkan wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 mdpl


(57)

hanya seluas 9,82% saja. Adapun ketinggian topografi setiap daerah di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :

1. Kurang dari 100 mdpl meliputi luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten yang meliputi Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwonegoro dan Bawang.

2. Antara 100-500 mdpl, meliputi luas 37,04 % luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Susukan, Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Banjarmangu, Banjarnegara, Wanadadi, Rakit, Punggelan dan Madukara.

3. Antara 500-1.000 mdpl, meliputi luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, yang meliputi Kecamatan Banjarmangu, Sigaluh dan sebagian Banjarnegara.

4. Lebih dari 1.000 mdpl, meliputi luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, yang meliputi Kecamatan Karangkobar, Wanayasa, Kalibening, Pagentan, Pejawaran dan Batur.

2. KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Dalam merencanakan suatu daerah tidak dapat terlepas dari masalah kependudukan yang ada di suatu wilayah. Kondisi kependudukan suatu wilayah yang perlu diperhatikan meliputi laju pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan dan struktur penduduk.


(58)

a. Laju Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan angka pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun di Kabupaten Banjarnegara dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk terbesar adalah pada tahun

2011 yaitu sebesar 0,79% dan pertumbuhan terkecil adalah pada tahun 2020 yaitu 0,54%. Jika dirinci tiap kecamatan dalam 5 tahun terakhir dan perkiraan 5 tahun yang akan dating , maka dapat diketahui bahwa rata-rata angka pertumbuhan penduduk tertinggi adalah berada di Kecamatan Sigaluh yaitu sebesar 1,24% dan pertumbuhan penduduk terendah adalah berada di Kecamatan Purwanegara sebesar 0,24%. Untuk lebih lengkapnya jumlah dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel berikut.


(59)

TABEL 4.2

Laju Pertumbuhan Penduduk

Menurut Kecamatan Kabuaten Banjarnegara

No Wilayah Laju pertumbuhan penduduk (persen) Rata-rata

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Kab. Banjarnegara 0.77 0.74 0.7 0.68 0.65 0.62 0.6 0.59 0.54 0.53 0.64 2 Susukan 0.58 0.54 0.51 0.49 0.45 0.43 0.4 0.39 0.34 0.33 0.44 3 Klampok 0.61 0.57 0.54 0.52 0.48 0.46 0.43 0.42 0.37 0.36 0.47 4 Mandiraja 0.42 0.39 0.35 0.33 0.29 0.27 0.24 0.23 0.18 0.16 0.28 5 Purwanegara 0.35 0.31 0.28 0.26 0.22 0.2 0.17 0.16 0.11 0.1 0.21 6 Bawang 0.69 0.66 0.62 0.59 0.56 0.54 0.51 0.5 0.45 0.44 0.55 7 Banjarnegara 1.19 1.16 1.12 1.1 1.07 1.04 1.01 1 0.59 0.94 1.05 8 Pagedongan 0.63 0.6 0.56 0.54 0.5 0.48 0.45 0.45 0.39 0.37 0.49 9 Sigaluh 1.38 1.35 1.31 1.29 1.26 1.23 1.2 1.19 1.14 1.14 1.24 10 Madukara 1.21 1.18 1.14 1.12 1.08 1.06 1.03 1.02 0.97 0.96 1.07 11 Banjarmangu 1.17 1.14 1.1 1.08 1.05 1.02 0.99 0.98 0.93 0.92 1.03 12 Wanadadi 0.38 0.35 0.31 0.39 0.25 0.23 0.2 0.19 0.14 0.13 0.24 13 Rakit 0.52 0.48 0.45 0.43 0.4 0.36 0.34 0.33 0.28 0.27 0.38 14 Punggelan 0.65 0.62 0.58 0.56 0.53 0.5 0.47 0.46 0.41 0.39 0.51 15 Karangkobar 1.24 1.21 1.17 1.14 1.12 1.09 1.07 1.05 1 0.99 1.1 16 Pagentan 0.92 0.89 0.85 0.83 0.8 0.77 0.74 0.73 0.68 0.67 0.78 17 Pejawaran 0.87 0.84 0.8 0.77 0.74 0.72 0.69 0.68 0.63 0.62 0.73 18 Batur 0.99 0.96 0.92 0.9 0.86 0.84 0.81 0.8 0.75 0.74 0.85 19 Wanayasa 0.88 0.85 0.81 0.79 0.75 0.73 0.7 0.69 0.64 0.63 0.74 20 Kalibening 0.87 0.84 0.8 0.78 0.74 0.72 0.69 0.68 0.63 0.62 0.73 21 Pandanarum 0.4 0.37 0.33 0.3 0.28 0.25 0.22 0.22 0.16 0.15 0.26

