this PDF file Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014 | Arianto | Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1 PB
Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
Bambang Arianto •
Abstract
This article explaines about how the model appearances of creative campaign in presidential contestation 2014. This models more emphasizes the forms of creative campaign such as video, music, game application and visual design which are supported by the information technology advances. The model appearances of creative campaigns can be an eff ective ways of political communication to build the culture of participatory. The appearances of creative campaign also can encourage the change of behavior toward exticement politic.
Keywords:
Creative campaign; political communication; presidential contestation 2014; excitement political.
Abstrak
Artikel ini menjelaskan tentang kemunculan model kampanye kreatif dalam kontestasi presidensial 2014, yang lebih mengedepankan unsur kreativitas dan seni. Adapun bentuk-bentuk kampanye kreatif seperti video, musik, aplikasi game dan desain visual yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi, telah mampu melakukan transformasi dari model kampanye konvensional menuju kampanye modern. Kemunculan kampanye kreatif dapat menjadi saluran komunikasi politik yang efektif guna membangun budaya partisipatoris. Selain itu, kampanye kreatif sangat positif dalam mendorong perubahan perilaku politik kewargaan yang kemudian melahirkan politik kegembiraan.
Kata kunci:
kampanye kreatif, komunikasi politik, kontestasi presidensial 2014, politik kegembiraan.
Pendahuluan
Orde Baru lebih banyak mengambarkan
Kampanye politik dalam kontestasi model kampanye pada pengerahan massa, presidensial 2014 dapat dikatakan sebagai
seperti, pawai bersama, pidato politik, apel
kampanye politik paling kreatif 1 yang pernah
akbar, dan arak-arakan. Hal yang sama
ada dalam sejarah politik Indonesia. Pasalnya,
terjadi pada Pemilu 1977, yang merupakan
studi ihwal kampanye pemilihan umum
pengulangan model kampanye Pemilu 1971.
(Pemilu) Presiden di era Orde Lama dan
Model kampanye masih diisi oleh pidato politik para pejabat pusat di pelosok negeri dengan diselingi hiburan panggung artis-
•
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Politik dan
artis kawakan. Artinya, pelibatan para fi gur
Pemerintahan (JPP) Fisipol UGM, Yogyakarta
publik seperti pejabat publik serta kaum
Email: bulaksumur4yahoo.com
pesohor sebagai bintang kampanye tampaknya
http:www.republika.co.idberitapemiluberita- pemilu140723n958et-pilpres-2014-hasilkan-banyak
menjadi ciri khas kampanye pada era tahun
kampanye-kreatif
Bambang Arianto, Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
melalui animasi, artikel, desain atau foto, game, meme, musik, komik, merchandise, video dan karya lain yang dapat didaft arkan melalui situs
www.generasioptimis.org. 5 Jika dilihat dari perkembangan trending topic terutama di media sosial, model kampanye kreatif lebih banyak menarik perhatian publik karena peran para pegiat seni dalam mendorong kemunculan kampanye kreatif berperan begitu besar. Jika ditelaah, keterlibatan para pegiat seni tersebut terinspirasi dari praktik apropriasi oleh gerakan Dadaisme, Marcel Duchamp,
di Perancis pada tahun 1919. 6 Gerakan ini memulai praktik apropriasi dengan berupaya menambah kumis pada reproduksi lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci di sehelai kartu pos bekas. Alhasil, praktik-praktik apropriasi dalam dunia seni inilah yang kemudian semakin populer hingga saat ini. Dalam kontestasi presidensial tahun 2014, praktik apropriasi dalam dunia seni dapat kita temukan dari sejumlah pegiat seni yang menjadi pengagas kampanye kreatif. Dalam konteks ini kampanye kreatif merupakan proses yang dirancang sebagai saluran komunikasi politik untuk mempengaruhi preferensi pemilih, dengan cara-cara yang unik, jenaka, plesetan dan humor untuk memberikan kesadaran kepada publik bahwa kontestasi politik menjadi hal yang menyenangkan dan kesuka-riaan. Beberapa jenis kampanye kreatif yang pernah hadir seperti, ilustrasi gambar “Tintin” ala Jokowi (desain grafi s), musik, aplikasi games, hingga video yang menggunakan Youtube. Beberapa pegiat politik yang terlibat dalam kemunculan kampanye kreatif diantaranya, Hari Prasetyo, Yoga
5 Lihat, htt p:www.indopos.co.id201406kampanye- kreatif-ala-jokowi.html.
6 Apropriasi adalah plesetan, parodi dan semacamnya terhadap berbagai karya seni populer. Seniman
meminjam unsur-unsur dari suatu karya seni yang sudah jadi, lalu mengubah atau menambahnya sedemikian rupa, sehingga melahirkan karya baru. Lihat, Jokowi Bertemu Tintin, Koran Tempo, 26 Oktober 2014 hlm. 22.
1970-an. 2 Sejak Pemilu 1997, para kontestan memulai kampanye politik melalui internet, yang dimulai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan meluncurkan situs www.ppp.or.id. Kemudian diikuti, Golkar dengan www.golkar. co.id dan Partai Demokrasi Indonesia dengan
www.banteng.org. 3 Inilah yang kemudian turut
mewarnai dinamika kampanye di Indonesia semenjak kehadiran teknologi informasi sekaligus menegaskan berkembangnya model kampanye. Hal itu dibenarkan oleh studi
Scammel 4 yang menyatakan Amerika Serikat
(AS) memimpin perubahan gaya kampanye dengan cara-cara langsung, seperti dengan mempekerjakan sejumlah konsultan politik, serta berbagai upaya transfer pendidikan politik kepada para praktisi kampanye di luar Amerika Serikat.
Namun, dalam kontestasi presidensial 2014, fenomena kampanye Amerikanisasi dibantah dengan kehadiran fenomena relawan (voluntarisme) terutama yang berasal dari para pegiat, sekaligus menjadi titik awal kemunculan model kampanye kreatif. Kampanye kreatif yang digagas dapat dilihat ketika sosok Joko Widodo melakukan simulasi blusukan secara digital. Kampanye ini dinamakan Generasi Optimis (GO) Indonesia. Tujuan kampanye ini yakni untuk mengedepankan cara-cara yang positif dan kreatif, ketimbang hal-hal yang negatif. Cara-cara kampanye seperti yang dilakukan oleh para seniman asal Bandung. GO Indonesia juga mengajak generasi muda untuk memberi warna baru dalam pesta demokrasi melalui kampanye positif dengan nuansa yang sangat jenaka dan kreatif. Seluruh pengunjung dapat berkontribusi langsung
2 Danial, Akhmad (2009). Iklan Politik, Modernisasi
Kampanye Politik Pasca Orde Baru. Yogyakarta: LKIS. 3 T Hill, David Sen Krishna. (2005). The Internet in
Indonesia New Democracy. London and New York: Routledge.
