d. Pertukangan Kayu Jenjang 2 (Djoko)
D. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI JENJANG II I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upayaupaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidangbidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upayaupaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran (learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa akan sekaligus pula memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masingmasing.
Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka. Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain: 1. meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan;
2. mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria kompetensi yang disyaratkan untuk suatu jenis bidang dan tingkat pekerjaan;
(2)
3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja; dan
4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan Indonesia dengan negaranegara lain di dunia baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
Secara mendasar langkahlangkah pengembangan tersebut mencakup permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal antara lain belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu upayaupaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.
(3)
B.Tujuan Penyusunan SKL
SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar mandiri, sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.
C.Uraian Program
Kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi, merupakan program kursus dan pelatihan yang tersusun secara teratur dan terstruktur yang menghasilkan pertukangan kayu konstruksi yang profesional pada jenjangnya. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta didik agar mampu bersikap teliti dan cermat dalam melaksanakan pekerjaan persiapan sebagai Pertukangan kayu konstruksi, melaksanakan pekerjaan mengolah menjadi kayu konstruksi, melakukan perakitan, pengujian produk dan melaksanakan pekerjaan finishing.
1. Nama Program
Kursus dan Pelatihan pertukangan kayu konstruksi jenjang II KKNI. 2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi jenjang II KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam menguasai pekerjaan pertukangan kayu konstruksi yang meliputi: pelaksanaan pekerjaan persiapan, pekerjaan pengolah kayu (pabrikasi), pekerjaan merakit, pekerjaan pengujian kekokohan (kekuatan konstruksi), pekerjaan finishing, serta memiliki sikap kerja yang bertanggungjawab terhadap penggunaan peralatan (equipments) yang memperhatikan aspek Keamanan dan Keselamatan Kerja Lingkungan (K3L) dan berkomunikasi di tempat kerja.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang mampu membuat bekisting dan perancah, rangka atap, kudakuda, plafon, dinding dan lantai, kosen, daun pintu dan jendela, serta tangga, sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi ini bermanfaat bagi.
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja dan kepercayaan diri yang dilandasi atas penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam pekerjaan pertukangan kayu konstruksi baik yang bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks, sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b.Lembaga pengguna (stakeholder) bidang pertukangan kayu konstruksi: dapat merekrut calon pertukangan kayu konstruksi yang sesuai dengan kualifikasi dan siap beradaptasi dengan pekerjaannya.
(4)
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi; dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar dan sesuai kebutuhan pengguna.
4. Kualifikasi Peserta
Program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi jenjang II KKNI ini mensyaratkan bahwa kualifikasi calon peserta memiliki pendidikan minimal lulusan SD/sederajat dengan usia minimal 18 tahun atau yang bersedia dilatih sebagai pertukangan kayu konstruksi yang memiliki latar belakang pernah bekerja sebagai pertukangan kayu konstruksi.
5. Durasi Kursus dan Pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan peserta untuk mengikuti pertukangan kayu konstruksi adalah 380 jam pelajaran dengan proporsi waktu 30% teori dan 70% praktik.
6. Metode Kursus dan Pelatihan
Untuk menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan Pertukangan kayu yang sesuai dengan standar dan kebutuhan industri, maka kegiatan proses pembelajaran dalam kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi akan digunakan metode ceramah dengan modifikasi ilustrasi pekerjaan untuk transfer of knowledge, metode demonstrasi, simulasi dan praktik kerja untuk penguasaan skill and attittude, serta metode asesmen untuk pengukuran penguasaan kompetensi. Peserta kursus dan pelatihan dipersyaratkan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan pelatihan yang sudah diprogramkan.
7. Uji Kompetensi
Kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi ini akan menerbitkan 2 (dua) jenis sertifikat tanda bukti alat ukur keberhasilan capaian program kursus dan pelatihan, yaitu Sertifikat Tanda Bukti Telah Mengikuti Pelatihan, yang disebut dengan STTPL, dan sertifikat kompetensi setelah melalui uji kompetensi. Kedua uji tersebut dilaksanakan diakhir program pelatihan.
Pelaksanaan uji yang dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan dalam penyerapan hasil transfer of knowledge, selama proses kursus dan pelatihan yang dilakukan oleh instruktur, alat ukur ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian penguasaan pengetahuan yang diberikan oleh instruktur.
Uji kompetensi ini dilakukan untuk mengukur penguasaan dimensi kompetensi yang meliputi penguasaan pengetahuan kerja pertukangan kayu konstruksi, dengan metode uji tulis maupun lisan, serta mengukur penguasaan kemampuan motorik (skill) dengan jenis uji praktik (real practice), dalam proses kerja kayu konstruksi.
Pelaksanaan uji kompetensi dilaksanakan di tempat uji kompetensi (TUK), uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan teori, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan.
Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
(5)
bidang konstruksi yang independen dan diakui oleh pemerintah atau lembaga kursus dan pelatihan yang terakreditasi.
