Tinjauan Yuridis Kewenangan Penerimaan Pegawai Baru oleh Pimpinan BNI (Persero, Tbk) Kantor Wilayah Pemuda Medan Chapter III V

70

BAB III
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA
KEWENANGAN DALAM PEMILIHAN LANGSUNG PEGAWAI OLEH
PIMPINAN BNI KANWIL PEMUDAMEDAN

A. Good Corporate Governance dalam Penerapannya
Corporate Governance dapat didefinisikan suatu proses dan struktur yang
digunakan organ perusahaan (pemegang saham/pemilik modal, Komisaris/Dewan
Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegangsaham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundang-undangan dan nilaietika.73
Dalam rangka economic recovery pemerintah Indonesia dan International
Monetary Fund (IMF) memperkenalkan konsep Good Corporate Governance (GCG)
sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat. Konsep ini diharapkan dapat
melindungi pemegang saham (stakeholders) dan Kreditor agar dapat memperoleh
kembali investasinya. Indonesia mulai menerapkan prinsip Good Corporate
Governance sejak menandatangani letter of intent (LOI) dengan IMF yang salah satu
bagianpentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan

Indonesia. Perumusan kebijakan nasional tentang penerapan prinsip Good Corporate
Governance ditandai dengan pembentukan Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance. Pembentukan komite ini didasarkan padaKeputusan Nomor: KEP-

73

Adrian Sutedi, Good Corporate Governance, Sinar Grafika, Jakarta, Januari 2011, hal. 1

Universitas Sumatera Utara

71

31/M.Ekuin/06/2000. Komite tersebut kemudian berubah menjadi Komite Nasional
Kebijakan Governance melalui keputusan KEP-49/M.EKON/11/2004.Anggota
Komite ini berasal kalangan profesional baik di sektor publik, swasta, maupun
akademisi serta darilembaga-lembaga swadaya masyarakat. Pada tahun 2001 dalam
rangka penerapan Good Corporate Governance di Indonesia, Komite ini telah
menerbitkan pedoman Good Corporate Governance, yang kemudian pada tahun 2004
disusul dengan penerbitan Pedoman Sektoral, Pedoman Komite Audit, dan untuk
Komisaris Independen.

Dalam sektor perbankan, Undang-Undang Perbankan secara prinsip juga telah
mengatur mengenai aspek good corporate governance, sepertigovernance structure,
governance process maupun govenance outcome. Pada tahun 2004, Komite Nasional
Kebijakan Corporate Governance telahmengeluarkan Pedoman Good Corporate
Governance Perbankan Indonesia. Pedoman Good Corporate Governance Perbankan
Indonesia ini merupakan pelengkap dan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Umum
Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Corporate

Governance

dan

dimaksudkan

sebagai

pedoman

khusus


bagi

perbankanuntuk memastikan terciptanya bank dan sistem perbankan yang sehat.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, Good Corporate Governance,adalah
suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan(transparency),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional
(professional), dan kewajaran (fairness). Dalam Bank BNI, pelaksanaan Good

Universitas Sumatera Utara

72

Corporate Governance padadasarnya bertumpukan kepada lima pilar utama/prinsipprinsip tersebut diatas, yaitu : transparancy (keterbukaan, kejujuran), responsibility
(pertanggungjawaban),

accountability

(akuntabilitas),


fairness

(kewajaranatau

keadilan), dan independency (kemandirian atau kebebasan).
Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan
usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam maupun
luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank selalu akan menghadapi
risiko maupun pendapatan (risk and return). Secara garis besar risiko dapat
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu : risiko yang sistematis (systematic risk) dan
risiko yang non sistematis (unsystematic risk).74 Adapun risiko yang mungkin
dihadapi bank BNI adalah risiko modal, risiko pembiayaan, risiko operasional
maupun risiko likuiditas.75
Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalamrangka
melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban
untuk memenuhi modal minimum sesuai dengankondisi masing-masing bank,
menjadikan sektor perbankan sebagai sektoryang “highly regulated”. Sebagaimana
kita ketahui bahwa krisis perbankan pernah mengalami krisis yang dimulai pada
tahun 1997, krisis tersebut bukan semata-mata sebagai imbas dari krisis ekonomi,


74

Systematic risk ialah risiko yang diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi tertentu
yangbersifat makro, seperti perubahan situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi
pemerintah,perubahan situasi pasar, situasi krisis atau resesi yang berdampak pada kondisi ekonomi
secaraumum. Sedangkan unsystemic risk ialah risiko yang unik yang melekat pada suatu perusahaan
ataubisnis tertentu saja
75
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, Edisi Revisi 2005,
hal.358

Universitas Sumatera Utara

73

tetapi juga diakibatkan karena belum dilaksanakannya tata kelola perusahaan yang
baik dan etika yang melandasinya. Pelaksanaan Good Corporate Governance sangat
diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan duniainternasional
sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembangdengan baik dan sehat.
Pelaksanaan good corporate governance sangat diperlukan untuk membangun

kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia
perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh karena itu Bank for
International Sattlement (BIS)76 sebagai lembaga yang mengkaji terus menerus
prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan, telah pula mengeluarkan
Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi dunia perbankan secara
internasional.

Pengaturan

dan

implementasi

Good

Corporate

Governance

memerlukan komitmen dari top management dan seluruh jajaran organisasi.

Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakan dasar (strategic policy) dan kode
etik yang harusdipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi perbankan
Indonesia, kepatuhan terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan
perbuatan, merupakan faktor penting sebagai landasan penerapan GoodCorporate
Governance. Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam
76
The Bank for International Aettlements (BIS) adalah organisasi internasional yang
bergerakdalam kerja sama bank sentral di bidang keuangan dan moneter internasional. Organisasi
tersebutdidirikan pada 17 Mei 1930.BIS sebenarnya didirikan sebagai salah satu usaha untuk
menciptakankerjasama internasional mengenai masalah keuangan, diantaranya, menyangkut hal
yangberhubungan dengan pampasan dan utang perang. Organisasi ini dimaksudkan
untukmenyelesaikan pembayaran oleh para pihak yang berutang kepada negara-negara lain di
dunia,juga untuk dapat berperan sebagai bank sentral bagi bank-bank sentral yang ada,
sertamengusahakan jalinan kerja sama diantara bank sentral di dunia. Peran yang sekarang
menonjoldari BIS, yaitu sebagai lembaga yang menjalankan penelitian dan pengembangan tentang
masalah-masalahkeuangan dunia.

