Prosedur Peminjaman Uang Pada Koperasi Kotamadya Medan Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara

14 
 

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI

A. Sejarahnya Berdirinya Koperasi
Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang
selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan
koperasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut dengan titik berat lingkup
kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai
dengan iklim lingkungannya.†††††
Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja
patih di Purwokerto. Untuk memodali koperasi simpan pinjam tersebut disamping
banyak menggunakan uang nya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid yang
dipegangnya. Setelah beliau mengetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka
uang kas masjid telah dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya.‡‡‡‡‡
Kegiatan R Aria Wiriatmadja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf
Van Westerrode assisten Residen wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika ia cuti
ke Eropa dipelajarinya cara kerja wolksbank secara raiffesen (koperasi simpan
pinjam untuk kaum tani) dan Schulze-Delitzsch (koperasi simpan pinjam untuk

kaum buruh di kota ) di Jerman. Setelah ia kembali dari cuti mulailah ia
mengembangkan koperasi simpan pinjam sebagaimana telah dirintis oleh R. Aria
Wiriatmadja. Dalam hubungan ini kegiatan simpan pinjam yang dapat
  Folke Dubell,. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan
Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri,
Jatinangor : Ikopin, 1985
‡‡‡‡‡
Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Bina Adiaksara & Rineka
Cipta, Jakarta, 2007, hlm 243.
†††††

 

Universitas Sumatera Utara

15 
 

berkembang adalah model koperasi simpan pinjam lumbung dan modal untuk itu
diambil dari zakat.

Selanjutnya Budi Oetomo yang didirikan pada Tahun 1908 menganjurkan
berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikian pula Serikat Islam
yang didirikan pada Tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang bergerak di
bidang keperluan sehari-hari dengan membuka toko-toko koperasi. Perkembangan
yang pesat di bidang perkoperasian di Indonesia yang menyatu dengan kekuatan
sosial dan politik menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda. Oleh
karenanya Pemerintah Hindia Belanda ingin mengaturnya tetapi lebih cenderung
menjadi suatu penghalang atau penghambat perkembangan koperasi. Dalam
hubungan ini pada Tahun 1915 diterbitkan Ketetapan Raja No.431 yang berisi
antara lain:§§§§§
1. Akte pendirian koperasi sibuat secara notariil
2. Akte pendirian harus dibuat dalam bahasa Belanda
3. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal dan disamping itu diperlukan
biaya materai
untuk menggiatkan prtumbuhan koperasi, pada akhir tahun 1930 didirikan
Jawatan koperasi dengan tugas:******
1. Memberikan

penerangan


kepada

pengusaha-pengusaha

Indonesia

mengenai seluk beluk perdagangan
2. Dalam rangka peraturan koperasi No. 91 melakukan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap koperasi-koperasi serta memberikan penerangannya
§§§§§

Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Bina Adiaksara & Rineka
Cipta, Jakarta, 2007, hlm 243.
******
Ropke, Joche,
The Economic Theory of Cooprative Enterprises in
Developing Countries. With Special Reference tp Indonesia. Marburg. 1995

Universitas Sumatera Utara


16 
 

3. Memberikan keterangan-keterangan tentang perdagangan pengangkutan,
cara-cara pengangkutan, dan hal ihwal lainnya yang menyangkut
perusahaan-perusahaan.
4. Penerapan tentang organisasi perusahaan
5. Menyiapkan tindakan-tindakan hukum bagi pengusaha Indonesia.
Perkembangan koperasi semenjak berdirinya jawatan koperasi Tahun 1930
menunjukkan suatu tingkat perkembangan yang terus meningkat. Jikalau pada
Tahun 1930 jumlah koperasi 39 buah, maka pada Tahun 1939 jumlahnya menjadi
574 buah dengan jumlah anggota pada Tahun 1930 sebanyak 7.848 orang
kemudian berkembang menjadi 52.555 orang. Sedang kegiatannya dari 574
koperasi tersebut diantaranya 423 koperasi (77%) adalah koperasi yang bergerak
di bidang simpan pinjam sedangkan selebihnya adalah koperasi jenis konsumsi
ataupun produksi. Dari 423 koperasi simpan pinjam tersebut diantaranya 19 buah
adalah koperasi lumbung.††††††
Saat ini jumlah koperasi di Indonesia berjumlah lebih dari 200 ribu.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) Syarifudin
Hasan mengemukakan, tidak perlu menunggu sampai tahun 2014 untuk mencapai

target jumlah koperasi sebanyak lebih 200 ribu karena secara nasional koperasi
mengalami peningkatan yang menggembirakan. Pertumbuhan koperasi naik 4,5 %
dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Pada tahun 2009 jumlah koperasi tercatat
sebanyak 170.411 unit, sementara hingga bulan Juni tahun 2013 jumlah koperasi
meningkat menjadi 200.808 unit‡‡‡‡‡‡. Tabel perkembangan jumlah koperasi
adalah sebagai berikut:
††††††
‡‡‡‡‡‡

