MAKALAH ANALISIS KAMUS AIN disusun untuk

MAKALAH

ANALISIS KAMUS ‘AIN
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Leksikografi
Dosen Pembina
Drs. Abu Sufyan, M. Hum

Disusun oleh :
Rais istiqomah 180910100009
Sinthia Williandini 180910100060
Aminah islamiyah 180910100068
Vera silvia anggraeni 180910100057

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Pencipta dan Pengatur semesta alam. Hanya

karena limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosulullah Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, para sahabatnya dan kepada para pengemban dakwahnya yang selalu
mengikuti langkahnya hingga akhir zaman.
Dengan menghadirkan makalah ini penulis berusaha membuat isi makalah tentang
“cabang ilmu balaghah;al-qoshru dalam ma’aniy”. Makalah disusun untuk melengkapi
tugas mata kuliah Leksikografi. makalah ini dalam proses dan penyusunannya melibatkan
berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berpartisipasiIdan penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu namanya.
Makalah ini benar-benar karya penulis. Oleh sebab itu, penulis bertanggung jawab
kepada seluruh isi penelitian ini.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca. Āmîn
yā Rabbal ‘Ālamîn.

Jatinangor, juni 2012

Penyusun

2


DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ..................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................2
1.4 Kegunaan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas Kamus...................................................................................................3
2.2 Metode Dalam Penyusunan Kamus...................................................................3
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Fonetik....................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................9

3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bahasa Arab, karena konjugasi dan fosiasi kata, pemakai leksikon haruslah ahli
leksikologi yang dapat memerinci kata dan mengembalikannya ke bentuk akarnya. Kemudian
dia harus menemukan makna akar dan menerapkan makna resmi strukturnya pada akar kata
itu untuk mengetahui makna kata tersebut. Metode seperti ini memiliki prosedural yang
rumit, sehingga kamus-kamus bahasa Arab justru tidak digemari, lebih menyulitkan dan
dirasa tidak memiliki efektifitas sistemik bagi non-Arab seperti umat Islam di Indonesia.
Problematika tersebut mendorong lahirnya leksikografi, sebuah ilmu linguistik terapan
untuk memahami seluk-beluk penyusunan kamus. Salah satunya studi klasifikasi kamus,
yaitu kajian yang bertujuan memetakan keberadaan sebuah kamus dan menginformasikannya
kepada pemakai bahasa untuk memudahkan mereka dalam memahami arti kata dan mengenal
karakteristik sebuah kamus yang dijadikannya sebagai pedoman dan referensi penterjemahan
bahasa.
Pada akhir abad ketiga Hijrah, bahasa Arab mulai dimodifikasi dalam sebuah kamus
dengan sistematika penyusunan kamus tertentu. Kamus pertama bahasa Arab adalah Kitab
Al-‘Ain yang disusun Khalil bin Ahmad Al-Farahidy dengan sistematika Nizham AshShauty dimana huruf hijaiyah disusun berdasarkan Makharijul-Huruuf. Sejak itu, tradisi
menyusun kamus-kamus bahasa Arab berkembang pesat hingga kini dengan sistematika yang
bermacam-macam juga.
Hal inilah yang kemudian menarik perhatian kami untuk meneliti Kitab Al-‘Ain yang

disusun Khalil bin Ahmad Al-Farahidy dengan sistematika Nizham Ash-Shauty dimana huruf
hijaiyah disusun berdasarkan Makharijul-Huruuf.

1.2 Identifikasi Masalah
Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini:

4

1. Bagaimanakah identitas kamus Al-‘Ayn ?
2. Apakah metode penyusunan yang digunakan pada kamus Al-‘ayn ?
3. Apakah kekurangan dan kelebihan dari kamus Al-‘Ayn ?
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah mengungkapkan :
1. Identitas kamus Al-‘Ayn
2. Metode penyususnan yang digunakan dalam kamus Al-‘Ayn
3. Kekurangan dan kelebihan dari kamus Al-‘Ayn
1.4 Kegunaan Pembahasan
Adapun kegunaan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang
kamus Al-‘Ayn.