8. Sertifikasi kelulusan
Sertifikat kelulusan tanda bukti telah mengikuti kursus dan pelatihan (STTPL) diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan seluruh ketentuan dalam penyelenggaraan kursus dan pelatihan, yang dilakukan Lembaga Kursus dan Pelatihan Kompetensi (LPK).
Sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan setelah direkomendasikan kompeten oleh asesor kompetensi melalui asesmen dalam uji kompetensi oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pertukangan Kayu Kontruksi.
Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan satu lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pertukangan Kayu Kontruksi. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah Sertifikat pertukangan kayu konstruksi Jenjang II KKNI.
D.Ruang Lingkup Penyusunan SKL
Penyusunan SKL berbasis KKNI mencakup sistematika dan format SKL serta tata cara penulisan SKL.
Penyusunan SKL berbasis KKNI dibuat untuk pertukangan kayu konstruksi dengan jenjang/kualifikasi II pada KKNI, yang mendeskripsikan pengetahuan, keterampilan kerja tukang kayu konstruksi, dan dilandasi sikap kerja profesional yang beretika dan bertanggungjawab penuh atas pekerjaanya. Yang diharapkan berjiwa interpreneurship sesuai dengan bidang pertukangan kayu konstruksi.
Pekerjaan pertukangan kayu konstruksi terdiri atas tiga (3) bidang yaitu pertukangan kayu konstruksi, Pertukangan kayu furniture dan Pertukangan kayu kria. Ketiga bidang pekerjaan pertukangan ini memiliki ruang lingkup. 1. Melaksanakan pekerjaan persiapan.
2. Melaksanakan pekerjaan pengolahan kayu (pabrikasi). 3. Melaksanakan pekerjaan merakit.
4. Melaksanakan pekerjaan menguji kekokohan (kekuatan konstruksi). 5. Melaksanakan pekerjaan finishing.
(6)
Batasan kegiatan pertukangan kayu dalam standar kelulusan ini terbatas pada bidang pertukangan kayu konstruksi, yang memiliki peta kerja seperti berikut.
Peta Pekerjaan Tukang Kayu
Mgn Aktivitas Tukang Kayu
Plan Membuat Persiapan
a. Gambar (menerjemahkan/ Menginterpretasikan gambar/dimensi dan membuat mal).
b. Alat (manual, listrik). c. Bahan.
d. Tempat/Meja kerja.
Do Mengolah Bahan menjadi Bentuk Konstruksi Kayu
a. Memotong (menyiapkan, menajamkan, menyetel, merawat alat, memotong).
b. Menghaluskan (menyiapkan alat dan merawat alat, menghaluskan).
c. Membentuk.
Penomoran jenis sambungan. Membuat profil.
Melubangi.
Do Merakit Konstruksi Kayu a. Presisi (Menyetel)
Pemeriksaan dimensi/bentuk.
Menyetel (mencocokan sambungan, menyetel). c. Mengunci.
Menentukan letak kuncian. Menentukan jenis kuncian. Memasang kuncian.
Do Menguji Kekokohan (kekuatan konstruksi) a. Memeriksa (dimensi dan bentuk).
b. Setel.
Pencocokan sambungan. Penyetelan.
c. Menguji produk.
Check Melaksanakan pekerjaan Finishing a. Membersihkan permukaan.
(7)
Peta Pekerjaan Tukang Kayu
Mgn Aktivitas Tukang Kayu
c. Menutup permukaan kayu dengan bahan finishing.
Act a. Membuat : Bekisting dan Perancah, Rangka Atap, Kudakuda, Plafon.
b. Membuat dinding + lantai, kosen + daun pintu/jendela, tangga, railling.
E. Pengertian
Pada pedoman ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang memiliki oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai dengan kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi KKNI
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu. 5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan normanorma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan seharihari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab dalam lingkungan kerja.
8. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
9. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
10.Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
11.Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup deskripsi umum dan selaras dengan deskripsi kualifikasi KKNI.
(8)
12. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
13. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu kemampuan minimum yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelsaikan suatu pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada jenjang KKNI yang sesuai.
14. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak
15. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus. 16. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan non formal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal.
(9)
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi berbasis KKNI jenjang II ini memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik yang menghasilkan tukang kayu konstruksi yang mampu membuat/melaksanakan pekerjaan bekisting dan perancah, rangka atap, kudakuda, plafon, dinding dan lantai, kusen dan daun pintu/jendela, tangga dan railing.
