Hubungan Tajam Penglihatan Setelah Pembedahan Katarak Traumatik Dengan Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhinya di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009-2013

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi
Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat
cedera pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun
tumpul pada bola mata yang terlihat sesudah beberapa hari ataupun
beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau
pun gejala sisa dari trauma mata. Katarak dapat terjadi sebagai akibat
trauma tumpul berat.5,13

2.2. Epidemiologi
Di Amerika Serikat terjadi kurang lebih sebanyak 2.5 juta trauma
mata per tahun. Diperkirakan sebanyak kurang lebih 4-5% dari jumlah
tersebut akan menjadi trauma mata sekunder. Laki-laki mempunyai resiko
mengalami katarak traumatik empat kali lebih besar dibandingkan
perempuan. Sementara itu usia yang paling sering terkena adalah anakanak dan dewasa muda. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National
Eye Trauma System antara tahun 1985-1991 rerata usia penderita katarak
traumatik adalah usia 28 tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan
trauma mata.3,6


2.3. Patofisiologi
Trauma tumpul merupakan respon dari pukulan yg tiba-tiba yg
dapat terjadi pada trauma okuli, dimana pukulan tersebut merupakan
mekanisme tubrukan langsung yang bertanggung jawab pada terjadinya

6
Universitas Sumatera Utara

Vossius ring (seperti pigmen iris).14,15 Pada saat permukaan bola mata
mangalami ceder, terjadi pemendekan

pada garis ekspansi, Sehingga

streching dapat mengganggu kapsul lensa, zonula atau keduanya.16,17,18
Lensa menjadi putih (keruh) segera setelah masuknya benda asing,
karena robeknya kapsul lensa menyebabkan masuknya humor aqeous
dan kadang-kadang korpus vitreum kedalam struktur lensa yang dapat
menyebabkan hidrasi pada serat lensa dan sebagai akibatnya lensa
menjadi keruh. Pasien biasanya mengeluh penglihatan kabur secara
mendadak.5


2.4. Patogenesis
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda
asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Tembakan peluru
senapan angin juga

sering merupakan penyebab-penyebab lain yang

lebih jarang adalah anak panah, batu, contusio, pajanan berlebih terhadap
panas (‘glassblower cataract”), sinar-X, dan bahan radioaktif.5,19,20
1. Luka memar/tumpul19,20
Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai
mata dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Trauma yang disebabkan
oleh benturan dengan bola keras adalah salah satu contohnya. Kadang
munculnya katarak dapat tertunda sampai kurun waktu beberapa tahun.
Bila ditemukan katarak unilateral, maka harus dicurigai kemungkinan
adanya riwayat trauma sebelumnya, namun hubungan sebab dan akibat
tersebut kadang cukup sulit untuk dibuktikan dikarenakan tidak adanya

Universitas Sumatera Utara


tanda-tanda lain yang dapat ditemukan mengenai adanya trauma
sebelumnya.3,14
Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior
ataupun posterior. Contusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang,
dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut
cincin Vossius.3,14

Gambar 2.1. Cincin Vossius21
2. Luka perforasi19
Luka perforasi pada mata mempunyai tendensi yang cukup tinggi
untuk terbentuknya katarak. Jika objek yang dapat menyebabkan perforasi
(contoh : gelas yang pecah) tembus melalui kornea tanpa mengenai lensa
biasanya tidak memberikan dampak pada lensa, dan bila trauma tidak
menimbulkan suatu luka memar yang signifikan maka katarak tidak akan
terbentuk. Hal ini tentunya juga bergantung kepada penatalaksanaan luka
kornea yang hati-hati dan pencegahan terhadap infeksi, akan tetapi
trauma-trauma seperti di atas dapat juga melibatkan kapsul lensa, yang
mengakibatkan keluarnya lensa mata ke bilik anterior.
Urutan dari dampak setelah trauma juga bergantung pada usia