4 Margaret Scammel. (1997). The Wisdom of the[ War Room: U.S Campaigning and Americanization, Research Paper
R-17, dalam The President and Fellows of Harvard College. Edisi April 1997, hlm 3.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Juli 2015
Adhitrisna, dan kawan-kawan Demokreatif. 7 jadi milik merek dagang kontestasi para elit
Pegiat politik ini menciptakan sejumlah
politisi (Tinarbuko, 2013). Dalam perspektif
gambar Joko Widodo blusukan dengan gaya
Komunitas Reresik Sampah Visual, sampah komik seri Petualangan “Tintin” karya Herge 8 visual iklan politik dipahami sebagai aktivitas
dengan motivasi awal ingin menjadikan
pemasangan iklan politik, menggunakan
kampanye cerdas dan kreatif yang dapat
media luar ruang yang penempatannya tak
membendung beredarnya kampanye yang
sesuai peruntukannya. Keberadaannya pun
kontra-produktif dan membosankan. 9 Pasalnya,
cenderung ilegal. Hal itu diperparah kelakuan
selama ini publik seringkali disuguhi oleh
menyimpang dari penebar sampah visual
berbagai model kampanye konvensional 10 yang
iklan politik yang tak mau mengurus izin dan
akhirnya menjadi sampah visual. Fenomena
membayar pajak reklame untuk kategori alat
menjamurnya sampah visual iklan politik di
peraga kampanye politik. 11
ajang kampanye politik 2014 silam, cenderung
Dalam kontestasi presidensial 2014 banyak
menurunkan citra, kewibawaan, reputasi,
ditemui materi kampanye yang mengarah
dan nama elite politik maupun partai politik.
kepada hal-hal yang tidak substansial dan
Padahal, sejatinya alat peraga kampanye
cenderung menyakitkan hati pendukung
dapat menjadi bagian dari dekorasi kota yang
masing-masing sehingga berdampak
artistik dan komunikatif. Bukan sebaliknya alat
menurunkan daya tarik pemilih, terutama
peraga kampanye justru mengokohkan dirinya
pemilih muda. Ironisnya, model kampanye
menjadi teroris visual dengan menebarkan
konvensional ini seringkali menggiring
sampah visual iklan politik di ruang publik.
publik kepada dua hal. Pertama, materi yang
Eksesnya ruang publik semakin diprivatisasi
disampaikan dalam kampanye akan lebih mengedepankan keunggulan calon yang kita
7 Buku Demokreatif, lebih banyak memaparkan
dukung dengan pemaparan program yang
bagaimana pandangan relawan politik dan pegiat seni terhadap politik dan proses kelahiran gambar-
membosankan bagi sebagian orang. Kedua,
gambar Jokowi Blusukan di berbagai daerah. Prasetyo,
menjelek-jelekan kandidat politik atau calon
dkk. (2014). Demokreatif: Kisah Blusukan Jokowi. Jakarta
presiden lain yang berakhir fitnah hingga
Kepustakaan Populer Gramedia.
pembunuhan karakter. Akhirnya, model
8 Menurut Hari Prast, jika dicermati sebetulnya sama
sekali tidak menampilkan satu pun karakter Tintin
kampanye tersebut cenderung membuat publik
milik Herge, termasuk tidak menuliskan nama Tintin.
enggan untuk berpartisipasi aktif dalam politik.
Namun, publik yang menghubungkan dengan Tintin. Hal itu dikarenakan beberapa hal yaitu karakter
Meski demikian, semenjak kehadiran relawan
Jokowi yang memiliki kesamaan dengan karakter
politik 12 yang kemudian mendorong hadirnya
Tintin yang menggunakan gaya mengambar komik Eropa. Tetapi, sumber ide kampanye “Kisah Blusukan”
kampanye kreatif dapat menjadi fenomena baru
kami tidak hanya berasal dari Tintin. Namun, diilhami
dalam mengulas tipologi sejarah kampanye
oleh karakter Jokowi yang fenomenal, studi foto yang
politik di Indonesia. Kehadiran kampanye
dilakukan termasuk, pengenalan terhadap berbagai kebudayaan dan keindahan yang ada di Indonesia,
kreatif lahir dari gagasan kreatif para relawan
serta nilai-nilai idealisme yang kami percaya. Ide cover
politik. Menurut Savirani (2015) relawan politik
komik Tintin telah bertransformasi menjadi sebuah kampanye politik yang positif, menghibur, banyak
dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok.
membawa pesan, serta dapat bertransformasi menjadi
Pertama, relawan yang berasal dari mantan
pengingat akan indahnya Bhinneka Tunggal Ika.
aktivis yang terlibat dalam kisaran tahun 1990-
9 Wawancara dengan salah satu inisiator relawan Demokratif, Hari Prasetyo, melalui facebook, 11
Oktober 2015. Pukul 16.00 WIB.
11 Lihat, Tinarbuka, Sumbo (2013). Sampah Visual Iklan
10 Kampanye konvensional, menurut penulis terdiri
Politik. Kompas, 14 September 2013.
dari kampanye positif (positive campaign), kampanye
12 Arianto, Bambang (2014). Fenomena Relawan Politik
negatif (negative campaign) dan kampanye hitam (black
Dalam Kontestasi Presidensial 2014. Jurnal Ilmu Sosial
campaign).
dan Ilmu Politik. Vol. 18, No. 2 Edisi November.
Bambang Arianto, Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
an atau lebih dikenal sebagai aktivis gerakan pro-demokrasi untuk menggulingkan rezim Soeharto. Kedua, adalah aktivis dari berbagai organisasi non-pemerintah mulai dari gerakan anti-korupsi, petani dan kelompok masyarakat adat. Ketiga, adalah seniman dan orang- orang di sektor kreatif. Kelompok pertama dan kedua memiliki agenda politik, namun sayangnya tidak memiliki massa yang jelas. Berbeda dengan kelompok ketiga yang tidak memiliki agenda politik tetapi memiliki banyak jejaring massa dari semua lapisan masyarakat. Hal itu disebabkan bekal popularitas yang dimilik oleh para artis dan seniman sehingga dapat menarik lebih banyak pendukung
dan pengikut. 13 Artinya, kehadiran relawan
politik dapat membantah penilaian adanya paradoks besar dalam sejarah politik elektoral Indonesia, khususnya soal menurunnya tingkat partisipasi politik publik. Apalagi, jika dilihat dari beberapa pemilihan umum (Pemilu) ke Pemilu berikutnya di Indonesia, jumlah
golongan putih (golput) 14 semakin meningkat.
Pada Pemilu 2009 silam golput mencapai
puncaknya. 15 Gambaran fl uktuasi golput dari
Pemilu ke Pemilu menegaskan bahwa publik sudah cukup pesimis dengan fi gur-fi gur yang diusung oleh partai politik untuk memperbaiki kondisi bangsa. Apalagi, pasca reformasi preferensi politik Indonesia telah beralih dari partai politik (parpol) menuju fi gur. Artinya, figur dan ketokohan sangat berpengaruh kuat terhadap kultur politik Indonesia. Hal ini didasari oleh perilaku pemilih Indonesia yang kerap dipengaruhi elektabilitas fi gure. Dalam kontestasi pemilihan legislatif 2014, tidak semua calon anggota legislatif (caleg) dari kalangan artis yang dapat lolos meraih suara
13 http:theconversation.comjokowis-supporters-are- starting-to-doubt-the-indonesian-obama-37843
14 Nyarwi. (2009). Golput Pasca Orde Baru: Merekonstruksi Ulang Dua Perspektif. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Vol. 12 Nomor 3 Edisi Maret.
