BAB 3 RKPD 2016_ok 9 Juni 2015
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah 44
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1.
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Tahun
merupakan tahun transisi setelah pelaksanaan RPJMD
Kabupaten (almahera Selatan Tahun
‐
. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk mencapai Visi dan Misi Pembangunan Daerah tahap kesatu dan kedua.
Serangkaian strategi disusun kembali guna mencapai sasaran dan target RPJMD
tahap ketiga tahap Pengembangan Pembangunan tahun
termuat dalam RPJPD Kabupaten (almahera Selatan Tahun
Pembangunan perekonomian Kabupaten (almahera Selatan tahun
‐
yang
‐
.
diarahkan
sejalan dengan Arah Pembangunan Perekonomian Nasional dan Arah Pembangunan
Perekonomian Provinsi Maluku Utara.
3.1.1. Telaah Ekonomi Nasional
Kondisi perekonomian nasional dari waktu kewaktu menunjukan
kecendrungan meningkat hal itu tergambar dalam realisasi variabel‐variabel makro
ekonomi nasional sebagaimana disajikan pada table . . :
Tabel 3.1
Realisasi Makro Ekonomi Nasional
)ND)KATOR
Realisasi
2010
2011
2012
2013
2014
,
,
,
,
,
Pertumbuhan PDB %
PDB per Kapita ribu Rp
Laju )nflasi, )ndeks (arga
Konsumen %
Nilai Tukar Nominal Rp/US$
Tingkat Pengangguran
Tingkat Kemiskinan
Sumber RPJMN
‐
* Tingkat Kemiskinan Bulan September
Perkiraan
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada bulan November
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
*
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Perekonomian nasional ditahun
‐
45
diperkirakan semakin membaik
seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang stabil dan faktor eksternal yang
menunjukkan tren peningkatan. Disisi domestik, dengan terjaganya laju inflasi, daya
beli masyarakat akan meningkat sehingga konsumsi rumah tangga semakin tumbuh
kuat, konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah direncanakan meningkat. Di
sisi eksternal, meningkatnya pertumbuhan global dan volume perdagangan dunia
diharapkan akan kembali menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekspor impor
terutama melalui peningkatan permintaan dari negara‐negara mitra dagang utama
)ndonesia. Dengan mempertimbangkan faktor‐faktor tersebut, pertumbuhan
ekonomi tahun
diperkirakan akan mencapai sebesar
, ‐ , persen.
Pertumbuhan tersebut diperkirakan akan didorong terutama oleh konsumsi dan
investasi. Dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan; sektor perdagangan,
hotel dan restoran; serta sektor transportasi dan komunikasi merupakan beberapa
sektor yang diperkirakan akan menjadi sektor utama yang mendorong pertumbuhan
ekonomi pada tahun
dalam APBN
. Tabel . . berikut ini menyajikan beberapa asumsi dasar
Tabel 3.2
Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015
Indikator Ekonomi
a.
b.
c.
d.
5,8
4,4
6,0
11.900
Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)
Inflasi (%, yoy)
Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
Nilai tukar (Rp/US$)
f.
Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)
Lifting Minyak (ribu barel per hari)
g.
Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari)
e.
Sumber: Kementerian Keuangan
Dengan
APBN 2015
pemerintah,
105
900
1.248
berbagai
kebijakan
pada tahun
dan
masing‐masing sebesar , persen dan , persen.
naik dari Rp.
, Juta USD .
diperkirakan meningkat menjadi , persen pada tahun
pertumbuhan
ekonomi
, dan terus meningkat
Dengan tingkat pertumbuhan ini, pendapatan perkapita penduduk diperkirakan
USD .
, pada tahun
.
, pada tahun
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
menjadi Rp.
, Juta
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
46
Dari sisi pengeluaran, investasi didorong hingga mencapai sekitar
, persen pada tahun
, dan
, persen pada tahun
. )nvestasi ini akan
meningkatkan kontribusi ekspor barang dan jasa, serta konsumsi. Ekspor
diperkirakan tumbuh , persen pada tahun
tahun
, dan mencapai
, persen pada
. Konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah akan tumbuh secara
bertahap, masing‐masing mencapai , persen dan , persen pada tahun
.
Dari sisi produksi, industri pengolahan dalam lima tahun diperkirakan
tumbuh rata‐rata sebesar , persen per tahun. Sementara itu industri pertanian,
kehutanan dan perikanan diperkirakan tumbuh rata‐rata sebesar , persen.
Seiring dengan pertumbuhan PDB secara keseluruhan, industri tersier juga
mengalami kenaikan dengan pertumbuhan tertinggi pada industri informasi dan
komunikasi yang mencapai
, persen pada tahun
, ditopang oleh
membaiknya infrastruktur dan meningkatnya pemakaian alat telekomunikasi.
Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, tingkat kemiskinan diperkirakan
terus menurun dan mencapai sekitar , ‐
, persen pada akhir tahun
tingkat pengangguran terbuka menjadi , – , persen pada akhir tahun
, dan
. Untuk
mencapai sasaran tersebut ditempuh langkah‐langkah konkret untuk mendorong
terciptanya kesempatan kerja yang berkualitas, diantaranya: i meningkatkan
produktivitas dengan melakukan akselerasi penyerapan tenaga kerja ke industri
yang mempunyai nilai tambah dan produktivitas tinggi termasuk industri pertanian
yang merupakan pemberi kesempatan kerja besar serta industri pengolahan yang
mempunyai potensi dapat menggerakkan pertumbuhan, menciptakan kesempatan
kerja dan membawa perbaikan pada kesejahteraan hidup; ii meningkatkan
standar hidup pekerja termasuk pekerja miskin, melalui penyediaan lapangan kerja
produktif;
iii transformasi struktur tenaga kerja dengan mempersiapkan
infrastruktur pengembangan kompetensi pekerja untuk mengubah low–skilled
industries menjadi skillsbased industries; dan iv memberikan insentif bagi
investasi yang menciptakan kesempatan kerja besar padat pekerja dan bagi
pelaku usaha kecil menengah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
47
3.1.2. Telaah Ekonomi Provinsi Maluku Utara
Kondisi perekonomian Maluku Utara Tahun
‐
akan dipengaruhi
oleh kondisi perekonomian dunia dan kondisi perekonomian nasional. Sejalan
dengan kondisi tersebut, berdasarkan permasalahan pembangunan Maluku Utara
saat ini, serta memperhatikan tantangan dan peluang ke depan, di perkirakan laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara berada pada kisaran , – , %.
dimana perekonomian Maluku Utara dapat diprediksi sebagaimana Tabel 3.3.
TABEL 3.3.
TARGET PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2015
No.
Indikator
Laju Pertumbuhan Ekonomi %
Pengangguran %
)nflasi %
,
, ‐ ,
– ,
, – ,
Kemiskinan %
Sumber: Rancangan RKPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2015
)nflasi Maluku Utara tahun
2015*)
, ‐ ,
diprediksikan pada kisaran ,
‐ ,
persen. Dengan sumbangsih terbesar masih pada sektor pangan. Namun prediksi
)nflasi akan semakin meningkat bila harga minyak dunia meningkat yang
mempengaruhi harga minyak dalam negeri.
3.1.3. Telaah Ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan
Arah pembangunan ekonomi Kabupaten (almahera Selatan tahun
berdasarkan hasil analisis indikator makro ekonomi daerah dan memperhatikan
Kebijakan Ekonomi Nasional dan Regional, maka Kebijakan Ekonomi Kabupaten
(almahera Selatan diarahkan untuk memprioritaskan pada beberapa sektor yang
dominan kontribusinya terhadap PDRB seperti sektor pertanian, industri
pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
48
Selain itu, sub sektor ekonomi yang memiliki ketahanan yang baik terhadap
guncangan ekonomi dan memberi lapangan pekerjaan yang luas pada masyarakat
yaitu sektor Koperasi dan UMKM agar pertumbuhannya terus didorong.
3.1.3.1
Kondisi Ekonomi Halmahera Selatan Tahun 2013 – 2014
Secara umum perekonomian Kabupaten (almahera Selatan di Tahun
masih menunjukkan kinerja yang menggembirakan walau sedikit melambat
dibandingkan tahun sebelumnya, semua sektor ekonomi mampu membukukan
kinerja positif. )ni tergambar melalui beberapa indikator makro pertumbuhan
ekonomi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ditinjau dari besaran PDRB, Kabupaten (almahera Selatan termasuk
kabupaten yang mempunyai potensi ekonomi yang besar di Provinsi Maluku Utara.
(almahera Selatan berada di urutan kedua setelah Kota Ternate sebagai kabupaten
penyumbang PDRB terbesar di Maluku Utara dengan kontribusi sebesar
terhadap PDRB Maluku Utara tahun
.
Gambar 3.1.
Kontribusi PDRB Kabupaten Halmahera Selatan
Terhadap PDRB Provinsi Maluku Utara, 2013
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
%
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten (almahera Selatan tahun
mencapai .
49
milyar rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai
milyar rupiah.
Tabel 3.4.
PDRB Halmahera Selatan (juta rupiah), 2010 – 2013
PDRB ADH Berlaku
PDRB ADH Konstan
Tahun
Dengan
Tanpa
Dengan
Tanpa
Migas Migas Migas
Migas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2010
899.193,81
899.193,81
563.630,07
563.630,07
2011
1.004.939,38
1.004.939,38
595.535,85
595.535,85
2012*)
1.138.909,98
1.138.909,98
635.055,04
635.055,04
2013 **)
1.278.710,01
1.278.710,01
675.741,70
675.741,70
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Tabel tersebut mendiskripsikan bahwa PDRB Kabupaten (almahera Selatan
atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan mengalami peningkatan.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan perkembangan yang disebabkan
oleh adanya perubahan volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan
perubahan dalam tingkat harganya. Sedangkan PDRB yang dihitung atas dasar
harga konstan tahun
mencerminkan perubahan volume produksi atau
perkembangan produktivitas yang nyata karena produksi dinilai dengan harga pada
tahun
. Peningkatan ini menunjukkan bahwa terjadi akselerasi aktivitas
ekonomi baik dari sisi nominal maupun realitas produksi.
