Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)
13
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS DIRI DALAM KOMUNITAS PUNKS
(STUDI KASUS IDENTITAS DIRI ANAK PUNKS YANG SUDAH
BEKERJA DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA
KOMUNITAS PUNKS DI KOTA MEDAN)
1.1 . Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sebagai
makhluk paling sempurna di antara makhluk lainnya. Manusia mempunyai akal,
pikiran dan perasaan yang dapat digunakan untuk melakukan interaksi secara
personal dengan sesamanya maupun membangun hubungan sosial dengan
masyarakat dalam lingkungan interaksi masing-masing. Dalam setiap interaksi
yang dilakukannya, manusia membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan
maksud dan keinginannya kepada orang lain. Tanpa komunikasi, maka manusia
akan mengalami kesulitan dalam melangsungkan kehidupannya. Hal ini lah yang
membuat manusia disebut sebagai makhluk yang unik, karena manusia memiliki
kemampuan dalam menyampaikan gagasan, ide dan pendapat dalam proses
komunikasi antar manusia (human communication).
Universitas Sumatera Utara
14
Komunikasi manusia itu dapat dipahami sebagai interaksi antarpribadi
melalui pertukaran simbol-simbol linguistik, misalnya simbol verbal dan non
verbal. Seperti kata Mehrabian (1972) 55% dari komunikasi manusia dinyatakan
dalam simbol non verbal, 38% melalui nada, dan 7% komunikasi yang efektif
dinyatakan sebagai kata-kata. Simbol-simbol itu dinyatakan melalui sistem yang
langsung seperti tatap muka atau media (tulisan, visual, aural). Melalui pertukaran
simbol-simbol yang sama dalam menjelaskan informasi, gagasan dan emosi
diantara mereka itulah akan lahir kesamaan pikiran, perasaan dan perbuatan
(Liliweri, 2004: 6).
Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau
pengembangan pribadi untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan
belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat,
bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan
sebagainya. Komunikasi sangat berpengaruh besar dalam melakukan suatu
hubungan antarpribadi, begitu pula sebaliknya, karena apabila seseorang sudah
dapat melakukan suatu komunikasi dengan baik dan efektif, maka orang tersebut
akan semakin mudah dalam melakukan suatu hubungan antarpribadi. Apabila
suatu hubungan antarpribadi sudah terjalin dengan baik, maka hal itu akan
mempengaruhi sifat komunikasi yang dilakukan antara pihak yang terlibat dalam
hubungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
15
Komunikasi antar pribadi juga ada pada dalam komunitas. Jika tidak ada
komunikasi antarpribadi dalam suatu komunitas, tentu saja tidak ada asal usul
bagaimana komunitas itu terbentuk, berkembang mulai dari satu individu
berkembang dan merekrut banyak individu agar masuk dalam suatu komunitas.
Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, sebuah hubungan manusia yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Biasanya komunikasi itu bertujuan
untuk mengelola hubungan bahkan sampai pada pembentukan identitas diri.
Hubungan antar pribadi yang berkelanjutan dan terus menerus akan memberikan
semangat, saling merespon tanpa adanya manipulasi, tidak hanya tentang menang
atau kalah dalam berargumentasi melainkan tentang pengertian dan penerimaan.
Komunikasi antarpribadi
merupakan salah satu konteks atau tataran
komunikasi. West & Turner (2009:28-31), ada 6 tataran komunikasi, yaitu
komunikasi
intrapribadi,
antarpribadi,
komunikasi
kelompok,
organisasi,
komunikasi publik, dan komunikasi massa. Para ahli komunikasi, tampaknya,
tidak mempunyai pandangan yang seragam tentang apa itu komunikasi
antarpribadi. Maka, lahir pula macammacam definisi. Namun, aneka ragam
pandangan itu dapat “diperas” menjadi dua kelompok, yakni antara mereka yang
menganut contextual view dan mereka yang melihat komunikasi antarpribadi dari
sudut developmental view.
Universitas Sumatera Utara
16
Pandangan kontekstual (West dan Turner, 2009: 26) yang lebih unik lagi
tentang KAP adalah definisi yang berikut “Interpersonal communication refers to
communication with another person. This kind of communication is subdivided
into dyadic communication, public communication, and small-group
communication”. Dengan demikian, komunikasi dua orang (dyadic
communication), komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik, semua,
dikategorikan KAP.
Komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian panduan pikiran dan
perasaan seseorang kepada seorang lainnya agar mengetahui, mengerti, atau
melakukan kegiatan tertentu. Menurut Joseph Devito, "komunikasi antarpribadi
merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain,
atau juga sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung". Dari
inti ungkapan itu, Devito berpendapat bahwa "Komunikasi antarpribadi
sebenarnya merupakan suatu proses sosial". Devito (dalam Liliweri, 1991: 130)
memberikan ada 5 ciri-ciri komunikasi antar pribadi, untuk memudahkan atau
memperjelas pengertiannya, seperti: 1. Openess (keterbukaan), 2. Emphaty
(empati), 3. Supportiveness (dukungan), 4. Positiveness (rasa positif), 5. Equality
(kesamaan). Proses penyampaian pikiran dan perasaan antar manusia sebagai
kebutuhan antarpribadi bukan pengalihan ide yang bebas dari hambatan
komunikasi, dengan latar belakang pribadi, kebiasaan, dan konsep diri yang antara
satu orang dengan yang lainnya, di mana proses ini akan lebih efektif bila
berlangsung secara tatap muka.
Identitas diri adalah susunan gambaran diri sebagai seseorang. Teori- teori
yang berfokus pada pada pelaku komunikasi akan selalu membawa identitas diri
ke sejumlah tingkatan, tetapi identitas berada dalam lingkup budaya yang luas dan
manusia berbeda dalam menguraikan diri. Misalnya di Afrika, identitas sering kali
dipahami sebagai sebuah hasil dari pencarian keseimbangan dalam hidup dan
sebagian bergantung pada kekuatan yang didapatkan manusia dari leluhur mereka.
Di Asia, identitas sering kali didapatkan bukan melalui usaha perorangan, tetapi
melalui kelompok dan timbal balik antar manusia. Dalam budaya Yunani,
identitas dipahami sebagai sesuatu yang bersifat pribadi dan seseorang melihat
diri bertentangan atau berbeda dengan identitas lain (LittleJhon, 2011: 130).
Elkind (dalam Papalia, E.Diane, Sally Wendkosw Olds & Ruth Duskin
Feldman, 2001: 425) menjelaskan bahwa saat ini perkembangan kognitif orang
dewasa sudah siap untuk membuat gagasan teori tentang diri pribadi. Individu
dikatakan sampai pada tahap “menemukan identitas” bilamana ia sudah sukses
mencapai rasa identitas dalam berbagai bidang di kehidupannya, seperti pada
bidang ideologi, agama, politik, hubungan dengan orang lain dan pekerjaan.
