MAKALAH RENCANA BISNIS JASA PENITIPAN AN
MAKALAH RENCANA BISNIS JASA PENITIPAN ANAK (TPA)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Rencana Bisnis Jasa Penitipan Anak”. Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengajar yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari makalah ini.
Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Singaraja, Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat dari Tempat Penitipan Anak............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 pengertian Jasa...................................................................................................................... 3
2.2 Pengertian tempat penitipan anak......................................................................................... 4
2.3 Fungsi Tempat Penitipan Anak............................................................................................. 6
2.4 Prinsip kerja Tempat Penitipan Anak.................................................................................... 7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Tempat Penitipan Anak............................................................ 8
2.6 Kendala dan tantangan Tempat Penitipan Anak................................................................... 10
2.7 Jenis – jenis Tempat Penitipan Anak.................................................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 13
3.2 Saran..................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan pendidikan anak usia dini sangat cukup menggembirakan, walaupun dapat
dikatakan masih rendah. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/TK masih didominasi
oleh kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam menyelenggarakan program PAUD/TK di
daerahnya, tentunya dengan berbagai kendala, baik dari pendanaan maupun kualitas
pembelajarannya.
Salah satu jenis layanan pendidikan anak usia dini adalah Tempat Penitipan Anak (TPA)
bagi anak usia 0-6 tahun. Layanan ini merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) nonformal yang diarahkan pada kegiatan pengasuhan anak bagi orang tua yang
mempunyai kesibukan kerja, sehingga memerlukan sebuah layanan pengasuhan anak yang selain
berfungsi untuk menjaga anak-anak mereka juga memberikan pendidikan yang sesuai dengan
usia anak-anak mereka.
Tempat Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Non-Formal yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. Pada awalnya Tempat Penitipan
Anak telah dikembangkan oleh Departemen Sosial sejak tahun 1963 sebagai upaya untuk
mengisi kesenjangan akan pengasuhan, pembinaan, bimbingan, sosial anak balita selama
ditinggal orang tuanya bekerja atau melaksanakan tugas. Sejak dibentuknya Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini (Dit PAUD) tahun 2000, maka pembinaan untuk pendidikan menjadi
tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional. Kebijakan Direktorat PAUD untuk seluruh
bentuk layanan PAUD termasuk TPA adalah memberikan layanan yang holistik dan integratif.
Holistik berarti seluruh kebutuhan anak (kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang
dan mempertahankan kelangsungan hidup) dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA.
Integratif berarti semua lembaga TPA melakukan koordinasi dengan instansi-instansi Pembina.
Kajian yang lebih mendalam terhadap berbagai aspek dalam program PAUD terutama
TPA harus terus dilakukan. Dalam hal ini uraian yang membahas hal itu diupayakan dengan
tujuan mengembangkan pemahaman terhadap TPA sebagai salah satu bentuk PAUD baik melalui
kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola program PAUD.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari topik ini meliputi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa pengertian dari jasa?
Apa pengertian dari tempat penitipan anak?
Apa Fungsi dari tempat penitipan anak?
Bagaimana prinsip kerja dari tempat penitipan anak?
Apa kelebihan dan kekurangan dari tempat penitipan anak ?
Apa saja kendala dan tantangan dari tempat penitipan anak?
Sebutkan jenis-jenis dari tempat penitipan anak?
1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pengantar
bisnis serta untuk menjabarkan pengertian dari tempat penitipan anak.
1.4.Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam bidang bisnis jasa
yaitu tempat penitipan anak.
2. Bagi pembaca, bisa dijadikan sumber untuk pembuatan makalah atau artikel lainnya yang
berkaitan dengan bisnis jasa tempat penitipan anak, serta bisa dijadikan sumber bacaan untuk
menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Jasa
Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan
sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak
menghasilkan transfer kepemilikan.
Banyak ahli yang mendefinisikan "jasa" diantaranya adalah:
1. Phillip Kotler: jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak
ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
2.
apapun. Produksinya bisa terkikat dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
Adrian Payne: jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau
manfaat) intangible yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan
konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga
3.
tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.
Christian Gronross: jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang
biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa
dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai
solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi
dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu,
dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung
dengan perusahaan jasa.
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari
barang atau produk-produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam
jasa dan pembeda dari barang pada umumnya adalah:
1. Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau
disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang.
2. Heteregonitas
Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa
suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal
ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan
harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
3. Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi
konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa yang
dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi
tersebut.
4. Tidak tahan lama
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali
kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia membeli jasa.
2.2. Pengertian Tempat Penitipan Anak
Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang secara tegas diamanatkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa PAUD adalah
“suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut”. Dalam pelaksanaannya PAUD dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun
jalur nonformal. Jalur formal antara lain melalui Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Anfal
(RA) sedangkan jalur nonformal dapat berbentuk Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok
Bermain (Kober) dan bentuk lainnya yang sederajat. Khususnya mengenai TPA menurut modul
Pendidikan Anak Usia Dini yang dikeluarkan oleh Direktorat PAUD, yang dimaksud dengan
TPA adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal sebagai wahana
kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak
yang orang tuanya bekerja. TPA merupakan layanan PAUD yang menyelenggaran pendidikan
sekaligus pengasuhan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas
anak usia di bawah 4 tahun).
Dengan demikian, TPA merupakan salah satu bentuk layanan PAUD yang berusaha
menggabungkan dua tujuan, yaitu tujuan pengasuhan karena orang tua anak bekerja serta tujuan
pendidikan melalui program-program pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini TPA merupakan
solusi terbaik bagi orang tua yang keduanya bekerja yang diharapkan anak-anak mereka aman
dan memperoleh pendidikan yang baik.