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian
kinerja perekonomian suatu daerah pada waktu tertentu terhadap periode waktu
sebelumnya, yang dinyatakan dalam nilai persentase. Perhitungan laju pertumbuhan
ekonomi suatu daerah semata‐mata menyandarkan pada besaran PDRB atas dasar
harga konstan.
Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun
mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang positif. Selama lima tahun terakhir
(almahera Selatan sukses mencatat pertumbuhan ekonomi per tahun di atas lima
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
persen. Pada tahun
pertumbuhan ekonomi Kabupaten (almahera Selatan
yang sebesar ,
persen. Peningkatan pertumbuhan ini didorong oleh adanya
sebesar ,
persen, sedikit mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun
perbaikan aktivitas di beberapa sektor.
Gambar 3.2.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan, 2007-2013
7.00
6.50
6.64
6.41
LPE
6.00
5.50
5.93
5.99
5.60
5.59
5.66
2009
2010
2011
5.00
2007
2008
2012
2013
Tahun
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun
bertumpu pada sektor
pertanian, pengangakutan dan komunikasi, serta sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang
pertumbuhan terbesar dengan
Inflasi
,
persen dari total PDRB AD(K.
Laju )nflasi di Kabupaten (almahera Selatan masih mengacu pada angka laju
infalsi Kota Ternate. Pada Tahun
year Kota Ternate yaitu sebesar ,
)nflasi tahun kalender dan inflasi year on
persen tertinggi ke‐
dari
kota )(K
Sedangkan laju inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu
sebesar ,
,
persen.
Angka )nflasi tertinggi terjadi pada Bulan Desember
yakni sebesar
% dan yang terendah terjadi pada Bulan November yakni sebesar ,
Sedangkan Deflasi yang tertinggi terjadi pada Bulan Agustus yakni sebesar ‐ ,
Pada Januari
mencatat, selama Januari
%.
%.
, Badan Pusat Statistik BPS Maluku Utara Malut
Kota Ternate mengalami deflasi sebesar ,
dengan indeks harga konsumen )(K sebesar
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
,
persen
. Sedangkan secara nasional
50
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
mengalami Deflasi sebesar ,
,
.
persen dengan indeks harga konsumen sebesar
Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah diukur dari peran masing‐masing
sektor/lapangan usaha terhadap total PDRB yang akan mencerminkan kemampuan
setiap sektor dalam menciptakan barang dan jasa dalam rangka pembentukan nilai
tambah. Semakin besar nilai tambah yang tercipta di suatu sektor ekonomi akan
membuat peran sektor tersebut semakin penting. Peran masing‐masing sektor
ekonomi tersebut dapat ditunjukkan melalui distribusi persentase yang
memperlihatkan struktur ekonomi (almahera Selatan.
Tabel 3.5.
Distribusi Persentase PDRB Halmahera Selatan Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Persen), 20092013
Lapangan Usaha
SEKTOR PRIMER
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
SEKTOR SEKUNDER
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
SEKTOR TERSIER
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
JasaJasa
PDRB
,
,
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
,
,
,
,
*
2013**)
35,54
38,62
34,07
1,44
1,47
18,92
20,88
17,86
0,42
0,26
(6)
,
,
,
,
,
,
1,13
0,80
45,55
,
,
,
23,90
32,00
7,50
6,67
,
,
,
3,03
2,88
3,08
4,00
,
,
,
,
,
,
,
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Keterangan: *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
,
,
,
,
,
,
100,00
51
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Dari sembilan sektor penyusun PDRB AD(B terlihat struktur ekonomi di
(almahera Selatan bertumpu pada tiga sektor. Ketiga sektor tersebut adalah sektor
Pertanian, sektor Perdagangan, (otel dan Restoran, serta )ndustri Pengolahan. Sektor
pertanian sendiri meskipun sebagai penyumbang PDRB terbesar bagi (almahera
Selatan peranannya cenderung turun, sebaliknya sektor perdagangan, hotel dan
restroran perlahan‐lahan bertambah kontribusinya.
Gambar 3.3 :
Struktur Ekonomi Halmahera Selatan, 2013
50.00
PERSEN
40.00
30.00
20.00
10.00
‐
2008
2009
PRIMER
2010
2011
SEKUNDER
2012
2013
2014
TERSIER
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan (data diolah)
Secara makro, sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar berdasarkan
output maupun input dari asal terjadinya proses produksi untuk masing-masing produsen,
yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer outputnya masih merupakan tingkat
dasar dan sangat tergantung pada sumber daya alam, meliputi sektor pertanian serta sektor
pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder outputnya berasal langsung dari sektor primer
meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, serta sektor
bangunan.Untuk sektor tersier secara umum produksinya berupa jasa yaitu sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa.
Selama ini Halmahera Selatan masih bergantung pada sektor primer. Sektor
tersier berkontribusi lebih banyak dibanding sektor sekunder karena pengaruh yang kuat
dari kegiatan perdagangan dimana barang-barang konsumsi masyarakat sebagian besar
didatangkan dari luar Halmahera Selatan, sedangkan industri pengolahan di Halmahera
Selatan masih kurang baik dari segi ragam maupun skala usahanya.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
52
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah rata‐rata nilai tambah perkapita yang
mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Pendapatan
perkapita menunjukkan tingkat kesejahteraan yang dihasilkan dari memproduksi
barang dan jasa, namun indikator ini lebih menekankan pada rata‐rata pendapatan
tanpa memperhatikan distribusi pendapatan. Sedangkan distribusi pendapatan
yang timpang menunjukkan ada perbedaan peluang bagi seseorang untuk maju dan
sejahtera. Sehingga Pendapatan perkapita sebagai indikator untuk mengukur
tingkat kesejahteraan masyarakat perlu dibandingkan lagi dengan indikator lain
yang relevan. Pendapatan perkapita (almahera Selatan pada tahun
,
juta rupiah atau tumbuh ,
mencapai
persen dari pendapatan perkapita tahun
.
Gambar 3.5.
Pendapatan per Kapita Kabupaten Halmahera Selatan, 2008 2013
Rupiah
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
‐
2007
2008
2009
2010
PDRB per Kapita ADHB
2011
2012
2013
2014
PDRB per Kapita ADHK
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Investasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh daerah dalam pembiayaan
pembangunan di daerahnya adalah dengan menarik investor non pemerintah
dengan bentuk kerja kemitraan. Dengan menarik investor luar, daerah bisa
melakukan cost and profit sharing. Dengan demikian beban fiskal daerah menjadi
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
53
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
lebih rendah, resiko lebih moderat dan kinerja ekonomi memiliki peluang akan
terus berkembang. Salah satu yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam
hal penjaminan kepastian adalah dengan mengeluarkan paket insentif yang dapat
berupa kemudahan prosedur dan administrasi perijinan. (al ini sejalan dengan
semangat good governance.
Alasan lain perlunya keterlibatan swasta adalah kuantitas dan kualitas
pelayanan publik di Kabupaten (almahera Selatan yang cenderung akan meningkat
untuk fasilitasi produksi yang dihasilkan yang mudah diakses, akurat, dan siap
untuk digunakan untuk mengambil keputusan‐keputusan bisnis. Melalui
pengelolaan yang efektif dan efisien, bersih, transparan dan bertanggung jawab.
Masuknya investor swasta memunculkan kompetisi yang mau tidak mau
memerlukan manajemen bisnis yang efisien dan efektif. (al ini akan menurunkan
biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam jangka panjang hal ini
akan memacu pertumbuhan produksi daerah serta pendapatan daerah. Dengan
banyak pihak yang meletakkan resiko dalam proses pembangunan, maka akan
memberikan dampak ownership banyak pihak terhadap potensi lokal.
3.1.3.2
Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 2016
Memperhatikan latar belakang dan perkembangan kondisi ekonomi
Kabupaten
(almahera
Selatan
pada
tahun‐tahun
sebelumnya
serta
mempertimbangkan kondisi umum perekonomian nasional dan regional Maluku
Utara, maka asumsi makro ekonomi daerah Kabupaten (almahera Selatan adalah
sebagai berikut :
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
54
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
55
Tabel 3.6.
Perkembangan dan Prediksi Makro Ekonomi
Kabupaten Halmahera Selatan
Tahun 2011-2015
Tahun
Uraian
No
2011
2012
2013
1
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
2
2014*
6,50
2015**
6,50
2016**
5,66
6,64
6,41
6,60
Produk Domestik
Bruto (ADHK) (ribu)
595.535,85
653.077,62
675.741,70
719.664,91
759.983,01
3
Produk Domestik
Bruto (ADHB) (ribu)
1.005.314,90
1.139.121,05
1.280.636,01
1.456.413,31
1.656.317,42
4
PDRB Perkapita
ADHK (rupiah)
2.922.121
3.057.250
3.192.249
3.319.679,05
3.452.195,93
3.590.002,69
5
PDRB Perkapita
ADHB (rupiah)
4.932.778
5.483.899
6.049.811
6.751.044,18
7.533.557,24
8.406.771,35
6
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
203.803
207.721
211.682
215.733,16
219.861,84
7
Tingkat
Pengangguran (%)
4,51
5,11
4,14
3,73
3,37
3,04
8
Tingkat Kemiskinan
(%)
8,11
6,59
5,18
4,58
4,06
3,59
9
Indeks Pembangunan
Manusia
68,50
68,87
69,45
69,98
70,50
71,04
803.800,72
1.883.659,94
224.069,55
Sumber : BPS & Bappeda Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
*: Angka sementara
**: Angka Sangat sementara
Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten
(almahera Selatan serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan
eksternal, maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada
tahun
a.
‐
adalah sebagai berikut :
Tantangan
Diperkirakan perekonomian Kabupaten (almahera Selatan masih
akan dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamika
internal maupun lingkungan perekonomian global yang terjadi dalam
beberapa tahun terakhir. Beragam tantangan dimaksud perlu disikapi secara arif
dan bijaksana serta dengan langkah‐langkah yang lebih nyata dan komprehensif.
Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup:
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
.
Pecepatan Pertumbuhan ekonomi baik ditingkat regional maupun Nasional
yang semakin tumbuh, terutama pada sektor‐sektor ekonomi unggulan.
Sebagai Daerah Otonom baru Kabupaten (almahera Selatan harus mampu
bersaing dengan daerah lainnya dalam peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
yang terukur melalui Pertumbuhan Nilai PDRB dan Pendapatan Perkapita
Penduduk. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten (almahera Selatan atas dasar
harga berlaku tahun
menjadi ,
mencapai ,
% dan pada Tahun
%, pada tahun
mengalami pertumbuhan yang sedikit
melambat sebesar ,
%, berdasarkan metode analisa Trend Pertumbuhan
tetap pada kisaran ,
% ‐ ,
Ekonomi Kabupaten (almahera Selatan Tahun
.
.
.
meningkat
%.
‐
diperkirakan akan
Peningkatan nilai investasi di daerah yang mampu menggerakkan kegiatan
perekonomian, melalui penciptaaan iklim investasi yang kondusif didukung
perbaikan kinerja Birokrasi.
Penyediaan )nfrastruktur Dasar yang berkualitas yang diharapkan mampu
meningkatkan akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan sosial.
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Komoditi Eksport yang semakin ketat
persaingannya. Komoditi unggulan daerah harus mampu dikemas
sedemikian rupa sehingga mampu mendapat tempat di Market )nternasional.
Semakin tinggi nilai komoditi eksport maka akan semakin tumbuh pula
.
pendapatan perkapita penduduk.
Keterbatasan Pembiayaan Pembangunan di daerah membutuhkan sebuah
kerjasama partisipatif antara Pemerintah, Masyarakat dan swasta (Public
Private Partnership).
.
Pembangunan daerah tidak lagi hanya mempertimbangkan faktor ekonomi
semata namun juga harus memenuhi kriteria ekonomis, bermanfaat secara
sosial, tersedianya kelembagaan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
56
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
b.
57
Prospek Perekonomian Daerah
Kabupaten (almahera Selatan sebagai Kabupaten Kepulauan dengan luas
wilayah +
.
,
Km ,
% diantaranya merupakan wilayah Laut dan
%
wilayah daratan, memiliki potensi Sumber Daya Alam yang Sangat tinggi hal ini
dapat dilihat dari kontribusi sektor Pertanian pada PDRB atas dasar harga berlaku
pada Tahun
mencapai
dan Penggalian mencapai
Air Bersih yang mencapai ,
,
,
Milyar Rupiah
Milyar Rupiah
Milyar Rupiah ,
,
Dengan Jumlah Penduduk yang mencapai
,
% , Sektor Pertambangan
% dan Sektor Listrik, Gas dan
% .
.
jiwa Pada Tahun
Perdagangan, (otel dan Restoran pada PDRB atas dasar harga berlaku Tahun
memiliki Potensi Sumber Daya Manusia yang tinggi pula. Kontribusi Sektor
mencapai
mencapai
,
,
Milyar Rupiah
Milyar rupiah
yang mencapai
,
Milayar Rupiah
Jasa Perusahan yang mencapai
mencapai
,
Milyar Rupiah ,
Milyar Rupiah ,
,
% .
,
,
% , Sektor )ndustri Pengolahan yang
% , Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
,
% , sektor Keuangan, Persewaaan dan
Milyar Rupiah
,
% , Sektor Jasa‐jasa yang
% dan Sektor Kontruksi yang mencapai
,
Sektor Pertanian masih menjadi andalan penyumbang PDRB di Kabupaten
(almahera Selatan dengan nilai kontribusi sebesar
,
Milyar Rupiah
,
% .
Kontribusi sektor pertanian terbesar disumbang oleh sub sektor Tanaman
Perkebunan yakni sebesar
,
,
% dan terkecil sub sektor peternakan sebesar
%. Besarnya kontribusi sub sektor tanaman perkebunan ini tidak terlepas dari
mata pencaharian sebagian besar masyarakat sebagai petani kelapa, cokelat,
cengkeh, pala dan komoditi perkebunan lainnya. (almahera selatan memiliki
potensi pengembangan perkebunan yang cukup besar. Ketersediaan lahan yang
masih sangat luas, sarana dan prasarana produksi yang didukung infrastruktur
berupa jalan produksi, Pengembangan Laboratorium Pengendalian (ama Tanaman
perkebunan, serta benih/bibit Tanaman Perkebunan varietas unggul hasil
pengembangan Badan Pelaksanan Penyuluh dan Sekolah Tinggi Pertanian Labuha.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
58
Penyumbang terbesar kedua pada sektor Pertanian ini adalah Pada Sub
Sektor Tanaman Pangan yakni sebesar
,
%. Masyarakat (almahera Selatan
sudah banyak yang giat mengusahakan tanaman bahan makanan terutama sayuran
seperti cabe merah, tomat, daun bawang dan sayuran lainnya. Fluktuasi harga untuk
komoditi tersebut juga menjadi daya tarik tersendiri. Kabupaten (almahera Selatan
memiliki prospek yang cukup tinggi didukung dengan ketersediaan lahan pertanian
yang cukup luas, ketersediaan alat‐alat pengolah, infrasutruktur berupa jalan dan
jembatan pertanian yang terus terbangun, serta benih/bibit varietas unggul hasil
pengembangan Badan Pelaksanan Penyuluh dan Sekolah Tinggi Pertanian Labuha.
Penyumbang terbesar ketiga pada sektor pertanian adalah sub sektor
Perikanan yakni sebesar
,
%. Dengan luas laut yang mencapai
.
km
perikanan (almahera Selatan masih mengandalkan pada Perikanan Tangkap
dengan komoditi utama )kan Dasar yang pada tahun
.
produksinya mencapai
Ton kemudian disusul dengan ikan Layang, ikan Deho dan ikan Tuna yang
masing‐masing produksinya ditahun
mencapai .
Ton, .
ton dan .
Ton. Selain itu (almahera Selatan menyimpan potensi perikanan yang masih terus
dikembangkan seperti, Budidaya Kerang Mutiara, Rumput Laut dan )kan Kerapu
Tikus, yang masing‐masing produksinya di tahun
Ton dan
mencapai
.
Ton, .
Ton. Kabupaten (almahera Selatan memiliki Prospek perikanan yang
cukup tinggi didukung dengan ketersediaan Lahan Perikanan yang sangat luas,
ketersediaan sarana dan prasarana perikanan tangkap dan perikanan budidaya,
)nfrasutruktur penunjang berupa tambatan perahu, Tempat Pelelangan )kan, serta
benih/bibit varietas unggul hasil pengembangan Balai Benih Perikanan Provinsi
Maluku Utara.
Penyumbang keempat dan kelima pada sektor pertanian adalah sub sektor
Kehutanan dan sub sektor Peternakan yakni sebesar
,
% dan
,
%.
Perkembangan Sub sektor kehutanan lebih dipengaruhi oleh faktor perubahan
harga dibandingkan dengan kuantitas produksinya. Sub sektor peternakan juga
memiliki prospek yang cukup tinggi untuk dikembangkan. Tersedianya Bahan baku
pakan ternak yang sangat berlimpah, sarana dan prasana penunjang berteknologi
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
tinggi, serta upaya pengembangbiakan dan pengentasan penyakit strategis ternak
juga terus digalakkan oleh pemerintah daerah.
Kontribusi terbesar kedua pada peningkatan PDRB Tahun
adalah pada
sektor Perdagangan, (otel dan Restoran. Penyumbang terbesar utama pada sektor
ini adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai
kemudian disusul oleh sub sektor Restoran yang mencapai ,
(otel yang mencapai ,
,
%,
% dan Sub sektor
%. Sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh
karena didukung oleh beberapa faktor, diantaranya semakin berkembangnya
sarana dan prasarana Perdagangan, Peningkatan aksesibilitas Transportasi baik
laut, darat maupun udara, serta semakin tumbuh dan berkembangnya Lembaga
Keuangan baik Perbankan maupun Mikro yang mampu mendorong perkembangan
usaha perdagangan dari sisi permodalan.
Penyumbang terbesar ketiga peningkatan PDRB tahun
adalah pada
sektor )ndustri pengolahan. Sektor industri pengolahan disusun oleh subsektor
)ndustri Tanpa Migas yang didominasi oleh industri makanan, minuman dan tembakau
serta industri barang kayu dan hasil hutan. )ndustri makanan dan minuman tumbuh
sebesar ,
,
%, sedangkan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya tumbuh sebesar
persen. Pusat‐pusat industri masih terkonsentrasi di wilayah Bacan dan sekitarnya
dengan produk industri andalan seperti gula merah,sagu, pengasapan ikan, dan kerupuk
ikan. )ndustri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya seperti industri mebel, perahu,
serta anyam‐anyaman juga berkembang seiring dengan ketersediaan bahan baku yang
cukup besar. Potensi industri lain masih bisa dikembangkan mengingat sektor primer
sebagai pemasok bahan baku yang ada di (almahera Selatan masih menunjukkan
kemajuan yang pesat terutama di sub sektor perkebunan dan perikanan. Tentu saja bila
produk‐produk dari sektor primer tersebut diolah akan memberi nilai tambah yang
lebih besar dibanding jika langsung dijual ke pasaran.
3.1.3.3
Arah Kebijakan Ekonomi
Berdasarkan kondisi dan situasi perekonomian daerah Kabupaten
(almahera Selatan dan memperhatikan prospek perekonomian Tahun
Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten (almahera Selatan sebagai berikut :
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
maka
59
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
. Meningkatkan peran Koperasi dan UMKM dalam pemenuhan kebutuhan
pasar domestic dan berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan
untuk mendorong daya saing.
. Meningkatkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan
potensi dan produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor dan memiliki
daya saing.
. Meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan yang
berorientasi pada sistem agribisnis dan agroindustri guna meningkatkan
swasembada pangan dan ketahanan pangan daerah.
. Meningkatkann kualitas produk sektor perindustrian, perdagangan dan
pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana
prasarana pendukung.
