Implementasi pendekatan scientific terha. docx

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VII MATERI
HUBUNGAN SUDUT-SUDUT YANG TERDAPAT PADA DUA
GARIS SEJAJAR YANG DIPOTONG OLEH SEBUAH GARIS
IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH TO MATHEMATIC
TEACHING IN JUNIOR HIGH SCHOOL CLASS VII MATERIAL THE
RELATION OF ANGLE ON TWO PARALLEL LINES ARE CUT BY AN
OUTLINE
Diky ilma Haq , Muhammad Arif Zulmi
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matemaatika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
E-mail : dikyilmahaq@gmail.com , arifzulmi@yahoo.com

Abstrak
Pendekatan scientific merupakan pendekatan pembelajaran yang fokus digunakan dalam kurikulum 2013.
Pendekatan pembelajaran tersebut memiliki langkah-langkah yang sistematis dalam pembelajaran yaitu terdapat
lima langkah mulai dari mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba
(experimenting), dan mengkomunikasikan /membentuk jejaring (networking). Dalam hal ini, implementasi
pendekatan scientific diterapkan pada materi pembelajaran matematika SMP kelas VII materi hubungan sudut-sudut
yang terdapat pada dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis dengan tujuan meningkatkan kemampuan
berpikir serta memahami konsep pembelajaran dengan baik melalui pendekatan pembelajaran scientific.

Kata kunci : Pendekatan scientific, Hubungan sudut-sudut yang terdapat pada dua garis sejajar yang dipotong oleh
sebuah garis, kurikulum 2013.

Abstract
Scientific approach is a learning approach that focuses in the curriculum 2013. The curriculum used in the
teaching approach has a systematic steps in learning that there are five steps ranging from observing ( observing ) ,
ask ( questioning ) , reasoning ( associating ) , tried ( experimenting ) , and communicate / forming networks
( networking ) . In this case , implementation of the scientific approach applied to the material seventh grade junior
high school math learning materials angle relationships contained in two parallel lines are cut by a line with the
goal of improving the ability to think and understand the concept of learning through scientific learning approach .
Keywords : scientific approach , Relationships corners contained in two parallel lines are cut by a line , curriculum
2013.

I

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 banyak digunakan oleh
beberapa sekolah saat ini sebagai kurikulum di
beberapa sekolah tersebut, masih banyaknya

pemberlakuan kurikulum 2013 saat ini di
beberapa sekolah karena kurikulum ini masih
baru digunakan hal yang paling mendasar dalam
kurikulum 2013 yaitu pembelajarannya yang
menekankan
pada
suatu
pendekatan
pembelajaran yaitu pendekatan scientific.
Pembelajaran melalui pendekatan scientific
adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan
masalah,
mengajukan
atau


merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Penerapan pendekatan scientific menjadi
tantangan guru melalui pengembangan aktivitas
siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan mengkomunikasikan. Kurikulum
2013 mengembangkan dua modus proses
pembelajaran
yaitu
proses
pembelajaran
langsung dan proses pembelajaran tidak
langsung. Pembelajaran langsung berkenaan
dengan
pembelajaran
untuk
KD
yang

dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
1

pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran langsung adalah proses
pendidikan
di
mana
peserta
didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berpikir dan keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP
berupa

kegiatan-kegiatan
pembelajaran.
Dalam
pembelajaran langsung
tersebut
peserta didik melakukan kegiatan belajar
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi,
dan
mengkomunikasikan
apa
yang sudah
ditemukannya
dalam
kegiatan analisis
pembelajaran. Proses pembelajaran langsung
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan

langsung atau yang disebut dengan instructional
effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses
pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang
dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai
dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang
nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses
pembelajaran langsung oleh mata pelajaran
tertentu, pengembangan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku dilakukan
oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap
kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan
masyarakat.
Selanjutnya, fokus pendekatan scientific yang
akan dibahas berkaitan dengan pembelajaran
matematika. Matematika merupakan mata
pelajaran yang dipelajari disetiap jenjang
pendidikan. Patut disadari bahwa matematika