Oleh karena itu, dasar filsafat pendidikan di TPA dapat dirumuskan menjadi: Tempa, Asah,
Asih dan Asuh.
Tempa
Tempa adalah upaya mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan
kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga secara teratur dan terukur, serta aktivitas jasmani
sehingga anak memiliki fisik yang kuat, lincah, daya tahan dan disiplin tinggi.
Asah
Asah berarti memberi dukungan kepada anak untuk dapat belajar melalui bermain agar memiliki
pengalaman yang berguna dalam mengembangkan seluruh potensinya. Kegiatan bermain yang
bermakna,
menarik
dan
merangsang
imajinasi,
kreativitas
anak
untuk
melakukan,
mengekplorasi, memanipulasi, dan menemukan inovasi sesuai dengan minat dan gaya belajar
anak.
Asih
Asih merupakan pemenuhan kebutuhan anak untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh
yang dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya dari perlakuan kasar,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
penganiayaan fisik dan mental dan eksploitasi.
Asuh
Asuh merupakan proses pembiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk membentuk perilaku
dan kualitas kepribadian dan jatidiri anak dalam hal:
Integritas, iman dan taqwa
Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan
Rasa tanggung jawab, jiwa ksatria, dan sportivitas
Jiwa kebersamaan, demokratis, dan tahan uji
Jiwa tanggap, daya kritis dan idealisme
Optimis dan keberanian mengambil resiko
Jiwa kewirausahaan, kreatif dan profesional.
2.3. Fungsi Tempat Penitipan Anak
TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut.
1. Pelayanan Kesejahterahan Anak
Sebagai tempat pelayanan kesejahterahan anak, TPA berfungsi dalam keempat strategi
pembinaan anak, yaitu:
a.
Survival : pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak,
b.
Development : pengembangan potensi, daya cipta, kreatifitas dan inisiatif serta pembentukan
kepribadian anak,
c.
Protection : perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakuan kasar,
d. Preventif : mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan dalam pembentukan
pribadi anak (Henrietta, 1956).
e.
Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di keluarganya dan
membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi keluarga, yaitu:
1.
Fungsi Keagamaan Keluarga mempunyai fungsi untuk mendorong anggotanya menjadi unsur
beragama dengan penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2.
Fungsi Sosial Budaya Keluarga merupakan transformator nilai-nilai budaya antar generasi
sehingga mampu melestarikan nilai-nilai sosial budaya yang bermutu,
3.
Fungsi Cinta Kasih Keluarga merupakan landasan untuk mengikat batin anggota-anggotanya
sehingga saling mencintai, menghargai baik dengan penciptaannya, sesama maupun dengan
lingkungan,
4.
Fungsi Reproduksi Keluarga merupakan wadah untuk melanjutkan kehidupan manusia dari
generasi ke generasi dan merawatnya menjadi manusia yang berkualitas,
5.
Fungsi Pendidikan dan Sosialisasi Keluarga merupakan tempat untuk mendidik anak
keturunannya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan social dan alam sekitar dan
mengembangkan potensinya secara optimal,
6.
Fungsi Ekonomi Keluarga menjadi sumber pendukung dan pemenuhan kebutuhan anggotaanggotanya untuk dapat mandiri dan mengarahkan kehidupannya,
7.
Fungsi Melindungi Keluarga merupakan tempat perlindungan/unit sosial yang dapat
mengayomi, memberi rasa damai, aman dan bahagia,
8. Fungsi Pembina Lingkungan Keluarga merupakan tempat mendidik anggota-anggotanya untuk
memelihara keserasian lingkungan dengan factor penyangga kehidupan (Henrietta, 1956).
2.4. Prinsip Kerja Tempat Penitipan Anak
Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program TPA didasarkan atas prinsipa.
b.
c.
d.
e.
prinsip sebaga berikut.
Berorientasi pada kebutuhan anak
Sesuai dengan perkembagan anak
Sesuai dengan keunikan setiap individu
Kegiatan belajar dilakukan dengan cara bermain
Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan
f.
g.
h.
i.
j.
ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial
Anak sebagai pembelajar aktif
Anak belajar mulai dari interaksi sosial
Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar
Merangsang munculnya kreativitas dan inovatif
Mengembangkan Kecakapan hidup anak
k.
l.
m.
n.
Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar
Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya
Melibatkan peran serta orangtua yang bekerjasama dengan para pendidik di lembaga PAUD
Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Tempat Penitipan Anak
Ada beberapa keuntungan yang bisa dirasakan Bunda dengan menitipkan si kecil di tempat
penitipan anak. Kebanyakan tempat penitipan anak memiliki program yang mengajarkan
berbagai pendidikan dan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar
anak, bukan hanya bermain sepanjang hari. Selain itu, dengan berkumpul bersama teman-teman
sebayanya di tempat tersebut, anak-anak juga menjadi terbiasa dan terpacu untuk bisa
bersosialisasi. Berikut merupakan beberapa jenis keuntungan yang bisa penulis jabarkan dalam
kesempatan ini, diataranya :
1. Bagi staf pengasuh, para staf pengasuh memiliki dasar pendidikan anak sekaligus ilmu kesehatan
dasar anak yang diawasi langsung oleh pengelola penitipan anak.
2. Program di tempat penitipan anak dirancang sesuai perkembangan bayi dan balita. Untuk balita,
tempat penitipan anak biasanya menerapkan kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD).
3. Anak akan memiliki aktivitas dan alat bermain yang beragam serta ruang bermain (baik di dalam
4.
maupun diluar ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka di rumah sendiri.