Universitas Sumatera Utara

74


melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan
(transparency), memiliki ukuran kinerja dari semuajajaran bank berdasarkan ukuranukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank
sebagai pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential
banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai
wujud tanggungjawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak
manapun

dalam

pengambilan

keputusan

(independency),

serta

senantiasa


memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan
kewajaran (fairness).77
Good corporate governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem
ekonomi pasar, berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang
melaksanakannya maupun terhadan iklim usaha di suatu Negara. Penerapan GCG
mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif Oleh
karena

itu

diterapkannya

GCG

oleh

perusahaan-perusahaan

di


Indonesia

sangatpenting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang
berkesinambungan. Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya
pemerintah dalam menegakkan good governance pada umumnya di Indonesia. Saat
ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good governance dalam
birokrasinya dalam rangka menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa. 78

77

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Pedoman Good Corporate
GovernancePerbankan Indonesia, 2004
78
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006 ini merupakan
penyempurnaan dari Pedoman Umum GCG Indonesia tahun 2001. Komite Nasional Kebijakan

Universitas Sumatera Utara

75


Menurut Paul Krugman runtuhnya perekonomian Indonesia juga disebabkan
karena tidak adanya Good Corporate Governance didalam pengelolaan perusahaan
kajian Booz-Allen dan Hamilton tahun 1998 menunjukkan bahwa indeks Good
Corporate Governance di Indonesia adalah yang paling rendah di asia timuryaitu
(2,88)%, dibandingkan malaysia (7,72), Thailand (4,89), singapura (8,93), dan Jepang
(9,l7). Perhitungan Indeks adalah untuk kondisi paling buruk dan indeks 10 untuk
kondisi paling buruk.79
Penerapan good corporate governance (GCG) dapat didorong dari dua
sisi,yaitu etika dan peraturan.Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari
kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang
mengutaman kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders dan
menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Di sisi lain, dorongan
peraturan (regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan
perundang-undanganyang berlaku. Keduai pendekatan ini memiliki kekuatan dan
kelemahannya masing-masing dan seyogyanya saling melengkapi untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang sehat.80
Prinsip-prinsip good corporate governance selalu mengalami evolusi dalam
perkembangan dunia bisnis. Kebutuhan akan prinsip-prinsip good corporate
governance berawal dari kebangkrutan beberapa perusahaan-perusahaan besar di
Govemance Gedung Bursa Efek Jakarta Tower I Lt. 2 Website: www.governance-indonesia.or.id
SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
79
Good Corporate Governance, Djalil A sofyan, disampaikan pada seminar Corporate
Governance di Universitas Sumatera Utara pada tanggal 26 Juni 2000, hal.3
80
Sambutan Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance, Mas Achmad Daniri, Jakarta,
17 Oktober 2006, hal.l

Universitas Sumatera Utara

76

dunia dikarenakan tidak diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang
baik. Adanya praktek korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) sebagai wujud tata kelola
perusahaan yang buruk mengakibatkan terjadinya kompetisi bisnis yang tidak sehat.
Aktivitas bisnis yang baik merupakan indikator dari pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Tujuan umum dari penelitian ini adalah meneliti implementasi prinsip-prinsip
good corporate governance di BNI Wilayah Pemuda Medan sebagai BUMN
perbankan. Selain itu juga bermaksud untuk mengetahui apakah terdapat kendala
dalam implementasi prinsip-prinsip good corporate governance dan berusaha mencari
solusi yang terbaik.
Menunjuk

Peraturan

Bank

Indonesia

nomor

8/14/PBI/2006

tentang

“Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum” dan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 9/12/DPNP, tanggal 30 Mei 2007, perihal “Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum”, maka kami manajemen BNI (Persero, Tbk) Kantor
Wilayah Pemuda Medan dengan ini menyampaikan Laporan Penerapan Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) periode tahun 2010 sesuai
dengan pedoman yang terkandung didalanmya.
BNI yang sudah membangun sistem GCG kurang lebih sejak tahun 2001, mau
tidak mau harus menyesuaikan sistem yang ada dengan kondisi eksternal daninternal
yang selalu berubah.Secara terus menerus kebijakan GCG di BNI ditinjau dan
disesuaikan agar materi kebijakan tetap sejalan dengan perkembangan kebijakan
peraturan dan kondisi saat ini. Penyempurnaan GCG tidak dapatdikatakansebagai

Universitas Sumatera Utara

77

sesuatu tindakan yang mudah karena terkait dengan penyempurnaan kultursuatu
perusahaan yang tentusaja berkaitan erat dengan perubahan perilaku personalpersonal yang menjalankan perusahaan tersebut. Namun jika semua pihak menyadari
bahwa

penyempurnaan

GCG

akan

membawa

dampak

positif

maka

upayapenyempurnaan tidak akan berhenti.81
BNI juga menggunakan konsultan untuk proyek yang bersifat khusus,
misalnya terkait dengan pengembangan produk atau SDM dan didasarkan pada
kontrak yang jelas meliputi lingkup kerja tanggung jawab, jangka waktu pekerjaan,
dan biaya. Konsultan tersebut merupakan Pihak lndependen yang memilikikualifkasi
untuk mengeriakan proyek yang bersifat khusus pemilihan konsultandilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.82
Lingkup implementasi GCG di BNI, sangat luas dan menyeluruh sehingga
dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan usaha, proftabilitas, nilai tambah
untuk seluruh stakeholders, serta meningkatkan kemampuan agar keberlangsungan
usaha jangka panjang dapat dicapai. Oleh scbab itu prinsip-prinsip GCG harus di
implementasikan dalam koridor pelaksanaan visi dan misi BNI.83
Budaya Kerja BNI “Prinsip 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI, terdiridari
4 (Empat) Nilai Budaya Kerja sebagai berikut :
1.

Profesionalisme
81

file:///F:/Tata-Kelola-Perusahaan-Good-Corporate-Governance.htm Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang baik secara luas dan menyeluruh di BNI hlm.2. diakses 11 Mei 2012.
82
Wawancara dengan Tetty, Pengawal Internal BNI Pemuda pada tanggal 04 Mei, pukul
18.30 Wib
83
file:///F:/Tata-Kelola-Perusahaan-Good-Corporate-Governance.htmPenerapan Tata Kelola
yangbaik secara luas dan menyeluruh di BNI hlm. Diakses 11 Mei 2012

Universitas Sumatera Utara

78

2.