banyak sekali peranannya, baik dalam ilmu
pendidikan maupun dalam kehidupan seharihari. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula
peningkatan kualitas sumber daya manusia,
menurut Putrawan (dalam Fanny, 2013). Untuk
itu perlu dilakukan pembaruan secara
berkelanjutan
dalam
bidang
pendidikan
khususnya dalam pelajaran matematika. Satu di
antara materi yang dipelajari siswa mulai dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas
adalah geometri. Sehingga, fokus yang akan
kami bahas berkaitan dengan hubungan sudutsudut yang terdapat pada dua garis sejajar yang
dipotong oleh sebuah garis yang termasuk pula
dalam ilmu geometri.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik
untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan
scientific berkaitan dengan materi kelas VII SMP
yaitu materi tentang hubungan sudut-sudut yang

terdapat pada dua garis sejajar yang dipotong

oleh sebuah garis. Sehingga, kami akan
membahas bagaimana penerapan pendekatan
scientific terhadap pembelajaran matematika
SMP kelas VII materi hubungan sudut-sudut
yang terdapat pada dua garis sejajar yang
dipotong oleh sebuah garis?
II

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dibahas tentang (1)
Pengertian pendekatan scientific, (2) Dasar teori
belajar pendekatan scientific, (3) Langkahlangkah pendekatan scientific.
A. Pendekatan Scientific
Pendekatan dapat didefinisikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran. Menurut Kellen (dalam Lulu,
2014), definisi pendekatan merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum. Menurut Hamalik
(dalam Lulu, 2014), penggunaan suatu
pendekatan pada umumnya menentukan bentuk
dan pola yang dipergunakan oleh kurikulum.
Adapun kurikulum 2013 yang sedang
diimplementasikan saat ini menggunakan jenis
pendekatan scientific.
Menurut Hudson (dalam Lulu, 2014),
pendekatan scientific pertama kali diperkenalkan
di Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai
penekanan pada pendekatan laboratorium
formalistik yang mengarah pada fakta-fakta
ilmiah. Menurut Maria Verelas dan Michael Ford
(dalam Lulu, 2014), pendekatan scientific ini
memudahkan guru atau pengembang kurikulum
untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu
dengan memecah proses ke dalam langkahlangkah atau tahapan-tahapan secara terperinci
yang
memuat

instruksi
untuk
siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal inilah
yang menjadi dasar dari pengembangan
kurikulum 2013 di Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan
scientific sebagai pendekatan ada juga yang
menjadikan
sebagai
metode.
Namun,
karakteristik dari pendekatan scientific ini tidak
berbeda dengan metode scientific. Menurut
Ibrahim (dalam Lulu, 2014), pendekatan atau
metode scientific adalah pendekatan atau metode
untuk mendapatkan pengetahuan melalui dua
jalur yaitu jalur akal (nalar) dan jalur
pengamatan. Adapun wujud operasional dari
pendekatan scientific adalah penyelidikan ilmiah.

Penyelidikan ilmiah ini didefinisikan sebagai
usaha sistematik untuk mendapatkan jawaban
atas masalah atau pertanyaan. Dengan demikian,
2

ciri khas pendekatan scientific adalah pemecahan
masalah melalui penalaran dan pengamatan.
Lebih rinci dalam permendiknas nomor. 81A
(2013:35) disebutkan lima kegiatan pembelajaran
dalam pendekatan scientific yaitu mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh
definisi pendekatan scientific yaitu titik tolak atau
sudut pandang terhadap proses pembelajaran
yang berbasis penyelidikan ilmiah. Adapun
proses pembelajaran berbasis penyelidikan ilmiah
diwujudkan dalam usaha sistematik untuk
mendapatkan jawaban atas suatu permasalahan
melalui
kegiatan
mengamati,
menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
B. Landasan Teori Belajar Pendekatan
Scientific
Pendekatan scientific relevan dengan beberapa
teori belajar diantaranya yaitu teori Bruner, teori
Piaget, dan teori Vygotsky. Teori-teori tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Teori belajar Bruner
Menurut Slavin (dalam Lulu, 2014), teori
belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Dalam hal ini, Bruner
mengungkapkan bahwa mata pelajaran yang
diajarkan tidak untuk menghasilkan
perpustakaan hidup kecil tentang mata
pelajaran tetersebut, melainkan lebih-lebih
untuk mengupayakan siswa berpikir untuk
dirinya
sendiri,
mempertimbangkan
persoalan, mengambil bagian dalam proses
perolehan pengetahuan.
2) Teori belajar Piaget
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar
berkaitan
dengan
pembentukan
dan
perkembangan skema (jamak skemata).
Skema adalah suatu struktur mental atau
struktur kognitif yang dengannya seseorang
secara
intelektual
beradaptasi
dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya.
Skema tidak pernah berhenti berubah,
skemata seorang anak akan berkembang
menjadi skemata orang dewasa. Proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan skemata
disebut
dengan
adaptasi.
Proses
terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi merupakan proses
kognitif
yang
dengannya
seseorang
mengintegrasikan stimulus yang dapat
berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip
ataupun pengalaman baru ke dalam skema
yang sudah ada didalam pikirannya.

