HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT D

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
Rahmawati1), Nurlina2), A. Nur Anna AS3).
1

Akper Muhammadiyah Makassar

email: amma75@rocketmail.com
2

Akper Muhammadiyah Makassar
email: Nurlinajamal@gmail.com

3

Akper Muhammadiyah Makassar

email: encengk.asibrah@gmail.com

Abstract

Pulmonary tuberculosis is a contagious disease that requires a long healing process. World Health
organization has declared tuberculosis as “Global Emergency. Indonesia prevalence TB fourth in
the world. Riskesdas survey at 2013 prevalence TB based on diagnosis 0.4% from total population.
While Makassar city with BTA positive as big as 72.44%. Nurse’s role as discharge planning is
needed in providing nursing care on an ongoing basis, from patients treated up out of the hospital to
health improve quality of life. Therefore the knowledge nurses and attitude in the implementation of
discharge planning very important. The aim of this research is determine the relationship
knowledge and attitude of nurses implementation discharge planning in patients pulmonary
tuberculosis at hospital Labuang Baji Makassar. This is descriptive analysis by using cross
sectional study. The sample of the reseach is 36 by using total sampling and analysis is univariat
and bivariate. The result of knowledge nurses good 61.1% and the knowledge less 38.9%. attitude
nurse in implementation discharge planning good 97.2% and attitude less 2.8%. while value p
0.418 which means greater than 0.05 concluded that there is no relationship knowledge and attitude
nurses in the implementation discharge planning.
Keywords: Knowledge discharge planning, Attitude discharge planning, implementation
discharge planning, Pulmonary tuberculosis.

1. PENDAHULUAN [Times New Roman

Kegagalan


11 bold]

untuk

memberikan

dan

mendokumentasikan discharge planning akan

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah

beresiko

terhadap

global dalam kesehatan masyarakat di dunia.

ancaman


hidup,

Pada tahun 1992 World Health Organization

(Nursalam,

2009).

(WHO) telah mencanangkan tuberkulosis

pengetahuan

dan

sebagai “Global Emergency” (Lewis, et all,

pelaksanaan

discharge


2011). Menurut WHO, sepertiga dari populasi

penting

dunia diperkirakan terinfeksi mycobacterium

keperawatan secara berkesiambungan, mulai

tuberkulosis. Pada tahun 2009, ada 9,4 juta

pasien dirawat sampai kembali ke rumah

kasus baru dengan 1,7 juta kematian secara

untuk membantu pasien mencapai kualitas

global. Sebagian besar kematian terdapat

hidup optimum, menurunkan komplikasi


pada negara berkembang yang memiliki

penyakit,

keterbatasan sumber daya (Belay et al, 2011).

menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.

Saat
Indonesia

ini,

jumlah

menempati

penderita


TB

peringkat

beratnya
dan

disfungsi

Oleh
sikap

dalam

penyakit,

karena

itu,


perawat

dalam

planning

sangat

memberikan

pencegahan

fisik

asuhan

kekambuhan

dan


di

empat

2. KAJIAN LITERATUR DAN

terbanyak di seluruh dunia setelah Cina,

PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA

India, dan Afrika Selatan. Hasil Riskesdas

ADA)

2013

menunjukkan

TB


Pengetahuan kognitif merupakan hal

berdasarkan diagnosis sebesar 0.4 % dari

sangat penting untuk terbentuknya tindakan

jumlah

Kota

atau perilaku seseorang. Faktor-faktor yang

Makassar menunjukkan angka penemuan

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan

penderita TB paru BTA positif sebesar 1.811

seseorang


(72.44%) dari 2.500 sasaran dan BTA positif

informasi/media massa, sosial budaya dan

berobat sebesar 2091 kasus. (Dinkes, 2014).

ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia

penduduk.

prevalensi
Data

BPPPL

Sebuah hasil riset menunjukkan hampir
20% dalam waktu 30 hari setelah discharge
planning, mengalami pengurangan seperti

adalah


pendidikan,

(Notoatmodjo, 2003 dalam Budiman, et all,
2013).
Sikap

adalah

pertanyaan

evaluative

komplikasi prosedural, efek samping obat,

terhadap objek, orang atau peristiwa (Stepan,

dan infeksi di rumah sakit, 3/4 dapat dicegah

2007 dalam Budiman, et all, 2013). Kozier

dengan discharge planning (AHRQ). Hasil

(2004) mendefinisikan discharge planning

penelitian Ernita, et all (2015) menunjukkan

sebagai proses mempersiapkan pasien untuk

efek discharge planning terhadap kesiapan

meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit

pasien TB paru menghadapi pemulangan

yang lain didalam atau diluar suatu agen

sangat signifikan (p=0,000).

pelayanan kesehatan umum.

