HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT D
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
Rahmawati1), Nurlina2), A. Nur Anna AS3).
1
Akper Muhammadiyah Makassar
email: amma75@rocketmail.com
2
Akper Muhammadiyah Makassar
email: Nurlinajamal@gmail.com
3
Akper Muhammadiyah Makassar
email: encengk.asibrah@gmail.com
Abstract
Pulmonary tuberculosis is a contagious disease that requires a long healing process. World Health
organization has declared tuberculosis as “Global Emergency. Indonesia prevalence TB fourth in
the world. Riskesdas survey at 2013 prevalence TB based on diagnosis 0.4% from total population.
While Makassar city with BTA positive as big as 72.44%. Nurse’s role as discharge planning is
needed in providing nursing care on an ongoing basis, from patients treated up out of the hospital to
health improve quality of life. Therefore the knowledge nurses and attitude in the implementation of
discharge planning very important. The aim of this research is determine the relationship
knowledge and attitude of nurses implementation discharge planning in patients pulmonary
tuberculosis at hospital Labuang Baji Makassar. This is descriptive analysis by using cross
sectional study. The sample of the reseach is 36 by using total sampling and analysis is univariat
and bivariate. The result of knowledge nurses good 61.1% and the knowledge less 38.9%. attitude
nurse in implementation discharge planning good 97.2% and attitude less 2.8%. while value p
0.418 which means greater than 0.05 concluded that there is no relationship knowledge and attitude
nurses in the implementation discharge planning.
Keywords: Knowledge discharge planning, Attitude discharge planning, implementation
discharge planning, Pulmonary tuberculosis.
1. PENDAHULUAN [Times New Roman
Kegagalan
11 bold]
untuk
memberikan
dan
mendokumentasikan discharge planning akan
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah
beresiko
terhadap
global dalam kesehatan masyarakat di dunia.
ancaman
hidup,
Pada tahun 1992 World Health Organization
(Nursalam,
2009).
(WHO) telah mencanangkan tuberkulosis
pengetahuan
dan
sebagai “Global Emergency” (Lewis, et all,
pelaksanaan
discharge
2011). Menurut WHO, sepertiga dari populasi
penting
dunia diperkirakan terinfeksi mycobacterium
keperawatan secara berkesiambungan, mulai
tuberkulosis. Pada tahun 2009, ada 9,4 juta
pasien dirawat sampai kembali ke rumah
kasus baru dengan 1,7 juta kematian secara
untuk membantu pasien mencapai kualitas
global. Sebagian besar kematian terdapat
hidup optimum, menurunkan komplikasi
pada negara berkembang yang memiliki
penyakit,
keterbatasan sumber daya (Belay et al, 2011).
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
Saat
Indonesia
ini,
jumlah
menempati
penderita
TB
peringkat
beratnya
dan
disfungsi
Oleh
sikap
dalam
penyakit,
karena
itu,
perawat
dalam
planning
sangat
memberikan
pencegahan
fisik
asuhan
kekambuhan
dan
di
empat
2. KAJIAN LITERATUR DAN
terbanyak di seluruh dunia setelah Cina,
PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA
India, dan Afrika Selatan. Hasil Riskesdas
ADA)
2013
menunjukkan
TB
Pengetahuan kognitif merupakan hal
berdasarkan diagnosis sebesar 0.4 % dari
sangat penting untuk terbentuknya tindakan
jumlah
Kota
atau perilaku seseorang. Faktor-faktor yang
Makassar menunjukkan angka penemuan
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
penderita TB paru BTA positif sebesar 1.811
seseorang
(72.44%) dari 2.500 sasaran dan BTA positif
informasi/media massa, sosial budaya dan
berobat sebesar 2091 kasus. (Dinkes, 2014).
ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia
penduduk.
prevalensi
Data
BPPPL
Sebuah hasil riset menunjukkan hampir
20% dalam waktu 30 hari setelah discharge
planning, mengalami pengurangan seperti
adalah
pendidikan,
(Notoatmodjo, 2003 dalam Budiman, et all,
2013).
Sikap
adalah
pertanyaan
evaluative
komplikasi prosedural, efek samping obat,
terhadap objek, orang atau peristiwa (Stepan,
dan infeksi di rumah sakit, 3/4 dapat dicegah
2007 dalam Budiman, et all, 2013). Kozier
dengan discharge planning (AHRQ). Hasil
(2004) mendefinisikan discharge planning
penelitian Ernita, et all (2015) menunjukkan
sebagai proses mempersiapkan pasien untuk
efek discharge planning terhadap kesiapan
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
pasien TB paru menghadapi pemulangan
yang lain didalam atau diluar suatu agen
sangat signifikan (p=0,000).
pelayanan kesehatan umum.