Lulusan yang dapat menyelesaikan pekerjaanpekerjaan tersebut di atas, dengan keterampilan yang dimilikinya dapat bekerja dalam industri perkayuan (komponen rumah) atau dapat menjadi wirausahawan di bidang perkayuan secara mandiri.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus dan pelatihan ini adalah sebagai tukang kayu konstruksi, setara dengan jenjang II dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
C. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes) 1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan pelatihan adalah.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut: a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia;
d. mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain;
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas; dan
(10)
g. mampu meningkatkan kreatifitas disiplin keilmuan dengan inovasi teknologi yang dapat dirasakan dampak positifnya bagi semua golongan masyarakat.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang II pada KKNI
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus dan pelatihan Pertukangan kayu ini adalah tukang kayu konstruksi jenjang II dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yaitu:
a. mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur;
b. memahami beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang kerjanya;
c. mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif; dan
d. bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.
3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus
Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi adalah. PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI SESUAI KKNI JENJANG II SIKAP DAN TATA NILAI Membangun dan membentuk karakter dan kepribadian manusia Indonesia yang. 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik didalam menyelesaikan tugasnya. 3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia. 4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya. 5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain. 6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
(11)
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI SESUAI KKNI JENJANG II KEMAMPUAN DI BIDANG KERJA Mampu melaksanakan satu tugas spesifik yaitu: pertukangan kayu konstruksi degan mengguna kan alat (manual maupun listrik), informasi dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya, yang mencakup kemampuan sebagai berikut. 1. Melakukan pekerjaan persiapan yang meliputi menterjemahkan gambar kerja (interpretasi gambar), membuat mal; mengidentifikasi dan menyiapkan alat kerja (manual/listrik); memilih dan menyiapkan bahan; menyiapkan tempat kerja. 2. Mengolah bahan kayu konstruksi yang meliputi kompetensi mempersiapkan, menggunakan dan merawat alat kerja untuk pekerjaan memotong, melubangi dan menghaluskan; mengerjakan membentuk konstruksi sesuai dengan design gambar kerja. 3. Menyusun komponen konstruksi sesuai dengan gambar kerja, dengan kompetensi melakukan pemeriksaan dimensi dan bentuk, serta penyetelan hingga menjadi bentuk konstruksi kayu yang sesuai gambar kerja; melaksanakan pekerjaan penguncian yang meliputi kompetensi capaian menentukan letak dan jenis kuncian serta memasang kuncian. 4. Melakukan pengujian produk untuk menetapkan mutu, dengan kompetensi memeriksa kesesuaian produk (bentuk dan ukuran) dengan gambar kerja; serta melakukan pengujian kekokohan produk.
5. Melaksanakan pekerjaan finishing dengan kompetensi membersihkan permukaan kayu konstruksi, filler dan menutup permukaan kayu dengan bahan finishing.
PENGETAHUAN YANG DIKUASAI 1. Menguasai metode kerja/cara kerja dengan alat Pertukangan kayu manual dan mekanis (listrik). 2. Menguasai gambar kerja. 3. Menguasai jenis dan penggunaan/ pengoperasian serta perawatan alat kerja. 4. Menguasai pengetahuan perlakuan dan pengelolaan bahan konstruksi khusus kayu.
(12)
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI SESUAI KKNI JENJANG II HAK DAN TANGGUNG JAWAB 1. Bertanggung jawab atas pekerjaan maupun hasil karya baik secara kualitas maupun kuantitas. 2. Melakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan atasan, rekan kerja dan pengguna jasa. D. Standar Kompetensi Lulusan
Dalam naskah akademik SKKNI, dinyatakan beberapa informasi terkait dengan makna kompetensi dan standar kompetensi sebagaimana dinyatakan berikut ini. Berdasar pada arti bahasa, standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai "ukuran" yang disepakati, sedangkan kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.
Dengan demikian dapat disepakati bahwa standar kompetensi merupakan kesepakatankesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan oleh seluruh "stakeholder" di bidangnya.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang relevan, yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Penyusunan standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu:
a. mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan;
b. mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan;
c. melakukan pekerjaan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula;
d. menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda; dan
e. menyesuaikan kemampuan yang dimiliki bila bekerja pada kondisi dan lingkungan yang berbeda.
Meskipun bersifat generik standar kompetensi harus memiliki kemampuan ukur yang akurat, untuk itu standar harus:
a. terfokus pada apa yang diharapkan dapat dilakukan pekerja di tempat kerja;
(13)
b. memberikan pengarahan yang cukup untuk pelatihan dan penilaian;
c. diperlihatkan dalam bentuk hasil akhir yang diharapkan; dan d. selaras dengan peraturan perundangundangan terkait yang
berlaku, standar produk dan jasa yang terkait serta kode etik profesi bila ada.
Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas: a. unit kompetensi;
b. elemen kompetensi; dan c. indikator kelulusan.
(14)
(15)
Sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN Sikap dan Tata Nilai
1. Mengaktualisasi karakter dan
kepribadian manusia Indonesia.