Akomodasi dapat berupa pembentukan
skema baru yang dapat cocok dengan ciriciri rangsangan yang ada atau memodifikasi
skema yang telah ada sehingga cocok
dengan ciri-ciri stimulus yang ada.
3) Teori belajar Vygotsky
Menurut Slavin (dalam Lulu, 2014),
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan
bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta
didik bekerja atau belajar menangani tugastugas yang belum dipelajari namun tugastugas itu masih berada dalam jangkauan
kemampuan atau tugas itu berada dalam
zone of proximal development daerah
terletak antara tingkat perkembangan anak
saat ini yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih mampu.
C. Langkah-langkah
Umum
Pendekatan
Scientific
Adapun langkah-langkah umum pendekatan
scientific dalam proses pembelajaran meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi,
dan
mengomunikasikan
(Permendiknas Nomor. 81a, 2013). Langkahlangkah tersebut dijelaskan dalam uraian berikut:
1) Mengamati
Menurut Nur (dalam Lulu,
2014),
pengamatan adalah menggunakan satu atau
lebih indera-indera pada tubuh manusia
yaitu penglihat, pendengar, pembau,
pengecap, dan peraba atau perasa. Misalnya
melihat sebuah papan tulis, mendengar bel
berdering, membau asap, mengecap rasa
jeruk, meraba kain yang halus semua itu
merupakan contoh kegiatan pengamatan.
Informasi
yang
dikumpulkan
dari
pengamatan disebut bukti atau data.
2) Menanya
Dalam kegiatan menanya, guru membuka
kesempatan secara luas kepada peserta didik
untuk bertanya mengenai apa yang sudah
dilihat, disimak, atau dibaca. Peserta didik
dibimbing
untuk
dapat
mengajukan
pertanyaan tentang hasil pengamatan objek
yang konkrit sampai kepada yang abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,
atau pun hal lain yang lebih abstrak.
Pertanyaan yang bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk
mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru
sampai yang ditentukan peserta didik, dari
3

sumber yang tunggal sampai sumber yang
beragam.
3) Mengumpulkan Informasi
Kegiatan
mengumpulkan
informasi
merupakan tindak lanjut dari bertanya.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu
peserta didik dapat membaca buku yang
lebih banyak, memperhatikan fenomena atau
objek yang lebih teliti,atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan
tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Aktivitas
mengumpulkan
informasi
dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati
objek atau kejadian, aktivitas wawancara
dengan narasumber dan sebagainya.
4) Mengasosiasikan
Kegiatan
mengasosiasikan
dalam
kegiatan pembelajaran adalah memproses
informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan
informasi.
Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan
ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan
satu informasi dengan informasi lainya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi
tersebut.
5) Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan dapat
dilakukan
melalui
menuliskan
atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan
mencari
informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik
tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan
dalam kegiatan pembelajaran adalah
menyampaikan
hasil
pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.
Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan scientific ini
tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.
Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses
pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai
atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai
atau sifat-sifat nonilmiah.

III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas tentang (1)
Penerapan
pendekatan
scientific
dalam
pembelajaran matematika SMP kelas VII materi
hubungan sudut-sudut yang terdapat pada dua
garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis, (2)
Tujuan
penerapan
pembelajaran
materi
menggunakan
pendekatan
scientific,
(3)
Kekurangan dan kelebihan pendekatan Scientific.
A. Penerapan Pendekatan Scientific dalam
Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII
Materi Hubungan Sudut-Sudut yang
Terdapat pada Dua Garis Sejajar yang
Dipotong oleh Sebuah Garis
Menurut Beckmann (dalam Astnan, 2013),
Scientific Mathematic merupakan proyek Eropa
yang melibatkkan kerjasama interdisiplinary
antara matematika dan ilmu pengetahuan. Hal ini
bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran
ke arah belajar yang komprehensif dan
multidimensional mengenai isi dan konsep
matematika. Ide dasarnya adalah untuk
mendorong pembelajaran matematika dalam
konteks ilmiah dan kegiatan siswa. Kemudian
disebutkan bahwa pendekatan ini mengaitkan
antara matematika dengan ilmu pengetahuan,
siswa akan mempelajari matematika dengan cara
yang menarik. Belajar dengan berkegiatan akan
berkontribusi terhadap pemahaman intuitif
matematika siswa. Dengan kata lain, belajar
matematika yang baik adalah mengalami atau
berkegiatan. Menurut Beckmann (dalam Astnan,
2013), pada pembelajaran matematika, langkah –
langkah pendekatan scientific ini terdiri dari
pengumpulan
data
dari
percobaan,
pengembangan dan peyelidikan suatu model
matematika dalam bentuk representasi yang
berbeda, dan refleksi. Pendekatan scientific pada
kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia
menjabarkan langkah-langkah pembelajaran
tersebut menjadi lima, yaitu: mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013).
Berikut contoh penerapan pendekatan scientific
pada materi garis dan sudut khususnya hubungan
sudut-sudut pada dua garis sejajar yang dipotong
oleh sebuah garis, penulis tuangkan dalam contoh
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) sebagai berikut :

