ANALISIS PENGAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN pdf
Jurnal Akuntanika, No. 2 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
ANALISIS PENGAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN SESUAI
PSAK NO. 34 DALAM KAITANNYA DENGAN PENENTUAN LABA / RUGI
PADA CV. ARVIAN MURA ABADI CONSULTANT
M.Fatqurrohcman1
Eri Triharyati2
1
Mahasiswa STIE MURA LUBUKLINGGAU
2
Dosen STIE MURA LUBUKLINGGAU
[email protected]
Abstract
In completing a project, the company should be able to determine the method of recognition
of income and expenses appropriately, in order to obtain an accurate calculation of profit and the
financial statements are reasonable. Revenue recognition on the CV. Arvian Mura Eternal
Consultant wear system completed contract method for long-term contracts and short-term
contracts as well as the recognition of revenue and the load applied by the CV. Arvian Mura Eternal
Consultant not in accordance with IAS 34 and the theory according to Kieso. In this study, the data
used is secondary data, data collection techniques in this study using the method of documentation.
The analytical method used is a method of quantitative and qualitative analysis. The purpose of this
study was to determine the recognition of revenue on the CV. Arvian Mura Eternal Consultant using
the completed contract method although its construction contract for long-term contracts and shortterm contracts as well as to determine the recognition of revenues and expenses that are applied by
the CV. Arvian Mura Eternal Consultant in accordance with IAS 34 and the theory according to
Kieso. These results indicate that the recognition of revenues and expenses applied to CV. Arvian
Mura Eternal Consultant not in accordance with IAS 34, since income and expenses are recognized
when the construction contract is completed, both for the construction contract with a maturity of
one year or a term of more than one year. Errors in the recognition of revenues and expenses will
cause errors in the determination of profit / loss of the company.
Keywords: Recognition of Revenues and Expenses, the Financial Accounting Standards, Profit /
Loss
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peran akuntansi sangat dibutuhkan
sebagai alat bantu dalam menyediakan
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Informasi yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan, laporan keuangan yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja suatu perusahaan
adalah laba rugi. Unsur yang berkaitan
langsung dengan pengukuran penghasilan laba
bersih dalam perusahaan adalah pendapatan
dan beban. Dari suatu laporan laba rugi yang
ada, maka pemakai laporan keuangan harus
dapat mengambil keputusan dalam hubungan
dengan pengukuran keberhasilan dalam
menggunakan sumber daya yang ada pada
operasinya. Pendapatan dan beban merupakan
faktor yang sangat penting, dimana pendapatan
merupakan faktor penentu dari kelangsungan
hidup
perusahaan.
Sedangkan
beban
merupakan
faktor
yang
menentukan
kemampuan
perusahaan
dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
PSAK (2012, h.34.1) suatu kontrak konstruksi
mungkin dinegosiasikan untuk membangun
sebuah aset tunggal, seperti jembatan,
bangunan, dam, pipa, jalan, kapal, dan
terowongan. Kontrak konstruksi juga berkaitan
dengan sejumlah aset yang berhubungan erat
atau saling tergantung satu sama lain dalam hal
rancangan , teknologi, dan fungsi atau tujuan
atau penggunaan pokok. Kontrak seperti ini
misalnya konstruksi kilang-kilang minyak atau
37
Jurnal Akuntanika, No. 2 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
bagian-bagian lain yang komplek dari pabrik
atau peralatan.Menurut Kieso, et al, (2009,
h.521) mengatakan bahwa pada perusahaan
kontruksi terdapat dua metode pengakuan
pendapatan yaitu; (1) metode kontrak selesai
adalah metode yang mengakui pendapatan dan
laba kotor pada saat kontrak diselesaikan. (2)
Metode persentase penyelesaian adalah metode
yang mengakui pendapatan dan laba kotor
berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu
persentase penyelesaian.
Dalam menyelesaikan suatu proyek yang
biasanya mencapai jangka waktu lebih dari satu
periode akuntansi, perusahaan harus mampu
menentukan metode pengakuan pendapatan dan
beban yang tepat. Sehingga akan diperoleh
perhitungan laba yang akurat dan laporan
keuangan yang wajar sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku. Laporan
keuangan yang disajikan sangat penting dalam
mendukung pengambilan keputusan yang tepat
bagi perusahaan.
CV. Arvian Mura Abadi Consultant
adalah perusahaan yang berdiri pada tanggal 5
Januari 2006 dengan bentuk Perseroan
Komanditer (CV) dan merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi
yang melakukan usaha-usaha di bidang
konstruksi bangunan, gedung, pabrik, dan
perumahan serta bergerak dalam bidang
konsultan konstruksi. CV. Arvian Mura Abadi
Consultant dalam mengakui pendapatan dan
beban masih belum sesuai dengan PSAK No.
34 tentang kontrak konstruksi karena
perusahaan mengakui pendapatan dengan
menggunakan metode kontrak selesai untuk
semua proyeknya termasuk proyek dengan
kontrak jangka pendek dan jangka panjang
yang semestinya perusahaan menggunakan
metode persentase tingkat penyelesaian untuk
proyek jangka panjang.
Adanya metode pengakuan yang khusus
pada perusahaan jasa konstruksi yaitu metode
sistem kontrak dan metode persentase tingkat
penyelesaian, bertitik tolak dari keduanya,
maka peneliti berkeinginan melakukan
penelitian mengenai “Analisis Pengakuan
Akuntansi Pendapatan dan Beban Sesuai
PSAK No. 34 Dalam Kaitannya Dengan
Penentuan Laba/Rugi Pada CV. Arvian
Mura Abadi Consultant.”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengakuan pendapatan pada
CV. Arvian Mura Abadi Consultant dengan
memakai metode sistem kontrak selesai
untuk kontrak jangka panjang dan kontrak
jangka pendek ?
2. Apakah pengakuan pendapatan dan beban
yang diterapkan oleh
CV. Arvian
Mura Abadi Consultant telah sesuai dengan
PSAK No.34 dan teori menurut Kieso?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengakuan pendapatan
pada CV. Arvian Mura Abadi Consultant
dengan memakai metode kontrak selesai
walaupun kontrak konstruksinya untuk
kontrak jangka panjang dan kontrak jangka
pendek.
2. Untuk mengetahui apakah pengakuan dan
beban yang diterapkan oleh CV. Arvian
Mura Abadi Consultant telah sesuai dengan
PSAK No.34 dan teori menurut Kieso.
2. LANDASAN TEORI
YANG
MENDUKUNG
2.1 Pendapatan
Menurut Hery (2013, h.36) “ Pendapatan
(revenues) adalah arus masuk aktiva atau
peningkatan lainnya atas aktiva atau
penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi
dari keduanya) dari pengiriman barang,
pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral
perusahaan.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 23 (2012, h.23.2)
Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari ekuitas
normal entitas selama suatu periode jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
Pendapatan hanya meliputi arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan
dapat diterima oleh entitas untuk entitas itu
sendiri. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan
pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai
dan pajak penghasilan, bukan merupakan
manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan
38
Jurnal Akuntanika, No. 2 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Oleh
karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari
pendapatan.
2.2 Metode Pengakuan Pendapatan Pada
Perusahaan Konstruksi
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.2)
kontrak konstruksi meliputi :
a) Kontrak pemberian jasa yang berhubungan
langsung dengan konstruki asset, misalnya
pelayanan jasa untuk manajer proyek dan
arsitek; dan
b) Kontrak untuk penghancuran atau restorasi
asset dan restorasi lingkungan setelah
penghancuran asset.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.5) Jika
hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
andal, maka pendapatan kontrak dan biaya
kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi diakui masing-masing sebagai
pendapatan dan beban dengan memperhatikan
tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada
tanggal akhir periode pelaporan.
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil
kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
andal jika semua kondisi berikut ini dapat
terpenuhi :
a) Total pendapatan kontrak dapat diukur
secara andal;
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan kontrak tersebut akan
mengalir ke entitas;
c) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan
kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak
pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan
d) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada
kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas dan
diukur secara andal sehingga biaya kontrak
aktual dapat dibandingkan dengan estimasi
sebelumnya.
Menurut Kieso, et al (2009, h.521), ada 2
metode dalam pengakuan pendapatan jasa
konstruksi, yaitu :
a. Metode Kontrak Selesai (Completed
Contract Method)
Menurut metode kontrak selesai,
pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada
saat penjualan, yaitu pada saat kontrak
diselesaikan. Biaya kontrak jangka panjang
dalam proses penagihan tahun berjalan telah
diakumulasi, tetapi tidak ada pembebanan dan
pengkreditan interim ke akun laporan laba rugi
seperti pendapatan, biaya dan laba kotor. Untuk
mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor
yang diakui pada setiap akhir periode seperti
yang diperlihatkan pada rumus berikut :
Pendapatan dari kontrok – Biaya Kontrak
= Laba/Rugi Kotor
Metode pengakuan pendapatan dengan
kontrak selesai dapat digunakan hanya pada
saat tertentu, yaitu :
1. Jika suatu entitas terutama memiliki kontrak
jangka pendek.
2. Jika syarat-syarat untuk menggunakan
metode persentase penyelesaian tidak dapat
terpenuhi.
3. Jika terdapat bahaya yang melekat dalam
kontrak itu di luar risiko bisnis yang normal
dan berulang.
b. Metode
Persentase
Penyelesaian
(Percenta ge of Completion)
Dalam metode ini, suatu pendapatan,
biaya dan laba kotor diakui sesuai dengan
tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Jumlah dari
pendapatan yang akan diakui setiap periodenya
didasarkan pada suatu pengukuran kemajuan
menuju penyelesaian.
Menurut Kieso, et al (2009, h.521),
metode
persentase
penyelesaian
harus
digunakan perusahaan apabila syarat ini
terpenuhi :
a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hakhak
yang
dapat
dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau jasa
yang akan diberikan dan diterima oleh pihak
yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang
akan dipertukarkan, serta cara dan syarat
penyelesaian.
b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi
semua kewajiban dalam kontrak.
c. Kontraktor
dapat
diharapkan
untuk
melaksanakan
kewajiban
kontraktual
tersebut.
Rasio persentase biaya yang terjadi
terhadap estimasi total biaya diterapkan pada
total pendapatan atau estimasi total laba kotor
atas kontrak tersebut untuk mendapatkan
jumlah pendapatan atau laba kotor yang akan
diakui
sampai
tanggal
ini.
39
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
.
Estimasi total
Persentase penyelesaian x
pendapatan
pendapatan (atau laba
=
kotor) yang akan diakui
(atau laba kotor)
sampai tanggal ini
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui pada setiap periode,
harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode
sebelumnya.
Pendapatan (atau laba
Pendapatan (atau laba
Kotor) yang akan diakui - Kotor) yang diakui dalam =
Sampai tanggal ini
periode sebelumnya
pendapatan
(atau laba kotor)
periode berjalan
Pendapatan dari kontrak konstruksi harga tetap diakui dengan metode persentase
penyelesaian, diukur dengan memperhatikan persentase jam kerja yang terjadi saat ini terhadap
total jam kerja yang diestimasi untuk masing-masing kontrak. Jumlah pendapatan, beban, dan
laba yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dalam jangka waktu tertentu adalah
sebagai berikut :
Saat
Diakui pada
Diakui pada
Ini
tahun sebelumnya
tahun berjalan
Tahun 1
Pendapatan X Persentase Penyelesaian
XXXX
XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
( XXXX )
Laba
XXXX
XXXX
Tahun 2
Pendapatan X Persentase Penyelesaian XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
Laba
XXXX
Sumber : PSAK No.34 (2012, h.34.10)
2.4 Pengakuan Pendapatan Konstruksi
Menurut PSAK No. 34
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.1)
Suatu
kontrak
konstruksi
mungkin
dinegosiasikan untuk membangun sebuah aset
tunggal
seperti
jembatan,
bangunan,
bendungan, pipa, jalan, kapal, dan
terowongan.
