Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB II

Bab Dua
Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang dipakai
sebagai landasan pemikiran teoritis untuk mengetahui sejauh mana
ilmu yang berhubungan dengan masalah penelitian telah dikembangkan. Selanjutnya konsep pemikiran teoritis yang telah dikembangkan dari literatur-literatur tersebut akan membantu penulis dalam
proses penelitian di lapangan sampai dengan tahap penulisan hasil
penelitian.

Konsep Kearifan Lokal
Menurut Wahyu, 2007 (dalam Mukti, 2010) bahwa kearifan
lokal, dalam terminologi budaya, dapat diinterpretasikan sebagai
pengetahuan lokal yang berasal dari budaya masyarakat, yang unik,
mempunyai hubungan dengan alam dalam sejarah yang panjang,
beradaptasi dengan sistem ekologi setempat, bersifat dinamis dan selalu
terbuka dengan tambahan pengetahuan baru. Secara lebih spesifik,
kearifan lokal dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan lokal, yang
unik yang berasal dari budaya atau masyarakat setempat, yang dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan pada tingkat lokal dalam
bidang pertanian, kesehatan, penyediaan makanan, pendidikan,
pengelolaan sumberdaya alam dan beragam kegiatan lainnya di dalam
komunitas-komunitas.

Nilai kearifan lokal yang terkandung dalam suatu sistem sosial
masyarakat, dapat dihayati, dipraktikan, diajarkan dan di wariskan dari
suatu generasi ke generasi lainnya yang sekaligus membentuk dan
menuntun pola perilaku sehari-hari, baik terhadap alam maupun
terhadap sesama manusia. Etika yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan, dalam arti kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang
baik, baik pada diri seseorang atau pada kelompok masyarakat.
Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi
11

ke generasi yang lain. Kearifan lokal atau tradisional sesungguhnya
merupakan bagian dari etika dan moralitas yang membantu manusia
untuk menjawab pertanyaan moral apa yang harus di lakukan,
bagaimana harus bertindak khususnya di bidang pengelolaan
lingkungan dan sumber daya alam. Etika yang dimiliki oleh masyarakat
lokal berupa kearifan tradisional yang tertuang dalam adat istiadat atau
kebiasaan hidup yang baik yang menuntun manusia dalam berinteraksi
dengan penghuni komunitas ekologisnya, seperti pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang sesama manusia, alam dan makhluk
hidup lainnya. Seluruh kearifan tradisional ini dihayati, dipraktikkan,

diajarkan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain yang
membentuk pola perilaku manusia sehari-hari, baik terhadap sesama,
terhadap alam dan terhadap yang gaib (Keraf, 2002).
Menurut Nababan (2003), ia mengatakan bahwa masyarakat
adat umumnya memiliki sistem pengetahuan dan pengelolaan lokal
yang diwariskan dan ditumbuh kembangkan terus-menerus secara
turun temurun. Pengertian masyarakat adat disini adalah mereka yang
secara tradisional tergantung dan memiliki ikatan sosio-kultural dan
religius yang erat dengan lingkungan lokalnya. Pandangan ini sejalan
dengan dasar dari Kongres I Masyarakat Adat Nusantara tahun (1999)
yang mengatakan bahwa masyarakat adat adalah komunitas-komunitas
yang hidup berdasarkan asal-usul secara turun temurun atas satu
wilayah adat, yang diatur oleh hukum adat, yang memiliki kedaulatan
atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya yang diatur
oleh hukum adat, dan lembaga adatyang mengelola keberlangsungan
kehidupan masyarakat.
Demikian halnya dengan masyarakat Dayak Tomun Lamandau
yang tinggal di sepanjang bantaran sungai Bulik, mereka mempunyai
kearifan lokal dan pengetahuan lokal mereka sendiri tentang
bagaimana mengelola alam sehingga dapat menciptakan hubungan

yang saling menguntungkan antara masyarakat adat dengan alam.
Salah satu pengetahuan lokal yang masih diturunkan secara turun
menurun oleh nenek moyang masyarakat Dayak Tomun Lamandau
adalah cara menangkap ikan, walaupun kegiatan ini tidak bisa
12

dilepaskan dari rentetan ritual Manugal. Ada banyak cara menangkap
ikan yang dikenal masyarakat Dayak Tomun Lamandau salah satunya
adalah Manuba Ba Adat, di mana masyarakat harus melakukan
serangkaian prosesi adat sebelum mereka mencari ikan.

