Modal Sosial Perempuan Dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga | Puspitasari | Jurnal Pemikiran Sosiologi 23445 45960 2 PB
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No.2 , November 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Oleh
Dewi Cahyani Puspitasari1
Abstrak
Eksistensi perempuan memiliki peran penting baik pada ranah domestik (keluarga) dan publik
(masyarakat). Dalam perannya mengelola keuangan keluarga baik dari hasil nafkah suami maupun kerja
produktifnya menjadikan perempuan sadar akan posisinya menjaga keberlangsungan ekonomi keluarga.
Perempuan mampu mendayagunakan sumber ekonomi melalui pemanfaatan stok modal sosial yang
dimilikinya berupa jejaring sosial dalam lingkungan sosial untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan ekonomi keluarga. Dari pengalaman pendampingan ekonomi perempuan usaha mikro,
penulis mencoba mengkonseptualisasikan dalam kerangka fungsi dan peran modal sosial untuk
penguatan ekonomi keluarga. Dengan demikian, pilihan saluran penghidupan perempuan dan
keluarganya melalui pemanfaatan modal sosial menjadi peluang strategis dan produktif untuk menjaga
daya tahan ekonomi keluarga.
Kata Kunci: perempuan, modal sosial, ekonomi keluarga.
Abstract
The existence of female has an important role both on domestic (family) and public society). In that role
manage family finance either revenue from her husband or her productive work make women aware of
hers position maintain sustainability of economic family. Women are capable to leverage existing
economic resources through utilization of social capital stock owned, in the form of social network in
social environment to maintain even increasing economic family. From experiences assistance women
micro entreprises, writer try to conceptualize within framework of the function and role of social capital
for strengthening economic family. Thus, the choice of livelihood and family channels through utilization
of social capital into productive and strategic opportunities to keep durability of economic family
Keywords: woman, social capital, economic family.
A. Pendahuluan
menunjukkan prospek dan kinerja pembangunan
ekonomi Indonesia. Faktanya justru memunculkan
Pembangunan nasional dalam dinamika wacana dan
kondisi
implementasinya menuai beragam pendapat dan
berbeda
kemiskinan,
hasil di masyarakat. Bila ditinjau dari indikator
yaitu
masih
pengangguran,
adanya
data
kriminalitas
serta
masalah kesenjangan di berbagai daerah. Dengan
ekonomi makro, berbagai laporan dan studi
kata lain, proses pembangunan yang secara ideal
1
Dewi Cahyani Puspitasari menyelesaikan studi S1 dan S2 Sosiologi di Universitas Gadjah Mada. Staff pengajar di
Jurusan Sosiologi Fisipol UGM.
69
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
diharapkan dapat membawa arah kemajuan bagi
(melahirkan,
perubahan
kesejahteraan
(mendidik dan mengasuh anak) dapat dikategorikan
masyarakat justru muncul dengan wajah paradoks
sebagai aktivitas mengurus rumah tangga atau dalam
dan
pembangunan.
peningkatan
Indikasi
diskoneksitas
menyusui)
maupun
non
kodrati
istilah BPS sebagai bukan angkatan kerja.
antara
capaian pembangunan ekonomi makro dengan
Dalam tulisan ini mengenai perempuan, modal
kualitas pemerataan pembangunan di Indonesia
sosial dan pemberdayaan ekonomi keluarga adalah
inilah yang kemudian salah satunya berimplikasi
isu penting yang memotret perempuan dari
pada kondisi ekonomi keluarga sebagai entitas
kelompok berpendapatan kecil dengan profesi
terkecil masyarakat.
usaha mikro mampu mengatasi kesulitan finansial
keluarga. Perempuan ini mampu memanfaatkan
Keluarga dalam pembangunan memiliki porsi dan
peluang berupa jejaring sosial di lingkungan tempat
kontribusi penting yaitu sebagai institusi sosial
tinggal mereka berupa ragam pertemuan sosial
primer yang memberikan sosialisasi awal berupa
sampai pada bentuk organisasi dan kegiatan sosial
pendidikan nilai dan norma pada anggota keluarga.
untuk kepentingan pemenuhan ekonomi keluarga.
Selain itu melalui keluarga inilah pondasi awal
Hal ini dibahas mengingat peran ganda perempuan
membentuk kualitas sumber daya manusia dimana
baik di ranah domestik (rumah tangga) dan publik
hal ini telah menjadi indikator ketercapaian
(masyarakat) yang mampu diemban secara aktif dan
pembangunan yaitu Indeks Pembangunan Manusia
strategis untuk mengatasi keterbatasan ekonomi
(IPM). Dalam hal ekonomi, keluarga menjadi salah
keluarga.
satu penyumbang tenaga kerja produktif yang
masuk ke dalam pasar kerja nasional. Karena itu,
beberapa
kebijakan
pembangunan
nasional
menjadikan keluarga sebagai sasaran pencapaian
programnya
keluarga.
yang
Salah
berkontribusi
melibatkan
satu
unsur
unsur
dalam
hal
keluarga
ekonomi
B. Peran Perempuan dan Pemberdayaan
anggota
Ekonomi Keluarga
yang
adalah
perempuan. Hal ini seperti yang diutarakan Endang
Rendahnya status ekonomi perempuan di Indonesia
(2007)
salah satunya karena lemahnya perempuan dalam
bahwa
pada
dasarnya,
perempuan
mengakses sumber daya di keluarga, masyarakat
mempunyai fungsi utama yang sangat berkaitan
ataupun negara. Upaya pengurangan kemiskinan
dengan kedudukan dan perannya yakni fungsi
dan ketidakadilan yang dialami perempuan akan
produksi dan fungsi reproduksi. Fungsi produksi
berimplikasi pada kesejahteraan dan kelangsungan
berkaitan dengan fungsi ekonomis yaitu semakin
tinggi
tingkat
pendidikan
hidup keluarga dan masyarakat. Histori ini dapat
perempuan
terlihat saat Indonesia mengalami krisis ekonomi
memungkinkan mereka secara tidak langsung dan
yang berdampak buruk pada pendapatan keluarga
langsung menjadi pelaku pembangunan sesuai minat
sehingga meningkatkan jumlah kemiskinan dan
dan
produksi.
pengangguran. Kondisi ini dipandang Izza (2009:75)
kodrati
akan berpengaruh semakin buruk bila para pembuat
kemampuannya
Sementara,
fungsi
sebagai
faktor
reproduksi
baik
70
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
kebijakan dan program mengabaikan perbedaan
(dalam
kondisi dan kemampuan dari berbagai elemen
diintegrasikan melalui dimensi proses yang benar
masyarakat termasuk di dalamnya laki-laki dan
yaitu dengan menempatkan masyarakat secara
perempuan. Selain itu menurut Izza (2009:74)
langsung didorong pada posisi ‘terlibat’. Bila
bahwa perempuan mempunyai persepsi yang lebih
pemberdayaan tidak berjalan dengan lancar maka
beragam dibandingkan laki-laki dalam kesejahteraan
akan menimbulkan kesenjangan baik ekonomi
atau kemiskinan yaitu disamping aspek yang
maupun sosial.
berhubungan
dengan
akses
pendapatan,
proses perubahan dimana individu atau kelompok
kehidupan keluarga seperti keharmonisan keluarga,
dengan sedikit atau tanpa kekuasaan memperoleh
rasa aman, ada tidaknya hubungan dengan rentenir,
kekuasaan dan kemampuan membuat pilihan yang
gaya hidup, kemampuan membantu orang tua dan
dapat memengaruhi kehidupan mereka. Struktur
orang lain serta hubungan sosial dengan tetangga.
kekuasaan yang memilikinya, sumber daya apa dan
Dari ragam kondisi tersebut pada akhirnya direspon
bagaimana
oleh pemerintah salah satunya melalui kebijakan
keikutsertaan
Indonesia
dalam
memanfaatkannya
secara
langsung
memengaruhi pilihan perempuan untuk dapat
pemberdayaan perempuan yang mengarah pada
keluarga
harus
Linda (dalam Herliawati,2009:13) yaitu: merupakan
peluang, juga mencermati hal-hal berkaitan dengan
ekonomi
pemberdayaan
Mencermati pemberdayaan perempuan menurut
kepemilikan aset, kualitas kesehatan, pangan serta
peningkatan
Izza,2009:171)
memanfaatkannya
termasuk
dalam
kehidupan
mereka.