Kontrak
konstruksi
juga
berkaitan dengan sejumlah asset yang
berhubungan erat satu sama lain atau saling
tergantung dalam hal rancangan, teknologi,
dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan;
contoh kontrak tersebut mencakup, konstruksi
XXXX
( XXXX )
XXXX
XXXX
( XXXX )
XXXX
kilang minyak atau bagian-bagian lain yang
kompleks dari pabrik atau peralatan.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.5)
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, maka pendapatan kontrak dan
biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui masing-masing
sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas
kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil
kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
40
41
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
andal jika semua kondisi berikut ini dapat
terpenuhi :
a) Total pendapatan kontrak dapat diukur
secara andal;
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi
yang berhubungan dengan kontrak tersebut
akan mengalir ke entitas;
c) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan
kontrak maupun tahap penyelesaian
kontrak pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
d) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada
kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas
dan diukur secara andal sehingga biaya
kontrak aktual dapat dibandingkan dengan
estimasi sebelumnya.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.2)
pendapatan kontrak terdiri dari :
(a) Jumlah pendapatan semula yang disetujui
dalam kontrak; dan
(b) Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak,
klaim, dan pembayaran intensif:
(i) Sepanjang hal ini memungkinkan
untuk menghasilkan pendapatan;
dan
(ii) Dapat diukur secara andal.
Pendapatan kontrak diukur pada nilai
wajar dari imbalan yang diterima atau akan
diterima. Pengukuran pendapatan kontrak
dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang
bergantung pada hasil dari peristiwa di masa
depan. Estimasi sering kali perlu untuk
direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya
ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah
pendapatan kontrak dapat meningkat atau
menurun dari satu periode ke periode
berikutnya, misalnya :
(a) Kontraktor dan pelanggan mungkin
menyetujui penyimpangan atau klaim
yang meningkat atau menurunkan
pendapatan kontrak pada periode setelah
periode yang disetujui pada kontrak awal;
(b) Jumlah pendapatan yang disetujui dalam
kontrak harga tetap dapat meningkat
karena ketentuan-ketentuan kenaikan
biaya;
(c) Jumlah pendapatan kontrak dapat
menurun karena denda yang timbul
akibat keterlambatan kontraktor dalam
penyelesaian kontrak tersebut; dan
(d) Jika dalam kontrak harga tetap terdapat
harga tetap per unit output, pendapatan
kontrak meningkat jika jumlah unit
meningkat.
Penyimpangan adalah suatu instruksi
yang
diberikan
pelanggan
mengenai
perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan
berdasarkan
kontrak.
Penyimpangan
dapat
menimbulkan
peningkatan
atau
penurunan
dalam
pendapatan kontrak. Penyimpangan dapat
dimasukkan ke dalam pendapatan kontrak jika
:
(a) Kemungkinan besar pelanggan akan
menyetujui penyimpangan dan jumlah
pendapatan
yang
timbul
dari
penyimpangan tersebut;
(b) Jumlah pendapatan dapat diukur secara
andal.
Klaim adalah jumlah yang ditagihkan
konraktor kepada pelanggan atau pihak lain
sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang
tidak termasuk ke dalam nilai konrak. Klaim
dapat timbul dari, misalnya, keterlambatan
yang disebabkan oleh pelanggan, kesalahan
dalam spesifikasi atau rancangan, dan selisih
penyimpangan dalam pekerjaan kontrak.
Klaim hanya dimasukkan ke dalam
pendapatan kontrak jika :
(a) Negosiasi telah mencapai tingkat akhir
sehingga kemungkinan besar pelanggan
akan menerima kliam tersebut; dan
(b) Jumlah klaim yang kemungkinan besar
akan disetujui oleh pelanggan tersebut,
dapat diukur secara andal.
Pembayaran insentif adalah jumlah
tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor
apabila standar pelaksanaan yang telah
ditentukan telah terpenuhi atau terlampaui.
Pembayaran intensif dapat dimasukkan dalam
pendapatan kontrak jika:
(a) Kontrak
tersebut
telah
cukup
pelaksanaannya sehingga kemungkinan
besar akan memenuhi atau melampaui
standar pelaksanaan; dan
(b) Jumlah pembayaran intensif tersebut
dapat diukur secara andal.
41
42
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
2.5Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Sadeli (2011, h.18), laporan
keuangan adalah laporan tertulis yang
memberikan informasi kuantitatif tentang
posisi
keuangan
dan
perubahanperubahannya, serta hasil yang dicapai selama
periode tertentu.
Menurut Fahmi (2012, h.2), laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
Menurut Hery (2013, h.7), laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Fahmi (2012, h.5), tujuan
laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi kepada pihak yang membutuhkan
tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut
angka-angka dalam satuan moneter.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2012), tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Sadeli (2011, h.19), tujuan
laporan keuangan adalah :
1) Menyajikan
informasi
yang
dapat
diandalkan
tentang
kekayaan
dan
kewajiban.
2) Menyajikan
informasi
yang
dapat
diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih perusahaan sebagai hasil dari
kegiatan usaha.
3) Menyajikan
informasi
yang
dapat
diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih yang bukan berasal dari kegiatan
usaha.
4) Menyajikan
informasi
yang
dapat
membantu para pemakai dalam menaksir
kemampuan perusahaan memperoleh laba.
5) Menyajikan
informasi
lain
yang
sesuai/relevan dengan keperluan para
pemakainya.
3. METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel operasional dalam penelitian ini adalah :
Tabel 1
Variabel dan Definisi Variabel
Variabel Definisi Devinisi Variabel
ndikatIdikator
Pendapatan
Arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi - Tender/Kontrak
yang timbul dari ekuitas normal entitas selama
Konstruksi
suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. (IAI:
PSAK No.23 (2012, h.23.6)
Beban
arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya
atas aktiva atau terjadinya (munculnya)
kewajiban entitas (atau kombinasi dari
keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman
atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau
aktivitas lainnya yang merupakan operasi
utama atau operasi sentral perusahaan. (Hery,
2013, h.36).
42
-
Biaya Kontrak Konstruksi
43
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Metode
Kontrak
Selesai
Metode
Persentase
Penyelesaian
Laba Rugi
Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada
saat penjualan, yaitu pada saat kontrak
diselesaiakan.
(Kieso dkk, 2009, h.527)
Persentase penyelesaian diukur dengan
membandingkan biaya yang sudah terjadi
sampai tanggal ini dengan estimasi total biaya
paling akhir untuk menyelesaikan kontrak itu.
(Kieso dkk, 2009, H.523)
Laporan keuangan utama di samping neraca
yang
memberikan
informasi
tentang
perubahan posisi keuangan dari kegiatan
operasi perusahaan selama satu periode
tertentu yang menyajikan dua unsur pokok,
yaitu penghasilan (revenue) dan biaya
(expense). (Lili Sadeli, 2011, h.24)
- Pendapatan Kontrak
- Biaya Kontrak
- Biaya yang terjadi sampai
tanggal ini
- Estimasi paling akhir total
biaya selesai
- Pendapatan
- Biaya
Sumber : Data Diolah (2015)
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 6
(Enam) bulan, dimulai bulan Februari sampai
dengan bulan Juli 2015. Yang menjadi tempat
dalam penelitian ini adalah CV. Arvian Mura
Abadi Consultant yang beralamat di Jl.
Jendral Sudirman No.04 Desa F. Trikoyo
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi
Rawas.
3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
sumber data sekunder, yaitu berupa data
sejarah umum perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, dan laporan laba rugi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
Dokumentasi dapat berupa laporan laba rugi,
laporan proyek konstruksi dan perhitungan
pendapatan dan beban dengan menggunakan
metode sistem kontrak selesai dan metode
persentase tingkat penyelesaian.
4.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis data kualitatif dan kuantitatif.
1.
Analisis data kualitatif
Data kualitatif adalah analisa nonstatistik
yang membantu dalam penelitian. Data-data
yang diperoleh baik yang berupa angka
maupun yang berupa tabel kemudian
ditafsirkan dengan baik.
2.
Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif adalah analisis yang
menggunakan rumus-rumus statistik yang
disesuaikan judul penelitian dan rumusan
masalah, untuk perhitungan angka-angka
dalam rangka menganalisis data yang
diperoleh.
Dimana, analisis kualitatif dalam penelitian
ini adalah gambaran umum tentang
perusahaan yang berupa sejarah perusahaan,
visi dan misi, dan struktur organisasi
perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif
dilakukan pada perhitungan laba rugi dengan
metode sistem kontrak selesai dan metode
persentase peyelesaian untuk mengakui
pendapatan dan beban dengan rumus sebagai
berikut:
1. Metode Kontrak Selesai (Completed
Contract Method) menurut Kieso, et al (2009,
h.521)
Menurut metode kontrak selesai, pendapatan
dan laba kotor hanya diakui pada saat
penjualan,
yaitu pada
saat
kontrak
diselesaikan. Biaya kontrak jangka panjang
dalam proses penagihan tahun berjalan telah
diakumulasi, tetapi tidak ada pembebanan dan
pengkreditan interim ke akun laporan laba
rugi seperti pendapatan, biaya dan laba kotor.
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan
laba kotor yang diakui pada setiap akhir
periode seperti yang diperlihatkan pada rumus
berikut :
43
44
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Pendapatan dari kontrak –
kotor
Biaya Kontrak
=
Laba/Rugi
2. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion) menurut PSAK No.34 (2012,
h.34.10)
Pendapatan dari kontrak konstruksi harga tetap diakui dengan metode persentase
penyelesaian, diukur dengan memperhatikan persentase jam kerja yang terjadi saat ini
terhadap total jam kerja yang diestimasi untuk masing-masing kontrak. Jumlah pendapatan,
beban, dan laba yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dalam jangka waktu
tertentu adalah sebagai berikut :
Saat
Diakui pada
Diakui pada
Ini
tahun sebelumnya
tahun berjalan
Tahun 1
Pendapatan X Persentase Penyelesaian
XXXX
XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
( XXXX )
Laba
XXXX
XXXX
Tahun 2
Pendapatan X Persentase Penyelesaian XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
Laba
XXXX
XXXX
( XXXX )
XXXX
XXXX
( XXXX )
XXXX
Sumber : PSAK No.34 (2012, h.34.10)
4.
HASIL
PENELITIAN
DAN metode persentase penyelesaian yang sesuai
PSAK No. 34 dalam kaitannya dengan
PEMBAHASAN
metode pengakuan pendapatan baik dengan
1. Hasil Penelitian
metode kontrak selesai dan metode persentase
a. Depenelitian Data Perusahaan
Data depenelitian perusahaan yang penyelesaian dan hubungannya dalam
digunakan untuk menghitung pendapatan dan penentuan laba atau rugi pada CV. Arvian
beban
kontrak
konstruksi
dengan Mura Abadi Consultant adalah sebagai berikut
menggunakan metode kontrak selesai dan
:
Tabel 2
Rekapitulasi Data Proyek CV. Arvian Mura Abadi Consultant
Tahun 2012 sampai tahun 2013
No
1
2
Nama Kontrak
Peningkatan Jalan Lubuk TuaTapa Kecamatan Muara Kelingi
(18 Februari-7 Agustus 2012) 7
bulan
Peningkatan Jalan Karya Mulya
(14 November 2012-8 April
2013)
6 bulan
Rp 4.045.200.000
Persentase
Penyelesaian
2012
2013
100%
Rp 3.255.200.000
33%
Nilai
44
67%
45
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
3
Peningkatan
Sarana
dan Rp 2.880.100.000
Prasarana Pasar Muara Kelingi
(8 Juni-5 November 2013) 6
bulan
Sumber : Data CV. Arvian Mura Abadi Consultant
b.
Hasil
Perhitungan Pengakuan
Pendapatan
dan
Beban
dengan
Menggunakan Metode Kontrak Selesai
dan Metode Persentase Penyelesaian
Yang Sesuai PSAK No. 34 Pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant
1) Pengakuan Pendapatan dan Beban
dengan Metode Kontrak Selesai
Dalam pengakuan pendapatan pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant menggunakan
metode kontrak selesai berarti pendapatan,
biaya dan laba kotor hanya diakui pada saat
kontrak diselesaikan. Metode pengakuan
pendapatan dengan kontrak selesai dapat
digunakan hanya pada saat tertentu, yaitu :
1. Jika suatu entitas terutama memiliki
kontrak jangka pendek.
