PENGARUH PUBLISITAS PROGRAM-PROGRAM DISTRIBUSI DAN KREDIBILITAS LEMBAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH DI BAZNAS KOTA MOJOKERTO.

(1)

PENGARUH PUBLISITAS PROGRAM-PROGRAM DISTRIBUSI

DAN KREDIBILITAS LEMBAGA TERHADAP PENINGKATAN

MINAT ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH DI BAZNAS KOTA

MOJOKERTO

SKRIPSI

Oleh:

IKA RACHMAWATI

NIM : C34212095

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Publisitas Program-Program Distribusi dan Kredibilitas Lembaga terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan Shodaqoh

di BAZNAS Kota Mojokerto” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang

bertujuan mengetahui pengaruh publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh secara simultan di BAZNAS Kota Mojokerto, serta bertujuan untuk mengetahui pengaruh publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh secara parsial di BAZNAS Kota Mojokerto.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner kepada muzakki, wawancara kepada beberapa muzakki, pengurus serta para amil BAZNAS Kota Mojokerto, dan dokumentasi seperti data, dokumen, dan sebagainya. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji simultan (uji F) dan uji parsial (uji t). Sampel dalam penelitian ini adalah 95 muzakki di BAZNAS Kota Mojokerto. Analisis hasil regresi dilakukan setelah model tidak mengalami gejala-gejala asumsi klasik seperti normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

Hasil pengujian hipotesis uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 12,073 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,095, artinya variabel publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, shodaqoh. Hasil pengujian hipotesis uji t menunjukkan nilai thitung untuk variabel publisitas program-program distribusi sebesar 3,116 lebih besar dari ttabel sebesar 2,278. Sedangkan nilai thitung untuk variabel kredibilitas lembaga sebesar 2,855 lebih besar dari ttabel sebesar 2,278. Dari nilai thitung kedua variabel yang didapatkan menunjukkan bahwa publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, shodaqoh.

Saran terhadap BAZNAS Kota Mojokerto hendaknya dalam pembuatan promosi diharapkan memperhatikan komponen publisitas dan menyusun materi publisitas agar dapat meningkatkan minat muzakki dalam peningkatan penghimpunan zakat, infaq, dan shodaqoh. Selain itu, lembaga amil zakat juga disarankan selalu menjaga kredibilitas lembaganya agar tidak mengurangi tingkat kepercayaan dari muzakkinya terhadap pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh.


(6)

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM……… PERNYATAAN KEASLIAN………... PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. HALAMAN PENGESAHAN……… ABSTRAK……….. PERSEMBAHAN……….. MOTTO……….. KATA PENGANTAR……… DAFTAR ISI………... DAFTAR TABEL……….. DAFTAR GAMBAR………. DAFTAR TRANSLITERASI……… BAB I PENDAHULUAN……….. A. Latar Belakang Masalah………

B. Rumusan Masalah……….

C. Tujuan Penelitian……….. D. Kegunaan Hasil Penelitian……….... BAB II KAJIAN PUSTAKA………..

A. Landasan Teori………..

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan…………...

Halaman i ii iii iv v vi vii viii x xiii xv xvi 1 1 9 9 10 11 11 31


(7)

C. Kerangka Konseptual……….

D. Hipotesis………

BAB III METODE PENELITIAN……….

A. Jenis Penelitian………

B. Waktu dan Tempat Penelitian……… C. Populasi dan Sampel Penelitian………. D. Variabel Penelitian………. E. Definisi Operasional………... F. Uji Validitas dan Reliabilitas……….... G. Data dan Sumber Data………...

1. Jenis Data………...

2. Sumber Data……….

H. Teknik Pengumpulan Data………. I. Teknik Analisis Data……….. BAB IV HASIL PENELITIAN……….. A. Deskripsi Umum Objek Penelitian………. 1. Lokasi Penelitian………... 2. Profil BAZNAS Kota Mojokerto…………... 3. Karakteristik Responden………...

B. Analisis Data………

1. Uji Validitas dan Reliabilitas………

2. Uji Asumsi Klasik……….

34 35 36 36 36 36 38 39 40 43 43 44 44 46 50 50 50 50 62 67 67 70


(8)

3. Regresi Linier Berganda………

4. Uji Hipotesis……….

BAB V PEMBAHASAN……… A. Pembahasan Hasil Penelitian………..

1. Pengaruh Simultan Publisitas dan

Kredibilitas terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan Shodaqoh……….. 2. Pengaruh Parsial Publisitas dan Kredibilitas

terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan Shodaqoh……… BAB VI PENUTUP……….

A. Kesimpulan……….

B. Saran………...

DAFTAR PUSTAKA

75 76 79 79

79

82 87 87 88


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut juga sudah dilakukan dengan berbagai program/instrumen. Salah satu instrumen perekonomiaan yang dapat digunakan untuk mengentas kemiskinan, pemerataan pendapatan serta mengurangi kesenjangan antara masyarakat miskin dan masyarakat kaya dalam sebuah negara adalah dengan zakat. Selain zakat, ada juga sumber dana yang dikumpulkan dalam rangka mengentas kemiskinan, yaitu infaq, shodaqoh, hibah, serta sejenisnya.

Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga serta merupakan suatu ibadah pokok yang sangat penting dalam ajaran agama Islam. Dengan mayoritas penduduk yang ada di Indonesia memeluk agama Islam, secara tidak langsung mereka juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk membantu orang yang kurang mampu. Kewajiban menunaikan zakat merupakan sesuatu yang demikian tegas dan mutlaq. Karena di dalam ajaran Islam, hal ini terkandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahiq, harta benda yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat


(10)

2

keseluruhan. Hal ini didasarkan atas banyaknya ayat dalam Al-Qur’an yang membahas mengenai hikmah dan kewajiban umat Islam mengeluarkan zakat salah satunya terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 43 sebagai berikut :































Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.”1

Dengan turunnya ayat tersebut, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mengeluarkan zakat, infaq, dan shodaqoh kepada mereka yang berhak untuk menerima. Zakat di Indonesia memiliki potensi 217 triliun setiap tahunnya, saat ini realisasi pengumpulan zakat masih belum maksimal dan penghimpunannya masih berjumlah sekitar 15 persen dari potensi zakat tersebut. 2 Besarnya potensi zakat tersebut yang masih bisa dihimpun, maka organisasi pengelola zakat memiliki peluang untuk menarik minat masyarakat melakukan zakat.

Di Indonesia zakat dikelola oleh organisasi pengelola zakat yang terdiri dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh organisasi masyarakat dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Sebagai organisasi resmi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah non struktural sesuai dengan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001, BAZNAS memiliki tugas

1

Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara atau Penerjemah

Al-Qur’an, 1971), 16.

2 Aprianis, “Ketum BAZNAS: Potensi Zakat Indonesia Rp 200 Triliun”, dalam

http://www.antaranews.com/berita/509484/ketum-baznas-potensi-zakat-indonesia-rp200-triliun, diakses pada 03 Oktober 2015.


(11)

3

dan fungsi untuk menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan shodaqoh pada tingkat nasional.3 BAZNAS selain dibentuk oleh pemerintah pusat, dapat juga dibentuk pada tiap provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh pada wilayahnya masing-masing. Undang-undang No. 23 Tahun 2011 pasal 15 menyatakan “Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk BAZNAS Provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota”.4 Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an :











































Artinya : ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S : At-Taubah 9 : 103) 5

Kota Mojokerto adalah salah satu daerah yang sudah menjalankan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001, dengan membentuk BAZNAS Kota Mojokerto. Dalam pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh BAZNAS Kota Mojokerto memiliki berbagai macam program baik untuk menghimpun donasi dari para muzakki maupun dalam mendistribusikan zakat, infaq, dan shodaqoh kepada mustahiq. Program-program penghimpun donasi dari para muzakki maupun program pendistribusian zakat, infaq, dan shodaqoh kepada mustahiq tersebut, selalu diinformasikan kepada khalayak umum untuk

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 5, 5. 4 Ibid, Pasal 15 ayat 1, 8.


(12)

4

menunjukkan eksistensi BAZNAS itu sendiri dan menimbulkan kepercayaan pada masyarakat Kota Mojokerto. Kegiatan menghimpun donasi dilakukan untuk meningkatkan minat muzakki melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan penghimpunan zakat, infaq, dan shodaqoh.