Anak akan berkenalan dengan suasana baru, orang baru dan bertemu/mengenal anak-anak
seusianya. Kemampuan sosial anak bisa terasah sejak dini.
5. Karena staf pengasuh yang bertugas mengurus dan merawat si kecil tidak hanya satu, maka si
kecil tidak lengket dengan sang pengasuhnya saja. Jadi secara tidak langsung mereka akan
belajar bersosialisasi dengan teman maupun lingkungannya yang baru. Hal ini akan
meningkatkan daya kreatifitas anak.
6. Dari segi biaya, biaya pengasuhan di TPA relatif lebih murah dibandingkan dengan pengasuhan
baby sitter di rumah.
Meskipun demikian, menitipkan anak di tempat penitipan anak juga memiliki beberapa
kelemahan. Anak biasanya tidak mendapatkan perhatian penuh, seperti yang biasa anak dapatkan
dari orangtuanya, karena petugas di tempat tersebut harus memperhatikan anak-anak lainnya.
Selain itu, si kecil juga lebih mudah terserang sakit karena tertular oleh anak lain yang sedang
sakit. Berikut merupakan beberapa jenis kelemahan yang bisa penulis jabarkan dalam
kesempatan ini, diataranya :
1. Karena sistem pengasuhan di TPA adalah satu orang pengasuh untuk 2-3 orang anak, sehingga
sang pengasuh tidak bisa fokus memberikan perhatian penuh pada si kecil.
2. Si kecil sangat berisiko tertular penyakit dari orang di sekitar TPA.
3.
Membawa serta si kecil ke TPA menciptakan kondisi yang merepotkan, karena Bunda harus
membereskan beberapa pakaian, alat makan, dan perlengkapan mandi, dan lain-lainnya milik si
kecil
4. Jika si kecil sedang sakit, Anda tidak diperbolehkan untuk membawanya ke TPA. Kondisi ini
menyebabkan Bunda harus siap untuk mengasuhnya sendiri atau menyiapkan pengasuh
cadangan.
5. Di TPA, Bunda lah yang harus siap menerima kondisi bahwa si kecil harus mengikuti aturan dan
nilai kebiasaan di TPA tersebut. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan yang Bunda
lakukan di rumah, si kecil akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dan akan membuatnya kurang
nyaman.
6. Jika jam kerja Bunda melebihi jam operasional TPA, maka mau tidak mau, Bunda harus
mengambil si kecil lebih cepat dan membawanya ke tempat kerja Bunda sampai Bunda pulang.
Atau Bunda harus mencari penyedia jasa pengasuhan anak lainnya.
Dari keuntungan dan kelemahan tersebut, dapat ditarik beberapa hal penting yang harus
diperhatikan oleh Bunda jika ingin mencari tempat penitipan anak, yaitu:
1. Buatlah daftar tempat penitipan anak yang sudah memiliki lisensi. Sebelum menentukan pilihan
pada sebuah tempat penitipan anak, carilah referensi tempat sebanyak-banyaknya dari orangorang yang pernah menggunakan jasa tempat penitipan anak.
2. Datang langsung ke tempat penitipan anak dan mewawancarai para staf dan pengurusnya, bisa
menjadi petunjuk mengenai kualitas tempat penitipan anak. Staf yang berkualitas akan antusias
saat berinteraksi dengan anak-anak. Mereka juga harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dan
3.
pengalaman yang cukup dalam mengasuh anak.
Perhatikan setiap sudut ruang tempat penitipan anak. Pastikan lingkungannya dalam keadaan
aman dan bersih. Tidak hanya itu, lihat pula bagaimana mereka membersihkan peralatan
bermain, peralatan makan, dan lain sebagainya.
4. Aturan dan jadwal yang diterapkan di tempat penitipan anak juga perlu diketahui oleh Bunda
sebagai bahan pertimbangan. Sebuah tempat penitipan anak yang baik akan menerapkan aturan
ketat seperti pengaturan jam bermain, jam makan, pemeriksaan kesehatan untuk mencegah
penyebaran penyakit dari anak yang sedang sakit, dan lain sebagainya.
Dengan mencarikan tempat penitipan anak yang tepat, bukan hanya orangtua yang bisa lega
dan nyaman bekerja, namun anak juga bisa mendapatkan banyak manfaat bagi perkembangan
fisik dan mentalnya. Karena mencintai anak tidak cukup hanya dengan memenuhi kebutuhan
materinya, namun juga tidak melupakan kebutuhan psikologisnya.
2.6. Kendala dan Tantangan Tempat Penitipan Anak
Karena bisnis ini bergerak dalam bidang jasa, jadi hal terpenting yang harus diperhatikan
oleh pengelola tempat penitipan anak adalah pelayanannya kepada klien, baik itu kepada Bunda
ataupun kepada si kecil. Pihak pengelola harus menyiapkan tenaga (pengasuh) yang benar-benar
profisional. Selain itu, faktor lokasi juga harus menjadi pertimbangan pengelola.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mendirikan bisnis jasa
penitipan anak:
a. Persiapan Tempat
Usahakan mempunyai tempat bermain yang luas agar anak-anak bisa puas bermain. Upayakan
tempat daycare juga tidak berada persis di depan jalan raya sehingga tidak membahayakan anak
yang tiba-tiba berlari keluar.
Setiap anak harus mempunyai satu tempat tidur. Seperti, seprei, kasur, bantal, dan guling harus
diganti seminggu sekali. Sediakan juga alas di atas kasur tersebut kalau mereka mengompol.
Usahakan ada ruang bermain, beberapa kamar mandi yang bersih, ruang makan, dapur yang
letaknya berjauhan dengan ruang aktivitas sehingga aman untuk mereka.