2. Jika syarat-syarat untuk menggunakan
metode persentase penyelesaian tidak
dapat terpenuhi.
3. Jika terdapat bahaya yang melekat dalam
kontrak itu di luar risiko bisnis yang
normal dan berulang.
Metode pengakuan pendapatan dengan
kontrak selesai adalah metode pengakuan
dimana pendapatan dan laba kotor hanya
diakui pada saat kontrak diselesaikan.
Pengakuan pendapatan dengan kontrak selesai
baru bisa dilaksanakan jika pengakuan
100%
pendapatan dengan persentase penyelesaian
tidak dapat dilakukan.
Menurut metode kontrak selesai, biaya
kontrak jangka panjang dalam proses
penagihan tahun berjalan telah diakumulasi,
tetapi tidak ada pembebanan dan pengkreditan
interim ke akun laporan laba rugi seperti
pendapatan, biaya dan laba kotor sampai
dengan kontrak selesai dikerjakan.
Dalam metode
kontrak selesai,
pendapatan yang dilaporkan didasarkan atas
hasil akhir dan bukan atas estimasi pekerjaan
yang belum dilaksanakan. Metode kontrak
selesai ini tidak mencerminkan kinerja masa
berjalan apabila periode kontrak mencakup
lebih dari satu periode akuntansi. Selain itu,
dalam metode kontrak selesai terdapat
pendapatan yang tidak dilaporkan sampai
tahun penyelesaiannya sehingga menimbulkan
penyimpangan dalam pencatatan laba.
Adapun
perhitungan
pengakuan
pendapatan pada metode kontrak selesai
adalah sebagai berikut :
Misal : Peningkatan Jalan Lubuk Tua-Tapa
Kecamatan Muara Kelingi mulai dari 18
Februari sampai dengan 7 Agustus 2012 :
Biaya Kontrak
Rp 4.045.200.000
Biaya Penyelesaian Rp 2.861.553.000 (-)
Laba Kotor Rp 1.183.647.000
Penyajian laporan Keuangan dengan metode kontrak selesai :
Tabel 3
Laporan Keuangan dengan Metode Kontrak Selesai
Tahun
Keterangan
2012
2013
Perhitungan Laba Rugi
Pendapatan Kontrak
Rp
4.045.200.000
Biaya Pembangunan
Rp
2.861.553.000
Laba Kotor
Rp
Rp
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
1.183.647.000
45
46
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Dalam metode
kontrak selesai,
kelebihannya
yaitu
pendapatan
yang
dilaporkan didasarkan atas hasil akhir dan
bukan atas estimasi pekerjaan yang belum
dilaksanakan sehingga hasil operasi dapat
dihitung secara tepat, karena tidak didasarkan
pada
taksiran-taksiran
yang
penuh
ketidakpastian. Disisi lain, kelemahan metode
ini adalah metode ini tidak mencerminkan
kinerja masa berjalan apabila periode kontrak
mencakup lebih dari satu periode akuntansi.
Selain itu, pendapatan tidak dapat ditetapkan
secara periodik, karena dalam metode kontrak
selesai pendapatan dan laba kotor diakui
hanya pada saat terjadinya penjualan, artinya
pada saat kontrak selesai.
2) Pengakuan Pendapatan dan Beban
dengan
Metode
Persentase
Penyelesaian
Menurut
metode
persentase
penyelesaian, suatu pendapatan, biaya dan
laba kotor diakui sesuai dengan tercapainya
kemajuan ke arah penyelesaian kontrak
jangka panjang. Menurut metode ini
pendapatan diakui dalam dua periode,
sedangkan proyek-proyek yang dikerjakan
mayoritas jangka pendek. Hal ini akan
mengakibatkan pengakuan pendapatan kurang
tepat, dimana pendapatan tahun berjalan ada
yang diakui tahun berikutnya dan pendapatan
tahun berikutnya ada yang diakui pada tahun
berjalan.
Metode persentase penyelesaian harus
digunakan perusahaan apabila syarat ini
terpenuhi :
a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hakhak
yang
dapat
dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau
jasa yang akan diberikan dan diterima oleh
pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan
yang akan dipertukarkan, serta cara dan
syarat penyelesaian.
b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi
semua kewajiban dalam kontrak.
c. Kontraktor dapat diharapkan untuk
melaksanakan kewajiban kontraktual
tersebut.
Pendapatan dari kontrak konstruksi
harga tetap diakui dengan metode persentase
penyelesaian, diukur dengan memperhatikan
persentase jam kerja yang terjadi saat ini
terhadap total jam kerja yang diestimasi untuk
masing-masing kontrak. Metode persentase
penyelesaian tidak hanya didasarkan secara
fisik saja, tetapi harus memperhatikan biayabiaya yang terjadi.
Dalam pengakuan pendapatan pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant, terdapat
kontrak yang pekerjaan konstruksinya selesai
pada tahun berikutnya. Pendapatan kontrak
tersebut diakui dengan menggunakan metode
kontrak
selesai
yang
semestinya
menggunakan metode persentase penyelesaian
untuk kontrak yang berakhir pada periode
tahun
berikutnya
sehingga
tidak
mencerminkan kinerja masa berjalan apabila
periode kontrak mencakup lebih dari satu
periode akuntansi.
Misalnya : Peningkatan Jalan Karya
Mulya jangka waktu (14 November 2012 - 8
April 2013) = 6 bulan dengan harga kontrak
Rp 3.255.200.000 taksiran biaya sebesar Rp
2.130.656.000.
Persentase Penyelesaian atas dasar Biaya adalah :
Biaya yang terjadi sampai tanggal ini
= Persentase penyelesaian
Estimasi paling akhir total biaya selesai
Tahun 2012 =
2/6 × 100% = 33%
Tahun 2013 =
4/6 × 100% = 67%
(Perhitungan persentase tingkat penyelesaian dapat dilihat pada Tabel 4.1)
Maka pendapatan yang akan diakui sampai tanggal ini adalah :
46
47
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Persentase Penyelesaian X
Estimasi Total
pendapatan
(atau laba kotor)
Pendapatan (atau laba
kotor) yang akan diakui
sampai tanggal ini
=
Tahun 2012 = 33% × Rp 2.130.656.000 = Rp 703.116.480
Tahun 2013 = 67% × Rp 2.130.656.000 = Rp 1.427.539.520
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap periode, kita
harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode
sebelumnya, seperti yang diperlihatkan di bawah ini :
Pendapatan (atau
Laba kotor) yang
akan diakui sampai
Tanggal ini
Pendapatan (atau
Laba kotor) yang
diakui dalam periode
sebelumnya
Pendapatan (atau
Laba kotor) periode
berjalan
=
Tahun 2012 = Rp 703.116.480
Tahun 2013 = Rp 1.074.216.000 - Rp 703.116.480 = Rp 371.099.520
Berdasarkan perhitungan diatas, Penyajian laporan taksiran pengakuan pendapatan dan
laba kotor dengan menggunakan metode persentase penyelesaian terdapat dalam tabel 4.3 di
bawah ini :
Tabel 4
Taksiran Pengakuan Pendapatan dan Laba Kotor
Tahun
Keterangan
2012
2013
Pendapatan yang diakui :
Tahun 2012
33% X Rp 3.255.200.000
Rp
1.074.216.000
Tahun 2013
67% X Rp 3.255.200.000
Rp
-
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
Laba kotor yang diakui :
Tahun 2012
Tingkat penyelesaian =
Biaya Proyek
=
Tahun 2013
Tingkat penyelesaian
Biaya Proyek
=
=
Rp 1.074.216.000
Rp 703.116.480
Rp 371.099.520
Rp 2.180.984.000
Rp 1.427.539.520
Rp 753.444.480
47
Rp
-
Rp 2.180.984.000
48
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh laporan laba rugi dengan menggunakan
metode persentase penyelesaian yang terdapat dalam tabel 4.4 di bawah ini :
Tabel 5
Penyajian Laporan Laba Rugi dengan Metode Persentase Penyelesaian
Tahun
Keterangan
2012
2013
Perhitungan Laba Rugi
Pendapatan Kontrak
Rp
Rp
2.180.984.000
1.074.216.000
Biaya Pembangunan
Rp
Rp
(703.116.480)
Laba Kotor
(1.427.539.520)
Rp
Rp
371.099.520
753.444.480
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
Dengan melihat salah satu contoh
penerapan metode persentase penyelesaian
yang didasarkan pada penyelesaian pekerjaan
berdasarkan biaya pada CV. Arvian Mura
Abadi Consultant di atas, maka kita dapat
melihat kelebihan dan kelemahan yang ada.
Adapun kelebihan metode persentase
penyelesaian pekerjaan berdasarkan biaya
adalah pendapatan dan rugi laba yang diakui
pada tiap periode akuntansi lebih akurat,
karena laba rugi yang diakui didasarkan pada
persentase penyelesaian dan tidak harus
menunggu penyelesaian pekerjaan secara
fisik. Di sisi lain metode ini mempunyai
kelemahan yaitu laba yang diakui tiap periode
belum begitu pasti karena pada akhir periode
akuntansi mungkin saja terjadi biaya yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, pada akhir
periode akuntansi harus diadakan perhitungan
(berdasarkan taksiran) tingkat penyelesaian
atas proyek/kontrak.
2. Pembahasan Pengakuan Pendapatan
Dengan Menggunakan Metode Sistem
Kontrak Selesai Untuk Kontrak Jangka
Panjang Dan Kontrak Jangka Pendek
Pada CV. Arvian Mura Abadi
Consultant
Dalam pengakuan pendapatan pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant menggunakan
metode kontrak selesai yang pendapatannya
diakui pada saat kontrak diselesaikan.
Pengakuan pendapatan ini ditetapkan untuk
semua kontrak, baik kontrak konstruksi yang
berjangka waktu satu tahun atau yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun. Proyek
yang diselesaikan oleh CV. Arvian Mura
Abadi Consultant ada dua kontrak yang
diselesaikan dalam waktu yang sama dan ada
kontrak
konstruksi
yang
diselesaikan
melewati akhir periode akuntansi.
Jenis kontrak yang diterima dari
pemberi kerja adalah berjangka waktu kurang
dari satu tahun dan ada yang lebih dari satu
tahun atau melewati akhir periode akuntansi.
CV. Arvian Mura Abadi Consultant belum
sepenuhnya menerapkan PSAK No.34 karena
pencatatan akuntansi kedua jenis kontrak
konstruksi yang dilakukan oleh perusahaan
adalah saat
penandatanganan kontrak
konstuksi. Hal ini jelas menyalahi standar
akuntansi keuangan yang berlaku menurut
PSAK No.34 ataupun standar akuntansi yang
berlaku umum, jika kontrak kerja berjangka
pendek maka perusahaan dapat memakai
metode kontrak selesai sedangkan untuk
kontrak yang berjangka panjang perusahaan
dapat
memakai
metode
persentase
penyelesaian dalam pencapaian akuntansi
kontrak konstruksi.
48
49
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
3) Pengakuan
Pendapatan
Pada CV.
Arvian
Mura
Abadi
Consultant
Menggunakan Metode Kontrak Selesai
dan Metode Persentase Penyelesaian
Yang Sesuai Dengan PSAK No. 34 Dan
Teori Menurut Kieso
Pada CV. Arvian Mura Abadi
Consultant mengakui pendapatan kontrak
kontruksi pada saat kontrak konstruksi selesai
dikerjakan. Pengakuan pendapatan ini
ditetapkan untuk semua kontrak, baik kontrak
konstruksi yang berjangka waktu satu tahun
atau yang berjangka waktu lebih dari satu
tahun. Sedangkan menurut Metode Kontrak
Selesai pengakuan pendapatan dilakukan pada
saat pekerjaan/jasa telah selesai dilaksanakan,
dan menurut Metode Persentase Penyelesaian,
suatu pendapatan, diakui sesuai dengan
tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Dengan demikian,
perusahaan telah melakukan kekeliruan dalam
pengakuan pendapatan, dimana pengakuan
pendapatan untuk kontrak jangka pendek
seharusnya diakui pada saat penyerahan atau
pekerjaan telah selesai dikerjakan. Sedangkan
untuk kontrak jangka panjang diakui
berdasarkan
persentase
penyelesaian
pekerjaan.