Discharge planning merupakan suatu

1) Semua

perawat

yang

bertugas

cara yang dinamis bagi tim kesehatan dalam

perawatan Interna yang tidak

mendapatkan kesempatan yang cukup untuk

penderita TB Paru

menyiapkan

pasien

sehingga

mampu

kronik

penelitian berlangsung
3) Tidak bersedia menjadi responden

Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut
atau

merawat

2) Perawat yang Cuti atau sakit pada waktu

melakukan perawatan mandiri di rumah.
(Nursalam, 2009).

di

yang

disebabkan

4) Tidak menandatangani informed consent

oleh

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

Mycobacterium tuberculosis, ditandai dengan

penelitian

adanya

variabel

infiltrate

paru,

pembentukan

yaitu

variabel

independen.

dependen

Variabel

dan

dependen

granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta

adalah sikap perawat dalam pelaksanaan

pembentukan kavitas. (Robinson, J. M, et all,

discharge planning pada TB paru. Sedangkan

2014).

variabel

Hipotesis:

ada

hubungan

antara

pengetahuan dengan sikap perawat dalam

independen

adalah

pengetahuan

perawat tentang discharge planning pada TB
paru.

pelaksanaan discharge planning pada pasien

Definisi

Operasional:

Pengetahuan

tuberculosis paru

perawat adalah segala sesuatu yang diketahui

3. METODE PENELITIAN

perawat mengenai pelaksanaan discharge

Rancangan penelitian ini menggunakan

planning pada pasien tuberculosis paru.

metode deskriptif dengan pendekatan cross

Kriteria objektif:

sectional untuk menjelaskan hubungan antara

1)
2)

pengetahuan dan sikap perawat terhadap
pelaksanaan discharge planning pada pasien
tuberkulosis paru di RSUD Labuang Baji
Makassar. Kriteria inklusi dalam penelitian

Sikap Perawat adalah reaksi perawat terhadap
pelaksanaan discharge planning pada pasien
tuberculosis paru: Kriteria Objektif :
1)
2)

ini adalah :
1) Semua perawat di ruang perawatan
Interna RSUD Labuang Baji Makassar,

Pengetahuan baik jika skor ≥ 66
Pengetahuan kurang jika skor < 66

Sikap Baik jika nilai ≥ 25
Sikap Kurang Baik jika < 25
Analisis yang dilakukan yaitu univariate

dan bivariate

yang merawat penderita TB Paru.
2) Bersedia

menjadi

responden

dan

menandatangani informed consent.
3) Hadir

waktu

pengambilan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel

data

4.1.

Frekuensi

dan

presentase

Karakteristik responden

berlangsung.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

Karakteristik
Usia
Dewasa Awal
Dewasa Akhir

Frekuensi

%

16
18

44.4
50.0

Lansia Awal
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Tingkat Pendidikan
D3
D4
S1 Keperawatan
Ners
Total
Lama Bekerja
Sedang
Lama
Total
Status Karyawan
Tetap
Tidak Tetap
Total

Tabel

4.1

2
36

5.6
100

2
34
36

5.6
94.4
100

6
1
8
21
36

16.7
2.8
22.2
58.3
100

1
35
36

2.8
97.2
100

27
9
36

75.5
25.5
100

menjelaskan

Tabel 4.2 menjelaskan tentang distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap
perawat.

presentase secara berurutan adalah dewasa
akhir 50.0%, dewasa awal 44.6% dan lansia
awal 5.6%. Untuk responden jenis kelamin
perempuan dengan presentase 94.4% dan
laki-laki 5.6%. Tingkat pendidikan masingmasing kelompok secara berurutan Ners
58.3%, S1 Keperawatan 22.2, D3 16.7%, dan
D4 2.8%. Lama bekerja dengan presentase
lama 97.2% dan sedang 2.8%. dan Status
Karyawan dengan presentase pegawai tetap
75.5% dan pegawai tidak tetap 25.5%.
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan dan sikap perawat
Variabel
Pengetahuan
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Kurang
Total
Sikap
Sikap Baik
Sikap Kurang Baik
Total