15 htt p:politik.news.viva.co.idnewsread503322-angka- golput-menurun-di-pemilu-2014.
untuk duduk di DPR RI. Pasalnya popularitas tidak sama dengan elektabilitas. Kalangan artis memiliki popularitas yang cukup tetapi belum tentu memiliki elektabilitas dihadapan publik. Hanya lima belas artis lolos menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 yang tersebar di sejumlah partai politik (parpol) dan Daerah Pemilihan (Dapil diantaranya; Okky Asokawati (PPP). Tantowi Yahya (Golkar). Junico BP Siahaan atau Nico Siahaan (PDI Perjuangan). Rachel Maryam Sayidina (Gerindra). Dede Yusuf Macan Effendi (Demokrat). Desi Ratna Sari (PAN). Primus Yustisio (PAN). Krisna Mukti (PKB). Rieke Diah Pitaloka (PDI Perjuangan). Jamal Mirdad (Gerindra). Anang Hermansyah (PAN). Moreno Suprapto (Gerindra).Venna Melinda (Demokrat). Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio dan Lucky Hakim (PAN). Hal itu mengonfi rmasi survei Pol-Tracking Institute yang dirilis di Jakarta (19122013), caleg dari kalangan artis hanya disetujui oleh 18,7 persen responden. Sebanyak 68,44 persen responden mengaku tidak setuju dan tidak akan memilih caleg artis. Sisanya 15,85 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Jumlah sampel adalah 2.010 warga di semua provinsi di Indonesia yang telah
berusia 17 tahun dan bukan anggota TNIPolri 16
yang nantinya akan berkorelasi positif pada elektabilitas parpol. Pemilih kemudian akan lebih memilih partai bukan karena daya tarik partai dan programnya, melainkan lebih pada ketertarikan pada sosok fi gur yang diusung. 17
16 http:politik.news.viva.co.idnewsread504521-15- artis-lolos-jadi-anggota-dpr-ri-2014-2019.
17 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi pemilih pemula dalam kontestasi presidensial 2014,
seperti gaya komunikasi politik Joko Widodo, yang tampil sederhana dan mudah dipahami sehingga berkesan sangat dekat dengan rakyat. Kekuatan yang paling menonjol dalam kepemimpinan Jokowi bukan teknokrasinya, melainkan energi positifnya, yaitu nilai keterbukaan, kesederhanaan, dan kekuatannya dalam menginspirasi rakyat. Lihat, Arianto, Bambang. (2015) Jokowisme. Harian Bernas. Edisi 12 Maret.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Juli 2015
Hal ini semakin menegaskan menguatnya
baliho atau spanduk. Sebab, pemilih cenderung
fenomena personalisasi politik dalam kultur
tidak lagi percaya dengan muatan baliho atau
politik Indonesia. Fenomena personalisasi
spanduk, tetapi lebih percaya pada perkataan
politik sangat dipengaruhi oleh watak dari
teman atau koleganya di media sosial.
rezim yang otoritarian, karena politik seringkali
Dalam leksikon ilmu politik memang
diartikan sebagai persoalan personal ketimbang
belum dikenal istilah kampanye kreatif, sebab
persoalan organisasi. Eksesnya, personalisasi
selama ini hanya dikenal istilah kampanye
politik mau tidak mau menjangkiti watak
positif (positive campaign), kampanye negatif
kolektif partai politik. 18 Parpol tidak lagi berpikir
(negative campaign), dan kampanye hitam
soal pengorganisasian ide dan pergulatan di
(black campaign). Adapun kampanye positif, lebih
bawah haluan ideologi tertentu, tetapi hanya
mengedepankan kata-kata hiperbolis yang
berpikir bagaimana merekrut figur untuk
bertujuan mengenalkan calon pemimpin atau
meningkatkan dukungan kolektif publik.
presiden secara pribadi, baik program kerja dan
Wajah demokrasi Indonesia inilah yang menjadi
visi misinya. Kampanye negatif, yakni kampanye
penyebab utama terputusnya fungsi linkage baik
yang memberikan berbagai informasi negatif
dari publik kepada negara. Pasalnya, berbagai
berisikan pesan-pesan negatif terhadap lawan
saluran partisipator seringkali tergantikan
politik dengan berdasarkan fakta yang jujur dan
dengan hegemoni para patron—yang dengan
relevan, terutama soal kapasitas, kapabilitas,
mudahnya membeli suara dan kepercayaan
skandal dan rejam jejak kandidat politik yang
rakyat. Selain itu, personalisasi politik juga
pernah terjadi. 19 Tetapi, ketiga model kampanye
memiliki sisi negatif yakni dapat mengubah
tersebut tidak memiliki konsep yang tepat pada
gelanggang elektoral menjadi kompetisi antar
sasaran yang dibidik, karena materi kampanye
fi gur yang kemudian cenderung melahirkan
lebih terkesan monoton. Padahal, kampanye
kampanye negatif dan hitam.
sejatinya dapat diterjemahkan dari tema besar
Hakikat kampanye merupakan bentuk yang serba elitis ke tema-tema yang dapat lebih komunikasi politik dalam upaya membujuk
menarik dan menghibur. Tentu saja hal ini agar
pemilih (voter) agar mendapatkan dukungan
berbagai program kerja yang ditawarkan dalam
dari publik. Oleh karena itu, di balik keramaian
kampanye dapat menarik dan menjadi bagian
massa dengan berbagai atribut, kampanye
dalam nalar politik pemilih.
politik tetap miskin dari gagasan. Akhirnya,
Maklum diketahui bahwa preferensi
keramaian ide, gagasan, dan visi-misi terasa
pemilih terhadap kontestan telah ada jauh-
mulai berpindah ke ruang-ruang maya. Hal itu
jauh hari sebelum kampanye pemilu dimulai.
ditandai peran teknologi informasi yang telah
Sehingga, siapa yang akan memenangkan
mampu melahirkan media baru yang mengacu
pemilihan umum dapat dengan mudah
pada konvergensi antara teknologi audio atau
ditentukan sebelum pemilihan umum
video dengan World Wide Web (Dominick, Messere Sherman, 2004). Sehingga arena diskusi,
19 Kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam,
perdebatan, hingga saling tuduh secara bebas
sebab kampanye negatif didukung dengan fakta
terjadi di ranah media sosial. Bagi kalangan yang
empiris yang dapat dibuktikan. Survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia membuktikan bahwa
terdidik, kampanye menggunakan teknologi
64.2 persen publik menyatakan kampanye negatif
informasi lebih efektif dan efisien ketimbang
penting bagi mereka sebagai pembelajaran politik
menggunakan alat peraga luar ruangan seperti untuk mengetahui kekurangan dari kandidat atau
partai politik. Sedangkan sebanyak 20.5 persen publik menyatakan tidak setuju atau tidak penting kampanye negatif tersebut. Dan sebanyak 12.5 persen menyatakan
18 Adian, Donny Gahral. (2012). Personalisasi Politik.
sikap netral. Lihat, http:lsi.co.idlsi20140402
Kompas. Edisi 27 September. hlm 6
kampanye-negatif-dan-prediksi-hasil-pileg-2014.