Discharge planning merupakan suatu
1) Semua
perawat
yang
bertugas
cara yang dinamis bagi tim kesehatan dalam
perawatan Interna yang tidak
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
penderita TB Paru
menyiapkan
pasien
sehingga
mampu
kronik
penelitian berlangsung
3) Tidak bersedia menjadi responden
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut
atau
merawat
2) Perawat yang Cuti atau sakit pada waktu
melakukan perawatan mandiri di rumah.
(Nursalam, 2009).
di
yang
disebabkan
4) Tidak menandatangani informed consent
oleh
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
Mycobacterium tuberculosis, ditandai dengan
penelitian
adanya
variabel
infiltrate
paru,
pembentukan
yaitu
variabel
independen.
dependen
Variabel
dan
dependen
granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta
adalah sikap perawat dalam pelaksanaan
pembentukan kavitas. (Robinson, J. M, et all,
discharge planning pada TB paru. Sedangkan
2014).
variabel
Hipotesis:
ada
hubungan
antara
pengetahuan dengan sikap perawat dalam
independen
adalah
pengetahuan
perawat tentang discharge planning pada TB
paru.
pelaksanaan discharge planning pada pasien
Definisi
Operasional:
Pengetahuan
tuberculosis paru
perawat adalah segala sesuatu yang diketahui
3. METODE PENELITIAN
perawat mengenai pelaksanaan discharge
Rancangan penelitian ini menggunakan
planning pada pasien tuberculosis paru.
metode deskriptif dengan pendekatan cross
Kriteria objektif:
sectional untuk menjelaskan hubungan antara
1)
2)
pengetahuan dan sikap perawat terhadap
pelaksanaan discharge planning pada pasien
tuberkulosis paru di RSUD Labuang Baji
Makassar. Kriteria inklusi dalam penelitian
Sikap Perawat adalah reaksi perawat terhadap
pelaksanaan discharge planning pada pasien
tuberculosis paru: Kriteria Objektif :
1)
2)
ini adalah :
1) Semua perawat di ruang perawatan
Interna RSUD Labuang Baji Makassar,
Pengetahuan baik jika skor ≥ 66
Pengetahuan kurang jika skor < 66
Sikap Baik jika nilai ≥ 25
Sikap Kurang Baik jika < 25
Analisis yang dilakukan yaitu univariate
dan bivariate
yang merawat penderita TB Paru.
2) Bersedia
menjadi
responden
dan
menandatangani informed consent.
3) Hadir
waktu
pengambilan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel
data
4.1.
Frekuensi
dan
presentase
Karakteristik responden
berlangsung.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
Karakteristik
Usia
Dewasa Awal
Dewasa Akhir
Frekuensi
%
16
18
44.4
50.0
Lansia Awal
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Tingkat Pendidikan
D3
D4
S1 Keperawatan
Ners
Total
Lama Bekerja
Sedang
Lama
Total
Status Karyawan
Tetap
Tidak Tetap
Total
Tabel
4.1
2
36
5.6
100
2
34
36
5.6
94.4
100
6
1
8
21
36
16.7
2.8
22.2
58.3
100
1
35
36
2.8
97.2
100
27
9
36
75.5
25.5
100
menjelaskan
Tabel 4.2 menjelaskan tentang distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap
perawat.
presentase secara berurutan adalah dewasa
akhir 50.0%, dewasa awal 44.6% dan lansia
awal 5.6%. Untuk responden jenis kelamin
perempuan dengan presentase 94.4% dan
laki-laki 5.6%. Tingkat pendidikan masingmasing kelompok secara berurutan Ners
58.3%, S1 Keperawatan 22.2, D3 16.7%, dan
D4 2.8%. Lama bekerja dengan presentase
lama 97.2% dan sedang 2.8%. dan Status
Karyawan dengan presentase pegawai tetap
75.5% dan pegawai tidak tetap 25.5%.
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan dan sikap perawat
Variabel
Pengetahuan
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Kurang
Total
Sikap
Sikap Baik
Sikap Kurang Baik
Total
Frekuensi
%
22
14
36
61.1
38.9
100
35
1
36
97.2
2.8
100
dalam
presentase pengetahuan baik 61.1% dan
pengetahuan kurang 38.9%. Sedangkan sikap
perawat
dalam
melaksanakan
discharge
planning presentase sikap baik 97.2% dan
2.8% dengan sikap kurang baik.