1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. a. Memiliki integritas tinggi, berbudi pekerti baik, dan memiliki keberanian dalam hal positif sesuai dengan perannya sebagai seorang
tukang kayu yang akan bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan pertukangan konstruksi kayu.
b. Ketercapaian dalam malaksanakan SOP pertukangan kayu konstruksi.
c. Ketaatan terhadap Etos kerja.
d. Beradaptasi dengan kondisi di tempat kerja. e. Peka dan tanggap terhadap lingkungan kerja. 1.2. Memiliki moral, etika dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya.
1.3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.
1.4. Bekerja sama dan memiliki kepekaan yang tinggi
terhadap masyarakat dan lingkungannya.
1.5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
(16)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 1.6. Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
Kemampuan di Bidang Kerja 2. Mampu menyiapkan
gambar kerja, alat, bahan, dan tempat kerja.
2.1. Membaca gambar. a. Ketepatan membuat gambar mal pada kayu sesuai gambar kerja.
b. Ketepatan memilih dan menggunakan kayu sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan.
c. Ketepatan memilih dengan tepat dan
mengoperasikan alat kerja (manual/listrik) sesuai dengan fungsinya.
2.1.1 Menginterpretasi gambar/ dimensi. 2.1.2 Membuat gambar
sketsa.
5. Mampu
melaksanakan
pekerjaan konstruksi kayu.
3.1 Memahami surat
perintah/instruksi kerja terkait dengan pekerjaan konstruksi kayu secara manual.
(17)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 5.1.1. Menginterpretasi surat
perintah/ instruksi kerja dari atasan.
3.1.1.1 Ketepatan dalam melaksanakan surat perintah/ instruksi kerja dari atasan. 3.2 Membaca/membuat sketsa
dan/atau gambar kerja sederhana.
3.2.1 Membaca/ membuat sketsa benda kerja 2 dimensi (2D).
3.2.1.1 Ketepatan dalam membuat gambar sketsa bentuk objek/benda kerja 2 dimensi (2D) sesuai gambar kerja. 3.2.2 Membaca/ membuat
sketsa benda kerja 3 dimensi (3D).
3.2.2.1 Ketepatan membuat sketsa benda kerja 3 dimensi (3D) sesuai bentuk dan ukuran gambar kerja. menggunakan proyeksi oblik, aksonometrik dan perspektif. 3.3 Mengidentifikasi,
mengoperasikan,
memelihara dan menyimpan peralatan manual dan
(18)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 3.3.1 Memilih,
menggunakan dan merawat peralatan manual.
3.3.1.1 Ketepatan memilihperalatan manual dengan tepat dan sesuai fungsinya. 3.3.1.2 Ketrampilan dalam mengoperasikan
peralatan manual sesuai fungsi dan SOP.
3.3.1.3 Ketepatan merawat peralatan manual sesuai dengan SOP.
3.3.1.4 Ketepatan dalam kebersihan, kerapihan setiap peralatan manual serta
penyimpanan sesuai tempatnya. 3.3.2 Memilih,
menggunakan dan merawat peralatan listrik.
3.3.2.1 Kecermatan dalam memilihperalatan listrik sesuai fungsinya.
(19)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
3.3.2.2 Keterampilan dalam mengoperasikan peralatan listrik sesuai fungsi dan SOP.
3.3.2.3 Kecermatan dalam merawat peralatan listrik sesuai dengan SOP.
3.3.2.4 Kecermatan dalam membersihkan perlengkapan dan kerapihan setiap peralatan listrik serta menyimpan pada tempat yang seharusnya.
3.4 Mengidentifikasi, mengoperasikan, memelihara, dan menyimpan alat ukur
manual (mistar baja, mistar siku, rol meter).
3.4.1 Keterampilan dalam menggunakan alat ukur manual sesuai kebutuhan dan peruntukannya.
(20)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 3.4.2 Keterampilan dalam melakukan
pengukuran menggunakan alat ukur manual dengan tepat sesuai SOP. 3.4.3 Ketepatan dalam menjaga kebersihan,
kelengkapan dan kerapihan setiap alat ukur manual serta menyimpan pada tempat yang seharusnya menyimpan pada tempat yang seharusnya.
3.5 Mengidentifikasi, mengoperasikan,
memelihara, dan menyimpan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3.5.1 Kecermatan dalam memilih peralatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang relevan untuk melakukan kerja konstruksikayu.
3.5.2 Keterampilan dalam menggunakan APD dan APK yang relevan untuk lakukan kerja konstruksi kayu.
3.5.3 Kecermatan dalam membersihkan, kelengkapan dan kerapihan setiap APD dan APK.
3.6 Membuat komponen konstruksi kayu.
(21)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 3.6.1 Menggambar pola
sambungan kayu (Melukis pada benda kerja).
3.6.1.1 Ketelitian dalam membuat mal/melukis pada benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
3.6.2 Melaksanakan pemotongan (kayu) dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan listrik.
3.6.2.1 Ketepatan dalam memotong kayu dengan alat potong yang tepat sesuai dengan gambar mal dengan presisi.
3.6.3 Melaksanakan
penghalusan material (kayu)/ mengetam secara manual dengan menggunakan
peralatan manual dan peralatan listrik.