Bambang Arianto, Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
dilaksanakan. 20 Hal ini menunjukkan bahwa
pemilih mengevaluasi layak atau tidaknya suatu kandidat tidak hanya terbatas pada rekam jejak melainkan juga berdasarkan pada model kampanye pemilu yang ditawarkan.
A r t i n ya , j i k a h a n ya m e n g h a n d a l k a n kampanye konvensional, dipercaya akan sulit mempengaruhi preferensi pemilih. Berbeda, jika menggunakan model kampanye kreatif yang lebih mengedepankan kreativitas dipercaya lebih mudah menarik simpati pemilih non- kader dan non-partisan (eksternal).
Peran dan partisipasi publik terutama yang memiliki jiwa-jiwa kreatif dapat menjadi aktor penggerak utama dalam melahirkan kampanye yang menarik, agar tercipta kegembiraan politik. Kegembiraan politik adalah perayaan demokrasi yang menyenangkan, dan penuh kesuka-riaan, guna memperjuangkan nilai- nilai baru. Nilai-nilai baru yang ditujukan s e b a g a i j a l a n p e n c e r a h a n b a g i u p a ya mengarahkan masyarakat untuk lebih baik dengan penuh pengorbanan, bukan dengan kalkulasi untung rugi. Pendek kata, dengan adanya perubahan rekonfigurasi dinamika transformasi model kampanye dalam ranah politik yang kemudian mengajak kita pada dua pertanyaan; Bagaimana peran kampanye kreatif sebagai saluran komunikasi politik dalam upaya melembagakan partisipatorisme? Bagaimana peran kampanye kreatif dalam membangun kegembiraan politik? Batasan dalam penelitian ini hanya seputar peran dan implikasi kampanye kreatif dalam upaya membangun kegembiraan politik. 21
Kampanye Kreatif sebagai Saluran Komunikasi Politik
Kampanye politik idealnya ditujukan untuk menarik simpati publik agar dikemudian
20 htt ps:www.rochester.eduCollegefacultymperess ada2007Gelman_King.pdf.
21 Dalam konteks ini kegembiraan ditandai dengan kemunculan partisipasi politik dari publik itu sendiri,
bukan dari tawaran uang atau politik balas jasa.
hari dapat menentukan pilihan terhadap kandidat politik dan partai politik. Tetapi, kesuksesan dalam suatu kampanye politik tentulah tidak lepas dari faktor-faktor yang menunjang keberhasilannya terutama peranan teknologi informasi pada dekade terakhir sangat menentukan. Menurut Lock dan Harris (1996) dalam kampanye politik terkait erat
dengan pembentukan image politik. 22 Dalam
kampanye politik terdapat dua hubungan yang akan dibangun, yaitu internal dan eksternal. Hubungan internal adalah suatu proses antara anggota-anggota partai dan pendukung untuk memperkuat ikatan ideologis dan identitas di antara partai dan konstituen. Sementara hubungan eksternal dilakukan untuk mengkomunikasikan image yang akan dibangun kepada pihak luar partai, termasuk media massa dan masyarakat secara luas. Oleh sebab itu, image politik tersebut perlu didukung oleh konsistensi aktivitas politik jangka panjang, termasuk oleh model kampanye yang dilakukan secara permanen dan tidak terbatas pada menjelang pemilu saja. Selama ini banyak pihak yang menyamaratakan pengertian kampanye politik dan kampanye Pemilu. Padahal, jika ditelusuri kampanye politik lebih luas dari kampanye pemilu. Kampanye politik merupakan suatu proses jangka panjang yang menuntut konsistensi dan kontinuitas dari
partai politik. 23 Sedangkan kampanye pemilu
hanya dilakukan menjelang pemungutan suara sehingga memiliki beberapa kelemahan. Ada beberapa kelemahan dari kampanye Pemilu, diantaranya; Pertama, interaksi politik antara partai politik dan publik seolah-olah hanya
22 Image politik mengandung objektivitas dan subjektivitas secara beramaan. Dalam image politik terdapat
hal-hal yang dapat dilogiskan, yakni bahasa image adalah konstruksi empiris dan terbukti di lapangan. Ketika partai tersebut telah memiliki image peduli terhadap wong cilik, maka partai tersebut telah melakukan serangkaian aktivitas keberpihakan terhadap masyarakat kecil. Lihat, Firmanzah, Marketing Politik, Antara Pemahaman dan Realita. hlm 239
23 Blumenthal, S. The Permanent Campaign. (1982). New York. Simon and Schuster. hlm 12-25.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Juli 2015
terjadi pada periode tertentu saja. Kedua, kampanye merupakan proses komunikasi politik dialogis antar partai politik dengan publik. Jika kampanye hanya dilakukan sebatas Pemilu dikhawatirkan tidak akan tercipta kesamaan pemahaman politik diantara keduanya. Ketiga, dalam kampanye Pemilu, publik seringkali diartikan sebagai dan sebatas pengumpul suara dan hanya menjadi objek dari partai politik. Keempat, kampanye merupakan bagian dari pendidikan politik. Artinya, jika kampanye hanya sebatas Pemilu saja, maka proses transfer pendidikan politik kepada publik tidak berjalan secara komprehensif, sehingga publik hanya disuguhi oleh banyak hal yang bersifat parsial dan insidental.
Menurut Norris (2000) kampanye politik adalah suatu proses komunikasi politik, di mana partai politik atau konstituen individu berusaha mengkomunikasikan ideologi ataupun program kerja yang mereka tawarkan. Baik, soal warna bendera, simbol partai hingga berbagai bentuk sosialisasi melalui pidato politik. Dengan dipenuhi oleh jargon-jargon politik, termasuk kata-kata yang hiperbolis membuat kampanye memiliki makna lebih luas lagi. Bila kampanye politik dapat menjadi saluran komunikasi politik hal itu menandai pemanfaatan ruang publik yang optimal. Menurut Jurgen Habermas (1989) pemanfaatan ruang publik secara optimal ditandai dengan adanya kondisi demokratis dalam skala luas yang ditandai berfungsinya ruang publik untuk mempertemukan kehidupan politis dan sosial, di luar lembaga-lembaga negara yang formal. Sifat dari ruang publik itu cair dan terbuka, di mana para aktornya adalah masyarakat itu sendiri yang berpartisipasi dalam diseminasi,
multiplikasi, dan proteksi ruang publik. 24
Dalam konteks kampanye politik 2014, peran teknologi informasi terutama media sosial dapat menjadi ruang publik yang seperti
24 Hardiman, F Budi. (2010). Komersialisasi Ruang Publik Menurut Hannah Arendt dan Jurgen Habermas.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
diimpikan oleh Jurgen Habermas. Pasalnya, perkembangan teknologi informasi di Indonesia memang telah berhasil menggandakan jumlah ruang diskusi publik. Pasalnya, teknologi informasi yang melahirkan ruang maya punya memiliki peran strategis sebagai ruang publik, sejauh publik di dalamnya memang sudah sejak awal punya komitmen untuk terlibat dengan persoalan-persoalan dunia nyata yang
mengancam kebaikan bersama. 25 Hal inilah yang kemudian mendorong adanya keinginan publik untuk menghadirkan model kampanye dengan penyajian yang menarik sebagai saluran komunikasi politik. Hal itu tampak sejak kemunculan fenomena penggunaan Avatar
I stand on the Right Side di media sosial, yang diikuti oleh kubu Prabowo-Hatt a dengan versi, warna dan peletakan yang kontras, mampu menjadi saluran komunikasi politik yang dapat menarik partisipasi publik. Artinya, secara tidak langsung keberpihakan seseorang di media sosial menjadi lebih mudah terpetakan berkat penggunaan avatar ini. Menariknya, fenomena kampanye I Stand on The Right Side
26 meroket di posisi teratas meninggalkan semua jenis kampanye di dunia. Paling sedikit
ada 26.673 dukungan dan tiap detiknya terus bertambah, yang ditujukan mendukung calon presiden nomor urut dua dengan memasang pita yang dibuat di Twibbon.com. Twibbon adalah
25 Supelli, Karlina. (2010) Ruang Publik Dunia Maya, Melacak Partisipasi Demokratis Dari Polis sampai Cyberspace.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm 344