Sementara Gita Sen (dalam Herliawati,2009:13)
menyukseskan
menyatakan
Deklarasi Millenium Development Goals (MDG).
mengubah
pemberdayaan
kekuasaan
yang
merupakan
upaya
memaksa
pilihan
Program pemberdayaan ekonomi keluarga menjadi
perempuan, otonomi dan memengaruhi kesehatan
bagian dari skema penanggulangan kemiskinan dan
serta kesejahteraan. Dari kedua pendapat tersebut,
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program
pemberdayaan perempuan bermuara dari konsep
tersebut ada yang bersifat bantuan (karitatif) dan
pengarusutamaan gender, kesetaraan gender dan
produktif. Beberapa program (Izza,2009:126-132)
keadilan. Pada akhirnya, pola-pola pemberdayaan
yaitu sebelum krisis meliputi program IDT (Inpres
perempuan
Desa Tertinggal) serta Takesra-Kukesra, saat krisis
mendasar agar tidak melemahkan posisi dan
berupa JPS (Jaring Pengaman Sosial), PDM DKE
otonomi
(Pemberdayaan
Mengatasi
pendekatan strategis yang mampu menjamin dan
Dampak Krisis), Revitalisasi Posyandu melalui PKK
mengarahkan kegiatan pemberdayaan perempuan
dan Kartu Sehat dan program kompensasi BBM
pada usaha agar perempuan tetap berada dalam dua
seperti Raskin (beras untuk rakyat miskin), SLT
ranah yaitu domestik (rumah tangga) dan publik
(subsidi langsung tunai), BOS (bantuan operasional
(masyarakat).
sekolah),
Masyarakat
Jamkesmas
Dalam
(jaminan
kesehatan
perempuan.
Oleh
perubahan
karena
secara
itu,
perlu
Pilihan strategi pemberdayaan masyarakat dalam
masyarakat), PKH (program keluarga harapan),
PNPM
memerlukan
penanggulangan
dan beragam bantuan sosial lainnya.
kemiskinan
dengan
sasaran
perempuan dan keluarga salah satunya adalah
Ketercapaian program-program tersebut menuai
peningkatan partisipasi dalam kegiatan ekonomi
hasil atau output berbeda. Bila orientasi program
berbasis potensi dan sumber daya lokal. Dalam hal
tersebut pada aspek pemberdayaan, menurut Alwi
71
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
pencapaian keswadayaan dan kemandirian ekonomi
perempuan itu sendiri di dalam rumah tangga.
melalui pemberdayaan ekonomi menurut Izza
Perempuan bisa sebagai anak, pasangan suami
(2009:172) dapat diartikan sebagai serangkaian
(istri), ibu dari anak-anaknya, nenek dan manajer
kegiatan untuk meningkatkan aset dan kemampuan
rumah tangga. Sosok perempuan dalam rumah
masyarakat miskin agar mau dan mampu mengakses
tangga selalu siap mengorbankan waktu, tenaga,
berbagai sumber daya, permodalan, teknologi dan
pikiran
pasar
pendampingan,
kesejahteraan keluarga, sementara perempuan di
peningkatan kapasitas, pelayanan dan pembelaan
luar rumah dapat sebagai sosok pekerja. Kondisi
menuju kemandirian masyarakat. Dari proses ini
tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:
dengan
pendekatan
diharapkan tujuan pemberdayan ekonomi berupa
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi
keluarga dilakukan dengan meningkatkan usaha
yang ada maupun menciptakan kesempatan kerja
baru serta meningkatkan daya tawar mereka melalui
pendampingan partisipatif dan berkelanjutan. Selain
itu, menurut Endang (2007) bahwa pemberdayaan
perempuan dapat mengacu pada fungsi SDM dari
72
termasuk
harta
yang
dimiliki
untuk
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No.2 , November 2012
pengalaman
kontak dengan rentenir. Kondisi ini ditambah fakta
pendampingan pada perempuan usaha mikro yang
geografis dimana domisili perempuan usaha mikro
dilakukan penulis berafiliasi dengan salah satu LSM
mayoritas di wilayah pedesaan dengan ketersediaan
yang konsen pada pemberdayaan perempuan usaha
kendaraan
mikro di wilayah Bantul menjadi contoh kasus
mobilitas perempuan dalam menjalankan usahanya
implementasi
ekonomi
masih berada sekitar wilayah lokal setempat.
keluarga melalui peningkatan peran perempuan
Padahal bila ditelisik lebih lanjut, potensi dan
usaha mikro. Kendala yang dihadapi oleh perempuan
peluang stok modal sosial perempuan usaha mampu
usaha mikro ada pada tataran akses permodalan,
menjadi
hambatan pengembangan jaringan usaha selain juga
meningkatkan ekonomi keluarga.
Mengacu
pembahasan
strategi
tersebut,
pemberdayaan
minimnya edukasi perempuan usaha mikro dalam
pengelolaan keuangan keluarga. Karenanya menjadi
lazim bagi perempuan usaha mikro mengandalkan
kegiatan simpan pinjam melalui pertemuan arisan,
bergabung dalam koperasi sampai ada yang masih
73
pribadimyang
alternatif
minimal
strategi
yang
menjadikan
produktif
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
C. Potret Modal Sosial Perempuan: Kasus
Perempuan Usaha Mikro
Dari skema tersebut dapat ditunjukkan bahwa
Dalam konteks perempuan sebagai modal sosial
perempuan usaha mikro memiliki stok modal sosial
dapat mempertimbangkan simpulan sementara
berupa nilai budaya gotong royong atau saling
bahwa elemen utama modal sosial terdiri dari norms,
membantu dengan motif percaya (trust), mekanisme
reciprocity, trust, dan network maka sebenarnya hal
yang terwujud melalui kerjasama dan sinergi dalam
tersebut secara historis bukan merupakan fenomena
beragam aktivitas forum pertemuan warga dan pada
baru dan asing bagi masyarakat di Indonesia karena
akhirnya dapat menjadi bentukan institusi dari
hal tersebut telah berakar kuat dan terinstitusikan
entitas perempuan usaha mikro berupa asosiasi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Modal
usaha serta koperasi.
sosial merupakan pilar yang mewujudkan spirit
kebersamaan
dalam
mencapai
suatu
Kesediaan
tujuan
secara ekonomi. Dengan kata lain, implikasi
dan daya juangnya dengan sifat dinamis dan
ekonomi dari partisipasi aktif perempuan usaha
kreatifnya mampu mengatasi beragam problem
diidentifikasi,
untuk
peluang yang awalnya tidak pernah dikalkulasi
kapasitas berupa entitas spirit dengan daya tahan
Bila
mikro
komunitas atau organisasi sosial tersebut menjadi
Bantul yang menjadi pencermatan penulis memiliki
keluarga.
usaha
melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sosial dari
(Dewi,2010). Perempuan usaha mikro di wilayah
ekonomi
perempuan
mikro baru dirasakan dampaknya setelah relasi
maka
sosial yang semakin intensif ditambah dengan
komponen modal sosial perempuan usaha mikro
kegiatan produktif. Hal ini seperti yang dilakukan
dapat diilustrasikan sebagai berikut:
dalam kegiatan pendampingan oleh salah satu LSM
perempuan usaha mikro di wilayah Bantul tanpa
74
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
harus membentuk kelembagaan sosial baru tetapi
hidup/melangsungkan
masuk dalam forum pertemuan warga (perempuan
berinteraksi bukan tanpa suatu nilai dan norma
usaha mikro). Kegiatan arisan yang awalnya bersifat
dimana menurut Fukuyama (dalam Dewi,2010)
kumpul-kumpul
menjadi
menjelaskan bahwa”Social capital can be defined
sarana ngangsu kawruh (media belajar bersama
simply as the existence of a certain set of informal
yang disebut Temu Suruh). Introduksi dan edukasi
values or norms shared among members of a group
(berkumpul)
beralih
kehidupannya.
Dalam
termasuk
that permit cooperation among them. (Modal sosial
usaha menjadi muatan utamanya
adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma
ditambah dengan aktivitas simpan pinjam dengan
informal yang dimiliki bersama di antara para
model tanggung renteng (pinjaman kelompok).
anggota
ekonomi
pengelolaan
pengelolaan
Forum
pertemuan
keluarga
tersebut
menjadi
semakin
suatu
memungkinkan
kelompok
masyarakat
terjalinnya
kerjasama
yang
diantara
dinamis dan produktif karena mampu menjawab
mereka). Pendapat ini senada dengan penjelasan
kebutuhan perempuan usaha mikro khususnya
Hasbullah (2006:14) bahwa nilai sebagai sesuatu ide
dalam pengelolaan usaha yang berimplikasi pada
yang telah turun temurun dianggap benar dan
ekonomi keluarga. Dengan demikian, perempuan
penting
usaha mikro menjadikan ruang jejaring sosial
Karenanya, dominasi ide tertentu dalam masyarakat
tersebut sebagai strategi bertahan ketika suatu saat
akan membentuk dan mempengaruhi aturan-aturan
usahanya
sedang
dilanda
masalah.