Pengakuan biaya, seperti halnya
pengakuan pendapatan perusahaan
CV.
Arvian Mura Abadi Consultant mengakui
biaya konstruksi pada saat kontrak konstruksi
selesai dikerjakan. Hal ini sudah tepat baik
untuk kontrak konstruksi yang selesai dalam
satu periode akuntansi ataupun selesai pada
periode selanjutnya. Menurut Metode Kontrak
Selesai, semua biaya-biaya yang dikeluarkan
Tahun
untuk pengerjaan kontrak (biaya dalam
proses) diakumulasikan dan baru diakui pada
saat kontrak konstruksi selesai.
Kesalahan dalam pengakuan kontrak
konstruksi akan secara otomatis terjadi
kesalahan dalam penyajian laba. Dalam hal
ini, CV. Arvian Mura Abadi Consultant belum
sepenuhnya menerapkan PSAK No.34
sehingga terjadi kesalahan dalam pengakuan
pendapatan dan laba.
Pembahasan
dari
perhitungan
pengakuan pendapatan dengan menggunakan
metode kontrak selesai dan metode persentase
penyelesaian dalam kaitannya dengan
penentuan laba/rugi pada CV. Arvian Mura
Abadi Consultant adalah sebagai berikut :
Pengakuan
pendapatan
dengan
menggunakan metode kontrak selesai,
besarnya realisasi pendapatan yang diperoleh
perusahaan berdasarkan kontrak yang telah
diselesaikan tahun 2012 sebesar Rp 0,00.
Besarnya realisasi pendapatan tahun 2013
sebesar Rp 3.114.050.000. (lampiran 1)
Pengakuan
pendapatan
dengan
menggunakan
metode
persentase
penyelesaian, besarnya realisasi pendapatan
yang diperoleh perusahaan berdasarkan
kontrak yang telah diselesaikan tahun 2012
sebesar Rp 371.099.520 tahun 2013 sebesar
Rp 2.742.950.480. (lampiran 2)
Adapun
beberapa
pengakuan
pendapatan dengan menggunakan metodemetode diatas akan terlihat perbedaan dari
tiap-tiap metode dalam laporan laba/rugi yang
perhitungannya terdapat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 6
Penyajian Laporan Laba Rugi Tahun 2012 - 2013
Menurut Perusahaan
Metode
Kontrak Metode
Persentase
Selesai
Penyelesaian
2012
Rp
371.099.520
2013
Rp 2.742.950.480
Rp
-
Rp 3.114.050.000
Rp
371.099.520
Rp 2.742.950.480
Total
Rp 3.114.050.000
Rp 3.114.050.000
Rp 3.114.050.000
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
49
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Perbedaan tersebut terjadi karena dalam
metode persentase penyelesaian pendapatan
baru diakui secara periodik sesuai dengan
kemajuan pekerjaan. Dapat dilihat pada tabel
4.5 besarnya laba proyek baik menggunakan
metode kontrak selesai maupun metode
persentase penyelesaian adalah sama yang
membedakan adalah alokasi besarnya
pendapatan yang harus diakui oleh CV.
Arvian Mura Abadi Consultant pada tahun
2012 dan tahun 2013.
Untuk kontrak jangka panjang,
sebaiknya perusahaan menggunakan metode
persentase penyelesaian kontrak. Dalam
metode persentase penyelesaian, besarnya
laba/rugi periodik atas kontrak jangka panjang
diakui berdasar tingkat penyelesaian kontrak.
Sebagai konsekuensinya pada setiap akhir
periode akuntansi harus diadakan perhitungan
(berdasarkan
taksiran)
akan
tingkat
penyelesaian atas kontrak. Dengan biaya dan
penyelesaian pekerjaan sebagai
dasar
perhitungan tingkat penyelesaian kontrak.
Untuk kontrak jangka pendek,
sebaiknya perusahaan menggunakan metode
kontrak selesai karena hasil operasi dapat
dihitung lebih cepat, sebab tidak dihitung
berdasarkan taksiran-taksiran yang penuh
dengan
ketidakpastian.
Sebagai
konsekuensinya perusahaan harus melakukan
penyisihan untuk kerugian-kerugian yang
tidak dapat diduga. Setelah metode-metode
tersebut diterapkan pada
CV. Arvian
Mura Abadi Consultant maka diperoleh
laporan laba rugi yang perhitungannya
terdapat dalam lampiran 4 seperti pada tabel
4.6 berikut ini :
Tabel 7
Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya
Tahun 2012 – 2013
Pendapatan
Metode Pengakuan Pendapatan
Tahun 2012
Menurut
Menurut
Persentase
Kontrak
Penyelesaian
Selesai
Rp 1.074.216.000
-
Metode Pengakuan Pendapatan
Tahun 2013
Menurut
Menurut
Persentase
Kontrak
Penyelesaian
Selesai
Rp 9.106.284.000 Rp 10.180.500.000
Biaya - Biaya
Rp 703.116.480
Rp 6.363.333.520
Rp 7.066.450.000
Laba Usaha
Rp 371.099.520
Rp 2.742.950.480
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
Rp 3.114.050.000
Keterangan
-
Berdasarkan perhitungan pengakuan
pendapatan yang sudah dilakukan dapat
dilihat perbedaan besarnya laba usaha antara
metode pengakuan pendapatan dengan metode
kontrak selesai dan metode persentase
penyelesaian. Laba usaha pada tahun 2012
menurut metode persentase penyelesaian
sebesar
Rp 371.099.520, menurut metode
kontrak selesai sebesar Rp 0,00. Tahun 2013
menurut metode persentase penyelesaian
sebesar Rp 2.742.950.480 dan menurut
metode kontrak selesai sebesar Rp
3.114.050.000.
Hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fina
Prayerty Silitonga (2012), dan Pingkan C.
Oroh (2013) dimana hasil penelitian
mengungkapkan
bahwa
perusahaan
menggunakan metode persentase penyelesaian
dalam pengakuan pendapatan kontrak
konstruksinya. Namun hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu Sapto Rini dan Elly (2012), Riyan dan
50
51
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Consultant belum sesuai dengan PSAK
No.34, karena pendapatan dan beban
diakui pada saat kontrak konstruksi
selesai dikerjakan, baik untuk kontrak
konstruksi yang berjangka waktu satu
tahun atau yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun. Kesalahan dalam
pengakuan pendapatan dan beban akan
menyebabkan
kekeliruan
dalam
penentuan laba/rugi perusahaan.
Rizal (2013), Rahayu dan Kardinal (2013)
dimana hasil penelitian mengungkapkan
bahwa perusahaan menggunakan metode
kontrak selesai untuk semua jenis kontrak
konstruksi baik yang berjangka waktu satu
tahun ataupun lebih dari satu tahun atau
melewati akhir periode akuntansi, sehingga
mengakibatkan perusahaan keliru dalam
melakukan pengakuan pendapatan dan biaya
kontrak konstruksi sehingga keliru pula dalam
menentukan laba/rugi perusahaan.
5. SIMPULAN DAN SARAN
1 Simpulan
Setelah
dilakukan
perhitungan
pengakuan pendapatan dengan metode
kontrak selesai dan persentase penyelesaian
serta pengaruhnya terhadap laba/rugi CV.
Arvian Mura Abadi Consultant dan dapat
ditarik kesimpulan antara lain :
1. CV. Arvian Mura Abadi Consultant
dalam menetapkan metode pengakuan
pendapatan belum sesuai dengan PSAK
No.34, dimana perusahaan menerapkan
metode kontrak selesai untuk proyek
jangka pendek dan jangka panjang dalam
mengakui pendapatannya. Hal ini jelas
menyalahi standar akuntansi keuangan
yang berlaku menurut PSAK No.34, jika
kontrak kerja berjangka pendek maka
perusahaan dapat memakai metode
kontrak selesai sedangkan untuk kontrak
yang berjangka panjang perusahaan dapat
memakai metode persentase penyelesaian
dalam pencapaian akuntansi kontrak
konstruksi.
Pengakuan
pendapatan
menggunakan metode kontrak selesai
tidak dapat ditetapkan secara periodik
pendapatannya, sehingga pendapatan
tidak diakui pada tahun 2012 dan baru
diakui pada tahun berikutnya yaitu tahun
2013, sedangkan menurut metode
persentase penyelesaian, pendapatan
diakui pada setiap periodenya pada tahun
2012 dan tahun 2013 berdasarkan tingkat
kemajuan penyelesaian kontrak, sehingga
bisa diartikan bahwa perusahaan lebih
tepat menggunakan metode kontrak
selesai karena labanya lebih besar.
2. Pengakuan pendapatan dan beban yang
diterapkan pada CV. Arvian Mura Abadi
2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka saran-saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pengakuan pendapatan pada CV. Arvian
Mura
Abadi
Consultant
dalam
melaksanakan kontrak jangka panjang
(lebih dari satu periode akuntansi)
sebaiknya
menggunakan
metode
persentase penyelesaian. Dalam metode
persentase penyelesaian diakui secara
periodik
sesuai
dengan
tingkat
penyelesaian.
2. Pengakuan pendapatan pada CV. Arvian
Mura Abadi Consultant untuk kontrak
yang berjangka waktu satu tahun (jangka
pendek) sebaiknya
CV. Arvian
Mura Abadi Consultant menggunakan
metode kontrak selesai untuk mengakui
pendapatannya karena pendapatan yang
diakui berdasarkan hasil akhir dan bukan
atas estimasi pekerjaan yang belum
dilaksanakan sehingga lebih efektif.
51
52
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Kedua Belas Jilid 2. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni. 2011. Metodologi
Penelitian
&
Teknik
Penyusunan
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Danang Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian
Akuntansi. Cetakan 1. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Earl, K. Stice, James, D. Stice dan K. Fred
Skousen. 2011. Akuntansi Keuangan
Intermidiate Accounting, Edisi Enam
Belas Buku Satu, Terjemahan. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Fina
Prayerty Silitonga. 2012. Analisis
Penerapan PSAK No.34 (Revisi 2010)
Atas Pengakuan Pendapatan Pada
Perusahaan Jasa Konstruksi PT. TPHE.
Universitas Bina Nusantara.
Hery. 2013. Teori Akuntansi Suatu Pengantar.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi
Keuangan Revisi 2012. Jakarta.
Irham Fahmi. 2013.
Analisis
keuangan. Bandung : Alfabeta.
Laporan
Kieso, Donald, Weygandt, Jerry dan Warfield,
Terry. 2009. Akuntansi Intermediate, Edisi
Lili Sadeli. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Pingkan C. Oroh. 2013. Evaluasi Penerapan
PSAK No. 34 (Revisi 2010) Dalam
Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
Usaha Jasa Konstruksi Pada CV. Surya
Gemilang Utama. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Rahayu dan Kardinal. 2013. Analisis
Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi
Pada
CV.
Samudera
Konstruksi
Palembang Berdasarkan PSAK No. 34.
Jurusan
Akuntansi,
STIE
MDP
Palembang.
Riyan dan Rizal. 2013. Analisis Perlakuan
Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi
dalam Rangka Penyajian Laporan
Keuangan Pada PT. Martimbang Utama
Palembang. Jurusan Akuntansi, STIE
MDP Palembang.
Tim. 2014. Pedoman Penulisan Penelitian.
Lubuklingggau: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Musi Rawas.
Wahyu Sapto Rini dan Elly. 2012. Analisis
Pendapatan dan Beban Kontrak Pada UD.
Gunawan Steel. Program Studi Akuntansi,
STIE Indonesia Banjarmasin.
