BAB 2 RKPD 2016_ok 9 Juni 2015
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Evaluasi kinerja pembangunan tahun
dilakukan untuk menilai hasil
pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun.
Banyak hal yang perlu dinilai untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah dilaksanakan memberikan hasil yang terbaik dalam
pembangunan di Kabupaten (almahera Selatan. Atas dasar tersebut beberapa
komponen indikator menjadi alat ukur dalam melakukan evaluasi dimaksud.
Evaluasi Kinerja Pembangunan ini dilakukan pada indikator makro, indikator
sektoral, Realisasi Keuangan Daerah, dan indicator kinerja pembangunan yang
tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten (almahera Selatan Nomor
tahun
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
(almahera Selatan Tahun
2.1.
Visi dan Misi RPJMD
‐
.
2.1.1. Visi
Visi adalah suatu rumusan pernyataan, mengandung cita‐cita yang hendak
diwujudkan di masa depan. Bertitik tolak pada pengalaman dan kondisi faktual serta
potensi sumber daya yang dimiliki Kabupaten (almahera Selatan, maka visi
pembangunan Kabupaten (almahera Selatan selama lima tahun kedepan
‐
adalah Mewujudkan Halmahera Selatan sebagai Kabupaten Kepulauan
yang Sejahtera dalam Kebersamaan yang Adil”
2.1.2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya‐upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan berfungsi sebagai pemersatu gerak,
langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan.
Adapun Misi Pemerintah Kabupaten (almahera Selatan
berikut :
‐
adalah sebagai
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
.
Mewujudkan suasana yang aman dan damai dalam kehidupan bermasyarakat
.
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
.
.
.
.
2.2.
dilandasi nilai‐nilai keagamaan yang universal.
Mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis pengelolaan sumber daya
kepulauan yang berdaya saing.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang bersih dan profesional.
Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Mmewujudkan aksesibilitas infrastruktur yang memadai dan merata.
Gambaran Umum Kondisi Wilayah
Karakteristik Wilayah, Kabupaten (almahera Selatan secara astronomis
terletak diantara
º
dibatasi :
•
•
•
•
‐
º
BT dan º.
LU ‐ º.
LS dan secara geografis
Sebelah Utara dengan Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate dan Kabupaten
(almahera Tengah.
Sebelah Selatan dengan Laut Seram
Sebelah Timur dengan Laut (almahera
Sebelah Barat dengan Laut Maluku
Luas wilayah Kabupaten (almahera Selatan adalah
dari luas lautan
.
,
Km
secara administratif terdiri dari
% dan luas daratan .
kecamatan dan
.
,
,
Km , terdiri
Km
% , dan
desa. Sebagian besar wilayah
Kabupaten (almahera Selatan berada di Pulau Obi, Pulau Bacan, dan Bagian Selatan
Pulau (almahera. Kabupaten (almahera Selatan terdiri dari
pulau‐pulau tersebut hanya
pulau dan diantara
pulau yang berpenghuni. Sebagian besar masyarakat
(almahera Selatan berdiam di wilayah pantai/pesisir yakni sebanyak
sedangkan % sisanya berdiam di daerah pedalaman.
Penggunaan lahan
landuse dapat diklasifikasikan kedalam
%,
tipe
penggunaan lahan yaitu hutan lahan kering primer, pertanian lahan kering dan
pertanian lahan kering bercampur, permukiman, transmigrasi, lahan terbuka, semak
belukar, savana, danau, rawa dan mangrove. Penggunaan lahan terbesar adalah
pertanian lahan kering bercampur, diikuti semak belukar serta mangrove sedangkan
penggunaan lahan terkecil adalah rawa.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
15
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Kondisi kemiringan lereng Kabupaten (almahera Selatan digolongkan atas
datar‐landai
bergelombang
curam >
% ;
‐ % ; .
‐
,
% ; .
,
KM .
KM , agak bergelombang
,
KM , curam
‐
% ;
‐
,
% ;
,
KM ,
KM dan sangat
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten (almahera Selatan khususnya tiap
Kecamatan secara umum terdiri dari : Jenis tanah Podsolik Merah Kuning terdapat di
Obi Bagian Timur dan Pulau Kayoa; Jenis tanah Kompleks di Obi Bagian Tengah; Jenis
Tanah Latosol terdapat di Gane Timur, Gane Barat, Bacan; Jenis Tanah Reguosol
terdapat di Pulau Makian dan Pulau Obi di pesisir Utara; Jenis Tanah Alluvial
terdapat Pulau Obi Bagian Barat.
Kondisi geologi dan jenis batuan di wilayah Kabupaten (almahera Selatan
mempunyai komposisi yang sangat bervariasi, terdiri dari batuan beku, sediment dan
metamorf, karakteristik dan persebaran batuannya tertentu sesuai dengan daerah
pembentukannya seperti batuan beku di sebagian Pulau Makian sebagai hasil dari
erupsi Gunung Kie Besi, Batuan Sedimen di Pulau Kayoa, Batuan Residual di sebagian
Pulau Obi serta Batuan Skiss Metamorf di sebagian Pulau Bacan.
Kondisi hidrologi kondisi air permukaan dan air tanah Kabupaten
(almahera Selatan dipengaruhi oleh iklim, curah hujan serta keberadaan sungai dan
danau. Berdasarkan keberadaan Daerah Aliran Sungai
teridentifikasi, Kabupaten (almahera Selatan memiliki
DAS yang telah
DAS dan danau
dengan danau besar yang terdapat di Gane Timur, Bacan Timur dan Obi .
)klim wilayah Kabupaten (almahera Selatan beriklim tropis dengan curah
hujan rata‐rata antara .
mm sampai dengan .
mm. Curah hujan ini hampir
merata di Pulau Bacan dan sekitarnya, Pulau Obi dan sekitarnya, dan (almahera
bagian Selatan. Adapun musim yang berpengaruh adalah Musim Utara dan Musim
Selatan. Musim Utara pada bulan Oktober‐Maret yang diselingi angin Barat dan
Pancaroba pada bulan April. Musim Selatan pada bulan September diselingi angin
Timur dan Pancaroba pada bulan Oktober.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
16
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
17
Potensi pengembangan wilayah, (almahera Selatan dapat dikembangkan
sebagai pusat kegiatan dan kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian,
pariwasata, industri, pertambangan, dan lain‐lain dengan berpedoman pada Rencana
Tata Ruang Wilayah.
.
Potensi pengembangan wilayah berdasarkan struktur ruang meliputi : Pusat
Kegiatan Wilayah PKW yaitu kawasan perkotaan Labuha di Pulau Bacan.
Pusat Kegiatan Lokal PKL yaitu kawasan perkotaan Guruapin, Maffa, Saketa
dan Babang. Pusat Pelayanan Kawasan PPK yaitu kawasan perkotaan
Laiwui, Loleo Jaya, Kukupang dan Waikyon. Pusat Pelayanan Lokal PPL di
.
kecamatan.
Sedangkan potensi pengembangan wilayah berdasarkan pola ruang terdiri
dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan Lindung di Kabupaten
(almahera Selatan terdiri atas Kawasan hutan lindung, Kawasan resapan air,
dan Kawasan suaka alam. Sedangkan Kawasan Budidaya terdiri atas Kawasan
hutan produksi tetap, Kawasan hutan produksi terbatas, Kawasan pertanian
lahan basah, Kawasan pertanian lahan kering, Kawasan perkebunan, Kawasan
peternakan, Kawasan perikanan minapolitan, perikanan tangkap, budidaya
perikanan , Kawasan pertambangan, Kawasan pertambangan minyak dan gas
bumi, Kawasan pertambangan panas bumi, Kawasan industri, Kawasan
pariwisata, Kawasan Permukiman, Kawasan pesisir dan pulau‐pulau kecil,
serta Kawasan peruntukan lainnya
Wilayah Rawan Bencana, berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah dapat
diidentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam di Kabupaten (almahera
Selatan, yaitu : Kawasan rawan banjir terdapat di sebagian besar wilayah (almahera
Selatan; Kawasan rawan letusan gunung api berlokasi di Pulau Makian Gunung Kie
Besi ; Kawasan rawan longsor berlokasi di Kecamatan Gane Barat dan Kecamatan
Gane Barat Utara, Kecamatan Bacan Timur Tengah; dan Kawasan rawan gelombang
pasang dan tsunami berlokasi di seluruh wilayah pesisir (almahera Selatan.
Demografi, indikator dari demografi adalah ukuran, struktur dan distribusi
penduduk. Penduduk merupakan sumberdaya yang potensial bagi proses
pembangunan daerah jika dimanfaatkan secara optimal bagi pelaksanaan
pembangunan, namun dapat pula menjadi beban jika tidak tertangani secara serius
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
sehingga berimplikasi pada munculnya berbagai masalah sosial seiring dengan
berkembangnya penduduk seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan sosial
dan sebagainya. (al ini dikarenakan dalam proses pembangunan, penduduk berada
pada dua sisi sebagai subjek atau pelaku pembangunan, sekaligus menjadi objek atau
sasaran pembangunan itu sendiri.
Berdasarkan hasil publikasi kependudukan oleh Badan Pusat Statistik BPS
Kabupaten (almahera Selatan, jumlah penduduk (almahera Selatan pada tahun
.
sebesar
.
jiwa, yang terdiri atas
.
jiwa penduduk laki‐laki dan
jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun
sebelumnya
sebesar
.
jiwa, maka pertambahan penduduk di
Kabupaten (almahera Selatan sebanyak .
jiwa atau sebesar ,
%.
Tabel 2.1
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan 20092013
Jumlah Penduduk
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah L+P
LPP Laki‐Laki
LPP Perempuan
LPP L+P
.
.
.
.
.
.
,
,
,
Sumber : Halmahera Selatan Dalam Angka 2010 – 2014
,
Tahun
.
.
.
,
,
.
.
.
,
,
,
,
,
,
.
.
.
*
,
,
,
*) Angka perkiraan
Penyebaran penduduk di Kabupaten (almahera Selatan tidak merata. (al ini
terlihat dari prosentase jumlah penduduk di masing‐masing kecamatan, Kecamatan
Bacan memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu
.
jiwa atau
,
%
sedangkan presentase jumlah penduduk terkecil berada pada kecamatan Kayoa
Utara sebanyak .
jiwa atau ,
%. (al ini juga dapat dilihat dari rasio jumlah
penduduk terhadap luas wilayah yang diukur sebagai tingkat kepadatan penduduk,
maka tingkat kepadatan penduduk (almahera Selatan rata‐rata
,
orang per
kilometer persegi. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk perkecamatan tertinggi
tardapat di Kecamatan Kayoa Selatan sebanyak
,
orang per kilometer persegi
dan terendah di Kecamatan Obi Timur dengan kepadatan ,
persegi.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
jiwa per kilometer
18
Evaluuasi Kinerja Penyelenggaaraan Pemerrintahan
Dalam pengendaalian pertaambahan penduduk
k pemerinttah menggulirkan
Pro
ogram Kelluarga Beerencana
pertumbuhan pendudu
uk
ngan tuju
uan untuk
k mengen
ndalikan
KB den
tingkaat kelahirran . Laju
u pertumbuhan peenduduk
dipeengaruhi oleh tiga faktor peenting, yaittu fertilitaas, mortaliitas, dan migrasi.