Tabel 4.3. Hubungan tingkat pengetahuan
dan sikap perawat dalam melaksanakan
discharge planning
Sikap
Sikap
Sikap
Kurang Baik
Baik
Variabel
responden yang meliputi usia, jenis kelamin,
karyawan. Rentang usia responden dengan
perawat
melaksanakan discharge planning, dengan
karakteristik
tingkat pendidikan, lama bekerja dan status
Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Kurang
Total
1
0
1
21
14
35
P
0.418
Tabel 4.3. memberikan penjelasan bahwa
terdapat
satu
mempunyai
orang
responden
pengetahuan
baik
yang
namun
sikapnya kurang baik dalam melaksanakan
discharge planning. Sedangkan nilai p 0.418
yang berarti lebih besar dari 0.05 disimpulkan
bahwa
tidak
pengetahuan
ada
dan
hubungan
sikap
perawat
antara
dalam
melaksanakan discharge planning.
Menurut
Perry
dan
Potter
(2006)
mengkategorikan pengetahuan menjadi 3
bagian yaitu pengetahuan kognitif, afektif,
dan psikomotor. Pengetahuan kognitif terkait
dengan pemahaman sesorang mengenai suatu
informasi. Pengetahuan afektif terkait dengan
perilaku
informasi,
seseorang
setelah
sedangkan
memahami
pengetahuan
psikomotor terkait dengan pelaksanaan atas
dewasa dan petugas kesehatan. Pada kasus
informasi yang di dapatkan. Setiap individu
TB aktif yang komplikasi antara individu
berbeda dalam menelaah informasi, hal inilah
yang terpapar adalah 0.57% bayi, 0.09% pada
yang
anak-anak, 4.32% pada dewasa dan 2.62%
menyebabkan
tingkat
pengetahuan
individu berbeda-beda.
Penelitian
di
untuk petugas kesehatan yang beresiko
Bangladesh
ditemukan
bahwa sebagian besar (99%) dari peserta
(Schepisi et al., 2015).
Penelitian
ini
menjadi
salah
satu
telah mendengar tentang TB, dan hampir
pertimbangan rumah sakit umum dr. H.
semua tahu bahwa TB adalah penyakit
Koesnadi
menular belum dapat disembuhkan. Lebih
discharge planning menggunakan konsep
dari setengah (53%) dari key community
DSME (Rondhianto, 2012). Nilai rata-rata
members (KCMs) memiliki pengetahuan
kesiapan pasien pada kelompok kontrol
yang baik mengenai TB, tetapi pekerja
menghadapi pemulangan adalah 39.75%.
Bangladesh Rural Advancement Committee
Kesiapan pasien pada kelompok menghadapi
(BRAC)
pemulangan 42.85 dan discharge planning
yang
ditemukan
lebih
luas
Bondowoso
dalam
menyusun
dibandingkan dengan KCMs lainnya. Namun,
membantu
kesenjangan pengetahuan yang cukup yang
pemulangan di RSUD Balung Kabupaten
diamati antara BRAC petugas kesehatan
Jember (Wijayanti, Asmuji, Supriyadi. 2013).
masyarakat (Paul et al., 2015).
pasien
dalam
menghadapi
Hal yang sama diungkapkan oleh Fuady,
Hasil penelitian yang di lakukan oleh
Sjattar., & Hadju (2016) bahwa pelaksanaan
Raynes (2013) tentang perbedaan budaya
discharge planning harus selalu dilaksanakan
pada penyedia pelayanan kesehatan terkait
oleh perawat untuk membantu pasien dan
pengetahuan,
keluarga
mengobati
sikap
dan
tuberkulosis.
praktek
Bahwa
untuk
menyiapkan
kepulangan.
budaya
Pelaksanaan discharge planning pasien Tb
kesadaran secara bermakna dikaitkan dengan
mulai dari pengkajian dan evaluasi dapat
kemungkinan
membantu pasien dan keluarga menyiapkan
peningkatan
mengenali
manifestasi dari tuberkulosis, manajemen
kepulangan pasien (Lestari, 2014).
penyakit
5. KESIMPULAN
tidak
terkait
dengan
budaya
kesadaran dan budaya kesadaran antara
a. Pengetahuan
perawat
dalam
penyedia pelayanan akan menjadi faktor
melaksanakan discharge planning,
sangat penting untuk pengenalan diagnosis
dengan presentase pengetahuan baik
dan manajemen TBC.