. Meningkatkan investasi dan akses pasar untuk mendorong pertumbuhan
sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan penanggulangan
kemiskinan.
Sehubungan dengan peningkatan daya saing dan kemandirian daerah
dilakukan upaya peningkatan kualitas potensi wilayah dan pemberdayaan
masyarakat, meliputi :
. Meningkatkan
pembangunan
kesejahteraan
masyarakat,
penanganan pengangguran, kemiskinan dan pelayanan dasar.
meliputi
. Memperkuat pembangunan ekonomi melalui peningkatan daya saing
ekonomi daerah, meliputi Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
Pariwisata serta Koperasi dan UMKM dengan dukungan infrastruktur yang
mamadai.
. Memperkuat kemandirian wilayah melalui pengembangan kawasan‐kawasan
strategis dan cepat tumbuh.
. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
60
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, meliputi peningkatan
partisipasi dan kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana
kelembagaan aparatur.
. Melestarikan sumber daya alam yang berkelanjutan, meliputi pengendalian
dan rehabilitasi kerusakan, mengendapankan Pengurangan Resiko Bencana
PRB dalam antisipasi penanggulangan bencana, penanggulangan
pencemaran serta pemulihan dan pemberdayaan ekosistem.
. Meningkatkan pasrtisipasi sektor swasta dalam pembangunan daerah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
61
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
3.2
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Salah satu tujuan otonomi daerah adalah untuk lebih mendekatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk
memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari rakyat, selain
untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya
inovasi daerah. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah
diharapkan lebih mampu menggali sumber‐sumber keuangan daerah untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Pendapatan daerah merupakan komponen yang sangat penting dan strategis
dalam struktur APBD, mengingat peranannya dalam membiayai belanja daerah,
pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan
meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua
penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas
dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah.
Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah APBD diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal dari
Pendapatan Asli Daerah PAD , dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi
(asil Pajak dan Bagi (asil Bukan Pajak SDA , dari Dana Alokasi Umum DAU , dari
Dana Alokasi Khusus DAK , dan dari Lain‐lain Pendapatan yang Sah.
Kontribusi pendapatan daerah yang cukup besar berasal dari pemerintah
pusat, sedangkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD masih terlalu
kecil dibandingkan dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. (al ini menunjukkan
bahwa, Kabupaten (almahera Selatan selama ini dalam pembiayaan administrasi
pemerintahan dan pembangunannya masih sangat tergantung dari pemerintah
pusat, terutama untuk membiayai belanja pegawai berupa gaji. Berdasarkan
kondisi tersebut maka pengelolaan pendapatan daerah harus dioptimalkan
kinerjanya dalam meningkatkan penerimaan, khususnya yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah PAD guna kelangsungan pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten (almahera Selatan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
62
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
63
Pendapatan Daerah diproyeksikan akan mengalami peningkatan, mengingat
dalam tiga tahun terakhir telah terjadi kenaikan tingkat Pendapatan Daerah. Selain
itu, Pemerintah Daerah terus mengupayakan peningkatan Pendapatan Daerah
melalui berbagai upaya, baik upaya peningkatan pajak daerah maupun
meningkatkan perolehan dana perimbangan.
Bila memperhatikan kecenderungan realisasi pendapatan daerah sejak tahun
‐
terlihat bahwa terdapat peningkatan yang bervariasi. Capaian
pendapatan selama kurun waktu anggaran
sampai
didukung oleh
kondisi ekonomi regional yang stabil dan keberhasilan dalam melakukan upaya‐
upaya intensifikasi dalam meningkatkan pendapatan daerah cukup baik. Namun
demikian, dalam peningkatan pendapatan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
masyarakat, perlu ada upaya‐upaya peningkatan pendapatan yang lebih intens
dilakukan disertai dengan peningkatan pelayanan publik serta upaya
intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih giat, sehingga diharapkan pada tahun
memungkinkan ada peningkatan pendapatan daerah yang cukup signifikan.
Terlebih lagi dengan diberlakukannya Undang‐Undang No
tahun
memberi peluang kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan PAD‐nya.
Untuk tahun
, diproyeksikan pendapatan daerah mencapai
Milyar rupiah, dibandingkan target tahun
sebesar
terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar
daerah Tahun
, telah
,
,
Milyar rupiah, maka
%. Proyeksi pendapatan
ini telah mempertimbangkan peningkatan penerimaan dari
sektor pajak yang mengalami kenaikan tarif sesuai dengan Undang‐Undang
Tahun
,
dan dana perimbangan bagi hasil pajak dari BP(TB yang harus dialih‐
kelolakan kepada Kabupaten/Kota.
Komposisi PAD pada tahun
sebelumnya
, sementara Dana Perimbangan pada tahun
% dari tahun sebelumnya
pada tahun
turun sebesar
,
% dari tahun
naik sebesar
. Serta Lain‐Lain Pendapatan Daerah yang Sah
mengalami peningkatan sebesar
% dari tahun sebelumnya
. Realisasi dan target pendapatan daerah dalam kurun waktu tahun
, tercantum pada tabel . berikut:
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
‐
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
64
Tabel 3.7
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Tahun 2012 s.d 2017
Realisasi
Realisasi
Realisasi
NO
Uraian
Tahun 2012
(Rp)
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2014
(Rp)
1
2
3
4
5
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.1.1
Per
tumbuhan
6
APBD
Proyeksi
Proyeksi
Tahun 2015
(Rp)
Tahun 2016
(Rp)
Tahun 2017
(Rp)
7
8
9
43.970.615.900,00
31.101.036.391,22
25.090.997.561,35
-24%
39.106.071.826,00
48.916.678.100,00
57.308.345.800,00
Pendapatan Pajak Daerah
3.373.022.620,00
3.310.621.640,00
4.271.471.174,00
22%
10.000.000.000,00
13.000.000.000,00
16.100.000.000,00
1.1.2
Pendapatan Retribusi Daerah
2.815.449.080,00
3.589.872.749,00
8.272.888.464,00
57%
12.473.854.000,00
15.721.239.400,00
18.093.363.300,00
1.1.3
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
0,00
0,00
0,00
1.000.000.000,00
1.000.000.000,00
1.200.000.000,00
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
37.782.144.200,00
24.200.542.002,22
12.546.637.923,35
-93%
15.632.217.826,00
19.195.438.700,00
21.914.982.500,00
1.2
PENDAPATAN TRANSFER
584.519.562.650,00
611.891.822.151,00
648.555.139.574,00
6%
685.905.515.196,00
744.705.431.100,00
803.166.353.400,00
1.2.1.1
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
86.746.486.650,00
64.598.819.151,00
65.527.977.574,00
1%
60.196.721.196,00
62.682.845.700,00
68.951.130.200,00
1.2.1.2
Dana Alokasi Umum
445.160.136.000,00
479.627.293.000,00
524.814.372.000,00
9%
553.257.144.000,00
603.050.286.900,00
651.294.309.800,00
1.2.1.3
Dana Alokasi Khusus
52.612.940.000,00
67.665.710.000,00
58.212.790.000,00
-16%
72.451.650.000,00
78.972.298.500,00
82.920.913.400,00
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH
20.949.130.780,00
25.158.866.888,00
52.006.654.629,00
52%
65.315.134.057,00
118.127.853.700,00
118.627.853.700,00
1.3.1
Pendapatan Hibah
112.723.500,00
0
0
0
0
0
1.3.2
Dana Bagi Hasl Pajak Dari Provinsi
3.492.791.280,00
3.276.876.888,00
13.308.116.629,00
75%
5.834.853.937,00
5.834.853.700,00
6.334.853.700,00
1.3.3
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
17.343.616.000,00
21.881.990.000,00
38.698.538.000,00
43%
59.480.280.120,00
112.293.000.000,00
112.293.000.000,00
649.439.309.330,00
668.151.725.430,00
725.652.791.764,35
2,88%
790.326.721.079,00
914.749.962.900,00
981.102.552.900,00
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
(1.1 + 1.2 + 1.3)
Sumber : DPKAD dan Bappeda (data diolah)
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah 65
3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah tahun anggaran
diarahkan pada upaya
peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan dana
perimbangan.
Upaya‐upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk meningkatkan
pendapatan daerah adalah :
. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan
Pendapatan Daerah;
. Meningkatkan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi;
. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah
dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, SKPD Penghasil, dan
Pemerintah Desa;
. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya peningkatkan
kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah;
. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah;
. Meningkatkan pengelolaan asset dan keuangan daerah.
. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB dan
BP(TB;
Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan sebagai
upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut :
. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri PPh OPDN , dan PPh Pasal
;
. Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan;
. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
dalam hal pelaksanaan Dana Perimbangan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Upaya pemerintah daerah mengoptimalkan intensifikasi pemungutan pajak daerah
dan retribusi daerah, antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Memperluas basis penerimaan
Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara lain
yaitu mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah
pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian,
menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.
b. Memperkuat proses pemungutan
Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antara
lain mempercepat penyusunan Peraturan‐peraturan Daerah, mengubah tarif,
khususnya tarif retribusi dan peningkatan SDM yang melaksanakan
pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi tersebut.
c. Meningkatkan pengawasan
Pengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan
pemeriksaan secara insidentil / tiba‐tiba tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu
dadakan dan berkala, memperbaiki proses pengawasan,
menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan
pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
pembayar pajak.
d. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan
Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur
administrasi
pajak
melalui
penyederhanaan
administrasi
meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan.
pajak,
e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik
(al ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait khususnya instansi yang menangani pemungutan dan
pengelolaan pajak‐pajak dan retribusi di Kabupaten (almahera Selatan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
66
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Optimalisasi pendapatan daerah dalam beberapa tahun terakhir telah
menunjukkan trend yang cukup positif. Walaupun sumbangan PAD setiap tahunnya
mengalami peningkatan, namun kenaikannya masih relatif kecil dibandingkan
dengan kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan dalam APBD secara keseluruhan.
Dana Perimbangan
Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah, komponen
Dana Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat pent
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1.
