SESI 3 01 YANI SOFYAN - Paparan Kemeristekdikti Workshop STP 2015

Program Pengembangan SP – TP
Kemenristek-Dikti
Workshop Nasional Pengembangan STP
Cibinong, 4 Februari 2015

RPJMN 2015-2019
4.2. Sasaran Bidang Iptek (Buku II hal 4-3 s/d 4-4).
Sasaran pembangunan Iptek adalah meningkatnya kapasitas iptek
yang dijabarkan sebagai berikut:
A. Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan
dan penerapan iptek yang mendukung: (1) daya saing sektor
produksi barang dan jasa; (2) keberlanjutan dan pemanfaatan
sumber daya hayati dan nirhayati; serta (3) penyiapan masyarakat
Indonesia menyongsong kehidupan global.
B. Meningkatnya dukungan bagi kegiatan iptek termasuk penyediaan
sumber daya manusia, sarana prasarana, kelembagaan, dan
jaringan.
C. Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota, dan Science
Park di setiap provinsi.

RPJMN 2015-2019

4.3.5 Dalam Rangka Pembangunan 100 Techno Park di Kabupaten/Kota dan Science
Park di Setiap Provinsi (Buku II hal 4-37)
Arah Kebijakan dan Startegi:
Pembangunan National-STP diarahkan berfungsi sebagai:
 Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;
 Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju;
 Pusat layanan teknologi maju ke masyarakat.
Pembangunan Taman Sains (SP) diarahkan berfungsi sebagai:
 Penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga
litbang pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi;
 Penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Tekno Park;
 Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
Pembangunan Taman Tekno (TP) diarahkan berfungsi sebagai:
 Pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan,
dan
pengolahan hasil (pasca panen), industri manufaktur, ekonomi kreatif, dan jasa-jasa
lainnya yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan
dalam skala ekonomi;
 Tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke
masyarakat luas.


RPJMN 2015-2019
Dengan arah kebijakan di atas, maka strategi untuk
sasarannya adalah sebagai berikut: (Buku II hal 4-38)

mencapai

 Untuk Tahun 2015, Kementerian Riset dan Teknologi mendapat tugas
membangun Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science and
Technology Park, N-STP) akan dilaksanakan melalui Revitalisasi Puspiptek
– Serpong;
 Untuk pembangunan taman tekno dan taman sains provinsi adalah
sebagai berikut:
1. Taman Sains (Science Park, SP) sebanyak 2 (dua) buah di Provinsi
Papua dan Provinsi Kalimantan Utara.
2. Taman Tekno (Techno Park, TP) sebanyak 4 (empat) buah di
Kota Palembang (ATP Palembang, Provinsi Sumatera Selatan),
Kabupaten Sragen (Sragen TP, Provinsi Jawa Tengah), Kota Solo
(Solo TP, Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Kaur (Provinsi
Bengkulu).


TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pelaksanaan Pengembangan N-STP Puspiptek
Serpong (Satker tersendiri), akan ditindaklanjuti
berdasarkan master-plan yang telah ada.
 Pelaksanaan Pengembangan Agro Tekno Park –
Palembang, akan dilakukan dengan terlebih dulu
mengkaji ulang masterplan yang ada, dan
kelayakan pengembangannya.
 Untuk 2 SP (Papua, Kaltara) dan 3 TP (Solo, Sragen
dan Kaur) dilakukan Quick Assessment.

Pelaksanaan Quick Assessment
No.

Lokasi

Waktu

1. SP di Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan 28 s/d 30 Januari

Utara

2015

2. SP di Universitas Cendrawasih, Papua

28 s/d 30 Januari
2015

3. TP di kota Sragen, Jawa Tengah

29 s/d 31 Januari
2015

4. TP di kota Solo, Jawa Tengah

29 s/d 31 Januari
2015

5. TP di Kabupaten Kaur, Bengkulu


28 s/d 30 Januari
2015

Universitas Borneo, Kaltara
No.

Indikator

1.

Inisiator Pendirian

2.
3.
4.
5.
6.

