PERATURAN GUBERNUR 2017 sulselprovgoid 580f7e072fd55

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Lembaga Teknis dan Lembaga lain Provinsi Sulawesi Selatan yang
ditinjaklanjuti Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan
lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dimana Badan Lingkungan
Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang
kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan
pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi
lingkungan, konservasi sumber daya alam dan pengendalian pencemaran,

pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;
b. Pengorganisasian penyusun perencanaan lingkungan hidup daerah meliputi
standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumberdaya, dan
teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian
pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;
c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang lingkungan hidup daerah
meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya
dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian
pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;
d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan adalah sebagai berikut :
a. Kepala Badan;
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-1

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD


b. Sekretariat; mempunyai tugas pokok mengkoordinasi kegiatan, memberikan
pelayanan teknis dan admistrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta
penyusunan program. Sekretariat membawahi :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Program
c. Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan; mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkungan hidup dibidang
standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan. Bidang Standarisasi dan
Pemulihan Kualitas Lingkungan membawahi :
1) Sub Bidang Standarisasi Lingkungan
2) Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan
d. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan Teknologi Lingkungan; mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas badan dibidang Pengembangan Sumber
Daya Ekonomi dan Teknologi Lingkungan. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan
Teknologi Lingkungan membawahi :
1) Sub Bidang Sumber Daya Lingkungan
2) Sub Bidang Ekonomi dan Teknologi Lingkungan
e. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Pencemaran;
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan di Bidang

Konservasi Sumber Daya Alam dan Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian
Pencemaran membawahi :
1) Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam
2) Sub Bidang Pengendalian Pencemaran
f. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan; mempunyai tugas
pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan dibidang Pengawasan dan

Penegakan Hukum Lingkungan. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum
Lingkungan membawahi :
1) Sub Bidang Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan
2) Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan
g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Laboratorium Lingkungan Hidup
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-2


Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup dibentuk untuk melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
Badan,

yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah

kabupaten/kota.
UPTB Laboratorium Lingkungan membawahi :
a. Seksi Administrasi Laboratorium LH
b. Seksi Pelayanan dan Pengujian Laboratorium LH
c. Seksi Tata Usaha
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional untuk menampung personil dengan keahlian khusus
seperti Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD), ketentuan yang
dapat digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional sebagai
berikut :
- Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipiljo. PP No 40 Tahun 2010

- Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional PNS
- Keputusan bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
:47/KEP/MENPAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor : 145 tahun 2004
tentang Petunjuk Teknis pelaksanaan jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 146 Tahun 2004
tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan untuk Jabatan Fungsional
Pengendali Lingkungan.
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 147 tahun 2004
tentang Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan
- Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya.
- Peraturan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor : 09 Tahun 2012 Nomor : 06 Tahun 2012
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018


II-3

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-4

KEPALA BADAN
Ir. Andi Hasbi Nur, MTP

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

SEKRETARIAT

Ir . Faisal, M.Si

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN PROGRAM

Jumanto, SE

Dra. Hj.MarwantySaharuddin

Muhammad Ridwan, SE, MSi

BIDANG STANDARISASI
DAN PEMULIHAN
KUALITAS LINGKUNGAN


BIDANG EKONOMI,
SUMBERDAYA, DAN
TEKNOLOGI LINGKUNGAN

BIDANG KONSERVASI
SUMBERDAYA ALAM DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN

BIDANG PENGAWASAN DAN
PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN

Drs. H. Abd. Muis,
M.Si

H. Muhammad Nuhrahim,
SH

Drs. H. Anwar Latief, M.Pd


Ir. Andi Sarrafah, M.Si

SUB BIDANG STANDARISASI
LINGKUNGAN

SUB BIDANG SUMBERDAYA
LINGKUNGAN

Maidawati.S. Hut, M. Si

Dra. Rosmiati Bangun

SUB BIDANG PEMULIHAN
KUALITAS LINGKUNGAN

SUB BIDANG EKONOMI DAN
TEKNOLOGI LINGKUNGAN

Andi Astetika, BA


SUB BIDANG KONSERVASI

Darmayanti, S.Hut, M.Si

SUB BIDANG PENGAWASAN
DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Muh. Nur Salam, SH,
M.Si
SUB BIDANG ENGENDALIAN
PENCEMARAN

SUB BIDANG PENEGAKAN
HUKUM LINGKUNGAN

Agus Dina, ST, M.Si

Aswar, SH. M.Si


Sumarni.S.Spi.M.Si

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
LABORATORIUM LH

Naskah Filaillah, Pg.Dip,,
M.Si

SEKSI ADMINISTRAS

SEKSI PELAYANAN & PENGUJIAN

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Bulan,
SE
BadanAristaAsrib,
LingkunganS.I.P
Hidup Daerah Prov. SulselSri
Tahun
2013-2018

