LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II (1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
KALOR PEMBAKARAN
Dosen Pengampu: Dr.Kartimi, M.Pd.

Oleh :
Nama
NIM

: Olis Dede Hayati
: 1413162038

Kelas

: BIOLOGI C

Kelompok : IV
Semester : II
Asisten Praktikum

: Diana Yulianti
Rina Rahmawati


LABOLATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013

KALOR PEMBAKARAN
A. TUJUAN
1. Mengetahui kalor pembakaran lilin.
2. Mengetaui kalor pembakaran spirtus.
B. DASAR TEORI
Kimia adalah ilmu tentang materi (zat) yang meliputi struktur,
susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya
(Chang,2004:4).
Hampir semua reaksi kimia melibatkan perubahan energi.
Perubahan energi yang terjadi dapat berupa kalor pembentukan, kalor
pembakaran, kalor pelarutan, dan kalor netralisasi. Kalor adalah
bentuk energi yang berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu
yang lebih rendah ketika benda bersentuhan/bersamaan. Dan kalor

pembakaran

adalah

pembakaran

1

mol

kalor

yang

unsur

dilepaskan

atau


atau

senyawa

diserap

(ΔHc)

oleh

(Justiana

Muchtardi,Sandri.2009:41).
Pada proses pembakaran energi bisa dilepaskan (eksoterm)
atau bisa juga ditangkap (endoterm). Reaksi Eksoterm adalah reaksi
kimia dengan sistem

melepaskan kalor. Pada reaksi ini suhu

campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-zat kimia

yang

terikat

akan

turun

sehingga

sistem

melepaskan

kalor

kelingkungan. Sedangkan Reaksi Endoterm adalah reaksi kimia
dengan

sistem


menyerap

kalor

dari

lingkungan

(Justiana

Muchtardi,Sandri.2009:41).
Nilai energi suatu materi yang hanya dapat diukur hanyalah
perubahan energi saja, demikian juga dengan entalpi yang hanya
dapat

diukur

Budi.2009:39)


hanyalah

perubahan

entalnpinya

saja

(Utami

Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada
tekanan tetap. Perubahan entalpi (ΔH)

pada reaksi endoterm

merupakan selisih anatara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp
- Hr) sehinggga ΔH bernilai positif. Sebaliknya, pada reaksi eksoterm
entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi pereaksi, oleh karena itu
perubahan entalpi (ΔH) merupakan selisih antara entalpi pereaksi
dengan entalpi produk (Hr – Hp) sehingga ΔH bernilai negatif (Justiana

Muchtardi,Sandri.2009:44).
Perubahan entalpi standar (ΔHc0) adalah perubahan entalpi
(ΔH) reaksi yang diukur pada kondisi standar, yaitu pada suhu 298 K
dan tekanan 1 atm, atau dengan kata lain ΔHc0 adalah kalor
pembakaran dalam keadaan standar, yaitu kalor yang dilepaskan
atau diserap pada proses pembakaran 1 mol unsur atau senyawa
dalam keadaan standar (Nugroho, Agung.2009:44).
Untuk menentuan nilai ΔHc dapat menggunakan rumus Q reaksi x
1
.
mol

mencari massa air dapt digunakan rumus m = ρ . v dan untuk

menentukan nilai kalor air dapat menggunakan rumus Qair = m. c. Δt
(Suryo, Domas.2013:4).

C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat:
a. Neraca.

b. Gelas kimia.
c. Thermometer.
d. Kaki tiga.
e. Statif.
2. Bahan:
a. Lilin.
b. Spirtus.
D. LANGKAH KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditentukan massa lilin.
3. Dirangkai kaki tiga dengan kassa.
4. Disiapkan statif dan dipasangkan termometer pada
statif.
5. Diletakkan

rangkaian

kaki


tiga

dibawah

statif,

kemudian di letakkan lilin dibawah kaki tiga sehingga
susunannya lilin paling bawah kemudian kakitiga +
kassa, dan yang terakhir paling atas adalah statif.
6. Dimasukkan air kedalam gelas kimia sebanyak 50 mL,
kemudian di simpan di atas rangkaian langkah 5.
7. Dinyalakan lilin.
8. Diamati kenaikan suhu air dengan termometer yang
digantung di statif hingga suhunya mencapai 500 C.
9. Setelah suhu air telah mencapai 500 C lilin dimatikan.
10. Ditimbang lilin setelah pembakaran.
E. HASIL PENGAMATAN
 Pembakar Lilin.
Diketahui : massa lilin awal: 64.8 gr
Massa lilin setelah dibakar : 3.4 gr

Suhu awal : 300 C.
Suhu akhir : 500 C.
Massa Spirtus : 1032.3 gr
Mr lilin (C25H52) : 352
Δt : 500 C - 300 C = 200 C
Vair = 50 mL
ΔHc lilin = - 64.8 kj.
Ditanyakan : Banyaknya kalor yang diberikan air pada
saat pembakaran
air dan lilin?
Jawab : (AIR)
m=ρ.v
= 1.50
= 50 gr
t2 = t1 + 200 C
= 300 C + 200 C
= 500 C
Qair = m. c. Δt
= 50 . 4.18 .20
= 4180 J

Qair + Qkal + Qreaksi = 0
Qreaksi = - Qair
= - 4180 J

−Q air
−4180
=
= -1229.41 J.
Massa lilin
3.4
Mr lilin (C25H52) = 352
Massa lilin = 3.4 gr
gr 3.4
=
Mol =
= 0.009 mol.
mr 352
Q=