4

Kegiatan

Deskripsi

Fase-1
Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan
1. Membuka pelajaran dengan salam pembuka dan berdo’a yang
tujuan
dan
dipimpin oleh salah seorang siswa
memotivasi
2. Guru memberikan judul materi pelajaran yang akan dipelajari
siswa
yaitu hubungan sudut-sudut yang terdapat pada dua garis sejajar
yang dipotong oleh sebuah garis.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Apersepsi :
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengingatkan siswa
tentang konsep garis dan kedudukan garis dan konsep sudut,
misalnya: Apa pengertian garis dan kedudukan dua buah garis ?.
Motivasi :
 Memotivasi siswa dengan cara menunjukkan contoh-contoh
Fase-2
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari seperti berikut:
Menyajikan

Alokasi
Waktu
10 menit

informasi

Pernahkah kalian memperhatikan lintasan dari kereta api ?
Sekarang perhatikan gambar di atas. Pada gambar di atas terlihat
bahwa rel kereta api seperti membentuk dua garis yang saling
sejajar dan berpotongan dengan rel kereta api lainnya
Demikian juga pada keramik di rumah kalian, telihat pada gambar
bahwa keramik juga memiliki pola pada masing-masing sela di
keramik yang membentuk pola garis-garis yang sejajar yang
kemudian berpotongan dengan garis lainnya.
 Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang
diharapkan akan dicapai siswa
 Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh
(pengamatan disertai tanya jawab, penugasan dan diskusi
kelompok, pembahasan tugas secara klasikal, pemajangan hasil
tugas dengan sintaks model pembelajaran STAD)
5

Fase- 3
KegiatanInti
Mengorganisasi
Mengamati:
siswa ke dalam
 Peserta didik dikelompokkan secara heterogen, masing-masing
kelompokkelompok terdiri dari 5 orang dan menjelaskan aturan main
kelompok
pembelajaran dengan STAD
belajar
 Setiap Kelompok diberi Lembar Aktivitas Siswa dan lembar
materi siswa
 Sebelum mengerjakan LAS guru memberikan gambaran serta
pemahaman mengenai nama-nama khusus dari sudut-sudut
yang terdapat pada dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah
garis
Menanya :
 Setelah penyampaian materi, siswa diarahkan untuk
menanyakan mengenai penyampaian materi yang telah
Fase-4
disampaikan guru yaitu :
Membimbing
Apa hubungan yang terdapat pada sudut-sudut yang terdapat
kelompok
pada dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis ?.
bekerja
dan
 Setelah diberikan pemahaman tentang nama-nama khusus dari
belajar
sudut-sudut pada dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah
garis dan diarahkan untuk bertanya maka siswa diminta untuk
mulai mengerjakan LAS yang diberikan oleh guru.
 Melalui Pengerjaan dari LAS siswa diarahkan untuk
mempelajari konsep hubungan sudut-sudut yang terdapat pada
dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis.
Mengumpulkan informasi
 Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan
masalah pada LAS dengan cara menghubungkannya dengan
pengetahuan yang telah mereka punya atau mengumpulkan
informasi dalam pemcahan masalah yang terdapat pada LAS
dengan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Mengasosiasikan:
 Setelah berdiskusi dan mengumpulkan informasi, para
siswadiharapkan dapat memecahkan masalah yang terdapat
pada LAS dan menyelesaikan semua permasalahan dengan
segala informasi dan pengetahuan yang telah mereka miliki.
Mengkomunikasikan :
 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang
penyelesaian masalah yang terdapat pada LAS dan
menyimpulkan hasil diskusi dari kelompoknya masing-masing.
Games Refleksi :
1. Siswa dengan bimbingan guru, membuat kesimpulan tentang
hubungan sudut-sudut pada garis sejajar melalui games
refleksi dimana pada games ini siswa diminta untuk
menyebutkan satu nama benda yang termasuk ke dalam jenis
benda yang diminta oleh guru dengan menghubungkan tiap
akhir huruf dari siswa. Sebagai contoh : jika guru meminta
nama jenis buah dan guru mengatakan apel maka siswa harus
menjawab nama buah yang sesuai dengan huruf terakhir dari
apel yaitu l misalkan lemon atau lechy dsb. Siswa yang tidak
dapat menjawab dengan benar ataupun kurang cekatan dalam
menjawab akan diberikan “hadiah”.
2. Siswa yang mendapat “hadiah” dimana guru menggambar di
Fase-5
papan tulis dua garis yang dipotong transversal dan siswa
Evaluasi
diminta menentukan dua jenis hubungan sudut-sudut yang
terdapat pada dua garis sejajar yang dipotong transversal