52
ANALISIS PENGAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN SESUAI
PSAK NO. 34 DALAM KAITANNYA DENGAN PENENTUAN LABA / RUGI
PADA CV. ARVIAN MURA ABADI CONSULTANT
M.Fatqurrohcman1
Eri Triharyati2
1
Mahasiswa STIE MURA LUBUKLINGGAU
2
Dosen STIE MURA LUBUKLINGGAU
[email protected]
Abstract
In completing a project, the company should be able to determine the method of recognition
of income and expenses appropriately, in order to obtain an accurate calculation of profit and the
financial statements are reasonable. Revenue recognition on the CV. Arvian Mura Eternal
Consultant wear system completed contract method for long-term contracts and short-term
contracts as well as the recognition of revenue and the load applied by the CV. Arvian Mura Eternal
Consultant not in accordance with IAS 34 and the theory according to Kieso. In this study, the data
used is secondary data, data collection techniques in this study using the method of documentation.
The analytical method used is a method of quantitative and qualitative analysis. The purpose of this
study was to determine the recognition of revenue on the CV. Arvian Mura Eternal Consultant using
the completed contract method although its construction contract for long-term contracts and shortterm contracts as well as to determine the recognition of revenues and expenses that are applied by
the CV. Arvian Mura Eternal Consultant in accordance with IAS 34 and the theory according to
Kieso. These results indicate that the recognition of revenues and expenses applied to CV. Arvian
Mura Eternal Consultant not in accordance with IAS 34, since income and expenses are recognized
when the construction contract is completed, both for the construction contract with a maturity of
one year or a term of more than one year. Errors in the recognition of revenues and expenses will
cause errors in the determination of profit / loss of the company.
Keywords: Recognition of Revenues and Expenses, the Financial Accounting Standards, Profit /
Loss
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peran akuntansi sangat dibutuhkan
sebagai alat bantu dalam menyediakan
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Informasi yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan, laporan keuangan yang berkaitan
dengan pengukuran kinerja suatu perusahaan
adalah laba rugi. Unsur yang berkaitan
langsung dengan pengukuran penghasilan laba
bersih dalam perusahaan adalah pendapatan
dan beban. Dari suatu laporan laba rugi yang
ada, maka pemakai laporan keuangan harus
dapat mengambil keputusan dalam hubungan
dengan pengukuran keberhasilan dalam
menggunakan sumber daya yang ada pada
operasinya. Pendapatan dan beban merupakan
faktor yang sangat penting, dimana pendapatan
merupakan faktor penentu dari kelangsungan
hidup
perusahaan.
Sedangkan
beban
merupakan
faktor
yang
menentukan
kemampuan
perusahaan
dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
PSAK (2012, h.34.1) suatu kontrak konstruksi
mungkin dinegosiasikan untuk membangun
sebuah aset tunggal, seperti jembatan,
bangunan, dam, pipa, jalan, kapal, dan
terowongan. Kontrak konstruksi juga berkaitan
dengan sejumlah aset yang berhubungan erat
atau saling tergantung satu sama lain dalam hal
rancangan , teknologi, dan fungsi atau tujuan
atau penggunaan pokok. Kontrak seperti ini
misalnya konstruksi kilang-kilang minyak atau
37
Jurnal Akuntanika, No. 2 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
bagian-bagian lain yang komplek dari pabrik
atau peralatan.Menurut Kieso, et al, (2009,
h.521) mengatakan bahwa pada perusahaan
kontruksi terdapat dua metode pengakuan
pendapatan yaitu; (1) metode kontrak selesai
adalah metode yang mengakui pendapatan dan
laba kotor pada saat kontrak diselesaikan. (2)
Metode persentase penyelesaian adalah metode
yang mengakui pendapatan dan laba kotor
berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu
persentase penyelesaian.
Dalam menyelesaikan suatu proyek yang
biasanya mencapai jangka waktu lebih dari satu
periode akuntansi, perusahaan harus mampu
menentukan metode pengakuan pendapatan dan
beban yang tepat. Sehingga akan diperoleh
perhitungan laba yang akurat dan laporan
keuangan yang wajar sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku. Laporan
keuangan yang disajikan sangat penting dalam
mendukung pengambilan keputusan yang tepat
bagi perusahaan.
CV. Arvian Mura Abadi Consultant
adalah perusahaan yang berdiri pada tanggal 5
Januari 2006 dengan bentuk Perseroan
Komanditer (CV) dan merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi
yang melakukan usaha-usaha di bidang
konstruksi bangunan, gedung, pabrik, dan
perumahan serta bergerak dalam bidang
konsultan konstruksi. CV. Arvian Mura Abadi
Consultant dalam mengakui pendapatan dan
beban masih belum sesuai dengan PSAK No.
34 tentang kontrak konstruksi karena
perusahaan mengakui pendapatan dengan
menggunakan metode kontrak selesai untuk
semua proyeknya termasuk proyek dengan
kontrak jangka pendek dan jangka panjang
yang semestinya perusahaan menggunakan
metode persentase tingkat penyelesaian untuk
proyek jangka panjang.
Adanya metode pengakuan yang khusus
pada perusahaan jasa konstruksi yaitu metode
sistem kontrak dan metode persentase tingkat
penyelesaian, bertitik tolak dari keduanya,
maka peneliti berkeinginan melakukan
penelitian mengenai “Analisis Pengakuan
Akuntansi Pendapatan dan Beban Sesuai
PSAK No. 34 Dalam Kaitannya Dengan
Penentuan Laba/Rugi Pada CV. Arvian
Mura Abadi Consultant.”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengakuan pendapatan pada
CV. Arvian Mura Abadi Consultant dengan
memakai metode sistem kontrak selesai
untuk kontrak jangka panjang dan kontrak
jangka pendek ?
2. Apakah pengakuan pendapatan dan beban
yang diterapkan oleh
CV. Arvian
Mura Abadi Consultant telah sesuai dengan
PSAK No.34 dan teori menurut Kieso?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengakuan pendapatan
pada CV. Arvian Mura Abadi Consultant
dengan memakai metode kontrak selesai
walaupun kontrak konstruksinya untuk
kontrak jangka panjang dan kontrak jangka
pendek.
2. Untuk mengetahui apakah pengakuan dan
beban yang diterapkan oleh CV. Arvian
Mura Abadi Consultant telah sesuai dengan
PSAK No.34 dan teori menurut Kieso.
2. LANDASAN TEORI
YANG
MENDUKUNG
2.1 Pendapatan
Menurut Hery (2013, h.36) “ Pendapatan
(revenues) adalah arus masuk aktiva atau
peningkatan lainnya atas aktiva atau
penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi
dari keduanya) dari pengiriman barang,
pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral
perusahaan.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 23 (2012, h.23.2)
Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari ekuitas
normal entitas selama suatu periode jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
Pendapatan hanya meliputi arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan
dapat diterima oleh entitas untuk entitas itu
sendiri. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan
pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai
dan pajak penghasilan, bukan merupakan
manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan
38
Jurnal Akuntanika, No. 2 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Oleh
karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari
pendapatan.
2.2 Metode Pengakuan Pendapatan Pada
Perusahaan Konstruksi
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.2)
kontrak konstruksi meliputi :
a) Kontrak pemberian jasa yang berhubungan
langsung dengan konstruki asset, misalnya
pelayanan jasa untuk manajer proyek dan
arsitek; dan
b) Kontrak untuk penghancuran atau restorasi
asset dan restorasi lingkungan setelah
penghancuran asset.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.5) Jika
hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
andal, maka pendapatan kontrak dan biaya
kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi diakui masing-masing sebagai
pendapatan dan beban dengan memperhatikan
tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada
tanggal akhir periode pelaporan.
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil
kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
andal jika semua kondisi berikut ini dapat
terpenuhi :
a) Total pendapatan kontrak dapat diukur
secara andal;
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan kontrak tersebut akan
mengalir ke entitas;
c) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan
kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak
pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan
d) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada
kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas dan
diukur secara andal sehingga biaya kontrak
aktual dapat dibandingkan dengan estimasi
sebelumnya.
Menurut Kieso, et al (2009, h.521), ada 2
metode dalam pengakuan pendapatan jasa
konstruksi, yaitu :
a. Metode Kontrak Selesai (Completed
Contract Method)
Menurut metode kontrak selesai,
pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada
saat penjualan, yaitu pada saat kontrak
diselesaikan. Biaya kontrak jangka panjang
dalam proses penagihan tahun berjalan telah
diakumulasi, tetapi tidak ada pembebanan dan
pengkreditan interim ke akun laporan laba rugi
seperti pendapatan, biaya dan laba kotor. Untuk
mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor
yang diakui pada setiap akhir periode seperti
yang diperlihatkan pada rumus berikut :
Pendapatan dari kontrok – Biaya Kontrak
= Laba/Rugi Kotor
Metode pengakuan pendapatan dengan
kontrak selesai dapat digunakan hanya pada
saat tertentu, yaitu :
1. Jika suatu entitas terutama memiliki kontrak
jangka pendek.
2. Jika syarat-syarat untuk menggunakan
metode persentase penyelesaian tidak dapat
terpenuhi.
3. Jika terdapat bahaya yang melekat dalam
kontrak itu di luar risiko bisnis yang normal
dan berulang.
b. Metode
Persentase
Penyelesaian
(Percenta ge of Completion)
Dalam metode ini, suatu pendapatan,
biaya dan laba kotor diakui sesuai dengan
tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Jumlah dari
pendapatan yang akan diakui setiap periodenya
didasarkan pada suatu pengukuran kemajuan
menuju penyelesaian.
Menurut Kieso, et al (2009, h.521),
metode
persentase
penyelesaian
harus
digunakan perusahaan apabila syarat ini
terpenuhi :
a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hakhak
yang
dapat
dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau jasa
yang akan diberikan dan diterima oleh pihak
yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang
akan dipertukarkan, serta cara dan syarat
penyelesaian.
b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi
semua kewajiban dalam kontrak.
c. Kontraktor
dapat
diharapkan
untuk
melaksanakan
kewajiban
kontraktual
tersebut.
Rasio persentase biaya yang terjadi
terhadap estimasi total biaya diterapkan pada
total pendapatan atau estimasi total laba kotor
atas kontrak tersebut untuk mendapatkan
jumlah pendapatan atau laba kotor yang akan
diakui
sampai
tanggal
ini.
39
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
.
Estimasi total
Persentase penyelesaian x
pendapatan
pendapatan (atau laba
=
kotor) yang akan diakui
(atau laba kotor)
sampai tanggal ini
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui pada setiap periode,
harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode
sebelumnya.
Pendapatan (atau laba
Pendapatan (atau laba
Kotor) yang akan diakui - Kotor) yang diakui dalam =
Sampai tanggal ini
periode sebelumnya
pendapatan
(atau laba kotor)
periode berjalan
Pendapatan dari kontrak konstruksi harga tetap diakui dengan metode persentase
penyelesaian, diukur dengan memperhatikan persentase jam kerja yang terjadi saat ini terhadap
total jam kerja yang diestimasi untuk masing-masing kontrak. Jumlah pendapatan, beban, dan
laba yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dalam jangka waktu tertentu adalah
sebagai berikut :
Saat
Diakui pada
Diakui pada
Ini
tahun sebelumnya
tahun berjalan
Tahun 1
Pendapatan X Persentase Penyelesaian
XXXX
XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
( XXXX )
Laba
XXXX
XXXX
Tahun 2
Pendapatan X Persentase Penyelesaian XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
Laba
XXXX
Sumber : PSAK No.34 (2012, h.34.10)
2.4 Pengakuan Pendapatan Konstruksi
Menurut PSAK No. 34
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.1)
Suatu
kontrak
konstruksi
mungkin
dinegosiasikan untuk membangun sebuah aset
tunggal
seperti
jembatan,
bangunan,
bendungan, pipa, jalan, kapal, dan
terowongan.