Fertilitas meru
upakan kom
mponen yaang paling b
berpengaru
uh, oleh seb
bab itu pem
merintah
kan tingkaat fertilitass ini dari tahun kee tahun.
berusaha kerras untuk menurunk
mentara pertambahan
n penduduk
k akibat migrasi ke K
Kabupaten (
(almaheraa Selatan
Sem
dalaam tahun
n terakhir iini cukup tiinggi karen
na terbukan
nya lapanggan pekerjaaan pada
sektor pertam
mbangan, peerkebunan dan perdaggangan.
Berdassarkan seb
baran jum
mlah pend
duduk men
nurut zon
na pengem
mbangan
h berturutt‐turut adallah zona
wilaayah makaa jumlah peenduduk paaling tingggi ke rendah
pen
ngembangaan Bacan sebesar
s
.
orang
,
.
oran
ng
,
% , zona penggembangan
n Gane
pen
ngembangaan Makian K
Kayoa
.
orang
,
Gambar 2.1
% , zona p
pengemban
ngan obi
.
% .
orang
,
% d
dan zona
Perkem
mbangan Ju
umlah Pend
duduk Halm
mahera Sela
atan tahun
n 20092013
3
JJumlah Penduduk
2
250,000
2
200,000
1
150,000
L
1
100,000
P
L+P
50,000
‐
2009
2
2010
20
011
201
12
2013
3
Tah
hun
Sumber : H
Halmahera SSelatan Dalam
m Angka 2010
02014 ( data diolah )
RKPD
PD Tahun 2016
6 Kabupaten Halmahera
H
Se
elatan
1
19
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.
Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2014
2.3.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan agar lebih terfokus telah ditetapkan
beberapa indikator yang dijadikan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
pembangunan.
)ndikator makro pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
(almahera Selatan tahun
2.3.1.1.
‐
dijelaskan pada tabel . .
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi pada tahun
tercatat sebesar ,
mengalami peningkatan yang signifikan sebesar ,
yang tercatat ,
LPE tahun
persen, atau
persen dibandingkan tahun
persen dan sesuai data BPS Kabupaten (almahera Selatan
mengalami pertumbuhan negatif yakni sebesar ,
persen.
Sehubungan kondisi ekonomi global dan nasional yang belum terlalu
kondusif, maka diperkirakan akan mempengaruhi LPE tahun
. Fluktuasi
kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik akan memberikan pengaruh berupa
multiplier effect terhadap produktivitas dari sektor‐sektor yang lain, terutama
sektor‐sektor yang banyak menggunakan dan membutuhkan BBM, baik sebagai
bahan baku maupun sebaga input antara.
2.3.1.2.
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB (almahera Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya baik
berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan. PDRB Kabupaten
(almahera Selatan Tahun
.
.
,
menjadi Rp. .
Dasar (arga Konstan AD(K
Rp.
.
Atas Dasar (arga Berlaku AD(B sebesar Rp.
,
pada tahun
.
.
,
pada tahun
pada tahun
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
, sedangkan PDRB Atas
sebesar Rp.
.
,
menjadi
20
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
21
Tabel 2.2
Indikator Makro Pembangunan Daerah Tahun 20102014
2010
No
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian
2011
Target
RPJMD
2012
Capaian
Target
RPJMD
2013
Capaian
Target
RPJMD
2014
Capaian
Target
RPJMD
Capaian
2015
Target
RPJMD
EKONOMI
1
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
5,57
5,60
5,66
5,70
6,64
5,80
6,41
5,90
6,00
2
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Milyar Rp
899,19
959,00
1.005,31
1.020,00
1.139,12
1.083,00
1.280,64
1.147,00
1.212,00
3
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Milyar Rp
563,63
598,00
595,53
636,00
635,05
675,00
675,74
712,00
750,00
4
Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita Harga Konstan Thn 2000
Ribu Rp
2.833
2.947
2.922
3.071
3.057
3.196
3.192
3.306
3.418
Pendapatan perkapita Harga Berlaku
Ribu Rp
4.520
4.723
4.933
4.929
5.484
5.124
6.049
5.323
5.519
%
5,32
5,00
4,52
4,85
3,28
4,70
9,78
4,55
4,40
5
Inflasi
6
Keuangan Daerah
%
Pendapatan Daerah
Milyar Rp
551,60
589,26
595,10
649,44
619,80
668,15
659,20
707,60
Pendapatan Asli Daerah
Milyar Rp
29,10
32,29
31,30
43,97
34,10
31,10
36,40
38,20
Dana Perimbangan
Milyar Rp
460,20
476,83
497,20
584,52
513,00
611,89
544,30
586,10
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Milyar Rp
62,30
80,14
66,60
20,95
72,70
25,16
78,50
83,30
Belanja Daerah
Milyar Rp
560,53
556,00
586,00
671,59
611,46
658,61
651,23
702,18
Belanja Tidak Langsung
Milyar Rp
258,82
263,29
278,82
281,52
298,82
300,46
317,82
337,81
Belana Langsung
Milyar Rp
301,72
292,71
307,18
390,07
312,64
358,15
333,41
364,37
SOSIAL BUDAYA
7
Penduduk
Jumlah Penduduk
198.911
203.075
203.707
207.238
206.873
211.383
211.682
215.505
219.600
Laju Pertumbuhan penduduk
%
2,16
2,06
2,41
2,01
1,55
1,96
2,32
1,91
1,86
Angka Kepadatan Penduduk
Jiwa / km2
22,66
23
23,21
24
23,66
24
24,11
25
25
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Jiwa
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2010
No
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian
8
Jumlah Penduduk Miskin
10
jiwa
Target
RPJMD
Capaian
Target
RPJMD
2014
Capaian
Target
RPJMD
2015
Capaian
Target
RPJMD
N/A
16.600
N/A
13.700
N/A
12.900
N/A
N/A
9,51
9,00
8,11
8,50
6,59
8,00
6,04
7,50
7,00
Indkes Kedalaman Kemiskinan (P1)
1,43
1,25
0,78
1,20
0,96
1,15
0,68
1,10
1,00
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
0,32
0,30
0,11
0,28
0,18
0,26
0,14
0,24
0,22
%
Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
%
70,25
68
69,06
69
70,01
70
72,52
71
72
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
%
3,27
3,25
4,51
3,22
5,11
3,20
4,14
3,17
3,15
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
67,98
68,00
68,50
68,50
68,87
69,00
69,45
69,50
70,00
Usia Harapan Hidup (UHH)
Tahun
65,47
66,50
65,69
67,00
65,90
67,50
66,30
68,00
68,00
Angka Melek Huruf (AMH)
%
95,83
96,50
95,85
96,75
96,09
97,00
96,27
97,50
98,00
Tahun
7,48
9,00
7,69
9,20
7,69
9,40
7,70
9,60
9,80
55,99
N/A
56,70
N/A
57,31
N/A
58,22
N/A
N/A
602,30
N/A
605,35
N/A
607,98
N/A
611,91
N/A
N/A
Indeks Kepuasan Masyarakat *)
N/A
Baik
N/A
Baik
N/A
Baik
Baik
Baik
Unit Pelayanan Kesehatan RSUD Labuha
N/A
N/A
N/A
75,21 / B
75,44 / B
Unit Pelayanan Kependudukan Dinas Sosial
N/A
N/A
N/A
63,43 / B
70,00 / B
Indeks Pendapatan
Pengeluaran riil yang disesuaikan (per bulan)
12
Capaian
2013
18.900
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
11
Target
RPJMD
2012
Kemiskinan
Persentase Penduduk Miskin
9
2011
22
Ribu Rp
Baik
Baik
Kesetaraan Gender
Gender Development Index ( GDI )
N/A
60,00
N/A
62,00
N/A
64,00
N/A
66,00
67,00
Gender Empowerment Index ( GEI )
N/A
58,00
N/A
60,00
N/A
62,00
N/A
64,00
65,00
Sumber : RPJMD Tahun 2010-2015 Kab. Halmahera Selatan dan BPS Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
Catatan : *) Survey yang dilakukan masih sebatas dua SKPD yaitu Bidang Kependudukan dan capil pada Dinas Sosial dan RSUD Labuha.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.1.3.
PDRB Per Kapita
PDRB perkapita (almahera Selatan diperoleh dengan membagi besaran PDRB
(almahera Selatan dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita (almahera Selatan
atas dasar harga berlaku AD(B pada tahun
tumbuh ,
mencapai ,
persen dari pendapatan perkapita tahun
juta rupiah atau
. PDRB per kapita yang
terus meningkat setiap tahun tidak bisa dijadikan ukuran satu‐satunya kesejahteraan
rakyat. Meskipun PDRB perkapita dapat menangkap kesejahteraan yang dihasilkan
dari memproduksi barang dan jasa, namun indikator ini lebih menekankan pada
rata‐rata pendapatan tanpa memperhatikan distribusi pendapatan. Sedangkan
distribusi pendapatan yang timpang menunjukkan ada perbedaan peluang bagi
seseorang untuk maju dan sejahtera.
Gambar 2.2
Perkembangan PDRB per Kapita Halmahera Selatan tahun 20082013
Rupiah
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
‐
2007
2008
2009
PDRB per Kapita ADHB
2010
2011
2012
2013
PDRB per Kapita ADHK
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
2014
2.3.1.4.
Laju Inflasi
Provinsi Maluku Utara melakukan perhitungan inflasi hanya di Kota Ternate,
dan angka inflasi di Kota Ternate inilah yang dijadikan barometer bagi
kabupaten/kota lain di Maluku Utara. Selama tahun
mengalami inflasi sebesar ,
%, angka ini lebih besar dibandingkan dengan angka
nasional yang secara umum mengalami inflasi ,
bulan Juli sebesar ,
secara umum Kota Ternate
%. Angka inflasi tertinggi pada
% dan inflasi terendah terjadi pada bulan April sebesar ,
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan September sebesar ,
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
%.
%. )nflasi yang
23
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
terjadi selama tahun
24
menunjukan adanya kenaikan harga‐harga dari beberapa
kelompok komoditi baik makanan maupun non makanan. )nflasi tertinggi pada bulan
Juli dan Agustus terjadi karena adanya momentum bulan puasa dan menjelang
lebaran idul fitri sehingga harga‐harga cendrung mengalami kenaikan.
2.3.1.5.
Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan merupakan mandat besar dalam pembangunan
daerah dan nasional, karena merupakan masalah yang bersifat multidimensi, lintas
sektor serta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain;
tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi
geografis, gender, kondisi lingkungan dan budaya masyarakat. Perkembangan
penurunan angka kemiskinan menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Persentase
penduduk miskin pada tahun
diturunkan menjadi ,
2.3.1.6
sebesar ,
% pada tahun
.