Kelembagaan Pengelola STP

Master Plan & Action Plan
Dukungan Pemda
Dukungan Lembaga Litbangyasa
Potensi Industri/Masyarakat

7.

8.
9.
10.
11.

Hasil Quick Assessment
Belum ada gagasan pendirian STP, namun dari
Advance Teknology Laboratory Universitas
Borneo mengusulkan pendirian Food Park

Belum Ada
Belum Ada
Belum Jelas, namun berpotensi

Sudah ada (Insiator lembaga litbang/PT)
Ada, namun perlu diidentifikasi lanjut.
Belum Ada, perlu disiapkan. SDM Dosen yang
SDM Pengelola
hanya 160 dengan 5500 mahasiswa, 7 Fakultas.
Telah ada lokasi potensi seluas 70 Ha, didaerah
Ketersediaan Lahan
Salim Batu, 1 jam dari Tarakan dengan Speed
Boat
Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Belum tersedia
Jarak dari lokasi ke
± 20 km dari Universitas borneo
airport/pelabuhan
Potensi Fokus Bidang
Pangan

Rekomendasi untuk Universitas Borneo, Kaltara
• Pertimbangan : affirmative action, daerah perbatasan dan potensi
percepatan pengembangan wilayah, maka pembangunan STP (SP)
sebagaimana yang ditetapkan oleh RPJMN 2015-2019, pada prinsipnya

dapat dilaksanakan dengan catatan, bahwa pembangunan STP (SP)
dilakukan bertahap, sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada di
wilayah tersebut.
• Perlu disinergikan rencana pembangunan STP (SP) dengan program lain
diwilayah tersebut (a.l. Pembangunan Pelabuhan Internasional dan
Kawasan Industri di Tanah Kuning, 80 km dari Tanjung Selor, ibukota
Kaltara).
• Untuk itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam, yang bermuara
pada penyusunan Master Plan dan Action Plan Pengembangan STP.
• Secara pararel perlu dilakukan sosialisasi tentang STP/SP/TP kepada
seluruh stakeholder di daerah, serta peningkatan kapasitas (Capacity
Building) stakeholders daerah, khususnya Pemerintah Daerah dan UBT.

Universitas Cendrawasih, Papua
No.

Indikator

1.


Inisiator Pendirian

2.
3.
4.
5.
6.

Kelembagaan Pengelola STP
Master Plan & Action Plan
Dukungan Pemda
Dukungan Lembaga Litbangyasa
Potensi Industri/Masyarakat

7.

SDM Pengelola

8.


Ketersediaan Lahan

9.
10.
11.

Ketersediaan Biaya Operasional Rutin
Jarak dari lokasi ke airport/pelabuhan
Potensi Fokus Bidang

Hasil Quick Assessment
Belum ada gagasan pendirian STP namun cikal
bakal pembentukan TP sudah ada (adanya
kerjasama Bappeda Papua dengan Uncen dalam
pengembangan inovasi.
Belum Ada
Belum Ada
Belum Jelas, namun berpotensi
Sudah ada (Calon Insiator lembaga PT)
Ada, namun perku diidentifikasi lanjut.

Belum Ada, potensi SDM di Inovasi ada, namun
masih individual.
Terdapat potensi lahan pemerintah untuk lokasi
TP.
Belum tersedia
± 30 km dari Universitas Papua
Pangan

Rekomendasi untuk Universitas Cendrawasih, Papua
• Sehubungan dengan pertimbangan : affirmative action, daerah
perbatasan dan potensi percepatan pengembangan wilayah, maka
pembangunan STP (SP) sebagaimana yang ditetapkan oleh RPJMN
2015-2019, pada prinsipnya dapat dilaksanakan dengan catatan,
bahwa pembangunan STP dilakukan bertahap, sesuai dengan potensi
dan kondisi yang ada di wilayah tersebut.
• Untuk Universitas Cendrawasih, mengingat saat ini adalah Universitas
yang berbasis Pendidikan (bukan universitas berbasis riset), maka
diusulkan pengembangan tahap awal diarahkan ke Pembentukkan
Techno Park (TP) dulu, baru kemudian ditingkatkan secara bertahap.
• Untuk itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam, yang bermuara
pada penyusunan Master Plan dan Action Plan Pengembangan STP.
• Secara pararel perlu dilakukan sosialisasi tentang STP/SP/TP kepada
seluruh stakeholder di daerah, serta peningkatan kapasitas (Capacity
Building) stakeholders daerah, khususnya Pemerintah Daerah dan
Uncen.