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Tahun
merupakan tahun transisi setelah pelaksanaan RPJMD
Kabupaten (almahera Selatan Tahun
‐
. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk mencapai Visi dan Misi Pembangunan Daerah tahap kesatu dan kedua.
Serangkaian strategi disusun kembali guna mencapai sasaran dan target RPJMD
tahap ketiga tahap Pengembangan Pembangunan tahun
termuat dalam RPJPD Kabupaten (almahera Selatan Tahun
Pembangunan perekonomian Kabupaten (almahera Selatan tahun
‐
yang
‐
.
diarahkan
sejalan dengan Arah Pembangunan Perekonomian Nasional dan Arah Pembangunan
Perekonomian Provinsi Maluku Utara.
3.1.1. Telaah Ekonomi Nasional
Kondisi perekonomian nasional dari waktu kewaktu menunjukan
kecendrungan meningkat hal itu tergambar dalam realisasi variabel‐variabel makro
ekonomi nasional sebagaimana disajikan pada table . . :
Tabel 3.1
Realisasi Makro Ekonomi Nasional
)ND)KATOR
Realisasi
2010
2011
2012
2013
2014
,
,
,
,
,
Pertumbuhan PDB %
PDB per Kapita ribu Rp
Laju )nflasi, )ndeks (arga
Konsumen %
Nilai Tukar Nominal Rp/US$
Tingkat Pengangguran
Tingkat Kemiskinan
Sumber RPJMN
‐
* Tingkat Kemiskinan Bulan September
Perkiraan
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
.
.
,
,
,
, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada bulan November
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
*
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Perekonomian nasional ditahun
‐
45
diperkirakan semakin membaik
seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang stabil dan faktor eksternal yang
menunjukkan tren peningkatan. Disisi domestik, dengan terjaganya laju inflasi, daya
beli masyarakat akan meningkat sehingga konsumsi rumah tangga semakin tumbuh
kuat, konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah direncanakan meningkat. Di
sisi eksternal, meningkatnya pertumbuhan global dan volume perdagangan dunia
diharapkan akan kembali menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekspor impor
terutama melalui peningkatan permintaan dari negara‐negara mitra dagang utama
)ndonesia. Dengan mempertimbangkan faktor‐faktor tersebut, pertumbuhan
ekonomi tahun
diperkirakan akan mencapai sebesar
, ‐ , persen.
Pertumbuhan tersebut diperkirakan akan didorong terutama oleh konsumsi dan
investasi. Dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan; sektor perdagangan,
hotel dan restoran; serta sektor transportasi dan komunikasi merupakan beberapa
sektor yang diperkirakan akan menjadi sektor utama yang mendorong pertumbuhan
ekonomi pada tahun
dalam APBN
. Tabel . . berikut ini menyajikan beberapa asumsi dasar
Tabel 3.2
Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015
Indikator Ekonomi
a.
b.
c.
d.
5,8
4,4
6,0
11.900
Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)
Inflasi (%, yoy)
Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
Nilai tukar (Rp/US$)
f.
Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)
Lifting Minyak (ribu barel per hari)
g.
Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari)
e.
Sumber: Kementerian Keuangan
Dengan
APBN 2015
pemerintah,
105
900
1.248
berbagai
kebijakan
pada tahun
dan
masing‐masing sebesar , persen dan , persen.
naik dari Rp.
, Juta USD .
diperkirakan meningkat menjadi , persen pada tahun
pertumbuhan
ekonomi
, dan terus meningkat
Dengan tingkat pertumbuhan ini, pendapatan perkapita penduduk diperkirakan
USD .
, pada tahun
.
, pada tahun
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
menjadi Rp.
, Juta
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
46
Dari sisi pengeluaran, investasi didorong hingga mencapai sekitar
, persen pada tahun
, dan
, persen pada tahun
. )nvestasi ini akan
meningkatkan kontribusi ekspor barang dan jasa, serta konsumsi. Ekspor
diperkirakan tumbuh , persen pada tahun
tahun
, dan mencapai
, persen pada
. Konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah akan tumbuh secara
bertahap, masing‐masing mencapai , persen dan , persen pada tahun
.
Dari sisi produksi, industri pengolahan dalam lima tahun diperkirakan
tumbuh rata‐rata sebesar , persen per tahun. Sementara itu industri pertanian,
kehutanan dan perikanan diperkirakan tumbuh rata‐rata sebesar , persen.
Seiring dengan pertumbuhan PDB secara keseluruhan, industri tersier juga
mengalami kenaikan dengan pertumbuhan tertinggi pada industri informasi dan
komunikasi yang mencapai
, persen pada tahun
, ditopang oleh
membaiknya infrastruktur dan meningkatnya pemakaian alat telekomunikasi.
Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, tingkat kemiskinan diperkirakan
terus menurun dan mencapai sekitar , ‐
, persen pada akhir tahun
tingkat pengangguran terbuka menjadi , – , persen pada akhir tahun
, dan
. Untuk
mencapai sasaran tersebut ditempuh langkah‐langkah konkret untuk mendorong
terciptanya kesempatan kerja yang berkualitas, diantaranya: i meningkatkan
produktivitas dengan melakukan akselerasi penyerapan tenaga kerja ke industri
yang mempunyai nilai tambah dan produktivitas tinggi termasuk industri pertanian
yang merupakan pemberi kesempatan kerja besar serta industri pengolahan yang
mempunyai potensi dapat menggerakkan pertumbuhan, menciptakan kesempatan
kerja dan membawa perbaikan pada kesejahteraan hidup; ii meningkatkan
standar hidup pekerja termasuk pekerja miskin, melalui penyediaan lapangan kerja
produktif;
iii transformasi struktur tenaga kerja dengan mempersiapkan
infrastruktur pengembangan kompetensi pekerja untuk mengubah low–skilled
industries menjadi skillsbased industries; dan iv memberikan insentif bagi
investasi yang menciptakan kesempatan kerja besar padat pekerja dan bagi
pelaku usaha kecil menengah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
47
3.1.2. Telaah Ekonomi Provinsi Maluku Utara
Kondisi perekonomian Maluku Utara Tahun
‐
akan dipengaruhi
oleh kondisi perekonomian dunia dan kondisi perekonomian nasional. Sejalan
dengan kondisi tersebut, berdasarkan permasalahan pembangunan Maluku Utara
saat ini, serta memperhatikan tantangan dan peluang ke depan, di perkirakan laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara berada pada kisaran , – , %.
dimana perekonomian Maluku Utara dapat diprediksi sebagaimana Tabel 3.3.
TABEL 3.3.
TARGET PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2015
No.
Indikator
Laju Pertumbuhan Ekonomi %
Pengangguran %
)nflasi %
,
, ‐ ,
– ,
, – ,
Kemiskinan %
Sumber: Rancangan RKPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2015
)nflasi Maluku Utara tahun
2015*)
, ‐ ,
diprediksikan pada kisaran ,
‐ ,
persen. Dengan sumbangsih terbesar masih pada sektor pangan. Namun prediksi
)nflasi akan semakin meningkat bila harga minyak dunia meningkat yang
mempengaruhi harga minyak dalam negeri.
3.1.3. Telaah Ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan
Arah pembangunan ekonomi Kabupaten (almahera Selatan tahun
berdasarkan hasil analisis indikator makro ekonomi daerah dan memperhatikan
Kebijakan Ekonomi Nasional dan Regional, maka Kebijakan Ekonomi Kabupaten
(almahera Selatan diarahkan untuk memprioritaskan pada beberapa sektor yang
dominan kontribusinya terhadap PDRB seperti sektor pertanian, industri
pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
48
Selain itu, sub sektor ekonomi yang memiliki ketahanan yang baik terhadap
guncangan ekonomi dan memberi lapangan pekerjaan yang luas pada masyarakat
yaitu sektor Koperasi dan UMKM agar pertumbuhannya terus didorong.
3.1.3.1
Kondisi Ekonomi Halmahera Selatan Tahun 2013 – 2014
Secara umum perekonomian Kabupaten (almahera Selatan di Tahun
masih menunjukkan kinerja yang menggembirakan walau sedikit melambat
dibandingkan tahun sebelumnya, semua sektor ekonomi mampu membukukan
kinerja positif. )ni tergambar melalui beberapa indikator makro pertumbuhan
ekonomi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ditinjau dari besaran PDRB, Kabupaten (almahera Selatan termasuk
kabupaten yang mempunyai potensi ekonomi yang besar di Provinsi Maluku Utara.
(almahera Selatan berada di urutan kedua setelah Kota Ternate sebagai kabupaten
penyumbang PDRB terbesar di Maluku Utara dengan kontribusi sebesar
terhadap PDRB Maluku Utara tahun
.
Gambar 3.1.
Kontribusi PDRB Kabupaten Halmahera Selatan
Terhadap PDRB Provinsi Maluku Utara, 2013
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
%
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten (almahera Selatan tahun
mencapai .
49
milyar rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai
milyar rupiah.
Tabel 3.4.
PDRB Halmahera Selatan (juta rupiah), 2010 – 2013
PDRB ADH Berlaku
PDRB ADH Konstan
Tahun
Dengan
Tanpa
Dengan
Tanpa
Migas Migas Migas
Migas
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2010
899.193,81
899.193,81
563.630,07
563.630,07
2011
1.004.939,38
1.004.939,38
595.535,85
595.535,85
2012*)
1.138.909,98
1.138.909,98
635.055,04
635.055,04
2013 **)
1.278.710,01
1.278.710,01
675.741,70
675.741,70
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Tabel tersebut mendiskripsikan bahwa PDRB Kabupaten (almahera Selatan
atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan mengalami peningkatan.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan perkembangan yang disebabkan
oleh adanya perubahan volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan
perubahan dalam tingkat harganya. Sedangkan PDRB yang dihitung atas dasar
harga konstan tahun
mencerminkan perubahan volume produksi atau
perkembangan produktivitas yang nyata karena produksi dinilai dengan harga pada
tahun
. Peningkatan ini menunjukkan bahwa terjadi akselerasi aktivitas
ekonomi baik dari sisi nominal maupun realitas produksi.