Margono R.M Djojohadikoesomo, op. cit, hal. 82
www.setgab.go.id

Universitas Sumatera Utara

17 
 

Tahun

Jumlah Koperasi


2007

149.793

2008

154.964

2009

170.411

2010

177.482

2011

188.181


2012

192.201

2013

200.808

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM

B. Pengertian Koperasi
Koperasi secara harfiah berasal dari bahasa Inggris “Coperation” yang
terdiri dari dua suku kata, yaitu ”CO” yang berarti bersama dan “Operation” yang
artinya bekerja. Jadi secara keseluruhan koperasi berarti bekerja sama. Menurut
pengertian umum, koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang bekerja
sama demi kesejahteraan bersama.§§§§§§
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2012 Pasal 1
tentang perkoperasian, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi.*******

§§§§§§

 

Sagimun, M.D. Koperasi Indonesia. CV Masagung. Jakarta, 1990

*******

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012

Universitas Sumatera Utara

18 
 

Menurut Kartasapoetra dan kawan-kawan dalam bukunya Koperasi

Indonesia (2001:2) menjelaskan koperasi merupakan suatu badan usaha bersama
yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan
mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan
ekonomi yang umumnya oleh mereka. Jadi, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan dan bertujuan untuk menyejahterakan
anggotanya.
Selain dari defenisi diatas ada juga dari beberapa pakar yang memberikan
pengertian tentang koperasi seperti: †††††††
a. Menurut Hendrojogi (1997), Koperasi adalah perkumpulan otonom dari
orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan
dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama

melalui

pemisahan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis.
b. Menurut Calver, Koperasi adalah organisasi orang-orang yang hasratnya
dilakukan secara sukarela sebagai manusia atas dasar kemampuan untuk
mencapai tujuan ekonomi masing-masing.

c. Menurut Moh. Hatta, Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki
nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Namun
berdasar semua defenisi koperasi diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi
merupakan organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela yang

†††††††

Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta. 2003
 

Universitas Sumatera Utara

19 
 

mengarah untuk memajukan kesejahteraan bersama dengan dicerminkan
berdasarkan asas kekeluargaan dan jiwa kegotong-royongan.
Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat karena para
anggotanya yang terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari

pendirian

koperasi

tersebut

yang

dapat

membantu

perekonomian

dan

mengembangkan kreatifitas masing-masing anggota.
Koperasi merupakan organisasi yang berbeda dengan badan usaha lainnya,
seperti BUMN/D atau organisasi pemerintah. Koperasi memiliki identitas ganda.
Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus
pengguna jasa koperasi. Selain itu, dalam fungsi pencarian atau perolehan dana,
koperasi berpegang pada prinsip swadaya artinya diupayakan modal berasal dari
kemampuan sendiri yang ada dalam koperasi, namun apabila diperlukan dan
dipandang mampu koperasi dapat mengambil dana dari luar.‡‡‡‡‡‡‡
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,
dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan
yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (Sisa Hasil Usaha)
biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya
dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau
penjualan yang dilakukan oleh si anggota.§§§§§§§
C. Ukuran dan Jenis Koperasi

‡‡‡‡‡‡‡

Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta., 2003
 
§§§§§§§
Folke Dubell, 1985. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan
Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri,
Jatinangor : Ikopin

Universitas Sumatera Utara

20 
 

Di dalam himpunan peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1998 tentang
kelembagan koperasi menjelaskan bahwa ukuran koperasi dapat dilihat
berdasarkan omzet per tahun (volume usaha) yang dimuat dalam laporan
perkembangan usaha. Berdasarkan omzetnya ukuran koperasi diklasifikasikan
menjadi tiga golongan, yaitu koperasi besar, koperasi menengah, dan koperasi
kecil.********
1. Koperasi besar mempunyai omzet (volume usaha) diatas Rp 1 Milyar
dalam 1 (satu) tahun.
2. Koperasi menengah mempunyai omzet (volume usaha) antara Rp 500 juta
sampai dengan Rp 1 Milyar dalam 1 (satu) tahun.
3. Koperasi kecil mempunyai omzet (volume usaha) kurang dari Rp 500 juta
dalam 1 (satu) tahun.
Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2012 pasal 82 jenis koperasi
didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Jenis
koperasi berdasarkan pasal 83 UU No 17 Tahun 2012 terdiri dari empat jenis,
yaitu: .
1. Koperasi konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan
menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi
2. Koperasi produsen
Koperasi produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil
(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan
penolong untuk anggotanya.
********
Departemen Koperasi Pembinaan Pengusaha Kecil, R.I. 1993, Pelatihan
Perkoperasian Bagi Pengurus Koperasi / KUD, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