Rata-Rata 0.79 0.76 0.72 0.7 0.67 0.64 0.61 0.6 0.55 0.54 Sumber Data : BPS Kab Banjarnegara


(60)

b. Kepadatan Penduduk

Jumlah rumah kepadatan penduduk kabupaten banjarnegara sebesar 843 jiwa/Km2. Kemudia berdasarkan jumlah kepadatan penduduknya maka, angka kepadatan penduduktertinggi adalah di Kecamatan Banjarnegara yaitu sebesar 2.543 jiwa/Km2, dan angka kepadatan penduduk terendah adalah di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 345 jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah rumah tangga dan angka kepadatan penduduk diKabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL 4.3

Banyaknya Desa/Kelurahan, Kepadatan

Menurut Kecamatan di Kab. Banjarnegara Tahun 2015

No Kecamatan Kepadatan

1 Susukan 1018

2 Purwareja Klampok 1886

3 Mandiraja 1234

4 Purwanegara 921

5 B a w a n g 997

6 Banjarnegara 2 543

7 Pagedongan 433

8 S i g a l u h 760

9 Madukara 882

10 Banjarmangu 909

11 Wanadadi 1031

12 R a k i t 1452

13 Punggelan 719

14 Karangkobar 753

15 Pagentan 770

16 Pejawaran 790

17 B a t u r 809

18 Wanayasa 565

19 Kalibening 495

20 Pandanarum 345

Jumlah 843


(61)

c. Struktur penduduk

Struktur penduduk menurut jenis kelamin, rasio jenis kelamin dan kecamatan di kab.Banjarnegara.

TABEL 4.4

Penduduk Menurut Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kab. Banjarnegara 2015

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Rasio Jenis

Kelamin

1 Susukan 26576 27031 98,32

2 Purwareja Klampok 20368 20869 97,60

3 Mandiraja 32154 32764 98,14

4 Purwanegara 33625 34428 97,67

5 B a w a n g 27505 27600 99,66

6 Banjarnegara 33519 33215 100,92

7 Pagedongan 17424 17434 99,94

8 S i g a l u h 15331 14746 103,97

9 Madukara 21476 21041 102,07

10 Banjarmangu 21305 20835 102,26

11 Wanadadi 14424 14714 98,03

12 R a k i t 23369 23762 98,35

13 Punggelan 36933 36973 99,89

14 Karangkobar 14980 14455 103,63

15 Pagentan 18001 17576 102,42

16 Pejawaran 20939 20329 103,00

17 B a t u r 19360 18819 102,87

18 Wanayasa 23675 22623 104,65

19 Kalibening 20755 20675 100,39

20 Pandanarum 10106 10100 100,06

Jumlah 451825 449989 100,41

Tahun 2014 450374 448522 100,41

Tahun 2013 447219 445228 100,45

Tahun2012 444837 442452 100,27


(62)

3. PENDIDIKAN

Fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara meliputi TK, SD, SMP, SMA dan politeknik, Kondisi fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara dapat didiskripsikan sebagai berikut:

a. Fasiilitas Pendidikan Umum

1. Fasilitas pendidikan playgroup dan taman kanak-kanak di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2013 sebanyak 757 unit, yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten, Persebaran playgroup terbesar berada di Kecamatan Rakit sebanyak 59 unit, kemudian Kecamatan susukan sebesar 52 unit,Sedangkan fasilitas pkaygroup terkecil di kecamatan karangkobar dan pandanarum sebanyak 19 unit,

2. Fasilitas SD baik negeri maupun swasta berjumlah 850 unit pada Tahun 2013, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan punggelan 70 unit dan terkecil pada Kecamatan Pandanarum 23 SD negeri,

3. Fasilitas SMP berjumlah 144 unit pada Tahun 2013, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Banjarnegara (13 unit) dan terkecil pada Kecamatan Pandanarum, batur dan sigaluh dengan (4 unit),

4. Fasilitas SMA dan SMK baik negeri maupun swasta di Kabupaten Banjarnegara berjumlah 50 unitpada Tahun dengan penyebaran terbanyak di kecamatan banjarnegara dengan 11 unit, disusul klampok dengan 7 unit


(63)

