Analisis Pola Konsumsi Masyarakat Kota Medan

konsumsi (makanan dan bukan makanan) masih sangat rendah, pendidikan
masyarakat masih tergolong rendah, jenis pekerjaan bersifat tidak tetap dan
tergolong sector primer, pendapatan yang diterima juga cukup rendah.
3. Peneliti Muhardi Kahar pada tahun (2010) tentang “Analisis Pola Konsumsi
Daerah Perkotaan Dan Pedesaan Serta Keterkaitannya dengan Karakteristik
Sosial Ekonomi Di Provinsi Banten”. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diambil dari data Susenas. Variabel yang digunakan adalah
pendapatan/pengeluaran makanan dan bukan makanan, harga, Jumlah
anggota, umur, tingkat pendidikan, proporsi anak balita, proporsi anak yang
masih sekolah. Model penelitian yang digunakan adalah model LA-AIDS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga komoditi mempengaruhi secara
signifikan tingkat konsumsi untuk komoditi makanan maupun bukan makanan
namun ada beberapa yang tidak signifikan, beberapa pendapatan/pengeluaran
tidak berpengaruh signifikan hal ini dikarenakan keterbatasan fasilitas berupa
sarana akses untuk memperoleh barang masih sulit ke pedesaan, tingkat
pendidikan dan jumlah anggota rumah tangga berpengaruh secara signifikan.

Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Pendapatan(X1)
Pendidikan (X2)
Umur (X3)

Fungsi Konsumsi
(C)

Jumlah Tanggungan
(X4)
Umur (X5)
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap pola konsumsi.
2. Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap pola konsumsi.
3. Tingkat umur berpengaruh positif terhadap pola konsumsi.
4. Jumlah tanggungan berpengaruh positif terhadap pola konsumsi.
5. Tabungan berpengaruh positif terhadap pola konsumsi.
6. Secara simultan tingkat pendapatan, pendidikan, umur, jumlah tanggungan

dan tabungan berpengaruh positif terhadap pola konsumsi.

Universitas Sumatera Utara