21 
 

3. Koperasi jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
4. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang
simpanan dan pinjaman

D. Struktur Organisasi Koperasi
Organisaisi koperasi yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan
manajemen koperasi diantaranya mengenai Bagan Struktur Organisasi yang
relevan, perangkat dan fungsi organisasai koeperasi. Bagan Struktur Organisasi
Koperasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi koperasi,
serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap
fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas. Landasan pembuatan
struktur organisasi adalah :††††††††
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian.
2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
3. Keputusan Rapat

††††††††

Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama.

Graha
 
 

Ilmu. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

22 
 

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Perangkat organisasi yang tercantum sebagaimana di dalam UU Nomor
17 Tahun 2012 pasal 31, adalah Rapat Anggota, Pengawas dan Pengurus, yang
selanjutnya

dapat

dilengkapi

adanya

pengelola

(manager

dan

karyawan).‡‡‡‡‡‡‡‡

1. Rapat Anggota
Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang tercermin
dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat
Anggota Tahunan). Wewenang rapat anggota menurut UU No 17 Tahun 2012
pasal 33 yaitu:
a. menetapkan kebijakan umum Koperasi;
b. mengubah Anggaran Dasar;
c. memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus;

‡‡‡‡‡‡‡‡

T. Gilarso. 1998. Pengelolaan Koperasi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

23 
 

d. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
Koperasi;
e. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh
Pengurus untuk dan atas nama Koperasi;
f. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas
dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing;
g. menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha;
h. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi; dan
i. menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh UndangUndang.
Pada pasal 34 UU No 17 Tahun 2012 dijelaskan bahwa rapat anggota
diselenggarakan oleh pengurus dan dihadiri oleh anggota, pengawas, dan
pengurus. Kuorum Rapat Anggota diatur dalam Anggaran Dasar. Undangan
kepada Anggota untuk menghadiri Rapat Anggota dikirim oleh Pengurus paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum Rapat Anggota diselenggarakan. Undangan
dilakukan dengan surat yang sekurang-kurangnya mencantumkan hari, tanggal,
waktu, tempat, dan acara Rapat Anggota, disertai pemberitahuan bahwa bahan
yang akan dibahas dalam Rapat Anggota tersedia di kantor Koperasi.

2. Pengawas
Menurut UU No 17 Tahun 2012 pasal 1 ayat (6) pengawas adalah
perangkat organisasi koperasi yang bertugas mengawasi dan memberikan nasehat
kepada pengurus. Pengawas dipilih dari dan oleh Anggota pada Rapat Anggota.

Universitas Sumatera Utara

24 
 

Persyaratan untuk dipilih menjadi Pengawas menurut UU No 17 Tahun 2012
pasal 48 meliputi:
a. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau
komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena
menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan
b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
koperasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.
c. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengawas diatur dalam
Anggaran Dasar.
Tugas Pengawas berdasarkan pasal 50 UU No 17 Tahun 2012 adalah:
a. mengusulkan calon Pengurus;
b. memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan melaporkan hasil
pengawasan kepada Rapat Anggota.
Sedangkan wewenang dari Pengawas yaitu:
a. menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta pemberhentian
Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;
b. meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari
Pengurus dan pihak lain yang terkait;
c. mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
Koperasi dari Pengurus;

Universitas Sumatera Utara

25 
 

d. memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam melakukan
perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan
e. dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan
menyebutkan alasannya.
Pengawas wajib menjalankan tugas dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab untuk kepentingan Koperasi. Pengawas bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Anggota.§§§§§§§§ Pengawasan terhadap
Koperasi wajib dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan para pihak terhadap
Koperasi. Pengawasan terhadap Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pasal 96 UU No 17 Tahun 2012 dilakukan oleh Menteri. Pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 dilakukan melalui pelaporan, pemantauan,
dan evaluasi terhadap Koperasi. Kegiatan pengawasan melalui pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:
a. meneliti laporan pertanggungjawaban tahunan, dokumen-dokumen,
dan keputusan-keputusan Rapat Anggota;
b. meminta untuk hadir dalam Rapat Anggota; dan/atau
c. memanggil

Pengurus

untuk

diminta

keterangan

mengenai

perkembangan Koperasi.
Personalia pengawasan dalam koperasi yaitu:
1. Pengawas
Fungsi pengawasan berada ditangan pengawas yang bertindak untuk
dan/atas nama

