Pengaruh Risiko Pembiayaan terhadap profitabilitas bank syraiah di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia memiliki peluangbesar
karena peluang pasarnya yang seiring dengan mayoritas penduduk di Indonesia.
Perkembangan ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya perbankan syariah
yang ada di Indonesia. Masyarakat Indonesia semakin banyak yang memilih
untuk menabung dengan menggunakan jasa bank syariah. Untuk menjaga
kepercayaan tersebut, untuk dari itu bank syariah sendiri sangat berhati-hati dalam
mengelola kegiatan operasionalnya.
Terdapat dua jenis bank yang ada di Indonesia, di antaranya bank
konvensional dan bank syariah. Bank syariah sendiri adalah bank yang
aktivitasnya meninggalkan masalah riba (Kasmir,2010). Sebagai tanda bahwa
bank syariah bisa diterima di tengah kondisi kemajemukan bangsa ialah dengan
berkembangnya jasa perbankan di Indonesia dengan pesat. Jasa perbankan yang
berbasis syariah tersebut telah menjadi alternatif bagi sebagian masyarakat yang
menginginkan adanya institusi keuangan lain di luar bank konvensional.
Permasalahan yang menjadi kendala perbankan syariah pada saat ini antara
lain kurangnya deposito sehingga perbankan yang beroperasi secara syariah tidak
dapat menerima simpanan dari orang-orang yang ingin mendapat keuntungannya
tidak dibenarkan tanpa berbagai resiko. Kemudian likuiditas yang berlebihan
menjadikan bank islam lebih cenderung mempertahankan rasio yang tinggi antara
uang tunai
dengan
simpanannya bila dibandingkan
dengan
perbankan
konvensional. Bank islam juga bekerja dengan aturan yang sangat ketat dan
memilih investasi yang halal dan sesuai syariah saja. Masalah pendanaan dan
pinjaman untuk konsumsi, bank islam kadang kesulitan untuk memberi pinjaman
yang bertujuan konsumtif. Minimnya sumber daya manusia yang memahami
secara komprehensif segala hal yang berkaitan dengan industri perbankan syariah
juga menjadi masalah bagi perbankan syariah. Dan perbankan syariah harus
menghadapi belum maksimalnya institusi undang-undang yang menjadi payung
hukum bagi keseluruhan aktifitas perbankan islam.
Seperti halnya perusahaan, tujuan akhir dari sebuah bank adalah menjaga
kelangsungan hidup bank melalui usaha untuk meraih keuntungan. Artinya, total
biaya yang dikeluarkan tidak boleh melebihi total pendapatan yang diterima,
terutamamengingat bank bekerja dengan dana yang diperoleh dari masyarakat
yang dititipkan pada bank atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu, kegiatan
operasional harus dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin untuk
mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat kesehatan suatu bank dapat
dilihat dari tingkat keuntungan yang diperoleh tersebut dan menentukan
keberhasilan suatu bank. Penilaian kesehatan bank syariah dapat dilakukan
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007.
Bank Syariah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat sejak tahun
1999 hingga saat ini. Dalamperkembangannyasejak BMI terbentuk, industri
perbankan
syariah
di
Indonesia
semakinberkembang.
Meskipun
hinggapadaawaltahun2000 bank umum SyariahdiIndonesiahanya berjumlah tiga
buah, pada saat ini industriperbankansyariahsemakinmarak.Hal ini didukung
dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah sehingga perkembangan industri perbankan syariah nasional
semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi bahkan pada saat ini, industri perbankan
syariahtidak hanya diisi oleh para pemain dari dalam negeri tetapi juga para
pemain dari luar negeri.
Aspek earning atau pendapatan biasanya digunakan sebagai alat ukur salah
satunya untuk menentukan keadaan suatu bank. Dan hasil dari aspek tersebut yang
kemudian menghasilkan kondisi sebuah bank. Berdasarkan pendapat tersebut,
aspekearning atau profitabilitas merupakan salah satu aspek yang dimana dapat
menilai kinerja suatu bank apakah bank tersebut sudah baik atau belum.
Profitabilitas merupakan salah satu alat analisis keuangan bank yang mengukur
tingkat kesuksesan manajemen dalam menghasilkan suatu laba atau keuntungan
dari operasi usaha bank. Jika profitabilitas yang dicapai suatu bank rendah, maka
bank tersebut kurang maksimal kinerja keuangan manajemennya dalam
menghasilkan laba. Sebaliknya pula profitabilitas yang tinggi dapat menunjukkan
kinerja keuangan suatu bank yang baik.