Tombol listrik, benda tajam, kaca yang mudah pecah, dan benda-benda yang membahayakan
harus berada di luar jangkauan anak-anak.
Usahakan ada ventilasi yang baik dan AC (bila perlu) agar mereka bisa beristirahat dengan
nyaman.
Jangan lupa kawat nyamuk dan obat nyamuk yang aman, lingkungan rumah juga harus bersih.
Usahakan agar lokasi tersebut dekat dengan klinik atau rumah sakit terdekat sehingga bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dapat segera teratasi.
b. Persiapan Pengasuh
Cari Pengasuh wanita yang baik hati, agamanya juga bagus, pendidikan minimum SMA, dan
menyukai anak kecil dengan cara meminta referensi ini dari tempat mereka bekerja sebelumnya,
atau dengan cara meminta mereka untuk membuat Surat Kelakuan Baik dari kepolisian. Hal ini
untuk mencegah kemungkinan mereka tergabung dengan sindikat penculikan anak yang
sekarang sedang marak terjadi. Selain itu, juga sangat diharuskan mengetahui di mana mereka
tinggal, siapa orangtua dan kerabat mereka. Sehingga kalau ada hal-hal buruk terjadi, polisi akan
mudah untuk melacaknya. KTP mereka harus sesuai dengan tempat tinggal sebenarnya dan
simpan foto kopinya.
Cek kesehatannya baik-baik, jangan sampai mereka punya penyakit menular, seperti TBC.
Mereka harus menyediakan dana sendiri untuk rontgen paru-paru dan tes Mantoux. Kalau
mereka terbukti TBC, sebaiknya jangan diterima karena TBC sangat mudah menular ke anakanak. Kalau mereka sedang flu dan batuk, mereka wajib untuk menguunakan masker ketika
bekerja. Pastikan mereka melakukan rontgen paru-paru dan tes Mantoux di klinik yang sudah
Anda kenal reputasinya sehingga tidak membohongi pihak pengelola.
Rekrutlah satu sarjana psikologi untuk membantu membuat program bermain dan belajar selama
anak-anak dititipkan di tempat day care. Sarjana Psikologi ini juga bisa diperbantukan untuk
merekrut tenaga pengasuh yang berkualitas baik. Selain itu, psikolog juga bisa melatih para
pengasuh agar siap kerja. Akan lebih baik lagi bila para pengasuh dibekali Pengetahuan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, seperti tindakan yang harus dilakukan jika anak terjatuh,
patah tulang, tersedak, dan lain-lain.
Harap diperhatikan, satu pengasuh untuk satu anak. Jangan ambil risiko mempekerjaan satu
pengasuh untuk lebih dari satu anak karena tanggung jawab mereka sangatlah besar dalam
menjaga anak. Sang pengasuh juga tidak boleh meninggalkan anak sama sekali, bahkan ketika si
anak sedang tertidur. Pastikan mereka tidur dengan aman, tanpa tertutup bantai atau kain selimut.
Makan siang untuk pengasuh harus dilakukan secara bergantian, dan ketika mereka hendak
istirahat, anak asuhannya harus dipegang pengasuh lain yang sedang tidak bertugas.
2.7. Jenis Jenis TPA
TPA selain sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai penggganti keluarga
dalam jangka waktu tertentu bagi Anak yang Orangtuanya berkerja, juga sekaligus
penyelenggara Program pendidikan ( pengasuhan) terhadap anak sejak lahir sampai usia 6 Tahun
( Dengan Preoritas anak 4 Tahun ke bawah)
Ada beberapa jenis TPA yaitu;
1. TPA Perluasan Adalah penambahan layanan pada program kelompok bermain atau taman kanak
– kanak,sehingga menjadi program penitipan anak tanpa menghilangkan program awal. Ada pun
tujuan dari penyelenggaraan TPA Perluasan ini adalah sebagai berikut ;
a.
Meningkatkan Intensitas layanan pengasuhan,pendidikan,perawatan, perlindungan dan
b.
pemenuhan hak-hak anak khususnya anak yang orangtuanya berkerja di luar rumah.
Menyediakan acuan bagi pengelola kelompok bermain dan taman kanak-kanak yang akan
memberikan tambahan layanan pengasuhan pada programnya.
c. Meningkatkan kualitas layanan TPA perluasan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
2. TPA Temporer diartikan sebagai kesatuan layanan PAUD Non Pormal yang hanya memberikan
layanan pengasuhan kepada anak yang di titipkan sewaktu-waktu pada saat tertentu saja. Sifat
layanan tidak permanen lebih bersifat layanan pengasuhan di arena bermain,dan dapat di ikuti
oleh anak yang berganti-ganti setiap saat. Dengan adanya layanan TPA Temporer di harapkan
semua tempat yang melibatkan aktivitas orang tua di lengkapi dengan arena pengasuhan melalui
bermain yang menyenangkan bagi anak. Adapun tujuan dari penyelenggaraan layanan program
TPA Temporer adalah untuk memberikan layanan pengasuhan dan pemblajaran yang
menyenangkan kepada anak yang mengikuti aktivitas pengasuhan di lembaga TPA hanya
sewaktu- waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre (DCC). TPA
adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibuibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah
yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya.
TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut.
Pelayanan Kesejahterahan Anak
Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di keluarganya dan
membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi keluarga
Kemudian daripada itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mengelola TPA
diantaranya yaitu mulai dari pemilihan tempat, kualitas pengasuh yang baik serta beberapa aspek
lain yang mempengaruhi kegiatan/aktifitas penghuni TPA terutama anak-anak.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu pada
kesempatan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun, sehingga nantinya makalah ini bisa menjadi sumber bacaan yang lebih berguna dan
bermanfaat untuk kita semua.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Rencana Bisnis Jasa Penitipan Anak”. Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengajar yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari makalah ini.
Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Singaraja, Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat dari Tempat Penitipan Anak............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 pengertian Jasa...................................................................................................................... 3
2.2 Pengertian tempat penitipan anak......................................................................................... 4
2.3 Fungsi Tempat Penitipan Anak............................................................................................. 6
2.4 Prinsip kerja Tempat Penitipan Anak.................................................................................... 7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Tempat Penitipan Anak............................................................ 8
2.6 Kendala dan tantangan Tempat Penitipan Anak................................................................... 10
2.7 Jenis – jenis Tempat Penitipan Anak.................................................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 13
3.2 Saran..................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan pendidikan anak usia dini sangat cukup menggembirakan, walaupun dapat
dikatakan masih rendah. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/TK masih didominasi
oleh kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam menyelenggarakan program PAUD/TK di
daerahnya, tentunya dengan berbagai kendala, baik dari pendanaan maupun kualitas
pembelajarannya.
Salah satu jenis layanan pendidikan anak usia dini adalah Tempat Penitipan Anak (TPA)
bagi anak usia 0-6 tahun. Layanan ini merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) nonformal yang diarahkan pada kegiatan pengasuhan anak bagi orang tua yang
mempunyai kesibukan kerja, sehingga memerlukan sebuah layanan pengasuhan anak yang selain
berfungsi untuk menjaga anak-anak mereka juga memberikan pendidikan yang sesuai dengan
usia anak-anak mereka.
Tempat Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Non-Formal yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. Pada awalnya Tempat Penitipan
Anak telah dikembangkan oleh Departemen Sosial sejak tahun 1963 sebagai upaya untuk
mengisi kesenjangan akan pengasuhan, pembinaan, bimbingan, sosial anak balita selama
ditinggal orang tuanya bekerja atau melaksanakan tugas. Sejak dibentuknya Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini (Dit PAUD) tahun 2000, maka pembinaan untuk pendidikan menjadi
tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional. Kebijakan Direktorat PAUD untuk seluruh
bentuk layanan PAUD termasuk TPA adalah memberikan layanan yang holistik dan integratif.
Holistik berarti seluruh kebutuhan anak (kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang
dan mempertahankan kelangsungan hidup) dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA.
Integratif berarti semua lembaga TPA melakukan koordinasi dengan instansi-instansi Pembina.
Kajian yang lebih mendalam terhadap berbagai aspek dalam program PAUD terutama
TPA harus terus dilakukan. Dalam hal ini uraian yang membahas hal itu diupayakan dengan
tujuan mengembangkan pemahaman terhadap TPA sebagai salah satu bentuk PAUD baik melalui
kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola program PAUD.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari topik ini meliputi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa pengertian dari jasa?
Apa pengertian dari tempat penitipan anak?
Apa Fungsi dari tempat penitipan anak?
Bagaimana prinsip kerja dari tempat penitipan anak?
Apa kelebihan dan kekurangan dari tempat penitipan anak ?
Apa saja kendala dan tantangan dari tempat penitipan anak?
Sebutkan jenis-jenis dari tempat penitipan anak?
1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pengantar
bisnis serta untuk menjabarkan pengertian dari tempat penitipan anak.
1.4.Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam bidang bisnis jasa
yaitu tempat penitipan anak.
2. Bagi pembaca, bisa dijadikan sumber untuk pembuatan makalah atau artikel lainnya yang
berkaitan dengan bisnis jasa tempat penitipan anak, serta bisa dijadikan sumber bacaan untuk
menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Jasa
Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan
sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak
menghasilkan transfer kepemilikan.
Banyak ahli yang mendefinisikan "jasa" diantaranya adalah:
1. Phillip Kotler: jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak
ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
2.
apapun. Produksinya bisa terkikat dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
Adrian Payne: jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau
manfaat) intangible yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan
konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga
3.
tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.
Christian Gronross: jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang
biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa
dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai
solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi
dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu,
dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung
dengan perusahaan jasa.
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari
barang atau produk-produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam
jasa dan pembeda dari barang pada umumnya adalah:
1. Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau
disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang.
2. Heteregonitas
Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa
suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal
ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan
harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
3. Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi
konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa yang
dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi
tersebut.
4. Tidak tahan lama
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali
kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia membeli jasa.
2.2. Pengertian Tempat Penitipan Anak
Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang secara tegas diamanatkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa PAUD adalah
“suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut”. Dalam pelaksanaannya PAUD dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun
jalur nonformal. Jalur formal antara lain melalui Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Anfal
(RA) sedangkan jalur nonformal dapat berbentuk Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok
Bermain (Kober) dan bentuk lainnya yang sederajat. Khususnya mengenai TPA menurut modul
Pendidikan Anak Usia Dini yang dikeluarkan oleh Direktorat PAUD, yang dimaksud dengan
TPA adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal sebagai wahana
kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak
yang orang tuanya bekerja. TPA merupakan layanan PAUD yang menyelenggaran pendidikan
sekaligus pengasuhan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas
anak usia di bawah 4 tahun).
Dengan demikian, TPA merupakan salah satu bentuk layanan PAUD yang berusaha
menggabungkan dua tujuan, yaitu tujuan pengasuhan karena orang tua anak bekerja serta tujuan
pendidikan melalui program-program pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini TPA merupakan
solusi terbaik bagi orang tua yang keduanya bekerja yang diharapkan anak-anak mereka aman
dan memperoleh pendidikan yang baik.