Integritas

3.

Orientasi pelanggan

4.

Perbaikan tiada henti

Sedangkan 6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI berikut ini:
1. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
2. Jujur, Tulus dan Ikhlas
3. Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
4. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
5. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan

4 (Empat) NILAI BUDAYA

6 (Enam) NILAI PERILAKU

KERJA BNI

UTAMA INSAN BNI

Profesionalisme

Meningkatkan Kompetensi dan

(professionalism)

Memberikan Hasil Terbaik

Integritas

1. Jujur, Tulus dan Ikhlas

(integrity)

2. Disiplin, Konsisten dan
Bertanggung jawab

Orientasi Pelanggan

Memberikan Layanan Terbaik Melalui

(Customer Orientation)

Kemitraan yang Sinergis

Perbaikan Tiada Henti

a. Senantiasa Melakukan

(Continuous Improvement)

Penyempurnaan
b. Kreatif dan Inovatif 84

84

http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/budayaperusahaan.aspx, Diakses 18 Mei 2012

Universitas Sumatera Utara

79

B. Good Corporate GovernanceDalam Pelaksanaannya
Sebagai institusi yang bergerak di bidang perbankan, BNI dalam
melaksanakan implementasi GCG, berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tentang PelaksanaanGood Corporate Governance. Bagi Bank
Umum yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/ 14/PBI/2006
tentang Perubahan Atas PeraturanBank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Beberapa yang terkait
dengan Visi, Misi, dan lainnya sebagai berikut:85
a)

Visi BNI
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan
dalam Layanan dan Kinerja, Sedangkan Pernyataan Visi Menjadi Bank
kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif
kepada segmen pasar korporasi, komersial dan consumer.

b) Misi BNI
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh
nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)
2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan
berprestasi.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.

85

http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/budayaperusahaan.aspx, terakhir diakses 18 Mei

2012

Universitas Sumatera Utara

80

5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.86
c)

Values
Kenyamanan dan Kepuasan

d) Huruf BNI
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan
kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf tersebut
dibuat secarakhusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan unik.
Corporate Governance proses struktur yang digunakan untuk mengarahkan
dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangkameningkatkan
kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama mewujudkan
nilai

pemegang

saham

dalam

jangka

panjang

dengan

tetap

memperhatikankepentingan stakeholders yang lain.87
Dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank

Indonesia {PBL) Nomor

8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan PBI No 8/14/PBI/2006, dianggap perlu diatur
ketentuan pelaksanannya dalam SE BI perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum untuk mempermudah penerapannya oleh Bank.
Pokok-pokok penjelasan dalam SE BI ini :
a. Memperjelas difinisi independen atau independensi bagi Komisaris Independen
dan Pihak Independen termasuk Presiden Direktur.

86

http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/visimisi.aspx, terakhir diakses 18 Mei 2012
.
Diakses
http://www.scribd.com/doc/23185429/Thesis-Good-Corporate-Governance
tanggal 16 Mei 2012
87

Universitas Sumatera Utara

81

b. Memperjelas tata cara melakukan self assessment pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG).
c. Memperjelas aspek-aspek yang perlu diungkap dalam Laporan PelaksanaanGCG.
Persyaratan

yang

ditetapkan

agar

seseorang

dapat

menjadi

KomisarisIndependen, Pihak Independen dan Presidcn Direktursebagaiberikut:
a. Seseorang dapat menjadi Komisaris Independen/Pihak Independen apabila
tidak memiliki:
1.

Hubungan keuangan, yakni apabila memperoleh penghasilan, bantuan
kcuangan atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau
Direksi (pengurus). Bank, dari perusahaan - yang PSP nya pengurus
Bank, dan dari Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank.

2.

Hubungan kepengurusan, yakni apabila menjadi pengurus pada
perusahaan dimana Dewan Komisaris Bank lainnya menjadi pengurus,
menjadi pengurus pada perusahaan yang PSP nya pengurus bank, dan
menjadi pengurus atau Pejabat Eksekutif pada perusahaan PSP Bank.

3.

Hubungan kepemilikan saham yakni apabila menjadi pemegang saham
pada perusahaan yang PSP nya adalah pengurus dan/atau PSPBank,
dan/atau menjadi pemegang saham pada perusahaan PSP Bank.

4.

Hubungan dengan Bank apabila:
a) Memiliki saham Bank lebih dari 5% (lima perseratus) dari modal
disetor Bank;

Universitas Sumatera Utara

82

b) Menerima/member penghasilan, bantuan keuangan atau pinjaman
dari/kepada Bank yang menyebabkan pihak yang memberibantuan,
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak yangmenerima
bantuan, seperti pihak terafiliasi dan/atau pihak yang

melakukan

transaksi keuangan dengan bank (debitur inti dan deposaninti).
b. Seseorang dapat menjadi Presiden Direktur apabila tidak memiliki:
1) Hubungan keuangan, yakni apabila menerima penghasilan, bantuan
keuangan atau pinjaman dari PSP Bank;
2) Hubungan kepengurusan, yakni apabila menjadi pengurus dan Pejabat
Eksekutif pada perusahaan PSP Bank; dan
3) Hubungan kepemilikan, yakni apabila menjadi pemegang saham pada
perusahaan PSP Bank, dan/atau pemegang saham Bank bersama PSP
Bank, kecuali kepemilikan yang berasal dari management sharesoption
program (MSOP) Bank yang besarnya tidak lebih dari 5% (lima
perseratus) dari modal disetor Bank.
c. Dalam penjelasan diatas, yang dimaksud PSP adalah pemegang saham Bank
sampai dengan pengendali akhir (ultimate shareholders) Bank.
Komisaris perwakilan PSP yang telah berakhir masa jabatannya danakan
menjadi Komisaris Independen harus melalui fit and proper test terlebih dahulu?
Mengingat persyaratan untuk menjadi Komisaris Independen lebih lengkap, maka
mantan Komisaris yang akan menjadi Komisaris Independen harus melalui fit and
proper test administrasi, yakni:

Universitas Sumatera Utara

83

a. Mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia dcngan dilampiri surat
pernyataan independen.
b. Dilakukan penelitian terhadap independensi yang bersangkutan, yang
meliputi hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dengan
anggota Dewan komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali
serta hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannyauntuk
bertindak independen.
c. Tidak tercatat dalam track record pada Bank Indonesia.
Terkait dengan Pasal 20 yang menyatakan bahwa Presiden Direktur wajib
berasal dari pihak yang independen terhadap PSP, apakah seorang Presiden Direktur
yang memiliki saham Bank dikatagorikan sebagai PSPBank? Jika yang bersangkutan
sebagai pihak pengendali, apakah yang bersangkutan dapat memennhi persyaratan
sebagai Presiden Direktur.Sesuai Pasal 1 angka 4 PBI tentang Penilaian kemampuan
dan Kepatutan (Fit and Proper Test), bahwa seseorang yang dinyatakan sebagai
PSP,tidak hanya yang memiliki saham 25% atau lebih tetapi juga memiliki saham
kurang dari 25% namun dapat dibuktikan melakukan pengendalikan.
Sesuai Pasal 2 ayat (2) PBI diatas, dinyatakan bahwa yang termasuk sebagai
pengendali Bank adalah orang perseorangan, bahan hukum atau kelompok usaha
yang melakukan pengendalian terhadap Bank,termasuk namun tidak terbatas pada
PSP, Pengurus dan Pejabat Eksekutif. Dengan memperhatikan kedua butir diatas,
apabila Presiden Direktur memiliki saham Bank maka yang besangkutan tergolong
sebagai pengendali Bank atau menjadi PSP Bank, sehingga tidak dapat menjadi

Universitas Sumatera Utara

84

Presiden Direktur. Namun untuk azas fairness, kepemilikan saham yang berasal dari
management shares option program (MSOP) Bank dengan kepemilikan saham Bank
tidak lebih dan 5% (lima perseratus) dapat dikecualikan sebagai kepemilikan saham
dimaksud.Penerapan masa tunggu (cooling of) bagi Komisaris Independen danPihak
lndependen?
Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan tugas fungsi
pengawasan, tidak dapat menjadi Komisaris Independen/Pihak Independen pada
Bank yang sama, apabila aktifitas di fungsi pengawasan kurang dari 1 (satu)
tahun/kurang dari 6 (enam) bulan.
Hal-hal apa yang diperlukan, apabila Dewan Komisaris bank memutuskan
menyelanggarakan rapat dengan menggunakan teknologi telekonferensi?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan rapat dengan
menggunakan teknologi telekonferensi:
a.

Dasar keputusan penyelenggaraan rapat, misalnya ketentuan intern Bank dan
risalah rapat;

b.

Bukti rekaman penyelenggaraan rapat; dan

c.

Risalah rapat yang telah ditandatangani oleh seluruh peserta yang hadir.
Pihak Independen anggota Komite dapat merangkap jabatan, Pihak

independen anggota Komite dapat merangkap jabatan pada bank syang sama, Bank
lain dan/atau perusahaan lain, sepanjang yang bersangkutan memenuhi: seluruh
kompetensi yang disyaratkan, kriteria independensi.

Universitas Sumatera Utara

85

Perbankan korporasi meningkatkan penyaluran pinjaman sebesar 23% dan
berpartisipasi pada pinjaman sindikasi skala besar diberbagai proyek inrastruktur
dan bisnis. Perbankan konsumen tumbuh mengesankan, yang ditunjang peningkatan
pesat bisnis KPR dan kartu kredit. Peluncuran produk-produk baru pada perbankan
komersial telah meningkatkan penyaluran pinjaman sebesar 25,8%. Berbagai
pencapaian ini menunjukkan pola yangselaras dengan strategi bisnis BNI,Sebagai
bagian business model yang baru, BNI menerapkan business model berbasis kinerja
untuk meningkatkan produktivitas. Dalam proses ini, dan mulai melakukan
desentralisasi kewenangan untuk beberapa aspek pengambilan keputusan manajemen
tertentu di tingkat sentra kredit menengah. Divisi Teknologi Informasi bekerja keras
menambah 442 unit ATM barupada 2008, atau meningkat 18% dibanding 2007,
meluncurkan layananan baru, serta memperluas jaringan merchant. Langkah-langkah
ini adalah penjabaran dari strategi meningkatkanpendapatan yang berulangdan
peningkatan produktivita GCG.
Keberhasilan BNI lainnya adalah kemajuan pada praktik-praktik tata kelola
perusahaan yang baik.Pada tahun lalu BNI menduduki peringkat pertama untuk
kategori BUMN terbuka sektor keuangan pada Annual Report Award 2007 yang
diselenggarakan oleh Kementerian BUMN. Penghargaan ini merupakan bukti
kepercayaan otoritas keuangan dan industi keuangan Indonesia atas komitmen kami
terhadap praktik tata kelola perusahaan yang baik. Walaupun kami merasa bangga
atas penghargaan ini,

namun hal ini tidak mengendurkan upaya untuk

mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan GCG di BNI pada 2008, karena

Universitas Sumatera Utara

86

praktik GCG telah dijalankan dan berfungsi baik selama terjadi turbulensi ekonomi
pada paruh kedua 2008.
Proftabilitas, nilai tambah untuk seluruh stakeholders , serta meningkatkan
kemampuan agar keberlangsungan usahajangka panjang dapat dicapai. Oleh sebab itu
prp-prinsip GCG harus diimplementasikan dalam koridor pelaksanaan visi dan misi
BNI. Implementasi GCG merupakan upaya membangun budaya suatuperusahaan
menjadi budaya baru yaitu budaya yang menerapkan Transparansi, Akuntabilitas,
Respansibilitas, Independensi, dan Fairness. Dalam hal ini, pembaharuan atau
penyempurnaan terusmenerus implementasi GCG pada suatu perusahaan merupakan
suatu keharusan. BNI yang sudah membangun sistem GCG kurang lebih sejak tahun
2001, mau tidak mau harus menyesuaikan sistem yang adadengan kondisi eksternal
dan internal yang selalu berubah.