I

SEKSI TATA USAHA

Rosma, ST

II-5

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

2.2. Sumber Daya Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Apapun kualifikasi staf secara umum diasumsikan pada berbagai
komposisi di BLHD pada setiap level pada struktur organisasi tergantung pada
berbagai faktor yaitu :
- Fungsi, prioritas dan beban kerja dari setiap sub bidang, sub bagian di BLHD.
- Isu dan permasalahan lingkungan yang berkembangan di Sulawesi Selatan.
- Arah dan prioritas dan kegiatan organisasi
- Kemampuan anggaran
- Ketersediaan personil dengan kualifikasi dan pengalaman yang dibutuhkan.
Berdasarkan pengalaman BLHD Provinsi Sulawesi Selatan, kualifikasi staf
yang dibutuhkan pada setiap level adalah sebagai berikut :
 Semua Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang Teknis seharusnya memiliki
kualifikasi sesuai dengan bidang tugas dan memiliki pendidikan Strata 1.
 Setiap Kepala Sub Bagian pada Sekretariat seharusnya memiliki kualifikasi
Strata 1 dalam bidang perencanaan, hukum, keuangan komunikasi.
 Staf di Sub Bidang teknis seharusnya 70 % memiliki kualifikasi Strata I, 20 %
sertifikat diploma/sertifikasi training yang relevan dengan isu-isu lingkungan,
sedangkan 10 % cukup berpendidikan SMU dan SLTP.
 Kelompok fungsional di dalam organisasi BLHD 90 % minimal berkualifikasi
Strata I dan 10 % cukup Diploma teknik yang berkaitan dengan tugas fungsinya.
Aparatur BLHD hendaknya memiliki pengetahuan tentang permasalahan
lingkungan dan kemampuan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak,
pengetahuan tentang Sistem Fisika, Kimia, Biologi memahami dan berpengalaman
dalam proses industri dan teknologi produksi bersih, kemampuan dalam melakukan
pengukuran berbagai parameter lingkungan, selain itu juga harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan memberikan pelayanan informasi.
Tabel 2.1
Jumlah Karyawan PNS BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
Bagian
Jumlah
Sekretariat

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

28

II-6

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan

8

Bidang Ekonomi Sumberdaya dan Teknologi Lingkungan

9

Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian

7

Pencemaran
Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan

11

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium LH

17

Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup

5

Jumlah

85

Tabel 2.2.
Jumlah Karyawan Tenaga Kontrak BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
Bagian
Jumlah
Sekretariat

4

Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan

0

Bidang Ekonomi Sumberdaya dan Teknologi Lingkungan

5

Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian

0

Pencemaran
Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan

1

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium LH

4

Jumlah

14

Tabel 2.3.
Jumlah Karyawan PNS Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Jumlah
S3

1

S2

16

S1

48

D3

2

SMA

17

SD

1

Jumlah

85

Gambar 2.1.

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-7

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Proporsi PNS BLHD Berdasarkan Pendidikan

Jumlah
0% 1%

1%
19%

20%
2%

56%

S3

S2

S1

D3

SLTA

SLTP

SD

Tabel 2.4
Jumlah PNS BLHD Menurut Tingkat Pangkat/Golongan
Golongan / Ruang
Jumlah
IV/c
1
IV/b
4
IV/a
5
III/d
17
III/c
12
III/b
16
III/a
11
II/d
2
II/c
1
II/b
12
II/a
1
I/a
1
Jumlah
77

Tabel 2.5.
Jumlah PNS BLHD Menurut Eselon
Golongan / Ruang

Jumlah

II/a

2

III/a

5

IV/a

14

Jabatan Fungsional Umum

59

Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup

5

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-8

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Jumlah

85

Tabel 2.6
Jumlah Anggaran BLHD Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2013 (Rp.)
Belanja Tidak
No. Tahun

Langsung
(BTL)

Belanja
Langsung (BL)

Kegiatan
Jumlah

Dekonsentrasi

1.

2008

2.240.477.210

6.335.830.125

8.576.307.335

500.000.000

2.

2009

2.953.450.948

6.445.873.000

9.899.323.948

500.000.000

3.

2010

3.141.379.626

8.840.000.000

11.399.323.948

500.000.000,-

4.

2011

3.747.341.256

9.255.000.000

13.002.341.256

500.000.000,-

5.