Kontrak
konstruksi
juga
berkaitan dengan sejumlah asset yang
berhubungan erat satu sama lain atau saling
tergantung dalam hal rancangan, teknologi,
dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan;
contoh kontrak tersebut mencakup, konstruksi
XXXX
( XXXX )
XXXX
XXXX
( XXXX )
XXXX
kilang minyak atau bagian-bagian lain yang
kompleks dari pabrik atau peralatan.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.5)
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, maka pendapatan kontrak dan
biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui masing-masing
sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas
kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil
kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
40
41
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
andal jika semua kondisi berikut ini dapat
terpenuhi :
a) Total pendapatan kontrak dapat diukur
secara andal;
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi
yang berhubungan dengan kontrak tersebut
akan mengalir ke entitas;
c) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan
kontrak maupun tahap penyelesaian
kontrak pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
d) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada
kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas
dan diukur secara andal sehingga biaya
kontrak aktual dapat dibandingkan dengan
estimasi sebelumnya.
Berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 (2012, h.34.2)
pendapatan kontrak terdiri dari :
(a) Jumlah pendapatan semula yang disetujui
dalam kontrak; dan
(b) Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak,
klaim, dan pembayaran intensif:
(i) Sepanjang hal ini memungkinkan
untuk menghasilkan pendapatan;
dan
(ii) Dapat diukur secara andal.
Pendapatan kontrak diukur pada nilai
wajar dari imbalan yang diterima atau akan
diterima. Pengukuran pendapatan kontrak
dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang
bergantung pada hasil dari peristiwa di masa
depan. Estimasi sering kali perlu untuk
direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya
ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah
pendapatan kontrak dapat meningkat atau
menurun dari satu periode ke periode
berikutnya, misalnya :
(a) Kontraktor dan pelanggan mungkin
menyetujui penyimpangan atau klaim
yang meningkat atau menurunkan
pendapatan kontrak pada periode setelah
periode yang disetujui pada kontrak awal;
(b) Jumlah pendapatan yang disetujui dalam
kontrak harga tetap dapat meningkat
karena ketentuan-ketentuan kenaikan
biaya;
(c) Jumlah pendapatan kontrak dapat
menurun karena denda yang timbul
akibat keterlambatan kontraktor dalam
penyelesaian kontrak tersebut; dan
(d) Jika dalam kontrak harga tetap terdapat
harga tetap per unit output, pendapatan
kontrak meningkat jika jumlah unit
meningkat.
Penyimpangan adalah suatu instruksi
yang
diberikan
pelanggan
mengenai
perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan
berdasarkan
kontrak.
Penyimpangan
dapat
menimbulkan
peningkatan
atau
penurunan
dalam
pendapatan kontrak. Penyimpangan dapat
dimasukkan ke dalam pendapatan kontrak jika
:
(a) Kemungkinan besar pelanggan akan
menyetujui penyimpangan dan jumlah
pendapatan
yang
timbul
dari
penyimpangan tersebut;
(b) Jumlah pendapatan dapat diukur secara
andal.
Klaim adalah jumlah yang ditagihkan
konraktor kepada pelanggan atau pihak lain
sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang
tidak termasuk ke dalam nilai konrak. Klaim
dapat timbul dari, misalnya, keterlambatan
yang disebabkan oleh pelanggan, kesalahan
dalam spesifikasi atau rancangan, dan selisih
penyimpangan dalam pekerjaan kontrak.
Klaim hanya dimasukkan ke dalam
pendapatan kontrak jika :
(a) Negosiasi telah mencapai tingkat akhir
sehingga kemungkinan besar pelanggan
akan menerima kliam tersebut; dan
(b) Jumlah klaim yang kemungkinan besar
akan disetujui oleh pelanggan tersebut,
dapat diukur secara andal.
Pembayaran insentif adalah jumlah
tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor
apabila standar pelaksanaan yang telah
ditentukan telah terpenuhi atau terlampaui.
Pembayaran intensif dapat dimasukkan dalam
pendapatan kontrak jika:
(a) Kontrak
tersebut
telah
cukup
pelaksanaannya sehingga kemungkinan
besar akan memenuhi atau melampaui
standar pelaksanaan; dan
(b) Jumlah pembayaran intensif tersebut
dapat diukur secara andal.
41
42
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
2.5Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Sadeli (2011, h.18), laporan
keuangan adalah laporan tertulis yang
memberikan informasi kuantitatif tentang
posisi
keuangan
dan
perubahanperubahannya, serta hasil yang dicapai selama
periode tertentu.
Menurut Fahmi (2012, h.2), laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
Menurut Hery (2013, h.7), laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Fahmi (2012, h.5), tujuan
laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi kepada pihak yang membutuhkan
tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut
angka-angka dalam satuan moneter.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2012), tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Sadeli (2011, h.19), tujuan
laporan keuangan adalah :
1) Menyajikan
informasi
yang
dapat
diandalkan
tentang
kekayaan
dan
kewajiban.
2) Menyajikan
informasi
yang
dapat
diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih perusahaan sebagai hasil dari
kegiatan usaha.
3) Menyajikan
informasi
yang
dapat
diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih yang bukan berasal dari kegiatan
usaha.
4) Menyajikan
informasi
yang
dapat
membantu para pemakai dalam menaksir
kemampuan perusahaan memperoleh laba.
5) Menyajikan
informasi
lain
yang
sesuai/relevan dengan keperluan para
pemakainya.
3. METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel operasional dalam penelitian ini adalah :
Tabel 1
Variabel dan Definisi Variabel
Variabel Definisi Devinisi Variabel
ndikatIdikator
Pendapatan
Arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi - Tender/Kontrak
yang timbul dari ekuitas normal entitas selama
Konstruksi
suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. (IAI:
PSAK No.23 (2012, h.23.6)
Beban
arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya
atas aktiva atau terjadinya (munculnya)
kewajiban entitas (atau kombinasi dari
keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman
atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau
aktivitas lainnya yang merupakan operasi
utama atau operasi sentral perusahaan. (Hery,
2013, h.36).
42
-
Biaya Kontrak Konstruksi
43
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Metode
Kontrak
Selesai
Metode
Persentase
Penyelesaian
Laba Rugi
Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada
saat penjualan, yaitu pada saat kontrak
diselesaiakan.
(Kieso dkk, 2009, h.527)
Persentase penyelesaian diukur dengan
membandingkan biaya yang sudah terjadi
sampai tanggal ini dengan estimasi total biaya
paling akhir untuk menyelesaikan kontrak itu.
(Kieso dkk, 2009, H.523)
Laporan keuangan utama di samping neraca
yang
memberikan
informasi
tentang
perubahan posisi keuangan dari kegiatan
operasi perusahaan selama satu periode
tertentu yang menyajikan dua unsur pokok,
yaitu penghasilan (revenue) dan biaya
(expense). (Lili Sadeli, 2011, h.24)
- Pendapatan Kontrak
- Biaya Kontrak
- Biaya yang terjadi sampai
tanggal ini
- Estimasi paling akhir total
biaya selesai
- Pendapatan
- Biaya
Sumber : Data Diolah (2015)
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 6
(Enam) bulan, dimulai bulan Februari sampai
dengan bulan Juli 2015. Yang menjadi tempat
dalam penelitian ini adalah CV. Arvian Mura
Abadi Consultant yang beralamat di Jl.
Jendral Sudirman No.04 Desa F. Trikoyo
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi
Rawas.
3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
sumber data sekunder, yaitu berupa data
sejarah umum perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, dan laporan laba rugi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
Dokumentasi dapat berupa laporan laba rugi,
laporan proyek konstruksi dan perhitungan
pendapatan dan beban dengan menggunakan
metode sistem kontrak selesai dan metode
persentase tingkat penyelesaian.
4.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis data kualitatif dan kuantitatif.
1.
Analisis data kualitatif
Data kualitatif adalah analisa nonstatistik
yang membantu dalam penelitian. Data-data
yang diperoleh baik yang berupa angka
maupun yang berupa tabel kemudian
ditafsirkan dengan baik.
2.
Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif adalah analisis yang
menggunakan rumus-rumus statistik yang
disesuaikan judul penelitian dan rumusan
masalah, untuk perhitungan angka-angka
dalam rangka menganalisis data yang
diperoleh.
Dimana, analisis kualitatif dalam penelitian
ini adalah gambaran umum tentang
perusahaan yang berupa sejarah perusahaan,
visi dan misi, dan struktur organisasi
perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif
dilakukan pada perhitungan laba rugi dengan
metode sistem kontrak selesai dan metode
persentase peyelesaian untuk mengakui
pendapatan dan beban dengan rumus sebagai
berikut:
1. Metode Kontrak Selesai (Completed
Contract Method) menurut Kieso, et al (2009,
h.521)
Menurut metode kontrak selesai, pendapatan
dan laba kotor hanya diakui pada saat
penjualan,
yaitu pada
saat
kontrak
diselesaikan. Biaya kontrak jangka panjang
dalam proses penagihan tahun berjalan telah
diakumulasi, tetapi tidak ada pembebanan dan
pengkreditan interim ke akun laporan laba
rugi seperti pendapatan, biaya dan laba kotor.
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan
laba kotor yang diakui pada setiap akhir
periode seperti yang diperlihatkan pada rumus
berikut :
43
44
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Pendapatan dari kontrak –
kotor
Biaya Kontrak
=
Laba/Rugi
2. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion) menurut PSAK No.34 (2012,
h.34.10)
Pendapatan dari kontrak konstruksi harga tetap diakui dengan metode persentase
penyelesaian, diukur dengan memperhatikan persentase jam kerja yang terjadi saat ini
terhadap total jam kerja yang diestimasi untuk masing-masing kontrak. Jumlah pendapatan,
beban, dan laba yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dalam jangka waktu
tertentu adalah sebagai berikut :
Saat
Diakui pada
Diakui pada
Ini
tahun sebelumnya
tahun berjalan
Tahun 1
Pendapatan X Persentase Penyelesaian
XXXX
XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
( XXXX )
Laba
XXXX
XXXX
Tahun 2
Pendapatan X Persentase Penyelesaian XXXX
Beban X Persentase Penyelesaian
( XXXX )
Laba
XXXX
XXXX
( XXXX )
XXXX
XXXX
( XXXX )
XXXX
Sumber : PSAK No.34 (2012, h.34.10)
4.
HASIL
PENELITIAN
DAN metode persentase penyelesaian yang sesuai
PSAK No. 34 dalam kaitannya dengan
PEMBAHASAN
metode pengakuan pendapatan baik dengan
1. Hasil Penelitian
metode kontrak selesai dan metode persentase
a. Depenelitian Data Perusahaan
Data depenelitian perusahaan yang penyelesaian dan hubungannya dalam
digunakan untuk menghitung pendapatan dan penentuan laba atau rugi pada CV. Arvian
beban
kontrak
konstruksi
dengan Mura Abadi Consultant adalah sebagai berikut
menggunakan metode kontrak selesai dan
:
Tabel 2
Rekapitulasi Data Proyek CV. Arvian Mura Abadi Consultant
Tahun 2012 sampai tahun 2013
No
1
2
Nama Kontrak
Peningkatan Jalan Lubuk TuaTapa Kecamatan Muara Kelingi
(18 Februari-7 Agustus 2012) 7
bulan
Peningkatan Jalan Karya Mulya
(14 November 2012-8 April
2013)
6 bulan
Rp 4.045.200.000
Persentase
Penyelesaian
2012
2013
100%
Rp 3.255.200.000
33%
Nilai
44
67%
45
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
3
Peningkatan
Sarana
dan Rp 2.880.100.000
Prasarana Pasar Muara Kelingi
(8 Juni-5 November 2013) 6
bulan
Sumber : Data CV. Arvian Mura Abadi Consultant
b.
Hasil
Perhitungan Pengakuan
Pendapatan
dan
Beban
dengan
Menggunakan Metode Kontrak Selesai
dan Metode Persentase Penyelesaian
Yang Sesuai PSAK No. 34 Pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant
1) Pengakuan Pendapatan dan Beban
dengan Metode Kontrak Selesai
Dalam pengakuan pendapatan pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant menggunakan
metode kontrak selesai berarti pendapatan,
biaya dan laba kotor hanya diakui pada saat
kontrak diselesaikan. Metode pengakuan
pendapatan dengan kontrak selesai dapat
digunakan hanya pada saat tertentu, yaitu :
1. Jika suatu entitas terutama memiliki
kontrak jangka pendek.