20 menit

6

3.
Fase-6
Memberikan
penghargaan

melalui gambar yang dibuat oleh guru di papan tulis.
Guru terus melakukan games hingga semua nama sudut dan
hubungannya pada garis sejajar telah terpenuhi.
Penutup

10 menit

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai konsep materi yang belum dipahami
2. Guru memberikan feedback atau penghargaan kepada kelompok
terbaik
3. Guru memberikan latihan bagi siswa di rumah untuk
menguatkan pemahaman siswa
4. Guru menutup kelas dengan meminta salah satu siswa untuk
membaca doa penutup kelas dan kemudian guru memberi salam
kepada siswa.

Berikut contoh penerapan pendekatan scientific pada materi garis dan sudut yaitu sub materi
hubungan antar sudut jika dua buah garis sejajar dipotong oleh sebuah garis , yang dituangkan dalam
contoh Lembar Aktivitas Siswa (LAS) sebagai berikut :
LEMBAR AKTIVITAS SISWA
Tujuan Pembelajaran
 Menentukan hubungan antar sudut jika dua buah garis sejajar dipotong oleh sebuah garis lainnya

Menga
mati

Mengump
ulkan
Informasi

Dengan menggunakan busur derajat ukurlah besar masing-masing sudut yang ada pada gambar di atas.
Adakah sudut-sudut yang besarnya sama? Coba kamu pasangkan sudut-sudut yang besarnya sama.
Dengan melihat hasil di atas, tanpa menggunakan busur derajat, coba tandai sudut-sudut yang besarnya
sama pada gambar berikut.

7

Setelah kalian menandai sudut-sudut yang sama besar pada gambar di atas, sekarang kalian harus
menentukan hubungan antara sudut-sudut yang terdapat pada dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah
garis dengan menggunakan gambar berikut ini

Setelah kalian menjawab soal tersebut maka perwakilan kelompok diharapkan mempresentasikan hasil
dari diskusi kelompoknya di depan kelas dan menyimpulkan hasil dari diskusi masing-masing kelompok.

B. Tujuan Penerapan Pembelajaran Materi
Menggunakan Pendekatan Scientific
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan
scientific
didasarkan
pada
keunggulan
pendekatan tersebut, antara lain:
1) Meningkatkan
kemampuan
intelek,
khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi,
2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik,
3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana
siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan,
4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi,
5) Untuk
melatih
siswa
dalam
mengomunikasikan
ide-ide,
khususnya
dalam menulis artikel ilmiah, dan
6) Untuk mengembangkan karakter siswa.
C. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Scientific
Berdasarkan telaah uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan scientific
memiliki beberapa kelebihan dan juga
kekurangan yaitu sebagai berikut.
1) Kelebihan