3.6.3.1 Ketepatan dalam menghaluskan kayu hingga lurus, siku dan rata menggunakan peralatan yang tepat seseuai dengan gambar kerja.
(22)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6. Mampu
melaksanakan pekerjaan kayu dalam konstruksi bangunan gedung.
6.1. Membuat bekisting struktur bangunan gedung.
4.1.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi ukuran dan dimensi bekisting struktur bangunan gedung sesuai gambar kerja. 4.1.2 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan
material bekisting yang diperlukan sesuai dengan gambar kerja.
4.1.3 Kecermatan dalam mengidentifikasi peralatan untuk membuat bekisting struktur bangunan gedung.
4.1.4 Ketepatan dalam memotong komponen konstruksi bekisting struktur bangunan gedung sesuai dengan gambar kerja. 4.1.5 Ketepatan dalam merakit bekisting
struktur bangunan gedung sesuai gambar kerja.
4.1.6 Ketepatan dalam memeriksa kembali kekokohan bekisting struktur bangunan gedung.
(23)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 12.1.Membuat dan memasang
rangka plafon dan menutup plafon.
4.2.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi ruang dan bentuk plafon sesuai gambar kerja. 4.2.2 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan
material rangka plafon sesuai dengan gambar kerja.
4.2.3 Ketepatan dalam memasang rangka dan penutup plafon sesuai gambar kerja. 4.2.4 Ketepatan dalam memeriksa kembali
rangka dan penutup plafon sesuai gambar kerja.
12.5.Membuat kudakuda. 12.5.1.Kecermatan dalam menyiapkan bahan kayu sesuai kebutuhan pada gambar kerja.
(24)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
4.3.2 Ketepatan dalam menghitung bahan kayu sesuai kebutuhan pada gambar kerja. 4.3.3 Kecermatan dalam memilih dan
menggunakan peralatan sesuai peruntukannya.
4.3.4 Ketepatan dalam membuat komponen dan sambungan kayu sesuai gambar kerja. 4.3.5 Ketepatan dalam merakit konstruksi
kudakuda sesuai gambar kerja.
4.3.6 Kecermatan dalam memeriksa kembali kekokohan konstruksi kudakuda.
4.4 Membuat rangka atap. 4.4.1 Ketelitian dalam mengidentifikasi bentuk– bentuk rangka atap.
4.4.2 Kecermatan dalam memilih material yang akan digunakan.
4.4.3 Ketelitian dalam menghitung kebutuhan material.
4.4.4 Kecermatan dalam memilih peralatan yang akan digunakan.
4.4.5 Ketepatan dalam merakit komponen rangka atap.
(25)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
3.4.2 Kecermatan dalam memeriksa kembali kekokohan rangka atap.
5. Mampu
melaksanakan pekerjaan kayu dalam konstruksi bangunan gedung 2.
5.1 Membuat dinding dan lantai. 5.1.1 Mampu dalam mengidentifikasi ukuran dan dimensi dinding dan lantai sesuai dengan gambar kerja.
5.1.2 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan material dinding dan lantai yang
diperlukan sesuai dengan gambar kerja. 5.1.3 Tepat dalam memilih peralatan untuk
membuat dinding dan lantai dalam ruangan.
5.1.4 Ketepatan dalam memotong komponen konstruksi dinding dan lantai pada
struktur bangunan gedung sesuai dengan gambar kerja.
5.1.5 Ketepatan dalam merakit dinding dan lantai pada struktur bangunan gedung sesuai gambar kerja.
(26)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.1.6 Dapat memeriksa kesesuaian bentuk dinding pada struktur bangunan gedung dengan gambar kerja.
5.2 Membuat Kusen dan Daun Pintu dan Jendela.
5.2.1 Membuat kusen pintu dan jendela.
5.2.1.1 Mampu dan tepat dalam menyiapkan bahan kayu yang sesuai dengan
kebutuhan pada gambar kerja.
5.2.2.1 Ketepatan dalam menghitung bahan kayu sesuai kebutuhan pada gambar kerja.
5.2.3.1 Mampu memilih dan menggunakan peralatan sesuai peruntukannya. 5.2.4.1 Ketepatan dalam membuat komponen
dan sambungan kayu sesuai gambar kerja.
5.2.5.1 Ketepatan dalam merakit konstruksi kusen sesuai gambar kerja.
(27)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.2.6.1 Dapat memeriksa kembali bentuk dan kekokohan konstruksi kusen
disesuaikan dengan gambar kerja. 5.2.7 Membuat Daun Pintu
dan Jendela.
5.2.7.1 Mampu dan tepat dalam menyiapkan bahan kayu yang sesuai dengan
kebutuhan pada gambar kerja.