Ketenaga Kerjaan
% dan dalam tahun mampu
Kondisi ketenagakerjaan suatu daerah dapat dianalisis dari dua sisi, yaitu sisi
penawaran dan permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja ditunjukkan oleh
jumlah angkatan kerja, yaitu kelompok penduduk yang tersedia menawarkan jasa
kerjanya pada tingkat upah dan kondisi perekonomian pada periode tertentu.
Sedangkan permintaan tenaga kerja ditunjukkan oleh jumlah kesempatan kerja atau
jumlah angkatan kerja yang bekerja pada periode tertentu. Deviasi antara kedua
indikator tersebut menghasilkan angka pengangguran terbuka yang tidak lain adalah
jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan.
Berdasarkan Survei Ankatan Kerja Nasional SAKERNAS Tahun
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK di (almahera Selatan mencapai
persen dari jumlah penduduk berusia
pengangguran terbuka mencapai
,
,
,
tahun ke atas, sedangkan tingkat
persen. Pengangguran di Kabupaten
(almahera Selatan dipengaruhi oleh usia angkatan kerja dan pengangguran tahun
sebelumnya. Respon pengangguran terhadap angkatan kerja adalah elastis baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
25
2.3.2. Aspek Pelayanan Publik
2.3.2.1.
Pendidikan
Pembangunan pendidikan telah memberikan kontribusi penting dalam
mamajukan (almahera Selatan melalui penyediaan layanan pendidikan yang lebih
baik serta pelaksanaan berbagai program dan kegiatan strategis. Pembangunan
pendidikan yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah berhasil meningkatkan
taraf pendidikan penduduk Kabupaten (almahera Selatan yang antara lain
ditunjukkan oleh meningkatnya rata‐rata lama sekolah RLS dari ,
tahun
menjadi ,
tahun
.
tahun pada tahun
tahun keatas yang meningkat dari
,
tahun pada
, serta angka melek huruf usia
% pada tahun
menjadi
,
% pada
Jika melihat angka Rata‐rata Lama Sekolah RLS (almahera Selatan maka
terdapat masalah pendidikan sebagaimana diindikasikan oleh RLS yang masih
rendah, yakni hanya ,
(almahera Selatan usia
tahun, artinya pada tahun
penduduk Kabupaten
tahun keatas rata‐rata baru mampu menempuh
pendidikan hingga kelas SMP atau putus sekolah di kelas )) SMP. Meskipun
demikian, peningkatan rata‐rata lama sekolah dalam tiga tahun terakhir ini
menunjukan perubahan tingkat pendidikan di (almahera Selatan ke arah yang lebih
baik. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka penduduk laki‐laki cendrung lebih
lama bersekolah dibanding perempuan, pada tahun
rata‐rata lama sekolah laki‐
laki telah mencapai kelas )) SMP, sedangkan perempuan baru mencapai kelas ) SMP.
Peningkatan taraf pendidikan sangat dipengaruhi oleh membaiknya
partisipasi pendidikan pada semua jenjang. Angka Partisipasi Sekolah APS adalah
salah satu target yang ingin dicapai oleh negara‐negara berkembang yang tertuang
dalam Millenium Development Goals MDGs adalah bahwa
usia SD dan SMP dapat menyelesaikan pendidikannya pada
persen penduduk
. Meningkatnya
angka partisipasi sekolah menunjukan adanya keberhasilan di bidang pendidikan,
utamnya berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. APS
penduduk usia ‐
tahun di (almahera Selatan pada tahun
persen, APS penduduk usia
usia
‐
tahun sebesar
,
‐
tahun sebesar
persen, dan hanya ,
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
,
sebesar
,
persen penduduk usia
‐
persen, dan APS penduduk
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
26
tahun aktif mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Angka partisipasi sekolah
pada jenjang pendidikan SMP sampai Perguruan Tinggi mengalami peningkatan,
sedangkan untuk SD dan SMA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada
, APS perempuan untuk kelompok usia SD lebih besar dibanding laki‐laki,
sementara pada kelompok usia SMP, SMA dan perguruan tinggi lebih kecil dari laki‐
laki. (al ini dapat mengindikasikan bahwa kesadaran orang tua terhadap pendidikan
anak perempuannya masih kurang menggembirakan.
APS laki‐laki berusia ‐
persen
turun dari
,
, turun menjadi
persen
tahun di (almahera Selatan mencapai
,
persen
menjadi
‐
tahun, APS laki‐laki mencapai
,
persen
,
,
persen
persen
,
tahun, APS laki‐laki sebesar
,
persen
, turun menjadi
turun dari
,
persen
,
persen
menjadi
,
. Pada kelompok usia
, naik menjadi
, sedangkan APS perempuan turun dari
‐
, sedangkan perempuan juga
persen
. Pada kelompok usia
,
,
persen
menjadi
, sedangkan perempuan juga
persen
.
Perkembangan tingkat pendidikan dasar dan menengah yang ada di
(almahera Selatan secara umum dijelaskan oleh besaran Angka partisipasi kasar
APK dan Angka Partisipasi Murni APM . pada tahun
adalah
Atas
,
,
%, Sekolah Menengah Tingkat Pertama
%.
,
APM Sekolah Dasar
% serta Sekolah Menengah
Sedang komposisi guru dan murid di (almahera Selatan empat tahun terakhir
berada pada angka ideal karena setiap guru bertanggung jawab mengajar kurang
dari
murid. Pada tahun ajaran
jawab mengajar sekitar
SMP/sederajat, dan
/
, rata‐rata seorang guru bertanggung
murid di tingkat SD/sederajat,
murid di tingkat SMA/sederajat.
murid di tingkat
Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah (almahera Selatan
terkait upaya meningkatkan mutu pendidikan di (almahera Selatan adalah
pendistribusian guru dengan kualitas dan kompetensi yang memadai dan lebih
merata pada seluruh kecamatan. Kualitas dan kompetensi guru yang sudah ada juga
harus lebih ditingkatkan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.2.2.
Kesehatan
Kesehatan dan perbaikan gizi merupakan salah satu komponen penting dalam
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dalam rangka meningkatkan daya saing
daerah. Status kesehatan dan gizi masyarakat terus mengalami perbaikan. (al ini
ditunjukkan dengan membaiknya beberapa indikator antara lain meningkatnya usia
harapan hidup dari
,
tahun
angka kematian bayi AKB dari
menjadi
,
menjadi
tahun
, menurunnya
per .
kelahiran
hidup, dan menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita dari …. persen
menjadi …. persen
. Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata‐rata
nasional maka status kesehatan dan gizi masyarakat (almahera Selatan masih
tertinggal. Status kesehatan dan gizi yang masih rendah tersebut akan menyebabkan
rendahnya daya saing Kabupaten (almahera Selatan.
Membaiknya status kesehatan dan gizi masyarakat merupakan hasil kinerja
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat yang
meliputi : upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan minuman, manajemen dan informasi
kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.
2.3.2.3.
Lingkungan Hidup
Penurunan kualitas lingkungan hidup masih terus berlangsung, meskipun
telah dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kerusakan lingkungan. (al ini
karena pengelolaan lingkungan hidup masih bersifat parsial dan sektoral selain itu
pula bervariasi pemahaman masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup bagi
kehidupan, sehingga kapasitas dan partisipasinya dalam menjaga dan memperbaiki
kerusakan lingkungan masih belum memadai.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
27
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.3. Aspek Daya Saing Daerah
Dalam penjelasan pasal ayat UU Nomor
tahun
disebutkan bahwa
daya saing daerah merupakan kombinasi antara faktor ekonomi daerah, kualitas
kelembagaan publik, sumber daya manusia dan teknologi yang secara keseluruhan
membangun kemampuan daerah untuk bersaing dengan daerah lain. Peningkatan
kapasitas daya saing daerah merupakan upaya untuk menumbuhkan daya saing
nasional.
Daya saing daerah dan standar hidup kesejahteraan dalam konteks wilayah
ditentukan oleh produktivitas yang dicapai dengan memberdayakan sumber daya
manusia, modal capital dan sumber daya alam suatu daerah. Kemampuan daerah
dalam mengembangkan potensi local yang berkelanjutan akan terlihat dari daya
saing daerah itu. Ada empat indikator utama untuk mengukur daya saing suatu
daerah yaitu kemampuan ekonomi daerah, infrastruktur, iklim investasi dan sumber
daya manusia.
2.3.3.1.
Kemampuan ekonomi daerah
Jika melihat angka pertumbuhan ekonomi dan PDRB (almahera Selatan,
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan ekonomi (almahera Selatan cukup
menggembirakan dimasa datang. Untuk itu dibutuhkan kerja keras semua komponen
baik pemerintah, swasta maupun masyarakat serta pelaku‐pelaku ekonomi guna
meningkatkan kemampuan ekonomi daerah (almahera Selatan.
2.3.3.2.
Infrastruktur
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan infrastruktur sebagai
penunjang kegiatan ekonomi tidak lagi hanya diperhitungkan dari infrastruktur fisik
saja seperti jaringan transportasi, terlebih dalam era keterbukaan ini, akses terhadap
sistem telekomunikasi seperti jaringan internet dan telepon seluler sangat berperan
dalam meningkatkan efisiensi produksi. Sehingga dalam aspek infrastruktur,
teknologi dapat dijadikan sebagai salah satu indikator. Adapun teknologi yang
menonjol dan berperan dalam meningkatkan efisiensi produksi adalah teknologi
komunikasi, disamping itu teknologi yang secara langsung digunakan dalam proses
produksi.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
28
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.3.3.
Iklim berinvestasi
)klim yang kondusif akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi.
Kondisi keamanan, regulasi dibidang investasi, profesionalisme pelayanan aparatur
pemerintah daerah, merupakan parameter untuk menilai suatu wilayah kondusif
untuk investasi atau tidak kondusif.
2.3.3.4.
Kualitas Sumber Daya Manusia
Kemampuan daerah untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya
kemajuan dan kemakmuran daerah. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan
(almahera Selatan siap menghadapi tantangan‐tantangan yang ada dan mampu
memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing daerah, maka
pembangunan diarahkan untuk mengedapankan pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Kualitas SDM (almahera Selatan dari tahun ke tahun semakin membaik
antara lain ditandai dengan meningkatnya Human Development Indekx (HDI) atau
)ndeks Pembangunan Manusia )PM . )PM merupakan indikator komposit, yang
mengukur tiga dimensi dasar dalam pembangunan manusia, yaitu : hidup sehat dan
panjang umur, akses terhadap pengetahuan, dan standar hidup yang mamadai.
Ketiga dimensi dasar ini diukur melalui : angka harapan hidup, angka melek huruf,
angka partisipasi sekolah, serta daya beli masyarakat. Berdasarkan data BPS
Kabupaten (almahera Selatan, )PM (almahera Selatan meningkat dari
tahun
menjadi
,
pada tahun
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
.