Tahap perkembangan identitas diri akan bergerak dari tahap satu ke tahap
berikutnya atau dengan kata lain dari status satu ke status berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
17
Begitu juga anak punk yang setiap interaksinya tidak luput dari
komunikasi antarpribadi dan identitas diri. Public United Nothing Kingdom atau
yang lebih dikenal dengan singkatan PUNK adalah sebuah nama untuk sebuah
gerakan yang berasal dari London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu
dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk
merajalela di Amerika, golongan Punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena
mempunyai semangat yang sama. Namun, punk juga dapat berarti jenis
musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi
hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Gerakan yang pada awalnya
mewakili pemberontakan masyarakat kelas bawah
dalam menentang semua
peraturan kerajaan yang tidak berpihak kepada mereka dengan gaya hidup dan
cara mereka sendiri. Namun itu hanya sedikit cerita lama, karena punk telah
berubah dan berkembang seiring perubahan zaman.
Punk memang berasal dari Inggris namun mulai menampakkan wujudnya
di Amerika pada era delapan puluhan. Saat itu menjadi momen kebangkitan kaum
muda seperti Amerika untuk menentang semua hal yang menurut mereka tidak
sesuai dan merugikan masyarakat, banyaknya korupsi serta masalah sosial lain di
lingkungan masyarakat Amerika kala itu. Berbagai cara dilakukan untuk
melakukan aksi agar didengar dan dilihat dunia, mulai musik dan kesenian
lainnya, hingga gaya hidup. Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak
kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah
ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh
politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
18
Asal Usul Dan Ideologi Punk (dalam Dick Hebdige, 2002: 192)
menggambarkan punk sebagai subkultur pemuda kelas pekerja sebagai tanggapan
munculnya komunitas kulit hitam yang cukup besar di inggris. Hal ini tidak
terlepas dari sejarah hidup sosial ekonimi inggris, identitas rasial di inggris,
politik dan budaya di inggris. memandang punk masa kini tengah menghadapi dua
bentuk perubahan antara lain bentuk komoditas dalam hal ini antribut dan
assesoris yang dipakai oleh subkultur punk telah dimanfaatkan oleh industri
sebagai barang dagangan yang di distribusikan kepada konsumen untuk
mendapatkan keuntungan.
Generasi muda yang tergabung dalam komunitas punk merasa menemukan
konsep dan pemikiran mereka terhadap gaya unik dan khas yang ditonjolkan oleh
punk. Komunitas punk di Indonesia sangat diwarnai oleh budaya dari barat atau
Amerika dan Eropa. Biasanya perilaku mereka terlihat dari gaya busana yang
mereka kenakan seperti sepatu boots, potongan rambut mohawk ala suku Indian,
atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, rantai
dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti
sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya
sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah
layak untuk disebut sebagai punker (Marshall, 2005: 28).
Universitas Sumatera Utara
19
Dari segi ideologis punk merupakan ideologi yang mencangkup aspek
sosial dan politik. Ideologi mereka dahulu sering di kaitkan dengan perilakuperilaku yang menyimpang yang di lakukan oleh anak punk. Berbagai perilaku
punk yang di anggap menyimpang telah di dokumentasikan dalam media massa
sehingga membuat identitas punk dibalik assesoris yang melekat pada tubuhnya
dipandang sebagai seorang yang berbahaya atau berandalan. Punk sebagai
subkultur telah membentuk suatu bangunan baru yang berbeda dengan budaya
induk yang di anut oleh kaum muda sejak awal kemunculanya di inggris sampai
sekarang. Nilai - nilai yang menjadi substansi punk sebagai subkultur tetap di
yakini oleh anggotanya, walaupun punk telah berganti generasi, akan tetapi
sebagai subkultur, nilai-nilai dan eksistensi punk masih di pertahankan hingga
sekarang (http:www.universitassurakarta.co.id//jurnal sosialitavol2).
Punk berbicara tentang kebebasan berfikir dan bertindak, dengan kata lain
mau mandiri dan menjadi diri sendiri. Do It Your Self itulah semangat yang
dijunjung tinggi kaum punk sampai sekarang dimanapun mereka berada. Karena
mereka menganggap sebuah kemandirian adalah harga mati untuk bisa bertahan
menjalani kehidupan. Semua aksi diwujudkan dengan cara mereka sendiri, sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Banyak cara-cara kreatif dan inovatif yang
dilakukan agar memperoleh perhatian, bukan hanya berteriak kosong tanpa
melakukan apa- apa.
Melalui musik, punk menemukan kendaraan untuk semakin mendunia.
Ada banyak musisi beraliran punk, dengan berkarya suka-suka meneriakan
semangat juang dan menyindir apa saja yang tidak sesuai. Mereka tidak takut
karyanya tidak dilirik label rekaman besar, karena mereka mampu memproduksi
dan memasarkan karya mereka. Semua hal dikerjakan sendiri, tidak tergantung
sponsor dan donatur. Mereka berdiri di dalam komunitas-komunitas yang
membuat mereka besar dan melakukan kegiatan yang menghasilkan agar mampu
untuk berbuat banyak. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya
sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadangkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak. Banyak yang menyalahartikan
punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah
penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka.
Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang
berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Universitas Sumatera Utara
20
Sebab kaum kapitalis adalah kaum pemalas dan tidak kreatif, karena
menganggap semuanya bisa dibeli dengan uang yang mereka miliki, sementara
punk sangat bertolak belakang dengan hal itu. Kaum punk adalah manusia pekerja
keras yang mau berusaha untuk mewujudkan semua yang menjadi mimpinya
dengan tangannya sendiri. Menjadi diri sendiri untuk bisa dihargai, dan mau
bangkit mandiri untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan beradab
yang dilakukan mereka hingga saat ini (www.wordpress.com).
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang
mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau
dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu
boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti
kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk
berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan
seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. Kalau hanya melihat dari
penampilan dan pola hidup, mohawk, piercing, anting, tato dan celana jeans ketat
bukan lagi identitas punk saat ini. Karena itu sudah menjadi milik dunia mode dan
fashion. Banyak dari kaum kapitalis yang memakai mode itu saat ini, sedangkan
punk menolak kemapanan dan kapitalisme. Bahkan gaya anak punk sudah juga
digemari oleh aktor dunia baik acara resmi maupun tidak resmi mereka
menggunakan fashion ala punk.