§§§§§§§§

anggota. Secara periodik, pengawas

mengadakan

Undang-Undang No 17 Tahun 2012 Pasal 51

Universitas Sumatera Utara

26 
 

pertemuan untuk membicarakan tata pelaksanaan kerja pengurus dalam
menjalankan amanat para anggota.
2. Departemen Koperasi Dekopin dan Pusat Koperasi
Pengawas ini termasuk pengawas eksternal yaitu adalah pengawas
yang berasal dari luar organisasi bersangkutan, baik dari organisasi
pengawasan fungsuonal maupun nonfungsional.
3. Badan Penasehat dan Dewan Pembina
Dewan pembina dan penasehat sesuai dengan fungsinya hanya memberi
pembinaan serta nasehat pada pengurus dan pengawas. Mereka ini
biasanya sosok yang dituakan atau secara struktural lebih dihormati
sehingga tepat untuk dimintai saran, nasehat, dan petunjuk. Disini
secara tidak langsung berarti juga bertindak sebagai pengawas asal
mereka menyadari dan mempunyai fungsi tersebut serta mau dan
mampu melaksanankannya.
4. Manajer
Manajer adalah pengawas operasional, yaitu fungsi yang melekat pada
jabatannya karena mempunyai

tanggung

jawab.

Tanggung

jawab

manajer mencakup semua bidang usaha atau koperasinya sehingga
seluruh karyawan koperasi menjadi bawahannya. Hal ini berarti
manajer menjadi pengawas atas segala kerja para karyawan koperasi
yang menyelenggarakan kegiatan sehari-hari.
5. Akuntan Publik
Koperasi Jasa Audit (KJA) dan akuntan publik merupakan pengawas
keuangan yang professional. Namun sampai sekarang masih banyak

Universitas Sumatera Utara

27 
 

koperasi yang tidak

memanfaatkan layanan jasa akuntan publik

sebagai pengawas. Hal ini disebabkan karena belum dirasa perlu dan
juga banyak koperasi yang tidak mampu untuk membayar jasa
pemeriksaan akuntan.
Kegiatan pengawasan melalui pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengamati dan memeriksa laporan.
Apabila dari hasil pemantauan dan evaluasi terbukti terjadi penyimpangan,
Menteri wajib mengambil langkah penyelesaian sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang.
Adapun beberapa hasil audit yang dilaporkan pengawas adalah :*********
1. Pelaksanaan Anggaran Dasar di Koperasi;
2. Pelaksanaan Keputusan RAT;
3. Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser, deskripsi
jabatan, dan disiplin kerja);
4. Audit keuangan (ada tidaknya penyimpangan keuangan oleh Pengurus);
5. Audit fisik (inventaris, dan kas).

3. Pengurus
Pengertian pengurus koperasi menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun
2012

pasal

1

ayat

(7)

adalah

perangkat

organisasi

koperasi

yang

bertanggungjawab penuh atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan
tujuan koperasi serta mewakili koperasi baik di dalam maupun diluar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
  Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama.
Graha Ilmu. Yogyakarta 
*********

Universitas Sumatera Utara

28 
 

Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik Anggota maupun nonAnggota.Orang perseorangan sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan
berdasarkan pasal 55 UU No 17 Tahun 2012, yaitu:
a. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
b. memiliki kemampuan mengelola usaha Koperasi;
c. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau
komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena
menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan
d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
korporasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatan.
Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengurus diatur dalam
Anggaran Dasar. Tugas Pengurus pada pasal 58 Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2012 yaitu:
a. mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar;
b. mendorong dan memajukan usaha Anggota;
c. menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan
belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
d. menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
e. menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi untuk
diajukan kepada Rapat Anggota;
f. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;

Universitas Sumatera Utara

29 
 

g.

menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien;\

h.

memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar
Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan risalah
Rapat Anggota; dan

i. melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan
Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
Pengurus memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil keputusan
RAT. Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan RAT guna
memberikan manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus merumuskan berbagai
kebijaksanaan yang harus dilakukan.†††††††††
Pengurus koperasi mempunyai fungsi, di antaranya adalah :‡‡‡‡‡‡‡‡‡
1. Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi
Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan tertinggi
diwujudkan dalam menentukan tujuan organisasi, merumuskan kebijakan
organisasi, menentukan rencana sasaran serta program kerja organisasi
koperasi, memilih dan mengawasi tindakan-tindakan manajer-manajer dan
karyawan dalam mengelola usaha koperasi. Pengurus merupakan
perangkat organisasi koperasi yang diharapkan dapat membawa perubahan
dan pertumbuhan organisasi dan sekaligus menjadi sumber inisiatif
dan inspirasi bagi pengembangan usaha koperasi. Pada menilai semua
hasil kerja kegiatan-kegiatan pengelolaan koperasi secara operasional
yang menjadi tanggung jawab manajer.
 Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama.
Graha Ilmu. Yogyakarta 
‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Sagimun, M.D. 1990. Koperasi Indonesia. CV Masagung. Jakarta.
 