,
pada
29
2.4.
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
30
Permasalahan Pembangunan
Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai sektor selama
beberapa tahun terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan
masyarakat secara keseluruhan di Kabupaten (almahera Selatan. Namun demikian,
permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan menyebabkan tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai belum terealisasi sesuai dengan
harapan. Pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh
penguatan kelembagaan publik, termasuk alokasi sumber daya yang efisien. Manfaat
pembangunan yang diharapkan belum merata dan kerawanan sosial masih sering
terjadi, sehingga kehidupan masyarakat belum sepenuhnya membaik. Keadaan ini
timbul sebagai akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi baik masa lalu
maupun sekarang yang belum teratasi secara maksimal, seperti dijelaskan secara
rinci di bawah ini.
Bertolak dari kemajuan pembangunan yang telah dicapai tahun
dan melihat rencana capaian kinerja pembangunan tahun
‐
, Kabupaten
(almahera Selatan masih dihadapkan pada permasalahan‐permasalahan, yaitu :
Angka kemiskinan
tinggi.
,
% dan angka pengangguran
,
% yang masih
Masih kurangnya sarana dan prasarana pertanian dan perikanan untuk
masyarakat
)ndeks Pembangunan manusia )PM (almahera Selatan
dibawah rata‐rata )PM Nasional sebesar
sebesar
,
,
,
masih jauh
dan Provinsi Maluku Utara
Permasalahan pelayanan pendidikan antara lain : a rata‐rata Lama Sekolah
masyarakat (almahera Selatan masih relatif rendah
,
Tahun , yaitu tidak
tamat SMP atau baru mencapai kelas SMP; b sedangkan Angka Partisipasi
Sekolah APS SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C masih relatif
rendah, yaitu masing‐masing sebesar
,
% dan
,
%; c kualitas dan
relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing; d kuantitas dan kualitas
sarana dan prasarana pendidikan belum mamadai untuk mendukung proses
pembelajaran yang bermutu, e penyebaran guru yang belum merata, masih
banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi sarjana sesuai Undang‐Undang,
f angka partisipasi PAUD masih sangat rendah, g serta belum terlaksananya
wajib belajar
tahun secara maksimal.
Permasalahan pelayanan kesehatan antara lain : a Angka kematian bayi AKB
dan Angka Kematian )bu AK) melahirkan masih relatif tinggi; b Kasus
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat seperti penyakit
diare juga masih tinggi, c ketersediaan SDM baik kuantitas maupun kualitas
masih sangat terbatas, d manajemen stok obat masih lemah sehingga pada
awal tahun sering persediaan obat terbatas, e sistem pelaporan dari
Puskesmas yang masih sering terlambat sehingga data penderita penyakit tidak
terdokumentasi dengan baik, f tenaga dokter dan paramedis di RSUD Labuha
masih terbatas sehingga sarana dan prasarana yang sudah ada tidak
difungsikan dengan maksimal, g biaya pemeliharan alat‐alat kesehatan di
RUSD masih sangat minim, h serta pemberlakuan Undang‐Undang tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
Di bidang keolahragaan adalah pembinaan olahraga yang belum tertata secara
sistematis antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga
rekreasi di lingkungan masyarakat, dan olahraga prestasi untuk kelompok atlit
yang menjadi tulang punggung (almahera Selatan dalam pentas olahraga
region Maluku Utara dan nasional. Sedangkan permasalahan dibidang
kepemudaan masih terbatasnya sarana dan prasana untuk mewadahi aktivitas
dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri serta wadah
pembinaan kewirausahaan pemuda.
Di bidang pemberdayaan perempuan adalah masih sangat terbatasnya
program/kegiatan terutama yang terkait dengan kesempatan usaha, akses
terhadap pendidikan, seringnya perempuan dan anak menjadi korban
kekerasan dalam rumah tangga, serta belum optimalnya peran lembaga sosial
masyarakat terhadap perlindungan perempuan dan anak.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
31
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Di bidang sosial adalah adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS . (al ini tampak dari
merebaknya kasus‐kasus permasalahan sosial seperti, ()V A)DS, dan
penyalahgunaan narkoba. Peran serta masyarakat dalam penanganan masalah
sosial masih relatif rendah sebagai akibat pola pikir masyarakat yang masih
menganggap tabu untuk mengungkap permasalahan sosial, meskipun
berdampak luas terhadap kehidupan bermasyarakat.
Permasalahan pada bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah
belum optimalnya pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan.
Struktur geologi yang bersifat kompleks menjadikan sebagian wilayah
(almahera Selatan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dari ancaman
bencana alam. Sumber penyebab bencana lainnya adalah tingginya intensitas
curah hujan yang dapat memicu banjir serta gelombang laut yang dapat
memicu abrasi pantai. Permasalahan yang dihadapi adalah masih lemahnya
mitigasi bencana alam. Dari aspek kualitas udara, air dan tanah belum dapat
diukur karena laboratirum lingkungan hidup belum berfungsi optimal.
Persoalan lingkungan lainnya yang dihadapi di (almahera Selatan adalah
belum tertanganinya kerusakan kawasan pesisir yang ditandai oleh kerusakan
hutan bakau, abrasi pantai, serta pendangkalan muara sungai yang berdampak
pada produksi perikanan, serta masih rendahnya pemahaman masyarakat
dalam pengelolaan persampahan dan pengelolaan air limbah.
Permasalahan pada bidang Pekerjaan Umum antara lain proses pelelangan
sering terlambat berakibat pada mundurnya waktu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, kurangnya monitoring dan pengawasan pekerjaan akibat terbatasnya
biaya.
Masih kurangnya sarana dan prasarana pemerintahan di tingkat kecamatan dan
desa.
Permasalahan pada bidang Perumahan terutama pada Program Bantuan
Stimulans Perumahan MBR adalah masih rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat, Akses Masyarakat terhadap Air Bersih yang masih sangat rendah
,
,
% dan Akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak baru mencapai
%.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
32
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
33
Permasalahan pada bidang Penataan Ruang adalah masih rendahnya
koordinasi antar sektor dalam mengsosialisasikan dan mengimplementasikan
RTRW Kabupaten (almahera Selatan, penyelesaian batas‐batas wilayah baik
tingkat desa maupun kecamatan, serta instrument/ perangkat pendudkung
yang belum mamadai.
Pelibatan masyarakat dalam perencanaan belum maksimal sehingga output
sering tidak sesuai dengan kondisi dan keinginan/ aspirasi masyarakat,
sebagian besar perencanaan dibuat di tingkat kabupaten dan kecamatan,
sehingga kurang mencerminkan permasalahan nyata saat ini, kebutuhan dan
aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Kondisi ini diperparah oleh berbagai
kebijakan pemerintah dan struktur pelayanan yang seringkali membatasi
peranan masyarakat dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri. (al ini
tentu bertentangan dengan prinsip partisipatif sebagai landasan bagi
perumusan perencanaan dan pelaksanaannya.
Permasalahan pada bidang Perhubungan adalah minimnya anggaran
operasional sarana dan prasarana perhubungan laut yang dimiliki Pemda,
kontribusi PAD sektor perhubungan masih sangat rendah, hambatan dalam
pembebasan lahan untuk sarana prasarana perhubungan, serta kurangnya
pengawasan.
Kurang optimal dan meratanya pengembangan infrastruktur wilayah dan
penyediaan prasarana transportasi berupa jalan, jembatan, terminal, PJU,
rambu lalu lintas jalan, dan dermaga / tambatan perahu.
Bidang pemerintahan anatara lain : persiapan terbentuknya DOB Kab.
Kepulauan Obi memerlukan kesiapan sumberdaya keuangan, infrastruktur dan
SDM, )mplementasi Undang‐Undang Nomor Tahun
tentang Desa,
)mplementasi Undang‐Undang Aparatur Sipil Negara memerlukan penyesuaian
regulasi di daerah dan implementasi Undang‐Undang Nomor
tentang Pemerintahan Daerah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Tahun
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.5.
Isu Strategis
Berdasarkan capaian sasaran tahun sebelumnya dan permasalahan‐
permasalahan yang dihadapi, maka rumusan isu strategis dan masalah mendesak
tahun
.
.
.
.
.
, adalah :
Ketersediaan infrastruktur dasar
Rendahnya )ndeks Pembangunan Manusia termasuk pencapaian Standar
Pelayanan Minimal SPM yang belum optimal.
Optimalisasi pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh
Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan hasil produksi pertanian,
perkebunan, peternakan, periknanan dan kelautan.
Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan serta implementasi UU
Nomor
Tahun
tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor Tahun
tentang Desa dan UU Nomor Tahun
.
.
tentang Aparatur Sipil
Negara ASN .
Penurunan Jumlah Penduduk Miskin dan penciptaan lapangan kerja
Pengelolaan lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam
Ketersediaan Infrastruktur. Daya dukung infrastruktur di (almahera Selatan
tergolong rendah. Beberapa kendala dibidang infrastruktur adalah pertama, masih
rendahnya kualitas sarana prasarana perhubungan darat, laut dan udara. (ingga
tahun
hanya
, dari total panjang jalan kabupaten
%, rusak ringan
% dan rusak berat
,
km, yang berkategori baik
%. Jalan Provinsi dari
,
km
terdapat …… km kondisi baik, ….. km rusaj ringan dan …. Km rusak berat. Sedangkan
jalan nasional dari
,
km terdapat
,
km dengan kondisi baik, kondisi rusak
ringan …….. km dan rusak berat …….. km. Demikian halnya kondisi jalan
kabupaten/kota, dimana persentase panjang jalan beraspal masih tergolong rendah.
Kondisi ini mengakibatkan mobilitas kegiatan ekonomi daerah, khususnya dari
sentra produksi menuju pasar mengalami perlambatan. Demikian halnya dengan
distribusi barang, penumpang dan jasa mengalami hambatan. (al ini mengakibatkan
turunnya daya saing komoditi unggulan dan daya dorong terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
34
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Dibidang transportasi laut juga masih dirasakan keterbatasan‐keterbatasan yang
menyebabkan
rendahnya
kontribusi
sektor
transportasi
laut
terhadap
perekonomian daerah. Kapasitas bongkar muat di beberapa pelabuhan (almahera
Selatan termasuk pelabuhan perikanan, merupakan beberapa permasalahan yang
perlu ditangani secepatnya.
Kedua, keterbatasan infrastruktur pertanian. Ketersediaan jaringan irigasi khususnya
di Gane Timur masih rendah. Masih banyak lahan persawahan yang belum dapat
diairi. Demikian halnya di sektor perikanan, peternakan dan perkebunan, sarana
penunjang belum tersedia secara memadai. Pembangunan dan peningkatan kualitas
sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, serta peran Bapel P K perlu
dioptimalkan untuk mendorong peningkatan produksi pertanian dan perikanan. (al
ini penting mengingat sektor
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Evaluasi kinerja pembangunan tahun
dilakukan untuk menilai hasil
pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun.
