Hubungan Tajam Penglihatan Setelah Pembedahan Katarak Traumatik Dengan Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhinya di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009-2013

ABSTRAK
Latar Belakang : Katarak Traumatik merupakan katarak yang muncul
sebagai akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi
ataupun tumpul pada bola mata yang terlihat sesudah beberapa hari
ataupun beberapa tahun. Trauma menjadi penyebab terbanyak kebutaan
monokular pada orang yang berusia di bawah 45 tahun. Hanya 85%
pasien-pasien yang mengalami trauma okuli pada segmen anterior
mencapai tajam penglihatan 20/40 atau lebih, sedangkan pada trauma
segmen posterior terjadi hanya sekitar 40% mencapai tajam penglihatan
yang sama. Laki-laki mempunyai resiko mengalami katarak traumatik
empat kali lebih besar dibandingkan perempuan. Sementara itu usia yang
paling sering terkena adalah anak-anak dan dewasa muda.
Tujuan : Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan tajam penglihatan
setelah pembedahan katarak traumatik dengan faktor umur, jenis kelamin,
pekerjaan, jenis trauma, lama terjadinya trauma, kelainan penyerta dan
tehnik pembedahan yang dilakukan pada tahun 2009-2013.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik retrospektif
pada penderita katarak traumatik yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik
periode Januari 2009 - Desember 2013 yang sudah mengalami
pembedahan dan dicatat tajam penglihatan 4 minggu setelah operasi.
Untuk menilai hubungan korelasi digunakan dengan uji statistik chi-square

test.
Hasil : Dari total sampel sebanyak 42 orang penderita katarak traumatik
yang sudah menjalani operasi didapati umur terbanyak 7-18 tahun yaitu
28 orang (66.7%), laki-laki 34 orang (81.0%), status yang tidak bekerja 31
orang (73.8%), dan terkena benda tumpul 34 orang yaitu (81.0%), lama
trauma ≤ 1 bulan 27 orang (64.3%), Posisi mata yang lebih sering terlibat
terjadi pada mata kanan yaitu 30 orang (71.4%), laserasi kornea paling
banyak dijumpai yaitu ada 8 orang (19%). Tehnik operasi yang paling
banyak digunakan adalah ECCE yaitu 45.2%. Diikuti oleh ECCE + IOL
yaitu 28.6%. Tajam penglihatan terbanyak
sebelum tindakan
pembedahan didapati pada interval < 6/60 terutama pada mata kanan
adalah 28 orang (66.7%) dan 12 orang pada mata kiri (28.6%) dan
sesudah tindakan pembedahan pada interval 6/6-6/36 adalah 10 orang
(23.8%) pada mata kanan dan 3 orang (7.2%) pada mata kiri. Nilai uji
korelasi pada masing-masing faktor dengan tajam penglihatan setelah
operasi lebih banyak tidak siginifikan (P>0.05).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan signifikan antara tajam penglihatan
dengan faktor umur, jenis kelamin, pekerjaan, jenis trauma, lama
terjadinya trauma, kelainan penyerta, dan tehnik pembedahan.

Kata Kunci : Katarak traumatik, tajam penglihatan setelah pembedahan.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Background : Traumatic cataracts are cataracts that arise as a result of
injury to the eye can be a perforation or blunt trauma to the eyeball that
looks after a few days or a few years. Trauma become the most common
cause monocular blindness in people under the age of 45 years. Only 85%
of patients who suffered trauma to the anterior segment oculi achieve
20/40 or better visual acuity, whereas the posterior segment trauma
occurred only about 40% achieving the same visual acuity. Men are at risk
of experiencing traumatic cataract four times greater than women.
Meanwhile, the age most commonly affected are children and young
adults.
Objective : To find out how the relationship acuity after traumatic cataract
surgery with the factors of age, sex, occupation, type of trauma, duration
of trauma, comorbid disorders and surgical techniques were performed in
2009-2013.
Methods : This study is a retrospective descriptive analysis in patients

with traumatic cataract were performed in Dr H. Adam Malik, the period
January 2009 - December 2013 that already had surgery and visual acuity
recorded 4 weeks after surgery. To assess the correlation statistic used to
the chi-square test between age, sex, occupation, type of trauma, duration
of trauma, comorbid disorders and surgical techniques with visual acuity
post surgery.
Result : Of the total sample of 42 patients who had undergone traumatic
cataract surgery found that the largest age 7-18 years 28 (66.7%), 34 men
(81.0%), a status that does not work 31 people (73 , 8%), and 34 people
hit by a blunt object which (81.0%), 1 month old trauma
≤ 27 people
(64.3%), eye position occur more frequently involved in the right eye of 30
people (71.4 %), corneal laceration is most often found that there are 8
people (19%). Operating technique is the most widely used ECCE is
45.2%. Followed by ECCE + IOL is 28.6%. Most visual acuity before
surgery was found in the interval < 6/60, especially in the right eye was 28
(66.7%) and 12 in the left eye (28.6%) and after surgery at intervals of 6 /
6-6 / 36 is 10 people (23.8%) in the right eye and 3 (7.2%) in the left eye.
Correlation value at each faktor with visual acuity after surgery was not
significantly more (P>0.05).

Conclussion : There is no significant relationship between visual acuity
after surgery with age, gender, occupation, type of trauma, duration of
trauma, comorbid disorders, and surgical techniques.
Keyword : Traumatic cataracts, visual acuity after surgery.

Universitas Sumatera Utara