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan.6 Dalam kegiatan penghimpunan, organisasi pengelola zakat harus bisa mempengaruhi masyarakat serta meningkatkan minat untuk menunaikan zakat , infaq, dan shodaqoh dengan memberitahukan kepada muzakki tentang seluk-beluk keberadaan BAZNAS Kota Mojokerto, mengingatkan dan menyadarkan muzakki akan pentingnya melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh, mendorong muzakki untuk menyerahkan sumbangan dana baik berupa zakat, infaq, atau shodaqoh, membujuk para donatur/muzakki untuk bertransaksi, memberikan gambaran tentang bagaimana proses kerja, program dan kegiatan sehingga menyentuh dasar-dasar nurani seseorang yang diharapkan bisa mempengaruhi muzakki sehingga mereka bersedia memberikan sebagian dana yang dimilikinya sebagai sumbangan dana zakat, infaq, maupun shodaqoh serta memaksa muzakki untuk melakukan zakat, infaq, atau shodaqoh jika diperkenankan.7

Minat muzakki secara jelas sangat bermanfaat untuk membangun hubungan, walaupun pihak lembaga amil zakat tidak mudah untuk

6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2005), 744.

7 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat (Yogyakarta: Sukses,


(13)

5

meraihnya dan memerlukan usaha bersama, keyakinan muzakki terhadap pengelolaan lembaga amil zakat, adanya ruang privasi dan unsur etika pada lembaga amil zakat, sehingga dapat memberikan nilai lebih. Maka dari itu untuk menumbuhkan minat muzakki melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh dibutuhkan shared value (nilai lebih), terutama dalam melakukan kegiatan penghimpunan kepada muzakki.

Salah satu kegiatan penghimpunan dalam rangka meningkatkan minat muzakki untuk melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh yang dilakukan BAZNAS Kota Mojokerto adalah melaporkan seluruh kegiatan dari program-program distribusi dalam publisitas kegiatan distribusi kepada masyarakat. Publisitas merupakan penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media.8 Publisitas dalam sebuah organisasi sosial seperti BAZNAS, sangat berperan penting dalam hal membentuk opini masyarakat secara cepat, sehingga sebagai usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan suatu produk atau jasa.

Pengukuran publisitas kegiatan program distribusi merupakan elemen penting untuk mengetahui peranan publisitas tersebut dalam meningkatkan minat zakat, infaq, dan shodaqoh. Kegiatan publisitas dikatakan sangat berperan ketika publisitas tersebut dinilai dari : kreativitas, keberagaman media publisitas, kuantitas untuk menyampaikan pesan secara berulang-ulang pada publik, visibilitas


(14)

6

(mudah dilihat) materi publisitas, legibilitas (kejelasan) publisitas, kemudahan untuk dipahami. 9

Dalam kaitannya dengan publisitas program distribusi, BAZNAS Kota Mojokerto telah memiliki beberapa program distribusi yang sudah dilakukan, diantaranya adalah bantuan beasiswa, bantuan kesehatan, bantuan biaya hidup, bantuan perbaikan rumah, hibah modal, program pembiayaan usaha syariah (Pusyar) dan masih banyak lagi program distribusi yang dilakukan BAZNAS Kota Mojokerto.

Sedangkan, publisitas yang telah dilaksanakan oleh BAZNAS Kota Mojokerto sejauh ini sudah melalui beberapa media yang dijadikan sebagai perantaranya, yaitu sebagai berikut:

1. Melalui media massa

Hal ini dilakukan pada media cetak Radar Mojokerto, Jawa Pos, dan Palapa. Selain media cetak, BAZNAS Kota Mojokerto juga bekerjasama dengan radio RFM dan Satria FM dalam publisitas program-program distribusinya.

2. Melalui buletin Al-Ashnaf

Merupakan buletin yang diterbitkan oleh BAZNAS Kota Mojokerto dalam waktu tiga bulan sekali, dalam rangka memberikan edukasi zakat dan publisitas program-program distribusinya.

3. Laporan triwulan dan tahunan

Hal ini dilakukan untuk menjaga akuntabilitas BAZNAS Kota Mojokerto dengan memberikan laporan triwulan dan tahunan. Laporan


(15)

7

triwulan biasanya disertakan pada beberapa halaman buletin Al-Ashnaf yan terbit tiga bulan sekali, sedangkan laporan tahunan dikirimkan secara langsung kepada lembaga, instansi pemerintah, BUMN/BUMD di wilayah Kota Mojokerto.

Publisitas program-program distribusi tersebut yang disampaikan kepada masyarakat maupun muzakki diharapkan dapat menyadarkan muzakki dalam kewajibannya membayar zakat serta memberi kepercayaan kepada muzakki tentang bagaimana pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh di BAZNAS Kota Mojokerto melalui berbagai program-program distribusinya. Sehingga dengan kesadaran serta kepercayaan dari muzakki inilah dapat berdampak terhadap peningkatan minat muzakki melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh dalam rangka menhimpun zakat, infaq, dan shodaqoh.

Selain publisitas yang baik, kredibilitas dari sebuah lembaga sosial seperti BAZNAS Kota Mojokerto juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan kepercayaan dari muzakki bahwa BAZNAS Kota Mojokerto memiliki kemampuan dalam mengelola zakat, infaq, dan shodaqoh. Dalam sebuah lembaga pengelola zakat, infaq, dan shodaqoh, kepercayaan muzakki menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam rangka menarik muzakki untuk mempercayakan donasinya kepada lembaga amil zakat ini. Selain kepercayaan, kemampuan lembaga amil zakat dalam mengelola zakat, infaq, dan shodaqoh juga lebih penting, karena dengan kemampuan yang baik dalam mengelola zakat, infaq, dan shodaqoh, maka


(16)

8

dengan sendirinya dana yang dihimpun itu terkelola dengan baik dan sesuai dengan sasaran dalam melakukan distribusi.

Kredibilitas merupakan seberapa jauh konsumen/muzakki percaya bahwa suatu lembaga bisa merancang dan menghadirkan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan/muzakki. 10 Dalam hal ini, berarti kredibilitas lembaga merupakan sejauh mana muzakki meyakini keterpercayaan dan kemampuan lembaga amil zakat dalam mengelola zakat, infaq, dan shodaqoh. Kredibilitas lembaga merupakan bagian dari citra sebagai lembaga amil zakat yang baik. Kredibilitas lembaga ditimbulkan oleh kesan baik yang muncul dari pikiran konsumen/muzakki.

Publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga yang baik dapat dinilai penting dalam sebuah organisasi pengelola zakat, infaq, dan shodaqoh untuk mengetahui seberapa pengaruh terhadap peningkatan minat muzakki melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh agar keberhasilan dalam menghimpun zakat, infaq, dan shodaqoh tercapai. Sehingga, dalam penelitian ini diangkatlah judul “Pengaruh Publisitas Program-program Distribusi dan Kredibilitas Lembaga terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan Shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto”.

10 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Marketing Management (New Jersey: Prentice Hall, 2012),


(17)

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga secara simultan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto?

2. Bagaimana pengaruh publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga secara parsial terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis dan membuktikan bahwa publisitas program-program

distribusi dan kredibilitas lembaga berpengaruh secara simultan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.

2. Menganalisis dan membuktikan bahwa publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga berpengaruh secara parsial terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.


(18)

10

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua aspek:

a. Aspek Teoritis:

Dari aspek teoritis, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap pengetahuan manajemen pemasaran. Khususnya dalam hal sistem manajemen promosi dan perilaku organisasi dalam menjaga kredibilitas lembaga, serta kinerja lembaga amil zakat dalam meningkatkan minat muzakki melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat yang ada di seluruh Indonesia.

b. Aspek Praktis :

Dari aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto, dalam hal pengevaluasian, peningkatan, dan pengembangan inovasi promosi dan kredibilitas lembaga dalam peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh.