†††††††††

Universitas Sumatera Utara

30 
 

2. Fungsi sebagai penasihat
Fungsi sebagai penasihat ini berlaku baik bagi para manajer maupun bagi
para anggota. Bagi para manajer meminta nasihat kepada pengurus adalah
penting sekali artinya, terutama dalam rangka penjabaran dan penerapan
kebijaksanaan operasional dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah
dirumuskan oleh pengurus.
3. Pengurus sebagai pengawas
Bahwa pengurus merupakan orang yang mendapat kepercayaan dari
anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi.
4. Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi;
Demi keberlangsngan usaha dan keberlanjutan organisasi koperasi, maka
pengurus harus :
a. Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap dalam
organisasi.
b. Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara efektif.
c. Memberikan pengarahan kepada para manajer agar koperasi
berjalan secara efektif , professional.
d. Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan dari
organisasi.
e. Mengikuti perkembangan pasar, dengan tepat mengarahkan
berbagai jenis layanan barang-barang atau jasa-jasa yang
dihasilkan oleh koperasi sesuai dengan dinamika pasar dan tingkat
kelayakan maupun profitabilitas usaha (tumbuh kembang usaha).

Universitas Sumatera Utara

31 
 

5. Pengurus sebagai symbol
Langkah-langkah yang diambil pengurus terhadap anggota maupun
karyawan bersifat persuasif yang menempatkan pengurus menjadi
pemimpin yang memiliki kekuatan dan motivator bagi pencapaian tujuan;
strategis perusahaan dan kebijaksanaan umum dari organisasi koperasi
dirumuskan secara sistematis oleh pengurus, pengurus memperoleh dan
menyajikan informasi koperasi secara cermat dalam menunjang kinerja
usaha.
Hasil pemeriksaan pengurus dapat disampaikan dan menjadi bahan
pertimbangan dan perhatian pula bagi pengawas koperasi. Pengurus juga
melaporkan kinerja pelaksanaan kebijakan, program kerja, dan realisasi rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK) yang sudah disetujui oleh
Rapat Angota untuk tahun buku berjalan (1 Januari – 31 Desember). Adapun
kinerja kebijakan, program dan RAPBK meliputi :
1. Organisasi dan kelembagaan (membandingkan rencana dengan realisasi)
2. Pelayanan dan Usaha Koperasi (membandingkan rencana dengan realisasi)
3. Neraca

Pelayanan

Koperasi

kepada

anggota

dan

non

anggota

(membandingkan rencana dengan realisasi)
4. Kinerja keuangan (analisa perkembangan dan analisa laporan keuangan);
5. Pembagian SHU;
6. Kebijakan-kebijakan lain yang muncul yang tidak ada dalam rencana.

Universitas Sumatera Utara

32 
 

4. Pengelola (Manager)
Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan fungsi
pengelolaan operasional usaha koperasi.
Kewajiban manager antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.
a. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan – kegiatan di
unit – unit usaha.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
pengurus dan pengelola koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
c. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
d. Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat
berita acara pemeriksaannya.
3. Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus atau Rapat
Anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.
4. Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas sesuai dengan
keputusan rapat anggota.
5. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT.
Keterkaitan antara peran pengawas dan pengurus adalah dalam hal
pelaporan hasil audit. Pengawas melaporkan hasil audit dan rekomendasi
pelaksanaan kebijakan dan keputusan rapat anggota yang telah di
laksanakan oleh pengurus koperasi baik auditor berkala maupun audit

Universitas Sumatera Utara

33 
 

buku akhir tahun. Hasil audit yang dilaporkan dari pengawas adalah
mengenai kesesuaian

dan

kebenaran

data

dan

informasi

yang

dilaporkan.
6. Membimbing dan mengarahkan tugas-tugas karyawan yang dibawahnya
seefisien mungkin menuju karyawan yang berkualitas.
7. Mengusulkan

kepada

pengurus

tentang

pengangkatan

dan

atau

pemberhentian karyawan dalam lingkungan tugasnya.
8. Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan
kepada pengurus sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang baru,
dan selanjutnya evaluasi sekaligus perencanaan bagi pengurus untuk
disampaikan dalam Rapat Anggota.
9. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap akhir
bulan dan tahun.
10. Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.
Pengelola (Tim Manajemen) menjalankan tugasnya sebagai berikut§§§§§§§§§
1. Mengelola organisasi koperasi dan usahanya
2. Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta Rancangan
RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi).
3. Menyelenggarakan Rapat Anggota
4. Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban Pelaksanaan
Tugas.
5. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara tertib.
6. Memelihara daftar buku Anggota, buku Pengurus dan Pengawas.
§§§§§§§§§

Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Bina Adiaksara &
Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm 243.

