Keberadaan Dan Fungsi Alat Musik Tradisional Gu Zheng Bagi Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Budaya secara harafiah berasal dari bahasa Latin yaitu colere yang memiliki arti
bercocok-tanam (cultivation) atau disebut juga mengerjakan tanah, mengelola, memelihara
ladang (Poerwanto, 2005:51).
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem, dimana sistem terbentuk dari
perilaku, baik perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini berkaitan erat dengan adanya gerak
dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu tertentu, akan
menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat.
Kebudayaan yang membuat ciri khas suatu masyarakat.
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa sangat kaya dengan keanekaragaman
budayanya, menjadi bagian dari suku bangsa atau subsuku bangsa tersebut. Salah satunya
adalah etnis Tionghoa dimana etnis tersebut mewariskan beragam peninggalan budaya,
misalnya saja perayaan, religi, ilmu pengetahuan, alat musik dan lain-lain.
Alat musik adalah instrumen atau alat yang sengaja diciptakan atau diadaptasikan
dengan tujuan supaya dapat menghasilkan suara musik. Merriam (1964:45) mengemukakan
bahwa:
“… Instrument harus diukur, dideskripsikan, digambar dengan skala atau difoto,
prinsip konstruksi, bahan pembuatan, motif dekorasi, metode dan teknik

memainkannya dalam pertunjukan, wilayah dana, nada-nada yang dihasilkan dan
tangga nada teoritisnya”.
Contoh dari peninggalan alat musik tradisional Cina kuno adalah Gu Zheng (古筝),
Pipa (

), Guqin (古

),Liuqin (柳

), Er hu (二胡), Yueqin (月

). Gu Zheng adalah

Universitas Sumatera Utara

salah satu alat musik Tiongkok tertua yang mengakar pada nilai estetika dalam peradaban
sejarah budaya Tionghoa sepanjang rentang waktu dua ribu tahun yang lampau. Gu Zheng
yang asalnya dari alat musik Se (瑟), yang merupakan alat musik tradisional Cina yang
memiliki 25 senar yang menyerupai alat musik Gu Zheng.
Pipa (Tionghoa:


; pinyin: pípá , baca: bíbá) adalah alat musik tradisional di Cina.

Pipa adalah alat musik petik yang badannya terbuat dari kayu dan telah dimainkan selama

lebih dari 2000 tahun di China. Alat musik pipa ini telah ada pada zaman dinasti Qin (221 BC
- 206 BC). Pipa pada awalnya memiliki bentuk yang lurus vertikal pada bagian atas dan
dilapisi oleh kulit pada bagian permukaannya, terdiri dari 4 senar dan mempunyai 12 nada
standard.
Guqin ( 古

) adalah instrumen Tiongkok kuno. Guqin memiliki sejarah yang

panjang dan juga memiliki arti budaya yang sangat luas, dan telah ditetapkan oleh UNESCO
sebagai warisan budaya Tionghoa yang harus dilestarikan. Budayawan kuno dan pejabat
menggunakan guqin untuk mengekspresikan keinginan mereka untuk memperbaiki diri,
mengharmoniskan keluarga dan memberikan kebaikan bagi orang banyak, juga untuk
menciptakan kedamaian bagi masyarakat.

Erhu (Hanzi: 二胡) merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer


di samping alat musik tradisional Gu Zheng. Pada mulanya, Erhu menggunakan dua senar
yang terbuat dari sutra, tetapi sekarang Erhu menggunakan senar dari logam. Erhu biasanya
menggunakan membran dari kulit ular piton, tetapi ada juga yang menggunakan bahan lain.
Kotak suara dapat berbentuk segi enam, segi delapan, atau bulat. Kotak suara ini juga
bervariasi ukurannya, semakin besar ukuran kotak suaranya maka bunyi bass yang dihasilkan
semakin besar dan begitu pula sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

Gu Zheng atau kecapi Cina adalah alat musik tradisional Cina yang paling populer

dan termasuk jenis alat musik petik (Long Lute Zither). Musik tradisional adalah musik yang
hidup di masyarakat secara turun temurun yang dipertahankan sebagai sarana untuk dapat
memperkenalkan daerah tersebut dan mengandung arti tersendiri bagi setiap daerah yang ada
di Indonesia dan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat itu sendiri.