6. STIE Taman Siswa dan STIMIK Tunas Bangsa terdapat di Kecamatan Banjarnegara

TABEL 4.5

Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Kab. Banjarnegara 2013

No Kecamatan PlayGroup

/TK SD SLTP SLTA

1 Susukan 52 54 5 0

2 Purwareja Klampok 47 44 6 7

3 Mandiraja 45 60 11 2

4 Purwanegara 49 58 9 1

5 B a w a n g 50 51 7 6

6 Banjarnegara 49 43 13 11

7 Pagedongan 34 39 8 2

8 S i g a l u h 41 26 4 3

9 Madukara 49 36 8 1

10 Banjarmangu 40 41 5 1

11 Wanadadi 21 33 6 3

12 R a k i t 59 53 7 2

13 Punggelan 46 70 11 1

14 Karangkobar 19 32 6 3

15 Pagentan 31 32 6 0

16 Pejawaran 27 39 8 2

17 B a t u r 21 28 4 1

18 Wanayasa 38 45 7 2

19 Kalibening 22 40 9 2

20 Pandanarum 19 23 4 0

Jumlah 757 850 144 50


(64)

4. SOSIAL MASYARAKAT a. Fasilitas Pelayanan Umum

Fasilitas pelayanan umum yaitu pelayanan perkantoran dari pemerintah pemerintah yang mendukung pada kegiatan pelayanan umum yang meliputi pelayanan pemerintahan danpelayanan kewarganegaraan yang meliputi hak dan kewajiban sebagai warga negara, Pelayanan umum dari perkantoran milik pemerintah meliputi keamanan, birokrasi, dan pelayanan umumlainnya, dengan bangunan gedung berupa 1 buah kantor Pemerintah Daerah Kabupaten, 20kantor Kecamatan, dan 278 kantor Kepala Desa/Kelurahan, Perkantoran lainnya meliputi kantor-kantor Dinas dilingkungan Kabupaten Banjarnegara, kantor-kantor Dinas dan Departemen, Kanto rPolisi dan Hankam, Fasilitas pelayanan umum ini telah tersebar sesuai dengan skala pelayanannya, untuk skala pelayanan kabupaten hampir semua fasilitas ada di Kecamatan Banjarnegara sebaga iIbukota Kabupaten, sedangkan untuk fasilitas pelayanan umum dengan skala kecamatan ada di Ibu Kota Kecamatan masing-masing.

b. Kebudayaan Masyarakat

Dalam perang Diponegoro, R,Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintahmataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di


(65)

Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu dan usul tersebut disetujui, Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta, Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta, Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu, Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru, Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam, Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota)

5. KONSUMSI DAN TINGKAT KEMISKINAN TABEL 4.6

Pengeluaran per Kapita per Bulan di Banjarnegara 2009 – 2012 (ribu rupiah)

No Pengeluaran

per Kapita 2009 2010 2011 2012

1 Makanan 150,10 170,10 176,90 203,00

2 Bukan

Makanan 110,90 116,00 170,90 179,30

3 Jumlah 261,00 286,10 347,80 382,30


(66)

B. Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam

Kata produktif secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris ”productive” yang memiliki arti banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil, banyak menghasilkan barang-barang berharga. Pengertian zakat produktif sendirimemiliki arti pendistribusian zakat yang bersifat produktif (terus tersalurkan kepada mustahiq). Pemahaman lebih jelasnya yaitu bagaimana cara atau metode menyampaikan dana zakat kepada tepat sasaran (efektif) dalam pengertian yang lebih luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara’. Zakat produktif yang lebih baik dalam hal ini dimana harta atau dana yang diberikan kepada para mustahiq tidak dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, tetapi lebih baik jika dikembangkan dan digunakan sebagai modal usaha atau membangun sebuah usaha. Sehingga dengan usaha yang dibangun tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus, tidak lagi mengharapkan bantuan dana zakat. Selainitu juga dengan membangun usaha memberikan dampak yang baik kepada sesame dengan membantu menyediakan lapangan kerja baru.

a. Peran negara terhadap lembaga zakat

Dalam sejarah Islam Lembaga Zakat dikenal dengan nama Baitul Maal. Lembaga ini telah ada sejak Khalifah Umar bin Khatab, sebagai sebuah institusi yang memobilisir dana dan daya dari umat yang digunakan untuk upaya-upaya pembangunan peningkatan harkat, derajat, dan martabat atau perbaikan kualitas hidup kaum dhu’afa dan umat manusia pada umumnya.


(67)

Lembaga zakat di Indonesia telah ada dan tumbuh begitu lama, namun belum dikembangkan secara profesional. Dalam perjalanannya, lembaga ini juga dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada dalam kehidupan umat Islam sehari-hari, antara lain adalah :

1. Adanya krisis kepercayaan umat terhadap segala macam bentuk usaha yang bergerak dalam penghimpunan dana umat. Disebabkan karena adanya rasa takut jika dana yang mereka berikan akan disewengkan atau disalah gunakan karena sistem kontrol yang masih lemah.Para muzakki ini lebih memilih untuk menyalurkan langsung kepada para mustahiq.

