LAPORAN PROYEK LAMPU JALAN OTOMATIS MATA

PROJECT SENSOR DAN TRANDUSER
LAMPU JALAN OTOMATIS
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 1
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 2
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN .................................................................. 3
3.1 Spesifikasi sistem dan prinsip kerja........................................................................... 3
3.2 Blok diagram ............................................................................................................. 3
3.3 Perancangan sistem .................................................................................................. 3
3.4 Diagram Skematik ..................................................................................................... 5
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

4.1 Flowchart pemrograman ..................................................................................... 6
4.2 Implementasi dan Hasil uji .................................................................................. 6
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 8

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 8

5.2 Saran .................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 9
Lampiran 1: Source code ............................................................................................... 10
Lampiran 2: Datasheet sensor ....................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada abad ke 21 ini persoalan energi listrik menjadi suatu hal penting yang
banyak diperbincangkan. Ketergantungan pada Sumber Daya Alam yang tidak dapat
diperbaharui seperti minyak bumi dan batu bara yang semakin tipis membuat
krisis energi listrik semakin menghantui kita. Untuk itu mulai banyak dikembangkan
pembangkitan energi listrik dari sumber lain yang dapat tersedia selalu dan juga
lebih ramah lingkungan. Seperti energi matahari, angin, air atau yang lainnya. Hal
ini jelas sangat membantu dari segi produksi energi listrik. Tapi dengan jumlah
manusia yang semakin banyak jelas dibutuhkan sumber energi yang banyak pula
untuk menghasilkan energi listrik. Untuk itu juga perlu dipikirkan penghematan
sebagai pengguna energi listrik dalam memanfaatkan energi listrik yang ada
sekarang ini, bukan hanya sekedar penambahan jumlah energi listrik yang

dihasilkan.
Penerangan manusia pada malam atau pada saat keadaan gelap yang biasa
disebut lampu adalah salah satu alat listrik yang banyak digunakan manusia di
kehidupan sehari-hari. Hampir semua tempat menggunakan lampu sebagai
penerangannya. Penggunaan lampu di jalan raya sering kali terjadi pemborosan
energy listrik. Kadang ketika sudah siang dan keadaan sudah terang lampu tetap saja
masih menyala, sehingga menyia-nyiakan cahaya lampu yang dihasilkan dan
pemborosan energi listrik. Atau juga ketika keadaan sedikit gelap, tetapi jika tidak
ada kendaraan yang lewat tetap saja lampu menyala yang seharusnya hal ini bisa
dihemat dengan hanya menyalakan lampu sesuai kebutuhan saja.
Oleh sebab itu, kami membuat suatu perancangan untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu lampu penerangan yang dapat menyala dan mati secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan. Ketika keadaan gelap karena malam maka lampu

1

akan secara otomatis menyala hanya jika terdeteksi ada kendaraan atau seseorang
yang melewati jalan tersebut jika tidak ada gerakan dari benda bergerak atau
manusia maka lampu ini akan tetap mati . Namun ketika keadaan sudah pagi dan
terang karena adanya sinar matahari, maka lampu akan otomatis padam

meskipun terdeteksi gerakan dari benda bergerak maupun manusia. Sehingga
dengan hal ini kita dapat lebih menghemat energi listrik yang digunakan,
karena lampu hanya menyala jika seperlunya saja dan energi listrik yang
digunakan juga akan lebih kecil daripada menyalakan keseluruhan lampu.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang didapat adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang sistem Lampu Jalan Otomatis menggunakan Arduino
uno ?
2. Bagaimana cara merubah sinyal analog dari sensor LDR ke dalam sinyal
digital ?
3. Bagaimana cara membuat led dalam keadaan hidup atau mati sesuai
kondisinya ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan setelah membuat perancangan ini adalah dapat
membuat lampu jalan otomatis untuk membantu dalam penghematan energi listrik
dan juga memberi penjelasan kepada masyarakat untuk dapat menghemat
energi


listrik

dan

membangun

generasi

yang

hemat energi. Dapat juga

mensukseskan program pemerintah untuk dapat menghemat listrik dan program
listrik untuk rakyat, sehingga semua lapisan masyarakat dapat memanfaatkan
energi listrik dengan lebih bijaksana.

2

1.4 Manfaat

Kegunaan

Perancangan

Lampu

Jalan Otomatis

ini adalah untuk dapat

menyalakan dan mematikan lampu secara otomatis. Sehingga alat ini dapat
menghemat

energi

listrik

yang

dibutuhkan untuk menerangi suatu jalan.