61.1%
Studi pada insiden HCA-TB di mana
kemungkinan pasien dan rekan kerja yang
terdeteksi tertular. Pada diagnosis TB aktif
0.05% bayi, 0.57% anak-anak, 0.03% pada
dan
pengetahuan
kurang
38.9%.
b. Sikap perawat dalam melaksanakan
discharge planning presentase sikap
baik 97.2% dan 2.8% sikap kurang
baik.
c. Terdapat satu orang responden yang
mempunyai pengetahuan baik namun
sikapnya
kurang
baik
dalam
melaksanakan discharge planning.
Sedangkan nilai p 0.418 yang berarti
lebih besar dari 0.05 disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap perawat dalam
melaksanakan discharge planning.
6. REFERENSI
2.
3.
4.
5.
1. Belay M, Bjune G, Ameni G,
Abebe M. (2011). Serodiagnostic
Performance of Resat-6-CFP-10 in
the Diagnosis of Pulmonary
Tuberculosis in Ethiopia. (Online),
(http://dx.doi.org/10.4172/21611068.1000103.pdf, diakses 2 April
2015)
Budiman., Riyanto, A. (2013). Kapita
Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Masyarakat.
Salemba Medika : Jakarta
Dinkes Makassar. (2014). Profil
Kesehatan Kota Makassar 2013.
Makassar,
(Online),
(dinkeskotamakassar.net/download/7
18Gabung%20profil%202013.pdf,
diakses tanggal 22 April 2015
Ernita,
D.,
Rahmalia,
S.,
Novayelinda, T. (2014). Pengaruh
Perencanaan
Pasien
Pulang
(Discharge Planning) yang Dilakukan
oleh Perawat terhadap Kesiapan
Pasien TB Paru Menghadapi
Pemulangan. JOM Vol 2 No 1,
Februari 2015, hal.647-653. (Online),
(http://jom.unri.ac, diakses tanggal 26
April 2015
Fuady., F. A. N., Sjattar., E. L., &
Hadju.
V.
(2016).
Pengaruh
pelaksanaan
discharge
planning
terhadap
dukungan
psikososial
keluarga merawat pasien stroke di
RSUP DR. Wahidin Sudirohosudo.
JST Kesehatan Vol 6. 2. 172-178.
ISSN 2252-5416
6. Kozier,
B.,
et
al
(2004).
Fundamental of Nursing Concepts
Process and practice. 1 st Volume 6
th
edition.
New
Jersey :Pearson/prentice Hall
7. Lestari, Y. W. (2014). Hubungan
pelaksanaan
discharge
planning
dengan kesiapan keluarga dalam
menjalankan
tugas
perawatan
kesehatan pada pasien tuberkulosi
paru di ruang rawat inap rumah sakit
paru Jember. Program Studi Ilmu
Keperawatan: Universitas Jember
8. Lewis L. Sharon., Dirksen SR.,
Heitkemper, Bucher, Camera. (2011).
Medikal Surgical Nursing: Clinical
Management for Fositive Outcomes.
Saunders Elsevier : St. Louis,
Missouri USA
9. Notoatmodjo, S. (2007), Pomosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, ed 2.
Rineka Cipta: Jakarta.
10. Nursalam.
(2009).
Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
11. Paul, S., Akter, R., Aftab, A., Khan, A.
M., Barua, M., Islam, S., & Sarker, M.
(2015). Knowledge and attitude of key
community
members
towards
tuberculosis: Mixed method study
from BRAC TB control areas in
bangladesh. BMC Public Health, 15
doi:http://dx.doi.org/10.1186/s12889015-1390-5
12. Potter P.A & Perry A.G. (2005). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik Volume
1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al.
Edisi 4. Jakarta: EGC.
13. Raynes., E. A. (2013). Cultural
Differences in Healthcare Providers’
Knowledge, Attitudes, and Practices
in Treating Tuberculosis. Walden
University.
Retrieved
from
http://search.proquest.com/docview/
14. Robinson, J. M., Saputra, L. (2014).
Buku Ajar Visual Nursing Medikal
Bedah. Binarupa Aksara : Pamulang,
Tanggerang Selatan
15. Wijayanti, Y., Asmuji., Supriyadi.
(2013). Pengaruh Discharge planning
terhadap kesiapan pasien dalam
menghadapi pemulangan di rumah
daerah Balung-Jember. Retrieved
from www://umj-1x-yuliwijaya-35251-pengaruh-n.pdf
DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
Rahmawati1), Nurlina2), A. Nur Anna AS3).