2012

4.385.166.499

4.385.166.499

16.931.711.999 4.209.540.000

6.

2013

4.899.312.202 12.400.000.000

17.299.312.200 6.000.000.000

7.

2014

5.937.461.244 14.504.692.895

20.442.154.139 8.784.555.000

2.3. Kinerja Pelayanan Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
Menurut Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dan Permenpan Nomor 20 Tahun
2008 Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk urusan lingkungan hidup Pemerintah Daerah
terdiri dari :
1. Persentase pemantauan pencemaran status mutu air (jumlah kawasan permukiman
atau industri atau sumberdaya air yang dipantau mutu airnya/ jumlah kawasan
permukiman atau industri dan sumber mata air).
2. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (jumlah dokumen Amdal yang
diawasi pelaksanaannya/ jumlah total dokumen Amdal yang berlaku).
3. Cakupan penegakan hukum lingkungan (Jumlah kasus lingkungan

yang

diselesaikan/ jumlah kasus lingkungan yang ada).
4. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air.
5. Persentase penanganan sampah.
6. Persentase penduduk berakses air minum.
7. Persentase luas pemukiman yang tertata.

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-9

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menyatakan Lingkungan Hidup merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar, kemudian kriteria Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi adalah :
a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota.
b. Urusan Pemerintahan yang penggunaannya lintas Daerah Kabupaten/Kota.
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Daerah Provinsi.
Tabel 2.7
Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
No.

Sub Bidang

1

2

1.

2.

3.

4.

5.

Pemerintahan
Pusat

Daerah Provinsi

3

Perencanaan
Lingkungan
Hidup

4

Daerah
Kabupaten/Kota
5

Rencana
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
(RPPLH) nasional
Kajian
KLHS
untuk
Lingkungan
kebijakan, rencana
Hidup Strategis dan/atau program
(KLHS)
(KRP) Nasional.
Pengendalian
Pencegahan,
Pencemaran
penanggulangan
dan/atau
dan
pemulihan
Kerusakan
pencemaran
Lingkungan
dan/atau
Hidup
kerusakan
lingkungan hidup
lintas
Daerah
provinsi dan/atau
lintas
batas
negara.
Keanekaragaman Pengelolaan
Hayati (Kehati)
Kehati nasional.

RPPLH Provinsi

Bahan
a. Pengelolaan
Berbahaya dan
B3.
Beracun
(B3),

Pengumpulan
a. Penyimpanan
limbah B3 lintas
sementara
limbah
Daerah
B3.

KLHS untuk
provinsi.

RPPLH Kabupaten/Kota

KRP KLHS
untuk
kabupaten/kota.

Pencegahan,
penanggulangan
dan
pemulihan
pencemaran
dan/atau kerusakan
lingkungan
hidup
lintas
Daerah
kabupaten/kota
dalam
1
(satu)
Daerah provinsi.

KRP

Pencegahan,
penanggulangan
dan
pemulihan pencemaran
dan/atau
kerusakan
lingkungan hidup dalam
Daerah kabupaten/kota.

Pengelolaan Kehati Pengelolaan
Kehati
provinsi.
kabupaten/kota.

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-10

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

6.

7.

dan
Limbah
Bahan
Berbahaya dan
Beracun (Limbah
B3)
Pembinaan dan
pengawasan
terhadap
izin
lingkungan dan
izin perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan hidup
(PPLH)

b. Pengelolaan
limbah B3.

kabupaten/kota
b. b.
Pengumpulan
dalam
1
(satu)
limbah B3 dalam 1
Daerah provinsi.
(satu)
Daerah
kabupaten/kota.

Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
usaha
dan/atau kegiatan
yang
izin
lingkungan dan izin
PPLH diterbitkan
oleh Pemerintah
Pusat.

Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
usaha
dan/atau kegiatan
yang izin lingkungan
dan
izin
PPLH
diterbitkan
oleh
Pemerintah Daerah
provinsi.

Pembinaan
dan
pengawasan terhadap
usaha dan/atau kegiatan
yang izin lingkungan dan
izin PPLH diterbitkan
oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.