Musik tradisional juga musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan
diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Musik ini menggunakan bahasa, gaya,
dan tradisi khas daerah setempat dan dari situ lah kita dapat mengetahui bahwa alat musik

tradisional itu berasal dari daerah mana, sehingga musik tradisional tidak dapat dipisahkan
dengan daerah itu sendiri.
Di Kota Medan, banyak orang yang berminat untuk belajar memainkan alat musik
tradisional Gu Zheng, akan tetapi tempat pembelajarannya yang masih terbatas dan alat
musik Gu Zheng ini memiliki nilai positif dimana kehadirannya memberikan suasana baru
dan berbeda di dunia musik khusus nya di Kota Medan. Adanya alat musik Gu Zheng ini
menjadi salah satu pemicu untuk dapat melahirkan generasi muda yang dapat
membangkitkan alat musik tradisional Cina yang ada di Kota Medan.
Gambar 1.1 Gu Zheng

Dokumentasi : Gucci Octavia, 2014

Universitas Sumatera Utara

Apabila Gu Zheng dimainkan akan menghasilkan nada/suara yang indah. Di dalam
memainkan alat musik Gu Zheng dibutuhkan kesabaran dan keuletan dalam memetik. Alat
musik Gu Zheng dimainkan dengan cara dipetik, dan diperlukan kuku palsu, supaya
mempermudah memetik senar-senar dari Gu Zheng.
Di Kota Medan, alat musik Gu Zheng ditampilkan kembali dan berdasarkan hasil
penelitian penulis dengan munculnya animo masyarakat Tionghoa. Pada tahun 2008

berdirilah Jade Music School yang berada di Jln.Singosari No: 3F, Thamrin-Medan sebagai
tempat/wadah pembelajaran alat musik Gu Zheng, meskipun peminatnya masih sebatas
masyarakat-masyarakat yang memiliki kemampuan (financial) menengah ke atas. Disamping
itu terdapat juga tempat/wadah pembelajaran alat musik Gu Zheng seperti Chong Yee
Chinese Music Centre yang memperkenalkan alat musik tradisional Gu Zheng di kota Medan.
Pada saat ini di Kota Medan, alat musik Gu Zheng memiliki beberapa fungsi antara
lain sebagai hiburan untuk menghibur para pengunjung yang dapat menarik perhatian untuk
mendengarkan alunan alat musik Gu Zheng, dimana setiap alunan tersebut dapat
menyampaikan sebuah cerita atau sebuah perasaan melalui alat musik Gu Zheng yang
sebagaimana sebagai alat komunikasi. Di Kota Medan, alat musik Gu Zheng terus berjalan
atau berkembang dari generasi ke generasi, karena ini merupakan kebudayaan masyarakat
Tionghoa.
Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut keberadaan Gu Zheng dan fungsinya bagi masyarakat Tionghoa di Kota medan.
1.2 Batasan Masalah
Setiap pelaksanaan penelitian karya ilmiah pasti selalu bertitik tolak dari adanya
masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan. Agar penulisan skripsi ini dapat terarah
dan pembahasannya juga tidak mengambang serta tidak terjadi penafsiran yang salah, maka

Universitas Sumatera Utara


penulis akan membatasi permasalahan yang dipaparkan pada Keberadaan dan Fungsi Alat
Musik Tradisional Gu Zheng bagi masyarakat Tionghoa di kota Medan. Lokasi penelitian dan
penulisan adalah Jln. Singosari No: 3F Jade Music School Gu Zheng- Thamrin.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan pada pendahuluan di atas,
maka penulis membuat rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan alat musik Gu Zheng di Jade Music School?
2. Bagaimana fungsi alat musik Gu Zheng bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan?

1.4 Tujuan Penelitian
Melalui penelitian ini, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan keberadaan alat musik Gu Zheng di Jade Music Scholl?
2. Menjelaskan fungsi alat musik Gu Zheng bagi masyarakat Tionghoa di Kota
Medan?

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut :
1.5.1

Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman tentang keberadaandan fungsi alat musik Gu Zheng bagi masyarakat Tionghoa
secara umum.

Universitas Sumatera Utara

1.5.2

Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian fungsi alat musik

tradisional Gu Zheng bagi masyarakat Tionghoa adalah untuk menambah pemahaman tentang
keberadaan dan fungsi alat musik tradisional Gu Zheng bagi masyarakat Tionghoa di Kota
Medan khususnya generasi muda, sebagai bagian dari salah satu etnis di Indonesia.


Universitas Sumatera Utara