pasien. Saat kapsul lensa pada anak ruptur, maka akan diikuti oleh reaksi

Universitas Sumatera Utara

inflamasi di bilik anterior dan masa lensa biasanya secara berangsurangsur akan diserap, jika tidak ditangani dalam waktu kurang lebih 1
bulan. Namun demikian, pasien tidak dapat melihat dengan jelas karena
sebagian besar dari kemampuan refraktif mata tersebut hilang. Keadaan
ini merupakan konsekuensi yang serius dan kadang membutuhkan
penggunaan lensa buatan intraokular. Bila ruptur lensa terjadi pada
dewasa, juga diikuti dengan reaksi inflamasi seperti halnya pada anak
namun tendensi untuk fibrosis jauh lebih tinggi, dan jaringan fribrosis opak
yang terbentuk tersebut dapat bertahan dan menghalangi pupil.3,14
Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat,
perforasi kecil akan menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel
sehingga bentuk kekeruhannya terbatas lebih kecil. Trauma tembus besar
pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat
disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata.3,14
Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa
yang akan difagosit makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberikan
bentuk endoftalmitis fakoanalitik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang

pecah akan menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan
terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif
akan terlihat mutiara Elschnig.15

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2. Cincin Soemring22

Gambar 2.3. Mutiara Elschnig23
3. Radiasi sinar
Sinar yang terlihat cenderung tidak menyebabkan timbulnya
katarak. Ultraviolet juga mungkin tidak menyebabkan katarak karena sinar
dengan gelombang pendek tidak dapat melewati atmosfir. Sinar
gelombang pendek (tidak terlihat) ini dapat menyebabkan luka bakar
kornea superfisial yang dramatis, yang biasanya sembuh dalam 48 jam.
Cedera ini ditandai dengan “snow blindness” dan “welder’ flash”.
Sinar infra merah yang berkepanjangan (prolong), juga dapat
menjadi penyebab katarak, ini dapat ditemui pada pekerja bahan-bahan
kaca dan pekerja baja. Namun penggunaan kacamata pelindung dapat
setidaknya mengeliminasi sinar X ini dan sinar gamma yang juga dapat

mengakibatkan katarak.

Universitas Sumatera Utara

Katarak traumatik disebabkan oleh radiasi ini dapat ditemukan
pada pasien-pasien leukemia yang mendapat radioterapi (seluruh tubuh),
namun resiko terjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar X.3,14
Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan
berbentuk roset (rosette cataract), biasanya pada daerah aksial yang
melibatkan kapsul posterior lensa. Pada beberapa kasus, trauma tumpul
dapat berakibat dislokasi dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak
traumatik ringan dapat membaik dengan sendirinya (namun jarang
ditemukan).3,14
4. Kimia
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak,
selain menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen
basa yang masuk mengenai mata menyebabkan peningkatan pH cairan
akuos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi
secara akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan
oleh zat asam, namun karena trauma asam sukar masuk ke bagian dalam

mata

dibandingkan

basa

maka

jarang

menyebabkan

katarak.

Pembentukan katarak kortikal dapat terjadi akut atau efek lambat dari
trauma zat kimia.3,14
5. Benda asing intralentikular
Benda asing di intralentikular dapat menyebabkan pembentukan
katarak di beberapa kasus tetapi tidak selalu menyebabkan kekeruhan
lensa.3,14