Kabupaten Kaur, Bengkulu
No.

Indikator

1.

Inisiator Pendirian

2.
3.
4.
5.

Kelembagaan Pengelola STP
Master Plan & Action Plan
Dukungan Pemda
Dukungan Lembaga Litbangyasa

6.
7.

8.
9.
10.
11.

Hasil Quick Assessment

Pemda Kabupaten Kaur, didukung oleh Universitas
Bengkulu (MoU Pemda dengan Universitas
Bengkulu-UNIB)

Belum Jelas, masih parsial dikelola SKPD
Sudah ada, perlu penyempurnaan.
Dukungan Penuh Pemda, sebagian Pusat
Sudah ada (UNIB)
Ada, dimulai dari Pengembangan SDM (industri
Potensi Industri/Masyarakat
rumah tangga) berbasis pertanian dan perkebunan.
SDM Pengelola
Masih mengandalkan SDM dari SKPD.
Kawasan Pondok Pusaka Technopark, memiliki luas
Ketersediaan Lahan
± 700 ha, bangunan dan fasilitas sudah berdiri.
Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Sudah tersedia, namun masih minim.
Transportasi udara di kota Bengkulu, berjarak ±220
Jarak dari lokasi ke
km dari lokasi. Pelabuhan laut Linau ±20 km dari
airport/pelabuhan
lokasi TP.
Potensi Fokus Bidang
Pangan

Rekomendasi untuk Kabupaten Kaur, Bengkulu
TP Pondok Pusaka di Kabupaten Kaur perlu didukung pemerintah pusat
guna mewujudkan TP yang mandiri dan berdaya saing. Dukungan yang
sangat dibutuhkan adalah:
• Penyempurnaan masterplan /roadmap pengembangan TP/STP secara
menyeluruh yang meliputi unsur hardware dan software.
• Percepatan pengembangan dan pembentukan kelembagaan pengelola
serta SDM pengelolanya.
• Percepatan pengembangan SDM teknis (technical assistant) dengan
mendatangkan tenaga pendamping teknis dan pelatihan teknisi atau
melalui pendirian politeknik di lokasi TP (Jangka Panjang)
• Percepatan penambahan fasilitas peralatan sesuai dengan kebutuhan
terkini .
• Dukungan program khususnya pengembangan start-up company
(industri).

Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
No.

1.

Inisiator Pendirian

2.
3.

Kelembagaan Pengelola STP
Master Plan & Action Plan

4.

Dukungan Pemda

5.

Dukungan Lembaga Litbangyasa

6.
7.

Potensi Industri/Masyarakat
SDM Pengelola

Hasil Quick Assessment
Technopark Ganesha Sukowati Sragen (TGSS)
didirikan Pemkab Sragen, diresmikan Presiden
SBY pada 30 Juni 2009. Saat ini hanya fokus di
diklat.
Saat ini dikelola UPTD (Dinas Tenaga Kerja).
Sudah ada, perlu penyempurnaan.
Awalnya ada, sekarang minim, hanya
mengandalkan program Pusat (diklat)
Sudah ada, namun masih lemah, yaitu oleh
Politeknik YAPENAS Sragen (Mesin, ICT, Akutansi).
Ada, berbasis pertanian dan perkebunan.
Saat ini, SDM dari Dinas Tenaga Kerja.

8.

Ketersediaan Lahan

Tersedia lahan ± 23 Ha.

9.

Ketersediaan Biaya Operasional Rutin

10.
11.