Universitas Sumatera Utara

34 
 

7. Memberikan Pelayanan kepada Anggota Koperasi dan Masyarakat.
8. Mendelegasikan tugas kepada manajer
9. Meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota.
10. Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kepada anggota
11. Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa

kepengurusan

pengawas dan pengurus.
12. Mencatat masuk dan keluarnya anggota.

E. Fungsi dan Peranan Koperasi
Berdasarkan UU No 17 Tahun 2012 Koperasi Indonesia memiliki fungsi
sebagai :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk

meningkatkan

kesejahteraan

ekonomi

nasional

dan

sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Selain itu hendaknya
koperasi Indonesia wajib memiliki dan berlandaskan diri sendiri,

Universitas Sumatera Utara

35 
 

bertanggung jawab kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan,
keadilan, dan solidaritas
Koperasi mempunyai peranan menyejahterakan dan mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat. Peran Koperasi dapat ditinjau dari: **********
1. Peranan Ekonomi
Peranan ekonomi dari koperasi adalah:
a. Membantu para anggotanya untuk meningkatkan penghasilan
sehingga kemakmuranpun meningkat
b. Menciptakan lapangan kerja
c. Mempersatukan dan mengembangkan daya usaha dari orang-orang,
baik perorangan maupun masyarakat
d. Ikut meningkatkan taraf hidup rakyat
e. Menyelenggarakan kehidupan ekonomi secara demokratis.
f. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk menyejahterakan kehidupan ekonomi dan sosialnya.
g. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya.
2. Peranan Sosial
Watak sosial koperasi memberikan arti yang penting bagi usaha untuk
mengembangkan kegiatan koperasi dengan membuka seluas-luasnya bagi
warga masyarakat yang belum menjadi anggota untuk ikut berpartisipasi.
  Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama.
Graha Ilmu. Yogyakarta 
**********

Universitas Sumatera Utara

36 
 

Watak sosial koperasi seperti itu menciptakan suatu kesempatan bagi
koperasi untuk menampilkan peranan sosialnya dalam masyarakat sebagai
berikut:††††††††††
a. Mendidik para anggotanya untuk secara bersama-sama menyelesaikan
masalahnya sendiri serta membuka kesempatan secara bersama untuk
membangun kehidupan ekonominya masing-masing
b. Menumbuhkan semangat kerja sama serta cinta terhadap sesama umat
manusia yang bersumber pada kewajiban partisipasi dari para anggota
sesuai dengan kemampuan masing-masing
c. Menanamkan penggunaan ukuran berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan
dan pendekatan secara manusiawi dan bukan nilai uang atau
kebendaan.
d. Memungkinkan terlaksananya usaha pembentukan warga negara yang
baik dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat.

F. Sumber Modal Koperasi
Meskipun koperasi Indonesia bukan merupakan bentuk kumpulan modal,
namun sebagai suatu badan usaha maka di dalam menjalankan usahanya koperasi
memerlukan modal. Tetapi, pengaruh modal dan penggunaaanya dalam koperasi
tidak boleh mengaburkan dan mengurangi makna koperasi, yang lebih
menekankan kepentingan kemanusian dibanding kebendaan.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi harus ditentukan dalam
 Folke Dubell, 1985. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan
Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri,
Jatinangor : Ikopin 
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Munkner, 1989. Pengantar Hukum Koperasi, Bandung :Unpad.
 
††††††††††

Universitas Sumatera Utara

37 
 

proses pengorganisasian atau pada waktu pendiriannya dengan rincian berapa
modal tetap dan berapa modal kerja yang diperlukan. Modal tetap disebut juga
modal jangka panjang yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas fisik koperasi,
seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin dan kendaraan.. Sedangkan Modal
Kerja yang disebut juga modal jangka pendek diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasional koperasi seperti gaji, pembelian bahan baku, pembayaran
pajak, dan sebagainya. Khusus pada Koperasi Simpan Pinjam maka modal
diperlukan untuk pemberian pinjaman kepada para anggota.§§§§§§§§§§
Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2012, pasal 66 dinyatakan bahwa
modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai
modal awal. Selain modal tersebut, modal koperasi dapat berasal dari :
a. Hibah
Pengertian hibah menurut UU No 17 Tahun 2012 pasal 1 ayat (10)
adalah pemberian uang dan/atau barang kepada koperasi dengan
sukarela tanpa imbalan jasa sebagai modal usaha. Hibah ini dapat
berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut diucapkan/ditulis oleh
seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak terakhir sebelum
meninggal dunia dan baru berlaku setelah dia meninggal dunia. Modal
koperasi yang merupakan pemberian (hibah) ini adalah pemberian
harta kekayaan dari seseorang yang berupa kebendaan, baik benda
bergerak ataupun benda tetap. Pemindahan kekayaan berupa benda
bergerak dapat dilakukan dengan seketika karena dapat dilakukan
§§§§§§§§§§

Suarny Amran, 1992. Analisis Beberapa Permasalahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, dalam Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembangunan Koperasi,
Editor Rusidi dan Maman Suratman, Jatinangor, Bandung : Ikopin.
 