26 Entah siapa yang sebenarnya memulai, namun di akun Facebook milik DPP PDI-Perjuangan (facebook.
comDPP.PDI.Perjuangan), disebutkan pekerja seni Joko Anwar dan Ernest Prakarsa yang pertama memulai menggunakan avatar “I Stand on The Right Side”. Format avatar dukungan nomor dua ini di linimasa Twitt er disebutkan dibuat pertama kali oleh akun Twitt er monstreza. Menariknya, banyak yang menyediakan berbagai alat bantu untuk bisa membuat avatar pita dukungan. Paling besar dari situs web Twibbon.com, yang spesialis menyediakan alat bantu kampanye menggunakan pita. Ternyata, kampanye “I Stand on The Right Side” ini di Twibbon diinisiasi oleh Thomas Harjanto dengan akunnya. Lihat, htt p:www. endonesia.com201406fenomena-i-stand-on-right- side-perang.html?showComment=1420936581930.
Bambang Arianto, Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
sebuah aplikasi kecil yang diciptakan untuk Blusukan” dengan dilengkapi oleh karena meningkatkan dukungan, daya tarik, dan memiliki teknik Ommision and Suggestion para kegunaan media sosial. Twibbon adalah alat relawan politik berusaha mendorong interaksi untuk menggalang dukungan untuk sesuatu, dan keterlibatan publik. Caranya, para relawan baik itu perusahaan, gerakan, organisasi, kreatif mengedarkan ilustrasi dengan versi atau apapun. Pada awalnya, Twibbon akan bolong yakni versi Do It Yourself dari versi menampilkan bentuk dukungan anda dengan
“Panen Raya”, yang mana di bidang tengahnya
menempelkan sebuah logo dari sesuatu yang dibuat bidang bolong. Kemudian, para relawan anda dukung, misalkan organisasi anda, pada
mendorong agar orang yang melihat ilustrasi
foto profi l. Anda akan diminta mengunggah ini dapat bebas mengisi dengan gambar logo tersebut, mengubah ukurannya menjadi daerahnya masing-masing atau apa saja. sekitar 200 x 200 piksel, dan menempelkannya
Sehingga, setiap orang dapat dengan mudah
pada foto profi l anda di Facebook atau Twitt er. Di
menginginkan kisah blusukan berasal dari
samping itu, Twibbon juga terintegrasi dengan
masing-masing, karena publik didorong untuk
Twitt er, di mana melalui Twibbon, anda dapat bisa mengisi sendiri gambarnya. mengirimkan pesan tweet yang berisi dukungan anda terhadap organisasi atau perusahaan.
Gambar 2. Contoh ilustrasi dengan
Twibbon adalah alat yang cocok untuk digunakan
teknik Ommision and Suggestion
pada musim-musim kampanye atau perilisan produk atau organisasi baru karena melalui Twibbon, anda dapat menggalang perhatian dan dukungan masyarakat . 27
Gambar 1. Avatar dari kedua pasangan
calon presiden
Sumber : www. gulunglenganbajumu.com
Sumber : htt p:www.endonesia.com2014
Ilustrasi yang ditampilkan lebih mengikuti isu aktual yang berkembang pada masa
Hal yang sama juga terjadi pada salah satu
kampanye. Persebaran “Kisah Blusukan” 29
jenis kampanye kreatif yang mengunggulkan
ilustrasi. 28 Melalui tema ilustrasi “Kisah
orang-orang kreatif atau bahkan siapapun untuk turut berkarya. Ketiga, teknik ilustrasi tidak mudah ditiru dan dipalsukan. Sebab, selama ini derasnya peredaran
27 http:www.fanspage-id.com201210menggalang-
kampanye fi tnah, banyak oknum yang menggunakan
dukungan-di-media-sosial.html.
kemampuan photoshop untuk membolak-balik materi
28 Kampanye kreatif memang banyak menggunakan
kampanye. Bahkan dengan kemampuan editing
gaya ilustrasi disebabkan beberapa hal; Pertama, teknik
sederhana berita Youtube saja bisa dipotong.
ilustrasi merupakan kemampuan pribadi seorang yang
29 Keunggulan kampanye Kisah Blusukan selain dapat
bisa dilakukan secara mandiri. Tidak memerlukan
mencuri dan memancing interaksi publik dengan
banyak biaya produksi, serta tidak memerlukan alat
persebarannya di media sosial juga memancing
yang mahal, dan tidak membutuhkan orang banyak.
kehadiran para relawan kreatif dalam kontestasi politik.
Kedua, teknik ilustrasi bisa menjadi ajakan halus bagi
Lihat, Adhistrisna, Yoga, dkk (2015). Kampanye 2.0 -
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Juli 2015
yang didukung oleh situs gulunglenganbajumu. abstrak, apalagi yang tidak memiliki basis
com 30 terbukti mampu mendapat respons
pemecahan masalah (problem solving). Kedua,
publik. Hanya seminggu setelah beroperasi
memiliki pengelolaan yang cukup baik,
(1306), terhitung terkumpul >7.500 unique
terutama dari sisi perancangan, pelaksanaan
visitors, >203.500 hits, dengan total bandwith
hingga evaluasi, sehingga dengan mudah
20 GB yang digunakan pengunjung. Puncak
mengidentifi kasi karakteristik pemilih untuk
kunjungan ke situs ini terjadi pada hari Minggu
merumuskan pesan komunikasi politik yang
(1506). Tercatat >4.700 unique visitors, jumlah
tepat. Seluruh isi program kampanye (campaign
hits >187.000 dan >14GB yang diunduh dalam
content) dapat diarahkan untuk membekali dan
sehari. Pengunjung situs ini tidak hanya dari
memengaruhi aspek pengetahuan, sikap, serta
dalam negeri, tetapi juga yang berada di
keterampilan pemilih sebagai prasyarat utama
luar negeri. Tampak dari toal >8.700 hits dari
perubahan perilaku pemilih (voting behavior).