5.2.8.1 Ketepatan dalam menghitung bahan kayu sesuai kebutuhan pada gambar kerja.
5.2.9.1 Mampu memilih dan menggunakan peralatan sesuai peruntukannya. 5.2.10.1 Ketepatan dalam membuat komponen
dan sambungan kayu sesuai gambar kerja.
5.2.11.1 Ketepatan dalam merakit konstruksi pintu atau daun jendela sehingga sesuai dengan gambar kerja.
(28)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.2.12.1 Dapat memeriksa kembali bentuk dan kekokohan konstruksi pintu atau daunu jendela disesuaikan dengan gambar kerja.
5.3 Tangga dan Railing.
5.3.1 Membuat Tangga. 5.3.1.1 Tepat dalam mengidentifikasi bentuk dan komponen tangga sesuai gambar kerja.
5.3.2.1 Ketepatan dalam membuat pola tangga sesuai gambar kerja.
5.3.3.1 Mampu memilih dan mengidentifikasi bahan dan peralatan kayu untuk tangga sesuai spesifikasi pada gambar kerja. 5.3.4.1 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan
bahan kayu untuk tangga sesuai gambar kerja.
5.3.5.1 Mampu dalam merakit komponen tangga sesuai gambar kerja.
5.3.6.1 Mampu memeriksa kembali bentuk dan kekokohan konstruksi tangga
(29)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 5.3.7 Membuat Railing
Tangga.
5.3.7.1 Tepat dalam mengidentifikasi bentuk dan komponen railing sesuai gambar kerja.
5.3.8.1 Ketepatan dalam bentuk railing sesuai gambar kerja.
5.3.9.1 Mampu memilih dan mengidentifikasi bahan dan peralatan kayu untuk tangga sesuai spesifikasi pada gambar kerja. 5.3.2.3 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan
bahan kayu untuk railing sesuai gambar kerja.
5.3.2.4 Mampu dalam merakit komponen railing sesuai gambar kerja.
5.3.3.3 Mampu memeriksa kembali bentuk dan kekokohan konstruksi railing
disesuaikan dengan gambar kerja.
(30)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 11. Menguasai
pengetahuan faktual, prinsipprinsip,dan operasional dalam bidang Pembuatan konstruksi kayu yang meliputi penguasaan tentang.
6.1 Prinsip dan teknik berkomunikasi dengan atasan atau pemberi kerja.
6.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan teknik teknik berkomunikasi dengan atasan atau pemberi kerja.
6.2 Konsep menghitung kebutuhan bahan.
6.2.1 Dapat menghitung kebutuhan bahan yang disesuaikan dengan gambar kerja.
6.3 Pengetahuan faktual tentang dasardasar pengolahan kayu.
6.3.1 Mendiskripsikan jenis jenis dan ukuran standar kayu.
6.3.2 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan jenis bahan kayu konstruksi.
6.3.1.1 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan ukuranukuran standar kayu untuk konstruksi.
6.3.1.1 Dapat memilih jenis dan ukuran kayu yang tepat sesuai gambar.
6.3.1.2 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan jenis peralatan manual perkayuan
(31)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 6.3.2 Memahami peralatan
perkayuan manual 6.3.2.1 Dapat menjelaskan fungsi dan kegunaanperalatan perkayuan manual. 6.3.3.1 Dapat memilih jenis peralatan perkayuan
yang tepat sesuai dengan pekerjaan konstruksi sesuai gambar.
6.4 Prinsip, teknik membaca dan membuat sketsa gambar serta gambar kerja sederhana
6.4.1 Memahami cara
membuat dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja
6.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja.
6.4.2 Memahami cara
membuat dan membaca sketsa benda kerja 2 dimensi (2D).
6.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca gambar sketsa 2 dimensi (2D).
(32)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 6.4.3 Memahami cara
membuat dan membaca sketsa benda kerja 3 dimensi (3D).
6.4.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca gambar sketsa 3 dimensi (3D).
6.4.4 Memahami cara
membuat dan membaca gambar kerja.
6.4.4.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca gambar kerja sederhana sesuai dengan aturan proyeksi Eropa.
6.4.5 Prinsip dan pengetahuan
operasional tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
6.4.5.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan jenis jenis alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bidang konstruksi kayu.
6.4.6 Pengetahuan operasional tentang jenis, fungsi, cara mengoperasikan, dan cara merawat peralatan Kesehatan dan
(33)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 6.4.7 Mengidentifikasi jenis
jenis bahaya di tempat kerja dan sumber penyebabnya.
6.4.7.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi jenis jenis bahaya di tempat kerja dan sumber penyebabnya.
6.4.8 Mengidentifikasi cara cara penanggulangan bahaya di tempat kerja.
6.4.7.2 Ketepatan dalam mengidentifikasi cara cara penanggulangan bahaya di tempat kerja.
6.4.9 Mengidentifikasi jenis jenis alat pelindung diri (APD) dan fungsinya.
6.4.7.3 Ketepatan dalam mengidentifikasi jenis jenis alat pelindung diri (APD) dan fungsinya.
6.4.10 Mengidentifikasi tanda tanda peringatan, larangan, dan anjuran yang ada di tempat kerja.
6.4.10.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi tanda tanda peringatan, larangan, dan anjuran yang ada di tempat kerja.