Hal
oleh
anggota
kelompok
masyarakat.
bertindak masyarakatnya (the rules of conducts) dan
ini
rules
of
dikarenakan mekanisme tanggung renteng dengan
aturan-aturan
basis saling membantu saat ada anggota yang
behavour) yang bersama-sama membentuk pola-
membutuhkan menjadi solusi tercepat atas masalah
pola kultural (cultural pattern).
yang dihadapi perempuan usaha mikro.
bertingkah
laku
(the
Dari penjelasan di atas dapat dikontekskan dengan
Partisipasi aktif perempuan tersebut yang kemudian
aktivitas pendampingan pada perempuan usaha
memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi
mikro yang mendasarkan pada nilai dan norma
keluarga sekaligus penguatan kapasitas melalui
masyarakat sebagai bagian dari komponen modal
kegiatan
bila
sosial. Pendampingan yang mengadaptasi model
dikonseptualisasikan dengan modal sosial dapat
kelompok memuat beberapa konsensus bersama
dijelaskan sebagai berikut:
atau disebut ‘Prinsip Anggota’ yaitu:
pendampingan.
Hal
ini
1. Dimensi Nilai dan Kultur
1.
Masyarakat yang terdiri dari individu-individu
2. Menjalankan usaha untuk ibadah;
merupakan makhluk sosial dengan ciri saling
3. Disiplin dan dapat dipercaya;
membutuhkan satu sama lain dalam kehidupannya.
4. Bersungguh-sungguh dan
dalam
5. Saling membantu anggota bila mereka
saling bekerja sama dan saling berinteraksi termasuk
berada dalam kesulitan
pada saat kondisi bencana dimana semua orang
untuk
cerdas
bekerja, dan;
Oleh karenanya terdapat kecenderungan untuk
membutuhkan
Bertekad meningkatkan kualitas hidup;
bertahan
75
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
Penjelasan tersebut memberi pemahaman bahwa
seperti yang diharapkan dan senantiasa bertindak
basis nilai dan kultur yang dibangun oleh perempuan
dalam suatu pola tindakan saling mendukung. Inilah
usaha mikro dalam kegiatan peningkatan ekonomi
yang kemudian akan menjadi modal sosial lanjutan
keluarga
untuk
merupakan
implikasi
dari
kesediaan
membangun
atau
suatu
komunitas
jaringan
diantara
perempuan untuk mengkonsolidasikan diri dengan
kelompok
pihak di luar dirinya termasuk pendamping LSM.
kerjasama yang saling menguntungkan. Hal ini
Selain itu, dimensi nilai dan kultur inilah yang
sesuai pendapat Fukuyama (dalam Dewi,2010)
kemudian menjadi ‘perekat’ interaksi sosial diantara
bahwa jaringan sebagai modal sosial merupakan
perempuan usaha mikro.
hubungan moral kepercayaan yaitu jaringan adalah
untuk
melakukan
sekelompok agen-agen individual yang berbagi
norma-norma atau nilai-nilai informal melampaui
nilai-nilai atau norma-norma yang penting untuk
2.
Dimensi
Trust,
Reciprocity
transaksi-transaksi pasar biasa. Pada pembahasan
dan
ini memberikan pemahaman bahwa modal sosial
Partisipasi
tidak dibangun oleh satu individu melainkan terletak
Pembahasan ini lebih melihat pada sisi mekanisme
pada kecenderungan yang tumbuh dalam suatu
relasi yang terbentuk antar aktor yaitu perempuan
kelompok (komunitas).
usaha mikro dengan pendamping LSM terkait
Penjelasan tersebut bila dikontekskan dengan contoh
dengan kegiatan peningkatan ekonomi keluarga. Bila
peran perempuan usaha mikro dalam kelompok
merujuk pemahaman mengenai modal sosial dari
dampingan Temu Suruh menunjukkan bahwa
aspek reciprocity ini menurut Hasbullah (2006:10)
modal
sosial
senantiasa
diwarnai
kekuatan perempuan usaha mikro ada pada aspek
oleh
saling percaya dan membutuhkan terhadap kapasitas
kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu
yang dimiliki oleh masing-masing perempuan. Dari
dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu
sendiri. Pola
sinilah perempuan usaha mikro dapat saling
pertukaran atau resiprositas ini
bertukar
bukanlah sesuatu yang dilakukan secara resiprokal
masing-masing
seketika melainkan suatu kombinasi jangka pendek
melakukan
peran
akitivitas
di lingkungan masyarakatnya yang diharapkan
kepentingan orang lain. Meski kemudian konsep
kondisi ini secara jangka panjang dapat terpelihara
reciprocity tidak akan dapat berjalan dalam relasi
dengan baik.
antar individu atau antarkelompok dalam komunitas
ketika tidak ada rasa percaya (distrust).
Selanjutnya, potret modal sosial perempuan usaha
mikro dapat dilihat dalam bentukan model modal
Selanjutnya, penjelasan mengenai dimensi trust ini
Putnam
dalam
menguatkan
perempuan usaha mikro mampu berpartisipasi aktif
semangat untuk membantu dan mementingkan
pendapat
untuk
peningkatan ekonomi keluarga. Pada akhirnya
dan jangka panjang dalam nuansa altruism yaitu
seperti
informasi
sosial yang berbeda dari aktivitas pemenuhan
(dalam Hasbullah,
ekonomi keluarga. Model modal sosial perempuan
2006:11) yaitu rasa percaya (trust) merupakan suatu
usaha mikro diadopsi dari pendapat Woolcock
bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam
(dalam Mefi, 2003) yang membedakan 3 (tiga) tipe
hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan
modal sosial yaitu : (1) Social Bounding,berupa
yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu
76
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
nilai,kultur, persepsi dan tradisi (custom), yaitu
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa ketiga
modal sosial dengan karakteristik ikatan yang kuat
level modal sosial di atas memberi pengertian
dalam suatu sistem kemasyarakatan dimana masih
bahwa modal sosial dapat memberi kontribusi
berlakunya sistem kekerabatan yang mewujudkan
bagi
rasa simpati, berkewajiban, percaya resiprositas, dan
mengatasi problem seputar pengelolaan usaha
pengakuan timbal balik nilai kebudayaan yang
maupun ekonomi keluarga perempuan usaha
dipercaya; (2) Social bridging, berupa institusi
mikro.
maupun mekanisme yang merupakan ikatan sosial
mekanisme
yang timbul sebagai reaksi atas berbagai macam
melibatkan perempuan usaha mikro dengan
karakteristik kelompoknya; (3) Social linking,
pihak pendamping (LSM) terkait program
berupa hubungan/jaringan sosial dengan adanya
pendampingan melalui simpan pinjam jelas
hubungan di antara beberapa level dari kekuatan
tergantung pada kapasitas yang ada dalam
sosial maupun status sosial yang ada dalam
kelompok masyarakat. Kapasitas yang dimaksud
masyarakat. Dengan demikian, relasi yang terjalin
adalah untuk membangun sejumlah asosiasi
dalam kegiatan program dan aktivitas perempuan
berikut jaringannya termasuk membangun basis
usaha mikro dapat diilustrasikan sebagai berikut:
nilai
terjadinya
Dalam
dan
integrasi
hal
relasi
trust
ini
sosial
bila
diantara
untuk
sekaligus
mencermati
aktor
kemudian
yang
saling
bekerjasama sebagai unsur resiprositas. Selain
itu terletak pula pada kemampuan perempuan
77
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
usaha mikro untuk melibatkan diri dalam suatu
berhadapan dengan realitas pasar kompetitif yang
jaringan hubungan sosial kemasyarakatan.
dapat berimplikasi pada ekonomi keluarganya.