Amerika, >7.300 hits dari Inggris, dan >6.200
Apalagi, setiap warga negara mempunyai
hits dari Singapura (Prasetyo, 2014). Fenomena
kepentingan dan preferensi tentang siapa
I Stand on The Right Side dan kehadiran ilustrasi
yang seharusnya memerintah termasuk
“Kisah Blusukan” menjadi dua alat bukti
perihal kebijakan publik yang dibuat oleh
bahwa kampanye kreatif dapat menjadi saluran
aparatur pemerintah. Dalam pengertian ini
komunikasi politik yang sangat efektif. Tanpa
partisipasi politik terkait dengan rasionalitas
disadari fenomena ini mampu menjadi model
dan responsiveness (Mujani, 2007: 254). 31
kampanye kreatif yang berkonsep dan tepat
Dengan demikian berarti perincian
pada target yang dibidik, terutama dapat
program kampanye dapat menarik dan
langsung penetratif ke simpul-simpul pemilih.
menjadi bagian utuh perubahan kesadaran
Fenomena ini dapat menandai hadirnya
pemilih. Artinya, kampanye kreatif yang
siberaktivisme yaitu konsep yang memotret
didukung oleh penggunaan media baru 32 dapat
lahirnya berbagai gerakan masyarakat sipil
menjadi saluran komunikasi politik yang tidak
(Adiputra, 2014).
hanya terfokus pada upaya menjual janji palsu
Ada beberapa kelebihan yang dihasilkan
atau pembohongan publik, melainkan mampu
o l e h k a m p a n ye k r e a t i f , d i a n t a r a n ya ; menjadi saluran komunikasi politik yang dapat Pertama, dapat mengidentifikasi masalah
lebih memahami kondisi pemilih secara faktual
faktual yang dirasakan, sebab prasyarat
dan elementer yang dapat menjadi sebuah
utama kampanye dapat dikatakan sukses bila
deklarasi komitmen untuk melakukan hal-
dapat berorientasi pada isu (issues-oriented)
hal terbaik guna menarik partisipasi publik
bukan semata berorientasi pada citra (image- seluas-luasnya. Hal ini yang menegaskan oriented). Sebab, bukan saatnya lagi kampanye
bahwa kampanye kreatif telah mampu menjadi
dapat menawarkan solusi imajiner yang
wahana bagi perbaikan kesadaran tentang hak- hak politik pemilih yang kemudian menjadi
Voter Generated Content. Jakarta: Kepustakaan Populer
arena pembelajaran politik bagi pemilih.
Gramedia (KPG), hlm 108.
30 Gerakan Gulung Lengan Bajumu adalah ekspresi kami agar masyarakat luas turut aktif dalam mendukung 31 Mujani, Saiful. (2007). Muslim Demokrat, Islam, Budaya
Jokowi menjadi Presiden RI di Pemilu 2014 yang
Demokrasi, dan Partisipasi Politi di Indonesia Pasca Orde
damai, cerdas, dan kreatif. Gerakan ini diawali setelah
Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
pertemuan kami dengan kelompok relawan pendukung
32 Sembiring,Bellisa G. (2014). Media Baru dan Kampanye
Jokowi, JO-MAN ( Jokowimania) dan kesediaan
Politik: Studi Kasus Strategi Komunikasi Politik
kami membantu kawan-kawan JO-MAN untuk
menggunakan Media Baru oleh Jokowi Ahok Social Media
menyediakan desain-desain yang dapat digunakan
Volunteers (Jasmev) Pada Pilkada DKI Jakarta Bulan Agustus
untuk berkampanye. Lihat, htt p:gulunglenganbajumu.
September 2012. Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi UGM.
com.
Tidak Dipublikasikan, UGM Yogyakarta.
Bambang Arianto, Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
Kampanye Kreatif dan Teknologi Informasi
Dengan cara kerja seperti multi-level marketing,
Peranan teknologi informasi akhirnya efektivitas media sosial dapat menjadi kekuatan telah mampu melahirkan media baru yang dan sarana komunikasi politik di mana setiap mengacu pada konvergensi antara teknologi individu dapat saling memengaruhi. Jika audio atau video dengan World Wide Web
proses komunikasi politik dalam kampanye
(Dominick, Messere Sherman, 2004). Itu kreatif dapat bersinergi dengan media sosial, mengapa, peran teknologi informasi cukup maka hal itu akan dapat menjadi salah satu signifikan dalam mendorong kemunculan faktor kunci untuk meningkatkan partisipasi kampanye kreatif terutama di media sosial publik dalam setiap ritual kontestasi politik. dan teknologi Youtube. Media sosial tidak lagi
Meski demikian, belum ada penelitian yang
berlaku one man one vote, tetapi satu orang dapat
dapat mengukur efektivitas kampanye di media
memiliki kekuatan setara puluhan, ratusan, sosial. Tetapi, sebagai perbandingan, dalam Mass Communication and Societ hingga ribuan lebih orang. Inilah kelebihan 34 disebutkan bahwa
yang dimiliki media sosial, efektif sebagai perhatian terhadap kampanye di media sosial sarana pertukaran ide dan gagasan. Ironisnya,
pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun
dekade terakhir pertukaran ide dan gagasan 2008 cukup signifikan. Dalam penelitian ini dimedia sosial sering disalah artikan menjadi ditemui, ada 27 persen pemilih dewasa di bawah alat untuk menuai kebencian dan permusuhan
umur 30 tahun mendapatkan materi kampanye
yang mengakibatkan ruang publik semakin dari media sosial. Sedangkan pemilih berumur agonistik. Hal itu ditandai oleh kemunculan 30-39 tahun hanya 4 persen, dan lebih dari 40 fenomena Jonru, yang sebelumnya menjadi tahun hanya 1 persen. Artinya, media sosial pegiat budaya membaca dan menulis, yang sangat tepat sebagai medium untuk membidik identik dengan kedalaman dan kesunyian, 35 para kawula muda. Itu mengapa, dalam bergeser menjadi aktivis media sosial yang kontestasi presidensial 2014, kedua pasangan lebih banyak menawarkan suasana hingar tak
calon presiden sama-sama menggunakan media
berkesudahan. Padahal, Jumlah like di fanspage
sosial sebagai alat komunikasi politik. Berikut
FB-nya sampai 400 ribu akun, dan follower di
beberapa contoh akun media sosial yakni Facebook
Twitter-nya hampir 50 ribu sampai dengan dan Twitt er oleh pasangan Prabowo Subianto - Rabu kemarin. Jumlah “umat” sebanyak Hatt a Rajasa dan Joko Widodo - Jusuf Kalla. itu sebenarnya bisa menjadi sebuah potensi
Dalam konteks ini penggunaan media
besar untuk semakin memasifkan gerakan sosial terutama Facebook, didapati informasi membaca dan menulis yang ia lakukan. Tapi bahwa jumlah penggemar Prabowo di rupanya Fanspage dan akun Twitter-nya 36 Facebook mencapai 7.425.440 orang. Linimasa
sebagian besar, kini membicangkan persoalan
Facebook Prabowo banyak diisi fotonya ketika
politik. Perkembangan literasi di Indonesia
tidak lagi dibicarakan. Fanspage dan Twitt er 34 Kushin, Matt hew James Yamamoto, Masahiro (2010).