Frekuensi

%

22
14
36

61.1
38.9
100

35
1
36

97.2
2.8
100

dalam

presentase pengetahuan baik 61.1% dan
pengetahuan kurang 38.9%. Sedangkan sikap
perawat

dalam

melaksanakan

discharge

planning presentase sikap baik 97.2% dan
2.8% dengan sikap kurang baik.
Tabel 4.3. Hubungan tingkat pengetahuan
dan sikap perawat dalam melaksanakan
discharge planning
Sikap
Sikap
Sikap
Kurang Baik
Baik

Variabel

responden yang meliputi usia, jenis kelamin,
karyawan. Rentang usia responden dengan

perawat

melaksanakan discharge planning, dengan

karakteristik

tingkat pendidikan, lama bekerja dan status

Pengetahuan

Pengetahuan
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Kurang
Total

1
0
1

21
14
35

P

0.418

Tabel 4.3. memberikan penjelasan bahwa
terdapat

satu

mempunyai

orang

responden

pengetahuan

baik

yang
namun

sikapnya kurang baik dalam melaksanakan
discharge planning. Sedangkan nilai p 0.418
yang berarti lebih besar dari 0.05 disimpulkan
bahwa

tidak

pengetahuan

ada

dan

hubungan

sikap

perawat

antara
dalam

melaksanakan discharge planning.
Menurut

Perry

dan

Potter

(2006)

mengkategorikan pengetahuan menjadi 3
bagian yaitu pengetahuan kognitif, afektif,
dan psikomotor. Pengetahuan kognitif terkait
dengan pemahaman sesorang mengenai suatu
informasi. Pengetahuan afektif terkait dengan
perilaku
informasi,

seseorang

setelah

sedangkan

memahami
pengetahuan

psikomotor terkait dengan pelaksanaan atas

dewasa dan petugas kesehatan. Pada kasus

informasi yang di dapatkan. Setiap individu

TB aktif yang komplikasi antara individu

berbeda dalam menelaah informasi, hal inilah

yang terpapar adalah 0.57% bayi, 0.09% pada

yang

anak-anak, 4.32% pada dewasa dan 2.62%

menyebabkan

tingkat

pengetahuan

individu berbeda-beda.
Penelitian

di

untuk petugas kesehatan yang beresiko

Bangladesh

ditemukan

bahwa sebagian besar (99%) dari peserta

(Schepisi et al., 2015).
Penelitian

ini

menjadi

salah

satu

telah mendengar tentang TB, dan hampir

pertimbangan rumah sakit umum dr. H.

semua tahu bahwa TB adalah penyakit

Koesnadi

menular belum dapat disembuhkan. Lebih

discharge planning menggunakan konsep

dari setengah (53%) dari key community

DSME (Rondhianto, 2012). Nilai rata-rata

members (KCMs) memiliki pengetahuan

kesiapan pasien pada kelompok kontrol

yang baik mengenai TB, tetapi pekerja

menghadapi pemulangan adalah 39.75%.

Bangladesh Rural Advancement Committee

Kesiapan pasien pada kelompok menghadapi

(BRAC)

pemulangan 42.85 dan discharge planning

yang

ditemukan

lebih

luas

Bondowoso

dalam

menyusun

dibandingkan dengan KCMs lainnya. Namun,

membantu

kesenjangan pengetahuan yang cukup yang

pemulangan di RSUD Balung Kabupaten

diamati antara BRAC petugas kesehatan

Jember (Wijayanti, Asmuji, Supriyadi. 2013).

masyarakat (Paul et al., 2015).

pasien

dalam

menghadapi

Hal yang sama diungkapkan oleh Fuady,

Hasil penelitian yang di lakukan oleh

Sjattar., & Hadju (2016) bahwa pelaksanaan

Raynes (2013) tentang perbedaan budaya

discharge planning harus selalu dilaksanakan

pada penyedia pelayanan kesehatan terkait

oleh perawat untuk membantu pasien dan

pengetahuan,

keluarga

mengobati

sikap

dan

tuberkulosis.

praktek
Bahwa

untuk

menyiapkan

kepulangan.

budaya

Pelaksanaan discharge planning pasien Tb

kesadaran secara bermakna dikaitkan dengan

mulai dari pengkajian dan evaluasi dapat

kemungkinan

membantu pasien dan keluarga menyiapkan

peningkatan

mengenali

manifestasi dari tuberkulosis, manajemen

kepulangan pasien (Lestari, 2014).

penyakit

5. KESIMPULAN

tidak

terkait

dengan

budaya

kesadaran dan budaya kesadaran antara

a. Pengetahuan

perawat

dalam

penyedia pelayanan akan menjadi faktor

melaksanakan discharge planning,

sangat penting untuk pengenalan diagnosis

dengan presentase pengetahuan baik

dan manajemen TBC.