Intensifikasi
pemanfaatan
dikoneksikan
D. Penguatan Peran Modal Sosial Perempuan
keluarga
dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga
dengan
menjadi
tindakan
sosial
pemberdayaan
solusi
kolektif
modal
untuk
yang
yang
ekonomi
memunculkan
berorientasi
pada
pemunculan aktivitas ekonomi produktif. Modal
Perkembangan
pembangunan
sosial yang mewujud dalam bentuk kohesifitas sosial,
dengan
semangat gotong royong, tolong menolong, rasa dan
memanfaatkan modal sosial telah ditunjukkan hasil
semangat untuk saling memberi (reciprocity), trust
studi di berbagai negara (Dasgupta,2000) bahwa
modal
sosial
yang
kuat
akan
(rasa saling percaya) dan jaringan sosial (social
merangsang
networking) menjadi energi penopang keberlanjutan
pertumbuhan berbagai sektor ekonomi. Hal ini
usaha dan bertahannya ekonomi keluarga. Kondisi
didukung adanya tingkat rasa percaya (trust) yang
ini diamati dari aktivitas perempuan usaha mikro
tinggi dengan kerekatan hubungan sosial dan
yang dapat dibedakan sebagai berikut: (a) aktivitas
kapasitas membangun jaringan yang luas tumbuh
bermotif ekonomi yaitu aktivitas terkait dengan
diantara sesama pelaku ekonomi. Sebaran spektrum
upaya
modal sosial inilah yang kemudian mampu memberi
perempuan
usaha
mikro
mendapatkan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
pengaruh dan menggerakkan perkembangan antar
keluarga melalui simpan pinjam; dan (b) aktivitas
sektor ekonomi. Konteks makro pemanfaatan modal
non-ekonomi yaitu aktivitas yang dilakukan dengan
sosial ini bila didekatkan dengan pemberdayaan
tujuan
ekonomi keluarga menjadi relevan karena ujung
menguatkan
ikatan
solidaritas
sesama
perempuan usaha mikro, misal aktivitas religi
tombak dari kesejahteraan masyarakat diawali dari
maupun sosial budaya (pengajian, arisan maupun
kesejahteraan keluarga.
budaya rewang). Terkadang hubungan di antara
Perempuan memiliki peran strategis dan produktif
kedua dimensi ini menjadi ‘kabur’ karena terjadi
dalam peningkatan ekonomi keluarga. Keluwesan
proses
perempuan dalam membina relasi sosial dengan
sosiokultural yang ada memberi kontribusi pada
lingkungan
peluang
usaha yang ada dan sebaliknya logika bisnis dengan
terbukanya akses sumber daya ekonomi. Hanya saja,
kalkulasi ekonomi yaitu efisiensi dan efektivitas
keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi
dalam penggunaan sumber daya baik alam (SDA),
seringkali kurang dilengkapi dengan pengetahuan
tenaga (SDM), modal dan waktu.
sosialnya
menjadikan
sosial
yang
saling
bertukar,
dimana
dan keterampilan atau problem teknis usaha
Pembahasan penguatan peran modal sosial dalam
sehingga membuat tidak mampu bersaing dalam
usaha atau peningkatan ekonomi keluarga tidak
kompetisi pasar. Selain itu problem struktural
lepas dari adanya upaya jalinan kerjasama di antara
berupa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
aktor
pengembangan usaha masih belum banyak berpihak
yang
memiliki
kesamaan
kepentingan.
Merunut asal muasal kerjasama berawal dari adanya
pada kepentingan perempuan. Kondisi ini yang
hubungan kekerabatan yaitu rute utama yang
dialami perempuan usaha mikro sehingga rentan bila
digunakan
78
kepentingan-kepentingan
individu
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
menuju kerjasama sosial adalah seleksi kerabat (kin
peran modal sosial yang ada di tengah masyarakat
selection), hubungan ketetanggaan dan resiprositas.
dapat
Dimensi nilai, kultur, dan persepsi dibangun sebagai
pemberdayaan.
pondasi awal untuk mengkolektifkan kesamaan
kepentingan
dalam
wadah
institusi
pendampingan
LSM
lokal.
hasil
dari
proses
Modal sosial perempuan memiliki komponen yang
berupa
berisikan trust, nilai dan norma sosial, resiprositas
komunitas Temu Suruh dan koperasi melalui
fasilitasi
mengoptimalkan
yang menjadi pondasi dalam mekanisme dan
Dengan
membentuk institusi kerjasama dapat dimanfaatkan
demikian, peran modal sosial dalam peningkatan
untuk penguatan ekonomi keluarga. Keterbatasan
ekonomi keluarga adalah strategis dalam mengatasi
finansial mampu disiasati oleh perempuan dengan
kompleksitas masalah yang ada. Solidaritas yang ada
memanfaatkan peluang jejaring sosial berupa arisan,
mampu memunculkan solusi yang bermanfaat secara
forum
kolektif. Selain itu, modal sosial dalam pemahaman
pengajian
dan
koperasi
dengan
basis
kepercayaan satu sama lain. Kondisi ini menjadikan
untuk kajian pembangunan masyarakat menjadi
akses
penting maknanya sebagai acuan analisa untuk
terhadap
sumber
daya
ekonomi
bagi
perempuan semakin terbuka yang sepenuhnya
aplikasi atas program pembangunan. Hal ini jelas
mengandalkan hubungan baik sehingga ekonomi
karena dimensi modal sosial dapat mengungkap
keluarganya mampu bertahan (survive) dan ada yang
realitas di masyarakat atas kejadian distrust,
mengalami peningkatan. Dengan demikian, posisi
melemahnya kohesivitas dan solidaritas, indikasi
perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga
kemiskinan, dan sebagainya karena terkait dengan
ditegaskan dari serangkaian usaha produktifnya
kearifan lokal berupa nilai dan budaya masyarakat.
yang secara strategis memanfaatkan potensi modal
sosial di lingkungan sosial-kemasyarakatan.
E. Penutup
Dalam kaitannya upaya peningkatan pembangunan
dan kemandirian ekonomi masyarakat ternyata
Daftar Pustaka
menjadi keharusan untuk ditangani secara holistik
khususnya
bagi
pengambil
kebijakan
dengan
Dasgupta, Partha dan Ismail Seralgedin. 2000.
Social Capital-A Multifaceted Perspective,
Washington, DC:World Bank
Fukuyama Francis.2002.The Great Disruption:
Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan
Sosial. Yogyakarta:CV Qalam.
Hermawanti, Mefi dan Hesti Rinandari. 2003. Local
Empowerment
Module
in
Indonesia.Yogyakarta: IRE dan European
Initiative For Democracy and Human Right.
Ihromi,TO (ed). 2004. Bunga Rampai Sosiologi
Keluarga.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hasbullah, Jousairi.2006.Modal Sosial (Menuju
Kebudayaan Indonesia), Jakarta: MRUnited Press.
Mustar Ediastuti, Endang. 2007. Sumber Daya
Manusia
Perempuan
memanfaatkan segala potensi yang ada termasuk
potensi modal sosial masyarakat. Hal ini menjadi
penting, mengingat aspek pemberdayaan ekonomi
keluarga
menjadi
memajukan
sebuah
entry
kesejahteraan
point
untuk
masyarakat.
Implementasi beragam kebijakan dan program yang
berorientasi pada pemberdayaan ekonomi keluarga
patut diapresiasi dalam perannya memberi peluang
akses
khususnya
meningkatkan
perempuan
kualitas
sehingga
penghidupan
dapat
keluarga.
Dengan demikian,pemberdayaanmasyarakat dengan
melibatkan dimensi kultural dan mendayagunakan
79
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
Indonesia.Yogyakarta:Jurnal
Populasi
volume 18 nomor 2 tahun 2007.
Mafruhah, Izza. 2009. Multidimensi Kemiskinan.
Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Agus, Herliawati. 2009. Pemberdayaan Ekonomi
Perempuan dan Pengembangan Modal
Sosial. Jakarta: FISIP UI.
Puspitasari, Dewi Cahyani, dkk.2009. Modul
Pembelajaran Untuk Perempuan Usaha
Mikro:
Refleksi
Pengalaman
Pendampingan Kelompok Temu Suruh
Daya Annisa.Yogyakarta: Daya Annisa dan
Central Java Community Assistance Program
An Australian Government Initiative.
Puspitasari, Dewi Cahyani.2010. Paper berjudul :
Konfigurasi Modal Sosial Pasca Bencana di
Yogyakarta : Studi Kasus Program
Pemulihan Bencana Dompet Dhuafa
Republika, dalam ICSBE (International
Conference
on
Sustainable
Built
Environment).
Prasetyantoko,dkk (ed). 2012. Pembangunan
Inklusif: Prospek dan Tantangan Indonesia.
Jakarta: LP3ES dan PRAKARSA.