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan pustaka yang meliputi tinjauan pustaka dan dasar
teori yang diperlukan untuk penelitian. Tinjauan pustaka membahas penelitian yang
telah ada dan yang diusulkan. Dasar teori membahas teori yang diperlukan untuk
menyusun penelitian yang diusulkan.
2.1 Tinjauan pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Sudirman H Sihombing, dkk yang dilakukan
pada tahu

de ga

judul La pu Pe era ga

Pi tar He at E ergi i i


menggunakan alat tambahan yaitu Op-amp, transistor dan Adaptor. Pada penelitian
ini cahaya pada led bisa diatur dengan tambahan alat tersebut, sehingga
pencahayaan tersebut bisa memancar sesuai keadaan lingkungan ehingga tidak
boros energy listrik.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Galih Rakasiwi di tahun 2014 dengan judul
Protot pe Pe go trola La pu de ga A droid Ber asis Ardui o ia Wifi . Dimana pada
Sistem kendali ini memanfaatkan wifi yang ada dalam Smartphone Android yang terhubung
dengan router. Kemudian sinyal yang masuk akan diproses oleh Arduino dan Ethernet shield
sebagai pusat kendali. Untuk beberapa ruangan akan menggunakan sensor gerak Passive
Infrared Receiver (PIR), yang bertujuan untuk mengotomatiskan status on atau off lampu
saat
ada atau tidaknya aktifitas pada ruangan tersebut.

4

2.2 Dasar teori
Dasar teori membahas teori yang diperlukan untuk menyusun penelitian
yang diusulkan.
2.2.1 LDR (Light Dependent Resistor)

LDR singkatan dari Light Dependent Resistor adalah resistor yang nilai
resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap.

Gambar 2.1 Sensor LDR
Sumber : www.globalsources.com

LDR juga merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperature
negative, dimana resistansinya dipengaruhi oleh intrensitas cahaya. LDR dibentuk
dari cadium Sulfied (CDS) yang mana CDS dihasilkan dari serbuk keramik. Secara
umum, CDS disebut juga peralatan photo conductive, selama konduktivitas atau
resistansi dari CDS bervariasi terhadap intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya yang
diterima tinggi maka hambatan juga akan tinggi yang mengakibatkan tegangan yang
keluar juga akan tinggi begitu juga sebaliknya disinilah mekanisme proses perubahan
cahaya menjadi listrik terjadi. CDS tidak mempunyai sensitivitas yang sama pada tiap
panjang gelombang dari ultraviolet sampai dengan infra merah. Hal tersebut
dinamakan karakteristik respon spectrum dan diberikan oleh pabrik. CDS banyak
digunakan dalam perencanaan rangkaian bolak-balik (AC) dibandingkan denagn
photo transistor dan photo dioda.

5


2.2.2 Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)

PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan
infrared. Sesuai dengan namanya Passive , sensor ini hanya merespon energi dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi
olehnya. Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda
diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32
derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada
lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh
Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan
Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium
tantalate menghasilkan arus listrik.

Gambar 2.2 Sensor PIR
Sumber : www.robotshop.com

Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja karena adanya IR Filter
yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor

PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8
sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh
manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi
oleh sensor.
Ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap
pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki
suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric

6

bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh
sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada
menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga
menghasilkan output.

2.2.3 LED (Light-Emitting Diode)
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode)
adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak
koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk
elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor

yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau inframerah dekat.
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah
dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh,
atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang
disebut p-n junction. Pembawa-muatan - elektron dan lubang mengalir ke junction
dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia
jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.

Gambar 2.3 LED (Light-Emitting Diode)
Sumber : duniaelektro.com

Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu
warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n
junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium,
memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk

7

sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak,
dan ultraungu dekat.
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi.
Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila
diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang
hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah
sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang
melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi
cahaya. Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah.
Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah
LED akan jebol menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya.
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik
dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun
bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang
diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan sebuah dioda untuk
dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri
maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah
jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED
diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi jumlah
arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini.
Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit karena tiap LED
mempunyai tegangan maju (Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan
bila jumlah tegangan yang diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk
membangkitkan chip LED, maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila
tegangan yang diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang
mempunyai tegangan maju relatif rendah.

8

BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN

3.1 Spesifikasi sistem dan prinsip kerja
3.1.1 Arduino UNO
Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet
ATmega328). Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan
sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack
catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset.

14 pin digital Arduino dapat digunakan sebagai input atau output,
menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka beroperasi
pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40
mA dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default) dari 20-50
kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi spesial:


Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung dengan pin ATmega8U2
USB-to-Serial TTL.



Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt
pada nilai yang rendah (low value), rising atau falling edge, atau perubahan
nilai. Lihat fungsi attachInterrupt() untuk rinciannya.



PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 Menyediakan 8-bit PWM dengan fungsi
analogWrite()



SPI: pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK) mendukung komunikasi SPI
dengan menggunakan perpustakaan SPI

9



LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akan menyala ketika
diberi nilai HIGH

Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang masing-masing
menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default mereka
mengukur dari ground sampai 5 volt, perubahan tegangan maksimal menggunakan
pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu, beberapa pin tersebut memiliki
spesialisasi fungsi, yaitu TWI: pin A4 atau SDA dan A5 atau SCL mendukung
komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire.
Ada beberapa pin lainnya yang tertulis di board:


AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Dapat digunakan dengan
fungsi analogReference().



Reset. Gunakan LOW untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya digunakan
untuk menambahkan tombol reset.

Gambar 3.1 Arduino UNO

10

3.2 Blok diagram

Tahap blok diagram sistem ini bertujuan agar perancangan sistem penelitian
yang dilakukan menjadi terstruktur. Diagram blok sistem pada penelitian ini seperti
Gambar 3.1 berikut:

LDR
Aduino uno

LED

PIR

Gambar 3.1. Blok diagram sistem

3.3 Perancangan sistem
a. Perancangan hardware

Pada perancangan hardware ini menggunakan serial komunikasi pada 9600 bps.
Port yang digunakan yaitu A0 sebagai analog pin digunakan untuk LDR, 13 sebagai
Output pin dan 7 sebagai input Pin dari sensor PIR yaitu sensor digital. Serial port
digunakan sebagai output dari 2 sensor.
Pemasangan posisi sensor terdapat pada Gambar 3.2 dengan sensor LDR
berada diatas sebagai pendeteksi cahaya yang diterima dan sensor PIR diletakkan
dibawah untuk mendeteksi pergerakkan dijalan ketika ada manusia yang berjalan
dibawah lampu.

11

Gambar 3.2. Perancangan peletakan sensor lampu jalan otomatis
b. Perancangan konversi ADC
Perancangan ADC harus dijelaskan untuk pembacaan sensor analog. Uraikan
tegangan referensi yg digunakan (Vref), berapa bit ADC yang digunakan, serta
jelaskan dalam bentuk tabel contoh hasil pembacaan sensor analog menggunakan
ADC. Contoh penggunaan tabel untuk menjabarkan informasi berupa tabulasi data
dapat mengacu pada Tabel 3.1. perhatikan bahwa caption tabel berada di atas,
sedangkan gambar berada di bawah.
Tabel 3.1. Hubungan Nilai Pembacaan sensor dan Hasil Konversi ADC
Suhu (°C)

Nilai tegangan (mV)

Hasil konversi ke Nilai
digital/numeric

20

200

70

23

230

75

25

250

80

27

270

90

12

3.4 Diagram Skematik

Gambar 3.4. Schematic diagram lampu jalan otomatis
D1 : lampu LED
R1 : Sensor LDR
R2 : Resistor 220 ohm
U2 : Sensor PIR

13

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Flowchart pemrograman
Diagram flowchart pembuatan lampu jalan otomatis di jelaskan pada Gambar
4.1 berikut.
Start

Membaca nilai
sensor LDR

Matikan lampu

Nyalakan lampu

Gelap

T
Y
Membaca nilai
sensor PIR

Ada
orang

T

Y

Gambar 4.1. Flowchart sistem

4.2 Implementasi dan Hasil uji
4.2.1 Pemasangan Hardware
Pada pemasangan hardware berikut ini pin yang digunakan pada arduino
sebagai input/output sensor yaitu D13,D7, dan A0. Pada sensor LDR
14

menggunakan pin A0 untuk iput data analog yang dikeluarkan oleh sensor LDR,
sensor PIR menggunakan pin D7 unutk menerima data berupa digital dan LED
sebagai lampu menggunakan pin D13 untuk output LED secara digital.

4.2.2 Uji Coba Hardware
Pada proses uji coba alat ini lampu akan menyala jika sensor dari LDR
yang membaca cahaya yang ada diruangan kurang dari 600 melalui serial
monitor dan sensor PIR membaca jika ada pergerakan maka yang keluar dari
serial monitor bernilai 1. Jika salah salah satu dari sensor tidak memenuhi
syarat dari program tersebut maka lampu tidak akan menyala, kedua sensor PIR
(digital) dan sensor LDR (analog) saling berhubungan antara kedua sensor
tersebut.

15

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang Perancangan Lampu Jalan Otomatis, maka
diambil kesimpulan :
1. Dengan adanya system ini, maka dapat memperkecil peghabisan daya energy
listrik.
2. Dengan adanya perancangan lampu ini energy listrik yang dikeluarkan hanya
digunakan seperlunya saja sesuai dengan kebutuhan.

