Makna Verba Kakeru dalam Novel Jepang

ABSTRAK
Pada skripsi ini, penulis membahas tentang sebuah karya sastra yaitu novel.
Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang berisikan cerita-cerita fiksi. Biasanya
menceritakan atau menggambarkan tentang realita kehidupan dan interaksi yang terjadi
antara masyarakat dengan lingkungan sekitarnya. Novel yang akan diteliti oleh penulis
ada dua buah novel yaitu Bara no Satsujin dan Kazoku Hakkei. Di dalam novel tersebut,
yang akan diteliti penulis adalah penggunaan sebuah kata untuk mengetahui maknanya di
dalam konteks kalimat.
Di dalam skripsi ini penulis menggunakan kajian semantik. Objek kajian yang
akan diteliti dalam semantik adalah relasi makna. Di dalam relasi makna salah satunya
terdapat polisemi. Polisemi adalah satu kata yang memiliki arti lebih dari satu, yang kata
dasarnya saling berkaitan.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan klasifikasi makna
verba kakeru dan mendeskripsikan makna verba kakeru dalam kalimat-kalimat yang
terdapat pada dua buah novel Jepang yaitu Bara no Satsujin dan Kazoku Hakkei. Penulis
membahas makna verba kakeru yang terdapat pada novel Bara no Satsujin sebanyak 7
cuplikan dan dari novel Kazoku Hakkei sebanyak 5 cuplikan sesuai dengan teori
Moriyama Shin.
Penulisan skripsi ini adalah menggunakan t e o r i m a k n a k o n t e k s t u a l ,
metode deskriptif dan pengumpulan data melalui metode penelitian pustaka.
Kakeru merupakan salah satu jenis doushi yang termasuk ke dalam ichidandoushi

dan godandoushi. Verba kakeru memiliki makna banyak yang berasal dari kata yang
sama. Mengalami perubahan makna yang akan berbeda-beda berdasarkan dengan kata
yang mendahuluinya. Verba kakeru yang penulis temukan di dalam novel Bara no
Satsujin dan Kazoku Hakkei merupakan verba kakeru yang termasuk ke dalam
ichidandoushi. Dalam penggunaannya memerlukan objek (transitif) dan ditulis dengan
huruf hiragana saja.

Dalam menganalisis makna verba kakeru dalam kalimat-kalimat yang terdapat
dalam novel Bara no Satsujin dan Kazoku Hakkei, penulis menggunakan teori pakar
yang berhubungan dengan makna verba kakeru sebagai landasan. Dalam menganalisis
makna verba kakeru penulis menggunakan teori Moriyama. Penulis menemukan verba
kakeru yang berbeda arti walaupun berasal dari frasa kakeru yang sama, seperti oiuchi wo
kakeru yang memiliki arti“menepuk” dan “mengejar”. Hal tersebut disebabkan situasi
dan kondisi di dalam kalimat yang berbeda.
Moriyama membagi makna kakeru menjadi 22 buah makna. Tetapi, di dalam
novel Bara no Satsujin dan Kazoku Hakkei, penulis menemukan makna kakeru sebanyak
6

buah.


Yaitu

mengencangkan

agar

tidak

bengerak

dan

kencang,

mengingat/menempatkan sesuatu hal di dalam hati, melakukan suatu tindakan kepada
lawan, meletakkan/menempatkan ujung benda panjang di sisi benda lain untuk
menyambungnya, meletakkan mesin dari atas, kemudian memproses permukaan benda,
dan menambahkan tekanan, yang tidak hanya berasal dari arah atas.
Berdasarkan hasil analisis, terdapat 28 buah kalimat yang memiliki verba
kakeru di dalam novel Bara no Satsujin dan Kazoku Hakkei. Yaitu terdiri dari 3 buah

kalimat yang memiliki verba kakeru yang bermakna mengencangkan agar tidak bengerak
dan kencang, 3 buah kalimat yang memiliki verba kakeru yang bermakna
mengingat/menempatkan sesuatu hal di dalam hati, 6 buah kalimat yang memiliki verba
kakeru yang bermakna melakukan suatu tindakan kepada lawan, 1 buah kalimat yang
memiliki verba kakeru yang bermakna meletakkan/menempatkan ujung benda panjang di
sisi benda lain untuk menyambungnya, 1 buah kalimat yang memiliki veba kakeru yang
bermakna meletakkan mesin dari atas, kemudian memproses permukaan benda, dan 2
buah kalimat yang memiliki verba kakeru yang bermakna menambahkan tekanan, yang
tidak hanya berasal dari arah atas.
Sedangkan di dalam novel Bara no Satsujin dan Kazoku Hakkei terdapat verba
kakeru yang tidak ada di dalam teori Moriyama, yaitu : yougi wo kakeru, kama ni kakeru,

goumon ni kakeru, mata ni kakeru, hana ni kakeru, kotoba wo kakeru, dan saiminjutsu
wo kakeru.
Penulisan skripsi ini berguna untuk menambah pemahaman dan pengetahuan
makna verba kakeru sebagai polisemi dalam bahasa Jepang dan sebagai referensi ilmu
ketatabahasaan ini untuk diteliti lebih lanjut.