1
Akper Muhammadiyah Makassar
email: amma75@rocketmail.com
2
Akper Muhammadiyah Makassar
email: Nurlinajamal@gmail.com
3
Akper Muhammadiyah Makassar
email: encengk.asibrah@gmail.com
Abstract
Pulmonary tuberculosis is a contagious disease that requires a long healing process. World Health
organization has declared tuberculosis as “Global Emergency. Indonesia prevalence TB fourth in
the world. Riskesdas survey at 2013 prevalence TB based on diagnosis 0.4% from total population.
While Makassar city with BTA positive as big as 72.44%. Nurse’s role as discharge planning is
needed in providing nursing care on an ongoing basis, from patients treated up out of the hospital to
health improve quality of life. Therefore the knowledge nurses and attitude in the implementation of
discharge planning very important. The aim of this research is determine the relationship
knowledge and attitude of nurses implementation discharge planning in patients pulmonary
tuberculosis at hospital Labuang Baji Makassar. This is descriptive analysis by using cross
sectional study. The sample of the reseach is 36 by using total sampling and analysis is univariat
and bivariate. The result of knowledge nurses good 61.1% and the knowledge less 38.9%. attitude
nurse in implementation discharge planning good 97.2% and attitude less 2.8%. while value p
0.418 which means greater than 0.05 concluded that there is no relationship knowledge and attitude
nurses in the implementation discharge planning.
Keywords: Knowledge discharge planning, Attitude discharge planning, implementation
discharge planning, Pulmonary tuberculosis.
1. PENDAHULUAN [Times New Roman
Kegagalan
11 bold]
untuk
memberikan
dan
mendokumentasikan discharge planning akan
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah
beresiko
terhadap
global dalam kesehatan masyarakat di dunia.
ancaman
hidup,
Pada tahun 1992 World Health Organization
(Nursalam,
2009).
(WHO) telah mencanangkan tuberkulosis
pengetahuan
dan
sebagai “Global Emergency” (Lewis, et all,
pelaksanaan
discharge
2011). Menurut WHO, sepertiga dari populasi
penting
dunia diperkirakan terinfeksi mycobacterium
keperawatan secara berkesiambungan, mulai
tuberkulosis. Pada tahun 2009, ada 9,4 juta
pasien dirawat sampai kembali ke rumah
kasus baru dengan 1,7 juta kematian secara
untuk membantu pasien mencapai kualitas
global. Sebagian besar kematian terdapat
hidup optimum, menurunkan komplikasi
pada negara berkembang yang memiliki
penyakit,
keterbatasan sumber daya (Belay et al, 2011).
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
Saat
Indonesia
ini,
jumlah
menempati
penderita
TB
peringkat
beratnya
dan
disfungsi
Oleh
sikap
dalam
penyakit,
karena
itu,
perawat
dalam
planning
sangat
memberikan
pencegahan
fisik
asuhan
kekambuhan
dan
di
empat
2. KAJIAN LITERATUR DAN
terbanyak di seluruh dunia setelah Cina,
PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA
India, dan Afrika Selatan. Hasil Riskesdas
ADA)
2013
menunjukkan
TB
Pengetahuan kognitif merupakan hal
berdasarkan diagnosis sebesar 0.4 % dari
sangat penting untuk terbentuknya tindakan
jumlah
Kota
atau perilaku seseorang. Faktor-faktor yang
Makassar menunjukkan angka penemuan
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
penderita TB paru BTA positif sebesar 1.811
seseorang
(72.44%) dari 2.500 sasaran dan BTA positif
informasi/media massa, sosial budaya dan
berobat sebesar 2091 kasus. (Dinkes, 2014).
ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia
penduduk.
prevalensi
Data
BPPPL
Sebuah hasil riset menunjukkan hampir
20% dalam waktu 30 hari setelah discharge
planning, mengalami pengurangan seperti
adalah
pendidikan,
(Notoatmodjo, 2003 dalam Budiman, et all,
2013).
Sikap
adalah
pertanyaan
evaluative
komplikasi prosedural, efek samping obat,
terhadap objek, orang atau peristiwa (Stepan,
dan infeksi di rumah sakit, 3/4 dapat dicegah
2007 dalam Budiman, et all, 2013). Kozier
dengan discharge planning (AHRQ). Hasil
(2004) mendefinisikan discharge planning
penelitian Ernita, et all (2015) menunjukkan
sebagai proses mempersiapkan pasien untuk
efek discharge planning terhadap kesiapan
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
pasien TB paru menghadapi pemulangan
yang lain didalam atau diluar suatu agen
sangat signifikan (p=0,000).
pelayanan kesehatan umum.