7. Menguasai
pengetahuan faktual, prinsipprinsip,dan
7.1 Prinsip dan teknik berkomunikasi dengan atasan atau pemberi kerja.
(34)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN operasional dalam
bidang Pembuatan konstruksi kayu yang meliputi penguasaan tentang:
7.2 Konsep menghitung
kebutuhan bahan. 7.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan teknikteknik berkomunikasi dengan atasan atau pemberi kerja.
7.2.2 Dapat menghitung kebutuhan bahan yang disesuaikan dengan gambar kerja. 7.3 Pengetahuan faktual tentang
dasardasar pengolahan kayu.
7.3.1 Memahami jenisjenis
kayu olahan 7.3.1.1 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan jenis bahan kayu olahan untuk konstruksi.
7.3.2.1 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan ukuranukuran standar kayu olahan untuk konstruksi.
(35)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
7.3.3.1 Dapat memilih jenis dan ukuran kayu yang tepat sesuai gambar.
7.3.4 Memahami peralatan
listrik perkayuan 7.3.4.1 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan jenis peralatan listrik perkayuan. 7.3.5.1 Dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan
peralatan listrik perkayuan.
7.3.6.1 Dapat memilih jenis peralatan perkayuan yang tepat sesuai dengan pekerjaan konstruksi sesuai gambar.
7.4 Prinsip, teknik membaca dan membuat sketsa gambar serta gambar kerja sederhana. 7.4.1 Memahami cara
membuat dan membaca sketsa dan/atau
gambar kerja
7.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja.
(36)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 7.4.2 Memahami cara
membuat dan membaca sketsa benda kerja 2 dimensi (2D).
7.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca gambar sketsa 2 dimensi (2D).
7.4.3 Memahami cara
membuat dan membaca sketsa benda kerja 3 dimensi (3D).
7.4.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca gambar sketsa 3 dimensi (3D).
7.4.4 Memahami cara
membuat dan membaca gambar kerja.
7.4.4.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara membuat dan membaca gambar kerja sederhana sesuai dengan aturan proyeksi Eropa.
(37)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 7.5 Teknik pembuatan laporan
(38)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 7.5.1Memahami bentuk
bentuk laporan yang harus disiapkan (laporan inventarisasi bahan dan peralatan, laporan persiapan pekerjaan, laporan penggunaan bahan, laporan penggunaan mesin dan peralatan, laporan pelaksanaan pekerjaan, laporan hasil pekerjaan, laporan hasil monitoring dan evaluasi, laporan kerusakan, laporan pemeliharaan, laporan perbaikan, dan laporan pertanggung jawaban)
7.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan bentukbentuk laporan yang harus disiapkan.
7.5.2 Memahami komponen
(39)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 7.6 Prinsip dan pengetahuan
operasional tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
7.6.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan jenis jenis alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bidang konstruksi kayu. 7.7 Pengetahuan operasional
tentang jenis, fungsi, cara mengoperasikan, dan cara merawat peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
7.7.1 Mengidentifikasi faktor faktor penyebab
terjadinya bahaya kebakaran.
7.7.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi faktor faktor penyebab terjadinya bahaya
kebakaran. 7.7.2 Mengidentifikasi jenis
jenis alat pemadam kebakaran dan kegunaannya.
7.7.2.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi jenis jenis alat pemadam kebakaran dan kegunaannya.
(40)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN Hak dan Tanggung jawab
10. Bertanggung jawab pada hasil
pembuatan
konstruksi kayu atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
8.1 Menterjemahkan gambar kerja terkait dengan
pembuatan konstruksi kayu. 8.1.1 Membuatan dan
membaca sketsa
dan/atau gambar kerja sederhana.
8.1.1.1 Dapat membuat dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja sederhana berdasarkan keinginan pemberi kerja. 8.1.2 Menggunakan
peralatan manual atau peralatan elektronik dan peralatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
8.1.2.1 Dapat mengidentifikasi, mengoperasikan, memelihara dan menyimpan peralatan manual, peralatan elektronik serta alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan tanpa kerusakan.
8.2 Membuat komponen konstruksi kayu
(41)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN 8.2.1 Melaksanakan
pemotongan kayu.
8.2.1.1 Dapat melakukan pemotongan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
8.2.2 Melaksanakan penghalusan kayu.
8.2.2.1 Dapat melakukan penghalusan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
8.3 Membuat komponen konstruksi rumah.
8.3.1 Dapat membuat secara mandiri
konponen rumah sesuai dengan gambar kerja yang sudah ditentukan.