Jonru kini justru menegasi esensi literasi.
Did Social Media Really Matt er? College Students' Use of Online Media and Political Decision Making in the
Alhasil, pergeseran ini kemudian menggiring
2008 Election. Mass Comm unication and Society, Volume
para pengikut Jonru ke ranah illeteracy sangat
13, Issue 5, 2010.
besar. Artinya, media sosial bisa jadi membuat 35 http:teknologi.metrotvnews.com orang berbelok arah dari soft politics (literasi, read20140704261288peran-media-sosial-dalam-
kampanye-politik.
budaya) ke hard politics (partai-kekuasaan). 33 36 Hasil ini menunjukan dukungan dari tim sukses maupun relawan politik dari kubu Prabowo - Hatt a.
Tetapi tidak menutup kemungkinan bagian dari
33 Irkham, Agus M (2014). Jonru. Koran Tempo. Edisi 23
rekayasa tim teknologi informasi. Oleh timses Prabowo
November.
Hatt a.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Juli 2015
Gambar 3.
Gambar 4.
Contoh akun Facebook dan Twitt er
Perbandingan popularitas di Facebook
dalam kampanye presiden 2014
Fanpage dan Follower di Twitt er
Sumber: http:teknologi.metrotvnews.com
read2014 pasangan calon Presiden di media sosial yakni
Facebook dan Twitt er.
Penggunaan Facebook dan Twitter ketika masa kampanye kontestasi presidensial 2014, membuktikan bahwa teknologi informasi menjadi salah satu alternatif model kampanye era kekinian. Hal itu mengonfi rmasi temuan lembaga pemantau sosial media yakni Awesometrics. yang
Sumber: http:teknologi.metrotvnews.com
memantau secara spesifi k, berdasarkan sebutan
read2014
atau panggilan dari masing-masing capres di media sosial, dan berdasarkan akun-akun
berkampanye keliling Indonesia, dan video
media sosial kedua kandidat. Capres nomor
berisi dukungan sejumlah tokoh dan orang- urut satu, Prabowo Subianto, Awesometrics orang biasa. Demikian juga dengan laman
memakai keyword atau panggilan yang biasa
Facebook Jokowi yang disukai 3.311.213 orang,
dipakai di media sosial: prabowo, bowo, wowo,
diisi dengan banyak foto dan video. Laman
prabowow. Selain itu, capres nomor urut dua, Joko
ini tampaknya dikelola secara rutin karena
Widodo, Awesometrics memakai keyword atau
menampilkan informasi terbaru, seperti
panggilan yang biasa dipakai media sosial: jokowi,
dukungan harian The Jakarta Post terhadap
joko widodo, jokowow, jokower. Hasil pantauan
Jokowi yang baru disampaikan dalam editorial
Awesometrics, Prabowo dengan berbagai nama
(Metrotv.com, 472014).
panggilannya sejak debat keempat 29 Juni 2014
Hal yang sama dij umpai di media sosial
hingga 5 Juli 2014 lebih banyak dipercakapkan
Twitt er, persaingan yang berkembang di kedua
di Facebook ketimbang di Twitt er. Menurut data,
kubu adalah berupaya sekeras mungkin agar
mencapai lebih dari 107 ribu mention, sementara
kampanye mereka menjadi trending topik
penyebutan Jokowi hampir 85 ribu. Sedangkan,
dunia. Hal ini, misalnya bisa kita lihat ketika
nama-nama panggilan Jokowi lebih banyak
Komisi Pemilihan Umum menggelar debat
dipakai oleh pengguna Twitt er. Selama periode
antar calon presiden dan wakil presiden.
yang sama, penyebutan nama-nama Jokowi
Berikut perbandingan popularitas kedua
hampir 2 juta mention, sementara ada 1 jutaan
Bambang Arianto, Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
lebih mention untuk penyebutan nama-nama
Gambar 6.
Prabowo. Bisa dikatakan bahwa setiap jamnya, Prabowo rata-rata disebut 7500 kali, dan Jokowi rata-rata disebut 11.000 kali di media sosial. 37
Gambar 5.
Sumber htt p:www.awesometrics.com
Youtube yakni aksi Marzuki Mohammad “Kill The DJ”. Penyanyi kelompok musik Jogja Hip Hop Foundation ini menampilkan video berjudul Bersatu Padu Coblos No 2 yang kemudian dapat didengarkan di situs www.soundcloud.com serta
Sumber htt p:www.awesometrics.com
diunduh secara gratis melalui situs www.mediafi re. com. Begitupula dengan pendukung Prabowo-
Selama periode 29 Juni hingga 4 Juli 2014,
Hatt a yang mengatasnamakan Sahabat Prabowo
percakapan yang masuk ke akun Twitt er jokowi_ dengan video berjudul Happy yang kemudian do2 aktivitasnya lebih tinggi daripada di akun 38 juga diunggah di Youtube.
Prabowo08. Ada hampir 400 ribu percakapan
Selain itu banyak bermunculan video
di akun jokowi_do2, dan ada hampir 263 ribu yang berasal dari kaum muda seperti, Jokowi- percakapan di akun Prabowo08. Demikian JK Presiden Kita, Owl City - Good Time. Berbeda pergerakan percakapannya dari hari ke hari, dengan video kampanye pasangan Jokowi-JK perbandingan kedua akun:
sebelumnya, video yang berisi parodi ini di upload (1362014) oleh akun Fajrina Maya (
Jenis Kampanye Kreatif
Fajrinamaya). Dengan hanya berdurasi 3.19
Jika ditelaah pada 2011 fenomena penggunaan Youtube memuncak ketika sebanyak 38 Yudha Permana, sebagai Ketua Sahabat Prabowo
Jabodetabek, mengatakan, sebagian pembuatan
370 ribu video kampanye Barack Obama dan
video itu dilakukan setelah lari pagi pada hari bebas
Mitt Romney dilihat oleh 2,7 miliar orang. Tidak
kendaraan (car free day) di Jakarta. Sebagian lagi dibuat
mengherankan jika kemudian dalam kontestasi di kantor Gerindra. Isinya tentang orang-orang yang
bersukaria, tertawa-tawa, dan bermain-main. Selain
presidensial 2014, kedua kandidat calon presiden
di dunia maya, Sababat Prabowo juga melakukan
Indonesia memanfaatkan teknologi Youtube. Salah
kampanye kreatif di dunia nyata. Setiap Minggu, mereka tampil pada hari bebas kendaraan di sejumlah
satu bentuk video yang kemudian diunggah ke
kota, seperti Jakarta, Riau, Bali, dan Bandung, dengan berbagai atraksi. Misalnya, lari pagi, marching band, parade, dan bagi-bagi susu disertai maskot Mas Garuda
37 htt p:www.awesometrics.comblogyang-terpopuler-
yang bentuknya komikal. Lihat, htt p:nasional.kompas.
di-media-sosial-dan-yang-akunnya-teraktif-jelang-
comread201406081630474Kampanye.Kreatif.
kampanye-berakhir.