Universitas Sumatera Utara
21
Di Indonesia sendiri, perkembangan komunitas punk yang mulai marak
pada pertengahan tahun 1998, pasca rezim Soeharto mencatat prestasi yang luar
biasa. Konon komunitas punk di Indonesia merupakan komunitas dengan populasi
terbesar di dunia. Profane Existence, sebuah Fanzine asal Amerika menulis negara
dengan perkembangan punk yang menempati peringkat teratas di muka bumi
adalah Indonesia dan Bulgaria. Sejak dulu, fenomena punk di Indonesia selalu
dihadapkan dengan masalah bahwa anak-anak punk tidak lebih dari sekedar
sampah masyarakat. Mereka dianggap tidak lebih dari kumpulan remaja yang
memiliki latar belakang keluarga yang “broken home” lalu menjadikan gaya hidup
tersebut sebagai semacam ‘pelarian’.
Punk di Indonesia memang muncul dari beberapa kelas sosial di
masyarakat. Dari kelas bawah, dia benar-benar berwujud anak-anak jalanan yang
hidup di pinggir jalan, tidur di trotoar, nongkrong di pom bensin, tidak pernah
mencicipi mandi apalagi gosok gigi. Kerjaan sehari-hari mereka biasanya
mengamen, jualan koran, atau aktivitas lain yang bisa menghasilkan uang recehan
di setiap persimpangan traffic light. Mereka (punk) yang di kelas sosial ini adalah
orang yang sangat miskin hidupnya. Jika hari itu tidak mengamen, maka hari itu
pula mereka tidak makan. Selain itu, kehidupan mereka juga sangat dekat dengan
peluang-peluang melakukan kriminalitas di jalanan, alkohol, rokok dan mabuk
dengan menghirup lem.
Universitas Sumatera Utara
22
Contohnya adalah kasus komunitas anak punk yang terjadi di Bandung.
Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda dan unik. Komunitas anak punk
merupakan bagian dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya
sekedar sekelompok anak muda dengan busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan
musik yang keras, tetapi yang mendasar adalah mereka mempunyai ideologi
politik dan sosial. Kehadiran mereka adalah perlawanan terhadap kondisi politik,
sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat. Salah satunya, seperti terlihat pada
pesan politik yang dicoretkan anak punk Bandung di tembok kantor di simpang
jalan Merdeka dan jalan R.E. Martadinata, “Bubarkan Negara” , “Pemerintah =
Racun” , “Negara = Racun”, dan “Keraskan Kepala”. Pesan-pesan yang
mengerikan, seperti pernah digulirkan Carl Marx, yang membuat bulu kuduk
berdiri. Mereka akan terus berjuang dan mengobarkan slogan, ”punk not dead”.
Punk tidak mati. Punk akan selalu hidup selama politik ada di muka bumi ini.
Punk akan hidup selama penindasan belum berakhir. Selama ada kesenjangan
dalam masyarakat, ketidak adilan, pengekangan kreativitas, perampasan hak-hak,
punk akan tetap ada.
Contoh kasus lain terjadi d Aceh tahun 2011 lalu. Polisi Syariah Aceh
merazia lebih dari 65 anak punk ketika sedang menonton konser.
Anak Punk yang terjaring razia digunduli paksa dan tindikan dicopot. Tindakan
Polisi Syariah Aceh ini untuk merespon keluhan dari masyarakat yang merasa
resah karena kehadiran mereka yang dianggap mempengaruhi anak muda Aceh
untuk mengikuti stylenya, Tindakan Polisi Syariah Aceh waktu itu ramai menjadi
sorotan media internasional. Di Indonesia tidak jelas aliran punk mulai kapan
masuk, tetapi disinyalir dari pemberitaan di media serta musik. Kalau tidak ada
media dan musik, punk mungkin akan terkurung dalam dunia mereka sendiri dan
kita juga tidak akan mengenal apa itu punk. Menjamurnya anak punk yang lebih
terkenal punkers di Indonesia ini tidak terlepas dari dua faktor yang fundamental
yaitu faktor sosial dan faktor ekonomi. Adapun faktor yang pertama yaitu faktor
sosial, dapat dilihat munculnya “gap” atau jurang pemisah antara si kaya dan si
miskin
yang
biasa
disebut
kesenjangan
sosial
(http://www.analisadaily.com/yearrypanji ).
Di Kota Medan keberadaan anak-anak punk di persimpangan jalan Kota
Medan kian meresahkan. Pasalnya, anak-anak punk beberapa kali mengganggu
pengguna jalan dengan cara mengamen secara bergerombol lalu meminta imbalan
secara paksa. Bahkan, sebagian besar anak punk di jalan dalam kondisi setengah
‘teler’ akibat mengkonsumsi narkoba hingga menghirup lem kambing.
Keberadaan anak punk di persimpangan jalan sudah mengganggu pengguna jalan.
Mereka kadang-kadang melakukan tindakan tidak terpuji seperti merusak
kendaraan dengan cara menggores dinding mobil bila tidak diberi uang. Seperti
yang terjadi di simpang jalan Titi Kuning, Simpang jalan Jamin Ginting depan
R.S.Siti Hajar, jalan Yos Sudarso, jalan Listrik dan lain sebagainya. Meskipun hal
ini telah ditangani Dinas Sosial, bahkan diamankan oleh polisi, tetapi mereka
tidak terealisasi sepenuhnya. Terus menerus muncul mempertahankan keberadaan
mereka (http://www.sumutpos.co.id).
Universitas Sumatera Utara
23
Perjalanan komunitas punk di kota Medan cukup memiliki catatan yang
panjang. Budaya ini dibawa oleh anak-anak Kota Medan yang sekolah atau
berkunjung dari Pulau Jawa dan akhirnya meluas sampai ke pinggiran Kota
Medan. Tanjung Morawa adalah salah satu kota yang memiliki kelompok yang
sudah lama eksis dan merupakan pelopor penyebaran budaya punk di Kota
Medan. Salah satu kelompok awal di Kota Medan tidak lepas dari nama INALUM
brotherhood,walaupun kelompok itu sudah tidak ada lagi sekarang. Punkers yang
dulunya tergabung dan terlibat aktif dalam kelompok tersebut masih ada yang
bertahan mencoba untuk tetap menjalani kehidupan punk sampai sekarang
(Newkicks, 2010: 15).
Punk yang ada di Kota Medan tidak ubahnya hanya sekedar musik atau
fashion. Kelompok punk yang terusir dari masyarakat dianggap sampah, dinilai
menyimpang, membuat punkers membentuk kelompok baru untuk berlindung.
Solidaritas kelompok ini sangat penting untuk bertahan hidup. Dalam
menjalankan kehidupannya, punk sangatlah memegang teguh gaya kolektif hidup.