80
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Oleh
Dewi Cahyani Puspitasari1
Abstrak
Eksistensi perempuan memiliki peran penting baik pada ranah domestik (keluarga) dan publik
(masyarakat). Dalam perannya mengelola keuangan keluarga baik dari hasil nafkah suami maupun kerja
produktifnya menjadikan perempuan sadar akan posisinya menjaga keberlangsungan ekonomi keluarga.
Perempuan mampu mendayagunakan sumber ekonomi melalui pemanfaatan stok modal sosial yang
dimilikinya berupa jejaring sosial dalam lingkungan sosial untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan ekonomi keluarga. Dari pengalaman pendampingan ekonomi perempuan usaha mikro,
penulis mencoba mengkonseptualisasikan dalam kerangka fungsi dan peran modal sosial untuk
penguatan ekonomi keluarga. Dengan demikian, pilihan saluran penghidupan perempuan dan
keluarganya melalui pemanfaatan modal sosial menjadi peluang strategis dan produktif untuk menjaga
daya tahan ekonomi keluarga.
Kata Kunci: perempuan, modal sosial, ekonomi keluarga.
Abstract
The existence of female has an important role both on domestic (family) and public society). In that role
manage family finance either revenue from her husband or her productive work make women aware of
hers position maintain sustainability of economic family. Women are capable to leverage existing
economic resources through utilization of social capital stock owned, in the form of social network in
social environment to maintain even increasing economic family. From experiences assistance women
micro entreprises, writer try to conceptualize within framework of the function and role of social capital
for strengthening economic family. Thus, the choice of livelihood and family channels through utilization
of social capital into productive and strategic opportunities to keep durability of economic family
Keywords: woman, social capital, economic family.
A. Pendahuluan
menunjukkan prospek dan kinerja pembangunan
ekonomi Indonesia. Faktanya justru memunculkan
Pembangunan nasional dalam dinamika wacana dan
kondisi
implementasinya menuai beragam pendapat dan
berbeda
kemiskinan,
hasil di masyarakat. Bila ditinjau dari indikator
yaitu
masih
pengangguran,
adanya
data
kriminalitas
serta
masalah kesenjangan di berbagai daerah. Dengan
ekonomi makro, berbagai laporan dan studi
kata lain, proses pembangunan yang secara ideal
1
Dewi Cahyani Puspitasari menyelesaikan studi S1 dan S2 Sosiologi di Universitas Gadjah Mada. Staff pengajar di
Jurusan Sosiologi Fisipol UGM.
69
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
diharapkan dapat membawa arah kemajuan bagi
(melahirkan,
perubahan
kesejahteraan
(mendidik dan mengasuh anak) dapat dikategorikan
masyarakat justru muncul dengan wajah paradoks
sebagai aktivitas mengurus rumah tangga atau dalam
dan
pembangunan.
peningkatan
Indikasi
diskoneksitas
menyusui)
maupun
non
kodrati
istilah BPS sebagai bukan angkatan kerja.
antara
capaian pembangunan ekonomi makro dengan
Dalam tulisan ini mengenai perempuan, modal
kualitas pemerataan pembangunan di Indonesia
sosial dan pemberdayaan ekonomi keluarga adalah
inilah yang kemudian salah satunya berimplikasi
isu penting yang memotret perempuan dari
pada kondisi ekonomi keluarga sebagai entitas
kelompok berpendapatan kecil dengan profesi
terkecil masyarakat.
usaha mikro mampu mengatasi kesulitan finansial
keluarga. Perempuan ini mampu memanfaatkan
Keluarga dalam pembangunan memiliki porsi dan
peluang berupa jejaring sosial di lingkungan tempat
kontribusi penting yaitu sebagai institusi sosial
tinggal mereka berupa ragam pertemuan sosial
primer yang memberikan sosialisasi awal berupa
sampai pada bentuk organisasi dan kegiatan sosial
pendidikan nilai dan norma pada anggota keluarga.
untuk kepentingan pemenuhan ekonomi keluarga.
Selain itu melalui keluarga inilah pondasi awal
Hal ini dibahas mengingat peran ganda perempuan
membentuk kualitas sumber daya manusia dimana
baik di ranah domestik (rumah tangga) dan publik
hal ini telah menjadi indikator ketercapaian
(masyarakat) yang mampu diemban secara aktif dan
pembangunan yaitu Indeks Pembangunan Manusia
strategis untuk mengatasi keterbatasan ekonomi
(IPM). Dalam hal ekonomi, keluarga menjadi salah
keluarga.
satu penyumbang tenaga kerja produktif yang
masuk ke dalam pasar kerja nasional. Karena itu,
beberapa
kebijakan
pembangunan
nasional
menjadikan keluarga sebagai sasaran pencapaian
programnya
keluarga.
yang
Salah
berkontribusi
melibatkan
satu
unsur
unsur
dalam
hal
keluarga
ekonomi
B. Peran Perempuan dan Pemberdayaan
anggota
Ekonomi Keluarga
yang
adalah
perempuan. Hal ini seperti yang diutarakan Endang
Rendahnya status ekonomi perempuan di Indonesia
(2007)
salah satunya karena lemahnya perempuan dalam
bahwa
pada
dasarnya,
perempuan
mengakses sumber daya di keluarga, masyarakat
mempunyai fungsi utama yang sangat berkaitan
ataupun negara. Upaya pengurangan kemiskinan
dengan kedudukan dan perannya yakni fungsi
dan ketidakadilan yang dialami perempuan akan
produksi dan fungsi reproduksi. Fungsi produksi
berimplikasi pada kesejahteraan dan kelangsungan
berkaitan dengan fungsi ekonomis yaitu semakin
tinggi
tingkat
pendidikan
hidup keluarga dan masyarakat. Histori ini dapat
perempuan
terlihat saat Indonesia mengalami krisis ekonomi
memungkinkan mereka secara tidak langsung dan
yang berdampak buruk pada pendapatan keluarga
langsung menjadi pelaku pembangunan sesuai minat
sehingga meningkatkan jumlah kemiskinan dan
dan
produksi.
pengangguran. Kondisi ini dipandang Izza (2009:75)
kodrati
akan berpengaruh semakin buruk bila para pembuat
kemampuannya
Sementara,
fungsi
sebagai
faktor
reproduksi
baik
70
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
kebijakan dan program mengabaikan perbedaan
(dalam
kondisi dan kemampuan dari berbagai elemen
diintegrasikan melalui dimensi proses yang benar
masyarakat termasuk di dalamnya laki-laki dan
yaitu dengan menempatkan masyarakat secara
perempuan. Selain itu menurut Izza (2009:74)
langsung didorong pada posisi ‘terlibat’. Bila
bahwa perempuan mempunyai persepsi yang lebih
pemberdayaan tidak berjalan dengan lancar maka
beragam dibandingkan laki-laki dalam kesejahteraan
akan menimbulkan kesenjangan baik ekonomi
atau kemiskinan yaitu disamping aspek yang
maupun sosial.
berhubungan
dengan
akses
pendapatan,
proses perubahan dimana individu atau kelompok
kehidupan keluarga seperti keharmonisan keluarga,
dengan sedikit atau tanpa kekuasaan memperoleh
rasa aman, ada tidaknya hubungan dengan rentenir,
kekuasaan dan kemampuan membuat pilihan yang
gaya hidup, kemampuan membantu orang tua dan
dapat memengaruhi kehidupan mereka. Struktur
orang lain serta hubungan sosial dengan tetangga.
kekuasaan yang memilikinya, sumber daya apa dan
Dari ragam kondisi tersebut pada akhirnya direspon
bagaimana
oleh pemerintah salah satunya melalui kebijakan
keikutsertaan
Indonesia
dalam
memanfaatkannya
secara
langsung
memengaruhi pilihan perempuan untuk dapat
pemberdayaan perempuan yang mengarah pada
keluarga
harus
Linda (dalam Herliawati,2009:13) yaitu: merupakan
peluang, juga mencermati hal-hal berkaitan dengan
ekonomi
pemberdayaan
Mencermati pemberdayaan perempuan menurut
kepemilikan aset, kualitas kesehatan, pangan serta
peningkatan
Izza,2009:171)
memanfaatkannya
termasuk
dalam
kehidupan
mereka.