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian
kinerja perekonomian suatu daerah pada waktu tertentu terhadap periode waktu
sebelumnya, yang dinyatakan dalam nilai persentase. Perhitungan laju pertumbuhan
ekonomi suatu daerah semata‐mata menyandarkan pada besaran PDRB atas dasar
harga konstan.
Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun
mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang positif. Selama lima tahun terakhir
(almahera Selatan sukses mencatat pertumbuhan ekonomi per tahun di atas lima
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
persen. Pada tahun
pertumbuhan ekonomi Kabupaten (almahera Selatan
yang sebesar ,
persen. Peningkatan pertumbuhan ini didorong oleh adanya
sebesar ,
persen, sedikit mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun
perbaikan aktivitas di beberapa sektor.
Gambar 3.2.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan, 2007-2013
7.00
6.50
6.64
6.41
LPE
6.00
5.50
5.93
5.99
5.60
5.59
5.66
2009
2010
2011
5.00
2007
2008
2012
2013
Tahun
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun
bertumpu pada sektor
pertanian, pengangakutan dan komunikasi, serta sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang
pertumbuhan terbesar dengan
Inflasi
,
persen dari total PDRB AD(K.
Laju )nflasi di Kabupaten (almahera Selatan masih mengacu pada angka laju
infalsi Kota Ternate. Pada Tahun
year Kota Ternate yaitu sebesar ,
)nflasi tahun kalender dan inflasi year on
persen tertinggi ke‐
dari
kota )(K
Sedangkan laju inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu
sebesar ,
,
persen.
Angka )nflasi tertinggi terjadi pada Bulan Desember
yakni sebesar
% dan yang terendah terjadi pada Bulan November yakni sebesar ,
Sedangkan Deflasi yang tertinggi terjadi pada Bulan Agustus yakni sebesar ‐ ,
Pada Januari
mencatat, selama Januari
%.
%.
, Badan Pusat Statistik BPS Maluku Utara Malut
Kota Ternate mengalami deflasi sebesar ,
dengan indeks harga konsumen )(K sebesar
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
,
persen
. Sedangkan secara nasional
50
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
mengalami Deflasi sebesar ,
,
.
persen dengan indeks harga konsumen sebesar
Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah diukur dari peran masing‐masing
sektor/lapangan usaha terhadap total PDRB yang akan mencerminkan kemampuan
setiap sektor dalam menciptakan barang dan jasa dalam rangka pembentukan nilai
tambah. Semakin besar nilai tambah yang tercipta di suatu sektor ekonomi akan
membuat peran sektor tersebut semakin penting. Peran masing‐masing sektor
ekonomi tersebut dapat ditunjukkan melalui distribusi persentase yang
memperlihatkan struktur ekonomi (almahera Selatan.
Tabel 3.5.
Distribusi Persentase PDRB Halmahera Selatan Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Persen), 20092013
Lapangan Usaha
SEKTOR PRIMER
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
SEKTOR SEKUNDER
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
SEKTOR TERSIER
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
JasaJasa
PDRB
,
,
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
,
,
,
,
*
2013**)
35,54
38,62
34,07
1,44
1,47
18,92
20,88
17,86
0,42
0,26
(6)
,
,
,
,
,
,
1,13
0,80
45,55
,
,
,
23,90
32,00
7,50
6,67
,
,
,
3,03
2,88
3,08
4,00
,
,
,
,
,
,
,
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Keterangan: *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
,
,
,
,
,
,
100,00
51
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Dari sembilan sektor penyusun PDRB AD(B terlihat struktur ekonomi di
(almahera Selatan bertumpu pada tiga sektor. Ketiga sektor tersebut adalah sektor
Pertanian, sektor Perdagangan, (otel dan Restoran, serta )ndustri Pengolahan. Sektor
pertanian sendiri meskipun sebagai penyumbang PDRB terbesar bagi (almahera
Selatan peranannya cenderung turun, sebaliknya sektor perdagangan, hotel dan
restroran perlahan‐lahan bertambah kontribusinya.
Gambar 3.3 :
Struktur Ekonomi Halmahera Selatan, 2013
50.00
PERSEN
40.00
30.00
20.00
10.00
‐
2008
2009
PRIMER
2010
2011
SEKUNDER
2012
2013
2014
TERSIER
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan (data diolah)
Secara makro, sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar berdasarkan
output maupun input dari asal terjadinya proses produksi untuk masing-masing produsen,
yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer outputnya masih merupakan tingkat
dasar dan sangat tergantung pada sumber daya alam, meliputi sektor pertanian serta sektor
pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder outputnya berasal langsung dari sektor primer
meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, serta sektor
bangunan.Untuk sektor tersier secara umum produksinya berupa jasa yaitu sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa.
Selama ini Halmahera Selatan masih bergantung pada sektor primer. Sektor
tersier berkontribusi lebih banyak dibanding sektor sekunder karena pengaruh yang kuat
dari kegiatan perdagangan dimana barang-barang konsumsi masyarakat sebagian besar
didatangkan dari luar Halmahera Selatan, sedangkan industri pengolahan di Halmahera
Selatan masih kurang baik dari segi ragam maupun skala usahanya.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
52
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah rata‐rata nilai tambah perkapita yang
mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Pendapatan
perkapita menunjukkan tingkat kesejahteraan yang dihasilkan dari memproduksi
barang dan jasa, namun indikator ini lebih menekankan pada rata‐rata pendapatan
tanpa memperhatikan distribusi pendapatan. Sedangkan distribusi pendapatan
yang timpang menunjukkan ada perbedaan peluang bagi seseorang untuk maju dan
sejahtera. Sehingga Pendapatan perkapita sebagai indikator untuk mengukur
tingkat kesejahteraan masyarakat perlu dibandingkan lagi dengan indikator lain
yang relevan. Pendapatan perkapita (almahera Selatan pada tahun
,
juta rupiah atau tumbuh ,
mencapai
persen dari pendapatan perkapita tahun
.
Gambar 3.5.
Pendapatan per Kapita Kabupaten Halmahera Selatan, 2008 2013
Rupiah
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
‐
2007
2008
2009
2010
PDRB per Kapita ADHB
2011
2012
2013
2014
PDRB per Kapita ADHK
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Selatan
Investasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh daerah dalam pembiayaan
pembangunan di daerahnya adalah dengan menarik investor non pemerintah
dengan bentuk kerja kemitraan. Dengan menarik investor luar, daerah bisa
melakukan cost and profit sharing. Dengan demikian beban fiskal daerah menjadi
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
53
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
lebih rendah, resiko lebih moderat dan kinerja ekonomi memiliki peluang akan
terus berkembang. Salah satu yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam
hal penjaminan kepastian adalah dengan mengeluarkan paket insentif yang dapat
berupa kemudahan prosedur dan administrasi perijinan. (al ini sejalan dengan
semangat good governance.
Alasan lain perlunya keterlibatan swasta adalah kuantitas dan kualitas
pelayanan publik di Kabupaten (almahera Selatan yang cenderung akan meningkat
untuk fasilitasi produksi yang dihasilkan yang mudah diakses, akurat, dan siap
untuk digunakan untuk mengambil keputusan‐keputusan bisnis. Melalui
pengelolaan yang efektif dan efisien, bersih, transparan dan bertanggung jawab.
Masuknya investor swasta memunculkan kompetisi yang mau tidak mau
memerlukan manajemen bisnis yang efisien dan efektif. (al ini akan menurunkan
biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam jangka panjang hal ini
akan memacu pertumbuhan produksi daerah serta pendapatan daerah. Dengan
banyak pihak yang meletakkan resiko dalam proses pembangunan, maka akan
memberikan dampak ownership banyak pihak terhadap potensi lokal.
3.1.3.2
Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 2016
Memperhatikan latar belakang dan perkembangan kondisi ekonomi
Kabupaten
(almahera
Selatan
pada
tahun‐tahun
sebelumnya
serta
mempertimbangkan kondisi umum perekonomian nasional dan regional Maluku
Utara, maka asumsi makro ekonomi daerah Kabupaten (almahera Selatan adalah
sebagai berikut :
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
54
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
55
Tabel 3.6.
Perkembangan dan Prediksi Makro Ekonomi
Kabupaten Halmahera Selatan
Tahun 2011-2015
Tahun
Uraian
No
2011
2012
2013
1
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
2
2014*
6,50
2015**
6,50
2016**
5,66
6,64
6,41
6,60
Produk Domestik
Bruto (ADHK) (ribu)
595.535,85
653.077,62
675.741,70
719.664,91
759.983,01
3
Produk Domestik
Bruto (ADHB) (ribu)
1.005.314,90
1.139.121,05
1.280.636,01
1.456.413,31
1.656.317,42
4
PDRB Perkapita
ADHK (rupiah)
2.922.121
3.057.250
3.192.249
3.319.679,05
3.452.195,93
3.590.002,69
5
PDRB Perkapita
ADHB (rupiah)
4.932.778
5.483.899
6.049.811
6.751.044,18
7.533.557,24
8.406.771,35
6
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
203.803
207.721
211.682
215.733,16
219.861,84
7
Tingkat
Pengangguran (%)
4,51
5,11
4,14
3,73
3,37
3,04
8
Tingkat Kemiskinan
(%)
8,11
6,59
5,18
4,58
4,06
3,59
9
Indeks Pembangunan
Manusia
68,50
68,87
69,45
69,98
70,50
71,04
803.800,72
1.883.659,94
224.069,55
Sumber : BPS & Bappeda Kab. Halmahera Selatan (data diolah)
*: Angka sementara
**: Angka Sangat sementara
Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten
(almahera Selatan serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan
eksternal, maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada
tahun
a.
‐
adalah sebagai berikut :
Tantangan
Diperkirakan perekonomian Kabupaten (almahera Selatan masih
akan dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamika
internal maupun lingkungan perekonomian global yang terjadi dalam
beberapa tahun terakhir. Beragam tantangan dimaksud perlu disikapi secara arif
dan bijaksana serta dengan langkah‐langkah yang lebih nyata dan komprehensif.
Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup:
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
.
