Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi di DAS Padang

ABSTRAK

TRISKIN PUJI. A. S. Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi di DAS Padang. Dibawah
bimbingan RAHMAWATY dan MUHAMMAD IRSAN.
DAS Padang ditetapkan sebagai DAS prioritas I melalui Keputusan
Menteri Kehutanan No.328/Menhut-II/2009 tentang penetapan DAS prioritas
dalam rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 20102014. Berdasarkan pengamatan BPDAS Wampu Sei Ular, kondisi hutan di daerah
aliran sungai Padang semakin memprihatinkan. Perubahan peruntukan lahan
hutan menjadi lahan-lahan pertanian mengakibatkan terjadi perubahan
keseimbangan di dalam tanah. Tanah yang tidak bervegetasi, curah hujan yang
tinggi dan kemiringan lereng yang tinggi menjadi pemicu masalah erosi tanah.
Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memetakan tingkat bahaya
erosi dan mengetahui debit sedimen melayang yang terjadi di DAS Padang.
Penelitian ini dilakukan pada April-September 2014 di Kabupaten Serdang
Bedagai, kota Tebing Tinggi dan Kabupaten Simalungun, menggunakan metode
survey dengan pengambilan sampel secara purposive sampling dan dilanjutkan
perhitungan prediksi erosi tanah dengan metode USLE (Universal Soil Loss
Equation).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat bahaya erosi yang terjadi
di DAS Padang adalah 41,58% tingkat bahaya erosi sedang, 34,70% tingkat
bahaya erosi ringan, 13,47% tingkat bahaya erosi berat, 5,50% tingkat bahaya

erosi sangat ringan dan 4,75% tingkat bahaya erosi berat. Tingkat bahaya erosi
sedang jika dibiarkan akan mengalami kenaikan pada tahun-tahun berikutnya
menjadi tingkat bahaya erosi berat. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan
khusus pada daerah-daerah yang mengalami tingkat bahaya erosi sedang.
Kata Kunci : DAS Padang, erosi tanah, metode USLE

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

TRISKIN PUJI. A. S. Mapping Erosion Hazard Level in Padang Watershed.
Under Academic Supervision of RAHMAWATY and MUHAMMAD IRSAN.
Padang watershed is defined as the first priority by Decree of the Minister
of Forestry 328/Menhut-II/2009 on the establishment of priority watersheds in the
framework of the Medium Term Development Plan (RPJM) 2010-2014. Based on
observations BPDAS Wampu Sei Ular, forest conditions in Padang watershed is
getting worse. The forest land that come into agricultural land along Padang
watershed is change the balance in the soil. The unvegetated soils, high rainfall
and high slope is come into soil erosion’s problem. Therefore, this research is
aims to map the level of erosion and float sediment that occurred in the Padang

watershed. The research was performed in April-September 2014 in Serdang
Bedagai, Tebing Tinggi and Simalungun, using purposive sampling method and
continued by the method of USLE (Universal Soil Loss Equation) to predict the
calculation for soil erosion.
The results of this research showed that the rate of erosion that occurred in
the Padang watershed is 41.58% rate of medium erosion hazard level, 34.70% rate
of light erosion hazard, 13.47% rate of heavy erosion hazard, 5.50% rate of very
light erosion hazard and 4.75% rate of heavy erosion hazard. If medium erosion
hazard is not taken care, it will increase in subsequent years became a heavy
erosion hazard. Therefore, special care needs to be done in medium erosion
hazard areas.
Keywords: Padang watershed, soil erosion, USLE method

Universitas Sumatera Utara