Discharge planning merupakan suatu
1) Semua
perawat
yang
bertugas
cara yang dinamis bagi tim kesehatan dalam
perawatan Interna yang tidak
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
penderita TB Paru
menyiapkan
pasien
sehingga
mampu
kronik
penelitian berlangsung
3) Tidak bersedia menjadi responden
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut
atau
merawat
2) Perawat yang Cuti atau sakit pada waktu
melakukan perawatan mandiri di rumah.
(Nursalam, 2009).
di
yang
disebabkan
4) Tidak menandatangani informed consent
oleh
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
Mycobacterium tuberculosis, ditandai dengan
penelitian
adanya
variabel
infiltrate
paru,
pembentukan
yaitu
variabel
independen.
dependen
Variabel
dan
dependen
granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta
adalah sikap perawat dalam pelaksanaan
pembentukan kavitas. (Robinson, J. M, et all,
discharge planning pada TB paru. Sedangkan
2014).
variabel
Hipotesis:
ada
hubungan
antara
pengetahuan dengan sikap perawat dalam
independen
adalah
pengetahuan
perawat tentang discharge planning pada TB
paru.
pelaksanaan discharge planning pada pasien
Definisi
Operasional:
Pengetahuan
tuberculosis paru
perawat adalah segala sesuatu yang diketahui
3. METODE PENELITIAN
perawat mengenai pelaksanaan discharge
Rancangan penelitian ini menggunakan
planning pada pasien tuberculosis paru.
metode deskriptif dengan pendekatan cross
Kriteria objektif:
sectional untuk menjelaskan hubungan antara
1)
2)
pengetahuan dan sikap perawat terhadap
pelaksanaan discharge planning pada pasien
tuberkulosis paru di RSUD Labuang Baji
Makassar. Kriteria inklusi dalam penelitian
Sikap Perawat adalah reaksi perawat terhadap
pelaksanaan discharge planning pada pasien
tuberculosis paru: Kriteria Objektif :
1)
2)
ini adalah :
1) Semua perawat di ruang perawatan
Interna RSUD Labuang Baji Makassar,
Pengetahuan baik jika skor ≥ 66
Pengetahuan kurang jika skor < 66
Sikap Baik jika nilai ≥ 25
Sikap Kurang Baik jika < 25
Analisis yang dilakukan yaitu univariate
dan bivariate
yang merawat penderita TB Paru.
2) Bersedia
menjadi
responden
dan
menandatangani informed consent.
3) Hadir
waktu
pengambilan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel
data
4.1.
Frekuensi
dan
presentase
Karakteristik responden
berlangsung.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
Karakteristik
Usia
Dewasa Awal
Dewasa Akhir
Frekuensi
%
16
18
44.4
50.0
Lansia Awal
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Tingkat Pendidikan
D3
D4
S1 Keperawatan
Ners
Total
Lama Bekerja
Sedang
Lama
Total
Status Karyawan
Tetap
Tidak Tetap
Total
Tabel
4.1
2
36
5.6
100
2
34
36
5.6
94.4
100
6
1
8
21
36
16.7
2.8
22.2
58.3
100
1
35
36
2.8
97.2
100
27
9
36
75.5
25.5
100
menjelaskan
Tabel 4.2 menjelaskan tentang distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap
perawat.
presentase secara berurutan adalah dewasa
akhir 50.0%, dewasa awal 44.6% dan lansia
awal 5.6%. Untuk responden jenis kelamin
perempuan dengan presentase 94.4% dan
laki-laki 5.6%. Tingkat pendidikan masingmasing kelompok secara berurutan Ners
58.3%, S1 Keperawatan 22.2, D3 16.7%, dan
D4 2.8%. Lama bekerja dengan presentase
lama 97.2% dan sedang 2.8%. dan Status
Karyawan dengan presentase pegawai tetap
75.5% dan pegawai tidak tetap 25.5%.
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan dan sikap perawat
Variabel
Pengetahuan
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Kurang
Total
Sikap
Sikap Baik
Sikap Kurang Baik
Total
Frekuensi
%
22
14
36
61.1
38.9
100
35
1
36
97.2
2.8
100
dalam
presentase pengetahuan baik 61.1% dan
pengetahuan kurang 38.9%. Sedangkan sikap
perawat
dalam
melaksanakan
discharge
planning presentase sikap baik 97.2% dan
2.8% dengan sikap kurang baik.