Pengakuan
a. Penetapan
a. Penetapan
a. Penetapan
keberadaan
pengakuan
pengakuan
pengakuan
MHA,
masyarakat
MHA, kearifan
MHA,
kearifan
kearifan lokal atau
hukum
adat
lokal
atau
lokal
atau
pengetahuan
(MHA), kearifan
pengetahuan
pengetahuan
tradisional dan hak
lokal dan hak
tradisional dan
tradisional dan
kearifan lokal atau
MHA yang terkait
hak
MHA
hak
kearifan
pengetahuan
dengan PPLH
terkait dengan
lokal
atau
tradisional dan hak
PPLH
yang
pengetahuan
MHA terkait dengan
berada di 2
tradisional dan
PPLH yang berada di
(dua) atau lebih
hak MHA terkait
Daerah
Daerah
dengan
PPLH
kabupaten/kota.
provinsi.
yang berada di b. Peningkatan
b. Peningkatan
dua atau lebih
kapasitas
MHA,
kapasitas MHA,
Daerah
kearifan lokal atau
kearifan lokal
kabupaten/kota
pengetahuan
atau
dalam 1 (satu)
tradisional dan hak
pengetahuan
Daerah provinsi.
kearifan lokal atau
tradisional dan b. Peningkatan
pengetahuan
kapasitas MHA,
hak
MHA
tradisional dan hak
kearifan
lokal
terkait dengan
MHA terkait dengan
atau
PPLH
yang
PPLH yang berada di
pengetahuan
berada di 2
Daerah
(dua) atau lebih
tradisional dan
kabupaten/kota.
hak
kearifan
Daerah
lokal
atau
provinsi.
pengetahuan
tradisional dan
hak MHA terkait
dengan
PPLH
yang berada di
dua atau lebih
Daerah
kabupaten/kota

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-11

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

dalam 1 (satu)
Daerah provinsi
Penyelenggaraan
pendidikan,
pelatihan,
dan
penyuluhan
lingkungan
hidup
untuk
lembaga
kemasyarakatan
tingkat
Daerah
provinsi.
Pemberian
penghargaan
lingkungan
hidup
tingkat
Daerah
provinsi.
Penyelesaian
pengaduan
masyarakat
di
bidang
PPLH
terhadap :
a. usaha dan/atau
kegiatan
yang
izin lingkungan
dan/atau
izin
PPLH diterbitkan
oleh Pemerintah
Daerah provinsi.
b. usaha dan/atau
kegiatan
yang
lokasi dan/atau
dampaknya
lintas
Daerah
kabupaten/kota.

8.

Pendidikan,
Pelatihan,
dan
Penyuluhan
Lingkungan
Hidup
Untuk
Masyarakat

Penyelenggaraan
pendidikan,
pelatihan,
dan
penyuluhan
lingkungan hidup
untuk
lembaga
kemasyarakatan
tingkat nasional.

9.

Penghargaan
Lingkungan
Hidup
Untuk
Masyarakat

Pemberian
penghargaan
lingkungan hidup
tingkat nasional.

10.

Pengaduan
Lingkungan
Hidup

11.

Persampahan

Penyelesaian
pengaduan
masyarakat
di
bidang
PPLH
terhadap :
a. usaha dan/atau
kegiatan yang
izin lingkungan
dan/atau
izin
PPLH
diterbitkan oleh
Pemerintah
Pusat.
b. usaha dan/atau
kegiatan yang
lokasi dan/atau
dampaknya
lintas Daerah
provinsi.
a. Penerbitan izin Penanganan
insenerator
sampah
di
pengolah
TPA/TPST regional.
sampah
menjadi energi
listrik.
b. Penerbitan izin
pemanfaatan
gas
metana
(landfill
gas)
untuk
energi
listrik di tempat
pemrosesan
akhir
(TPA)

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

Penyelenggaraan
pendidikan, pelatihan,
dan
penyuluhan
lingkungan hidup untuk
lembaga
kemasyarakatan tingkat
Daerah kabupaten/kota.

Pemberian
penghargaan
lingkungan hidup tingkat
Daerah kabupaten/kota.
Penyelesaian
pengaduan masyarakat
di
bidang
PPLH
terhadap :
a. usaha
dan/atau
kegiatan yang izin
lingkungan dan/atau
izin PPLH diterbitkan
oleh
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota.
b. usaha
dan/atau
kegiatan yang lokasi
dan/atau dampaknya
di
Daerah
kabupaten/kota.

a. Pengelolaan
sampah.
b. Penerbitan
izin
pendaurulangan
sampah/pengolahan
sampah,
pengangkutan
sampah
dan
pemrosesan
akhir
sampah
yang
diselenggarakan
oleh swasta.
c. Pembinaan
dan
pengawasan

II-12

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

regional
oleh
pihak swasta.
c. Pembinaan dan
pengawasan
penanganan
sampah
di
TPA/tempat
pengolahan
sampah
terpadu (TPST)
regional
oleh
pihak swasta.
d. Penetapan dan
pengawasan
tanggung
jawab
produsen
dalam
pengurangan
sampah.
e. Pembinaan dan
pengawasan
tanggung
jawab
produsen
dalam
pengurangan
sampah.

pengelolaan sampah
yang
diselenggarakan
oleh pihak swasta.