(19)

11 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pemasaran

Pada dasarnya setiap perusahaan atau lembaga selalu berupaya memuaskan konsumen dalam kegiatan pemasaran produk/jasanya. Berhasil tidaknya pemasaran akan membawa dampak bagi kelangsungan hidup perusahaan/lembaga. Demikian halnya dengan Badan Amil Zakat, untuk kelangsungan hidupnya, Badan Amil Zakat juga memerlukan pemasaran. Pemasaran sendiri merupakan suatu kegiatan ekonomi antara suatu pihak lain yang di dalamnya terjadi proses penciptaan, penawaran, dan pertukaran suatu produk demi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran menurut Kotler didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, perasaan, pertukaran produk dan nilai. 1

Dalam konsep Ekonomi Islam, pemasaran sederhananya merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan nilai-nilai Islam. Dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah suatu cara bagaimana memasarkan suatu proses bisnis yang mengedepankan nilai-nilai yang mengagungkan keadilan dan kejujuran. Dengan pemasaran islami,

1 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, alih bahasa Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, dan Benjamin


(20)

12

seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Ada empat karekteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut :

a. Teistis (rabbaniyah)

Salah satu ciri khas syariah marketing adalah sifat yang religius (diniyyah). Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum-hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan. Sehingga, seorang syariah marketer meyakini bahwa Allah SWT selalu dekat dan mengawasinya ketika dia sedang melakukan segala macam bentuk bisnis. 2

Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum-hukum syariah dalam segala aktivitasnya sebagai seorang pemasar. Mulai dari melakukan strategi, memilah-milah pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar mana yang harus menjadi fokusnya (targeting), hingga menetapkan identitas perusahaan yang harus senantiasa tertanam dalam benak pelanggannya (positioning). Kemudian, ketika harus menyusun taktik pemasaran, apa yang menjadi keunikan dari perusahaannya dibanding perusahaan lain (diferensiasi). Begitu juga dengan marketing mix-nya, dalam


(21)

13

mendesain produk, menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi, senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius. 3 b. Etis (akhlaqiyah)

Keistimewaan yang lain dari syariah marketer adalah ia sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Dengan demikian, shariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun agamanya. Karena nilai etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama. 4

Untuk mencapai tujuan tersebut Allah swt memberikan petunjuk melalui para Rasul-Nya yang meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlaq (moral dan etika) maupun shariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlaq bersifat konstan. Keduanya tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban manusia. 5 Sebagai seorang syariah marketer, dalam berbisnis harus berpegang pada prinsip bersuci, maksudnya bersikap suci dengan menjauhkan diri dari dusta, kezaliman, penipuan, pengkhianatan dan bahkan sikap bermuka dua (munafik). 6

3 Ibid., 29. 4 Ibid., 32. 5 Ibid., 33. 6 Ibid., 34-35.


(22)

14

c. Realistis (al-waqi’iyyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluwesan syariah islamiyah yang melandasinya. Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa ‘arab dan mengharamkan berdasi karena dianggap simbol masyarakat barat. Syariah marketer adalah para pemasar professional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan professional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya. 7

d. Humanistis (al-Insaniyah)

Humanistis (al-Insaniyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan paduan syariah. Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi manusia yang bahagia di atas penderitaan orang lain atau manusia yang kering


(23)

15

dengan kepedulian sosial. 8

Dalam strategi pemasaran, terdapat salah satu bagian terpenting yang digunakan untuk mengembangkan suatu perusahaan/lembaga yaitu bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh perusahaan/lembaga untuk memenuhi permintaan produknya, yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan 4P (Product, Price, Place, Promotion). 9 a. Product (Produk)

Produk merupakan persepsi konsumen yang dijabarkan melalui produsen melalui hasil produksinya. 10 Secara lebih luas Produk

adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

b. Price (Harga)

Harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk mendapatkan sebuah produk. 11 Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

8 Ibid., 38.

9 Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya on Marketing Mix (Bandung: Mizan Pustaka,

2006), 18.

10 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, cet.ke-3 (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), 95.

11 Lamb Charles W.Hair, Joseph F and Mc Daniel Carl, Pemasaran, Alih Bahasa David Octarevia


(24)

16

c. Place (Tempat atau distribusi)

Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan atau lembaga untuk membuat produk atau jasanya mudah diperoleh dan tersedia untuk sasaran konsumen. Ada 3 aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat), aspek tersebut adalah :

1) Sistem transportasi

2) Sistem penyimpanan, dan

3) Pemilihan saluran distribusi. 12

Sebagai salah satu variabel bauran pemasaran, place/distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan/lembaga memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. d. Promotion (Promosi)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan atau lembaga untuk mengkonsumsikan manfaat dari produk/jasanya dan untuk meyakinkan konsumen agar mau membelinya. Menurut Philip Kotler, promotion tools didefinisikan sebagai berikut:

1) Advertising (Periklanan)

Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.

12 Basu Swastha Dharmmesta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberty,


(25)

17

2) Personal selling (Penjualan perorangan)

Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.

3) Sales promotion (Promosi penjualan)

Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan/lembaga.

4) Publicity (Publisitas)

Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan/lembaga disebarluaskan oleh media komunikasi.13

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka yang akan dibahas lebih lanjut adalah promosi. Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan atau lembaga untuk mengkonsumsikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen agar mau membelinya. Kegiatan promosi yang dilakukan dalam perusahaan antara lain adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas. Namun dalam penelitian ini yang akan dibahas secara lebih rinci adalah tentang publisitas.


(26)

18

2. Publisitas

Ekonomi Islam juga menerapkan promosi yang dilakukan untuk menawarkan, menginformasikan, menjual produk atau jasa di pasar. Karena dengan promosi masyarakat akan mengetahui keberadaan produk atau jasa, dan akhirnya mewujudkan transaksi jual beli. Dalam kegiatan promosi, prinsip yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW, adalah personal selling, iklan, promosi penjualan dan humas. Namun cara-cara yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW berbeda dengan promosi yang dilakukan pada saat ini. Cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW tidak lepas dari nilai-nilai moralitas. 14 Adapun etika yang harus dilakukan dalam berpromosi sesuai dengan anjuran Islam adalah:

a. Jangan mudah mengobral sumpah, dalam berpromosi atau beriklan janganlah mudah mengucapkan janji sekiranya janji tersebut tidak bisa ditepati.

b. Jujur. Islam sangat melarang memalsu dan menipu karena dapat menyebabkan kerugian dan kedzaliman serta dapat menimbulkan permusuhan dan percekcokan.

c. Menjaga agar selalu memenuhi akad dan janji serta kesepakatan-kesepakatan di antara kedua belah pihak (pembeli dan penjual) d. Menghindari berpromosi palsu yang bertujuan menarik perhatian

pembeli dan mendorongnya untuk membeli. Berbagai iklan di media

14 Muhammad Aulia Urrahman, “Analisis Strategi Promosi Produk Griya iB Hasanah dalam Perspektif Islam di BNI Syariah KCP Sidoarjo” (Skripsi-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), 53.


(27)

19

televisi atau dipajang di media cetak, media indoor maupun outdoor, atau lewat radio sering kali memberikan keterangan palsu. Model promosi tersebut melanggar akhlaqul karimah. Islam sebagai agama yang menyeluruh, mengatur tata cara hidup manusia, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Demikian pula pada proses marketing, jual beli harus berdasarkan etika Islam. e. Rela dengan laba yang sedikit karena itu akan mengundang kepada kecintaan manusia dan menarik bayak pelanggan serta mendapat berkah dalam rezeki. Jika penguasa ingin mendapatkan rezeki yang berkah dan dengan prosfesi sebagai pedagang, tentu ingin dinaikkan derajatnya setara dengan para nabi, maka ia harus mengikuti syariah Islam secara menyeluruh, termasuk dalam jual beli. 15

Dalam kegiatan promosi, terdapat kombinasi dari alat-alat promosi, yang disebut dengan bauran promosi yaitu periklanan, penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan dan publisitas yang dirancang untuk menjual barang dan jasa. Salah satu bauran promosi yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam rangka membangun opini masyarakat serta memelihara, meningkatkan dan melindungi citra perusahaan dan produknya adalah publisitas. 16

Menurut Lesly (1992), publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu

15 Ibid., 46-50.

16 Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Publikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo


(28)

20

untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. 17

Publisitas mampu membentuk opini masyarakat secara cepat, sehingga sebagai usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan suatu produk. Selanjutnya sifat-sifat yang dimiliki publisitas adalah : a. Kredibilitasnya tinggi