Semua untuk satu, satu untuk semua. Sehingga dapat dikatakan solidaritas hidup
mereka di dalam kelompoknya sangat tinggi. Berkumpul dan sering disebut
dengan “nongkrong” merupakan aktivitas wajib yang seolah tak perlu ada aturan
yang baku dalam menjalankannya. Hidup berkelompok dan tinggal di jalanan
tanpa tempat tinggal tetap merupakan salah satu bentuk pemberontakan mereka.
Generasi muda yang tergabung dalam komunitas punk merasa menemukan
konsep dan pemikiran mereka terhadap gaya unik yang khas yang ditonjolkan
mereka (Newkicks, 2010: 15).
Universitas Sumatera Utara
24
Kasus yang telah terjadi ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti dan
mengetahui tentang anak punk secara mendalam. Mereka ada sejak tahun 2000
dan sering nongkrong di persimpangan jalan Kota Medan seperti Titi Kuning,
simpang Sekip, simpang Dr.Mansur dan lain sebagaianya. Ciri khas mereka
adalah kuku dicat berwarna hitam, rambut dicat dengan cat semprot, memakai
gelang berduri, menindik hidung dan kuping mereka, mengenakan sepatu boots
hitam, kaos hitam, serta atribut-atribut lain berwarna hitam. Komunitas punk
memiliki rasa solidaritas yang tinggi antar sesama mereka dan kedekatan secara
pribadi terjalin seiring dengan waktu.
Di kota Medan terdapat tiga aliran punk, yaitu Nazy, SKA, dan Punks.
Nazy adalah aliran punk yang sangat anarki yaitu menyukai segala bentuk
tindakan kekerasan, SKA adalah kumpulan anak punk dengan tingkat ekonomi
diatas menengah dan sangat tertutup untuk siapa pun, dan yang terakhir adalah
Punks dimana pada komunitas inilah peneliti melakukan penelitian terhadap
masing-masing individunya yang bekerja dikantoran. Komunitas punks ini lebih
demokrasi dan terbuka untuk siapa saja asal kita tidak mengganggu kehidupan
dan kebebasan mereka. Nama komunitas punks ini berasal dari kata punkers yaitu
kumpulan komunitas punk yang lebih demokratis. Jadi menyebutkan komunitas
mereka adalah punks bukan punk.
Universitas Sumatera Utara
25
Mereka paham betul tentang apa itu punk yang berasal dari Inggris, hal ini
diturunkan melalui anak punks terdahulu sebelum mereka ada, selain itu juga
mereka sering menonton youtube untuk mengetahui apa itu punk yang
sesungguhnya. Mereka menamakan komunitas punk ini dengan nama punks yang
bertujuan pencinta damai serta menyampaikan aspirasi melalui kreativitas seperti
gambar dan tato di tubuhnya. Sifat komunitas ini sebenarnya baik, mereka tidak
suka menganggu masyarakat sekitar tetapi mereka tidak suka diganggu, jika
mereka diganggu maka mereka akan menyerang. Pada komunitas ini pula mereka
beajar memahami satu sama lain, dan menganggap ini adalah sekolah alam liar di
mana mereka melihat dan mengamati setiap perkembangan pemerintah, sebagai
anti pemerintahan. Mereka menganggap pemerintahan itu seperti seekor babi,
yang artinya babi itu kesehariannya hanya diberi makan saja, tetapi tidak mampu
berfikir, terus menerus menjalani hidup seperti itu, tanpa adanya perubahan.
Komunitas punks ini semua kalangan bebas ikut di dalamnya, tanpa harus
diperlakukan kasar jika ingin bergabung di komunitasnya, seperti dikencingi,
diludahi dan lain sebaginya seperti kasus-kasus punk yang sering terjadi. Mereka
bergabung atas keinginan individu masing-masing. Latar belakang kehidupan
mereka kebanyakan berasal dari keluarga yang bercerai dan faktor ekonomi.
Mereka tidak suka dianggap sebelah mata, karena mereka menganggap mereka
paham betul apa itu ideologi bangsa. Mereka sangat benci dengan pemerintahan
rezim Soeharto sampai rezim pemerintahan SBY, karena menganggap mereka
adalah orang-orang yang merugikan bangsa yang bertujuan untuk memperkaya
diri mereka sendiri. Mereka lebih senang dengan
sosok
Soekarno, karena
menurut mereka sosok Soekarno ada maka Indonesia ini ada. Soekarno mampu
Universitas Sumatera Utara
26
membentuk Indonesia ini berharga di mata dunia, sedangkan yang lain merusak
perjuangan Soekarno. Hal ini tidak luput juga dari anting yang mereka kenakan.
Makna anting yang mereka kenakan adalah sebagai tanda rasa sakitnya akibat
tidak adanya perubahan sistem pemerintahan menjadi lebih baik. Jadi semakin
banyak tindik pada tubuh mereka, maka sebanyak itu pula rasa sakit mereka
akibat korban ketidakadilan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Dalam
komunitas ini sebagian anak punk sudah bekerja di kantoran bahkan ada yang
sedang duduk di bangku kuliah. Mereka bukan hanya bekerja sebagai pengamen,
tukang sablon, penarik becak dan lain sebagainya.
Alasan peneliti meneliti kasus ini dengan metode studi kasus, adalah untuk
mengetahui bagaimana ciri-ciri dan identitas anak punk yang telah bekerja.
Karena anak punk jarang sekali bekerja dikantoran, selalu bekerja sebagai
pengamen, tukang sablon dan lain sebagainya. Pada penelitian ini hanya tiga
orang informan yang diteliti oleh peneliti, karena dari 50-an anak punks yang aktif
hanya tiga informan sebagai data jenuh.
Universitas Sumatera Utara
27
1.2. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimana Identitas Diri Anak Punk yang Sudah Bekerja pada Komunitas
Punks di Kota Medan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah hasil akhir yang ingin dicapai melalui
penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui identitas anak punk yang telah bekerja dikantoran.
2) Mengetahui faktor-faktor yang mendorong sebagian anak punk di
komunitas Punks memilih untuk bekerja dikantoran.
3) Mengetahui pengembangan hubungan dan anak punk yang telah bekerja di
kantoran dengan anak punk yang tidak bekerja pada komunitas Punks.
Universitas Sumatera Utara
28
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan kepada
FISIP USU khususnya Magister Ilmu Komunikasi, dalam rangka
memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.
2) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah dan
memperluas wawasan peneliti mengenai kajian komunikasi antarpribadi
sebagai salah satu kajian dalam ilmu komunikasi.
3) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
masukan yang positif bagi pihak yang terkait.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS DIRI DALAM KOMUNITAS PUNKS
(STUDI KASUS IDENTITAS DIRI ANAK PUNKS YANG SUDAH
BEKERJA DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA
KOMUNITAS PUNKS DI KOTA MEDAN)
1.1 . Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sebagai
makhluk paling sempurna di antara makhluk lainnya. Manusia mempunyai akal,
pikiran dan perasaan yang dapat digunakan untuk melakukan interaksi secara
personal dengan sesamanya maupun membangun hubungan sosial dengan
masyarakat dalam lingkungan interaksi masing-masing. Dalam setiap interaksi
yang dilakukannya, manusia membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan
maksud dan keinginannya kepada orang lain. Tanpa komunikasi, maka manusia
akan mengalami kesulitan dalam melangsungkan kehidupannya. Hal ini lah yang
membuat manusia disebut sebagai makhluk yang unik, karena manusia memiliki
kemampuan dalam menyampaikan gagasan, ide dan pendapat dalam proses
komunikasi antar manusia (human communication).
Universitas Sumatera Utara
14
Komunikasi manusia itu dapat dipahami sebagai interaksi antarpribadi
melalui pertukaran simbol-simbol linguistik, misalnya simbol verbal dan non
verbal. Seperti kata Mehrabian (1972) 55% dari komunikasi manusia dinyatakan
dalam simbol non verbal, 38% melalui nada, dan 7% komunikasi yang efektif
dinyatakan sebagai kata-kata. Simbol-simbol itu dinyatakan melalui sistem yang
langsung seperti tatap muka atau media (tulisan, visual, aural). Melalui pertukaran
simbol-simbol yang sama dalam menjelaskan informasi, gagasan dan emosi
diantara mereka itulah akan lahir kesamaan pikiran, perasaan dan perbuatan
(Liliweri, 2004: 6).
Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau
pengembangan pribadi untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan
belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat,
bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan
sebagainya. Komunikasi sangat berpengaruh besar dalam melakukan suatu
hubungan antarpribadi, begitu pula sebaliknya, karena apabila seseorang sudah
dapat melakukan suatu komunikasi dengan baik dan efektif, maka orang tersebut
akan semakin mudah dalam melakukan suatu hubungan antarpribadi. Apabila
suatu hubungan antarpribadi sudah terjalin dengan baik, maka hal itu akan
mempengaruhi sifat komunikasi yang dilakukan antara pihak yang terlibat dalam
hubungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
15
Komunikasi antar pribadi juga ada pada dalam komunitas. Jika tidak ada
komunikasi antarpribadi dalam suatu komunitas, tentu saja tidak ada asal usul
bagaimana komunitas itu terbentuk, berkembang mulai dari satu individu
berkembang dan merekrut banyak individu agar masuk dalam suatu komunitas.
Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, sebuah hubungan manusia yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Biasanya komunikasi itu bertujuan
untuk mengelola hubungan bahkan sampai pada pembentukan identitas diri.
Hubungan antar pribadi yang berkelanjutan dan terus menerus akan memberikan
semangat, saling merespon tanpa adanya manipulasi, tidak hanya tentang menang
atau kalah dalam berargumentasi melainkan tentang pengertian dan penerimaan.
Komunikasi antarpribadi
merupakan salah satu konteks atau tataran
komunikasi. West & Turner (2009:28-31), ada 6 tataran komunikasi, yaitu
komunikasi
intrapribadi,
antarpribadi,
komunikasi
kelompok,
organisasi,
komunikasi publik, dan komunikasi massa. Para ahli komunikasi, tampaknya,
tidak mempunyai pandangan yang seragam tentang apa itu komunikasi
antarpribadi. Maka, lahir pula macammacam definisi. Namun, aneka ragam
pandangan itu dapat “diperas” menjadi dua kelompok, yakni antara mereka yang
menganut contextual view dan mereka yang melihat komunikasi antarpribadi dari
sudut developmental view.
Universitas Sumatera Utara
16
Pandangan kontekstual (West dan Turner, 2009: 26) yang lebih unik lagi
tentang KAP adalah definisi yang berikut “Interpersonal communication refers to
communication with another person. This kind of communication is subdivided
into dyadic communication, public communication, and small-group
communication”. Dengan demikian, komunikasi dua orang (dyadic
communication), komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik, semua,
dikategorikan KAP.
Komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian panduan pikiran dan
perasaan seseorang kepada seorang lainnya agar mengetahui, mengerti, atau
melakukan kegiatan tertentu. Menurut Joseph Devito, "komunikasi antarpribadi
merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain,
atau juga sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung". Dari
inti ungkapan itu, Devito berpendapat bahwa "Komunikasi antarpribadi
sebenarnya merupakan suatu proses sosial". Devito (dalam Liliweri, 1991: 130)
memberikan ada 5 ciri-ciri komunikasi antar pribadi, untuk memudahkan atau
memperjelas pengertiannya, seperti: 1. Openess (keterbukaan), 2. Emphaty
(empati), 3. Supportiveness (dukungan), 4. Positiveness (rasa positif), 5. Equality
(kesamaan). Proses penyampaian pikiran dan perasaan antar manusia sebagai
kebutuhan antarpribadi bukan pengalihan ide yang bebas dari hambatan
komunikasi, dengan latar belakang pribadi, kebiasaan, dan konsep diri yang antara
satu orang dengan yang lainnya, di mana proses ini akan lebih efektif bila
berlangsung secara tatap muka.
Identitas diri adalah susunan gambaran diri sebagai seseorang. Teori- teori
yang berfokus pada pada pelaku komunikasi akan selalu membawa identitas diri
ke sejumlah tingkatan, tetapi identitas berada dalam lingkup budaya yang luas dan
manusia berbeda dalam menguraikan diri. Misalnya di Afrika, identitas sering kali
dipahami sebagai sebuah hasil dari pencarian keseimbangan dalam hidup dan
sebagian bergantung pada kekuatan yang didapatkan manusia dari leluhur mereka.
Di Asia, identitas sering kali didapatkan bukan melalui usaha perorangan, tetapi
melalui kelompok dan timbal balik antar manusia. Dalam budaya Yunani,
identitas dipahami sebagai sesuatu yang bersifat pribadi dan seseorang melihat
diri bertentangan atau berbeda dengan identitas lain (LittleJhon, 2011: 130).
Elkind (dalam Papalia, E.Diane, Sally Wendkosw Olds & Ruth Duskin
Feldman, 2001: 425) menjelaskan bahwa saat ini perkembangan kognitif orang
dewasa sudah siap untuk membuat gagasan teori tentang diri pribadi. Individu
dikatakan sampai pada tahap “menemukan identitas” bilamana ia sudah sukses
mencapai rasa identitas dalam berbagai bidang di kehidupannya, seperti pada
bidang ideologi, agama, politik, hubungan dengan orang lain dan pekerjaan.