Konsep Ritus
Ritual adalah suatu kegiatan yang dilakukan sekelompok orang
yang berhubungan dengan keyakinan dan kepercayaan spiritual
dengan suatu tujuan tertentu, selain itu rital juga disebut sebagai tata
cara dalam upacara keagamaan (Situmorang, 2004). Menurut
Koentjaraningrat (1990), ritual adalah sistem aktifitas atau rangkaian
tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam
masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang
biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.

Menurut Helman (1984 dalam Agustina, 2012), ritual juga
disebut sebagai serangkaian kegiatan stereotip yang melibatkan gerakgerik, kata-kata dan benda-benda yang digelar di suatu tempat dan di
rancang untuk mempengaruhi entitas atau kekuatan alam demi
kepentingan dan tujuan pelakunya. Lebih lanjut dia mengatakan
bahwa karakteristik kunci semua ritual adalah perilaku yang berulang
yang tidak memiliki dampak langsung seperti teknologi. Simbol ritual
berkaitan dengan nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan-kepercayaan,
sentimen-sentimen, peran-peran dan hubungan-hubungan sosial dalam
sistem budaya dari komunitas penyelenggara ritual, yang dijabarkan
sesuai dengan konteksnya.
Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah khususnya
masyarakat Dayak Tomun Lamandau yang berada di Desa Batu
Tunggal juga mengenal beberapa macam ritus atau kegiatan
keagamaan, salah satunya adalah ritus Manuba Ba Adat.

13

Konsep Modal Sosial
Menurut Field (2008, dalam Handoyo 2012), Sebelum konsep
modal sosial tumbuh dan berkembang, yang lebih dahulu muncul

dalam literatur ekonomi adalah konsep modal atau Kapital. Modal atau
kapital pada awalnya dipahami sebagai jumlah uang atau faktor-faktor
produksi yang dapat diakumulasi dan diinvestasikan, yang pada suatu
ketika diharapkan bisa memberikan manfaat atau layanan produktif.
Ahli ekonomi, sosiologi dan politik mendefinisikan modal
sosial secara berbeda-beda. Secara umum konsep modal sosial
dikembangkan oleh aliran sosiologi-antropologi, politik dan ekonomi
kelembagaan (Vipriyanthi, 2007 dalam Martiningsih, 2011). Menurut
Coleman (2011), modal sosial melekat dalam struktur sosial dan
memiliki karakteristik public good dan memiliki kedudukan setara
dengan financial capital, physical capital dan human capital. Selain itu
modal sosial juga dapat diartikan sebagai nilai atau norma yang dimiliki
bersama oleh suatu kelompok yang memungkinkan kerjasama diantara
mereka dan unsur penting dalam modal sosial adalah trust atau
kepercayaan, yang merupakan perekat bagi langgengnya kerjasama
dalam kelompok masyarakat (Fukuyama, 2005).
Menurut Flora (2007, dalam Martiningsih, 2011: 36), ada kaitan
antara modal sosial dan modal manusia (sumber daya manusia). Yang
dimaksud dengan modal manusia adalah keterampilan dan kemampuan
individu untuk mengembangkan dan meningkatkan sumber daya

mereka dan bagaimana mereka dapat mengakses sumber daya dan
kesatuan pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman mereka,
mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan, dan akses untuk meningkatkan
modal masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Harker (1986,
dalam Handoyo, 2012: 72), yang mengulas tentang teori Bourdieu
tentang habitus yang ada di masyarakat yang merupakan pengalaman
individu dari sejak lahir. Habitus merupakan wahana bagi kelompok
sosial untuk menggunakan simbol-simbol budaya sebagai tanda
pembeda, yang menandai dan membangun posisi mereka dalam
struktur sosial.
14

