Gambaran Status Gizi Balita Berdasarkan Antropometri Di Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Gizi
Status gizi berarti keadaan fisik seseorang atau sekelompok orang yang
ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu.11
Menurut Supariasa, status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel
tertentu dan merupakan indeks yang statis.12
Menurut Depkes RI, status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang
akibat keseimbangan antara pemasukan dan penggunaan zat gizi yang berasal dari
pangan yang dikonsumsi pada suatu saat didasarkan pada kategori dan indikator
yang digunakan.13 Menurut Suharjo, status gizi adalah keadaan kesehatan individu
atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik dan energi serta zat
gizi lainnya yang diperoleh dari pangan, makanan dan fisiknya dapat diukur
secara antropometri.14 Menurut Almatsier, status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makan dan penggunaan zat-zat gizi dan gangguan gizi
terjadi baik pada status gizi kurang maupun status gizi lebih.15
Status gizi balita yang tidak seimbang menyebabkan pertumbuhan seorang
anak akan terganggu, misalnya anak tersebut mengalami gizi kurang
(underweight), kurus (wasted), pendek (stunted) atau gizi lebih (overweight).
2.2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi, secara garis besar dibedakan atas 2 jenis yaitu: (1)
penilaian status gizi secara langsung yang terdiri dari: biokimia, klinis,
antropometri, dan biofisik, (2) penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri
dari: survei konsumsi makanan, statistik vital dari faktor ekologi, penggunaan
metode penilaian status gizi dengan pertimbangan tujuan unit sampel, jenis
informasi tingkat reliabilitas dan akurasi, ketersediaan fasilitas dan peralatan,
tenaga dan waktu penilaian.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Siagian, penilaian status gizi balita yang paling sering dilakukan
adalah dengan cara penilaian antropometri. Secara umum, antropometri
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.16
Menurut Gibson, salah satu metode untuk menilai status gizi secara langsung
adalah dengan antropometri. Antropometri berarti ukuran tubuh manusia,
sehingga antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.17
Indeks antropometri yang direkomendasikan antara lain: berat badan menurut

umur (BB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut
umur (TB/U), lingkar lengan atas (LILA), lingkar dada menurut umur (LIDA),
lingkar kepala (LIKA), tebal lemak bawah kulit menurut umur dan rasio lingkar
panggul dengan pinggul.

2.2.1. Jenis parameter yang digunakan
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter antropometri merupakan ukuran tunggal dari
tubuh manusia.12 Parameter tersebut terdiri dari :
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan kesalahan interpretasi status gizi.
b. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling sering digunakan
pada bayi baru lahir. Berat badan menggambarkan jumlah protein dan lemak, air
serta mineral pada tulang.
c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter penting untuk menggambarkan riwayat
keadaan yang lalu dengan keadaan sekarang.
d. Lingkar Lengan Atas

e. Lingkar Kepala

Universitas Sumatera Utara

f. Lingkar Dada
g. Jaringan Lunak

Parameter yang didapat sangat dipengaruhi oleh berat badan lahir, etnis, faktor
keluarga, dan lingkungan. Parameter antropometri terdiri dari tinggi atau panjang
badan; berat badan; lingkar kepala; ketebalan kulit, baik pinggang maupun lengan
atas; lingkar lengan atas; dan lingkar betis.18
Berdasarkan parameter antropometri yang telah disebutkan sebelumnya, ada
beberapa parameter antropometri yang utama. Pengukuran tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Parameter Antropometri
Parameter
Pengukuran
Stature/tinggi badan


Berat badan

Lingkar lengan

Lipatan lemak

Jaringan Utama yang
Diukur
Kepala, os. vertebralis, Tulang
os. sacralis, ekstremitas
bawah
Seluruh tubuh
Seluruh
jaringan:
khususnya lemak, otot,
tulang, dan air
Lemak bawah kulit
Lemak (lebih sering
digunakan secara teknik
di negara maju)

Otot, tulang
Otot (secara teknik lebih
sedikit digunakan di
negara maju)
Lemak bawah kulit, kulit Lemak
Komponen

Sumber: Jellife DB & Jellife EFP, 1989. Community Nutritional Assessment. Oxford University
Press dalam Syafiq, A et al, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Rajagrafindo, Jakarta. Hlm
265.

2.2.2. Indeks pengukuran status gizi dengan antropometri
Menurut Depkes RI, status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB).19 Variabel BB dan TB anak ini disajikan dalam
bentuk 3 indikator antropometri yaitu : berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap

Universitas Sumatera Utara


balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (z-score) dengan
menggunakan antropometri menurut WHO.20 Selanjutnya berdasarkan nilai score
masing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan Indikator BB/U
Kategori gizi buruk

Z-score < -3,0

Kategori gizi kurang

Z-score ≥ -3,0 sampai dengan Z-score < -2,0

Kategori gizi baik

Z-score ≥ -2,0 sampai dengan Z-score ≤ 2,0

Kategori gizi lebih

Z-score > 2,0


b. Berdasarkan Indikator TB/U
Kategori sangat pendek

Z-score < -3,0

Kategori pendek

Z-score ≥ -3,0 sampai dengan Z-score 2,0

c. Berdasarkan Indikator BB/TB
Kategori sangat kurus

Z-score < -3,0

Kategori kurus

Z-score ≥ -3,0 sampai dengan Z-score < -2,0

Kategori normal


Z-score ≥ -2,0 sampai dengan Z-score ≤ 2,0

Kategori gemuk

Z-score > 2,0

Menurut Depkes RI, status gizi balita berdasarkan indikator BB/U memberikan
gambaran tentang status gizi bersifat umum dan tidak spesifik.21 Tinggi rendahnya
prevalensi gizi buruk atau gizi kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi
pada balita, namun tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut
bersifat akut atau kronis.
Status gizi yang didasarkan pada indikator BB/TB menggambarkan status gizi
bersifat akut sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang
pendek seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena menderita diare.
Dalam keadaan demikian, berat badan anak akan cepat turun sehingga tidak
proporsional dengan tinggi badannya dan anak menjadi kurus. Selain
mengindikasikan masalah gizi bersifat akut, juga dapat digunakan sebagai
indikator kegemukan. Dalam hal ini berat badan akan melebihi proporsi normal


Universitas Sumatera Utara

terhadap tinggi badan. Besarnya masalah kekurusan (kurus dan sangat kurus) pada
balita yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat adalah jika
prevalensi kekurusan >5%. Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius
bila prevalensi kekurusan antara 10,1% -15,0% dan dianggap kritis bila prevalensi
kekurusan sudah diatas 15,0%.22
Status gizi berdasarkan indikator TB/U menggambarkan status gizi bersifat
kronis, sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan,
perilaku pola asuh yang kurang baik, sering menderita penyakit secara berulang
karena higiene dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara menggunakan BB/U sebagai metode
pengukuran status gizi buruk dan BB/TB sebagai penentu status gizi anak.
Dengan alasan yang hampir sama, yaitu perubahan berat badan menunjukkan
gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat.23 Ini dapat diakibatkan oleh
penurunan nafsu makan, sakit (misalnya diare), ataupun kurang cukupnya makan.
Adapun

hambatan


pertambahan

tinggi

badan

menunjukkan

gangguan

pertumbuhan dalam waktu yang lama.13 Hal ini seperti dituliskan pada Gambar
2.1.

Universitas Sumatera Utara

Timbang
Anak

ISI Kartu KMS


Bila BB/U >60% atau >-3 DS