Indikator

Saat ini sangat minim (tidak tersedia).
Transportasi udara di Solo, ±35 km dari lokasi.
Jarak dari lokasi ke airport/pelabuhan
Pelabuhan laut adanya di Semarang, ± 115 km
Potensi Fokus Bidang
Pertanian & perkebunan (agroindustri)

Rekomendasi untuk Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
Secara umum, Technopark Ganesha Sukowati Sragen (TGSS) memilki fasilitas
prasarana yang memadai, terlebih lagi letaknya juga cukup strategis, yaitu di pusat
kota Sragen, dapat dikembangkan menjadi STP dengan catatan:
• Semua Stakeholders daerah (khususnya Pemerintahan Daerah) harus
mendukung, dan hal ini tercantum dalam RPJMD, maupun RPJPD.
• Saat ini, pengelolaan TGSS berada di bawah Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Oleh karena itu, Sragen Technopark lebih cenderung sebagai
lembaga diklat dan Balai Latihan Kerja/BLK, untuk itu revitalisasi kelembagaan
perlu dilakukan seperti dengan membentuk badan pengelola independen,
yang memfasilitasi kepentingan lintas sektoral dan mengikutsertakan
keterlibatan/dukungan
lembaga
dan
stakeholder
terkait
(SKPD/kementerian/lembaga) serta perguruan tinggi.
• Perlunya prioritas pengembangan TGSS berdasarkan sektor unggulan yang
menunjang sektor perekonomian Kabupaten Sragen, dimana sektor unggulan
adalah sektor pertanian dan perkebunan. Karena itu, pengembangan TGSS
selain ke industri/teknik, hendaknya juga diarahkan untuk mendukung
peningkatan produktivitas hasil petaninan dan agro industri.
• Perlu penyempurnaan masterplan/roadmap pengembangan STP yang ada.

Kota Solo, Jawa Tengah
No.

1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Indikator

Hasil Quick Assessment
Solo Techno Park (STP) didirikan tahun 2007, oleh
Pemkot Solo didukungan ATMI Solo, dan
tercantum dalam RJPMD 2010-2014, terbagi
Inisiator Pendirian
dalam 3 zona pengembangan, yaitu zona
1.pelatihan/inkubasi, zona 2. R&D dan zona 3.
Industry dan perdagangan.
Kelembagaan Pengelola STP
Saat ini BLU Daerah.
Master Plan & Action Plan
Sudah ada.
Dukungan Pemda
Tersedia.
Dukungan Lembaga Litbangyasa
Sudah ada, namun masih terbatas ATMI Solo
Potensi Industri/Masyarakat
Ada, berbasis ICT, Manufactur, dll.
SDM Pengelola
Saat ini, profesional melalui fit proper test.
Tersedia lahan ± 9 Ha, dengan tambahan lokasi
Ketersediaan Lahan
seluas 14 Ha (± 1 km dari lokasi saat ini)
Ketersediaan Biaya Operasional Rutin Tersedia (sebagian besar APBD Pemkot Solo).
Jarak airport ± 5 km dari lokasi. Pelabuhan laut
Jarak dari lokasi ke airport/pelabuhan
adanya di Semarang, ± 80 km
Potensi Fokus Bidang
Manufactur, Mekanikal, ICT

Rekomendasi untuk Kota Solo, Jawa Tengah








Diperlukan peningkatan kapasitas manajemen LIT, pengembangan
kompetensi intermediator teknologi serta jumlahnya, mengingat saat
ini zona 2 (R&D berkelanjutan) dan zona 3 (zona industri) dalam
proses pengembangan.
Perlu dibentuk manajemen/kelembagaan khusus yang menangani
Inkubator, sehingga kegiatan ini berlangsung secara kontinyu.
Diperlukan perluasan jejaring, khususnya dengan lembaga litbangyasa
lainnya selain ATMI, mengingat sampai saat ini kegiatan di tahap R&D
(zona 2) berkelanjutannya masih relatif kurang.
Perlunya dukungan Pemerintah Pusat, khususnya dalam dukungan
percepatan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi
terwujudnya suatu STP yang ideal.
Sesuai dengan Tupoksi Kemenristek-dikti, maka fasilitasi dukungan
dari Kemenristek-dikti akan difokuskan bagi dukungan pengembangan
fasilitas dan program R&D berkelanjutan, dukungan pengembangan
komersialisasi hasil riptek serta capacity building.