Banyak hal yang perlu dinilai untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah dilaksanakan memberikan hasil yang terbaik dalam
pembangunan di Kabupaten (almahera Selatan. Atas dasar tersebut beberapa
komponen indikator menjadi alat ukur dalam melakukan evaluasi dimaksud.
Evaluasi Kinerja Pembangunan ini dilakukan pada indikator makro, indikator
sektoral, Realisasi Keuangan Daerah, dan indicator kinerja pembangunan yang
tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten (almahera Selatan Nomor
tahun
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
(almahera Selatan Tahun
2.1.
Visi dan Misi RPJMD
‐
.
2.1.1. Visi
Visi adalah suatu rumusan pernyataan, mengandung cita‐cita yang hendak
diwujudkan di masa depan. Bertitik tolak pada pengalaman dan kondisi faktual serta
potensi sumber daya yang dimiliki Kabupaten (almahera Selatan, maka visi
pembangunan Kabupaten (almahera Selatan selama lima tahun kedepan
‐
adalah Mewujudkan Halmahera Selatan sebagai Kabupaten Kepulauan
yang Sejahtera dalam Kebersamaan yang Adil”
2.1.2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya‐upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan berfungsi sebagai pemersatu gerak,
langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan.
Adapun Misi Pemerintah Kabupaten (almahera Selatan
berikut :
‐
adalah sebagai
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
.
Mewujudkan suasana yang aman dan damai dalam kehidupan bermasyarakat
.
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
.
.
.
.
2.2.
dilandasi nilai‐nilai keagamaan yang universal.
Mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis pengelolaan sumber daya
kepulauan yang berdaya saing.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang bersih dan profesional.
Mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Mmewujudkan aksesibilitas infrastruktur yang memadai dan merata.
Gambaran Umum Kondisi Wilayah
Karakteristik Wilayah, Kabupaten (almahera Selatan secara astronomis
terletak diantara
º
dibatasi :
•
•
•
•
‐
º
BT dan º.
LU ‐ º.
LS dan secara geografis
Sebelah Utara dengan Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate dan Kabupaten
(almahera Tengah.
Sebelah Selatan dengan Laut Seram
Sebelah Timur dengan Laut (almahera
Sebelah Barat dengan Laut Maluku
Luas wilayah Kabupaten (almahera Selatan adalah
dari luas lautan
.
,
Km
secara administratif terdiri dari
% dan luas daratan .
kecamatan dan
.
,
,
Km , terdiri
Km
% , dan
desa. Sebagian besar wilayah
Kabupaten (almahera Selatan berada di Pulau Obi, Pulau Bacan, dan Bagian Selatan
Pulau (almahera. Kabupaten (almahera Selatan terdiri dari
pulau‐pulau tersebut hanya
pulau dan diantara
pulau yang berpenghuni. Sebagian besar masyarakat
(almahera Selatan berdiam di wilayah pantai/pesisir yakni sebanyak
sedangkan % sisanya berdiam di daerah pedalaman.
Penggunaan lahan
landuse dapat diklasifikasikan kedalam
%,
tipe
penggunaan lahan yaitu hutan lahan kering primer, pertanian lahan kering dan
pertanian lahan kering bercampur, permukiman, transmigrasi, lahan terbuka, semak
belukar, savana, danau, rawa dan mangrove. Penggunaan lahan terbesar adalah
pertanian lahan kering bercampur, diikuti semak belukar serta mangrove sedangkan
penggunaan lahan terkecil adalah rawa.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
15
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Kondisi kemiringan lereng Kabupaten (almahera Selatan digolongkan atas
datar‐landai
bergelombang
curam >
% ;
‐ % ; .
‐
,
% ; .
,
KM .
KM , agak bergelombang
,
KM , curam
‐
% ;
‐
,
% ;
,
KM ,
KM dan sangat
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten (almahera Selatan khususnya tiap
Kecamatan secara umum terdiri dari : Jenis tanah Podsolik Merah Kuning terdapat di
Obi Bagian Timur dan Pulau Kayoa; Jenis tanah Kompleks di Obi Bagian Tengah; Jenis
Tanah Latosol terdapat di Gane Timur, Gane Barat, Bacan; Jenis Tanah Reguosol
terdapat di Pulau Makian dan Pulau Obi di pesisir Utara; Jenis Tanah Alluvial
terdapat Pulau Obi Bagian Barat.
Kondisi geologi dan jenis batuan di wilayah Kabupaten (almahera Selatan
mempunyai komposisi yang sangat bervariasi, terdiri dari batuan beku, sediment dan
metamorf, karakteristik dan persebaran batuannya tertentu sesuai dengan daerah
pembentukannya seperti batuan beku di sebagian Pulau Makian sebagai hasil dari
erupsi Gunung Kie Besi, Batuan Sedimen di Pulau Kayoa, Batuan Residual di sebagian
Pulau Obi serta Batuan Skiss Metamorf di sebagian Pulau Bacan.
Kondisi hidrologi kondisi air permukaan dan air tanah Kabupaten
(almahera Selatan dipengaruhi oleh iklim, curah hujan serta keberadaan sungai dan
danau. Berdasarkan keberadaan Daerah Aliran Sungai
teridentifikasi, Kabupaten (almahera Selatan memiliki
DAS yang telah
DAS dan danau
dengan danau besar yang terdapat di Gane Timur, Bacan Timur dan Obi .
)klim wilayah Kabupaten (almahera Selatan beriklim tropis dengan curah
hujan rata‐rata antara .
mm sampai dengan .
mm. Curah hujan ini hampir
merata di Pulau Bacan dan sekitarnya, Pulau Obi dan sekitarnya, dan (almahera
bagian Selatan. Adapun musim yang berpengaruh adalah Musim Utara dan Musim
Selatan. Musim Utara pada bulan Oktober‐Maret yang diselingi angin Barat dan
Pancaroba pada bulan April. Musim Selatan pada bulan September diselingi angin
Timur dan Pancaroba pada bulan Oktober.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
16
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
17
Potensi pengembangan wilayah, (almahera Selatan dapat dikembangkan
sebagai pusat kegiatan dan kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian,
pariwasata, industri, pertambangan, dan lain‐lain dengan berpedoman pada Rencana
Tata Ruang Wilayah.
.
Potensi pengembangan wilayah berdasarkan struktur ruang meliputi : Pusat
Kegiatan Wilayah PKW yaitu kawasan perkotaan Labuha di Pulau Bacan.
Pusat Kegiatan Lokal PKL yaitu kawasan perkotaan Guruapin, Maffa, Saketa
dan Babang. Pusat Pelayanan Kawasan PPK yaitu kawasan perkotaan
Laiwui, Loleo Jaya, Kukupang dan Waikyon. Pusat Pelayanan Lokal PPL di
.
kecamatan.
Sedangkan potensi pengembangan wilayah berdasarkan pola ruang terdiri
dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan Lindung di Kabupaten
(almahera Selatan terdiri atas Kawasan hutan lindung, Kawasan resapan air,
dan Kawasan suaka alam. Sedangkan Kawasan Budidaya terdiri atas Kawasan
hutan produksi tetap, Kawasan hutan produksi terbatas, Kawasan pertanian
lahan basah, Kawasan pertanian lahan kering, Kawasan perkebunan, Kawasan
peternakan, Kawasan perikanan minapolitan, perikanan tangkap, budidaya
perikanan , Kawasan pertambangan, Kawasan pertambangan minyak dan gas
bumi, Kawasan pertambangan panas bumi, Kawasan industri, Kawasan
pariwisata, Kawasan Permukiman, Kawasan pesisir dan pulau‐pulau kecil,
serta Kawasan peruntukan lainnya
Wilayah Rawan Bencana, berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah dapat
diidentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam di Kabupaten (almahera
Selatan, yaitu : Kawasan rawan banjir terdapat di sebagian besar wilayah (almahera
Selatan; Kawasan rawan letusan gunung api berlokasi di Pulau Makian Gunung Kie
Besi ; Kawasan rawan longsor berlokasi di Kecamatan Gane Barat dan Kecamatan
Gane Barat Utara, Kecamatan Bacan Timur Tengah; dan Kawasan rawan gelombang
pasang dan tsunami berlokasi di seluruh wilayah pesisir (almahera Selatan.
Demografi, indikator dari demografi adalah ukuran, struktur dan distribusi
penduduk. Penduduk merupakan sumberdaya yang potensial bagi proses
pembangunan daerah jika dimanfaatkan secara optimal bagi pelaksanaan
pembangunan, namun dapat pula menjadi beban jika tidak tertangani secara serius
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
sehingga berimplikasi pada munculnya berbagai masalah sosial seiring dengan
berkembangnya penduduk seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan sosial
dan sebagainya. (al ini dikarenakan dalam proses pembangunan, penduduk berada
pada dua sisi sebagai subjek atau pelaku pembangunan, sekaligus menjadi objek atau
sasaran pembangunan itu sendiri.
Berdasarkan hasil publikasi kependudukan oleh Badan Pusat Statistik BPS
Kabupaten (almahera Selatan, jumlah penduduk (almahera Selatan pada tahun
.
sebesar
.
jiwa, yang terdiri atas
.
jiwa penduduk laki‐laki dan
jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun
sebelumnya
sebesar
.
jiwa, maka pertambahan penduduk di
Kabupaten (almahera Selatan sebanyak .
jiwa atau sebesar ,
%.
Tabel 2.1
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan 20092013
Jumlah Penduduk
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah L+P
LPP Laki‐Laki
LPP Perempuan
LPP L+P
.
.
.
.
.
.
,
,
,
Sumber : Halmahera Selatan Dalam Angka 2010 – 2014
,
Tahun
.
.
.
,
,
.
.
.
,
,
,
,
,
,
.
.
.
*
,
,
,
*) Angka perkiraan
Penyebaran penduduk di Kabupaten (almahera Selatan tidak merata. (al ini
terlihat dari prosentase jumlah penduduk di masing‐masing kecamatan, Kecamatan
Bacan memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu
.
jiwa atau
,
%
sedangkan presentase jumlah penduduk terkecil berada pada kecamatan Kayoa
Utara sebanyak .
jiwa atau ,
%. (al ini juga dapat dilihat dari rasio jumlah
penduduk terhadap luas wilayah yang diukur sebagai tingkat kepadatan penduduk,
maka tingkat kepadatan penduduk (almahera Selatan rata‐rata
,
orang per
kilometer persegi. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk perkecamatan tertinggi
tardapat di Kecamatan Kayoa Selatan sebanyak
,
orang per kilometer persegi
dan terendah di Kecamatan Obi Timur dengan kepadatan ,
persegi.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
jiwa per kilometer
18
Evaluuasi Kinerja Penyelenggaaraan Pemerrintahan
Dalam pengendaalian pertaambahan penduduk
k pemerinttah menggulirkan
Pro
ogram Kelluarga Beerencana
pertumbuhan pendudu
uk
ngan tuju
uan untuk
k mengen
ndalikan
KB den
tingkaat kelahirran . Laju
u pertumbuhan peenduduk
dipeengaruhi oleh tiga faktor peenting, yaittu fertilitaas, mortaliitas, dan migrasi.
