Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan
unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari
minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (KPO) ini memiliki nilai ekonomis
yang tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang terbesar
dibandingkan

dengan

komoditas

perkebunan

lainnya

(Effendi dan Widararho, 2011).
Permintaan minyak kelapa sawit sebagai minyak nabati terus meningkat di
seluruh dunia. Hal ini dikarenakan minyak sawit tidak hanya untuk dikonsumsi
oleh manusia, tetapi juga untuk digunakan sebagai bahan bakar dan sebagai bahan
baku


dalam

industri

kimia.

Meningkatnya konsumsi

global

ini

telah

mengakibatkan terjadinya ekspansi atau perluasan lahan secara terus menerus
(Voge dan Adams, 2014).
Menurut Direktorat Jendral Perkebunan (2016) Pengembangan komoditas
ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun, terlihat dari rata-rata laju
pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004 - 2014 sebesar 7,67%,

sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11,09% per tahun. pada
Tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha dengan produksi 29,3
juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat
(Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha atau 41,55% dari total luas areal, milik
negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari total luas areal, milik swasta
seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu swasta

Universitas Sumatera Utara

asing

seluas

0,17

juta

Ha

atau


1,54%

dan

sisanya

lokal

(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016).
Kebun rambutan adalah salah satu unit usaha dari PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) yang bergerak dibidang usaha perkebunan dan pengolahan
minyak kelapa sawit. Lokasi kebun Rambutan berada Kecamatan Rambutan
Kabupaten Serdang Bedagai dengan luas 6351,26 Ha yang terdiri dari 8 afdeling.
Jarak dari Kota Medan ± 70 Km dan berlokasi dalam dua kabupaten,yaituSerdang
Bedagai dan Batu Bara. Sedangkan dari daerah Lubuk Pakam ± 31 Km dan dari
pusat Kota Tebing Tinggi ± 2 Km. Secara umum Kebun Rambutan berada pada
ketinggian 18 m dari permukaan lautdan bertopografi datar yang didominasi oleh
jenis tanah podsolik merah kuning, Aluvial dan


hidromorfik kelabu

(PT. Perkebunan Nusantara III, 2016).
Produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu faktor lingkungan, faktor genetik, dan teknik budidaya tanaman. Faktor
lingkungan (enforce) yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit meliputi
faktor abiotik (curah hujan, hari hujan, tanah, topografi) dan faktor biotik (gulma,
hama, jumlah populasi tanaman/ha). Faktor genetik (innate) meliputi varietas bibit
yang digunakan dan umur tanaman kelapa sawit. Faktor teknik budidaya (induce)
meliputi pemupukan, konservasi tanah dan air, pengendalian gulma, hama, dan
penyakit tanaman, serta kegiatan pemeliharaan lainnya. Faktor-faktor tersebut
saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain (Pahan, 2008).
Tinggi rendahnya curah hujan dapat dilakukan sebagai evaluasi produksi
untuk tahun-tahun ke depan. Kondisi iklim sangat memegang peranan penting

Universitas Sumatera Utara

karena mempngaruhi potensi produksi. Tiap daerah mempunyai iklim yang
berbeda-beda sehingga potensi produksinya juga bereda-beda pula (Risza, 2009).
Menurut Risza (2009) produktivitas tanaman kelapa sawit juga bergantung

pada komposisi umur tanaman. Semakin luas komposisi umur tanaman remaja
dan tanaman tua, semakin rendah produktivitas per hektarnya. Komposisi umur
tanaman ini berubah setiap tahunnya sehingga berpengaruh terhadap pencapaian
produktivitas per hektar per tahunnya. Produksi tandan buah segar (TBS) yang
dihasilkan akan terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai
produksi yang optimal dan maksimal pada saat tanaman berumur 9–14 tahun, dan
setelah itu produksi TBS yang dihasilkan akan mulai menurun. Umumnya,
tanaman kelapa sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga berumur 25–26
tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi
fluktuasi TBS yang dihasilkan tanaman kelapa sawit adalah umur tanaman.
Menurut Sunarko (2007) penyebaran produksi setiap bulan dalam setahun
sangat dipengaruhi oleh curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya. Faktor iklim
yang mempengaruhi fluktuasi produksi adalah sebagai berikut: 1) Dua puluh
empat bulan setelah kemarau panjang (bulan kering) bunga jantan lebih banyak
daripada bunga betina; 2) Sebelas bulan setelah bulan kering, bunga-bunga
berguguran atau abortus; dan 3) Enam bulan setelah bulan kering, buah abortus.
Pertumbuhan dan produksi tanaman pada wilayah tertentu sangat
tergantung pada interaksi antara parameter iklim, tanah, tanaman dan
pengelolaannya, dengan kata lain produksi tanaman dengan sistem pengelolaan
tertentu merupakan fungsi dari kualitas/karakteristik lahan dan iklim disekitarnya

(Hermantoro, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Kondisi musim penghujan dan umur tanaman merupakan beberapa utama
terjadinya fluktuasi yang berpengaruh terhadap penyebaran produksi kelapa sawit.
Pemahaman terhadap pengaruh unsur cuaca dan umur tanaman terhadap
pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit sangat diperlukan sebagai dasar
untuk memprediksi dan evaluasi terhadap produktivitas TBS kelapa sawit. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh curah hujan dan
hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi kelapa sawit pada
tanaman berumur 8, 12 dan 20 tahun di Kebun Rambutan PT Perkebunan
Nusantara III Persero.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan
kolerasi keduanya terhadap produksi kelapa sawit pada tanaman berumur 8, 12
dan 20 tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi
keduanya terhadap produksi kelapa sawit pada tanaman berumur 8, 12 dan 20

tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara dan sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 16, dan 19 Tahun di Kebun Sei Dadap PT. Perkebunan Nusantara III Persero

1 14 114

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 1 111

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 16, dan 19 Tahun di Kebun Sei Dadap PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 0 15

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 16, dan 19 Tahun di Kebun Sei Dadap PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 0 2

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 16, dan 19 Tahun di Kebun Sei Dadap PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 0 3

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 0 14

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 0 2

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 0 16

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 1 3

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 0 13