Oleh karena itu, dasar filsafat pendidikan di TPA dapat dirumuskan menjadi: Tempa, Asah,
Asih dan Asuh.
Tempa
Tempa adalah upaya mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan
kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga secara teratur dan terukur, serta aktivitas jasmani
sehingga anak memiliki fisik yang kuat, lincah, daya tahan dan disiplin tinggi.
Asah
Asah berarti memberi dukungan kepada anak untuk dapat belajar melalui bermain agar memiliki
pengalaman yang berguna dalam mengembangkan seluruh potensinya. Kegiatan bermain yang
bermakna,
menarik
dan
merangsang
imajinasi,
kreativitas
anak
untuk
melakukan,
mengekplorasi, memanipulasi, dan menemukan inovasi sesuai dengan minat dan gaya belajar
anak.
Asih
Asih merupakan pemenuhan kebutuhan anak untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh
yang dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya dari perlakuan kasar,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
penganiayaan fisik dan mental dan eksploitasi.
Asuh
Asuh merupakan proses pembiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk membentuk perilaku
dan kualitas kepribadian dan jatidiri anak dalam hal:
Integritas, iman dan taqwa
Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan
Rasa tanggung jawab, jiwa ksatria, dan sportivitas
Jiwa kebersamaan, demokratis, dan tahan uji
Jiwa tanggap, daya kritis dan idealisme
Optimis dan keberanian mengambil resiko
Jiwa kewirausahaan, kreatif dan profesional.
2.3. Fungsi Tempat Penitipan Anak
TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut.
1. Pelayanan Kesejahterahan Anak
Sebagai tempat pelayanan kesejahterahan anak, TPA berfungsi dalam keempat strategi
pembinaan anak, yaitu:
a.
Survival : pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak,
b.
Development : pengembangan potensi, daya cipta, kreatifitas dan inisiatif serta pembentukan
kepribadian anak,
c.
Protection : perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakuan kasar,
d. Preventif : mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan dalam pembentukan
pribadi anak (Henrietta, 1956).
e.
Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di keluarganya dan
membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi keluarga, yaitu:
1.
Fungsi Keagamaan Keluarga mempunyai fungsi untuk mendorong anggotanya menjadi unsur
beragama dengan penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2.
Fungsi Sosial Budaya Keluarga merupakan transformator nilai-nilai budaya antar generasi
sehingga mampu melestarikan nilai-nilai sosial budaya yang bermutu,
3.
Fungsi Cinta Kasih Keluarga merupakan landasan untuk mengikat batin anggota-anggotanya
sehingga saling mencintai, menghargai baik dengan penciptaannya, sesama maupun dengan
lingkungan,
4.
Fungsi Reproduksi Keluarga merupakan wadah untuk melanjutkan kehidupan manusia dari
generasi ke generasi dan merawatnya menjadi manusia yang berkualitas,
5.
Fungsi Pendidikan dan Sosialisasi Keluarga merupakan tempat untuk mendidik anak
keturunannya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan social dan alam sekitar dan
mengembangkan potensinya secara optimal,
6.
Fungsi Ekonomi Keluarga menjadi sumber pendukung dan pemenuhan kebutuhan anggotaanggotanya untuk dapat mandiri dan mengarahkan kehidupannya,
7.
Fungsi Melindungi Keluarga merupakan tempat perlindungan/unit sosial yang dapat
mengayomi, memberi rasa damai, aman dan bahagia,
8. Fungsi Pembina Lingkungan Keluarga merupakan tempat mendidik anggota-anggotanya untuk
memelihara keserasian lingkungan dengan factor penyangga kehidupan (Henrietta, 1956).
2.4. Prinsip Kerja Tempat Penitipan Anak
Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program TPA didasarkan atas prinsipa.
b.
c.
d.
e.
prinsip sebaga berikut.
Berorientasi pada kebutuhan anak
Sesuai dengan perkembagan anak
Sesuai dengan keunikan setiap individu
Kegiatan belajar dilakukan dengan cara bermain
Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan
f.
g.
h.
i.
j.
ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial
Anak sebagai pembelajar aktif
Anak belajar mulai dari interaksi sosial
Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar
Merangsang munculnya kreativitas dan inovatif
Mengembangkan Kecakapan hidup anak
k.
l.
m.
n.
Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar
Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya
Melibatkan peran serta orangtua yang bekerjasama dengan para pendidik di lembaga PAUD
Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Tempat Penitipan Anak
Ada beberapa keuntungan yang bisa dirasakan Bunda dengan menitipkan si kecil di tempat
penitipan anak. Kebanyakan tempat penitipan anak memiliki program yang mengajarkan
berbagai pendidikan dan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar
anak, bukan hanya bermain sepanjang hari. Selain itu, dengan berkumpul bersama teman-teman
sebayanya di tempat tersebut, anak-anak juga menjadi terbiasa dan terpacu untuk bisa
bersosialisasi. Berikut merupakan beberapa jenis keuntungan yang bisa penulis jabarkan dalam
kesempatan ini, diataranya :
1. Bagi staf pengasuh, para staf pengasuh memiliki dasar pendidikan anak sekaligus ilmu kesehatan
dasar anak yang diawasi langsung oleh pengelola penitipan anak.
2. Program di tempat penitipan anak dirancang sesuai perkembangan bayi dan balita. Untuk balita,
tempat penitipan anak biasanya menerapkan kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD).
3. Anak akan memiliki aktivitas dan alat bermain yang beragam serta ruang bermain (baik di dalam
4.
maupun diluar ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka di rumah sendiri.
Anak akan berkenalan dengan suasana baru, orang baru dan bertemu/mengenal anak-anak
seusianya. Kemampuan sosial anak bisa terasah sejak dini.