Untuk
mendatangkan
produk
risiko,
investasi
sendiri
pembiayaan
pun
memiliki
sifat
mengalami
yang
senantiasa
ketidakpastian
atas
pengembalian laba atau keuntungan dari dana yang telah disepakati antara bank
dan nasabah (Adimarwan Karim,2006). Adanya ketidakpastian tersebut membawa
risiko yang tinggi bagi bank syariah sebagai penyalur dana atas pembiayaan
tersebut. Risiko pembiayaan yang cukup besar sangat berpengaruh terhadap
keuntungan yang diperoleh dalamsuatu bank. Risiko kerugian akibat pemberian
atau yang telah ditetapkan baik ketentuan internal maupun eksternal.
a) Risiko Hukum
Risiko hukum adalah terkait dengan risiko bank yang menangtgung kerugian
sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau
yuridis.
b) Risiko Reputasi
Risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang terkait dengan
kegiatan usaha bank atau karena adanya persepsi negatif terhadap bank.
c) Risiko Strategi
Risiko yang timbul karena adanya penetapan dan pelaksanaan strategi usaha
bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau
kurang responsifnya bank terhadap perubahan-perubahan eksternal.
Dari uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan penelitian mengenai
hubungan risiko pembiayaan terhadap profitabilitas. Untuk itu, judul yang
digunakan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Risiko Pembiayaan
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh risiko pembiayaan terhadap
profitabilitas pada perbankan syariah?”
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang tidak lain adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh risiko pembiayaan terhadap profitabilitas
perbankan syariah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi bankbank yang ada di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha
meningkatkan profitabilitas.
2. Bagi nasabah, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
tentang resiko apa saja yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah
di Indonesia.
3. Bagi pembaca, memberikan informasi dan diharapkan dapat menambah
cakrawala berfikir bagi setiap yang membacanya, serta mengembangkan
kemampuan untuk mengaplikasikan dalam fakta perekonomian yang terjadi
dalam perekonomian.
4. Bagi investor dan calon investor penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai
bahan
pertimbangan
investasi
dalam
mendirikan
atau
mengembangkan perbankan di Indonesia, baik sistem perbankan syariah atau
perbankan konvensional.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia memiliki peluangbesar
karena peluang pasarnya yang seiring dengan mayoritas penduduk di Indonesia.
Perkembangan ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya perbankan syariah
yang ada di Indonesia. Masyarakat Indonesia semakin banyak yang memilih
untuk menabung dengan menggunakan jasa bank syariah. Untuk menjaga
kepercayaan tersebut, untuk dari itu bank syariah sendiri sangat berhati-hati dalam
mengelola kegiatan operasionalnya.
Terdapat dua jenis bank yang ada di Indonesia, di antaranya bank
konvensional dan bank syariah. Bank syariah sendiri adalah bank yang
aktivitasnya meninggalkan masalah riba (Kasmir,2010). Sebagai tanda bahwa
bank syariah bisa diterima di tengah kondisi kemajemukan bangsa ialah dengan
berkembangnya jasa perbankan di Indonesia dengan pesat. Jasa perbankan yang
berbasis syariah tersebut telah menjadi alternatif bagi sebagian masyarakat yang
menginginkan adanya institusi keuangan lain di luar bank konvensional.
Permasalahan yang menjadi kendala perbankan syariah pada saat ini antara
lain kurangnya deposito sehingga perbankan yang beroperasi secara syariah tidak
dapat menerima simpanan dari orang-orang yang ingin mendapat keuntungannya
tidak dibenarkan tanpa berbagai resiko. Kemudian likuiditas yang berlebihan
menjadikan bank islam lebih cenderung mempertahankan rasio yang tinggi antara
uang tunai
dengan
simpanannya bila dibandingkan
dengan
perbankan
konvensional. Bank islam juga bekerja dengan aturan yang sangat ketat dan
memilih investasi yang halal dan sesuai syariah saja. Masalah pendanaan dan
pinjaman untuk konsumsi, bank islam kadang kesulitan untuk memberi pinjaman
yang bertujuan konsumtif. Minimnya sumber daya manusia yang memahami
secara komprehensif segala hal yang berkaitan dengan industri perbankan syariah
juga menjadi masalah bagi perbankan syariah. Dan perbankan syariah harus
menghadapi belum maksimalnya institusi undang-undang yang menjadi payung
hukum bagi keseluruhan aktifitas perbankan islam.