Universitas Sumatera Utara

38 
 

dengan langsung dari tangan ke tangan. Sedangkan untuk benda tetap
dapat dilakukan melalui penyerahan yuridis yaitu dengan syarat-syarat
hukum tertentu untuk syahnya suatu pemindahan hak milik atas benda
tetap.
b. Modal penyertaan
Koperasi dapat menerima modal penyertaan dari pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan masyarakat
berdasarkan perjanjian penempatan modal penyertaan.***********
c. Modal Pinjaman
Untuk pengembangan usahanya koperasi dapat juga menggunakan
modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan
usahanya. Modal pinjaman dapat berasal dari :†††††††††††


Anggota
Pinjaman yang berasal dari anggota yaitu suatu pinjaman yang
diperoleh dari anggota termasuk calon anggota yang memenuhi
syarat.



Koperasi lain / Anggotanya
Pinjaman yang berasal dari koperasi lain harus didasari dengan
perjanjian kerjasama antar koperasi.



Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang

***********

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 75
Munkner, 1989. Pengantar Hukum Koperasi, Bandung :Unpad.

†††††††††††

 

Universitas Sumatera Utara

39 
 

berlaku. Jika tidak terdapat ketentuan khusus, koperasi sebagai
debitur dari bank atau lembaga keuangan lainnya diperlakukan
sama dengan debitur lain, baik mengenai persyaratan
pemberian dan pengembalian kredit maupun prosedur kredit.


Penerbitan Obligasi dan Surat Hutang Lainnya
Dalam rangka mencari tambahan modal, koperasi dapat
mengeluarkan obligasi (surat pernyataan hutang) yang dapat
dijual ke masyarakat. Sebagai konsekuensinya, maka koperasi
diharuskan membayar bunga atas pinjaman yang diterima (nilai
dari obligasi yang dijual) secara tetap, baik besar maupun
waktunya. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
dilakukan

berdasarkan

ketentuan-ketentuan

perundang-

undangan yang berlaku.


Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pinjaman yang berasal dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah
untuk membantu meningkatkan kemajuan Koperasi



Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota
yang dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum.
Contoh: pemberian saham kepada koperasi oleh perusahaan
berbadan hukum PT.

Sumber permodalan dari anggota

tampaknya sulit diharapkan oleh

koperasi – koperasi primer karena keterbatasan kemampuan para anggotanya.
Demikian juga halnya dengan sumber permodalan dari koperasi lain, tetapi tidak

Universitas Sumatera Utara

40 
 

menutup kemungkinan bahwa koperasi skunder dari jenis koperasi yang
bersangkutan bisa menjadi sumber permodalan bagi koperasi primer, meskipun
dalam jumlah yang terbatas sebagaimana dalam kenyataan kehidupan koperasi
dewasa ini.
Secara absolut, jumlah lembaga koperasi, anggota modal sendiri dan
modal luar setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tetap
mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dengan signifikan yaitu dengan jumlah
koperasi, anggota, pertumbuhan modal sendiri, dan

modal luar yang terus

meningkat. Keinginan masyarakat untuk berkoperasi masih tergolong cukup baik.
Namun jika dilihat dari kinerja permodalan koperasi menunjukkan penurunan
yang kurang menyenangkan karena pertumbuhan rata-rata Equity per koperasi per
tahun cenderung menurun setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
koperasi kurang mampu menggali modal dari anggota koperasi sendiri atau bisa
juga animo masyarakat untuk menyimpan dikoperasi menurun. Kalaupun data
menunjukkan ada peningkatan anggota koperasi setiap tahunnya, hal ini diduga
dapat terjadi karena ada niat tersembunyi dari anggota untuk mendapatkan
fasilitas atau bantuan yang lebih besar dari koperasinya.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Pertumbuhan struktur permodalan koperasi pertahunnya juga cukup
memprihatinkan, ini dapat dilihat rasio perbedaan antara modal sendiri dengan
modal luar. Data Sturuktur permodalan ini sedikit banyaknya menggambarkan
tingkat ketergantungan koperasi terhadap eksternal. Jika semakin kecil rasio
modal sendiri dibanding modal luar maka inilah yang dapat menjauhkan
hubungan antara pengelola koperasi dengan para anggota, karena dapat saja
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Suarny Amran,. Analisis Beberapa Permasalahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, dalam Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembangunan Koperasi,
Editor Rusidi dan Maman Suratman, Jatinangor, Bandung : Ikopin, 1992

Universitas Sumatera Utara

41 
 

pengelola koperasi lebih mengutamakan kepentingan non anggota ketimbang
kepentingan anggota.