Pecepatan Pertumbuhan ekonomi baik ditingkat regional maupun Nasional
yang semakin tumbuh, terutama pada sektor‐sektor ekonomi unggulan.
Sebagai Daerah Otonom baru Kabupaten (almahera Selatan harus mampu
bersaing dengan daerah lainnya dalam peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
yang terukur melalui Pertumbuhan Nilai PDRB dan Pendapatan Perkapita
Penduduk. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten (almahera Selatan atas dasar
harga berlaku tahun
menjadi ,
mencapai ,
% dan pada Tahun
%, pada tahun
mengalami pertumbuhan yang sedikit
melambat sebesar ,
%, berdasarkan metode analisa Trend Pertumbuhan
tetap pada kisaran ,
% ‐ ,
Ekonomi Kabupaten (almahera Selatan Tahun
.
.
.
meningkat
%.
‐
diperkirakan akan
Peningkatan nilai investasi di daerah yang mampu menggerakkan kegiatan
perekonomian, melalui penciptaaan iklim investasi yang kondusif didukung
perbaikan kinerja Birokrasi.
Penyediaan )nfrastruktur Dasar yang berkualitas yang diharapkan mampu
meningkatkan akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan sosial.
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Komoditi Eksport yang semakin ketat
persaingannya. Komoditi unggulan daerah harus mampu dikemas
sedemikian rupa sehingga mampu mendapat tempat di Market )nternasional.
Semakin tinggi nilai komoditi eksport maka akan semakin tumbuh pula
.
pendapatan perkapita penduduk.
Keterbatasan Pembiayaan Pembangunan di daerah membutuhkan sebuah
kerjasama partisipatif antara Pemerintah, Masyarakat dan swasta (Public
Private Partnership).
.
Pembangunan daerah tidak lagi hanya mempertimbangkan faktor ekonomi
semata namun juga harus memenuhi kriteria ekonomis, bermanfaat secara
sosial, tersedianya kelembagaan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
56
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
b.
57
Prospek Perekonomian Daerah
Kabupaten (almahera Selatan sebagai Kabupaten Kepulauan dengan luas
wilayah +
.
,
Km ,
% diantaranya merupakan wilayah Laut dan
%
wilayah daratan, memiliki potensi Sumber Daya Alam yang Sangat tinggi hal ini
dapat dilihat dari kontribusi sektor Pertanian pada PDRB atas dasar harga berlaku
pada Tahun
mencapai
dan Penggalian mencapai
Air Bersih yang mencapai ,
,
,
Milyar Rupiah
Milyar Rupiah
Milyar Rupiah ,
,
Dengan Jumlah Penduduk yang mencapai
,
% , Sektor Pertambangan
% dan Sektor Listrik, Gas dan
% .
.
jiwa Pada Tahun
Perdagangan, (otel dan Restoran pada PDRB atas dasar harga berlaku Tahun
memiliki Potensi Sumber Daya Manusia yang tinggi pula. Kontribusi Sektor
mencapai
mencapai
,
,
Milyar Rupiah
Milyar rupiah
yang mencapai
,
Milayar Rupiah
Jasa Perusahan yang mencapai
mencapai
,
Milyar Rupiah ,
Milyar Rupiah ,
,
% .
,
,
% , Sektor )ndustri Pengolahan yang
% , Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
,
% , sektor Keuangan, Persewaaan dan
Milyar Rupiah
,
% , Sektor Jasa‐jasa yang
% dan Sektor Kontruksi yang mencapai
,
Sektor Pertanian masih menjadi andalan penyumbang PDRB di Kabupaten
(almahera Selatan dengan nilai kontribusi sebesar
,
Milyar Rupiah
,
% .
Kontribusi sektor pertanian terbesar disumbang oleh sub sektor Tanaman
Perkebunan yakni sebesar
,
,
% dan terkecil sub sektor peternakan sebesar
%. Besarnya kontribusi sub sektor tanaman perkebunan ini tidak terlepas dari
mata pencaharian sebagian besar masyarakat sebagai petani kelapa, cokelat,
cengkeh, pala dan komoditi perkebunan lainnya. (almahera selatan memiliki
potensi pengembangan perkebunan yang cukup besar. Ketersediaan lahan yang
masih sangat luas, sarana dan prasarana produksi yang didukung infrastruktur
berupa jalan produksi, Pengembangan Laboratorium Pengendalian (ama Tanaman
perkebunan, serta benih/bibit Tanaman Perkebunan varietas unggul hasil
pengembangan Badan Pelaksanan Penyuluh dan Sekolah Tinggi Pertanian Labuha.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
58
Penyumbang terbesar kedua pada sektor Pertanian ini adalah Pada Sub
Sektor Tanaman Pangan yakni sebesar
,
%. Masyarakat (almahera Selatan
sudah banyak yang giat mengusahakan tanaman bahan makanan terutama sayuran
seperti cabe merah, tomat, daun bawang dan sayuran lainnya. Fluktuasi harga untuk
komoditi tersebut juga menjadi daya tarik tersendiri. Kabupaten (almahera Selatan
memiliki prospek yang cukup tinggi didukung dengan ketersediaan lahan pertanian
yang cukup luas, ketersediaan alat‐alat pengolah, infrasutruktur berupa jalan dan
jembatan pertanian yang terus terbangun, serta benih/bibit varietas unggul hasil
pengembangan Badan Pelaksanan Penyuluh dan Sekolah Tinggi Pertanian Labuha.
Penyumbang terbesar ketiga pada sektor pertanian adalah sub sektor
Perikanan yakni sebesar
,
%. Dengan luas laut yang mencapai
.
km
perikanan (almahera Selatan masih mengandalkan pada Perikanan Tangkap
dengan komoditi utama )kan Dasar yang pada tahun
.
produksinya mencapai
Ton kemudian disusul dengan ikan Layang, ikan Deho dan ikan Tuna yang
masing‐masing produksinya ditahun
mencapai .
Ton, .
ton dan .
Ton. Selain itu (almahera Selatan menyimpan potensi perikanan yang masih terus
dikembangkan seperti, Budidaya Kerang Mutiara, Rumput Laut dan )kan Kerapu
Tikus, yang masing‐masing produksinya di tahun
Ton dan
mencapai
.
Ton, .
Ton. Kabupaten (almahera Selatan memiliki Prospek perikanan yang
cukup tinggi didukung dengan ketersediaan Lahan Perikanan yang sangat luas,
ketersediaan sarana dan prasarana perikanan tangkap dan perikanan budidaya,
)nfrasutruktur penunjang berupa tambatan perahu, Tempat Pelelangan )kan, serta
benih/bibit varietas unggul hasil pengembangan Balai Benih Perikanan Provinsi
Maluku Utara.
Penyumbang keempat dan kelima pada sektor pertanian adalah sub sektor
Kehutanan dan sub sektor Peternakan yakni sebesar
,
% dan
,
%.
Perkembangan Sub sektor kehutanan lebih dipengaruhi oleh faktor perubahan
harga dibandingkan dengan kuantitas produksinya. Sub sektor peternakan juga
memiliki prospek yang cukup tinggi untuk dikembangkan. Tersedianya Bahan baku
pakan ternak yang sangat berlimpah, sarana dan prasana penunjang berteknologi
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
tinggi, serta upaya pengembangbiakan dan pengentasan penyakit strategis ternak
juga terus digalakkan oleh pemerintah daerah.
Kontribusi terbesar kedua pada peningkatan PDRB Tahun
adalah pada
sektor Perdagangan, (otel dan Restoran. Penyumbang terbesar utama pada sektor
ini adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai
kemudian disusul oleh sub sektor Restoran yang mencapai ,
(otel yang mencapai ,
,
%,
% dan Sub sektor
%. Sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh
karena didukung oleh beberapa faktor, diantaranya semakin berkembangnya
sarana dan prasarana Perdagangan, Peningkatan aksesibilitas Transportasi baik
laut, darat maupun udara, serta semakin tumbuh dan berkembangnya Lembaga
Keuangan baik Perbankan maupun Mikro yang mampu mendorong perkembangan
usaha perdagangan dari sisi permodalan.
Penyumbang terbesar ketiga peningkatan PDRB tahun
adalah pada
sektor )ndustri pengolahan. Sektor industri pengolahan disusun oleh subsektor
)ndustri Tanpa Migas yang didominasi oleh industri makanan, minuman dan tembakau
serta industri barang kayu dan hasil hutan. )ndustri makanan dan minuman tumbuh
sebesar ,
,
%, sedangkan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya tumbuh sebesar
persen. Pusat‐pusat industri masih terkonsentrasi di wilayah Bacan dan sekitarnya
dengan produk industri andalan seperti gula merah,sagu, pengasapan ikan, dan kerupuk
ikan. )ndustri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya seperti industri mebel, perahu,
serta anyam‐anyaman juga berkembang seiring dengan ketersediaan bahan baku yang
cukup besar. Potensi industri lain masih bisa dikembangkan mengingat sektor primer
sebagai pemasok bahan baku yang ada di (almahera Selatan masih menunjukkan
kemajuan yang pesat terutama di sub sektor perkebunan dan perikanan. Tentu saja bila
produk‐produk dari sektor primer tersebut diolah akan memberi nilai tambah yang
lebih besar dibanding jika langsung dijual ke pasaran.
3.1.3.3
Arah Kebijakan Ekonomi
Berdasarkan kondisi dan situasi perekonomian daerah Kabupaten
(almahera Selatan dan memperhatikan prospek perekonomian Tahun
Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten (almahera Selatan sebagai berikut :
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
maka
59
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
. Meningkatkan peran Koperasi dan UMKM dalam pemenuhan kebutuhan
pasar domestic dan berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan
untuk mendorong daya saing.
. Meningkatkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan
potensi dan produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor dan memiliki
daya saing.
. Meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan yang
berorientasi pada sistem agribisnis dan agroindustri guna meningkatkan
swasembada pangan dan ketahanan pangan daerah.
. Meningkatkann kualitas produk sektor perindustrian, perdagangan dan
pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana
prasarana pendukung.