5. Karena staf pengasuh yang bertugas mengurus dan merawat si kecil tidak hanya satu, maka si
kecil tidak lengket dengan sang pengasuhnya saja. Jadi secara tidak langsung mereka akan
belajar bersosialisasi dengan teman maupun lingkungannya yang baru. Hal ini akan
meningkatkan daya kreatifitas anak.
6. Dari segi biaya, biaya pengasuhan di TPA relatif lebih murah dibandingkan dengan pengasuhan
baby sitter di rumah.
Meskipun demikian, menitipkan anak di tempat penitipan anak juga memiliki beberapa
kelemahan. Anak biasanya tidak mendapatkan perhatian penuh, seperti yang biasa anak dapatkan
dari orangtuanya, karena petugas di tempat tersebut harus memperhatikan anak-anak lainnya.
Selain itu, si kecil juga lebih mudah terserang sakit karena tertular oleh anak lain yang sedang
sakit. Berikut merupakan beberapa jenis kelemahan yang bisa penulis jabarkan dalam
kesempatan ini, diataranya :
1. Karena sistem pengasuhan di TPA adalah satu orang pengasuh untuk 2-3 orang anak, sehingga
sang pengasuh tidak bisa fokus memberikan perhatian penuh pada si kecil.
2. Si kecil sangat berisiko tertular penyakit dari orang di sekitar TPA.
3.
Membawa serta si kecil ke TPA menciptakan kondisi yang merepotkan, karena Bunda harus
membereskan beberapa pakaian, alat makan, dan perlengkapan mandi, dan lain-lainnya milik si
kecil
4. Jika si kecil sedang sakit, Anda tidak diperbolehkan untuk membawanya ke TPA. Kondisi ini
menyebabkan Bunda harus siap untuk mengasuhnya sendiri atau menyiapkan pengasuh
cadangan.
5. Di TPA, Bunda lah yang harus siap menerima kondisi bahwa si kecil harus mengikuti aturan dan
nilai kebiasaan di TPA tersebut. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan yang Bunda
lakukan di rumah, si kecil akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dan akan membuatnya kurang
nyaman.
6. Jika jam kerja Bunda melebihi jam operasional TPA, maka mau tidak mau, Bunda harus
mengambil si kecil lebih cepat dan membawanya ke tempat kerja Bunda sampai Bunda pulang.
Atau Bunda harus mencari penyedia jasa pengasuhan anak lainnya.
Dari keuntungan dan kelemahan tersebut, dapat ditarik beberapa hal penting yang harus
diperhatikan oleh Bunda jika ingin mencari tempat penitipan anak, yaitu:
1. Buatlah daftar tempat penitipan anak yang sudah memiliki lisensi. Sebelum menentukan pilihan
pada sebuah tempat penitipan anak, carilah referensi tempat sebanyak-banyaknya dari orangorang yang pernah menggunakan jasa tempat penitipan anak.
2. Datang langsung ke tempat penitipan anak dan mewawancarai para staf dan pengurusnya, bisa
menjadi petunjuk mengenai kualitas tempat penitipan anak. Staf yang berkualitas akan antusias
saat berinteraksi dengan anak-anak. Mereka juga harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dan
3.
pengalaman yang cukup dalam mengasuh anak.
Perhatikan setiap sudut ruang tempat penitipan anak. Pastikan lingkungannya dalam keadaan
aman dan bersih. Tidak hanya itu, lihat pula bagaimana mereka membersihkan peralatan
bermain, peralatan makan, dan lain sebagainya.
4. Aturan dan jadwal yang diterapkan di tempat penitipan anak juga perlu diketahui oleh Bunda
sebagai bahan pertimbangan. Sebuah tempat penitipan anak yang baik akan menerapkan aturan
ketat seperti pengaturan jam bermain, jam makan, pemeriksaan kesehatan untuk mencegah
penyebaran penyakit dari anak yang sedang sakit, dan lain sebagainya.
Dengan mencarikan tempat penitipan anak yang tepat, bukan hanya orangtua yang bisa lega
dan nyaman bekerja, namun anak juga bisa mendapatkan banyak manfaat bagi perkembangan
fisik dan mentalnya. Karena mencintai anak tidak cukup hanya dengan memenuhi kebutuhan
materinya, namun juga tidak melupakan kebutuhan psikologisnya.
2.6. Kendala dan Tantangan Tempat Penitipan Anak
Karena bisnis ini bergerak dalam bidang jasa, jadi hal terpenting yang harus diperhatikan
oleh pengelola tempat penitipan anak adalah pelayanannya kepada klien, baik itu kepada Bunda
ataupun kepada si kecil. Pihak pengelola harus menyiapkan tenaga (pengasuh) yang benar-benar
profisional. Selain itu, faktor lokasi juga harus menjadi pertimbangan pengelola.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mendirikan bisnis jasa
penitipan anak:
a. Persiapan Tempat
Usahakan mempunyai tempat bermain yang luas agar anak-anak bisa puas bermain. Upayakan
tempat daycare juga tidak berada persis di depan jalan raya sehingga tidak membahayakan anak
yang tiba-tiba berlari keluar.
Setiap anak harus mempunyai satu tempat tidur. Seperti, seprei, kasur, bantal, dan guling harus
diganti seminggu sekali. Sediakan juga alas di atas kasur tersebut kalau mereka mengompol.
Usahakan ada ruang bermain, beberapa kamar mandi yang bersih, ruang makan, dapur yang
letaknya berjauhan dengan ruang aktivitas sehingga aman untuk mereka.
Tombol listrik, benda tajam, kaca yang mudah pecah, dan benda-benda yang membahayakan
harus berada di luar jangkauan anak-anak.