Universitas Sumatera Utara

87

BAB IV
KENDALA PADA PELAKSANAAN DOKTRIN FIDUCIARY DUTY
PIMPINAN/CEO KANTOR BNI WILAYAH PEMUDA MEDANDALAM
MEMILIH LANGSUNG PEGAWAI
A. Doktrin Fiduciary Duty Pimpinan/CEO BNI Wilayah Pemuda
Teori fiduciary duty adalah suatu kewajiban yang ditetapkan undang-undang
bagi seseorang yang memanfaatkan seseorang lain, dimana kepentingan pribadi
seseorang yang diurus oleh pribadi lainnya, yang sifatnya hanya hubungan atasanbawahan sesaat. Orang yang mempunyai kewajiban ini harus melaksanakannya
berdasarkan suatu standar dari kewajiban (standard of duty) yang paling tinggi sesuai
dengan yang dinyatakan oleh hukum.Sedangkanfiduciary ini adalah seseorang yang
memegang peran sebagai suatu wakil (trustee) atau suatu peran yang disamakan
dengan sesuatu yang berperan sebagaiwakil, dalam hal ini peran tersebut didasarkani
kepercayaan dan kerahasiaan (trust andconfidence) yang dalam peran ini meliputi,
ketelitian

(scrupulous),

itikad

baik

(good

faith),

dan

keterusterangan

(candor).Fiduciary ini termasuk hubungan seperti atau pengelola, pengawas, wakil
atau wali, dan pelindung (guardian). Termasuk jugadi dalamnya seorang lawyer yang
mempunyai hubungan fiduciary dengan client-nya.88
Menurut Charles O Kelley,Jr, dari sisi perseroan, fiduciary memiliki fungsi
sebagai berikut :

88

Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, hal. 625

87

Universitas Sumatera Utara

88

“In the corporate setting, fiduciary has two quite different functions. First, it
instruct director to be absolutely fiar and candidin pursuing personal interests.
Thus, the duty of loyality makeit wrongful for the directors to unfairly compete
with her corporation or to unfairly divertcorporate resources and opportunities
to her personal use . Second fiduciary duty thedescribe bounds of acceptable
conduct for directors in carrying out their individual and collective duty to
manage the corporation. In both of these functions, fiduciary duty raises a core
issue how to optimacally reduce the possibility that the directors will favour
personal interest over the corporation ’s interests.”
1.

Penerapan Good Corporate Governance pada karakter Berani Tidak
Populer
Kepemimpinan adalah gabungan antara starategi dan karakter.Tetapi apabila

harus memilih salah satu, maka pilihlah yang kedua.”(Jenderal H.Norman Schwas
kopi Panglima Operasi Badai gurun dalam Perang Teluk Pertama), Karakter
memegang peranan penting dalam kepemimpinan. Edgar Puryear, dalam bukunya
yang berjudul “American Generalship” ‘Character'is everything: The Art of
Command”. Puryear mengambil contoh Jenderal George Mc Clellan, lulusan terbaik
Akademi militer AS pada 1846.Kala itu, presiden Abraham Lincoln mengangkat Mc
Clellan menjadi panglima pertahanan ibukota dengan pangkat mayor Jenderal ketika
terjadi perang saudara.Tetapi pasukan yang dipimpinMcClellan kalah, bahkan
Pasukan Konfederasi malah sempat membakar gedung putih yang saat itu sedang
dibangun. Mc Clellan pandai secara akademis, tetapi seperti kataPuryear, McClellan
tak memiliki karakter. Puryear benar, pemimpin harus memilikikarakter yang
kuat.Tidak sekedar ingin disenangi oleh bawahan, hanya ingin menjaga stabilitas
yang sudah ada meskipun itu tidak baik untuk kemajuan perusahaan. Orang yang
berkarakter adalah orang yang berani tidak populer, Berani membela kebenaran yang

Universitas Sumatera Utara

89

telah diyakini, tidak bimbang, walau ditentang banyak orang , harus berpikir kedepan.
Bukan hanya diri, keluarga, dan koleganya yang dipikirkan, tetapi juga peduli dengan
nasib orang lain, terutama orang -orang yang dipimpinnya dan yang paling penting
demi kemajuan perusahaan yang dipimpinnya.
BNI butuh pemimpin yang berani tidak populer di semua level
kepemimpinan. Ibarat perang, saat ini berperang untuk menjadi The Bank ofchoice,
maka dibutuhkan pemimpin yang berkarakter, pemimpin yang berani tidak populer
disemua level, butuh gaya “cerewet dan marah- marah” diwilayah semua pemimpin.
Good corporate governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem
ekonomi pasar, berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang
melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG
mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif Oleh
karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat
penting

untuk

menunjang

pertumbuhan

dan

stabilitas

ekonomi

yang

berkesinambungan.Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya
pemerintah dalam menegakkan good governance pada umumnya diIndonesia. Saat
ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good governance dalam
birokrasinya dalam rangka menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa. 89

89

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006 ini merupakan
penyempurnaan dari Pedoman Umum GCG Indonesia tahun 2001. Komite Nasional Kebijakan
Governance Gedung Bursa Efek Jakarta Tower I-Lt. 2 Website : www.governance-indonesia.oridSambutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

Universitas Sumatera Utara

90

Menurut Paul Kugman runtuhnya perekonomian Indonesia juga disebabkan
karenatidak adanya Good Corporate Governance didalam pengelolaan perusahaan,
kajian Booz-Allen dan hamilton tahun 1998menunjjukkan bahwa indeks Good
Corporate Governancedi indonesia adalah yang paling rendah di asia timur yaitu
(2,88)%, dibandingkan Malaysia (7,72), Thailand (4,89), singapura (8,93), dan
Jepang(9,17). Perhitungan Indeks adalah 0untuk kondisi paling buruk dan indeks 104
untuk kondisi paling buruk.90
Penerapan good corporate governance (GCG) dapat didorong dari dua sisi,
yaitu etika dan peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran
individu- individupelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutaman
kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders, dan menghindari caracara menciptakan keuntungan sesaat. Di sisi lain, dorongan dari peraturan (regulatory
driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kedua pendekatan ini memiliki kekuatan dan kelemahannya masingmasing dan seyogyanya saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis
yang sehat.91
Prinsip-prinsip good corporate governance selalu mengalami evolusi
dalam\perkembangan dunia bisnis. Kebutuhan akan prinsip-prinsip good corporate
governance berawal dan kebangkitan beberapa perusahaan-perusahaan besar di dunia

90

Good Corporate Governance, Djalil A sofyan, disampaikan pada seminar Corporate
Governance di Universitas Sumatera Utara pada tanggal 26 Juni 2000, hal. 3
91
Sambutan Ketua Komite Nasional Kebyakan Governance, Mas Aehmad Daniri, Jakarta, 17
Oktober 2006, hal.1