Untuk melihat peran modal sosial dalam konteks penelitian ini
maka dapat dilihat dari tindakan atau praktik masyarakat dalam
melakukan ritus Manuba Ba Adat, di mana masyarakat berinteraksi
dengan lingkungannya dipengaruhi oleh modal sosial yang mereka
miliki sehingga modal sosial (kepercayaan, norma dan kerjasama)
tersebut membentuk modal manusia sebagai identitas masyarakat.
Modal sosial juga digunakan untuk membantu penulis dalam
menemukan isu strategis yang berhubungan dengan eksistensi

masyarakat Dayak Tomun Lamandau yang berada di Desa Batu
Tunggal dalam mempertahankan kegiatan ritus Manuba Ba Adat.

Konsep Keberlanjutan Ekologi
Konsep keberlanjutan ekologi merupakan bagian dari
pembangunan berkelanjutan, di mana di dalam konteks pembangunan
berkelanjutan terhadap tiga pilar utama yang harus diperhatikan yaitu
ekonomi, lingkungan dan sosial. Menurut Djajadiningrat (2005),
pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan aspek
keberlanjutanya, yaitu: keberlanjutan ekologi, keberlanjutan dibidang
ekonomi, keberlanjutan sosial dan budaya, keberlanjutan politik dan
keberlanjutan pertahanan keamanan.
Menurut Jaya (2004), keberlanjutan ekologi adalah prasyarat
untuk pembangunan dan keberlanjutan kehidupan. Keberlanjutan
ekologi akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi. Untuk
menjamin keberlanjutan ekologis harus diupayakan hal-hal seperti:

a. Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang
kehidupan di bumi tetap terjamin dan sistem produktivitas,
adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh

kehidupan berkelanjutan.

b. Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas
tatanan lingkungan yaitu, daya dukung, daya asimilatif, dan
keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan.

15

c. Memelihara

keanekaragaman hayati pada keanekaragaman
kehidupan yang menentukan keberlanjutan proses ekologis. Proses
yang menjadikan rangkaian jasa pada manusia masa kini dan masa
mendatang. Terdapat tiga aspek keanekaragaman hayati yaitu
keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan lingkungan. Untuk
mengkonversikan keanekaragaman hayati tersebut perlu hal-hal
berikut yaitu “menjaga ekosistem alam dan area yang representatif
tentang kekhasan sumberdaya hayati agar tidak dimodifikasikan,
memelihara seluas mungkin area ekosistem yang dimodifikasikan
untuk keanekaragaman dan keberlanjutan keanekaragaman spesies,

konservatif terhadap konversi lahan pertanian”.

Konsep keberlanjutan ekologi menurut Keraf (2002:) adalah
kembali ke filsafat kehidupan masyarakat lokal yang hidup dalam
kekayaannya bersama alam tanpa merusak alam. Ada kearifan untuk
menjaga alam karena ada hubungan simbiosis yang tidak terelakkan.
Filsafat kehidupan masyarakat lokal ini yang ingin diangkat menjadi
sebuah strategi kehidupan modern bagi masyarakat dimasing-masing
wilayah untuk mengembangkan pola kehidupan ekonomi dan sosial
yang memungkinkan mereka menikmati suatu kehidupan yang layak
sebagai manusia dengan mempertahankan keutuhan ekosistem yang
menjadi tempat sandaran seluruh kehidupan mereka.

16

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tiwah dalam Aspek Sosial dan Ekonomi Masyarakat Dayak Tomun ndau

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah T2 752009012 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah T2 752009012 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah T2 752009012 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah T2 752009012 BAB V

0 1 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB IV

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB V

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah T2 092013001 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritus Manuba Ba Adat:Praktik Kontrol Ekologi Masyarakat Dayak Tomun ndau di Desa Batu Tunggal Kalimantan Tengah

0 0 17