5.2 Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang
sangat bermafaat dan dapat membantu mahasiswa atau orang yang akan
melakukan pengembangan alat untuk masa yang akan datang, yaitu perlunya
penambahan pembacaan sensor pir dengan keadaan 180 derajat sehingga sensor
dapat mendeteksi keberadaan benda bergerak ataupun manusian dengan sudut 180
derajat.

16

DAFTAR PUSTAKA

Dunia

Elektro.

.

Led

“uper

Bright

Putih

[online]

(http://duniaelektro.com/product_info.php/led-super-bright-10mm-putih-p-1810)
diakses pada 19 Juni 2016.
Rakasiwi, Galih. 2014. P‘OTOTYPE PENGONT‘OLAN LAMPU DENGAN ANDROID
BE‘BA“I“ A‘DUINO VIA WIFI Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah, Surakarta
Robot

Shop.

2016.

Adjusta le

PI‘

Motio

“e sor

[online]

(http://www.robotshop.com/en/adjustable-pir-motion-sensor.html) diakses pada
18 Juni 2016
Sudirman H, et all. 2010. LAMPU PENE‘ANGAN PINTA‘ HEMAT ENE‘GI Universitas
Diponegoro, Semarang
Zhang, Jane. 2016.

Na ya g “e

a Opti al a d Ele tro i

Co Ltd

[online]

(http://www.globalsources.com/si/AS/Nanyang-Senba/6008845094120/pdtl/LDRSensor/1051101072.htm) diakses pada tanggal 19 Juni 2016

17

LAMPIRAN I: SOURCE CODE
//Platform yang digunakan adalah Arduino.
// These constants won't change. They're used to give names
// to the pins used:
const int analogInPin = A0; // Analog input pin that the potentiometer is attached to
const int OutPin = 13; // Analog output pin that the LED is attached to
const int inputPin = 7;
int sensorValue = 0;

// value read from the pot

int outputValue = 0;

// value output to the PWM (analog out)

int val = 0;

void setup() {
// initialize serial communications at 9600 bps:
Serial.begin(9600);
pinMode(OutPin, OUTPUT);
pinMode(inputPin, INPUT);
pinMode(analogInPin, INPUT);
}

void loop() {
// read the analog in value:
sensorValue = analogRead(analogInPin);
val = digitalRead(inputPin);
if (sensorValue > 600){
digitalWrite(OutPin,LOW);

1

}
else{
if (val == HIGH) {
digitalWrite(OutPin,HIGH);
}else{
digitalWrite(OutPin,LOW);
}
}
// print the results to the serial monitor:
Serial.print("pir = ");
Serial.print(val);
Serial.print("\t LDR = ");
Serial.println(sensorValue);

// wait 2 milliseconds before the next loop
// for the analog-to-digital converter to settle
// after the last reading:
delay(2);
}

2

LAMPIRAN II: Datasheet Sensor
1. Sensor PIR (RB-Ite-116)
Spesifikasi :
• I put Voltage: DC . -20V
• “tati urre t: uA
• Output sig al: , V or V Output high he
otio dete ted
• “e tr A gle:
degree
• “e tr Dista e: a
• “hu t for setti g o eride trigger: H - Yes, L – No
• Module T pe: “e sor • Weight: . g
• Board “ize: NULL
• Versio : .
• Operation Level: Digital 5V
• Po er “uppl E ter al: V

Sumber

:

http://www.robotshop.com/media/files/pdf/datasheet-

im120628009.pdf

3

2. Sensor LDR
Spesifikasi :











Types: GL3516, GL5528, GL4537-1, GL7537-2, GL12539, GL20516,GL20528,
GL20537-1, GL20537-2 and GL20539
Voltage: 250V DC
Ambient temperature: -30 to 70°C
Spectral peak: 540mm
Photo resistance (10 lux): 5 to 200k© (can becustomized)
Dark resistance: 1 to 8M© (can be customized)
R: 0.6 to 0.8
Response time: 30ms, rise time and 30ms decay time
Various dimensions and resistances are available
Applications:
o Camera automatic photometry
o Photoelectric control
o Indoor ray control
o Annunciator
o Industrial control
o Light control switch
o Light control lamp
o Electronic toy

Sumber
:
http://www.globalsources.com/si/AS/NanyangSenba/6008845094120/pdtl/LDR-Sensor/1051101072.htm

4

Dokumen yang terkait

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

5 158 1

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

MOTIVASI MENGEMIS LAGI DI JALAN PADA GELANDANGAN PENGEMIS DI BARAK(STUDI KASUS DI BARAK GELANDANGAN PENGEMIS KOTA MALANG)

0 38 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

RANCANG BANGUN PENGGERAK OTOMATIS PANEL SURYA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16.

20 120 60

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN

0 2 6