Tabel 4.3. Hubungan tingkat pengetahuan
dan sikap perawat dalam melaksanakan
discharge planning
Sikap
Sikap
Sikap
Kurang Baik
Baik
Variabel
responden yang meliputi usia, jenis kelamin,
karyawan. Rentang usia responden dengan
perawat
melaksanakan discharge planning, dengan
karakteristik
tingkat pendidikan, lama bekerja dan status
Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Kurang
Total
1
0
1
21
14
35
P
0.418
Tabel 4.3. memberikan penjelasan bahwa
terdapat
satu
mempunyai
orang
responden
pengetahuan
baik
yang
namun
sikapnya kurang baik dalam melaksanakan
discharge planning. Sedangkan nilai p 0.418
yang berarti lebih besar dari 0.05 disimpulkan
bahwa
tidak
pengetahuan
ada
dan
hubungan
sikap
perawat
antara
dalam
melaksanakan discharge planning.
Menurut
Perry
dan
Potter
(2006)
mengkategorikan pengetahuan menjadi 3
bagian yaitu pengetahuan kognitif, afektif,
dan psikomotor. Pengetahuan kognitif terkait
dengan pemahaman sesorang mengenai suatu
informasi. Pengetahuan afektif terkait dengan
perilaku
informasi,
seseorang
setelah
sedangkan
memahami
pengetahuan
psikomotor terkait dengan pelaksanaan atas
dewasa dan petugas kesehatan. Pada kasus
informasi yang di dapatkan. Setiap individu
TB aktif yang komplikasi antara individu
berbeda dalam menelaah informasi, hal inilah
yang terpapar adalah 0.57% bayi, 0.09% pada
yang
anak-anak, 4.32% pada dewasa dan 2.62%
menyebabkan
tingkat
pengetahuan
individu berbeda-beda.
Penelitian
di
untuk petugas kesehatan yang beresiko
Bangladesh
ditemukan
bahwa sebagian besar (99%) dari peserta
(Schepisi et al., 2015).
Penelitian
ini
menjadi
salah
satu
telah mendengar tentang TB, dan hampir
pertimbangan rumah sakit umum dr. H.
semua tahu bahwa TB adalah penyakit
Koesnadi
menular belum dapat disembuhkan. Lebih
discharge planning menggunakan konsep
dari setengah (53%) dari key community
DSME (Rondhianto, 2012). Nilai rata-rata
members (KCMs) memiliki pengetahuan
kesiapan pasien pada kelompok kontrol
yang baik mengenai TB, tetapi pekerja
menghadapi pemulangan adalah 39.75%.
Bangladesh Rural Advancement Committee
Kesiapan pasien pada kelompok menghadapi
(BRAC)
pemulangan 42.85 dan discharge planning
yang
ditemukan
lebih
luas
Bondowoso
dalam
menyusun
dibandingkan dengan KCMs lainnya. Namun,
membantu
kesenjangan pengetahuan yang cukup yang
pemulangan di RSUD Balung Kabupaten
diamati antara BRAC petugas kesehatan
Jember (Wijayanti, Asmuji, Supriyadi. 2013).
masyarakat (Paul et al., 2015).
pasien
dalam
menghadapi
Hal yang sama diungkapkan oleh Fuady,
Hasil penelitian yang di lakukan oleh
Sjattar., & Hadju (2016) bahwa pelaksanaan
Raynes (2013) tentang perbedaan budaya
discharge planning harus selalu dilaksanakan
pada penyedia pelayanan kesehatan terkait
oleh perawat untuk membantu pasien dan
pengetahuan,
keluarga
mengobati
sikap
dan
tuberkulosis.
praktek
Bahwa
untuk
menyiapkan
kepulangan.
budaya
Pelaksanaan discharge planning pasien Tb
kesadaran secara bermakna dikaitkan dengan
mulai dari pengkajian dan evaluasi dapat
kemungkinan
membantu pasien dan keluarga menyiapkan
peningkatan
mengenali
manifestasi dari tuberkulosis, manajemen
kepulangan pasien (Lestari, 2014).
penyakit
5. KESIMPULAN
tidak
terkait
dengan
budaya
kesadaran dan budaya kesadaran antara
a. Pengetahuan
perawat
dalam
penyedia pelayanan akan menjadi faktor
melaksanakan discharge planning,
sangat penting untuk pengenalan diagnosis
dengan presentase pengetahuan baik
dan manajemen TBC.