Universitas Sumatera Utara

91

dikarenakan tidak diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
Adanya praktek korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) sebagai wujud tata kelola
perusahaan yang buruk mengakibatkan terjadinya kompetisi bisnis yang tidak sehat.
Aktivitas bisnis yang baik merupakan indikator dari pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Tujuan umum dari penelitian ini adalah meneliti implementasi prinsip-prinsip
good corporate governance di BNI Wilayah Pemuda Medan sebagai BUMN
perbankan. Selain itu juga bermaksud untuk mengetahui apakah terdapat kendala
dalam implementasi prinsip-prinsip good corporate governance dan berusaha
mencari solusi yang terbaik.
Menunjuk Peraturan Bank Indonesia nomor 8/ 14/PBI/2006 tentang
“Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum” dan Surat Edaran Bank Indonesia
nomor 9/ 12/DPNP, tanggal 30 Mei 2007, perihal “Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum”, maka kami manajemen BNI (Persero, Tbk) Kantor
Wilayah Pemuda Medan dengan ini menyampaikan Laporan Penerapan Tata Kelola
Pemsahaan Yang Baik (Good CorporateGovernance) periode tahun 2010 sesuai
dengan pedoman yang terkandungdidalanmya.
BNI yang sudah membangun sistem GCG kurang lebih sejak tahun 2001, mau
tidak mau harus menyesuaikan sistem yang ada dengan kondisi eksteral dan internal
yang selalu berubah. Secara terus menerus kebijakan GCG di BNI ditinjau dan
disesuaikan agar materi kebijakan tetap sejalan dengan perkembangan kebijakan
peraturan dan kondisi saat

Penyempurnaan GCG tidak dapat dikatakan sebagai

Universitas Sumatera Utara

92

sesuatu tindakan yang mudah karena terkait dengan penyempurnaan kultur suatu
perusahaan yang tentusaja berkaitan erat dengan perubahan perilaku personalpersonal yang menjalankan perusahaan tersebut. Namun jika semua pihak menyadari
bahwa penyempurnaan GCG akan membawa dampak positif, maka upaya
penyempurnaan tidak akan berhenti.92
BNI juga menggunakan konsultan untuk proyek yang bersifat

khusus

misalnya terkait dengan pengembangan produk atau SDM dan didasarkan pada
kontrak yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung jawab jangka waktu pekerjaan,
dan biaya. Konsultan tersebut merupakan Pihak Independen yang memiliki
kualifikasi untuk mengerjakan proyek yang bersifat khusus. Pemilihan konsultan
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.93
Lingkup implementasi GCG di BNI, sangat luas dan menyeluruh sehingga
dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan usaha, proftabilitas, nilai tambah
untuk seluruh stakeholders, serta meningkatkan kemampuan agar keberlangsungan
usaha jangka panjang dapat dicapai. Oleh sebab itu prinsip-prinsip GCG harus
diimplementasikan dalam koridor pelaksanaan visi dan misi BNI.94
B. Pengembangan Kompetensi Pegawai
Untuk mencapai kinerja unggul, BNI meyakini bahwa pegawai adalah aset
utama yang harus dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk itu BNI
92

http://Tata-Kelola-Perusahaan-Good-Corporate-Governance.htmPenerapan Tata Kelola
Perusahaanyang baik secara luas dan menyeluruh di BNI, hlm.2.diakses 11 Mei 2012.
93
Wawancara dengan Tetty, Pengawas Internal BNI Pemuda pada tanggal 04 Mei, pukul
18.30 Wib
94
Penerapan
Tata
http://Tata-Kelola-Perusahaan-Good-Corporate-Governance.htm
KelolaPerusahaan yang baik secara luas dan menyeluruh di BNI,hlm.1.diakses 11 Mei 2012

Universitas Sumatera Utara

93

memberi perhatian khusus terhadap upaya pengembangan kompetensi pegawai yang
fokus, terarah dan berkelanjutan.Sejalan dengan kebijakan Manajemen SDM BNI
yang berbasis kompetensi, maka kompetensi memilikiporsi perhatian yang
dominan.Pola-pola pengembangan pegawai dilakukan berdasarkan hasil gap
analysis.Untuk hal ini, telah dilakukan beberapa inisiatif sebagai berikut:95
1. Kinerja karyawan diukur berdasarkan KPI (key performance indicator) dalam
halhasil dan kompetensi. Bagian Sumber Daya Manusia (HRD) terus menerus
memonitor dan ulasan KPI untuk memastikan terpenuhinya persyaratan Bank.
2. Remunerasi, pihak manajemen BNI memiliki komitmen untuk memastikan bahwa
skala gaji karyawan tetap sangat kompetitif di pasar dalam rangka untuk menarik
dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan
mengelola produktifitas. Sebagai bagian dari komitmen ini, BNI telah melakukan
review terhadap sistem remunerasi berbasis kinerja dengan mempertimbangkan
kepentingan relatif dari pekerjaan yang dilakukan, dan kemudian mengujinya
dengan

syarat-syarat

standar

internasional

yang

telah

terbukti,

serta

pelaksanaannya variabel sistem pembayaran atas dasar prestasi dan pencapaian
karyawan, membentuk bagian integral dari strategi remunerasi.
3. Kompetensi Karyawan, BNI meyakini bahwa karyawan adalah aset utama yang
harus dipelihara dan dipertahankan ditingkatkan kualitasnya dalam rangka
mencapai tujuannya keunggulan kinerja. Oleh karena itu, BNI menempatkan