61.1%

Studi pada insiden HCA-TB di mana
kemungkinan pasien dan rekan kerja yang
terdeteksi tertular. Pada diagnosis TB aktif
0.05% bayi, 0.57% anak-anak, 0.03% pada

dan

pengetahuan

kurang

38.9%.
b. Sikap perawat dalam melaksanakan
discharge planning presentase sikap
baik 97.2% dan 2.8% sikap kurang
baik.

c. Terdapat satu orang responden yang
mempunyai pengetahuan baik namun
sikapnya

kurang

baik

dalam

melaksanakan discharge planning.
Sedangkan nilai p 0.418 yang berarti
lebih besar dari 0.05 disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap perawat dalam
melaksanakan discharge planning.
6. REFERENSI

2.

3.

4.

5.

1. Belay M, Bjune G, Ameni G,
Abebe M. (2011). Serodiagnostic
Performance of Resat-6-CFP-10 in
the Diagnosis of Pulmonary
Tuberculosis in Ethiopia. (Online),
(http://dx.doi.org/10.4172/21611068.1000103.pdf, diakses 2 April
2015)
Budiman., Riyanto, A. (2013). Kapita
Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Masyarakat.
Salemba Medika : Jakarta
Dinkes Makassar. (2014). Profil
Kesehatan Kota Makassar 2013.
Makassar,
(Online),
(dinkeskotamakassar.net/download/7
18Gabung%20profil%202013.pdf,
diakses tanggal 22 April 2015
Ernita,
D.,
Rahmalia,
S.,
Novayelinda, T. (2014). Pengaruh
Perencanaan
Pasien
Pulang
(Discharge Planning) yang Dilakukan
oleh Perawat terhadap Kesiapan
Pasien TB Paru Menghadapi
Pemulangan. JOM Vol 2 No 1,
Februari 2015, hal.647-653. (Online),
(http://jom.unri.ac, diakses tanggal 26
April 2015
Fuady., F. A. N., Sjattar., E. L., &
Hadju.
V.
(2016).
Pengaruh
pelaksanaan
discharge
planning
terhadap
dukungan
psikososial
keluarga merawat pasien stroke di
RSUP DR. Wahidin Sudirohosudo.

JST Kesehatan Vol 6. 2. 172-178.
ISSN 2252-5416
6. Kozier,
B.,
et
al
(2004).
Fundamental of Nursing Concepts
Process and practice. 1 st Volume 6
th
edition.
New
Jersey :Pearson/prentice Hall
7. Lestari, Y. W. (2014). Hubungan
pelaksanaan
discharge
planning
dengan kesiapan keluarga dalam
menjalankan
tugas
perawatan
kesehatan pada pasien tuberkulosi
paru di ruang rawat inap rumah sakit
paru Jember. Program Studi Ilmu
Keperawatan: Universitas Jember
8. Lewis L. Sharon., Dirksen SR.,
Heitkemper, Bucher, Camera. (2011).
Medikal Surgical Nursing: Clinical
Management for Fositive Outcomes.
Saunders Elsevier : St. Louis,
Missouri USA
9. Notoatmodjo, S. (2007), Pomosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, ed 2.
Rineka Cipta: Jakarta.
10. Nursalam.
(2009).
Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
11. Paul, S., Akter, R., Aftab, A., Khan, A.
M., Barua, M., Islam, S., & Sarker, M.
(2015). Knowledge and attitude of key
community
members
towards
tuberculosis: Mixed method study
from BRAC TB control areas in
bangladesh. BMC Public Health, 15
doi:http://dx.doi.org/10.1186/s12889015-1390-5
12. Potter P.A & Perry A.G. (2005). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik Volume
1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al.
Edisi 4. Jakarta: EGC.
13. Raynes., E. A. (2013). Cultural
Differences in Healthcare Providers’
Knowledge, Attitudes, and Practices
in Treating Tuberculosis. Walden
University.
Retrieved
from
http://search.proquest.com/docview/
14. Robinson, J. M., Saputra, L. (2014).
Buku Ajar Visual Nursing Medikal

Bedah. Binarupa Aksara : Pamulang,
Tanggerang Selatan
15. Wijayanti, Y., Asmuji., Supriyadi.
(2013). Pengaruh Discharge planning
terhadap kesiapan pasien dalam
menghadapi pemulangan di rumah
daerah Balung-Jember. Retrieved
from www://umj-1x-yuliwijaya-35251-pengaruh-n.pdf