5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Kamus
Nama kamus : kamus al-‘ain
Karya : kahlil bin ahmad (718-786 M)
Tebal halaman : 904 lembar
Abu 'Abd ar-Rahman al-Khalil bin Ahmad al-Farāhīdī ( Arab : ‫أبو عبد الرحمن الخليل بن‬
786-718 ;‫ أحمد الفراهيدي‬M), lebih dikenal sebagai Al-Farahidi, adalah salah satu dari Arab
paling

awal lexicographers dan filolog . Kontribusi

terbaiknya

terkenal

adalah Kitab


al-'Ayn (bahasa Arab : ‫ )كتاب العين‬dianggap sebagai kamus pertama dari bahasa Arab , standar
saat ini untuk Harakat (vokal tanda dalam tulisan Arab), dan penemuan al-'arud (penelitian
bahasa Arab prosodi ). Dia adalah dari bagian selatan Saudi (modern hari Oman ) dan
kemudian pindah ke Basra , Irak .
Kitab al-Ayn (Ayn adalah huruf terdalam dalam bahasa Arab, al-Ayn juga berarti
sumber air di padang pasir), sementara yang dimulai oleh Khalil bin Ahmad mungkin
diselesaikan oleh salah seorang siswa, Al-Laits bin Al-Muzaffar. Itu berjudul "Sumber"
karena tujuan penulis adalah untuk memperjelas kata-kata yang disusun kosakata bahasa
Arab asli atau sumber. Kamus itu tidak diatur menurut abjad melainkan dengan fonetik,
mengikuti pola pengucapan huruf Arab dari surat terdalam tenggorokan ‫( ع‬ain) untuk huruf
terakhir diucapkan oleh bibir, bahwa menjadi ‫( م‬MIM).
Buku itu dicetak oleh Maktabah Al Hilal, telah ditinjau oleh Dr Mahdi al Makhzūmi
dan Dr Ibrahim al Samirā'ì dalam delapan volume, ada beberapa syarat namun apakah buku
dalam bentuk modern adalah asli sebagai yang ditulis oleh Al Khalil atau karya tersebut
merupakan pekerjaan aslinya.
2.2 Metode Dalam Penyusunan Kamus
Diantara metode penulisan yang digunakan al-khalil dalam kitab al-ain adalah sebagai
berikut.
1. Urutan entri-entri sesuai dengan makhraj (tempat keluar) suara sebagai berikut.
6


‫ ج ش ض – ق‬-‫ ص س ز‬- ‫ ط د ت‬- ‫ ظ ذ ث‬- ‫ ر ل ن‬- ‫ ف ب م‬- ‫و ي ا‬
‫ك – ع ح هـ خ غ‬
Khalil menyusun urutan huruf tersebut berdasarkan huruf mulai dari ujung tenggorokan
sampai syafah (bibir)
2. Penyusunan jumlah kalimah (kata) mengikuti aturan huruf-huruf asli, tanpa
memedulikan huruf-huruf tambahan atau huruf-huruf yang dibalik/dioplos(taqlibat).
3. Mengikuti susunan taqlibat (pembalikan huruf ) yang digagas khalil sendiri. Ia
memproses satu kalimah dan membaliknya masih dalam satu tempat. Misalnya kita dapat
menemukan kalimah:
‫ د ب ع – ع د ب – ع ب د‬- ‫ ب غ د – ب ع د – د ع ب‬-‫ب ع د‬
Semuanya dalam satu entri kalimah serta berada di bawah huruf ain (‫)ع‬, karena huruf
ain lebih dahulu dari (‫ )ب‬dan ‫د( )؛‬sesuai uruban makhraj huruf. Untuk itu, khalil memulai
kamusnya dengan entri kalimah ‫ عق‬kemudian ‫عك‬, tetapi ia tidak melanjutkan kepada kalimah
– kalimah yang tersusun dari huruf’ ain dan ha atau dari huruf ain dank ha misalnya.
Kenapa khalil tidak memulai dengan hamzah kemudian ha, padahal keduanya
merupakan bagian dari ujung huruf tenggorokan? Dapat disimak dari perkataanya sendiri: “
aku

tidak


memulai

dengan

hamzah,

karena

ia

bertemu

dengan

naqs(kurang),

hadzaf(membuang), dan taghyir(mengubah). Tidak juga dengan alif, karena huruf alif tidak
dapat ditempatkan di awal kalimah, tidak dalam isim dan fi’il. Tidak dimulai dengan ha’ (‫)هـ‬
karena ia merupakan suara yang pelan dan tidak terang. Maka aku tempatkan pada alur

kedua. Disana terdapat huruf ‫ ع‬dan ‫ح‬, maka akau temukan ternyata huruf ain lebih terang
dibandingkan dua huruf lain. Untuk itu, aku mulai dengannya agar lebih bagus dalam
susunan . suatu pengetahuan tidak berarti lebih dahulu atas pengetahuan lain. Karena
semuanya butuh pada pengertiannya. Maka apa saja yang aku mulai itu baik dan lebih utama
didahulukan. Karena akan lebih banyak digunakan secara bebas.
4. Mendatangkan Syawahid (bukti kutipan) dalam kebanyakan kelimah yang
dijelaskan. Syawahid tersebut dalam bentuk syair. Hadis dan al-qur’an. Namun lebih sering
menggunakan syair dan al-qur’an
5. Banyak menetapkan sanad dan sebagian tokoh yang semasa denganya,. Namun
kebanyakan tokoh dari kalangan murid-muridnya sendiri, seperti Al-Ushmu’i, Abi Ubaidah
dan Sibawaih.
Metode yang dipakai khalil ini disebut juga dengan system fonetik ‫)نطام الصوت‬.
7

Faktor yang melatar belakangi penyusunan kamus dengan model ini adalah :
·

menghindari pengulangan kata pada kamus

·


mencakup semua kata

·

memudahkan pembaca dalam mencari makna kata.