Sehingga , ΔHc = Q reaksi x x
1
0.009

= -4180 x x
= -4644.4

1
mol

K
J

Pembakar sepirtus
Diketahui : massa spirtus awal : 1032.3 gr
Massa spirtus yang sudah dibakar : 1020.9 gr
Suhu awal : 300 C.
Suhu akhir : 500 C.
Massa Spirtus : 1032.3 gr
Mr spirtus : 32
Δt : 500 C - 300 C = 200 C
Vair = 50 mL
Δ massa spirtus = 11.4
Ditanyakan : Banyaknya kalor yang diberikan air pada
saat pembakaran
air dan spirtus?
Jawab : (AIR)
m=ρ.v
= 1.50
= 50 gr
t2 = t1 + 200 C
= 300 C + 200 C
= 500 C
Qair = m. c. Δt
= 50 . 4.18 .20
= 4180 J
Qair + Qkal + Qreaksi = 0
Qreaksi = - Qair
= - 4180 J
−Q air
−4180
Q=
=
= -4191.4 Joule
Massa lilin
11.4
Mr spirtus = 32
Massa spirtus = 11.4 gr

Mol =

gr 11.4
=
mr 32

= 0.356 mol.

Sehingga , ΔHc = Q reaksi x x

= -4180 x x
= -11741.57

1
mol

1
0.356
K
J

F. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang “Pembakaran
Kalor” dengan menggunakan alat dan bahan seperti neraca, gelas
kimia, thermometer, kaki tiga, statif, lilin, dan spirtus telah di ketahui
perbandingan ΔHc lilin dengan ΔHc spirtus.
Percobaan pertama bahan yang digunakan adalah lilin. Dengan
melakukan langkah-langkah seperti yang telah di paparkan pada
langkah kerja diatas telah diketahui bahwa pada saat lilin digunakan
untuk memanaskan air terjadi proses atau reaksi eksoterm yakni kalor
yang dilepaskan oleh lilin ke air pada saat pebakaran terjadi,
sehingga kalor yang di berikan kepada air pada saat pembakaran lilin
adalah sebanyak -4644.4

K
. Hasil tersebut di peroleh dengan
J

menggunakan rumus ΔHc = Q reaksi x

1
mol

.

Dan pada percobaan kedua, bahan yang digunakannya adalah
spirtus. Langkah-langkah yang dilkukan pada percobaan kedua ini pun
sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan
pertama yang mana telah dipaparkan di dalam langkah kerja di atas.
Hasil yang diperoleh pada pembakaran ini adalah -11741,57

K
.
J

Peristiwa ini pun termasuk ke dalam reaksi eksoterm dimana kalor
dilepaskan oleh spirtus pada air pada saat pebakaran berlangsung.
Untuk mencari hasil akhir tersebut (ΔHc), ada beberapa nilai
yang harus dicari, seperti ditentukan terlebih dahulu

Q air dengan

menggunakan rumus Qair = m. c. Δt, dan sebelum menentukan Qair
ditentukan dahulu massa nya yakni dengan rumus m = ρ . v. Rumusrumus tersebut berlaku untuk percobaan 1 dan 2.
Dari hasil percobaan dan pengamatan diatas dapat dikatakan
bahwa percobaan tersebut sama dengan teori yang memaparkan
tentang reaksi eksoterm, yakni reaksi eksoterm adalah

entalpi

produk lebih kecil dari pada entalpi pereaksi, oleh karena itu
perubahan entalpi (ΔH) merupakan selisih antara entalpi pereaksi
dengan entalpi produk (Hr – Hp) sehingga ΔH bernilai negatif (Justiana
Muchtardi,Sandri.2009:44).
Berdasarkan hasil yang telah diketahui antara ΔHc lilin dengan
ΔHc spirtus maka dapat dibandingkan diantara keduanya. Nilai ΔHc
lilin adalah -4644.4
K
J

K
J

dan nilai

ΔHc spirtus adalah -11741,57

.
Sehingga persamaan reaksi lilin C25H52 +O2→

untuk spirtus persamaan reaksinya adalah C4H10 +

25

CO2 +
13
2

26

H2O dan

O2 → 4CO +

H2O , Dan telah terlihat juga bahwa dengan menggunakan spirtuslah

25

paling cepat terjadi kalor pembakaran karena massa spirtus lebih
besar dari massa lilin.
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan

mengenai kalor pembakaran dalam

menentukan ΔHc lilin dan ΔHc spirtus maka dapat disimpulkan bahwa
:
1. ΔHc0 adalah kalor pembakaran dalam keadaan standar,
yaitu kalor yang dilepaskan atau diserap pada proses
pembakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan
standar.
2. ΔHc lilin dengan ΔHc spirtus dapat dibandingkan
diantara keduanya. Nilai ΔHc lilin adalah -4644.4

K
J

K
.
J
+O2→ 25CO2 + 26H2O dan

dan nilai ΔHc spirtus adalah -11741,57
3. Persamaan reaksi lilin C25H52

untuk spirtus persamaan reaksinya adalah C 4H10 +
13
O2 → 4CO + 25H2O.
2
4. Telah terlihat bahwa dengan menggunakan spirtuslah
paling cepat terjadi kalor pembakaran karena massa
spirtus lebih besar dari massa lilin.

DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga.
Justiana Muchtardi Sandri.Kimia 2.Jakarta:Yudistira.
Utami,Budi.2009.Kimia.Jakarta:Pusat Perbukuan DPN.
Nugroho,Agung.Kimia 2.Jakarta:Yudistira.
Suryo,Dumoi.Kimia.Kimia:CV.Haka MJ.