Tahap perkembangan identitas diri akan bergerak dari tahap satu ke tahap
berikutnya atau dengan kata lain dari status satu ke status berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
17
Begitu juga anak punk yang setiap interaksinya tidak luput dari
komunikasi antarpribadi dan identitas diri. Public United Nothing Kingdom atau
yang lebih dikenal dengan singkatan PUNK adalah sebuah nama untuk sebuah
gerakan yang berasal dari London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu
dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk
merajalela di Amerika, golongan Punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena
mempunyai semangat yang sama. Namun, punk juga dapat berarti jenis
musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi
hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Gerakan yang pada awalnya
mewakili pemberontakan masyarakat kelas bawah
dalam menentang semua
peraturan kerajaan yang tidak berpihak kepada mereka dengan gaya hidup dan
cara mereka sendiri. Namun itu hanya sedikit cerita lama, karena punk telah
berubah dan berkembang seiring perubahan zaman.
Punk memang berasal dari Inggris namun mulai menampakkan wujudnya
di Amerika pada era delapan puluhan. Saat itu menjadi momen kebangkitan kaum
muda seperti Amerika untuk menentang semua hal yang menurut mereka tidak
sesuai dan merugikan masyarakat, banyaknya korupsi serta masalah sosial lain di
lingkungan masyarakat Amerika kala itu. Berbagai cara dilakukan untuk
melakukan aksi agar didengar dan dilihat dunia, mulai musik dan kesenian
lainnya, hingga gaya hidup. Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak
kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah
ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh
politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
18
Asal Usul Dan Ideologi Punk (dalam Dick Hebdige, 2002: 192)
menggambarkan punk sebagai subkultur pemuda kelas pekerja sebagai tanggapan
munculnya komunitas kulit hitam yang cukup besar di inggris. Hal ini tidak
terlepas dari sejarah hidup sosial ekonimi inggris, identitas rasial di inggris,
politik dan budaya di inggris. memandang punk masa kini tengah menghadapi dua
bentuk perubahan antara lain bentuk komoditas dalam hal ini antribut dan
assesoris yang dipakai oleh subkultur punk telah dimanfaatkan oleh industri
sebagai barang dagangan yang di distribusikan kepada konsumen untuk
mendapatkan keuntungan.
Generasi muda yang tergabung dalam komunitas punk merasa menemukan
konsep dan pemikiran mereka terhadap gaya unik dan khas yang ditonjolkan oleh
punk. Komunitas punk di Indonesia sangat diwarnai oleh budaya dari barat atau
Amerika dan Eropa. Biasanya perilaku mereka terlihat dari gaya busana yang
mereka kenakan seperti sepatu boots, potongan rambut mohawk ala suku Indian,
atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, rantai
dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti
sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya
sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah
layak untuk disebut sebagai punker (Marshall, 2005: 28).
Universitas Sumatera Utara
19
Dari segi ideologis punk merupakan ideologi yang mencangkup aspek
sosial dan politik. Ideologi mereka dahulu sering di kaitkan dengan perilakuperilaku yang menyimpang yang di lakukan oleh anak punk. Berbagai perilaku
punk yang di anggap menyimpang telah di dokumentasikan dalam media massa
sehingga membuat identitas punk dibalik assesoris yang melekat pada tubuhnya
dipandang sebagai seorang yang berbahaya atau berandalan. Punk sebagai
subkultur telah membentuk suatu bangunan baru yang berbeda dengan budaya
induk yang di anut oleh kaum muda sejak awal kemunculanya di inggris sampai
sekarang. Nilai - nilai yang menjadi substansi punk sebagai subkultur tetap di
yakini oleh anggotanya, walaupun punk telah berganti generasi, akan tetapi
sebagai subkultur, nilai-nilai dan eksistensi punk masih di pertahankan hingga
sekarang (http:www.universitassurakarta.co.id//jurnal sosialitavol2).
Punk berbicara tentang kebebasan berfikir dan bertindak, dengan kata lain
mau mandiri dan menjadi diri sendiri. Do It Your Self itulah semangat yang
dijunjung tinggi kaum punk sampai sekarang dimanapun mereka berada. Karena
mereka menganggap sebuah kemandirian adalah harga mati untuk bisa bertahan
menjalani kehidupan. Semua aksi diwujudkan dengan cara mereka sendiri, sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Banyak cara-cara kreatif dan inovatif yang
dilakukan agar memperoleh perhatian, bukan hanya berteriak kosong tanpa
melakukan apa- apa.
Melalui musik, punk menemukan kendaraan untuk semakin mendunia.
Ada banyak musisi beraliran punk, dengan berkarya suka-suka meneriakan
semangat juang dan menyindir apa saja yang tidak sesuai. Mereka tidak takut
karyanya tidak dilirik label rekaman besar, karena mereka mampu memproduksi
dan memasarkan karya mereka. Semua hal dikerjakan sendiri, tidak tergantung
sponsor dan donatur. Mereka berdiri di dalam komunitas-komunitas yang
membuat mereka besar dan melakukan kegiatan yang menghasilkan agar mampu
untuk berbuat banyak. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya
sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadangkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak. Banyak yang menyalahartikan
punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah
penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka.
Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang
berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Universitas Sumatera Utara
20
Sebab kaum kapitalis adalah kaum pemalas dan tidak kreatif, karena
menganggap semuanya bisa dibeli dengan uang yang mereka miliki, sementara
punk sangat bertolak belakang dengan hal itu. Kaum punk adalah manusia pekerja
keras yang mau berusaha untuk mewujudkan semua yang menjadi mimpinya
dengan tangannya sendiri. Menjadi diri sendiri untuk bisa dihargai, dan mau
bangkit mandiri untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan beradab
yang dilakukan mereka hingga saat ini (www.wordpress.com).
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang
mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau
dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu
boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti
kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk
berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan
seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. Kalau hanya melihat dari
penampilan dan pola hidup, mohawk, piercing, anting, tato dan celana jeans ketat
bukan lagi identitas punk saat ini. Karena itu sudah menjadi milik dunia mode dan
fashion. Banyak dari kaum kapitalis yang memakai mode itu saat ini, sedangkan
punk menolak kemapanan dan kapitalisme. Bahkan gaya anak punk sudah juga
digemari oleh aktor dunia baik acara resmi maupun tidak resmi mereka
menggunakan fashion ala punk.