·

Tidak ingin meniru system urutan hijai.
Sedangkan asas-asas kamus alfadz system fonetik ini adalah :

1)

Asas tartibul khuruf
karena sistemnya fonetik maka berpedoman pada makhorijul khuruf sejak huruf yang

keluar dari tenggorokan hingga yang keluar dari bibir, dan diahiri dengan huruf-huruf mad.
Kamus fonetik karya khalil ini dikenal dengan kamus al-‘ain Karen diawali dengan huruf
‘ain.

Berikut ini urutan huruf dalam kamus yang menggunakan system fonetik :
‫ع–ح–ه–خق–ك–ج–ش–ض–ص–س–ز–ط‬
‫د–ت–ظ–ث–ر–ل–ن–ف–ب–م–و–ا–ي‬
‫–أ‬
Setiap kata didalam kamus bersistem fonetik , diletakan secara berkelompo k dibagian huruf
yang paling awal/bawah dalam urutn makharijulhuruf. Contoh :


Kata ‫ لعب‬diletakan pada bagian huruf ‘ain karena huruf itu urutan pada makharijul
huruf lebih awal dari selainnya.



Asas taqsimul bina dan ‫ رزق‬juga berda pada kumpulan huruf ‫ ق‬dengan alas an yang
sama yaitu huruf ‫ ق‬laebiiih awal dari selainnya.

2)

Asas taqsimul bina
Kata-kata yang telah tersusun berdasarkan urutan makharij al-huruf, diklasifikasikan

lagi berdasarkan struktur kata (bina) yang dibedakan menjadi beberapa bab seperti berikut :
1.

Bab tsunai shahih (2 huruf dan shahih).misalnya ‫ خ‬dan ‫ ق‬maka didalamnya
meliputi : ‫ الخقوق‬, ‫ خقة‬, ‫ الخخق‬, ‫ خق‬.

2.

Bab tsulatsi sahih (3 huruf sahih dan tidak ada huruf tambahan). Misalnya bab
‫ ع – ه – ق‬maka didalamnya meliputi ‫ هقع‬, ‫عهق‬

3.

Bab tsulatsi mu’tal (3 huruf yang mengandung huruf ilat). Misalnya pada bab
‫ خ – ط – حرف علة‬maka didalamnya meliputi , ‫ خطو‬, ‫ خطأ‬, ‫ خطو‬, ‫ وخط‬, ‫ خيط‬, ‫طيخ‬
‫ طخي‬.

4.

Bab lafif (terdapat 2 huruf illat). Misalnya ‫ قاء‬, ‫ أوق‬, ‫ قوي‬, ‫ قوق‬, ‫ وقي‬, ‫ واق‬, ‫ أقا‬.

5.

Bab rubai’ (4 huruf sahih). Misalnya bab huruf ‫ ج‬didalamnya meliputi :
8

‫ جنبق‬, ‫ قنفج‬, ‫ جرمق‬, ‫ منجق‬, ‫ جبلق‬, ‫ جوسق‬, ‫ جلهق‬.
Bab khumasi (5 huruf sahih). Misalnya bab ‫ ج‬meliputi ‫ جرنفش‬, ‫ سفرجل‬.

6.
3)

Asa taqlib al-kalimah
Setelah urutan makharij alhuruf, bina , kemudian dibolak-balik hingga menjadi

beberapa kata yang berbeda yang bertujuan mengulangi pengulangan kata pada bab yang
lain. Contoh taqlib al-kalimah adalah kata ‫ لبع‬, ‫ لعب‬, ‫ بلع‬, ‫ بعل‬, ‫ علب‬, ‫ عبل‬. semua kata
tersebut dimasukan dalam bab ‫ ع‬karena huruf ‘ain adalah huruf paling bawah dari huruf
lainnya.
Dalam proses ini sesungguhnya melelahkan dan tidak semua kata bias ditaqlib oleh karena
itu dalam taqlib memiliki kata yang musta’mal dan muhmal (tidak dipakai). Misalnya pada
bab ‫ ن‬, ‫ ت‬, ‫ س‬hanya terdiri 2 kata musta’mal yaitu ‫( ستن‬lari) ‫سنت‬, (menimpa). Sedang yang
4 lainnya di anggap muhmal yaitu : ‫ تشـن‬, ‫ تنـش‬, ‫ نشـت‬, ‫ نتـش‬.
Teknik pencarian makna kata