95

Laporan Tahunan BNI 2006, Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance, 2006,

hal. 40-43

Universitas Sumatera Utara

94

penekanan pada fokus terarah dan upaya terus mengembangkan kompetensi
karyawan. Dominan fokus pada kompetensi ini sejalan dengan kebijakan
manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi di BNI. Pengembangan
karyawan dilakukan berdasarkan hasil analisis GAP.
C. Sumber Daya Manusia
Dalam rangka menciptakan hubungan industrial yang harmonis dinamis dan
berkeadilan yang mendukung peningkatan produktivitas kerja dan kesejahteraan
pegawai, Manajemen mengadakan kerjasama sena menjalin kemitraan dengan Serikat
Pekerja BNI(SP BNI). Dalam kaitan ini, SP BNI tidak hanya menuntut kesejahteraan,
tetapi juga ikutserta memikirkan upayapeningkatan kinerja dan produktivitas
pegawai. Sebagai wujud dari kemitraan tersebut di atas, telah pula dilakukan
pertemuan-pertemuan dengan melibatkan SP BNI baik secara rutin maupun insidentil
guna membahas kebijakan di bidang kepegawaian dan permasalahan hubungan
industrial. Salah satu bentuk kemitraan yang telah dilaksanakan pertemuan LKS
Bipartit dan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2008 yang telahdisepakati
dan ditandatangani oleh Manajemen dan Serikat Pekerja untuk yang keempat kalinya
sejak tahun 2001.
Dalam Peraturan Bank Indonesia tersebut ditegaskan bahwa pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG minimal harus diwujudkan dalam: 96
1. Efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi;
96

http://Tata-Kelola-Perusahaan-Good-Corporate-Governance.htmPenerapan
KelolaPerusahaan yang baik secara luas dan menyeluruh di BNI, hlm.1.diakses 11 Mei 2012

Tata

Universitas Sumatera Utara

95

2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite
3. Penanganan benturan kepentingan;
4. Penerapan fungsi kepatuhan Bank
5. Pelaksanaan tugas fungsi Audit intern
6. Penerapan fungsi audit ekstern
7. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern
8. Penyediaan dana kepada pihak terkait(related party) Dan penyediaan dana
besar (large exposure);
9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.
BNI telah berkomitmen untuk melaksanakanTata Kelola Perusahaan atau
Good Corporate Governance (GCG) dalam seluruh kegiatan operasionalnya.
Komitmen tersebut diwujudkan dengan penandatangananpernyataan Komitmen
melaksanakan GCG oleh seluruh Direksi dan Pemimpin Divisi padasaat penutupan
Rapat Kerja di akhir tahun2006 dan komitmen tersebut akan diperbaharui setiap
tahun.
Agar prinsip-prinsip GCG menjangkaudan dilaksanakan oleh segenap
pegawai, telah dilakukan program sosialisasi GCGdi beberapa Kantor Wilayah.
Selanjutnya, sosialisasi prinsip-prinsip GCG akan dilakukan melalui metode eLearning

agar

dapatmenjangkau

seluruh

pegawai

secara

lebihefektif

dan

efisien.Selama tahun 2006, BNI telah berpartisipasi secara aktif dalam memberikan
masukan kepada regulator untuk menyempurnakan peraturan-peraturan yang terkait

Universitas Sumatera Utara

96

dengan GCG, antara lain dengan Bank Indonesia, Bursa Efek Surabaya dan
Kementerian BUMN.97
BNI senantiasa mengikuti dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku terkait dengan prinsip GCG.Di tahun 2006 lalu, BNI telah melakukan self
assessment penerapan GCG sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG pada Bank Umum yang telah diubah
dengan PBI No.8/14/PBI/2006. Kelemahan yang ditemukan sebagai hasil dari self
assesment

tersebut

akan

menjadiprioritas

bagi

upaya

perbaikan

secara

berkesinambungan di masa mendatang.
D. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance serta Pelaporan Internal
Arah strategis bank BNI menuntut dilakukannya upaya terpadu di setiap
tingkat organisasi Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendorong tercapainya
tujuan akhir yaitu pemenuhan kepuasan nasabah. Disini, Divisi SDM antara lain
diharapkan mampu berperan dalam mengubah paradigina operasional BNI menjadi
suatu lingkungan yangberporos pada kepuasan nasabah (CustomerCentric).Untuk itu,
Divisi SDM bersama dengan divisi terkait lainnya telah mengembangkan rencana
Cctak Biru SDM untuk menumbuhkan dan memperkokoh nilai-nilai budaya unggul
PRINSIP yaitu Profesionalisme, Integritas, Orientasi pada Nasabah, dan Perbaikan
Tanpa Henti, diantara karyawan BNI.

97

Laporan Tahunan BNI 2006, Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance, 2006,

hal. 34-35

Universitas Sumatera Utara

97

Upaya manajemen BNI untuk meraih kinerja unggul serta kualitas layanan
yang prima ditujukan untuk meningkatkan nilai bagi nasabah dan stakeholder lain.
Hal ini membutuhkan implementasi strategi SDM yang presisi, penciptaan sistem dan
lingkungan pendukung yang selaras, serta budaya kerja yang mengedepankan
semangat kebersamaan,ketcrbukaan, profesionalisme, dan akuntabilitas.Implementasi
cetak biru SDM dilakukan melalui upaya-upaya secara terarah di 8 bidang.
Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program-program tersebut sepanjang tahun
2008 terlihat meningkat berkat adanya kesadaran di antara personil Divisi SDM
terhadap arah strategi pertumbuhan BNI yang baru, dan peningkatan lebih lanjut terus
diupayakan pada bidang seperti di bawah ini :98
1.

Perencanaan SDM
Pada tahun 2008, Divisi SDM telah mengembangkan perencanaan SDM yang

rinci meliputi proses identifikasi supply-demand pegawai dari sisi jumlah maupun
kompetensi, desain program-program pengembangan kompetensi, serta perencanaan
sukses untuk menjamin ketersediaan pegawai secara berkesinambungan.Perencanaan
SDM disusun sebagai bagian terpadu dari rencanakerja dan target kinerja BNI,
sehingga Divisi SDM dapat lebih berkontribusi pada pencapaian target peningkatan
kinerja BNI.
2. Rekrutmen

98

Tata Kelola Perusahaan BNI, Coorporate Governace - Code
http://www.bni.co.id/en-us/investorrelations/corporategovernance/codeofconduct.aspx,
diakses 12 Juni 2013

of

Conduct,
terakhir

Universitas Sumatera Utara

98

Rekrutmen pegawai dilakukan secara internal melalui penempatan tugas
pegawai (jobposting) maupun rekrutmen dari sumber eksternal. Rekrutmen internal
diselenggarakan melalui Offcer Development Program (ODP), sedangkan rekrutmen
eksternal dilakukan melalui seleksi lulusan baru (fresh graduates) maupun rekrutmen
tenaga profesional. MelaluiEarly Recruitment Program (ERP), BNI menjalin kerja
samadengan berbagai universitas terkemuka dalam bentuk penyediaan beasiswa dan
pelatihan kerja untuk mahasiswa yang direkrut sebagai persiapan mengisi posisi Bank
Offcer di BNI.
3.

Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja BNI diukur berdasarkan tiga skala pengukuran untuk

konsistensi hasil-hasil yang dicapai dalam jangka panjang:
a.

Pengelolaan kinerja BNI diukur berdasarkan target keuangan dan operasional

b.

Pengelolaan

kinerja

Unit

Kerja

diukur

melalui

perangkat

PerformanceMeasurementSystem (PMS) sebagai metoda Unit Scorecard.
Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu tugas yang palingpenting bagi
setiap manajer. Penilaian dipusatkan pada karakteristikindividual seseorang, seperti
intelegensia, kemampuan mengambil keputusan, kreativitas, dan kemampuan bergaul
dengan orang-orang lain. Penilaian prestasi pegawai adalah suatu proses penilaian
prestasi kerja pegawai yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematika
berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Pada suatu perusahaan yang
menilai prestasi kerja pegawai yaitu atasan pegawai langsung danatasan tak langsung.
Disamping itu pula, kepala bagian personalia berhakpula memberikan penilaian

Universitas Sumatera Utara

99

prestasi terhadap semua pegawainya sesuaidengan data yang ada dibagian
personalia.99
Setelah proses perekrutan karyawan, seleksi, dan diangkat, selanjutnya tugas
manajemen sumber daya manusia adalah mengembangkan keterampilan karyawan
agar lebih sesuai dengan pekerjaan dan sasaran organisasi. Pengembangan meliputi
baik pelatihan untuk meningkatkan keterampilandalam melaksanakan pekerjaan
tertentu maupun pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan umum dan
pemahaman atas keseluruhan lingkungan perusahaan.
E. Corporate Governance sebagai Struktur
Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan urusan perusahaan dalam rangka
meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.100
Dengan

telah

dikeluarkannya

Peraturan

Bank

Indonesia

(PBI)

Nomor8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 8/14/PBI/2006, dianggap perlu
diatur ketentuan pelaksanannya dalam SE BI perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum untuk mempermudah penerapannya olen Bank.

99

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2007, hal. 69
100
http://www.scrib.com/doc/23185429/Thesis-Good-Corporate-Govemance. terakhir Diakses
tanggal 16 Mei 2012

Universitas Sumatera Utara

100

Pokok-pokok penjelasan dalam SE BI ini:
a. Memperjelas difinisi independen atau independensi bagi Komisaris
Independen dan Pihak Independen termasuk Presiden Direktur.
b. Memperjelas rata cara melakukan self assessment pelaksanaan Good
Corpsorate Governance (GCG).
c. Memperjelas aspek-aspek yang perlu diungkap dalam Laporan Pelaksanaan
GCG.
Persyaratan yang ditetapkan agar seseorang dapat menjadi Komisaris
Independen, Pihak Independen dan Presiden Direktur :
a.

Seseorang dapat menjadi Komisaris Independen/Pihak Independen apabila tidak
memiliki:
1) Hubungan keuangan, yakni apabila memperoleh penghasilan, bantuan /
keuangan atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau
Direksi (pengurus) Bank, dari perusahaan yang PSP nya pengurus Bank, dan
dari Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank.
2) Hubungan kepengurusan, yakni apabila menjadi pengurus pada perusahaan
dimana Dewan Komisaris Bank lainnya menjadi pengurus, menjadi pengurus
pada perusahaan yang PSP nya pengurus Bank, dan menjadi pengurus atau
Pejabat Eksekutif pada perusahaan PSP Bank.
3) Hubungan kepemilikan saham yakni apabila menjadi pemegang saham pada
perusahaan yang PPSP nyan adalah pengurus dan/atau PSP Bank, dan/atau
menjadi pemegang saham pada perusahaan PSP Bank.

Universitas Sumatera Utara

101

b) menerima/memberi penghasilan, bantuan keuangan atau pinjaman dari/kepada
Bank yang menyebabkan pihak yang memberi bantuan, memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pihak yang menerima bantuan, seperti pihak terafiliasi
dan/atau pihak yang melakukan transaksi keuangan dengan bank (debitur inti dan
deposan inti).
b. Seseorang dapat menjadiPresiden Direktur apabila tidak memiliki
1) Hubungan keuangan, yakni apabila menerima penghasilan, bantuan keuangan
atau pinjaman dari PSP Bank;
2) Hubungan kepengurusan, yakni apabila menjadi pengurus dan Pejabat
eksekutif pada perusahaan PSP Bank; dan
3) Hubungan kepemilikan, yakni apabila menjadi pemegang saham pada
perusahaan PSP Bank, dan/atau pemegang saham Bank bersama PSP Bank,
kecuali kepemilikan yang berasal dari management shares option program
(MSOP) Bank yang besarnya tidak lebih dan 5% (lima perseratus) dari modal
disetor Bank.
c. Dalam penjelasan diatas, yang dimaksud PSP Bank adalah pemegang saham Bank
sampai dengan pengendali akhir (ultimate shareholders) Bank.
Komisaris perwakilan PSP yang telah berakhir masa jabatannya dan akan
menjadi Komisaris Independen harus melalui fit and proper test tersebih dahulu?
Mengingat persyaratan untuk menjadi Komisaris Independen lebih lengkap,maka
mantan Komisaris yang akan menjadir Komisaris Independen harus melalui fitand
proper test administrasi, yakni:

Universitas Sumatera Utara

102

a. Mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia dengan dilampiri surat
pernyataan independen.
b. Dilakukan penelitian terhadap independensi yang bersangkutan, yang meliputi
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dengan anggota Dcwan
komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali serta hubungan
dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
c. Tidak tercatat dalam track record pada Bank Indonesia.
Terkait dengan Pasal 20 yang mcnyatakan bahwa Presiden Direktur wajib
berasal dari pihak yang independen terhadap PSP, apakah seorang, Presiden Direktur
yang memiliki ‘saham Bank

dikatagorikan sebagai PSP Bank? Jika yang

bersangkutan sebagai pihak pengendali, apakah yang bersangkutan dapat memenuhi
persyaratan sebagai Presidcn Direktur.
Sesuai Pasal 1 angka 4 PBI tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
(Fitand Proper Test), bahwa seseorang yang dinyatakan sebagai PSP, tidak