61.1%
Studi pada insiden HCA-TB di mana
kemungkinan pasien dan rekan kerja yang
terdeteksi tertular. Pada diagnosis TB aktif
0.05% bayi, 0.57% anak-anak, 0.03% pada
dan
pengetahuan
kurang
38.9%.
b. Sikap perawat dalam melaksanakan
discharge planning presentase sikap
baik 97.2% dan 2.8% sikap kurang
baik.
c. Terdapat satu orang responden yang
mempunyai pengetahuan baik namun
sikapnya
kurang
baik
dalam
melaksanakan discharge planning.
Sedangkan nilai p 0.418 yang berarti
lebih besar dari 0.05 disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap perawat dalam
melaksanakan discharge planning.
6. REFERENSI
2.
3.
4.
5.
1. Belay M, Bjune G, Ameni G,
Abebe M. (2011). Serodiagnostic
Performance of Resat-6-CFP-10 in
the Diagnosis of Pulmonary
Tuberculosis in Ethiopia. (Online),
(http://dx.doi.org/10.4172/21611068.1000103.pdf, diakses 2 April
2015)
Budiman., Riyanto, A. (2013). Kapita
Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Masyarakat.
Salemba Medika : Jakarta
Dinkes Makassar. (2014). Profil
Kesehatan Kota Makassar 2013.
Makassar,
(Online),
(dinkeskotamakassar.net/download/7
18Gabung%20profil%202013.pdf,
diakses tanggal 22 April 2015
Ernita,
D.,
Rahmalia,
S.,
Novayelinda, T. (2014). Pengaruh
Perencanaan
Pasien
Pulang
(Discharge Planning) yang Dilakukan
oleh Perawat terhadap Kesiapan
Pasien TB Paru Menghadapi
Pemulangan. JOM Vol 2 No 1,
Februari 2015, hal.647-653. (Online),
(http://jom.unri.ac, diakses tanggal 26
April 2015
Fuady., F. A. N., Sjattar., E. L., &
Hadju.
V.
(2016).
Pengaruh
pelaksanaan
discharge
planning
terhadap
dukungan
psikososial
keluarga merawat pasien stroke di
RSUP DR. Wahidin Sudirohosudo.
JST Kesehatan Vol 6. 2. 172-178.
ISSN 2252-5416
6. Kozier,
B.,
et
al
(2004).
Fundamental of Nursing Concepts
Process and practice. 1 st Volume 6
th
edition.
New
Jersey :Pearson/prentice Hall
7. Lestari, Y. W. (2014). Hubungan
pelaksanaan
discharge
planning
dengan kesiapan keluarga dalam
menjalankan
tugas
perawatan
kesehatan pada pasien tuberkulosi
paru di ruang rawat inap rumah sakit
paru Jember. Program Studi Ilmu
Keperawatan: Universitas Jember
8. Lewis L. Sharon., Dirksen SR.,
Heitkemper, Bucher, Camera. (2011).
Medikal Surgical Nursing: Clinical
Management for Fositive Outcomes.
Saunders Elsevier : St. Louis,
Missouri USA
9. Notoatmodjo, S. (2007), Pomosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, ed 2.
Rineka Cipta: Jakarta.
10. Nursalam.
(2009).
Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
11. Paul, S., Akter, R., Aftab, A., Khan, A.
M., Barua, M., Islam, S., & Sarker, M.
(2015). Knowledge and attitude of key
community
members
towards
tuberculosis: Mixed method study
from BRAC TB control areas in
bangladesh. BMC Public Health, 15
doi:http://dx.doi.org/10.1186/s12889015-1390-5
12. Potter P.A & Perry A.G. (2005). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik Volume
1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al.
Edisi 4. Jakarta: EGC.
13. Raynes., E. A. (2013). Cultural
Differences in Healthcare Providers’
Knowledge, Attitudes, and Practices
in Treating Tuberculosis. Walden
University.
Retrieved
from
http://search.proquest.com/docview/
14. Robinson, J. M., Saputra, L. (2014).
Buku Ajar Visual Nursing Medikal
Bedah. Binarupa Aksara : Pamulang,
Tanggerang Selatan
15. Wijayanti, Y., Asmuji., Supriyadi.
(2013). Pengaruh Discharge planning
terhadap kesiapan pasien dalam
menghadapi pemulangan di rumah
daerah Balung-Jember. Retrieved
from www://umj-1x-yuliwijaya-35251-pengaruh-n.pdf