2. Jika syarat-syarat untuk menggunakan
metode persentase penyelesaian tidak
dapat terpenuhi.
3. Jika terdapat bahaya yang melekat dalam
kontrak itu di luar risiko bisnis yang
normal dan berulang.
Metode pengakuan pendapatan dengan
kontrak selesai adalah metode pengakuan
dimana pendapatan dan laba kotor hanya
diakui pada saat kontrak diselesaikan.
Pengakuan pendapatan dengan kontrak selesai
baru bisa dilaksanakan jika pengakuan
100%
pendapatan dengan persentase penyelesaian
tidak dapat dilakukan.
Menurut metode kontrak selesai, biaya
kontrak jangka panjang dalam proses
penagihan tahun berjalan telah diakumulasi,
tetapi tidak ada pembebanan dan pengkreditan
interim ke akun laporan laba rugi seperti
pendapatan, biaya dan laba kotor sampai
dengan kontrak selesai dikerjakan.
Dalam metode
kontrak selesai,
pendapatan yang dilaporkan didasarkan atas
hasil akhir dan bukan atas estimasi pekerjaan
yang belum dilaksanakan. Metode kontrak
selesai ini tidak mencerminkan kinerja masa
berjalan apabila periode kontrak mencakup
lebih dari satu periode akuntansi. Selain itu,
dalam metode kontrak selesai terdapat
pendapatan yang tidak dilaporkan sampai
tahun penyelesaiannya sehingga menimbulkan
penyimpangan dalam pencatatan laba.
Adapun
perhitungan
pengakuan
pendapatan pada metode kontrak selesai
adalah sebagai berikut :
Misal : Peningkatan Jalan Lubuk Tua-Tapa
Kecamatan Muara Kelingi mulai dari 18
Februari sampai dengan 7 Agustus 2012 :
Biaya Kontrak
Rp 4.045.200.000
Biaya Penyelesaian Rp 2.861.553.000 (-)
Laba Kotor Rp 1.183.647.000
Penyajian laporan Keuangan dengan metode kontrak selesai :
Tabel 3
Laporan Keuangan dengan Metode Kontrak Selesai
Tahun
Keterangan
2012
2013
Perhitungan Laba Rugi
Pendapatan Kontrak
Rp
4.045.200.000
Biaya Pembangunan
Rp
2.861.553.000
Laba Kotor
Rp
Rp
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
1.183.647.000
45
46
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Dalam metode
kontrak selesai,
kelebihannya
yaitu
pendapatan
yang
dilaporkan didasarkan atas hasil akhir dan
bukan atas estimasi pekerjaan yang belum
dilaksanakan sehingga hasil operasi dapat
dihitung secara tepat, karena tidak didasarkan
pada
taksiran-taksiran
yang
penuh
ketidakpastian. Disisi lain, kelemahan metode
ini adalah metode ini tidak mencerminkan
kinerja masa berjalan apabila periode kontrak
mencakup lebih dari satu periode akuntansi.
Selain itu, pendapatan tidak dapat ditetapkan
secara periodik, karena dalam metode kontrak
selesai pendapatan dan laba kotor diakui
hanya pada saat terjadinya penjualan, artinya
pada saat kontrak selesai.
2) Pengakuan Pendapatan dan Beban
dengan
Metode
Persentase
Penyelesaian
Menurut
metode
persentase
penyelesaian, suatu pendapatan, biaya dan
laba kotor diakui sesuai dengan tercapainya
kemajuan ke arah penyelesaian kontrak
jangka panjang. Menurut metode ini
pendapatan diakui dalam dua periode,
sedangkan proyek-proyek yang dikerjakan
mayoritas jangka pendek. Hal ini akan
mengakibatkan pengakuan pendapatan kurang
tepat, dimana pendapatan tahun berjalan ada
yang diakui tahun berikutnya dan pendapatan
tahun berikutnya ada yang diakui pada tahun
berjalan.
Metode persentase penyelesaian harus
digunakan perusahaan apabila syarat ini
terpenuhi :
a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hakhak
yang
dapat
dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau
jasa yang akan diberikan dan diterima oleh
pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan
yang akan dipertukarkan, serta cara dan
syarat penyelesaian.
b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi
semua kewajiban dalam kontrak.
c. Kontraktor dapat diharapkan untuk
melaksanakan kewajiban kontraktual
tersebut.
Pendapatan dari kontrak konstruksi
harga tetap diakui dengan metode persentase
penyelesaian, diukur dengan memperhatikan
persentase jam kerja yang terjadi saat ini
terhadap total jam kerja yang diestimasi untuk
masing-masing kontrak. Metode persentase
penyelesaian tidak hanya didasarkan secara
fisik saja, tetapi harus memperhatikan biayabiaya yang terjadi.
Dalam pengakuan pendapatan pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant, terdapat
kontrak yang pekerjaan konstruksinya selesai
pada tahun berikutnya. Pendapatan kontrak
tersebut diakui dengan menggunakan metode
kontrak
selesai
yang
semestinya
menggunakan metode persentase penyelesaian
untuk kontrak yang berakhir pada periode
tahun
berikutnya
sehingga
tidak
mencerminkan kinerja masa berjalan apabila
periode kontrak mencakup lebih dari satu
periode akuntansi.
Misalnya : Peningkatan Jalan Karya
Mulya jangka waktu (14 November 2012 - 8
April 2013) = 6 bulan dengan harga kontrak
Rp 3.255.200.000 taksiran biaya sebesar Rp
2.130.656.000.
Persentase Penyelesaian atas dasar Biaya adalah :
Biaya yang terjadi sampai tanggal ini
= Persentase penyelesaian
Estimasi paling akhir total biaya selesai
Tahun 2012 =
2/6 × 100% = 33%
Tahun 2013 =
4/6 × 100% = 67%
(Perhitungan persentase tingkat penyelesaian dapat dilihat pada Tabel 4.1)
Maka pendapatan yang akan diakui sampai tanggal ini adalah :
46
47
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Persentase Penyelesaian X
Estimasi Total
pendapatan
(atau laba kotor)
Pendapatan (atau laba
kotor) yang akan diakui
sampai tanggal ini
=
Tahun 2012 = 33% × Rp 2.130.656.000 = Rp 703.116.480
Tahun 2013 = 67% × Rp 2.130.656.000 = Rp 1.427.539.520
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap periode, kita
harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode
sebelumnya, seperti yang diperlihatkan di bawah ini :
Pendapatan (atau
Laba kotor) yang
akan diakui sampai
Tanggal ini
Pendapatan (atau
Laba kotor) yang
diakui dalam periode
sebelumnya
Pendapatan (atau
Laba kotor) periode
berjalan
=
Tahun 2012 = Rp 703.116.480
Tahun 2013 = Rp 1.074.216.000 - Rp 703.116.480 = Rp 371.099.520
Berdasarkan perhitungan diatas, Penyajian laporan taksiran pengakuan pendapatan dan
laba kotor dengan menggunakan metode persentase penyelesaian terdapat dalam tabel 4.3 di
bawah ini :
Tabel 4
Taksiran Pengakuan Pendapatan dan Laba Kotor
Tahun
Keterangan
2012
2013
Pendapatan yang diakui :
Tahun 2012
33% X Rp 3.255.200.000
Rp
1.074.216.000
Tahun 2013
67% X Rp 3.255.200.000
Rp
-
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
Laba kotor yang diakui :
Tahun 2012
Tingkat penyelesaian =
Biaya Proyek
=
Tahun 2013
Tingkat penyelesaian
Biaya Proyek
=
=
Rp 1.074.216.000
Rp 703.116.480
Rp 371.099.520
Rp 2.180.984.000
Rp 1.427.539.520
Rp 753.444.480
47
Rp
-
Rp 2.180.984.000
48
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh laporan laba rugi dengan menggunakan
metode persentase penyelesaian yang terdapat dalam tabel 4.4 di bawah ini :
Tabel 5
Penyajian Laporan Laba Rugi dengan Metode Persentase Penyelesaian
Tahun
Keterangan
2012
2013
Perhitungan Laba Rugi
Pendapatan Kontrak
Rp
Rp
2.180.984.000
1.074.216.000
Biaya Pembangunan
Rp
Rp
(703.116.480)
Laba Kotor
(1.427.539.520)
Rp
Rp
371.099.520
753.444.480
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
Dengan melihat salah satu contoh
penerapan metode persentase penyelesaian
yang didasarkan pada penyelesaian pekerjaan
berdasarkan biaya pada CV. Arvian Mura
Abadi Consultant di atas, maka kita dapat
melihat kelebihan dan kelemahan yang ada.
Adapun kelebihan metode persentase
penyelesaian pekerjaan berdasarkan biaya
adalah pendapatan dan rugi laba yang diakui
pada tiap periode akuntansi lebih akurat,
karena laba rugi yang diakui didasarkan pada
persentase penyelesaian dan tidak harus
menunggu penyelesaian pekerjaan secara
fisik. Di sisi lain metode ini mempunyai
kelemahan yaitu laba yang diakui tiap periode
belum begitu pasti karena pada akhir periode
akuntansi mungkin saja terjadi biaya yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, pada akhir
periode akuntansi harus diadakan perhitungan
(berdasarkan taksiran) tingkat penyelesaian
atas proyek/kontrak.
2. Pembahasan Pengakuan Pendapatan
Dengan Menggunakan Metode Sistem
Kontrak Selesai Untuk Kontrak Jangka
Panjang Dan Kontrak Jangka Pendek
Pada CV. Arvian Mura Abadi
Consultant
Dalam pengakuan pendapatan pada CV.
Arvian Mura Abadi Consultant menggunakan
metode kontrak selesai yang pendapatannya
diakui pada saat kontrak diselesaikan.
Pengakuan pendapatan ini ditetapkan untuk
semua kontrak, baik kontrak konstruksi yang
berjangka waktu satu tahun atau yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun. Proyek
yang diselesaikan oleh CV. Arvian Mura
Abadi Consultant ada dua kontrak yang
diselesaikan dalam waktu yang sama dan ada
kontrak
konstruksi
yang
diselesaikan
melewati akhir periode akuntansi.
Jenis kontrak yang diterima dari
pemberi kerja adalah berjangka waktu kurang
dari satu tahun dan ada yang lebih dari satu
tahun atau melewati akhir periode akuntansi.
CV. Arvian Mura Abadi Consultant belum
sepenuhnya menerapkan PSAK No.34 karena
pencatatan akuntansi kedua jenis kontrak
konstruksi yang dilakukan oleh perusahaan
adalah saat
penandatanganan kontrak
konstuksi. Hal ini jelas menyalahi standar
akuntansi keuangan yang berlaku menurut
PSAK No.34 ataupun standar akuntansi yang
berlaku umum, jika kontrak kerja berjangka
pendek maka perusahaan dapat memakai
metode kontrak selesai sedangkan untuk
kontrak yang berjangka panjang perusahaan
dapat
memakai
metode
persentase
penyelesaian dalam pencapaian akuntansi
kontrak konstruksi.
48
49
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
3) Pengakuan
Pendapatan
Pada CV.
Arvian
Mura
Abadi
Consultant
Menggunakan Metode Kontrak Selesai
dan Metode Persentase Penyelesaian
Yang Sesuai Dengan PSAK No. 34 Dan
Teori Menurut Kieso
Pada CV. Arvian Mura Abadi
Consultant mengakui pendapatan kontrak
kontruksi pada saat kontrak konstruksi selesai
dikerjakan. Pengakuan pendapatan ini
ditetapkan untuk semua kontrak, baik kontrak
konstruksi yang berjangka waktu satu tahun
atau yang berjangka waktu lebih dari satu
tahun. Sedangkan menurut Metode Kontrak
Selesai pengakuan pendapatan dilakukan pada
saat pekerjaan/jasa telah selesai dilaksanakan,
dan menurut Metode Persentase Penyelesaian,
suatu pendapatan, diakui sesuai dengan
tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Dengan demikian,
perusahaan telah melakukan kekeliruan dalam
pengakuan pendapatan, dimana pengakuan
pendapatan untuk kontrak jangka pendek
seharusnya diakui pada saat penyerahan atau
pekerjaan telah selesai dikerjakan. Sedangkan
untuk kontrak jangka panjang diakui
berdasarkan
persentase
penyelesaian
pekerjaan.