Bermunculan.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Juli 2015
Gambar 7. Video Jokowi-JK Presiden
premis yang menyatakan bila kampanye
Kita, Owl City - Good Time
kreatif dapat menjadi salah satu alternatif model kampanye politik yang dapat berperan mengubah dan mempengaruhi perilaku pemilih benar adanya. Berikut beberapa jenis kampanye kreatif yang dikenal dalam kampanye politik 2014 diantaranya; a). Video. Selama ini rekaman pidato dan
pemaparan visi-misi setiap presiden memang bisa dengan mudah kita temukan di situs Youtube. Tetapi, dengan kehadiran berbagai fi lm pendek yang ringan atau kocak serta klip video dapat membuat pemilih terutama kaum muda lebih tertarik.
Gambar 8.
Sumber htt p:youtubex5f0smH0JMM menit video ini menjadi heboh di Youtube.
Selain karena lirik lagunya yang bagus dan menggunakan nama Owl City, video klip ini memperlihatkan bahwa kaum muda juga dapat terlibat dan bergairah dalam kancah politik melalui cara-cara yang kreatif. Meski baru tiga hari diunggah atau pada tanggal 13 Juni 2014, tetapi video tersebut sudah dilihat lebih dari
30 ribu orang dan dibanjiri komentar bernada pujian. Tidak hanya itu, video ini juga masuk
populer Youtube dengan kategori hiburan. 39 Sumber: https:www.youtube.com
Beragam kreativitas yang digagas oleh
watch?v=kIvhzj5k3Y0
anak-anak muda ditujukan untuk mengajari para pemilih tentang bagaimana berpolitik yang
Gambar 9.
rileks dan tidak dipenuhi kebencian. Alhasil,
39 Scene awal video tersebut menceritakan seorang pemuda yang jenuh melihat perpolitikan di Indonesia,
yang dipenuhi orang-orang bermental koruptif dan tidak berprestasi dibidangnya. Bahkan saat ini penyakit korupsi telah menjangkiti seluruh lembaga negara baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Dalam scene berikutnya muncul beberapa anak-anak muda di pasar, perkantoran, taman yang berbicara bahwa Indonesia kedepan butuh pemimpin yang mau bekerja. Dia bisa melakukan perubahan dengan jujur, tegas, sederhana dan memiliki jiwa kepemimpinan yang merakyat. Sosok itu digambarkan melekat dalam diri Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Lihat, htt p: pemilu.metrotvnews.comread20140618254091
Sumber : https:www.youtube.com
dukung-jokowi-jk-ini-kampanye-kreatif-pemuda-
watch?v=4k3Qe5elzdk
lewat-video-owl-city.
Bambang Arianto, Kampanye Kreatif dalam Kontestasi Presidensial 2014
b). Musik. Dukungan para musikus banyak
Gambar 11.
melahirkan berbagai bentuk lagu seperti yang diciptakan oleh Marzuki “Kill the DJ”. Ataupun membuat panggung musik seperti Slank dan Oppie Andaresta. Untuk materi lagu, biasanya berisi ringkasan dari visi- misi para calon presiden. Di kedua kubu, terdapat seniman dan pemusik yang turut memberikan dukungan. Di kubu Prabowo-
Hatt a di kenal musisi Ahmad Dhani 40 serta
di kubu Jokowi-JK ada Slank, Marzuki Kill the DJ, hingga Yovie Widianto.
Sumber : https:www.youtube.com
watch?v=qQ3CmjglTiM
Gambar 10.
sepakbola “Garuda di Dadaku”. Sedangkan di kubu Jokowi-JK, dengan dimotori oleh tim relawan Generasi Optimis, mereka memiliki game Go Jokowi.
Gambar 12.
Sumber : https:www.youtube.com
watch?v=y0LzsVJT9IE
c) Aplikasi dan Game. Untuk aplikasi dan
game terdapat 60 aplikasi dan permainan di Play Store yang berkaitan dengan Jokowi, sedangkan 20 aplikasi terkait dengan Prabowo. Ada adaptasi dari permainan Candy Crush, Temple Run atau permainan sederhana seperti puzzle. Ada pula aplikasi untuk membuat wallpaper atau
Sumber : www.genarasioptimis.org
meme. Begitupun dengan kubu Prabowo- Hatt a yang mengeluarkan aplikasi game
d) Desain Visual. Bisa berwujud poster, komik, meme untuk telepon seluler,
40 Tetapi, ironisnya lagu kampanye yang digubah Ahmad
atau hal-hal lain. Biasanya, poster dan
Dhani untuk pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatt a Rajasa telah mencederai hakikat dari
komik digarap serius oleh mereka yang
kampanye kreatif. Pasalnya, lagu tersebut tidak hanya
memang memiliki kemampuan ilustrasi
mengundang kontroversi lantaran memakai baju
dan desain grafis yang baik. Sedangkan
militer khas Nazi Jerman, tetapi juga ilegal alias tidak mendapat izin dari si empunya lagu Brian May, gitaris
meme dilihat dari sejarahnya, sebenarnya
Queen We Will Rock You.
meme bukanlah sesuatu yang baru ditemui
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 19, Nomor 1, Juli 2015
oleh manusia, situs Knowyourmeme.
Sedangkan di pihak Jokowi, kita menemui
com menjelaskan istilah meme (dibaca
ilustrasi yang menyerupai aksi “Tintin”
mim) sendiri telah digunakan sejak 1976.
karya Herge. 42 Yang menampilkan “Kisah
Semuanya bermula ketika seorang penulis,
Blusukan Jokowi” ke berbagai daerah guna
ahli teologi, biologi evolusioner, ilmu
mendengar aspirasi rakyat. Gaya “Tintin”
pengetahuan Britania Raya, Clinton Richard
dipilih karena karakter “Tintin” selalu
Dawkins menggunakan istilah meme dalam
menghargai keragaman, optimisme dan
bukunya, The Selfi sh Gene. Dalam bukunya
perdamaian dalam masyarakat dengan
Dawkins menyebutkan bahwa meme adalah
menampilkan karakteristik berbagai suku,
satuan makna kultural, seperti sebuah
agama dan etnis. Sebut saja ketika Jokowi
ide atau nilai yang diwariskan dari satu
menjadi seorang petualang yang “blusukan”
generasi ke generasi berikutnya. Pada
di berbagai daerah.
perkembangannya, kini kita mengenal meme sebagai kumpulan potongan gambar
Gambar 13.
yang diambil dari berbagai media hiburan seperti film, acara televisi, serta video musik. Potongan gambar yang sudah dipilih tersebut nantinya akan diberi tulisan yang mengangkat soal berbagai peristiwa yang terjadi saat ini dan menjadi bahan perbincangan masyarakat luas. Dan sekarang meme pun semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, meme tidak hanya dimuat dalam buku tetapi juga tampil di berbagai jejaring sosial. Menurut Lauren Ancel Meyers, seorang profesor biologi di University of Texas, meme menyebar melalui jaringan sosial online
Sumber : www.gulunglenganbajumu.com