9 Bertanggung jawab pada hasil
pembuatan
konstruksi kayu atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung
9.1 Menerjemahkan gambar kerja terkait dengan
pembuatan konstruksi kayu. 9.1.1 Membuatan dan
membaca sketsa
dan/atau gambar kerja sederhana.
9.1.1.1 Dapat membuat dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja sederhana berdasarkan keinginan pemberi kerja.
(42)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN jawab atas pekerjaan
orang lain. 9.1.2 Menggunakan peralatan manual atau peralatan elektronik dan peralatan
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Dapat mengidentifikasi, mengoperasikan,
memelihara dan menyimpan peralatan manual, peralatan elektronik serta alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan tanpa kerusakan. 9.2 Membuat komponen
konstruksi kayu 9.2.1 Melaksanakan
pemotongan kayu.
9.2.1.1 Dapat melakukan pemotongan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
9.2.2 Melaksanakan penghalusan kayu.
9.2.2.1 Dapat melakukan penghalusan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
9.3 Membuat komponen konstruksi rumah.
9.3.1 Dapat membuat secara mandiri
konponen rumah sesuai dengan gambar kerja yang sudah ditentukan.
(43)
(44)
E.Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendid.ikan formal, informal, nonformal maupun secara autodidak.
RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat pengguna jasa terhadap seseorang yang telah menunjukkan buktibukti unggul dalam keterampilan atau kompetensi tertentu.
RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan pelatihan.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa prinsip, antara lain.
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (individu yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi RPL pada lulusan, khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan. 5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk menyelenggarakan program RPL.
(45)
III. PENUTUP
Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negaranegara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negaranegara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badanbadan akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang teknik, pariwisata, kuliner, dan lainlain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan kayu konstruksi berbasis KKNI jenjang II ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lulusan dapat mengawali karir kerja di bidang perkayuan, khususnya kayu konstruksi.
(1)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
Hak dan Tanggung jawab 10. Bertanggung jawab
pada hasil pembuatan
konstruksi kayu atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
8.1 Menterjemahkan gambar kerja terkait dengan
pembuatan konstruksi kayu. 8.1.1 Membuatan dan
membaca sketsa
dan/atau gambar kerja sederhana.
8.1.1.1 Dapat membuat dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja sederhana berdasarkan keinginan pemberi kerja. 8.1.2 Menggunakan
peralatan manual atau peralatan elektronik dan peralatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
8.1.2.1 Dapat mengidentifikasi, mengoperasikan, memelihara dan menyimpan peralatan manual, peralatan elektronik serta alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan tanpa kerusakan.
8.2 Membuat komponen konstruksi kayu
(2)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.2.1 Melaksanakan pemotongan kayu.
8.2.1.1 Dapat melakukan pemotongan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
8.2.2 Melaksanakan penghalusan kayu.
8.2.2.1 Dapat melakukan penghalusan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
8.3 Membuat komponen konstruksi rumah.
8.3.1 Dapat membuat secara mandiri
konponen rumah sesuai dengan gambar kerja yang sudah ditentukan.
9 Bertanggung jawab pada hasil
pembuatan
konstruksi kayu atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung
9.1 Menerjemahkan gambar kerja terkait dengan
pembuatan konstruksi kayu. 9.1.1 Membuatan dan
membaca sketsa
dan/atau gambar kerja sederhana.
9.1.1.1 Dapat membuat dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja sederhana berdasarkan keinginan pemberi kerja.
(3)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
jawab atas pekerjaan
orang lain. 9.1.2 Menggunakan peralatan manual atau peralatan elektronik dan peralatan
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Dapat mengidentifikasi, mengoperasikan,
memelihara dan menyimpan peralatan manual, peralatan elektronik serta alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan tanpa kerusakan. 9.2 Membuat komponen
konstruksi kayu 9.2.1 Melaksanakan
pemotongan kayu.
9.2.1.1 Dapat melakukan pemotongan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
9.2.2 Melaksanakan penghalusan kayu.
9.2.2.1 Dapat melakukan penghalusan kayu dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan elektronik secara tepat dan tanpa ada kecelakaan.
9.3 Membuat komponen konstruksi rumah.
9.3.1 Dapat membuat secara mandiri
konponen rumah sesuai dengan gambar kerja yang sudah ditentukan.
(4)
(5)
E.Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendid.ikan formal, informal, nonformal maupun secara autodidak.
RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat pengguna jasa terhadap seseorang yang telah menunjukkan buktibukti unggul dalam keterampilan atau kompetensi tertentu.
RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan pelatihan.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa prinsip, antara lain.
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (individu yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi RPL pada lulusan, khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan. 5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk menyelenggarakan program RPL.
(6)
III. PENUTUP
Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negaranegara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negaranegara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badanbadan akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang teknik, pariwisata, kuliner, dan lainlain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan kayu konstruksi berbasis KKNI jenjang II ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lulusan dapat mengawali karir kerja di bidang perkayuan, khususnya kayu konstruksi.