Seperti halnya perusahaan, tujuan akhir dari sebuah bank adalah menjaga
kelangsungan hidup bank melalui usaha untuk meraih keuntungan. Artinya, total
biaya yang dikeluarkan tidak boleh melebihi total pendapatan yang diterima,
terutamamengingat bank bekerja dengan dana yang diperoleh dari masyarakat
yang dititipkan pada bank atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu, kegiatan
operasional harus dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin untuk
mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat kesehatan suatu bank dapat
dilihat dari tingkat keuntungan yang diperoleh tersebut dan menentukan
keberhasilan suatu bank. Penilaian kesehatan bank syariah dapat dilakukan
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007.
Bank Syariah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat sejak tahun
1999 hingga saat ini. Dalamperkembangannyasejak BMI terbentuk, industri
perbankan
syariah
di
Indonesia
semakinberkembang.
Meskipun
hinggapadaawaltahun2000 bank umum SyariahdiIndonesiahanya berjumlah tiga
buah, pada saat ini industriperbankansyariahsemakinmarak.Hal ini didukung
dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah sehingga perkembangan industri perbankan syariah nasional
semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi bahkan pada saat ini, industri perbankan
syariahtidak hanya diisi oleh para pemain dari dalam negeri tetapi juga para
pemain dari luar negeri.
Aspek earning atau pendapatan biasanya digunakan sebagai alat ukur salah
satunya untuk menentukan keadaan suatu bank. Dan hasil dari aspek tersebut yang
kemudian menghasilkan kondisi sebuah bank. Berdasarkan pendapat tersebut,
aspekearning atau profitabilitas merupakan salah satu aspek yang dimana dapat
menilai kinerja suatu bank apakah bank tersebut sudah baik atau belum.
Profitabilitas merupakan salah satu alat analisis keuangan bank yang mengukur
tingkat kesuksesan manajemen dalam menghasilkan suatu laba atau keuntungan
dari operasi usaha bank. Jika profitabilitas yang dicapai suatu bank rendah, maka
bank tersebut kurang maksimal kinerja keuangan manajemennya dalam
menghasilkan laba. Sebaliknya pula profitabilitas yang tinggi dapat menunjukkan
kinerja keuangan suatu bank yang baik.
Untuk
mendatangkan
produk
risiko,
investasi
sendiri
pembiayaan
pun
memiliki
sifat
mengalami
yang
senantiasa
ketidakpastian
atas
pengembalian laba atau keuntungan dari dana yang telah disepakati antara bank
dan nasabah (Adimarwan Karim,2006). Adanya ketidakpastian tersebut membawa
risiko yang tinggi bagi bank syariah sebagai penyalur dana atas pembiayaan
tersebut. Risiko pembiayaan yang cukup besar sangat berpengaruh terhadap
keuntungan yang diperoleh dalamsuatu bank. Risiko kerugian akibat pemberian
atau yang telah ditetapkan baik ketentuan internal maupun eksternal.
a) Risiko Hukum
Risiko hukum adalah terkait dengan risiko bank yang menangtgung kerugian
sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau
yuridis.
b) Risiko Reputasi
Risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang terkait dengan
kegiatan usaha bank atau karena adanya persepsi negatif terhadap bank.
c) Risiko Strategi
Risiko yang timbul karena adanya penetapan dan pelaksanaan strategi usaha
bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau
kurang responsifnya bank terhadap perubahan-perubahan eksternal.
Dari uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan penelitian mengenai
hubungan risiko pembiayaan terhadap profitabilitas. Untuk itu, judul yang
digunakan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Risiko Pembiayaan
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh risiko pembiayaan terhadap
profitabilitas pada perbankan syariah?”
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang tidak lain adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh risiko pembiayaan terhadap profitabilitas
perbankan syariah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi bankbank yang ada di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha
meningkatkan profitabilitas.
2. Bagi nasabah, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
tentang resiko apa saja yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah
di Indonesia.
3. Bagi pembaca, memberikan informasi dan diharapkan dapat menambah
cakrawala berfikir bagi setiap yang membacanya, serta mengembangkan
kemampuan untuk mengaplikasikan dalam fakta perekonomian yang terjadi
dalam perekonomian.
4. Bagi investor dan calon investor penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai
bahan
pertimbangan
investasi
dalam
mendirikan
atau
mengembangkan perbankan di Indonesia, baik sistem perbankan syariah atau
perbankan konvensional.