Pengakuan biaya, seperti halnya
pengakuan pendapatan perusahaan
CV.
Arvian Mura Abadi Consultant mengakui
biaya konstruksi pada saat kontrak konstruksi
selesai dikerjakan. Hal ini sudah tepat baik
untuk kontrak konstruksi yang selesai dalam
satu periode akuntansi ataupun selesai pada
periode selanjutnya. Menurut Metode Kontrak
Selesai, semua biaya-biaya yang dikeluarkan
Tahun
untuk pengerjaan kontrak (biaya dalam
proses) diakumulasikan dan baru diakui pada
saat kontrak konstruksi selesai.
Kesalahan dalam pengakuan kontrak
konstruksi akan secara otomatis terjadi
kesalahan dalam penyajian laba. Dalam hal
ini, CV. Arvian Mura Abadi Consultant belum
sepenuhnya menerapkan PSAK No.34
sehingga terjadi kesalahan dalam pengakuan
pendapatan dan laba.
Pembahasan
dari
perhitungan
pengakuan pendapatan dengan menggunakan
metode kontrak selesai dan metode persentase
penyelesaian dalam kaitannya dengan
penentuan laba/rugi pada CV. Arvian Mura
Abadi Consultant adalah sebagai berikut :
Pengakuan
pendapatan
dengan
menggunakan metode kontrak selesai,
besarnya realisasi pendapatan yang diperoleh
perusahaan berdasarkan kontrak yang telah
diselesaikan tahun 2012 sebesar Rp 0,00.
Besarnya realisasi pendapatan tahun 2013
sebesar Rp 3.114.050.000. (lampiran 1)
Pengakuan
pendapatan
dengan
menggunakan
metode
persentase
penyelesaian, besarnya realisasi pendapatan
yang diperoleh perusahaan berdasarkan
kontrak yang telah diselesaikan tahun 2012
sebesar Rp 371.099.520 tahun 2013 sebesar
Rp 2.742.950.480. (lampiran 2)
Adapun
beberapa
pengakuan
pendapatan dengan menggunakan metodemetode diatas akan terlihat perbedaan dari
tiap-tiap metode dalam laporan laba/rugi yang
perhitungannya terdapat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 6
Penyajian Laporan Laba Rugi Tahun 2012 - 2013
Menurut Perusahaan
Metode
Kontrak Metode
Persentase
Selesai
Penyelesaian
2012
Rp
371.099.520
2013
Rp 2.742.950.480
Rp
-
Rp 3.114.050.000
Rp
371.099.520
Rp 2.742.950.480
Total
Rp 3.114.050.000
Rp 3.114.050.000
Rp 3.114.050.000
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
49
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Perbedaan tersebut terjadi karena dalam
metode persentase penyelesaian pendapatan
baru diakui secara periodik sesuai dengan
kemajuan pekerjaan. Dapat dilihat pada tabel
4.5 besarnya laba proyek baik menggunakan
metode kontrak selesai maupun metode
persentase penyelesaian adalah sama yang
membedakan adalah alokasi besarnya
pendapatan yang harus diakui oleh CV.
Arvian Mura Abadi Consultant pada tahun
2012 dan tahun 2013.
Untuk kontrak jangka panjang,
sebaiknya perusahaan menggunakan metode
persentase penyelesaian kontrak. Dalam
metode persentase penyelesaian, besarnya
laba/rugi periodik atas kontrak jangka panjang
diakui berdasar tingkat penyelesaian kontrak.
Sebagai konsekuensinya pada setiap akhir
periode akuntansi harus diadakan perhitungan
(berdasarkan
taksiran)
akan
tingkat
penyelesaian atas kontrak. Dengan biaya dan
penyelesaian pekerjaan sebagai
dasar
perhitungan tingkat penyelesaian kontrak.
Untuk kontrak jangka pendek,
sebaiknya perusahaan menggunakan metode
kontrak selesai karena hasil operasi dapat
dihitung lebih cepat, sebab tidak dihitung
berdasarkan taksiran-taksiran yang penuh
dengan
ketidakpastian.
Sebagai
konsekuensinya perusahaan harus melakukan
penyisihan untuk kerugian-kerugian yang
tidak dapat diduga. Setelah metode-metode
tersebut diterapkan pada
CV. Arvian
Mura Abadi Consultant maka diperoleh
laporan laba rugi yang perhitungannya
terdapat dalam lampiran 4 seperti pada tabel
4.6 berikut ini :
Tabel 7
Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya
Tahun 2012 – 2013
Pendapatan
Metode Pengakuan Pendapatan
Tahun 2012
Menurut
Menurut
Persentase
Kontrak
Penyelesaian
Selesai
Rp 1.074.216.000
-
Metode Pengakuan Pendapatan
Tahun 2013
Menurut
Menurut
Persentase
Kontrak
Penyelesaian
Selesai
Rp 9.106.284.000 Rp 10.180.500.000
Biaya - Biaya
Rp 703.116.480
Rp 6.363.333.520
Rp 7.066.450.000
Laba Usaha
Rp 371.099.520
Rp 2.742.950.480
Sumber : Data Diolah dari CV. Arvian Mura Abadi Consultant 2015
Rp 3.114.050.000
Keterangan
-
Berdasarkan perhitungan pengakuan
pendapatan yang sudah dilakukan dapat
dilihat perbedaan besarnya laba usaha antara
metode pengakuan pendapatan dengan metode
kontrak selesai dan metode persentase
penyelesaian. Laba usaha pada tahun 2012
menurut metode persentase penyelesaian
sebesar
Rp 371.099.520, menurut metode
kontrak selesai sebesar Rp 0,00. Tahun 2013
menurut metode persentase penyelesaian
sebesar Rp 2.742.950.480 dan menurut
metode kontrak selesai sebesar Rp
3.114.050.000.
Hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fina
Prayerty Silitonga (2012), dan Pingkan C.
Oroh (2013) dimana hasil penelitian
mengungkapkan
bahwa
perusahaan
menggunakan metode persentase penyelesaian
dalam pengakuan pendapatan kontrak
konstruksinya. Namun hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu Sapto Rini dan Elly (2012), Riyan dan
50
51
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Consultant belum sesuai dengan PSAK
No.34, karena pendapatan dan beban
diakui pada saat kontrak konstruksi
selesai dikerjakan, baik untuk kontrak
konstruksi yang berjangka waktu satu
tahun atau yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun. Kesalahan dalam
pengakuan pendapatan dan beban akan
menyebabkan
kekeliruan
dalam
penentuan laba/rugi perusahaan.
Rizal (2013), Rahayu dan Kardinal (2013)
dimana hasil penelitian mengungkapkan
bahwa perusahaan menggunakan metode
kontrak selesai untuk semua jenis kontrak
konstruksi baik yang berjangka waktu satu
tahun ataupun lebih dari satu tahun atau
melewati akhir periode akuntansi, sehingga
mengakibatkan perusahaan keliru dalam
melakukan pengakuan pendapatan dan biaya
kontrak konstruksi sehingga keliru pula dalam
menentukan laba/rugi perusahaan.
5. SIMPULAN DAN SARAN
1 Simpulan
Setelah
dilakukan
perhitungan
pengakuan pendapatan dengan metode
kontrak selesai dan persentase penyelesaian
serta pengaruhnya terhadap laba/rugi CV.
Arvian Mura Abadi Consultant dan dapat
ditarik kesimpulan antara lain :
1. CV. Arvian Mura Abadi Consultant
dalam menetapkan metode pengakuan
pendapatan belum sesuai dengan PSAK
No.34, dimana perusahaan menerapkan
metode kontrak selesai untuk proyek
jangka pendek dan jangka panjang dalam
mengakui pendapatannya. Hal ini jelas
menyalahi standar akuntansi keuangan
yang berlaku menurut PSAK No.34, jika
kontrak kerja berjangka pendek maka
perusahaan dapat memakai metode
kontrak selesai sedangkan untuk kontrak
yang berjangka panjang perusahaan dapat
memakai metode persentase penyelesaian
dalam pencapaian akuntansi kontrak
konstruksi.
Pengakuan
pendapatan
menggunakan metode kontrak selesai
tidak dapat ditetapkan secara periodik
pendapatannya, sehingga pendapatan
tidak diakui pada tahun 2012 dan baru
diakui pada tahun berikutnya yaitu tahun
2013, sedangkan menurut metode
persentase penyelesaian, pendapatan
diakui pada setiap periodenya pada tahun
2012 dan tahun 2013 berdasarkan tingkat
kemajuan penyelesaian kontrak, sehingga
bisa diartikan bahwa perusahaan lebih
tepat menggunakan metode kontrak
selesai karena labanya lebih besar.
2. Pengakuan pendapatan dan beban yang
diterapkan pada CV. Arvian Mura Abadi
2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka saran-saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pengakuan pendapatan pada CV. Arvian
Mura
Abadi
Consultant
dalam
melaksanakan kontrak jangka panjang
(lebih dari satu periode akuntansi)
sebaiknya
menggunakan
metode
persentase penyelesaian. Dalam metode
persentase penyelesaian diakui secara
periodik
sesuai
dengan
tingkat
penyelesaian.
2. Pengakuan pendapatan pada CV. Arvian
Mura Abadi Consultant untuk kontrak
yang berjangka waktu satu tahun (jangka
pendek) sebaiknya
CV. Arvian
Mura Abadi Consultant menggunakan
metode kontrak selesai untuk mengakui
pendapatannya karena pendapatan yang
diakui berdasarkan hasil akhir dan bukan
atas estimasi pekerjaan yang belum
dilaksanakan sehingga lebih efektif.
51
52
Jurnal Akuntanika, No. 1 , Vol. 1, Januari - Juni 2016
Kedua Belas Jilid 2. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni. 2011. Metodologi
Penelitian
&
Teknik
Penyusunan
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Danang Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian
Akuntansi. Cetakan 1. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Earl, K. Stice, James, D. Stice dan K. Fred
Skousen. 2011. Akuntansi Keuangan
Intermidiate Accounting, Edisi Enam
Belas Buku Satu, Terjemahan. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Fina
Prayerty Silitonga. 2012. Analisis
Penerapan PSAK No.34 (Revisi 2010)
Atas Pengakuan Pendapatan Pada
Perusahaan Jasa Konstruksi PT. TPHE.
Universitas Bina Nusantara.
Hery. 2013. Teori Akuntansi Suatu Pengantar.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi
Keuangan Revisi 2012. Jakarta.
Irham Fahmi. 2013.
Analisis
keuangan. Bandung : Alfabeta.
Laporan
Kieso, Donald, Weygandt, Jerry dan Warfield,
Terry. 2009. Akuntansi Intermediate, Edisi
Lili Sadeli. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Pingkan C. Oroh. 2013. Evaluasi Penerapan
PSAK No. 34 (Revisi 2010) Dalam
Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
Usaha Jasa Konstruksi Pada CV. Surya
Gemilang Utama. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Rahayu dan Kardinal. 2013. Analisis
Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi
Pada
CV.
Samudera
Konstruksi
Palembang Berdasarkan PSAK No. 34.
Jurusan
Akuntansi,
STIE
MDP
Palembang.
Riyan dan Rizal. 2013. Analisis Perlakuan
Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi
dalam Rangka Penyajian Laporan
Keuangan Pada PT. Martimbang Utama
Palembang. Jurusan Akuntansi, STIE
MDP Palembang.
Tim. 2014. Pedoman Penulisan Penelitian.
Lubuklingggau: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Musi Rawas.
Wahyu Sapto Rini dan Elly. 2012. Analisis
Pendapatan dan Beban Kontrak Pada UD.
Gunawan Steel. Program Studi Akuntansi,
STIE Indonesia Banjarmasin.
52