Suatu berita, pernyataan ataupun komentar di media, baik media cetak ataupun media elektronik yang dapat dipercaya sangat berpengaruh besar bagi pembaca terhadap kesan perusahaan/lembaga. Kredibilitas tinggi ini tentunya karena publisitas dianggap bukan merupakan propaganda dan publisitas tidak dibiayai oleh perusahaan/lembaga.

b. Dapat menembus batas perasaan ( tak disangka-sangka)

Publisitas ini mampu menjangkau konsumen yang tidak menyukai iklan, karena kesan yang timbul dari publisitas ini adalah berita yang bersifat bebas dan tidak memihak (non commercial promotion), lain halnya dengan iklan yang bersifat komersial.

c. Dapat mendramatisir

Publisitas juga mampu mendramatisir atau menghangatkan suasana, sebagaimana dengan iklan. Tetapi pendramatisiran


(29)

21

publisitas lebih dipercaya dari pada iklan karena yang melakukannya bukan perusahaan/lembaga yang bersangkutan. 18 Publisitas dapat menciptakan pengaruh hebat terhadap masyarakat hanya dengan biaya yang diambil dari sebagian anggaran iklan. Tujuan publisitas dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Pantas diberitakan yaitu produk dengan cerita-cerita menarik merupakan calon terbaik untuk publisitas.

b. Rangsangan bagi wiraniaga dan penyalur, dimana publisitas sangat membantu kerja wiraniaga dan meningkatkan semangat para penyalur. Misalnya cerita-cerita produk baru yang diperdagangkan akan membantu penyalur menjual produk tersebut kepada konsumen.

c. Kebutuhan kredibilitas yaitu untuk meningkatkan kredibilitas dengan mengkomunikasikan melalui kontek editorial.

d. Anggaran kecil yaitu dengan menggunakan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan pos langsung (direct mail). 19

Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran baik langsung atau tidak langsung dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Secara garis besarnya publisitas dibagi menjadi dua kriteria yaitu :

18 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi ketigabelas, Jilid 2,

Penerjemah Bob Sabran (Jakarta: Erlangga, 2008), 191-192.

19 Djasmin Saladin dan Yevis Marty Oesman, Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran,


(30)

22

a. Publisitas Produk

Publisitas yang ditunjukkan untuk menggambarkan atau memberitahukan kepada masyarakat atau konsumen tentang suatu produk serta manfaatnya.

b. Publisitas Kelembagaan

Publisitas kelembagaan merupakan publisitas yang menyangkut tentang organisasi pada umumnya. Dalam mempertimbangkan kapan dan bagaimana menggunakan publisitas, memilih pasar dan sarana publisitas, mengimplementasikan rencana publisitas dan mengevaluasi hasil publisitas.

Dalam publisitas terdapat prinsip-prinsip yang mencakup:

a. Kreativitas, mendorong antusiasme dan perhatian khalayak melalui metode kegiatan yang cerdas, unik dan segar.

b. Beragam, yang berarti bila publisitas hanya menggunakan satu media saja dipandang belum memadai, maka harus dipergunakan berbagai media.

c. Kuantitas, yang pada dasarnya menggunakan prinsip repetisi untuk menyampaikan pesan secara berulang-ulang pada publik.

d. Visibilitas, materi publisitas tersebut dapat mudah dilihat oleh khalayak atau perhatian khalayak bisa tertuju pada publisitas itu. e. Legibilitas, yang berarti bentuk tulisan yang dibuat menyampaikan


(31)

23

dalam bentuk cetak, dan jelas didengar dan dilihat untuk media audio visual.

f. Mudah dipahami, yang berarti rangkaian pesannya sangat mudah dipahami maksudnya oleh khalayak. 20

Pada dasarnya publisitas adalah alat promosi untuk menginformasikan tentang produk atau jasa yang akan ditawarkan. Banyak cara yang dilakukan perusahaan atau lembaga untuk mempromosikan produk atau jasanya agar produk atau jasanya tersebut diterima oleh masyarakat. Di dalam Islam, dilarang keras melakukan penipuan, kebohongan dan mengingkari janji. Oleh karena itu dalam pelaksanaan promosi, perusahaan atau lembaga muslim harus menghindari tindakan kebohongan, janji palsu, iklan tidak senonoh, serta publisitas produk atau jasa yang menghalalkan segala cara. 21

Selain itu, Publisitas termasuk dalam sebuah kegiatan pemasaran yang wajib dilakukan oleh sebuah perusahaan atau lembaga, karena tanpa adanya publisitas konsumen tidak akan mengetahui adanya kegiatan pada perusahaan/lembaga tersebut. Selain publisitas, hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah kredibiltas dari sebuah perusahaan atau lembaga. Jika publisitas yang dilakukan sudah baik, namun perusahaan atau lembaga tidak memiliki kredibilitas yang baik maka konsumen tidak akan mempercayai perusahaan atau lembaga

20 Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations , 196.

21 Aida Dwi Porwaningtyas, “Strategi Buy on Rumors Sell on News dan Dampaknya terhadap Investor Bursa Efek Indonesia di Surabaya (Analisis Hukum Islam)” (Skripsi-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009), 52.


(32)

24

tersebut. Secara tidak langsung kredibilitas juga merupakan salah satu faktor pemasaran yang mempengaruhi konsumen.

3. Kredibilitas Lembaga

Rasulullah SAW adalah orang yang menggeluti dunia bisnis, sekaligus seorang pemasar (marketer) yang andal. Sebagai pebisnis, Rasulullah SAW berpegang pada lima konsep. Pertama jujur, suatu sifat yang sudah melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua, yaitu ikhlas, dimana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang langgang mengejar materi belaka. Kedua konsep ini dibingkai oleh profesionalisme sebagai konsep ketiga. Seorang yang professional akan selalu bekerja maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang mendasari pola hubungan beliau dengan pelanggan, calon pelanggan, pemodal, dan pesaing. Sedangkan konsep kelima adalah murah hati dalam melakukan kegiatan perdagangan. Lima konsep ini menyatu dalam apa yang disebut kedua penulisnya sebagai soul marketing (jiwa pemasaran) yang nantinya akan melahirkan kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu modal yang tidak ternilai dalam bisnis. 22 Kepercayaan inilah yang berkaitan dengan kredibilitas dari suatu kejujuran. Dibutuhkan sikap jujur yang konsisten agar orang memiliki kredibilitas. Ucapan dan tindakan seseorang tidak kredibel apabila dia tidak jujur. Jujur dalam hal ini adalah bagaimana organisasi


(33)

25

pengelola zakat diberi amanat untuk mengelola dana zakat, infaq, dan shodaqoh dari muzakki untuk disalurkan kepada mustahiq.

Kredibilitas lembaga didefinisikan bahwa konsumen percaya bahwa suatu lembaga bisa merancang dan menghadirkan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. 23 Kredibilitas lembaga merupakan sejauh mana konsumen meyakini keterpercayaan dan kemampuan lembaga. Kredibilitas lembaga merupakan bagian dari citra lembaga yang baik. Kredibilitas lembaga ditimbulkan oleh kesan baik yang muncul dari pikiran konsumen. Kredibilitas lembaga menentukan tingkat efektivitas komunikasi, karena mengandung intensitas makna relasional dan berfungsi sebagai kerangka pemahaman komunikasi. 24

Lau dan Lee dalam Rafiq mengungkapkan bahwa bahwa ketika suatu satuan dipercaya, maka satuan yang lebih kecil cenderung ikut dipercaya dengan baik, karena mereka termasuk satuan yang lebih besar tersebut. Maksudnya bahwa ketika konsumen percaya terhadap perusahaan/lembaga atau produsen tertentu maka produk atau citra yang dihasilkan perusahaan/lembaga tersebut juga akan ikut dipercaya oleh

23 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Marketing Management (New Jersey: Prentice Hall, 2012),

203.

24 Andre A. Hardjana, Komunikasi dalam Manajemen Reputasi Korporasi”, Jurnal Ilmu Komunikasi, No. 1, Vol. 5 (Juni, 2008), 10.