Sementara Gita Sen (dalam Herliawati,2009:13)
menyukseskan
menyatakan
Deklarasi Millenium Development Goals (MDG).
mengubah
pemberdayaan
kekuasaan
yang
merupakan
upaya
memaksa
pilihan
Program pemberdayaan ekonomi keluarga menjadi
perempuan, otonomi dan memengaruhi kesehatan
bagian dari skema penanggulangan kemiskinan dan
serta kesejahteraan. Dari kedua pendapat tersebut,
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program
pemberdayaan perempuan bermuara dari konsep
tersebut ada yang bersifat bantuan (karitatif) dan
pengarusutamaan gender, kesetaraan gender dan
produktif. Beberapa program (Izza,2009:126-132)
keadilan. Pada akhirnya, pola-pola pemberdayaan
yaitu sebelum krisis meliputi program IDT (Inpres
perempuan
Desa Tertinggal) serta Takesra-Kukesra, saat krisis
mendasar agar tidak melemahkan posisi dan
berupa JPS (Jaring Pengaman Sosial), PDM DKE
otonomi
(Pemberdayaan
Mengatasi
pendekatan strategis yang mampu menjamin dan
Dampak Krisis), Revitalisasi Posyandu melalui PKK
mengarahkan kegiatan pemberdayaan perempuan
dan Kartu Sehat dan program kompensasi BBM
pada usaha agar perempuan tetap berada dalam dua
seperti Raskin (beras untuk rakyat miskin), SLT
ranah yaitu domestik (rumah tangga) dan publik
(subsidi langsung tunai), BOS (bantuan operasional
(masyarakat).
sekolah),
Masyarakat
Jamkesmas
Dalam
(jaminan
kesehatan
perempuan.
Oleh
perubahan
karena
secara
itu,
perlu
Pilihan strategi pemberdayaan masyarakat dalam
masyarakat), PKH (program keluarga harapan),
PNPM
memerlukan
penanggulangan
dan beragam bantuan sosial lainnya.
kemiskinan
dengan
sasaran
perempuan dan keluarga salah satunya adalah
Ketercapaian program-program tersebut menuai
peningkatan partisipasi dalam kegiatan ekonomi
hasil atau output berbeda. Bila orientasi program
berbasis potensi dan sumber daya lokal. Dalam hal
tersebut pada aspek pemberdayaan, menurut Alwi
71
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
pencapaian keswadayaan dan kemandirian ekonomi
perempuan itu sendiri di dalam rumah tangga.
melalui pemberdayaan ekonomi menurut Izza
Perempuan bisa sebagai anak, pasangan suami
(2009:172) dapat diartikan sebagai serangkaian
(istri), ibu dari anak-anaknya, nenek dan manajer
kegiatan untuk meningkatkan aset dan kemampuan
rumah tangga. Sosok perempuan dalam rumah
masyarakat miskin agar mau dan mampu mengakses
tangga selalu siap mengorbankan waktu, tenaga,
berbagai sumber daya, permodalan, teknologi dan
pikiran
pasar
pendampingan,
kesejahteraan keluarga, sementara perempuan di
peningkatan kapasitas, pelayanan dan pembelaan
luar rumah dapat sebagai sosok pekerja. Kondisi
menuju kemandirian masyarakat. Dari proses ini
tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:
dengan
pendekatan
diharapkan tujuan pemberdayan ekonomi berupa
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi
keluarga dilakukan dengan meningkatkan usaha
yang ada maupun menciptakan kesempatan kerja
baru serta meningkatkan daya tawar mereka melalui
pendampingan partisipatif dan berkelanjutan. Selain
itu, menurut Endang (2007) bahwa pemberdayaan
perempuan dapat mengacu pada fungsi SDM dari
72
termasuk
harta
yang
dimiliki
untuk
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No.2 , November 2012
pengalaman
kontak dengan rentenir. Kondisi ini ditambah fakta
pendampingan pada perempuan usaha mikro yang
geografis dimana domisili perempuan usaha mikro
dilakukan penulis berafiliasi dengan salah satu LSM
mayoritas di wilayah pedesaan dengan ketersediaan
yang konsen pada pemberdayaan perempuan usaha
kendaraan
mikro di wilayah Bantul menjadi contoh kasus
mobilitas perempuan dalam menjalankan usahanya
implementasi
ekonomi
masih berada sekitar wilayah lokal setempat.
keluarga melalui peningkatan peran perempuan
Padahal bila ditelisik lebih lanjut, potensi dan
usaha mikro. Kendala yang dihadapi oleh perempuan
peluang stok modal sosial perempuan usaha mampu
usaha mikro ada pada tataran akses permodalan,
menjadi
hambatan pengembangan jaringan usaha selain juga
meningkatkan ekonomi keluarga.
Mengacu
pembahasan
strategi
tersebut,
pemberdayaan
minimnya edukasi perempuan usaha mikro dalam
pengelolaan keuangan keluarga. Karenanya menjadi
lazim bagi perempuan usaha mikro mengandalkan
kegiatan simpan pinjam melalui pertemuan arisan,
bergabung dalam koperasi sampai ada yang masih
73
pribadimyang
alternatif
minimal
strategi
yang
menjadikan
produktif
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
C. Potret Modal Sosial Perempuan: Kasus
Perempuan Usaha Mikro
Dari skema tersebut dapat ditunjukkan bahwa
Dalam konteks perempuan sebagai modal sosial
perempuan usaha mikro memiliki stok modal sosial
dapat mempertimbangkan simpulan sementara
berupa nilai budaya gotong royong atau saling
bahwa elemen utama modal sosial terdiri dari norms,
membantu dengan motif percaya (trust), mekanisme
reciprocity, trust, dan network maka sebenarnya hal
yang terwujud melalui kerjasama dan sinergi dalam
tersebut secara historis bukan merupakan fenomena
beragam aktivitas forum pertemuan warga dan pada
baru dan asing bagi masyarakat di Indonesia karena
akhirnya dapat menjadi bentukan institusi dari
hal tersebut telah berakar kuat dan terinstitusikan
entitas perempuan usaha mikro berupa asosiasi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Modal
usaha serta koperasi.
sosial merupakan pilar yang mewujudkan spirit
kebersamaan
dalam
mencapai
suatu
Kesediaan
tujuan
secara ekonomi. Dengan kata lain, implikasi
dan daya juangnya dengan sifat dinamis dan
ekonomi dari partisipasi aktif perempuan usaha
kreatifnya mampu mengatasi beragam problem
diidentifikasi,
untuk
peluang yang awalnya tidak pernah dikalkulasi
kapasitas berupa entitas spirit dengan daya tahan
Bila
mikro
komunitas atau organisasi sosial tersebut menjadi
Bantul yang menjadi pencermatan penulis memiliki
keluarga.
usaha
melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sosial dari
(Dewi,2010). Perempuan usaha mikro di wilayah
ekonomi
perempuan
mikro baru dirasakan dampaknya setelah relasi
maka
sosial yang semakin intensif ditambah dengan
komponen modal sosial perempuan usaha mikro
kegiatan produktif. Hal ini seperti yang dilakukan
dapat diilustrasikan sebagai berikut:
dalam kegiatan pendampingan oleh salah satu LSM
perempuan usaha mikro di wilayah Bantul tanpa
74
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
harus membentuk kelembagaan sosial baru tetapi
hidup/melangsungkan
masuk dalam forum pertemuan warga (perempuan
berinteraksi bukan tanpa suatu nilai dan norma
usaha mikro). Kegiatan arisan yang awalnya bersifat
dimana menurut Fukuyama (dalam Dewi,2010)
kumpul-kumpul
menjadi
menjelaskan bahwa”Social capital can be defined
sarana ngangsu kawruh (media belajar bersama
simply as the existence of a certain set of informal
yang disebut Temu Suruh). Introduksi dan edukasi
values or norms shared among members of a group
(berkumpul)
beralih
kehidupannya.
Dalam
termasuk
that permit cooperation among them. (Modal sosial
usaha menjadi muatan utamanya
adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma
ditambah dengan aktivitas simpan pinjam dengan
informal yang dimiliki bersama di antara para
model tanggung renteng (pinjaman kelompok).
anggota
ekonomi
pengelolaan
pengelolaan
Forum
pertemuan
keluarga
tersebut
menjadi
semakin
suatu
memungkinkan
kelompok
masyarakat
terjalinnya
kerjasama
yang
diantara
dinamis dan produktif karena mampu menjawab
mereka). Pendapat ini senada dengan penjelasan
kebutuhan perempuan usaha mikro khususnya
Hasbullah (2006:14) bahwa nilai sebagai sesuatu ide
dalam pengelolaan usaha yang berimplikasi pada
yang telah turun temurun dianggap benar dan
ekonomi keluarga. Dengan demikian, perempuan
penting
usaha mikro menjadikan ruang jejaring sosial
Karenanya, dominasi ide tertentu dalam masyarakat
tersebut sebagai strategi bertahan ketika suatu saat
akan membentuk dan mempengaruhi aturan-aturan
usahanya
sedang
dilanda
masalah.