Fertilitas meru
upakan kom
mponen yaang paling b
berpengaru
uh, oleh seb
bab itu pem
merintah
kan tingkaat fertilitass ini dari tahun kee tahun.
berusaha kerras untuk menurunk
mentara pertambahan
n penduduk
k akibat migrasi ke K
Kabupaten (
(almaheraa Selatan
Sem
dalaam tahun
n terakhir iini cukup tiinggi karen
na terbukan
nya lapanggan pekerjaaan pada
sektor pertam
mbangan, peerkebunan dan perdaggangan.
Berdassarkan seb
baran jum
mlah pend
duduk men
nurut zon
na pengem
mbangan
h berturutt‐turut adallah zona
wilaayah makaa jumlah peenduduk paaling tingggi ke rendah
pen
ngembangaan Bacan sebesar
s
.
orang
,
.
oran
ng
,
% , zona penggembangan
n Gane
pen
ngembangaan Makian K
Kayoa
.
orang
,
Gambar 2.1
% , zona p
pengemban
ngan obi
.
% .
orang
,
% d
dan zona
Perkem
mbangan Ju
umlah Pend
duduk Halm
mahera Sela
atan tahun
n 20092013
3
JJumlah Penduduk
2
250,000
2
200,000
1
150,000
L
1
100,000
P
L+P
50,000
‐
2009
2
2010
20
011
201
12
2013
3
Tah
hun
Sumber : H
Halmahera SSelatan Dalam
m Angka 2010
02014 ( data diolah )
RKPD
PD Tahun 2016
6 Kabupaten Halmahera
H
Se
elatan
1
19
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.
Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2014
2.3.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan agar lebih terfokus telah ditetapkan
beberapa indikator yang dijadikan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
pembangunan.
)ndikator makro pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
(almahera Selatan tahun
2.3.1.1.
‐
dijelaskan pada tabel . .
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi pada tahun
tercatat sebesar ,
mengalami peningkatan yang signifikan sebesar ,
yang tercatat ,
LPE tahun
persen, atau
persen dibandingkan tahun
persen dan sesuai data BPS Kabupaten (almahera Selatan
mengalami pertumbuhan negatif yakni sebesar ,
persen.
Sehubungan kondisi ekonomi global dan nasional yang belum terlalu
kondusif, maka diperkirakan akan mempengaruhi LPE tahun
. Fluktuasi
kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik akan memberikan pengaruh berupa
multiplier effect terhadap produktivitas dari sektor‐sektor yang lain, terutama
sektor‐sektor yang banyak menggunakan dan membutuhkan BBM, baik sebagai
bahan baku maupun sebaga input antara.
2.3.1.2.
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB (almahera Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya baik
berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan. PDRB Kabupaten
(almahera Selatan Tahun
.
.
,
menjadi Rp. .
Dasar (arga Konstan AD(K
Rp.
.
Atas Dasar (arga Berlaku AD(B sebesar Rp.
,
pada tahun
.
.
,
pada tahun
pada tahun
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
, sedangkan PDRB Atas
sebesar Rp.
.
,
menjadi
20
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
21
Tabel 2.2
Indikator Makro Pembangunan Daerah Tahun 20102014
2010
No
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian
2011
Target
RPJMD
2012
Capaian
Target
RPJMD
2013
Capaian
Target
RPJMD
2014
Capaian
Target
RPJMD
Capaian
2015
Target
RPJMD
EKONOMI
1
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
5,57
5,60
5,66
5,70
6,64
5,80
6,41
5,90
6,00
2
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Milyar Rp
899,19
959,00
1.005,31
1.020,00
1.139,12
1.083,00
1.280,64
1.147,00
1.212,00
3
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Milyar Rp
563,63
598,00
595,53
636,00
635,05
675,00
675,74
712,00
750,00
4
Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita Harga Konstan Thn 2000
Ribu Rp
2.833
2.947
2.922
3.071
3.057
3.196
3.192
3.306
3.418
Pendapatan perkapita Harga Berlaku
Ribu Rp
4.520
4.723
4.933
4.929
5.484
5.124
6.049
5.323
5.519
%
5,32
5,00
4,52
4,85
3,28
4,70
9,78
4,55
4,40
5
Inflasi
6
Keuangan Daerah
%
Pendapatan Daerah
Milyar Rp
551,60
589,26
595,10
649,44
619,80
668,15
659,20
707,60
Pendapatan Asli Daerah
Milyar Rp
29,10
32,29
31,30
43,97
34,10
31,10
36,40
38,20
Dana Perimbangan
Milyar Rp
460,20
476,83
497,20
584,52
513,00
611,89
544,30
586,10
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Milyar Rp
62,30
80,14
66,60
20,95
72,70
25,16
78,50
83,30
Belanja Daerah
Milyar Rp
560,53
556,00
586,00
671,59
611,46
658,61
651,23
702,18
Belanja Tidak Langsung
Milyar Rp
258,82
263,29
278,82
281,52
298,82
300,46
317,82
337,81
Belana Langsung
Milyar Rp
301,72
292,71
307,18
390,07
312,64
358,15
333,41
364,37
SOSIAL BUDAYA
7
Penduduk
Jumlah Penduduk
198.911
203.075
203.707
207.238
206.873
211.383
211.682
215.505
219.600
Laju Pertumbuhan penduduk
%
2,16
2,06
2,41
2,01
1,55
1,96
2,32
1,91
1,86
Angka Kepadatan Penduduk
Jiwa / km2
22,66
23
23,21
24
23,66
24
24,11
25
25
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Jiwa
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2010
No
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian
8
Jumlah Penduduk Miskin
10
jiwa
Target
RPJMD
Capaian
Target
RPJMD
2014
Capaian
Target
RPJMD
2015
Capaian
Target
RPJMD
N/A
16.600
N/A
13.700
N/A
12.900
N/A
N/A
9,51
9,00
8,11
8,50
6,59
8,00
6,04
7,50
7,00
Indkes Kedalaman Kemiskinan (P1)
1,43
1,25
0,78
1,20
0,96
1,15
0,68
1,10
1,00
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
0,32
0,30
0,11
0,28
0,18
0,26
0,14
0,24
0,22
%
Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
%
70,25
68
69,06
69
70,01
70
72,52
71
72
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
%
3,27
3,25
4,51
3,22
5,11
3,20
4,14
3,17
3,15
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
67,98
68,00
68,50
68,50
68,87
69,00
69,45
69,50
70,00
Usia Harapan Hidup (UHH)
Tahun
65,47
66,50
65,69
67,00
65,90
67,50
66,30
68,00
68,00
Angka Melek Huruf (AMH)
%
95,83
96,50
95,85
96,75
96,09
97,00
96,27
97,50
98,00
Tahun
7,48
9,00
7,69
9,20
7,69
9,40
7,70
9,60
9,80
55,99
N/A
56,70
N/A
57,31
N/A
58,22
N/A
N/A
602,30
N/A
605,35
N/A
607,98
N/A
611,91
N/A
N/A
Indeks Kepuasan Masyarakat *)
N/A
Baik
N/A
Baik
N/A
Baik
Baik
Baik
Unit Pelayanan Kesehatan RSUD Labuha
N/A
N/A
N/A
75,21 / B
75,44 / B
Unit Pelayanan Kependudukan Dinas Sosial
N/A
N/A
N/A
63,43 / B
70,00 / B
Indeks Pendapatan
Pengeluaran riil yang disesuaikan (per bulan)
12
Capaian
2013
18.900
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
11
Target
RPJMD
2012
Kemiskinan
Persentase Penduduk Miskin
9
2011
22
Ribu Rp
Baik
Baik
Kesetaraan Gender
Gender Development Index ( GDI )
N/A
60,00
N/A
62,00
N/A
64,00
N/A
66,00
67,00
Gender Empowerment Index ( GEI )
N/A
58,00
N/A
60,00
N/A
62,00
N/A
64,00
65,00
Sumber : RPJMD Tahun 2010-2015 Kab. Halmahera Selatan dan BPS Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
Catatan : *) Survey yang dilakukan masih sebatas dua SKPD yaitu Bidang Kependudukan dan capil pada Dinas Sosial dan RSUD Labuha.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.1.3.
PDRB Per Kapita
PDRB perkapita (almahera Selatan diperoleh dengan membagi besaran PDRB
(almahera Selatan dengan jumlah penduduk. PDRB perkapita (almahera Selatan
atas dasar harga berlaku AD(B pada tahun
tumbuh ,
mencapai ,
persen dari pendapatan perkapita tahun
juta rupiah atau
. PDRB per kapita yang
terus meningkat setiap tahun tidak bisa dijadikan ukuran satu‐satunya kesejahteraan
rakyat. Meskipun PDRB perkapita dapat menangkap kesejahteraan yang dihasilkan
dari memproduksi barang dan jasa, namun indikator ini lebih menekankan pada
rata‐rata pendapatan tanpa memperhatikan distribusi pendapatan. Sedangkan
distribusi pendapatan yang timpang menunjukkan ada perbedaan peluang bagi
seseorang untuk maju dan sejahtera.
Gambar 2.2
Perkembangan PDRB per Kapita Halmahera Selatan tahun 20082013
Rupiah
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
‐
2007
2008
2009
PDRB per Kapita ADHB
2010
2011
2012
2013
PDRB per Kapita ADHK
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
2014
2.3.1.4.
Laju Inflasi
Provinsi Maluku Utara melakukan perhitungan inflasi hanya di Kota Ternate,
dan angka inflasi di Kota Ternate inilah yang dijadikan barometer bagi
kabupaten/kota lain di Maluku Utara. Selama tahun
mengalami inflasi sebesar ,
%, angka ini lebih besar dibandingkan dengan angka
nasional yang secara umum mengalami inflasi ,
bulan Juli sebesar ,
secara umum Kota Ternate
%. Angka inflasi tertinggi pada
% dan inflasi terendah terjadi pada bulan April sebesar ,
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan September sebesar ,
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
%.
%. )nflasi yang
23
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
terjadi selama tahun
24
menunjukan adanya kenaikan harga‐harga dari beberapa
kelompok komoditi baik makanan maupun non makanan. )nflasi tertinggi pada bulan
Juli dan Agustus terjadi karena adanya momentum bulan puasa dan menjelang
lebaran idul fitri sehingga harga‐harga cendrung mengalami kenaikan.
2.3.1.5.
Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan merupakan mandat besar dalam pembangunan
daerah dan nasional, karena merupakan masalah yang bersifat multidimensi, lintas
sektor serta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain;
tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi
geografis, gender, kondisi lingkungan dan budaya masyarakat. Perkembangan
penurunan angka kemiskinan menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Persentase
penduduk miskin pada tahun
diturunkan menjadi ,
2.3.1.6
sebesar ,
% pada tahun
.