(34)

26

konsumen. 25 Kredibilitas yang dimiliki lembaga dapat memperkuat asosiasi yang ada pada citra atau produk yang dihasilkan lembaga. 26

Maka Newell dalam Sallam mengemukakan bahwa dimensi pembentuk dari kredibilitas lembaga adalah :

a. Corporate Expertise (keahlian perusahaan/lembaga)

Sejauh mana perusahaan/lembaga dinilai ahli oleh konsumen dalam memproduksi jasa.

b. Corporate trustworthiness (Kejujuran perusahaan/lembaga)

Sejauh mana perusahaan dinilai jujur oleh konsumen dalam memasarkan barang atau jasa. 27

4. Minat

Kegiatan publisitas program distribusi dan menjaga kredibilitas lembaga ini juga merupakan kegiatan menghimpun zakat, infaq, dan shodaqoh yang bertujuan untuk mengumpulkan serta meningkatkan zakat, infaq, dan shodaqoh. Peran lembaga amil zakat dalam menghimpun dana zakat, infaq, dan shodaqoh sudah cukup baik, dengan diketahui terus meningkatnya kesadaran dalam melaksanakan kewajibannya berzakat yang berpengaruh pada peningkatan minat zakat,

25 Muhammad Rafiq, “Pengaruh Kepercayaan Konsumen pada Merek Terhadap Loyalitas Merek”, Jurnal Optimal, No. 1, Vol. 3 (Maret, 2009), 34.

26 Suharyanti, “Pengaruh Persepsi Kecocokan dan Kredibilitas Perusahaan Terhadap Asosiasi Merek dan Intensi Membeli”, Journal Communication Spectrum, No. 1, Vol. 1 (Februari-Juli, 2011), 12.

27Methaq A. A. Sallam, “The Impact of Source Credibility on Saudi Consumer’s Attitude toward Print Advertisement : The Moderating Role of Brand Familiarity”, International Journal of Marketing Studies, No. 4, Vol. 3 (November, 2011), 65.


(35)

27

infaq, dan shodaqoh. 28

Dalam kamus umum bahasa Indonesia minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan.29 Menurut Keller, minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya.30 Konsumen/muzakki dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi. Dimana konsumen/muzakki akan membandingkan atau mempertimbangkan satu lembaga amil zakat dengan lembaga amil zakat yang lainnya untuk melakukan transaksi zakat, infaq, dan shodaqoh.

Minat mengandung beberapa unsur, antara lain: a. Perasaan tertarik

Perasaan adalah pernyataan hati nurani yang dihayati secara suka ataupun tidak suka31. Tertarik berarti merasa senang (suka, ingin, dan sebagainya); terpikat (hatinya oleh); menaruh minat (perhatian)32.

28Arif Kusmanto, “Peran Lembaga Amil Nasional dalam Penghimpunan Dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh”, Pandecta, Jurnal Universitas Negeri Semarang, Vol. 9, No. 2 (Desember, 2014), 294-294.

29 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2005), 744.

30 Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran (Erlangga: Jakarta, 2007), 157.

31 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Cetakan ke-1(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), 192. 32 Tim Redaksi, Kamus Bessar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi 4, Cetakan ke-1 (Jakarta:


(36)

28

b. Motif

Motif adalah alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu33. Motif dalam kamus filsafat dan psikologi diartikan sebagai suatu kekuatan yang atau daya pendorong yang menyebabkan orang mulai bergerak atau mengambil suatu tindakan34. Motif juga diartikan sebagai kehendak atau keinginan yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut berbuat35.

c. Perasaan senang

Senang berarti puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa; suka; gembira. Menurut W.S. Winkel, antara minat dengan perasaan senang terdapat hubungan timbal balik36, sehingga tidak mengherankan kalau seseorang yang berperasaan tidak senang, maka hal ini akan berakibat pada berkurang minat dan sebaliknya. Perasaan senang merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.

d. Perhatian

Menurut Wasty Soemanto, perhatian dapat diartikan menjadi dua macam yakni perhatian sebagai pemusatan tenaga / kekuatan jiwa tertuju kepada suatu objek-objek dan perhatian sebagai pendayagunaan kesadaran untuk mengerti suatu aktivitas.

33 Ibid., 930.

34 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, 160.

35 A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Edisi 1, Cetakan ke-7 (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), 136.

36 Ali Maskhur, “Hubungan Citra Murabahah dengan Minat Nasabah di BMT NU Sejahtera


(37)

29

Sedangkan menurut Agus Sujanto, perhatian adalah konsentrasi / aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu37. Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen yaitu38 :

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

Dalam kaitannya peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh tidak terlepas dari adanya kegiatan penghimpunan. Penghimpunan adalah proses mempengaruhi masyarakat baik perseorangan sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun lembaga agar menyalurkan dananya kepada sebuah organisasi. 39 Dalam kegiatan penghimpunan, organisasi pengelola zakat harus bisa mempengaruhi

37Ibid., 29.

38 Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, Dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, Edisi

Kesembilan, (Jakarta: Indeks, 2004), hal. 30

39 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat (Yogyakarta:


(38)

30

masyarakat untuk menunaikan serta meningkatkan minat zakat, infaq, dan shodaqoh dengan :

a. Memberitahukan kepada masyarakat/muzakki tentang seluk-seluk beluk keberadaan organisasi zakat.

b. Mengingatkan dan menyadarkan. Artinya mengingatkan kepada donatur/muzakki untuk sadar bahwa dalam harta yang dimilikinya bukan seluruhnya diperoleh secara mandiri. Kesadaran yang seperti inilah yang diharapkan organisasi pengelola zakat dalam mengingatkan para donatur/muzakki. Sehingga penyadaran dengan mengingatkan secara terus menerus menjadikan individu dan masyarakat terpengaruh dengan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan organisasi pengelola zakat tersebut.

c. Mendorong masyarakat, lembaga dan individu untuk menyerahkan sumbangan dana baik berupa zakat, infaq, dan shodaqoh kepada organisasi pengelola zakat. Organisasi pengelola zakat dalam melakukan penghimpunan juga mendorong kepedulian sosial dengan memperhatikan prestasi kerja kepada muzakki. Sehingga ada kepercayaan dari para muzakki setelah mempertimbangkan segala sesuatunya.

d. Membujuk para donatur/muzakki untuk bertransaksi. Pada dasarnya keberhasilan suatu penghimpunan adalah keberhasilan dalam membujuk para donatur/muzakki untuk memberikan sumbangan


(39)

31

dananya kepada organisasi pengelola zakat. Maka tidak ada artinya suatu penghimpunan tanpa adanya transaksi.

e. Memberikan gambaran tentang bagaimana proses kerja, program dan kegiatan sehingga menyentuh dasar-dasar nurani seseorang. Gambaran-gambaran yang diberikan inilah yang diharapkan bisa mempengaruhi masyarakat sehingga mereka bersedia memberikan sebagaian dana yang dimilikinya sebagai sumbangan dana zakat, infaq, maupun shodaqoh kepada organisasi pengelola zakat.

f. Memaksa jika diperkenankan. Bagi organisasi pengelola zakat, hal ini bukanlah suatu fitnah, atau kekhawatiran akan menimbulkan keburukan. 40

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan ringkasan tentang kajian/penelitian yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada. Sebuah penelitian tidak mungkin terlepas dari adanya teori-teori yang diambil dari buku, penelitian terdahulu, serta sumber lain yang relevan dan masih dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula dengan penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Publisitas Program-program Distribusi dan Kredibilitas Lembaga terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan Shodaqoh di BAZNAS


(40)

32

Mojokerto” yang menarik untuk dibahas. Penelitian terdahulu yang digunakan berguna untuk menunjang dan memberikan perbedaan antara penelitian yang telah ada dan penelitian ini, dan penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. Nama Pengarang dan

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dengan Penelitian Sekarang 1

Skripsi Fenny

Ekhomawati, Jurusan

Ekonomi Islam,

Fakultas Syari’ah di

IAIN Walisongo

Semarang tahun 2012,

dengan judul,

“Pengaruh Promosi

dan Diferensiasi Citra

Terhadap Minat

Masyarakat Menjadi Muzakki Pada Rumah

Zakat Indonesia

Cabang Semarang”.

Menguji secara

parsial dan

simultan bagaimana

promosi dan

diferensiasi citra berpengaruh terhadap minat masyarakat menjadi muzakki di Rumah Zakat Indonesia Cabang Semarang.