·

Menentukan akar kata yang hendak dicari maknanya, seperti : ‫إستففر←غفر‬

·

Menentukan huruf yang paling bawah dari ketiga huruf(contoh. ‫ )غفر‬menentukan
struktur kata, apakah termasuk kata tsunai (2 huruf), tsulatsi sohih, tsulatsi mu’tal,
lafif (ada 2 huruf ‘ilat), ruba;I, atau khumasi. Jadi dalam kamus fonetik semisal
mu’jmaul ‘ain kata bias ditemukan pada bagian ghin, bab tsulatsi sahih minal ghin.

2.3

Kelebihan Dan Kekurangan System Fonetik

a. Kelebihan-kelebihan :
- Dinilai bias menjamin tingkat obyektifitas penyusun kamus dalam menata kosakata yang
ditemukan.
- Sebagai alat Bantu untuk menafsirka al-qur’an.
- Menjadi landasan bagi landasan bagi generasi setelah khalil dalam penyusunan kamuskamus bahasa arab.
b. Kekurangan-kekurangan :
·

Adanya kesulitan bagi pemakai kamus dalam mencari letak kata-kata

·

Kesulitan dalam mencari akar kata dengan mentajdid (menghilangkan huruf
tambahan)

·

Adanya kata muhmal bias menghilangkan kekayaan kosa kata dalam bahasa arab.

9

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kitab ‘Ayn dianggap sebagai kamus yang pertama dary bahasa Arab, yang di
tulis oleh Abu 'Abd ar-Rahman al-Khalil bin Ahmad al-Farāhīdī ( Arab : ‫أبو عبد الرحمن الخليل‬
786-718 ;‫ بن أحمد الفراهيدي‬M), dan diteruskan oleh Al-Laits bin Al-Muzaffar yang berjudul
“sumber” karena karena tujuan penulis adalah untuk memperjelas kata-kata yang disusun
kosakata bahasa Arab asli atau sumber. Kamus tidak diatur menurut abjad melainkan dengan
fonetik, mengikuti pola pengucapan huruf Arab dari surat terdalam tenggorokan ‫( ع‬ain) untuk
huruf terakhir diucapkan oleh bibir, bahwa menjadi ‫( م‬MIM).
Metode penulisan kamus ini sebagai brikut:
1. Urutan huruf disusun berdasarkan huruf yang keluar dari tenggorokan sampai
bibir.
2. Penyusunan jumlah kalimatnya mengikuti aturan huruf asli
3. Mengikuti susunan taqlibat (pembagian huruf)
4. Mendatangkan syahwahid (bukti kutipan)
5. Banyak menetapkan sanad

Sedang asas-asas kamus alfadz system fonetik ini adalah :
1)

Asas tartibul khuruf ( berpedoman pada makhrojul hurufnya)

2)

Asas taqsimul bina ( dikalasifikasikan berdasarkan struktur kata)

3)

Asas taqlib al-kalimah ( dibuat bolak-balik kata tersebut)
Untuk melakukan pencarian yaitu dengan teknik pencarian makna kata seperti

berikut:


Menentukan akar kata yang hendak dicari maknanya, seperti :
‫إستففر←غفر‬



Menentukan huruf yang paling bawah dari ketiga huruf(contoh.
‫)غفر‬menentukan
10

Dalam kamus ini terdapat kekurangan dan kekuranganya seperti berikut:
-kelebihan :
- Dinilai bias menjamin tingkat obyektifitas penyusun kamus dalam menata kosakata yang
ditemukan.
· Sebagai alat Bantu untuk menafsirka al-qur’an.
· Menjadi landasan bagi landasan bagi generasi setelah khalil dalam penyusunan kamus kamus bahasa arab.
Kekurangan-kekurangan :
·

Adanya kesulitan bagi pemakai kamus dalam mencari letak kata-kata

·

Kesulitan dalam mencari akar kata dengan mentajdid (menghilangkan huruf tambahan)

·

Adanya kata muhmal bias menghilangkan kekayaan kosa kata dalam bahasa arab.

11

DAFTAR PUSTAKA

akhmad, bin kholil. 100-175 H. kamus (kitab al-‘ayn)

http://arabionline.blogspot.com/2011/12/mengenal-sekilas-tentang-kamus-arabi.html
http://radenhaji.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

12