Ketenaga Kerjaan
% dan dalam tahun mampu
Kondisi ketenagakerjaan suatu daerah dapat dianalisis dari dua sisi, yaitu sisi
penawaran dan permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja ditunjukkan oleh
jumlah angkatan kerja, yaitu kelompok penduduk yang tersedia menawarkan jasa
kerjanya pada tingkat upah dan kondisi perekonomian pada periode tertentu.
Sedangkan permintaan tenaga kerja ditunjukkan oleh jumlah kesempatan kerja atau
jumlah angkatan kerja yang bekerja pada periode tertentu. Deviasi antara kedua
indikator tersebut menghasilkan angka pengangguran terbuka yang tidak lain adalah
jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan.
Berdasarkan Survei Ankatan Kerja Nasional SAKERNAS Tahun
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK di (almahera Selatan mencapai
persen dari jumlah penduduk berusia
pengangguran terbuka mencapai
,
,
,
tahun ke atas, sedangkan tingkat
persen. Pengangguran di Kabupaten
(almahera Selatan dipengaruhi oleh usia angkatan kerja dan pengangguran tahun
sebelumnya. Respon pengangguran terhadap angkatan kerja adalah elastis baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
25
2.3.2. Aspek Pelayanan Publik
2.3.2.1.
Pendidikan
Pembangunan pendidikan telah memberikan kontribusi penting dalam
mamajukan (almahera Selatan melalui penyediaan layanan pendidikan yang lebih
baik serta pelaksanaan berbagai program dan kegiatan strategis. Pembangunan
pendidikan yang telah dilaksanakan sampai saat ini telah berhasil meningkatkan
taraf pendidikan penduduk Kabupaten (almahera Selatan yang antara lain
ditunjukkan oleh meningkatnya rata‐rata lama sekolah RLS dari ,
tahun
menjadi ,
tahun
.
tahun pada tahun
tahun keatas yang meningkat dari
,
tahun pada
, serta angka melek huruf usia
% pada tahun
menjadi
,
% pada
Jika melihat angka Rata‐rata Lama Sekolah RLS (almahera Selatan maka
terdapat masalah pendidikan sebagaimana diindikasikan oleh RLS yang masih
rendah, yakni hanya ,
(almahera Selatan usia
tahun, artinya pada tahun
penduduk Kabupaten
tahun keatas rata‐rata baru mampu menempuh
pendidikan hingga kelas SMP atau putus sekolah di kelas )) SMP. Meskipun
demikian, peningkatan rata‐rata lama sekolah dalam tiga tahun terakhir ini
menunjukan perubahan tingkat pendidikan di (almahera Selatan ke arah yang lebih
baik. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka penduduk laki‐laki cendrung lebih
lama bersekolah dibanding perempuan, pada tahun
rata‐rata lama sekolah laki‐
laki telah mencapai kelas )) SMP, sedangkan perempuan baru mencapai kelas ) SMP.
Peningkatan taraf pendidikan sangat dipengaruhi oleh membaiknya
partisipasi pendidikan pada semua jenjang. Angka Partisipasi Sekolah APS adalah
salah satu target yang ingin dicapai oleh negara‐negara berkembang yang tertuang
dalam Millenium Development Goals MDGs adalah bahwa
usia SD dan SMP dapat menyelesaikan pendidikannya pada
persen penduduk
. Meningkatnya
angka partisipasi sekolah menunjukan adanya keberhasilan di bidang pendidikan,
utamnya berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. APS
penduduk usia ‐
tahun di (almahera Selatan pada tahun
persen, APS penduduk usia
usia
‐
tahun sebesar
,
‐
tahun sebesar
persen, dan hanya ,
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
,
sebesar
,
persen penduduk usia
‐
persen, dan APS penduduk
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
26
tahun aktif mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Angka partisipasi sekolah
pada jenjang pendidikan SMP sampai Perguruan Tinggi mengalami peningkatan,
sedangkan untuk SD dan SMA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada
, APS perempuan untuk kelompok usia SD lebih besar dibanding laki‐laki,
sementara pada kelompok usia SMP, SMA dan perguruan tinggi lebih kecil dari laki‐
laki. (al ini dapat mengindikasikan bahwa kesadaran orang tua terhadap pendidikan
anak perempuannya masih kurang menggembirakan.
APS laki‐laki berusia ‐
persen
turun dari
,
, turun menjadi
persen
tahun di (almahera Selatan mencapai
,
persen
menjadi
‐
tahun, APS laki‐laki mencapai
,
persen
,
,
persen
persen
,
tahun, APS laki‐laki sebesar
,
persen
, turun menjadi
turun dari
,
persen
,
persen
menjadi
,
. Pada kelompok usia
, naik menjadi
, sedangkan APS perempuan turun dari
‐
, sedangkan perempuan juga
persen
. Pada kelompok usia
,
,
persen
menjadi
, sedangkan perempuan juga
persen
.
Perkembangan tingkat pendidikan dasar dan menengah yang ada di
(almahera Selatan secara umum dijelaskan oleh besaran Angka partisipasi kasar
APK dan Angka Partisipasi Murni APM . pada tahun
adalah
Atas
,
,
%, Sekolah Menengah Tingkat Pertama
%.
,
APM Sekolah Dasar
% serta Sekolah Menengah
Sedang komposisi guru dan murid di (almahera Selatan empat tahun terakhir
berada pada angka ideal karena setiap guru bertanggung jawab mengajar kurang
dari
murid. Pada tahun ajaran
jawab mengajar sekitar
SMP/sederajat, dan
/
, rata‐rata seorang guru bertanggung
murid di tingkat SD/sederajat,
murid di tingkat SMA/sederajat.
murid di tingkat
Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah (almahera Selatan
terkait upaya meningkatkan mutu pendidikan di (almahera Selatan adalah
pendistribusian guru dengan kualitas dan kompetensi yang memadai dan lebih
merata pada seluruh kecamatan. Kualitas dan kompetensi guru yang sudah ada juga
harus lebih ditingkatkan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.2.2.
Kesehatan
Kesehatan dan perbaikan gizi merupakan salah satu komponen penting dalam
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dalam rangka meningkatkan daya saing
daerah. Status kesehatan dan gizi masyarakat terus mengalami perbaikan. (al ini
ditunjukkan dengan membaiknya beberapa indikator antara lain meningkatnya usia
harapan hidup dari
,
tahun
angka kematian bayi AKB dari
menjadi
,
menjadi
tahun
, menurunnya
per .
kelahiran
hidup, dan menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita dari …. persen
menjadi …. persen
. Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata‐rata
nasional maka status kesehatan dan gizi masyarakat (almahera Selatan masih
tertinggal. Status kesehatan dan gizi yang masih rendah tersebut akan menyebabkan
rendahnya daya saing Kabupaten (almahera Selatan.
Membaiknya status kesehatan dan gizi masyarakat merupakan hasil kinerja
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat yang
meliputi : upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan minuman, manajemen dan informasi
kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.
2.3.2.3.
Lingkungan Hidup
Penurunan kualitas lingkungan hidup masih terus berlangsung, meskipun
telah dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kerusakan lingkungan. (al ini
karena pengelolaan lingkungan hidup masih bersifat parsial dan sektoral selain itu
pula bervariasi pemahaman masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup bagi
kehidupan, sehingga kapasitas dan partisipasinya dalam menjaga dan memperbaiki
kerusakan lingkungan masih belum memadai.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
27
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.3. Aspek Daya Saing Daerah
Dalam penjelasan pasal ayat UU Nomor
tahun
disebutkan bahwa
daya saing daerah merupakan kombinasi antara faktor ekonomi daerah, kualitas
kelembagaan publik, sumber daya manusia dan teknologi yang secara keseluruhan
membangun kemampuan daerah untuk bersaing dengan daerah lain. Peningkatan
kapasitas daya saing daerah merupakan upaya untuk menumbuhkan daya saing
nasional.
Daya saing daerah dan standar hidup kesejahteraan dalam konteks wilayah
ditentukan oleh produktivitas yang dicapai dengan memberdayakan sumber daya
manusia, modal capital dan sumber daya alam suatu daerah. Kemampuan daerah
dalam mengembangkan potensi local yang berkelanjutan akan terlihat dari daya
saing daerah itu. Ada empat indikator utama untuk mengukur daya saing suatu
daerah yaitu kemampuan ekonomi daerah, infrastruktur, iklim investasi dan sumber
daya manusia.
2.3.3.1.
Kemampuan ekonomi daerah
Jika melihat angka pertumbuhan ekonomi dan PDRB (almahera Selatan,
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan ekonomi (almahera Selatan cukup
menggembirakan dimasa datang. Untuk itu dibutuhkan kerja keras semua komponen
baik pemerintah, swasta maupun masyarakat serta pelaku‐pelaku ekonomi guna
meningkatkan kemampuan ekonomi daerah (almahera Selatan.
2.3.3.2.
Infrastruktur
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan infrastruktur sebagai
penunjang kegiatan ekonomi tidak lagi hanya diperhitungkan dari infrastruktur fisik
saja seperti jaringan transportasi, terlebih dalam era keterbukaan ini, akses terhadap
sistem telekomunikasi seperti jaringan internet dan telepon seluler sangat berperan
dalam meningkatkan efisiensi produksi. Sehingga dalam aspek infrastruktur,
teknologi dapat dijadikan sebagai salah satu indikator. Adapun teknologi yang
menonjol dan berperan dalam meningkatkan efisiensi produksi adalah teknologi
komunikasi, disamping itu teknologi yang secara langsung digunakan dalam proses
produksi.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
28
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.3.3.3.
Iklim berinvestasi
)klim yang kondusif akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi.
Kondisi keamanan, regulasi dibidang investasi, profesionalisme pelayanan aparatur
pemerintah daerah, merupakan parameter untuk menilai suatu wilayah kondusif
untuk investasi atau tidak kondusif.
2.3.3.4.
Kualitas Sumber Daya Manusia
Kemampuan daerah untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya
kemajuan dan kemakmuran daerah. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan
(almahera Selatan siap menghadapi tantangan‐tantangan yang ada dan mampu
memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing daerah, maka
pembangunan diarahkan untuk mengedapankan pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Kualitas SDM (almahera Selatan dari tahun ke tahun semakin membaik
antara lain ditandai dengan meningkatnya Human Development Indekx (HDI) atau
)ndeks Pembangunan Manusia )PM . )PM merupakan indikator komposit, yang
mengukur tiga dimensi dasar dalam pembangunan manusia, yaitu : hidup sehat dan
panjang umur, akses terhadap pengetahuan, dan standar hidup yang mamadai.
Ketiga dimensi dasar ini diukur melalui : angka harapan hidup, angka melek huruf,
angka partisipasi sekolah, serta daya beli masyarakat. Berdasarkan data BPS
Kabupaten (almahera Selatan, )PM (almahera Selatan meningkat dari
tahun
menjadi
,
pada tahun
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
.