. Meningkatkan investasi dan akses pasar untuk mendorong pertumbuhan
sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan penanggulangan
kemiskinan.
Sehubungan dengan peningkatan daya saing dan kemandirian daerah
dilakukan upaya peningkatan kualitas potensi wilayah dan pemberdayaan
masyarakat, meliputi :
. Meningkatkan
pembangunan
kesejahteraan
masyarakat,
penanganan pengangguran, kemiskinan dan pelayanan dasar.
meliputi
. Memperkuat pembangunan ekonomi melalui peningkatan daya saing
ekonomi daerah, meliputi Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
Pariwisata serta Koperasi dan UMKM dengan dukungan infrastruktur yang
mamadai.
. Memperkuat kemandirian wilayah melalui pengembangan kawasan‐kawasan
strategis dan cepat tumbuh.
. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
60
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, meliputi peningkatan
partisipasi dan kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana
kelembagaan aparatur.
. Melestarikan sumber daya alam yang berkelanjutan, meliputi pengendalian
dan rehabilitasi kerusakan, mengendapankan Pengurangan Resiko Bencana
PRB dalam antisipasi penanggulangan bencana, penanggulangan
pencemaran serta pemulihan dan pemberdayaan ekosistem.
. Meningkatkan pasrtisipasi sektor swasta dalam pembangunan daerah.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
61
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
3.2
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Salah satu tujuan otonomi daerah adalah untuk lebih mendekatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk
memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari rakyat, selain
untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya
inovasi daerah. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah
diharapkan lebih mampu menggali sumber‐sumber keuangan daerah untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Pendapatan daerah merupakan komponen yang sangat penting dan strategis
dalam struktur APBD, mengingat peranannya dalam membiayai belanja daerah,
pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan
meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua
penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas
dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah.
Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah APBD diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal dari
Pendapatan Asli Daerah PAD , dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi
(asil Pajak dan Bagi (asil Bukan Pajak SDA , dari Dana Alokasi Umum DAU , dari
Dana Alokasi Khusus DAK , dan dari Lain‐lain Pendapatan yang Sah.
Kontribusi pendapatan daerah yang cukup besar berasal dari pemerintah
pusat, sedangkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD masih terlalu
kecil dibandingkan dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. (al ini menunjukkan
bahwa, Kabupaten (almahera Selatan selama ini dalam pembiayaan administrasi
pemerintahan dan pembangunannya masih sangat tergantung dari pemerintah
pusat, terutama untuk membiayai belanja pegawai berupa gaji. Berdasarkan
kondisi tersebut maka pengelolaan pendapatan daerah harus dioptimalkan
kinerjanya dalam meningkatkan penerimaan, khususnya yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah PAD guna kelangsungan pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten (almahera Selatan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
62
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
63
Pendapatan Daerah diproyeksikan akan mengalami peningkatan, mengingat
dalam tiga tahun terakhir telah terjadi kenaikan tingkat Pendapatan Daerah. Selain
itu, Pemerintah Daerah terus mengupayakan peningkatan Pendapatan Daerah
melalui berbagai upaya, baik upaya peningkatan pajak daerah maupun
meningkatkan perolehan dana perimbangan.
Bila memperhatikan kecenderungan realisasi pendapatan daerah sejak tahun
‐
terlihat bahwa terdapat peningkatan yang bervariasi. Capaian
pendapatan selama kurun waktu anggaran
sampai
didukung oleh
kondisi ekonomi regional yang stabil dan keberhasilan dalam melakukan upaya‐
upaya intensifikasi dalam meningkatkan pendapatan daerah cukup baik. Namun
demikian, dalam peningkatan pendapatan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
masyarakat, perlu ada upaya‐upaya peningkatan pendapatan yang lebih intens
dilakukan disertai dengan peningkatan pelayanan publik serta upaya
intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih giat, sehingga diharapkan pada tahun
memungkinkan ada peningkatan pendapatan daerah yang cukup signifikan.
Terlebih lagi dengan diberlakukannya Undang‐Undang No
tahun
memberi peluang kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan PAD‐nya.
Untuk tahun
, diproyeksikan pendapatan daerah mencapai
Milyar rupiah, dibandingkan target tahun
sebesar
terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar
daerah Tahun
, telah
,
,
Milyar rupiah, maka
%. Proyeksi pendapatan
ini telah mempertimbangkan peningkatan penerimaan dari
sektor pajak yang mengalami kenaikan tarif sesuai dengan Undang‐Undang
Tahun
,
dan dana perimbangan bagi hasil pajak dari BP(TB yang harus dialih‐
kelolakan kepada Kabupaten/Kota.
Komposisi PAD pada tahun
sebelumnya
, sementara Dana Perimbangan pada tahun
% dari tahun sebelumnya
pada tahun
turun sebesar
,
% dari tahun
naik sebesar
. Serta Lain‐Lain Pendapatan Daerah yang Sah
mengalami peningkatan sebesar
% dari tahun sebelumnya
. Realisasi dan target pendapatan daerah dalam kurun waktu tahun
, tercantum pada tabel . berikut:
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
‐
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
64
Tabel 3.7
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Tahun 2012 s.d 2017
Realisasi
Realisasi
Realisasi
NO
Uraian
Tahun 2012
(Rp)
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2014
(Rp)
1
2
3
4
5
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.1.1
Per
tumbuhan
6
APBD
Proyeksi
Proyeksi
Tahun 2015
(Rp)
Tahun 2016
(Rp)
Tahun 2017
(Rp)
7
8
9
43.970.615.900,00
31.101.036.391,22
25.090.997.561,35
-24%
39.106.071.826,00
48.916.678.100,00
57.308.345.800,00
Pendapatan Pajak Daerah
3.373.022.620,00
3.310.621.640,00
4.271.471.174,00
22%
10.000.000.000,00
13.000.000.000,00
16.100.000.000,00
1.1.2
Pendapatan Retribusi Daerah
2.815.449.080,00
3.589.872.749,00
8.272.888.464,00
57%
12.473.854.000,00
15.721.239.400,00
18.093.363.300,00
1.1.3
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
0,00
0,00
0,00
1.000.000.000,00
1.000.000.000,00
1.200.000.000,00
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
37.782.144.200,00
24.200.542.002,22
12.546.637.923,35
-93%
15.632.217.826,00
19.195.438.700,00
21.914.982.500,00
1.2
PENDAPATAN TRANSFER
584.519.562.650,00
611.891.822.151,00
648.555.139.574,00
6%
685.905.515.196,00
744.705.431.100,00
803.166.353.400,00
1.2.1.1
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
86.746.486.650,00
64.598.819.151,00
65.527.977.574,00
1%
60.196.721.196,00
62.682.845.700,00
68.951.130.200,00
1.2.1.2
Dana Alokasi Umum
445.160.136.000,00
479.627.293.000,00
524.814.372.000,00
9%
553.257.144.000,00
603.050.286.900,00
651.294.309.800,00
1.2.1.3
Dana Alokasi Khusus
52.612.940.000,00
67.665.710.000,00
58.212.790.000,00
-16%
72.451.650.000,00
78.972.298.500,00
82.920.913.400,00
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH
20.949.130.780,00
25.158.866.888,00
52.006.654.629,00
52%
65.315.134.057,00
118.127.853.700,00
118.627.853.700,00
1.3.1
Pendapatan Hibah
112.723.500,00
0
0
0
0
0
1.3.2
Dana Bagi Hasl Pajak Dari Provinsi
3.492.791.280,00
3.276.876.888,00
13.308.116.629,00
75%
5.834.853.937,00
5.834.853.700,00
6.334.853.700,00
1.3.3
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
17.343.616.000,00
21.881.990.000,00
38.698.538.000,00
43%
59.480.280.120,00
112.293.000.000,00
112.293.000.000,00
649.439.309.330,00
668.151.725.430,00
725.652.791.764,35
2,88%
790.326.721.079,00
914.749.962.900,00
981.102.552.900,00
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
(1.1 + 1.2 + 1.3)
Sumber : DPKAD dan Bappeda (data diolah)
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah 65
3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah tahun anggaran
diarahkan pada upaya
peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan dana
perimbangan.
Upaya‐upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah untuk meningkatkan
pendapatan daerah adalah :
. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan
Pendapatan Daerah;
. Meningkatkan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi;
. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah
dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, SKPD Penghasil, dan
Pemerintah Desa;
. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya peningkatkan
kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah;
. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah;
. Meningkatkan pengelolaan asset dan keuangan daerah.
. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB dan
BP(TB;
Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan sebagai
upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut :
. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri PPh OPDN , dan PPh Pasal
;
. Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan;
. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
dalam hal pelaksanaan Dana Perimbangan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Upaya pemerintah daerah mengoptimalkan intensifikasi pemungutan pajak daerah
dan retribusi daerah, antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Memperluas basis penerimaan
Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara lain
yaitu mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah
pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian,
menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.
b. Memperkuat proses pemungutan
Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antara
lain mempercepat penyusunan Peraturan‐peraturan Daerah, mengubah tarif,
khususnya tarif retribusi dan peningkatan SDM yang melaksanakan
pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi tersebut.
c. Meningkatkan pengawasan
Pengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan
pemeriksaan secara insidentil / tiba‐tiba tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu
dadakan dan berkala, memperbaiki proses pengawasan,
menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta meningkatkan
pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
pembayar pajak.
d. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan
Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur
administrasi
pajak
melalui
penyederhanaan
administrasi
meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan.
pajak,
e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik
(al ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait khususnya instansi yang menangani pemungutan dan
pengelolaan pajak‐pajak dan retribusi di Kabupaten (almahera Selatan.
RKPD Tahun 2016 Kabupaten Halmahera Selatan
66
Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah
Optimalisasi pendapatan daerah dalam beberapa tahun terakhir telah
menunjukkan trend yang cukup positif. Walaupun sumbangan PAD setiap tahunnya
mengalami peningkatan, namun kenaikannya masih relatif kecil dibandingkan
dengan kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan dalam APBD secara keseluruhan.
Dana Perimbangan
Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah, komponen
Dana Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat pent