Promosi dan diferensiasi citra

berpengaruh signifikan baik secara parsial dan secara simultan terhadap minat masyarakat menjadi

muzakki di

Rumah Zakat Indonesia Cabang Semarang.

Penelitian ini memiliki fokus bahwa minat

masyarakat menjadi

muzakki dapat

dipengaruhi oleh

promosi dan

diferensiasi citra.

Sedangkan penelitian

sekarang, memilih

fokus bahwa

peningkatan minat

zakat, infaq, dan

shodaqoh dapat

dipengaruhi oleh media

publisitas dan

kredibilitas lembaga.

2

Skripsi Kelly Ocean Simanjuntak, Program

Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Atma Jaya Yogyakarta tahun 2012, dengan

judul “Pengaruh

Kredibilitas

Perusahaan dan

Kredibilitas Endorser terhadap Sikap dan Minat Beli (Studi Eksplanatif terhadap Iklan Yamaha Vega ZR Versi Slank di Televisi di Kalangan

Menganalisis dan mengetahui pengaruh

kredibilitas perusahaan dan kredibilitas endorser secara

parsial dan

secara simultan terhadap sikap dan minat beli.

Kredibilitas perusahaan dan kredibilitas endorser berpengaruh signifikan baik secara parsial dan secara

simultan terhadap

sikap dan

minat beli.

Penelitian ini memiliki fokus untuk meneliti kredibilitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh sikap dan minat beli. Sedangkan penelitian

sekarang, memilih

fokus untuk meneliti kredibilitas lembaga dapat dipengaruhi oleh

peningkatan minat

zakat, infaq, dan


(41)

33

Mahasiswa FISIP

UAJY)”.

3

Skripsi Putri Kumala Sari, Jurusan Ekonomi

Islam, Fakultas

Syariah, di IAIN

Walisongo tahun 2012,

dengan judul

“Pengaruh Periklanan

dan Publisitas

terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah di

Bank Muamalat

Cabang Semarang”.

Mengetahui pengaruh

periklanan dan publisitas secara

simultan dan

secara parsial terhadap peningkatan jumlah nasabah. Variabel periklanan dan publisitas berpengaruh signifikan baik secara parsial dan secara simultan terhadap peningkatan jumlah nasabah.

Penelitian ini memiliki

fokus untuk

mengetahui publisitas

terdapat pengaruh

tehadap peningkatan

jumlah nasabah.

Sedangkan penelitian

sekarang, memilih

fokus untuk meneliti

pengaruh media

publisitas tehadap

peningkatan minat

zakat, infaq, dan

shodaqoh.

4

Jurnal penelitian

Febryan Sandy, Zainul Arifin, dan Fransisca Yaningwati, Jurusan Bisnis, Fakultas Ilmu

Administrasi di

Universitas Brawijaya Malang tahun 2014,

dengan judul

“Pengaruh Bauran

Promosi terhadap

Keputusan Pembelian

(Survei pada

Mahasiswa Jurusan

Bisnis Angkatan 2010-1012 Fakultas Ilmu Administrasi

Pengguna Indosat di Universitas

Brawijaya)”.

Mengetahui dan menjelaskan pengaruh signifikan variabel periklanan, penjualan langsung, promosi,

publisitas secara

parsial dan

secara simultan terhadap proses keputusan pembelian.

Bauran promosi yang terdiri dari variabel periklanan, penjualan langsung, promosi penjualan, publisitas secara parsial

dan secara

simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Penelitian ini memiliki

fokus untuk

mengetahui pengaruh

bauran promosi

(periklanan, penjualan

langsung, promosi

penjualan, publisitas)

tehadap keputusan

pembelian. Sedangkan penelitian sekarang, memilih fokus untuk mengetahui pengaruh

publisitas tehadap

peningkatan minat

zakat, infaq, dan

shodaqoh.

5

Jurnal penelitian

Suharyanti, Program

Studi Ilmu

Komunikasi di

Universitas Bakrie

tahun 2011, dengan

judul “Pengaruh

Persepsi Kecocokan

dan Kredibilitas

Perusahaan terhadap Asosiasi Merek dan

Intensi Membeli

(Studi pada PT. Multi

Menganalisis dan mengetahui pengaruh

persepsi

kecocokan dan kredibilitas perusahaan secara parsial

dan secara

simultan

terhadap asosiasi

merek dan

intensi membeli. Persepsi kecocokan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap asosiasi

merek dan

intensi membeli, sedangkan kredibilitas

Penelitian ini memiliki

fokus untuk

mengetahui pengaruh kredibilitas perusahaan tehadap asosiasi merek dan intensi membeli. Sedangkan penelitian

sekarang, memilih

fokus untuk

mengetahui pengaruh kredibilitas lembaga

tehadap peningkatan


(42)

34

Bintang Indonesia)”. perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap asosiasi

merek dan

intensi membeli.

shodaqoh.

C. Kerangka Konseptual

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh secara parsial

Pengaruh secara simultan Publisitas

(X1)

Kredibilitas Lembaga (X2)

Peningkatan Minat Zakat, Infaq dan

Shodaqoh (Y)


(43)

35

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini diduga bahwa :

1. H0 = Publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga tidak berpengaruh secara simultan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.

H1 = Publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga berpengaruh secara simultan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.

2. H0 = Publisitas program-program distribusi tidak berpengaruh terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.

H1 = Publisitas program-program distribusi berpengaruh terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.

3. H0 = Kredibilitas lembaga tidak berpengaruh terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.

H1 = Kredibilitas lembaga berpengaruh secara parsial terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto.


(44)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisinya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. 1

Jenis Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono, penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih. 2

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto, Jl. Gajahmada No. 115-A Kota Mojokerto pada tanggal 25 November 2015 sampai selesai.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

1 Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 5.


(45)

37

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi dalam penelitian ini adalah muzakki (orang yang memberikan zakat) pada bulan Januari-Desember 2014 dengan jumlah 1.630 muzakki.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 4 Sampel ditentukan dengan rumus Slovin :

Dimana : n = Sampel N = Populasi

e = Derajat Kebebasan (misalnya 1%, 5%, 10%)

Maka, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan derajat kebebasan 10%, sehingga didapat jumlah sampel:

Dengan demikian jumlah responden yang diberikan kuesioner sebanyak 95 muzakki. Metode sampling yang digunakan peneliti adalah Probability Sampling, yang merupakan metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk

3 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2013), 61. 4 Ibid., 62.


(46)

38

terpilih sebagai sampel. 5 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dimana pengambilan sampel penelitian yang dilakukan dengan menggunakan cara acak sederhana (undian). 6 Kriteria responden yang diharapkan muzakki (orang yang membayar zakat) di BAZNAS Kota Mojokerto.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen (Variabel Terikat) (y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi 7 atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh (y).

2. Variabel independen (variabel bebas) (x)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi 8 atau menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah publisitas program-program distribusi (x1) dan kredibilitas lembaga (x2)

5 Muhamad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: Rajawali

Pers, 2008), 166-167.

6 Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UII Press, 2005), 108. 7 Muhamad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif , 69.


(47)

39

E. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dapat didasarkan pada satu atau lebih referensi yang disertai dengan alasan penggunaan definisi tersebut. Variabel penelitian harus dapat diukur menurut skala ukuran yang lazim digunakan. Oleh karena itu, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang variabel penelitian, maka disajikan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

Variabel

Penelitian Definisi Operasional Indikator Pengukuran

Publisitas program-program distribusi (x1)

Publisitas merupakan salah satu alat promosi yang penting dan ditujukan untuk

membangun opini

masyarakat dalam rangka memelihara, meningkatkan

dan melindungi citra

perusahaan dan produknya. Publisitas program-program distribusi yang dilakukan BAZNAS Kota Mojokerto

melalui media massa,

bulletin Al-Ashnaf, laporan triwulan dan tahunan.

a. Kreativitas.

b. Beragam.

c. Kuantitas.

d. Visibilitas.

e. Legibilitas.

f. Mudah dipahami.