2. Adanya pola pandangan terhadap pelaksanaan zakat yang pada umumnya lebih antusias pada zakat fitrah dibandingkan zakat pada umumnya.

3. Tidak sebandingnya jumlah dana yang terhimpun dengan kebutuhan umat, ini disebabkan karena jumlah muzakki yang berzakat melalui lembaga sangatlah sedikit.

4. Adanya rasa jemu pada muzakki, karena dalam periode yang pendek dihadapkan dengan berbagai lembaga penghimpun dana.

5. Adanya kekhawatiran dari adanya kasus-kasus penggunaan dana umat yang disalahgunakan.

Semestinya kekhawatiran seperti di atas tidak perlu terjadi, jika lembaga-lembaga zakat tersebut benar-benar menjadi tiang agama dan sekaligus menjadi tiang ekonomi dari semua umat manusia.Tugas Negara adalah bertanggung jawab atas kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.Diharapkan


(1)

3.

Uji Heteroskedastisitas

4.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .881a .776 .771 .08824 2.156

a. Predictors: (Constant), Pendapatan b. Dependent Variable: Zakat

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.412 .324 -1.273 .209

Pendapatan .082 .056 .207 1.468 .149 1.000 1.000 a. Dependent Variable: absres


(2)

Lampiran 5

Uji Hipotesis

1.

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .881a .776 .771 .08824 2.156

a. Predictors: (Constant), Pendapatan b. Dependent Variable: Zakat

2.

Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.293 1 1.293 166.063 .000a

Residual .374 48 .008

Total 1.667 49

a. Predictors: (Constant), Pendapatan b. Dependent Variable: zakat


(3)

3.

Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 11.349 .482 23.545 .000

Pendapatan -1.066 .083 -.881 -12.887 .000 1.000 1.000 a. Dependent Variable: Zakat


(4)

Lampiran 6

Data Kuisioner

No

Muzaki

Pertanyaan

Manajemen

Kepercayaan Pendistribusian Transparansi

1

Muzaki 1

CP

KP

KP

KP

2

Muzaki 2

CP

CP

TP

TP

3

Muzaki 3

P

KP

KP

KP

4

Muzaki 4

CP

CP

TP

TP

5

Muzaki 5

P

KP

TP

KP

6

Muzaki 6

P

CP

TP

KP

7

Muzaki 7

P

KP

KP

KP

8

Muzaki 8

CP

CP

TP

TP

9

Muzaki 9

P

CP

TP

TP

10

Muzaki 10

P

KP

KP

KP

11

Muzaki 11

P

CP

TP

KP

12

Muzaki 12

CP

CP

TP

KP

13

Muzaki 13

CP

CP

TP

CP

14

Muzaki 14

P

CP

TP

KP

15

Muzaki 15

P

KP

CP

CP

16

Muzaki 16

P

CP

TP

TP

17

Muzaki 17

P

CP

TP

KP

18

Muzaki 18

CP

CP

TP

KP

19

Muzaki 19

P

KP

CP

KP

20

Muzaki 20

CP

CP

TP

TP

21

Muzaki 21

P

KP

CP

KP

22

Muzaki 22

CP

CP

TP

KP

23

Muzaki 23

CP

CP

TP

TP

24

Muzaki 24

P

CP

TP

KP

25

Muzaki 25

P

KP

CP

KP

26

Muzaki 26

CP

CP

TP

KP

27

Muzaki 27

CP

CP

TP

KP

28

Muzaki 28

P

KP

CP

CP

29

Muzaki 29

CP

CP

TP

KP


(5)

Nama Muzakki

: _______________________________________________

Alamat

: _______________________________________________

_______________________________________________

PEDOMAN QUESTIONER

1. Apakah selama ini lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqah sudah

melaksanakan tugasnya sebagai pengelola dana zakat, infaq, dan shadaqah ?

a) Sangat cermat

b) Cermat

c) Cukup cermat

d) Kurang cermat

e) Tidak cermat

2. Sudah cukup terpercayakah (amanah) lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqah

pilihan anda?

a) Sangat baik

b) Baik

c) Cukup baik

d) Kurang baik

e) Tidak baik

3. Apakah dana zakat, infaq, dan shadaqah yang didistribusikan tepat sasaran?

a) Sangat cermat


(6)

c) Cukup cermat

d) Kurang cermat

e) Tidak cermat

4. Apakah selama ini pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah sudah

transparansi?

a) Sangat baik

b) Baik

c) Cukup baik

d) Kurang baik

e) Tidak baik