Usahakan ada ventilasi yang baik dan AC (bila perlu) agar mereka bisa beristirahat dengan
nyaman.
Jangan lupa kawat nyamuk dan obat nyamuk yang aman, lingkungan rumah juga harus bersih.
Usahakan agar lokasi tersebut dekat dengan klinik atau rumah sakit terdekat sehingga bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dapat segera teratasi.
b. Persiapan Pengasuh
Cari Pengasuh wanita yang baik hati, agamanya juga bagus, pendidikan minimum SMA, dan
menyukai anak kecil dengan cara meminta referensi ini dari tempat mereka bekerja sebelumnya,
atau dengan cara meminta mereka untuk membuat Surat Kelakuan Baik dari kepolisian. Hal ini
untuk mencegah kemungkinan mereka tergabung dengan sindikat penculikan anak yang
sekarang sedang marak terjadi. Selain itu, juga sangat diharuskan mengetahui di mana mereka
tinggal, siapa orangtua dan kerabat mereka. Sehingga kalau ada hal-hal buruk terjadi, polisi akan
mudah untuk melacaknya. KTP mereka harus sesuai dengan tempat tinggal sebenarnya dan
simpan foto kopinya.
Cek kesehatannya baik-baik, jangan sampai mereka punya penyakit menular, seperti TBC.
Mereka harus menyediakan dana sendiri untuk rontgen paru-paru dan tes Mantoux. Kalau
mereka terbukti TBC, sebaiknya jangan diterima karena TBC sangat mudah menular ke anakanak. Kalau mereka sedang flu dan batuk, mereka wajib untuk menguunakan masker ketika
bekerja. Pastikan mereka melakukan rontgen paru-paru dan tes Mantoux di klinik yang sudah
Anda kenal reputasinya sehingga tidak membohongi pihak pengelola.
Rekrutlah satu sarjana psikologi untuk membantu membuat program bermain dan belajar selama
anak-anak dititipkan di tempat day care. Sarjana Psikologi ini juga bisa diperbantukan untuk
merekrut tenaga pengasuh yang berkualitas baik. Selain itu, psikolog juga bisa melatih para
pengasuh agar siap kerja. Akan lebih baik lagi bila para pengasuh dibekali Pengetahuan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, seperti tindakan yang harus dilakukan jika anak terjatuh,
patah tulang, tersedak, dan lain-lain.
Harap diperhatikan, satu pengasuh untuk satu anak. Jangan ambil risiko mempekerjaan satu
pengasuh untuk lebih dari satu anak karena tanggung jawab mereka sangatlah besar dalam
menjaga anak. Sang pengasuh juga tidak boleh meninggalkan anak sama sekali, bahkan ketika si
anak sedang tertidur. Pastikan mereka tidur dengan aman, tanpa tertutup bantai atau kain selimut.
Makan siang untuk pengasuh harus dilakukan secara bergantian, dan ketika mereka hendak
istirahat, anak asuhannya harus dipegang pengasuh lain yang sedang tidak bertugas.
2.7. Jenis Jenis TPA
TPA selain sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai penggganti keluarga
dalam jangka waktu tertentu bagi Anak yang Orangtuanya berkerja, juga sekaligus
penyelenggara Program pendidikan ( pengasuhan) terhadap anak sejak lahir sampai usia 6 Tahun
( Dengan Preoritas anak 4 Tahun ke bawah)
Ada beberapa jenis TPA yaitu;
1. TPA Perluasan Adalah penambahan layanan pada program kelompok bermain atau taman kanak
– kanak,sehingga menjadi program penitipan anak tanpa menghilangkan program awal. Ada pun
tujuan dari penyelenggaraan TPA Perluasan ini adalah sebagai berikut ;
a.
Meningkatkan Intensitas layanan pengasuhan,pendidikan,perawatan, perlindungan dan
b.
pemenuhan hak-hak anak khususnya anak yang orangtuanya berkerja di luar rumah.
Menyediakan acuan bagi pengelola kelompok bermain dan taman kanak-kanak yang akan
memberikan tambahan layanan pengasuhan pada programnya.
c. Meningkatkan kualitas layanan TPA perluasan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
2. TPA Temporer diartikan sebagai kesatuan layanan PAUD Non Pormal yang hanya memberikan
layanan pengasuhan kepada anak yang di titipkan sewaktu-waktu pada saat tertentu saja. Sifat
layanan tidak permanen lebih bersifat layanan pengasuhan di arena bermain,dan dapat di ikuti
oleh anak yang berganti-ganti setiap saat. Dengan adanya layanan TPA Temporer di harapkan
semua tempat yang melibatkan aktivitas orang tua di lengkapi dengan arena pengasuhan melalui
bermain yang menyenangkan bagi anak. Adapun tujuan dari penyelenggaraan layanan program
TPA Temporer adalah untuk memberikan layanan pengasuhan dan pemblajaran yang
menyenangkan kepada anak yang mengikuti aktivitas pengasuhan di lembaga TPA hanya
sewaktu- waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre (DCC). TPA
adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibuibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah
yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya.
TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut.
Pelayanan Kesejahterahan Anak
Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di keluarganya dan
membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi keluarga
Kemudian daripada itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mengelola TPA
diantaranya yaitu mulai dari pemilihan tempat, kualitas pengasuh yang baik serta beberapa aspek
lain yang mempengaruhi kegiatan/aktifitas penghuni TPA terutama anak-anak.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu pada
kesempatan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun, sehingga nantinya makalah ini bisa menjadi sumber bacaan yang lebih berguna dan
bermanfaat untuk kita semua.