,
pada
29
2.4.
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
30
Permasalahan Pembangunan
Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai sektor selama
beberapa tahun terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan
masyarakat secara keseluruhan di Kabupaten (almahera Selatan. Namun demikian,
permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan menyebabkan tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai belum terealisasi sesuai dengan
harapan. Pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh
penguatan kelembagaan publik, termasuk alokasi sumber daya yang efisien. Manfaat
pembangunan yang diharapkan belum merata dan kerawanan sosial masih sering
terjadi, sehingga kehidupan masyarakat belum sepenuhnya membaik. Keadaan ini
timbul sebagai akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi baik masa lalu
maupun sekarang yang belum teratasi secara maksimal, seperti dijelaskan secara
rinci di bawah ini.
Bertolak dari kemajuan pembangunan yang telah dicapai tahun
dan melihat rencana capaian kinerja pembangunan tahun
‐
, Kabupaten
(almahera Selatan masih dihadapkan pada permasalahan‐permasalahan, yaitu :
Angka kemiskinan
tinggi.
,
% dan angka pengangguran
,
% yang masih
Masih kurangnya sarana dan prasarana pertanian dan perikanan untuk
masyarakat
)ndeks Pembangunan manusia )PM (almahera Selatan
dibawah rata‐rata )PM Nasional sebesar
sebesar
,
,
,
masih jauh
dan Provinsi Maluku Utara
Permasalahan pelayanan pendidikan antara lain : a rata‐rata Lama Sekolah
masyarakat (almahera Selatan masih relatif rendah
,
Tahun , yaitu tidak
tamat SMP atau baru mencapai kelas SMP; b sedangkan Angka Partisipasi
Sekolah APS SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C masih relatif
rendah, yaitu masing‐masing sebesar
,
% dan
,
%; c kualitas dan
relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing; d kuantitas dan kualitas
sarana dan prasarana pendidikan belum mamadai untuk mendukung proses
pembelajaran yang bermutu, e penyebaran guru yang belum merata, masih
banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi sarjana sesuai Undang‐Undang,
f angka partisipasi PAUD masih sangat rendah, g serta belum terlaksananya
wajib belajar
tahun secara maksimal.
Permasalahan pelayanan kesehatan antara lain : a Angka kematian bayi AKB
dan Angka Kematian )bu AK) melahirkan masih relatif tinggi; b Kasus
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat seperti penyakit
diare juga masih tinggi, c ketersediaan SDM baik kuantitas maupun kualitas
masih sangat terbatas, d manajemen stok obat masih lemah sehingga pada
awal tahun sering persediaan obat terbatas, e sistem pelaporan dari
Puskesmas yang masih sering terlambat sehingga data penderita penyakit tidak
terdokumentasi dengan baik, f tenaga dokter dan paramedis di RSUD Labuha
masih terbatas sehingga sarana dan prasarana yang sudah ada tidak
difungsikan dengan maksimal, g biaya pemeliharan alat‐alat kesehatan di
RUSD masih sangat minim, h serta pemberlakuan Undang‐Undang tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
Di bidang keolahragaan adalah pembinaan olahraga yang belum tertata secara
sistematis antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga
rekreasi di lingkungan masyarakat, dan olahraga prestasi untuk kelompok atlit
yang menjadi tulang punggung (almahera Selatan dalam pentas olahraga
region Maluku Utara dan nasional. Sedangkan permasalahan dibidang
kepemudaan masih terbatasnya sarana dan prasana untuk mewadahi aktivitas
dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri serta wadah
pembinaan kewirausahaan pemuda.
Di bidang pemberdayaan perempuan adalah masih sangat terbatasnya
program/kegiatan terutama yang terkait dengan kesempatan usaha, akses
terhadap pendidikan, seringnya perempuan dan anak menjadi korban
kekerasan dalam rumah tangga, serta belum optimalnya peran lembaga sosial
masyarakat terhadap perlindungan perempuan dan anak.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
31
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Di bidang sosial adalah adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS . (al ini tampak dari
merebaknya kasus‐kasus permasalahan sosial seperti, ()V A)DS, dan
penyalahgunaan narkoba. Peran serta masyarakat dalam penanganan masalah
sosial masih relatif rendah sebagai akibat pola pikir masyarakat yang masih
menganggap tabu untuk mengungkap permasalahan sosial, meskipun
berdampak luas terhadap kehidupan bermasyarakat.
Permasalahan pada bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah
belum optimalnya pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan.
Struktur geologi yang bersifat kompleks menjadikan sebagian wilayah
(almahera Selatan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dari ancaman
bencana alam. Sumber penyebab bencana lainnya adalah tingginya intensitas
curah hujan yang dapat memicu banjir serta gelombang laut yang dapat
memicu abrasi pantai. Permasalahan yang dihadapi adalah masih lemahnya
mitigasi bencana alam. Dari aspek kualitas udara, air dan tanah belum dapat
diukur karena laboratirum lingkungan hidup belum berfungsi optimal.
Persoalan lingkungan lainnya yang dihadapi di (almahera Selatan adalah
belum tertanganinya kerusakan kawasan pesisir yang ditandai oleh kerusakan
hutan bakau, abrasi pantai, serta pendangkalan muara sungai yang berdampak
pada produksi perikanan, serta masih rendahnya pemahaman masyarakat
dalam pengelolaan persampahan dan pengelolaan air limbah.
Permasalahan pada bidang Pekerjaan Umum antara lain proses pelelangan
sering terlambat berakibat pada mundurnya waktu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, kurangnya monitoring dan pengawasan pekerjaan akibat terbatasnya
biaya.
Masih kurangnya sarana dan prasarana pemerintahan di tingkat kecamatan dan
desa.
Permasalahan pada bidang Perumahan terutama pada Program Bantuan
Stimulans Perumahan MBR adalah masih rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat, Akses Masyarakat terhadap Air Bersih yang masih sangat rendah
,
,
% dan Akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak baru mencapai
%.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
32
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
33
Permasalahan pada bidang Penataan Ruang adalah masih rendahnya
koordinasi antar sektor dalam mengsosialisasikan dan mengimplementasikan
RTRW Kabupaten (almahera Selatan, penyelesaian batas‐batas wilayah baik
tingkat desa maupun kecamatan, serta instrument/ perangkat pendudkung
yang belum mamadai.
Pelibatan masyarakat dalam perencanaan belum maksimal sehingga output
sering tidak sesuai dengan kondisi dan keinginan/ aspirasi masyarakat,
sebagian besar perencanaan dibuat di tingkat kabupaten dan kecamatan,
sehingga kurang mencerminkan permasalahan nyata saat ini, kebutuhan dan
aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Kondisi ini diperparah oleh berbagai
kebijakan pemerintah dan struktur pelayanan yang seringkali membatasi
peranan masyarakat dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri. (al ini
tentu bertentangan dengan prinsip partisipatif sebagai landasan bagi
perumusan perencanaan dan pelaksanaannya.
Permasalahan pada bidang Perhubungan adalah minimnya anggaran
operasional sarana dan prasarana perhubungan laut yang dimiliki Pemda,
kontribusi PAD sektor perhubungan masih sangat rendah, hambatan dalam
pembebasan lahan untuk sarana prasarana perhubungan, serta kurangnya
pengawasan.
Kurang optimal dan meratanya pengembangan infrastruktur wilayah dan
penyediaan prasarana transportasi berupa jalan, jembatan, terminal, PJU,
rambu lalu lintas jalan, dan dermaga / tambatan perahu.
Bidang pemerintahan anatara lain : persiapan terbentuknya DOB Kab.
Kepulauan Obi memerlukan kesiapan sumberdaya keuangan, infrastruktur dan
SDM, )mplementasi Undang‐Undang Nomor Tahun
tentang Desa,
)mplementasi Undang‐Undang Aparatur Sipil Negara memerlukan penyesuaian
regulasi di daerah dan implementasi Undang‐Undang Nomor
tentang Pemerintahan Daerah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Tahun
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.5.
Isu Strategis
Berdasarkan capaian sasaran tahun sebelumnya dan permasalahan‐
permasalahan yang dihadapi, maka rumusan isu strategis dan masalah mendesak
tahun
.
.
.
.
.
, adalah :
Ketersediaan infrastruktur dasar
Rendahnya )ndeks Pembangunan Manusia termasuk pencapaian Standar
Pelayanan Minimal SPM yang belum optimal.
Optimalisasi pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh
Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan hasil produksi pertanian,
perkebunan, peternakan, periknanan dan kelautan.
Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan serta implementasi UU
Nomor
Tahun
tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor Tahun
tentang Desa dan UU Nomor Tahun
.
.
tentang Aparatur Sipil
Negara ASN .
Penurunan Jumlah Penduduk Miskin dan penciptaan lapangan kerja
Pengelolaan lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam
Ketersediaan Infrastruktur. Daya dukung infrastruktur di (almahera Selatan
tergolong rendah. Beberapa kendala dibidang infrastruktur adalah pertama, masih
rendahnya kualitas sarana prasarana perhubungan darat, laut dan udara. (ingga
tahun
hanya
, dari total panjang jalan kabupaten
%, rusak ringan
% dan rusak berat
,
km, yang berkategori baik
%. Jalan Provinsi dari
,
km
terdapat …… km kondisi baik, ….. km rusaj ringan dan …. Km rusak berat. Sedangkan
jalan nasional dari
,
km terdapat
,
km dengan kondisi baik, kondisi rusak
ringan …….. km dan rusak berat …….. km. Demikian halnya kondisi jalan
kabupaten/kota, dimana persentase panjang jalan beraspal masih tergolong rendah.
Kondisi ini mengakibatkan mobilitas kegiatan ekonomi daerah, khususnya dari
sentra produksi menuju pasar mengalami perlambatan. Demikian halnya dengan
distribusi barang, penumpang dan jasa mengalami hambatan. (al ini mengakibatkan
turunnya daya saing komoditi unggulan dan daya dorong terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
34
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Dibidang transportasi laut juga masih dirasakan keterbatasan‐keterbatasan yang
menyebabkan
rendahnya
kontribusi
sektor
transportasi
laut
terhadap
perekonomian daerah. Kapasitas bongkar muat di beberapa pelabuhan (almahera
Selatan termasuk pelabuhan perikanan, merupakan beberapa permasalahan yang
perlu ditangani secepatnya.
Kedua, keterbatasan infrastruktur pertanian. Ketersediaan jaringan irigasi khususnya
di Gane Timur masih rendah. Masih banyak lahan persawahan yang belum dapat
diairi. Demikian halnya di sektor perikanan, peternakan dan perkebunan, sarana
penunjang belum tersedia secara memadai. Pembangunan dan peningkatan kualitas
sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, serta peran Bapel P K perlu
dioptimalkan untuk mendorong peningkatan produksi pertanian dan perikanan. (al
ini penting mengingat sektor