(a) Proses pembelajaran lebih terpusat pada
siswa sehingga memungkinkan siswa
aktif dalam pembelajaran.
(b) Langkah-langkah
pembelajarannya
sistematis sehingga memudahkan guru
untuk
memanajemen
pelaksanaan
pembelajaran.
(c) Memberi peluang guru untuk lebih
kreatif, dan mengajak siswa untuk aktif
dengan berbagai sumber belajar
(d) Langkah-langkah
pembelajaran
melibatkan keterampilan proses sains
dalam mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip.
(e) Proses pembelajarannya melibatkan
proses-proses kognitif yang potensial
dalam merangsang perkembangan
intelek,
khususnya
keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa.
(f) Selain itu juga dapat mengembangkan
karakter siswa.
2) Kekurangan
Dibutuhkan kreativitas tinggi dari guru untuk
menciptakan
lingkungan
belajar
dengan
menggunakan pendekatan scientific sehingga
apabila guru tidak mau kreatif, maka
pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
IV KESIMPULAN
8

Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013
yang saat ini kita gunakan berbasis pada suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
proses-proses terpadu dan sistematis yaitu
melalui peendekatan scientific dengan proses 5 M
yaitu : Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba,
dan Mengkomunikasikan yang pada dasarnya
merupakan pengembangan lebih jauhdari tahapan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dengan
pendekatan scientific diharapkan siswa dapat
menelaah suatu materi pembelajaran dengan baik
serta berpikir secara analitik terutama dalam
pembelajaran matematika. Hakikat dalam belajar
matematika berkaitan dengan ide-ide, strukturstruktur, dan hubungan-hubungannya yang diatur
menurut aturan yang logik. Jadi matematika
berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu
kebenaran matematika dikembangkan berdasar
alasan logik, namun kerja matematik terdiri dari
observasi, menebak dan merasa, mengetes
hipotesis, mencari analogi, dan seterusnya

sehingga pada akhirnya dapat merumuskan
teorema-teorema yang dimulai dari asumsiasumsi dan unsur-unsur yang tidak didefiniskan
dan hal ini sangat berkaitan dan sesuai dengan
penggunaan
pendekatan
scientific
dalam
menentukan langkah-langkah observasi dan
lainnya sehingga dapat menemukan suatu hasil
yang telah dirumuskan dan dikonsepkan.
Sehingga diharapkan dengan Pendekatan
scientific para peserta didik dapat berkegiatan
selama
proses
pembelajaran,
sehingga
matematika akan lebih bermakna. Intinya,
pendekatan
scientific
diharapkan
dapat
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran
guru-guru di Indonesia sehingga dapat
menciptakan gaya pembelajaran yang inovatif
serta kreatif yang dapat mengajak siswa berperan
aktif dalam pembelajaran dan siswa dapat
menemukan dan memecahkan masalah sendiri
serta memahami makna dari materi pembelajaran
yang dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Anggi Rhosalia, Lulu. 2014. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik Terpadu. Makalah
Mahasiswa
Pascasarjana
Universitas
Negeri
Surabaya.
[ONLINE]
Tersedia
:
http://www.academia.edu/8756607/pendekatan_scientific_dalam_pembelajaran_terpadu. Diakses pada
tanggal 29 November 2015.
Atsnan, M.F. 2013. Penerapan Pendekatan scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII
Materi Bilangan (Pecahan). (Makalah). disampaikan pada Seminar Nasional Matematika. [ONLINE]
Tersedia : http://eprints.uny.ac.id/10777/. Diakses pada tanggal 12 Desember 2015.
Efriana, Fanny. 2014. Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
VII MTsN Palu Barat pada Materi Keliling dan Luas Daerah Layang-Layang. e-Journal Program
Pendidikan Matematika Tadulako, Volume 01 Nomor 02, Maret 2014. [ONLINE] Tersedia :
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JEPMT/article/view/3219/2274. Diakses pada tanggal 12
Desember 2015.
Hodson, D. (1996). Laboratory work as scientific method: Three decades of confusion and distortion.
Journal
of
Curriculum
Studies.
[ONLINE]
Tersedia
:
http://65.54.113.26/Publication/3305623/laboratory-work-as-scientific-method-three-decades-ofconfusion-and-distortion. Diakses pada tanggal 6 Desember 2015.
Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : IKIP
Malang. Hal. 64.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian). Bandung :
Alfabeta. Hal. 234-239.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada
Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan Ilmiah Indonesia (JPII) 3(1) 2014 hal 28-35.
[ONLINE] Tersedia : http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii. Diakses pada tanggal 28 November
2015.
Mintarina Nulfita, Ida. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik dan Karakter dalam Pembelajaran
Sains Menyongsong Generasi Emas Indonesia. SMAN 1 Padangan Bojonegoro. [ONLINE] Tersedia :
9

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/psdsains/article/view/4939/3448. Diakses tanggal 12 Desember
2015

10