G. Pinjaman Koperasi
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 pasal 1 ayat (4)
pinjaman adalah penyediaan uang oleh koperasi simpan pinjam kepada anggota
sebagai peminjam berdarkan perjanjian yang mewajibkan peminjam untuk
melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa.
Pinjaman atau Kredit Berasal dari bahasa latin yaitu ”Credere” yang
berarti “percaya” karena itu dasar pemberian kredit kepada orang atau badan
usaha adalah kepercayaan. Bila arti kredit dikaitkan dengan bidang usaha, maka
pengertian kredit adalah: memberikan nilai ekonomi kepada seseorang (badan
usaha) atas dasar kepercayaan pada saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan
dikembalikan kepada pemberi kredit setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan yang telah ditetapkan.§§§§§§§§§§§
Pengertian Pinjaman atau kredit di atas mengandung unsur-unsur sebagai
berikut:************
a. Unsur waktu, yaitu ada petunjuk jarak saat pemberian dan pelunasan
kredit.
b. Unsur resiko, yaitu akibat yang mungkin timbul karena adanya jarak
waktu pemberian dan pelunasan.

§§§§§§§§§§§

Andinna Puteri Lestari, Pelaksanaan Pemberian Pinjaman
Yang Menggunakan Jaminan Yang Dapat Difidusiakan Tetapi Tidak Dibebani
Tesis tidak diterbitkan, Malang, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012, hlm 6.
************
Andinna Puteri Lestari, Pelaksanaan Pemberian Pinjaman
Yang Menggunakan Jaminan Yang Dapat Difidusiakan Tetapi Tidak Dibebani
Tesis tidak diterbitkan, Malang, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012, hlm 6.

Koperasi
Fidusia,
Koperasi
Fidusia,

Universitas Sumatera Utara

42 
 

c. Unsur penyerahan, yaitu menyerahkan nilai ekonomi kepada pihak lain.
d. Unsur kepercayaan, yaitu menyerahkan kepada pihak lain untuk mengelola
uang.
e. Unsur persetujuan, yaitu ada kesepakatan antara pihak pemberi dan
penerima kredit, misalnya dari kelompok kepada anggota.
Dari berbagai kegiatan ekonomi dan berdasarkan berbagai aspek, maka
timbul bermacam-macam jenis pinjaman atau kredit, antara lain: ††††††††††††
a. Secara umum kredit dibedakan menjadi kredit komersial dan kredit
konsumsi.
b. Menurut tujuan penggunaannya dikenal kredit modal kerja dan kredit
investasi.
c. Dilihat dari jangka waktu pengembaliannya: jangka pendek (kurang dari 1
tahun), jangka menengah ( 1 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 1
tahun).
d. Dilihat dari jenis pembiayaan: perdagangan, industri, pertanian, jasa, dll.
e. Dari segi jaminan: kredit dengan jaminan dan tanpa jaminan.
f. Dilihat dari segi pemakaiannya ada kredit perorangan, badan usaha,
koperasi, dan kredit yayasan.
g. Dilihat dari segi profesi: ada kredit dokter, notaris, guru, dll.

††††††††††††

Suarny Amran,. Analisis Beberapa Permasalahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, dalam Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembangunan Koperasi,
Editor Rusidi dan Maman Suratman, Jatinangor, Bandung : Ikopin, 1992
 

Universitas Sumatera Utara

43 
 

Ciri- Ciri pinjaman atau kredit yang baik adalah:‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
a. Angsuran pinjaman/kredit lebih kecil dari keuntungan usaha.
b. Tingkat suku bunga yang serendah-rendahnya.
c. Periode pembayaran sependek-pendeknya, sesuai dengan perputaran
produksi usahanya dan peraturan pihak pemberi pinjaman/kredit.
d. Jangka waktu pinjaman selama-lamanya sesuai dengan peraturan yang
ada.
e. Pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan yang disepakat atau dengan kata
lain tidak disalah gunakan.
f. Jumlah pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Andinna Puteri Lestari, Pelaksanaan Pemberian Pinjaman Koperasi
Yang Menggunakan Jaminan Yang Dapat Difidusiakan Tetapi Tidak Dibebani Fidusia,
Tesis tidak diterbitkan, Malang, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012, hlm 6.
 

Universitas Sumatera Utara