Universitas Sumatera Utara
21
Di Indonesia sendiri, perkembangan komunitas punk yang mulai marak
pada pertengahan tahun 1998, pasca rezim Soeharto mencatat prestasi yang luar
biasa. Konon komunitas punk di Indonesia merupakan komunitas dengan populasi
terbesar di dunia. Profane Existence, sebuah Fanzine asal Amerika menulis negara
dengan perkembangan punk yang menempati peringkat teratas di muka bumi
adalah Indonesia dan Bulgaria. Sejak dulu, fenomena punk di Indonesia selalu
dihadapkan dengan masalah bahwa anak-anak punk tidak lebih dari sekedar
sampah masyarakat. Mereka dianggap tidak lebih dari kumpulan remaja yang
memiliki latar belakang keluarga yang “broken home” lalu menjadikan gaya hidup
tersebut sebagai semacam ‘pelarian’.
Punk di Indonesia memang muncul dari beberapa kelas sosial di
masyarakat. Dari kelas bawah, dia benar-benar berwujud anak-anak jalanan yang
hidup di pinggir jalan, tidur di trotoar, nongkrong di pom bensin, tidak pernah
mencicipi mandi apalagi gosok gigi. Kerjaan sehari-hari mereka biasanya
mengamen, jualan koran, atau aktivitas lain yang bisa menghasilkan uang recehan
di setiap persimpangan traffic light. Mereka (punk) yang di kelas sosial ini adalah
orang yang sangat miskin hidupnya. Jika hari itu tidak mengamen, maka hari itu
pula mereka tidak makan. Selain itu, kehidupan mereka juga sangat dekat dengan
peluang-peluang melakukan kriminalitas di jalanan, alkohol, rokok dan mabuk
dengan menghirup lem.
Universitas Sumatera Utara
22
Contohnya adalah kasus komunitas anak punk yang terjadi di Bandung.
Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda dan unik. Komunitas anak punk
merupakan bagian dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya
sekedar sekelompok anak muda dengan busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan
musik yang keras, tetapi yang mendasar adalah mereka mempunyai ideologi
politik dan sosial. Kehadiran mereka adalah perlawanan terhadap kondisi politik,
sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat. Salah satunya, seperti terlihat pada
pesan politik yang dicoretkan anak punk Bandung di tembok kantor di simpang
jalan Merdeka dan jalan R.E. Martadinata, “Bubarkan Negara” , “Pemerintah =
Racun” , “Negara = Racun”, dan “Keraskan Kepala”. Pesan-pesan yang
mengerikan, seperti pernah digulirkan Carl Marx, yang membuat bulu kuduk
berdiri. Mereka akan terus berjuang dan mengobarkan slogan, ”punk not dead”.
Punk tidak mati. Punk akan selalu hidup selama politik ada di muka bumi ini.
Punk akan hidup selama penindasan belum berakhir. Selama ada kesenjangan
dalam masyarakat, ketidak adilan, pengekangan kreativitas, perampasan hak-hak,
punk akan tetap ada.
Contoh kasus lain terjadi d Aceh tahun 2011 lalu. Polisi Syariah Aceh
merazia lebih dari 65 anak punk ketika sedang menonton konser.
Anak Punk yang terjaring razia digunduli paksa dan tindikan dicopot. Tindakan
Polisi Syariah Aceh ini untuk merespon keluhan dari masyarakat yang merasa
resah karena kehadiran mereka yang dianggap mempengaruhi anak muda Aceh
untuk mengikuti stylenya, Tindakan Polisi Syariah Aceh waktu itu ramai menjadi
sorotan media internasional. Di Indonesia tidak jelas aliran punk mulai kapan
masuk, tetapi disinyalir dari pemberitaan di media serta musik. Kalau tidak ada
media dan musik, punk mungkin akan terkurung dalam dunia mereka sendiri dan
kita juga tidak akan mengenal apa itu punk. Menjamurnya anak punk yang lebih
terkenal punkers di Indonesia ini tidak terlepas dari dua faktor yang fundamental
yaitu faktor sosial dan faktor ekonomi. Adapun faktor yang pertama yaitu faktor
sosial, dapat dilihat munculnya “gap” atau jurang pemisah antara si kaya dan si
miskin
yang
biasa
disebut
kesenjangan
sosial
(http://www.analisadaily.com/yearrypanji ).
Di Kota Medan keberadaan anak-anak punk di persimpangan jalan Kota
Medan kian meresahkan. Pasalnya, anak-anak punk beberapa kali mengganggu
pengguna jalan dengan cara mengamen secara bergerombol lalu meminta imbalan
secara paksa. Bahkan, sebagian besar anak punk di jalan dalam kondisi setengah
‘teler’ akibat mengkonsumsi narkoba hingga menghirup lem kambing.
Keberadaan anak punk di persimpangan jalan sudah mengganggu pengguna jalan.
Mereka kadang-kadang melakukan tindakan tidak terpuji seperti merusak
kendaraan dengan cara menggores dinding mobil bila tidak diberi uang. Seperti
yang terjadi di simpang jalan Titi Kuning, Simpang jalan Jamin Ginting depan
R.S.Siti Hajar, jalan Yos Sudarso, jalan Listrik dan lain sebagainya. Meskipun hal
ini telah ditangani Dinas Sosial, bahkan diamankan oleh polisi, tetapi mereka
tidak terealisasi sepenuhnya. Terus menerus muncul mempertahankan keberadaan
mereka (http://www.sumutpos.co.id).
Universitas Sumatera Utara
23
Perjalanan komunitas punk di kota Medan cukup memiliki catatan yang
panjang. Budaya ini dibawa oleh anak-anak Kota Medan yang sekolah atau
berkunjung dari Pulau Jawa dan akhirnya meluas sampai ke pinggiran Kota
Medan. Tanjung Morawa adalah salah satu kota yang memiliki kelompok yang
sudah lama eksis dan merupakan pelopor penyebaran budaya punk di Kota
Medan. Salah satu kelompok awal di Kota Medan tidak lepas dari nama INALUM
brotherhood,walaupun kelompok itu sudah tidak ada lagi sekarang. Punkers yang
dulunya tergabung dan terlibat aktif dalam kelompok tersebut masih ada yang
bertahan mencoba untuk tetap menjalani kehidupan punk sampai sekarang
(Newkicks, 2010: 15).
Punk yang ada di Kota Medan tidak ubahnya hanya sekedar musik atau
fashion. Kelompok punk yang terusir dari masyarakat dianggap sampah, dinilai
menyimpang, membuat punkers membentuk kelompok baru untuk berlindung.
Solidaritas kelompok ini sangat penting untuk bertahan hidup. Dalam
menjalankan kehidupannya, punk sangatlah memegang teguh gaya kolektif hidup.