Hal
oleh
anggota
kelompok
masyarakat.
bertindak masyarakatnya (the rules of conducts) dan
ini
rules
of
dikarenakan mekanisme tanggung renteng dengan
aturan-aturan
basis saling membantu saat ada anggota yang
behavour) yang bersama-sama membentuk pola-
membutuhkan menjadi solusi tercepat atas masalah
pola kultural (cultural pattern).
yang dihadapi perempuan usaha mikro.
bertingkah
laku
(the
Dari penjelasan di atas dapat dikontekskan dengan
Partisipasi aktif perempuan tersebut yang kemudian
aktivitas pendampingan pada perempuan usaha
memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi
mikro yang mendasarkan pada nilai dan norma
keluarga sekaligus penguatan kapasitas melalui
masyarakat sebagai bagian dari komponen modal
kegiatan
bila
sosial. Pendampingan yang mengadaptasi model
dikonseptualisasikan dengan modal sosial dapat
kelompok memuat beberapa konsensus bersama
dijelaskan sebagai berikut:
atau disebut ‘Prinsip Anggota’ yaitu:
pendampingan.
Hal
ini
1. Dimensi Nilai dan Kultur
1.
Masyarakat yang terdiri dari individu-individu
2. Menjalankan usaha untuk ibadah;
merupakan makhluk sosial dengan ciri saling
3. Disiplin dan dapat dipercaya;
membutuhkan satu sama lain dalam kehidupannya.
4. Bersungguh-sungguh dan
dalam
5. Saling membantu anggota bila mereka
saling bekerja sama dan saling berinteraksi termasuk
berada dalam kesulitan
pada saat kondisi bencana dimana semua orang
untuk
cerdas
bekerja, dan;
Oleh karenanya terdapat kecenderungan untuk
membutuhkan
Bertekad meningkatkan kualitas hidup;
bertahan
75
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
Penjelasan tersebut memberi pemahaman bahwa
seperti yang diharapkan dan senantiasa bertindak
basis nilai dan kultur yang dibangun oleh perempuan
dalam suatu pola tindakan saling mendukung. Inilah
usaha mikro dalam kegiatan peningkatan ekonomi
yang kemudian akan menjadi modal sosial lanjutan
keluarga
untuk
merupakan
implikasi
dari
kesediaan
membangun
atau
suatu
komunitas
jaringan
diantara
perempuan untuk mengkonsolidasikan diri dengan
kelompok
pihak di luar dirinya termasuk pendamping LSM.
kerjasama yang saling menguntungkan. Hal ini
Selain itu, dimensi nilai dan kultur inilah yang
sesuai pendapat Fukuyama (dalam Dewi,2010)
kemudian menjadi ‘perekat’ interaksi sosial diantara
bahwa jaringan sebagai modal sosial merupakan
perempuan usaha mikro.
hubungan moral kepercayaan yaitu jaringan adalah
untuk
melakukan
sekelompok agen-agen individual yang berbagi
norma-norma atau nilai-nilai informal melampaui
nilai-nilai atau norma-norma yang penting untuk
2.
Dimensi
Trust,
Reciprocity
transaksi-transaksi pasar biasa. Pada pembahasan
dan
ini memberikan pemahaman bahwa modal sosial
Partisipasi
tidak dibangun oleh satu individu melainkan terletak
Pembahasan ini lebih melihat pada sisi mekanisme
pada kecenderungan yang tumbuh dalam suatu
relasi yang terbentuk antar aktor yaitu perempuan
kelompok (komunitas).
usaha mikro dengan pendamping LSM terkait
Penjelasan tersebut bila dikontekskan dengan contoh
dengan kegiatan peningkatan ekonomi keluarga. Bila
peran perempuan usaha mikro dalam kelompok
merujuk pemahaman mengenai modal sosial dari
dampingan Temu Suruh menunjukkan bahwa
aspek reciprocity ini menurut Hasbullah (2006:10)
modal
sosial
senantiasa
diwarnai
kekuatan perempuan usaha mikro ada pada aspek
oleh
saling percaya dan membutuhkan terhadap kapasitas
kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu
yang dimiliki oleh masing-masing perempuan. Dari
dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu
sendiri. Pola
sinilah perempuan usaha mikro dapat saling
pertukaran atau resiprositas ini
bertukar
bukanlah sesuatu yang dilakukan secara resiprokal
masing-masing
seketika melainkan suatu kombinasi jangka pendek
melakukan
peran
akitivitas
di lingkungan masyarakatnya yang diharapkan
kepentingan orang lain. Meski kemudian konsep
kondisi ini secara jangka panjang dapat terpelihara
reciprocity tidak akan dapat berjalan dalam relasi
dengan baik.
antar individu atau antarkelompok dalam komunitas
ketika tidak ada rasa percaya (distrust).
Selanjutnya, potret modal sosial perempuan usaha
mikro dapat dilihat dalam bentukan model modal
Selanjutnya, penjelasan mengenai dimensi trust ini
Putnam
dalam
menguatkan
perempuan usaha mikro mampu berpartisipasi aktif
semangat untuk membantu dan mementingkan
pendapat
untuk
peningkatan ekonomi keluarga. Pada akhirnya
dan jangka panjang dalam nuansa altruism yaitu
seperti
informasi
sosial yang berbeda dari aktivitas pemenuhan
(dalam Hasbullah,
ekonomi keluarga. Model modal sosial perempuan
2006:11) yaitu rasa percaya (trust) merupakan suatu
usaha mikro diadopsi dari pendapat Woolcock
bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam
(dalam Mefi, 2003) yang membedakan 3 (tiga) tipe
hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan
modal sosial yaitu : (1) Social Bounding,berupa
yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu
76
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
nilai,kultur, persepsi dan tradisi (custom), yaitu
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa ketiga
modal sosial dengan karakteristik ikatan yang kuat
level modal sosial di atas memberi pengertian
dalam suatu sistem kemasyarakatan dimana masih
bahwa modal sosial dapat memberi kontribusi
berlakunya sistem kekerabatan yang mewujudkan
bagi
rasa simpati, berkewajiban, percaya resiprositas, dan
mengatasi problem seputar pengelolaan usaha
pengakuan timbal balik nilai kebudayaan yang
maupun ekonomi keluarga perempuan usaha
dipercaya; (2) Social bridging, berupa institusi
mikro.
maupun mekanisme yang merupakan ikatan sosial
mekanisme
yang timbul sebagai reaksi atas berbagai macam
melibatkan perempuan usaha mikro dengan
karakteristik kelompoknya; (3) Social linking,
pihak pendamping (LSM) terkait program
berupa hubungan/jaringan sosial dengan adanya
pendampingan melalui simpan pinjam jelas
hubungan di antara beberapa level dari kekuatan
tergantung pada kapasitas yang ada dalam
sosial maupun status sosial yang ada dalam
kelompok masyarakat. Kapasitas yang dimaksud
masyarakat. Dengan demikian, relasi yang terjalin
adalah untuk membangun sejumlah asosiasi
dalam kegiatan program dan aktivitas perempuan
berikut jaringannya termasuk membangun basis
usaha mikro dapat diilustrasikan sebagai berikut:
nilai
terjadinya
Dalam
dan
integrasi
hal
relasi
trust
ini
sosial
bila
diantara
untuk
sekaligus
mencermati
aktor
kemudian
yang
saling
bekerjasama sebagai unsur resiprositas. Selain
itu terletak pula pada kemampuan perempuan
77
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
usaha mikro untuk melibatkan diri dalam suatu
berhadapan dengan realitas pasar kompetitif yang
jaringan hubungan sosial kemasyarakatan.
dapat berimplikasi pada ekonomi keluarganya.