Universitas Sumatera Utara

2.5. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik pasien.Pada anamnesis diperoleh sebagai berikut:3,14
1. Riwayat dan mekanisme trauma, apakah tajam atau tumpul
2. Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi,
glaukoma, RD, penyakit mata karena gangguan metabolik.
3. Riwayat penyakit lain, seperti diabetes, sickle cell, sindroma marfan,
homosistinuria, defisiensi sulfat oksidase.
4. Keluhan mengenai penglihatan, seperti penurunan visus, pandangan
ganda pada satu mata atau kedua mata, dan nyeri pada mata.
Sementara itu, pada pemeriksaan fisik diperoleh sebagai berikut:2,13
1. Visus, lapangan pandangan, dan pupil
2. Kerusakan

ekstraokular-fraktur

tulang


orbita,

gangguan

saraf

traumatik
3. Tekanan intraocular-glaukoma sekunder, perdarahan retrobulbar.
4. Bilik anterior-hifema, iritis, iridodonesis, robekan sudut.
5. Lensa-subluksasi,dislokasi, integritas kapsular (anterior dan posterior),
katarak (luas dan tipe).
6. Vitreus-ada

atau

tidaknya

perdarahan dan perlepasan


vitreus

posterior.
7. Fundus-RD, ruptur khoroid, perdarahan pre intra dan sub retina,
kondisi saraf optik.

Universitas Sumatera Utara

Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan sebagai berikut:2,13
1. B-scan - jika pole posterior tidak dapat terlihat.
2. A-scan - sebelum ekstraksi katarak
3. CT scan orbita-adanya fraktur, benda asing, atau kelainan lain.

2.6. Penatalaksanaan
Bila terdapat benda asing magnetik intraokular maka harus segera
dikeluarkan. Harus diberikan antibiotik sistemik dan topikal serta
kortikosteroid

topikal


dalam

beberapa

hari

untuk

memperkecil

kemungkinan infeksi dan uveitis. Atropin sulfat 1%, 1 tetes tiga kali sehari,
dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan untuk mencegah
pembentukan sinekia posterior. Katarak dapat dikeluarkan pada saat
pengeluaran benda asing atau setelah peradangan mereda. Apabila
terjadi glaukoma selama periode menunggu, bedah katarak jangan
ditunda walaupun masih terdapat peradangan. Beberapa waktu setelah
tindakan bedah katarak, mungkin masih terdapat suatu membran opak
tipis; yang mungkin memerlukan disisi dengan laser neodymium: YAG
atau pisau untuk memperbaiki penglihatan. Untuk mengeluarkan katarak
traumatik, biasanya digunakan teknik-teknik yang sama dengan yang
digunakan untuk mengeluarkan katarak kongenital, terutama pada pasien
yang berusia kurang dari 30 tahun.5
Jenis tindakan pembedahan yang mungkin dilakukan:1,13,24
A) Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE) atau Ekstraksi Katarak
Ekstra Kapsuler (EKEK)

Universitas Sumatera Utara

Pengangkatan nucleus dan cortex dengan membuka kapsul
anterior yang lebar; 9-10mm, dan meninggalkan pembungkusnya. Kapsul
posterior tetap utuh sebagai tempat penanaman dari lensa atau dengan
kata lain lensa diangkat degan meninggalkan kapsulnya.
B) Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE) atau Ekstaksi Katarak Intra
Kapsuler (EKIK)
Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum
dilakukan pada katarak senil. lensa beserta kapsulnya dikeluarkan dengan
memutus zonula Zinn yang telah mengalami degenerasi. Pada saat ini
pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan. Wajib dilakukan pada
dislokasi anterior dan pada zonular instability yang ekstrim. Dislokasi
anterior lensa ke bilik anterior merupakan keadaan emergensi yang harus
segera dilakukan tindakan (removal), karena dapat mengakibatkan
terjadinya pupillary block glaucoma
C) Phakoemulsifikasi
Pembedahan dilakukan dengan cara mengisap lensa yang keruh
setelah pembungkusnya dibuka. Tindakan ini dapat dilakukan jika kapsul
lensa intak dan dukungan zonular yang cukup.
D) Lansectomi dan Vitrectomi pars plana
Dapat menjadi pilihan terbaik pada kasus-kasus ruptur kapsul
posterior, dislokasi posterior, atau instabilitas zonular yang ekstrim.

Universitas Sumatera Utara