Semua untuk satu, satu untuk semua. Sehingga dapat dikatakan solidaritas hidup
mereka di dalam kelompoknya sangat tinggi. Berkumpul dan sering disebut
dengan “nongkrong” merupakan aktivitas wajib yang seolah tak perlu ada aturan
yang baku dalam menjalankannya. Hidup berkelompok dan tinggal di jalanan
tanpa tempat tinggal tetap merupakan salah satu bentuk pemberontakan mereka.
Generasi muda yang tergabung dalam komunitas punk merasa menemukan
konsep dan pemikiran mereka terhadap gaya unik yang khas yang ditonjolkan
mereka (Newkicks, 2010: 15).
Universitas Sumatera Utara
24
Kasus yang telah terjadi ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti dan
mengetahui tentang anak punk secara mendalam. Mereka ada sejak tahun 2000
dan sering nongkrong di persimpangan jalan Kota Medan seperti Titi Kuning,
simpang Sekip, simpang Dr.Mansur dan lain sebagaianya. Ciri khas mereka
adalah kuku dicat berwarna hitam, rambut dicat dengan cat semprot, memakai
gelang berduri, menindik hidung dan kuping mereka, mengenakan sepatu boots
hitam, kaos hitam, serta atribut-atribut lain berwarna hitam. Komunitas punk
memiliki rasa solidaritas yang tinggi antar sesama mereka dan kedekatan secara
pribadi terjalin seiring dengan waktu.
Di kota Medan terdapat tiga aliran punk, yaitu Nazy, SKA, dan Punks.
Nazy adalah aliran punk yang sangat anarki yaitu menyukai segala bentuk
tindakan kekerasan, SKA adalah kumpulan anak punk dengan tingkat ekonomi
diatas menengah dan sangat tertutup untuk siapa pun, dan yang terakhir adalah
Punks dimana pada komunitas inilah peneliti melakukan penelitian terhadap
masing-masing individunya yang bekerja dikantoran. Komunitas punks ini lebih
demokrasi dan terbuka untuk siapa saja asal kita tidak mengganggu kehidupan
dan kebebasan mereka. Nama komunitas punks ini berasal dari kata punkers yaitu
kumpulan komunitas punk yang lebih demokratis. Jadi menyebutkan komunitas
mereka adalah punks bukan punk.
Universitas Sumatera Utara
25
Mereka paham betul tentang apa itu punk yang berasal dari Inggris, hal ini
diturunkan melalui anak punks terdahulu sebelum mereka ada, selain itu juga
mereka sering menonton youtube untuk mengetahui apa itu punk yang
sesungguhnya. Mereka menamakan komunitas punk ini dengan nama punks yang
bertujuan pencinta damai serta menyampaikan aspirasi melalui kreativitas seperti
gambar dan tato di tubuhnya. Sifat komunitas ini sebenarnya baik, mereka tidak
suka menganggu masyarakat sekitar tetapi mereka tidak suka diganggu, jika
mereka diganggu maka mereka akan menyerang. Pada komunitas ini pula mereka
beajar memahami satu sama lain, dan menganggap ini adalah sekolah alam liar di
mana mereka melihat dan mengamati setiap perkembangan pemerintah, sebagai
anti pemerintahan. Mereka menganggap pemerintahan itu seperti seekor babi,
yang artinya babi itu kesehariannya hanya diberi makan saja, tetapi tidak mampu
berfikir, terus menerus menjalani hidup seperti itu, tanpa adanya perubahan.
Komunitas punks ini semua kalangan bebas ikut di dalamnya, tanpa harus
diperlakukan kasar jika ingin bergabung di komunitasnya, seperti dikencingi,
diludahi dan lain sebaginya seperti kasus-kasus punk yang sering terjadi. Mereka
bergabung atas keinginan individu masing-masing. Latar belakang kehidupan
mereka kebanyakan berasal dari keluarga yang bercerai dan faktor ekonomi.
Mereka tidak suka dianggap sebelah mata, karena mereka menganggap mereka
paham betul apa itu ideologi bangsa. Mereka sangat benci dengan pemerintahan
rezim Soeharto sampai rezim pemerintahan SBY, karena menganggap mereka
adalah orang-orang yang merugikan bangsa yang bertujuan untuk memperkaya
diri mereka sendiri. Mereka lebih senang dengan
sosok
Soekarno, karena
menurut mereka sosok Soekarno ada maka Indonesia ini ada. Soekarno mampu
Universitas Sumatera Utara
26
membentuk Indonesia ini berharga di mata dunia, sedangkan yang lain merusak
perjuangan Soekarno. Hal ini tidak luput juga dari anting yang mereka kenakan.
Makna anting yang mereka kenakan adalah sebagai tanda rasa sakitnya akibat
tidak adanya perubahan sistem pemerintahan menjadi lebih baik. Jadi semakin
banyak tindik pada tubuh mereka, maka sebanyak itu pula rasa sakit mereka
akibat korban ketidakadilan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Dalam
komunitas ini sebagian anak punk sudah bekerja di kantoran bahkan ada yang
sedang duduk di bangku kuliah. Mereka bukan hanya bekerja sebagai pengamen,
tukang sablon, penarik becak dan lain sebagainya.
Alasan peneliti meneliti kasus ini dengan metode studi kasus, adalah untuk
mengetahui bagaimana ciri-ciri dan identitas anak punk yang telah bekerja.
Karena anak punk jarang sekali bekerja dikantoran, selalu bekerja sebagai
pengamen, tukang sablon dan lain sebagainya. Pada penelitian ini hanya tiga
orang informan yang diteliti oleh peneliti, karena dari 50-an anak punks yang aktif
hanya tiga informan sebagai data jenuh.
Universitas Sumatera Utara
27
1.2. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimana Identitas Diri Anak Punk yang Sudah Bekerja pada Komunitas
Punks di Kota Medan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah hasil akhir yang ingin dicapai melalui
penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui identitas anak punk yang telah bekerja dikantoran.
2) Mengetahui faktor-faktor yang mendorong sebagian anak punk di
komunitas Punks memilih untuk bekerja dikantoran.
3) Mengetahui pengembangan hubungan dan anak punk yang telah bekerja di
kantoran dengan anak punk yang tidak bekerja pada komunitas Punks.
Universitas Sumatera Utara
28
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan kepada
FISIP USU khususnya Magister Ilmu Komunikasi, dalam rangka
memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.
2) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah dan
memperluas wawasan peneliti mengenai kajian komunikasi antarpribadi
sebagai salah satu kajian dalam ilmu komunikasi.
3) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
masukan yang positif bagi pihak yang terkait.
Universitas Sumatera Utara