Skala Interval 1-5 dengan teknik agree- disagree scale Kredibilitas lembaga (x2)

Kredibilitas lembaga

didefinisikan sebagai

seberapa jauh konsumen

percaya bahwa suatu

lembaga bisa merancang dan menghadirkan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

Dalam pengelolaan zakat, BAZNAS Kota Mojokerto

semaksimal mungkin

menarik kepercayaan

masyarakat untuk

mengalokasikan zakatnya di BAZNAS Kota Mojokerto serta memiliki kemampuan

a.Corporate Expertise

(keahlian perusahaan/lembaga b.Corporate trustworthiness (Kejujuran perusahaan/lembaga) Skala Interval 1-5 dengan teknik

agree- disagree scale


(48)

40

yang baik dalam mengelola dan zakat, infaq, dan

shodaqoh untu

meningkatkan kredibilitas lembaga.

Peningkatan minat zakat,

infaq, dan

shodaqoh (y)

Peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh tidak terlepas dari adanya kegiatan penghimpunan. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan. Peran lembaga amil zakat dalam menghimpun dana zakat, infaq, dan shodaqoh sudah cukup baik, dengan diketahui terus meningkatnya kesadaran dalam melaksanakan kewajibannya berzakat yang berpengaruh pada peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh.

a.Memberitahukan kepada

masyarakat/muzakki

tentang seluk-seluk

beluk keberadaan

organisasi zakat.

b.Mengingatkan dan

menyadarkan

muzakki akan

pentingnya

melakukan zakat,

infaq, dan shodaqoh. c.Mendorong muzakki untuk menyerahkan sumbangan dana.

d.Membujuk para

donatur/muzakki

untuk bertransaksi. e.Mempengaruhi

muzakki dengan

cara memberikan

gambaran tentang

bagaimana proses

kerja, program dan kegiatan.

f. Memaksa muzakki

untuk melakukan

zakat, infaq, atau

shodaqoh jika

diperkenankan.

Skala Interval 1-5 dengan teknik

agree- disagree scale

F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan dimana suatu instrumen itu mengukur apa yang ingin diukur. 9 Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu


(49)

41

skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Salah satu metode yang digunakan dalam uji validitas seperti korelasi adalah Pearson Product Moment Correlation (seperti metode analisis korelasi)10 dengan

rumus sebagai berikut:

Dimana :

rxy = koefisien Product Moment

N = Banyaknya Responden

x = skor yang diperoleh dari seluruh item y = skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑xy = jumlah perkalian x dan y

∑x2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi x

∑y2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi y

Perhitungan uji validitas dari variabel x1, x2 dan y tersebut akan

dilakukan dengan bantuan komputer program IBM Statistical Packeges for Social Science (SPSS) 19. Adapun kriteria penilaian uji validitas, adalah sebagai berikut:

a. Apabila r hitung r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat

dikatakan item kuesioner tersebut valid.

b. Apabila r hitung r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat


(50)

42

dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

Hasil uji validitas dari variabel x1, x2 dan y pada program IBM

Statistical Packeges for Social Science (SPSS) 19 dikatakan sudah valid karena r hitung ≥ r tabel, dimana r tabel pada penelitian ini adalah 0, 312 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang, sedangkan r hitung yang diperoleh lebih besar dari r tabel. Jadi, dari semua hasil r hitung dengan program SPSS 19, maka semua item pertanyaan dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Dalam setiap penelitian, adanya kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran itu sangat diperhitungkan. 11 Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui apakah suatu skala merupakan indikator dari variabel atau konstruk.12 Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

Dimana rumus

11 Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, 159.


(51)

43

Keterangan :

rii = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah butir pertanyaan = varians total

Perhitungan tersebut akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science). Adapun kriteria penilaian uji realibilitas yaitu:

a. Apabila Cronbach Alpha 0,6 – 0,79, maka dapat dikatakan kuesioner tersebut reliable (reliabilitas diterima).

b. Apabila Cronbach Alpha 0,8, maka dapat dikatakan kuesioner tersebut reliabitas baik.

c. Apabila Cronbach Alpha 0,6, maka dapat dikatakan kuesioner tersebut tidak reliable.

Dari hasil uji reliabilitas, maka setiap item pertanyaan dapat dikatakan reliable karena nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6.

G. Data dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data primer dan data sekunder.


(52)

44

2. Sumber Data

Sumber data adalah informasi yang memiliki arti bagi penggunanya. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara kepada responden tentang pengaruh publisitas program-program distribusi dan kredibilitas lembaga terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh; dalam penelitian ini yaitu muzakki (orang yang membayar zakat). Sedangkan sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur tentang publisitas, kredibilitas lembaga, dan minat, skripsi, artikel, jurnal, dan penelitian-penelitian terdahulu.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau informasi dalam suatu penelitian. Adapun metode dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara:

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara tertulis guna memperoleh tanggapan responden terhadap faktor publisitas program-program distribusi, kredibilitas lembaga, peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh. Kuesioner dibagikan kepada 95 muzakki. Dalam penelitian ini digunakan skala interval dengan menggunakan teknik agree-disagree scale dimana adanya urutan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat


(53)

45

setuju) untuk semua variabel. 13 Berikut ini jawaban skala pengukuran, meliputi :

a. Untuk nilai 5 menunjukkan sangat setuju. b. Untuk nilai 4 menunjukkan setuju

c. Untuk nilai 3 menunjukkan netral d. Untuk nilai 2 menunjukkan tidak setuju

e. Untuk nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju

2. Interview (Wawancara)

Interview (Wawancara) adalah tanya-jawab atau pertemuan dengan seseorang untuk suatu pembicaraan. 14 Metode wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada beberapa muzakki, pengurus serta para amil BAZNAS Kota Mojokerto.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. 15 Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidik benda-benda tertulis seperti data, dokumen, dan sebagainya.

13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), 217. 14 Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, 121.

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta,


(54)

46

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi residual. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut berdistribusi normal. Distribusi normal mengandung arti bahwa data memusat pada nilai rata-rata dan median. Untuk menguji normalitas, dalam penilitian ini peneliti menggunakan cara uji statistik Non-Parametric Kolmogorov-Sminomov (K-S). 16

Jika nilai K-S tidak signifikan pada (0,05) dengan kata lain residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat diketahui dengan mengamati histogram masing-masing variabel dan dengan melihat tingkat kecondongan yang merupakan selisih antara rata-rata dari nilai tengah. Hal ini menunjukkan simetri tidaknya distribusi data. 17 b. Multikolonieritas

Uji mutikolinieritas ini merupakan bentuk pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi berganda. Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala

16 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, 2007), 91.

17 Silfy Fatmayuni, “Pengaruh Kinerja Agen dalam Proses Penawaran Berasuransi terhadap Kepuasan Nasabah di PT. Asuransi Takaful Umum Cabang Surabaya” (Skripsi-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 45.


(55)

47

multikolinieritas, gejala multikolinieritas adalah gejala korelasi antar variabel independen. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model dengan menggunakan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.18

Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolonieritas ini adalah dengan menggunakan tolerance dan VIF (variance inflation factor). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cut off yang dipakai oleh nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Apabila terdapat variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresinya. 19

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan periode yang lain, sehingga dapat dikatakan model tersebut homokesdastisitas. Untuk menguji heterokedastisitas, dalam penilitian ini peneliti menggunakan cara uji

18 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, 92.

19 Silfy Fatmayuni, “Pengaruh Kinerja Agen dalam Proses Penawaran Berasuransi terhadap


(56)

48

Glejser dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5%, maka tidak ada masalah heterokedastisitas. Tetapi jika nilai signifikansi kurang dari alpha = 5% maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi heterokedastisitas. 20Adanya heterokedastisitas dapat diketahui dengan cara melihat grafik plot antar prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (ZRESID)

2. Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda

Uji statistik regresi linier berganda digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel melalui koefisien regresinya 21 atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) yang digunakan lebih dari satu yang mempengaruhi satu variabel tak bebas (dependent).22

Rumus regresi linier berganda 23:

Dimana:

Y : Peningkatan minat zakat, infaq, dan shodaqoh x1 : Publisitas program-program distribusi

x2 : Kredibilitas lembaga

b1 : Koefisien regresi variabel antara x1 dan Y

b2 : Koefisien regresi variabel antara x2 dan Y

20 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, 105.

21 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), 107. 22 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2013), 301.