Intensifikasi
pemanfaatan
dikoneksikan
D. Penguatan Peran Modal Sosial Perempuan
keluarga
dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga
dengan
menjadi
tindakan
sosial
pemberdayaan
solusi
kolektif
modal
untuk
yang
yang
ekonomi
memunculkan
berorientasi
pada
pemunculan aktivitas ekonomi produktif. Modal
Perkembangan
pembangunan
sosial yang mewujud dalam bentuk kohesifitas sosial,
dengan
semangat gotong royong, tolong menolong, rasa dan
memanfaatkan modal sosial telah ditunjukkan hasil
semangat untuk saling memberi (reciprocity), trust
studi di berbagai negara (Dasgupta,2000) bahwa
modal
sosial
yang
kuat
akan
(rasa saling percaya) dan jaringan sosial (social
merangsang
networking) menjadi energi penopang keberlanjutan
pertumbuhan berbagai sektor ekonomi. Hal ini
usaha dan bertahannya ekonomi keluarga. Kondisi
didukung adanya tingkat rasa percaya (trust) yang
ini diamati dari aktivitas perempuan usaha mikro
tinggi dengan kerekatan hubungan sosial dan
yang dapat dibedakan sebagai berikut: (a) aktivitas
kapasitas membangun jaringan yang luas tumbuh
bermotif ekonomi yaitu aktivitas terkait dengan
diantara sesama pelaku ekonomi. Sebaran spektrum
upaya
modal sosial inilah yang kemudian mampu memberi
perempuan
usaha
mikro
mendapatkan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
pengaruh dan menggerakkan perkembangan antar
keluarga melalui simpan pinjam; dan (b) aktivitas
sektor ekonomi. Konteks makro pemanfaatan modal
non-ekonomi yaitu aktivitas yang dilakukan dengan
sosial ini bila didekatkan dengan pemberdayaan
tujuan
ekonomi keluarga menjadi relevan karena ujung
menguatkan
ikatan
solidaritas
sesama
perempuan usaha mikro, misal aktivitas religi
tombak dari kesejahteraan masyarakat diawali dari
maupun sosial budaya (pengajian, arisan maupun
kesejahteraan keluarga.
budaya rewang). Terkadang hubungan di antara
Perempuan memiliki peran strategis dan produktif
kedua dimensi ini menjadi ‘kabur’ karena terjadi
dalam peningkatan ekonomi keluarga. Keluwesan
proses
perempuan dalam membina relasi sosial dengan
sosiokultural yang ada memberi kontribusi pada
lingkungan
peluang
usaha yang ada dan sebaliknya logika bisnis dengan
terbukanya akses sumber daya ekonomi. Hanya saja,
kalkulasi ekonomi yaitu efisiensi dan efektivitas
keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi
dalam penggunaan sumber daya baik alam (SDA),
seringkali kurang dilengkapi dengan pengetahuan
tenaga (SDM), modal dan waktu.
sosialnya
menjadikan
sosial
yang
saling
bertukar,
dimana
dan keterampilan atau problem teknis usaha
Pembahasan penguatan peran modal sosial dalam
sehingga membuat tidak mampu bersaing dalam
usaha atau peningkatan ekonomi keluarga tidak
kompetisi pasar. Selain itu problem struktural
lepas dari adanya upaya jalinan kerjasama di antara
berupa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
aktor
pengembangan usaha masih belum banyak berpihak
yang
memiliki
kesamaan
kepentingan.
Merunut asal muasal kerjasama berawal dari adanya
pada kepentingan perempuan. Kondisi ini yang
hubungan kekerabatan yaitu rute utama yang
dialami perempuan usaha mikro sehingga rentan bila
digunakan
78
kepentingan-kepentingan
individu
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
menuju kerjasama sosial adalah seleksi kerabat (kin
peran modal sosial yang ada di tengah masyarakat
selection), hubungan ketetanggaan dan resiprositas.
dapat
Dimensi nilai, kultur, dan persepsi dibangun sebagai
pemberdayaan.
pondasi awal untuk mengkolektifkan kesamaan
kepentingan
dalam
wadah
institusi
pendampingan
LSM
lokal.
hasil
dari
proses
Modal sosial perempuan memiliki komponen yang
berupa
berisikan trust, nilai dan norma sosial, resiprositas
komunitas Temu Suruh dan koperasi melalui
fasilitasi
mengoptimalkan
yang menjadi pondasi dalam mekanisme dan
Dengan
membentuk institusi kerjasama dapat dimanfaatkan
demikian, peran modal sosial dalam peningkatan
untuk penguatan ekonomi keluarga. Keterbatasan
ekonomi keluarga adalah strategis dalam mengatasi
finansial mampu disiasati oleh perempuan dengan
kompleksitas masalah yang ada. Solidaritas yang ada
memanfaatkan peluang jejaring sosial berupa arisan,
mampu memunculkan solusi yang bermanfaat secara
forum
kolektif. Selain itu, modal sosial dalam pemahaman
pengajian
dan
koperasi
dengan
basis
kepercayaan satu sama lain. Kondisi ini menjadikan
untuk kajian pembangunan masyarakat menjadi
akses
penting maknanya sebagai acuan analisa untuk
terhadap
sumber
daya
ekonomi
bagi
perempuan semakin terbuka yang sepenuhnya
aplikasi atas program pembangunan. Hal ini jelas
mengandalkan hubungan baik sehingga ekonomi
karena dimensi modal sosial dapat mengungkap
keluarganya mampu bertahan (survive) dan ada yang
realitas di masyarakat atas kejadian distrust,
mengalami peningkatan. Dengan demikian, posisi
melemahnya kohesivitas dan solidaritas, indikasi
perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga
kemiskinan, dan sebagainya karena terkait dengan
ditegaskan dari serangkaian usaha produktifnya
kearifan lokal berupa nilai dan budaya masyarakat.
yang secara strategis memanfaatkan potensi modal
sosial di lingkungan sosial-kemasyarakatan.
E. Penutup
Dalam kaitannya upaya peningkatan pembangunan
dan kemandirian ekonomi masyarakat ternyata
Daftar Pustaka
menjadi keharusan untuk ditangani secara holistik
khususnya
bagi
pengambil
kebijakan
dengan
Dasgupta, Partha dan Ismail Seralgedin. 2000.
Social Capital-A Multifaceted Perspective,
Washington, DC:World Bank
Fukuyama Francis.2002.The Great Disruption:
Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan
Sosial. Yogyakarta:CV Qalam.
Hermawanti, Mefi dan Hesti Rinandari. 2003. Local
Empowerment
Module
in
Indonesia.Yogyakarta: IRE dan European
Initiative For Democracy and Human Right.
Ihromi,TO (ed). 2004. Bunga Rampai Sosiologi
Keluarga.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hasbullah, Jousairi.2006.Modal Sosial (Menuju
Kebudayaan Indonesia), Jakarta: MRUnited Press.
Mustar Ediastuti, Endang. 2007. Sumber Daya
Manusia
Perempuan
memanfaatkan segala potensi yang ada termasuk
potensi modal sosial masyarakat. Hal ini menjadi
penting, mengingat aspek pemberdayaan ekonomi
keluarga
menjadi
memajukan
sebuah
entry
kesejahteraan
point
untuk
masyarakat.
Implementasi beragam kebijakan dan program yang
berorientasi pada pemberdayaan ekonomi keluarga
patut diapresiasi dalam perannya memberi peluang
akses
khususnya
meningkatkan
perempuan
kualitas
sehingga
penghidupan
dapat
keluarga.
Dengan demikian,pemberdayaanmasyarakat dengan
melibatkan dimensi kultural dan mendayagunakan
79
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Modal Sosial Perempuan dalam Peran Penguatan Ekonomi Keluarga
Dewi Cahyani Puspitasari
Indonesia.Yogyakarta:Jurnal
Populasi
volume 18 nomor 2 tahun 2007.
Mafruhah, Izza. 2009. Multidimensi Kemiskinan.
Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Agus, Herliawati. 2009. Pemberdayaan Ekonomi
Perempuan dan Pengembangan Modal
Sosial. Jakarta: FISIP UI.
Puspitasari, Dewi Cahyani, dkk.2009. Modul
Pembelajaran Untuk Perempuan Usaha
Mikro:
Refleksi
Pengalaman
Pendampingan Kelompok Temu Suruh
Daya Annisa.Yogyakarta: Daya Annisa dan
Central Java Community Assistance Program
An Australian Government Initiative.
Puspitasari, Dewi Cahyani.2010. Paper berjudul :
Konfigurasi Modal Sosial Pasca Bencana di
Yogyakarta : Studi Kasus Program
Pemulihan Bencana Dompet Dhuafa
Republika, dalam ICSBE (International
Conference
on
Sustainable
Built
Environment).
Prasetyantoko,dkk (ed). 2012. Pembangunan
Inklusif: Prospek dan Tantangan Indonesia.
Jakarta: LP3ES dan PRAKARSA.
80