Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Pada Kegiatan Evaluasi Tahun Pertama Rehabilitasi Hutan Mangrove Bekas Lahan Tambak di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

PENDAHULUAN
Latar belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki garis pantai sepanjang
81.000 km. Ekosistem mangrove dan hutan pantai ini sangat berperan penting
dalam kehidupan biota darat dan biota laut.Jajaran pantai ini tergabung di dalam
17.508 pulau yang merupakan gabungan antara bentuk ekosistem mangrove dan
hutan pantai.Dengan banyaknya pulau-pulau ini, maka banyak pula ekosistem
mangrove dan hutan pantai yang tumbuh di sekitar garis pantai tersebut.Diketahui
juga bahwa hutan mangrove merupakan tipe perantara antara ekosistem hutan
darat dengan ekosistem laut(Sugiarto dan Willy, 2003).
Hutan mangrove tersebar luas diseluruh daerah tropis dan sub tropis di
dunia yang tumbuh subur disepanjang garis pantai. Diperkirakan luas total hutan
mangrove di Indonesia adalah 3,11 juta ha, yang mewakili sekitar 22,6% dari
hutan mangrove di dunia (Giri etal, 2011)
Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam yang spesifik.Hutan
mangrovetumbuh di zona pantai (berlumpur) yang secara teratur tergenang air laut
dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut tetapi tidak dipengaruhi iklim.Vegetasi
mangrove terdiri dari beberapa jenis antara lain Rhizophora apiculata R.
mucronata, Avicennia alba, Bruguiera gymnorrhiza, B. parfivlora, B. sexangula,
A. marina, Sonneratia casiolaris, S. alba, Xylacarpus granatum, dan Ceriops
tagal. Adaptasi pohon-pohonmangrove terhadap keadaan tanah berlumpur dan

kekurangan oksigen dalam tanah adalah dengan membentuk sistem perakaran
yang khas.Vegetasi mangrovemempunyai struktur seragam yang tidak mengenal
lapisan tajuk (Basyuni, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan
penting di wilayah pesisir dan kelautan. Selain mempunyai fungsi ekologis
sebagai penyedia nutrisi bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan
(nursery ground) berbagai macam biota, penahan abrasi pantai, angin taufan dan
tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, hutan mangrove juga
mempunyai fungsi ekonomis yang tinggi seperti sebagai penyedia kayu, obatobatan, alat dan teknik penangkap ikan (Rahmawaty, 2006).
Kerusakan

hutan

mangrove

perlu


segera

diatur

dengan

menghentikanperusakan, mengadakan kegiatan konservasi bahkan merestorasi
dengan mengembalikan dan menata kembali yang mengalami kerusakan.Oleh
karena itu kegiatan konservasi dan restorasi hutan mangrove tidak hanya sekedar
untuk melindungi dan melestarikan spesies serta menyediakan ekowisata, tetapi
harus pula berfungsi untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat
sekitarnya dalam konteks pembangunan berwawasan lingkungan.Membangun
hutan mangrove adalah membangun suatu inti bagi tercapainya pembangunan
berwawasan lingkungan yang tujuan pokoknya adalah meningkatkan kondisi
sosial dan ekonomi masyarakat dan melakukan penanaman kembali hutan
mangrove yang telah rusak.Berarti hutan mangrove merupakan salah satu bagian
yang sangat penting dari seluruh sistem pembangunan daerah (Alikodra, 1999).
Denganadanya pelaksanaan penanaman mangrove dalam bentuk program
rehabilitasi hutan mangrove merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan
ekosistem laut secara perlahan dengan adanya hutan mangrove ini ekosistem laut

akan berangsur-angsur membaik.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
1.

Mengetahui dan mengevaluasi tahun pertama kegiatan penanaman mangrove
pada bulan Agustus 2014 pada lahan bekas tambak di Desa Pulau Sembilan
Kecamatan Pangkalan Susu.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
kegiatan rehabilitasi hutan mangrove di Desa Pulau Sembilan Kecamatan
Pangkalan Susu.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tingkat
keberhasilan penanaman dengan tujuan rehabilitasi mangrove pada lahan bekas
tambak serta faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangrove,
sehingga dapat bermanfaat dalam memberikan informasi untuk kegiatan
selanjutnya dalam program rehabilitasi mangrove.


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Pada Kegiatan Evaluasi Tahun Pertama Rehabilitasi Hutan Mangrove Bekas Lahan Tambak di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

2 7 49

Evaluasi Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Tahun Pertama Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 3 50

Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Pada Kegiatan Evaluasi Tahun Pertama Rehabilitasi Hutan Mangrove Bekas Lahan Tambak di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 0 12

Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Pada Kegiatan Evaluasi Tahun Pertama Rehabilitasi Hutan Mangrove Bekas Lahan Tambak di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 0 2

Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Pada Kegiatan Evaluasi Tahun Pertama Rehabilitasi Hutan Mangrove Bekas Lahan Tambak di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 0 13

Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Pada Kegiatan Evaluasi Tahun Pertama Rehabilitasi Hutan Mangrove Bekas Lahan Tambak di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 0 2

Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Pada Kegiatan Evaluasi Tahun Pertama Rehabilitasi Hutan Mangrove Bekas Lahan Tambak di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 0 2

Evaluasi Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Tahun Pertama Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 0 11

Evaluasi Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Tahun Pertama Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 1 2

Evaluasi Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk. Tahun Pertama Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupten Langkat

0 0 3