(57)

49

a : Konstanta

koefisien : Besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan pada variabel bebas (variabel x)

3. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) digunakan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama atau simultan. Rumusan hipotesis statistiknya:

1) H0: Tidak ada pengaruh antara variabel x1, x2 terhadap y

2) H1: Ada pengaruh antara variabel x1, x2 terhadap y

Kriteria pengujian:

1) H0 diterima (H1 ditolak) apabila Fhitung≤ Ftabel.

2) H0 ditolak (H1 diterima) apabila Fhitung Ftabel.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial. Rumusan hipotesisnya:

1) H0: Tidak ada pengaruh antara variabel x1, x2 terhadap y

2) H1: Ada pengaruh antara variabel x1, x2 terhadap y

Kriteria pengujian:

1) H0 diterima (H1 ditolak) apabila thitung≤ ttabel.

2) H0 ditolak (H1 diterima) apabila thitung ttabel.24


(58)

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mojokerto di Jalan Gajahmada 115-A Kota Mojokerto mulai tanggal 25 November 2015 sampai selesai.

2. Profil BAZNAS Kota Mojokerto

Sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat, kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 dan selanjutnya ditindaklanjuti lagi dengan Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2001 tentang Badan Amil Zakat Nasional, Pemerintah Kota Mojokerto menindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 1 Tahun 2003 tentang Zakat, Infaq, dan Shodaqoh. Setelah ditetapkan Peraturan Daerah tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto membentuk kepengurusan Badan Amil Zakat atas usulan dari Kantor Departemen Agama Kota Mojokerto. Namun dalam menjalankan tugas-tugasnya pengurus Badan Amil Zakat Kota Mojokerto belum bisa maksimal, hal ini bisa dilihat dari hasil pengumpulan zakat, infaq, dan shodaqoh pada tahun pertama yang rata-rata hanya mencapai Rp. 75.000.000,- pertahun, karena pengumpulan


(1)

88

(parsial) variabel kredibilitas lembaga terbukti memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan

shodaqoh di BAZNAS Kota Mojokerto.

B. Saran

Merujuk dari hasil penelitian, maka saran-saran yang dapat diberikan

adalah:

1. Bagi Lembaga Amil Zakat

Terbuktinya publisitas program-program distribusi dan kredibilitas

lembaga memiliki pengaruh terhadap peningkatan minat zakat, infaq,

dan shodaqoh, maka disarankan dalam pembuatan promosi agar

memperhatikan komponen publisitas dan menyusun materi publisitas

agar dapat meningkatkan minat muzakki dalam peningkatan

penghimpunan zakat, infaq, dan shodaqoh. Selain itu, lembaga amil

zakat juga disarankan selalu menjaga kredibilitas lembaganya agar tidak

mengurangi tingkat kepercayaan dari muzakkinya terhadap pengelolaan

zakat, infaq, dan shodaqoh.

2. Bagi muzakki

Diharapkan muzakki lebih memperhatikan materi dalam publisitas

program-program distribusi yang dilakukan lembaga amil zakat karena

informasi dalam publisitas tersebut menunjukkan kinerja lembaga dalam

mengelola dan meningkatkan menghimpun zakat, infaq, dan shodaqoh.


(2)

89

rangka membangun kepercayaan untuk meningkatkan minat muzakki

melakukan zakat, infaq, dan shodaqoh lembaga amil zakat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk memperluas variabel bebas lainnya yang akan

digunakan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi peningkatan

minat zakat, infaq, dan shodaqoh.

4. Bagi Umat Muslim

Bagi umat muslim sangat dianjurkan untuk melakukan zakat, infaq,

dan shodaqoh di Badan Amil Zakat Nasional sebagaimana yang

dijelaskan dalam pembahasan dan ditegaskan dalam Undang-undang

Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat dan selanjutnya

ditindaklanjuti lagi dengan Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2001

tentang Badan Amil Zakat Nasional. Anjuran ini bertujuan agar

masyarakat muslim menunaikan rukun Islam yang keempat dan


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aprianis, Ketum BAZNAS: Potensi Zakat Indonesia Rp 200 Triliun, dalam

http://www.antaranews.com/berita/509484/ketum-baznas-potensi-zakat-indonesia-rp200-triliun, diakses pada 03 Oktober 2015.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah, Jakarta: Yayasan Penyelenggara atau

Penerjemah Al-Qur’an, 1971.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Dharmmesta, Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern

Yogyakarta: Liberty, 2000.

Fatmayuni, Silfy, “Pengaruh Kinerja Agen dalam Proses Penawaran Berasuransi

terhadap Kepuasan Nasabah di PT. Asuransi Takaful Umum Cabang Surabaya”, Skripsi-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2014.

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007.

Hair, Lamb Charles W., Joseph F and Mc Daniel Carl, Pemasaran, Alih Bahasa

David Octarevia, Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Hardjana, Andre A., “Komunikasi dalam Manajemen Reputasi Korporasi”, Jurnal

Ilmu Komunikasi, No. 1, Vol. 5, Juni, 2008.

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2004.

Iriantara, Yosal, Manajemen Strategis Public Relations, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2004.

Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Kartajaya, Hermawan, Hermawan Kartajaya on Marketing Mix, Bandung: Mizan Pustaka, 2006.


(4)

Kartajaya, Hermawan dan Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung: Mizan

Pustaka, 2006.

Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Erlangga: Jakarta, 2007.

Kotler, Philip, Dasar-Dasar Pemasaran, Dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, Edisi Kesembilan, Jakarta: Indeks, 2004.

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, alih bahasa Hendra Teguh, Ronny A.

Rusli, dan Benjamin Molan, Edisi Milenium, Jakarta: Prehallindo, 2001.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, Marketing Management, New Jersey:

Prentice Hall, 2012.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi ketigabelas, Jilid 2, Penerjemah Bob Sabran, Jakarta: Erlangga, 2008.

Kusmanto, Arif, “Peran Lembaga Amil Nasional dalam Penghimpunan Dana

Zakat, Infaq, dan Shodaqoh”, Pandecta, Jurnal Universitas Negeri

Semarang, Vol. 9, No. 2, Desember, 2014.

Maskhur, Ali, “Hubungan Citra Murabahah dengan Minat Nasabah di BMT NU

Sejahtera Mangkang Kota Semarang”, Skripsi-IAIN Walisongo Semarang,

2011.

Moenir, A.S., Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Edisi 1, Cetakan ke-7, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif,

Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana, 2012.

Porwaningtyas, Aida Dwi, “Strategi Buy on Rumors Sell on News dan

Dampaknya terhadap Investor Bursa Efek Indonesia di Surabaya (Analisis

Hukum Islam)” ,Skripsi-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2009.

Purwanto, April, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat,

Yogyakarta: Sukses, 2009.

Rafiq, Muhammad, “Pengaruh Kepercayaan Konsumen pada Merek Terhadap


(5)

Rosady, Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Publikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Saladin, Djasmin dan Yevis Marty Oesman, Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur

Pemasaran, Cetakan kedua, Bandung: Linda Karya, 2002.

Sallam, Methaq A. A., “The Impact of Source Credibility on Saudi Consumer’s

Attitude toward Print Advertisement : The Moderating Role of Brand Familiarity”, International Journal of Marketing Studies, No. 4, Vol. 3, November, 2011.

Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2013.

Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Cetakan ke-1, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1993.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013.

Suharyanti, “Pengaruh Persepsi Kecocokan dan Kredibilitas Perusahaan

Terhadap Asosiasi Merek dan Intensi Membeli”, Journal Communication Spectrum, No. 1, Vol. 1, Februari-Juli, 2011.

Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: UII Press,

2005.

Tim Redaksi, Kamus Bessar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi 4, Cetakan

ke-1, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, cet.ke-3, Yogyakarta: Andi Offset, 1999.

Tony, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013.

Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat.

Urrahman, Muhammad Aulia, “Analisis Strategi Promosi Produk Griya iB

Hasanah dalam Perspektif Islam di BNI Syariah KCP Sidoarjo”, S


(6)

Abdul Majid, Wawancara, Mojokero, 5 Desember 2015. Imam Sampurno, Wawancara, Mojokerto, 1 Desember 2015. Wuliyono, Wawancara, Mojokerto, 5 Desember 2015.