Berdasarkan tugas dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan, memiliki berbagai bentuk jenis pelayanan kepada masyarakat yakni :
layanan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL); layanan perizinan lingkungan;
layanan penilaian kualitas air dan udara, layanan informasi lingkungan hidup, layanan
pengawasan dan penegakan hukum lingkungan. Kinerja pelayanan Badan Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada masing-masing jenis pelayanan adalah
sebagai berikut :
a. Layanan Dokumen Lingkungan dan Pengawasan Dokumen Lingkungan
Layanan rekomendasi dokumen lingkungan diberikan kepada masyarakat dunia
usaha yang membutuhkan rekomendasi dokumen lingkungan bagi kegiatan usaha yang
akan dibangun. Selama kurun waktu 2010-2014, jumlah rekomendasi dokumen

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-13

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

lingkungan AMDAL yang dikeluarkan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Selatan sebanyak 19 dokumen.
Tabel 2.7
Layanan Rekomendasi Dokumen Lingkungan AMDAL dan UKL-UPL

No
1.
2

Rekoemdasi

2008

Tahun
2009 2010 2011 2012

AMDAL

10

6

3

2013

2014
24

UKL-UPL

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014

Selain memberikan pelayanan dokumen lingkungan, seperti AMDAL dan UKLUPL, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan juga melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan rekomendasi dalam dokumen lingkungan. Jumlah perusahaan
yang wajib AMDAL yang diawasi turus meningkat, namun belum mampu menjangkau
seluruh perusahaan wajib AMDAL. Pada tahun 2008 jumlah perusahaan wajib AMDAL
yang diawasi sebanyak 225 perusahaan atau sekitar 94,94 % dari total wajib AMDAL,
kemudian meningkat menjadi 329 perusahaan pada tahun 2012, atau sekitar 98,21 %
dari total wajib AMDAL.
Tabel 2.8
Persentase Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Jumlah
Perusahaan
wajib AMDAL
225
242
267
298
329
10
yang telah
diawasi
2. Jumlah seluruh
perusahaan
237
251
272
300
335
340
wajib AMDAL
3. Persentase
Jumlah
94,94 96,41 98,16 99,33 98,21
Pengaduan yang
2,94%
%
%
%
%
%
ditindaklanjuti
(1)/(2)
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014

b. Layanan Penegakan Hukum Lingkungan
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-14

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang akseleratif di
Sulawesi Selatan, maka sengketa lingkungan antar masyarakat/ organisasi juga semakin
meningkat. Peningkatan sengketa lingkungan ini, tergambar dari semakin meningkatnya
pengaduan kasus lingkungan. Pada tahun 2008 jumlah pengaduan kasus lingkungan
yang diterima BLHD Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 5 kasus meningkat menjadi 22
kasus pada tahun 2012. Kasus-kasus lingkungan yang ada dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir semuanya telah ditindak lanjuti oleh PEMDA, kecuali satu kasus pada tahun
2011. Berdasarkan trend peningkatan jumlah pengaduan kasus lingkungan, maka pada
tahun 2018, jumlah kasus lingkungan di Sulawesi Selatan akan semakin banyak dan
semakin beragam.

Tabel 2.9
Persentase Penegakan Hukum Lingkungan
Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1. Jumlah kasus lingkungan
5
6
10
16
22
yang masuk
2. Jumlah kasus lingkungan
yang diselesaikan BLHD
5
6
10
15
22
Prov.Sulsel
3. Persentase Jumlah
Pengaduan yang
100 % 100 % 100 % 93.75 % 100 %
ditindaklanjuti (1)/(2)
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2014

2013

2014

50%

c. Layanan Informasi Status Mutu Air
Sumber-sumber air seperti sungai dan danau memiliki peran strategis dalam
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Di Sulawesi Selatan, air sungai dan
danau selain dijadikan sebagai sumber air minum bagi sebagian masyarakat Sulawesi
Selatan, juga menjadi sumber air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya, seperti
industri, pertanian dan pembangkit tenaga listrik. Akan tetapi, disisi lain, sumber-sumber
air tersebut sering dijadikan tempat pembuangan berbagai macam limbah sehingga
tercemar dan kualitasnya semakin menurun. Mengingat peran strategisnya, BLHD
Provinsi Sulawesi Selatan, ditugaskan untuk memantau kualitasnya, menetapkan dan
menginformasikan status mutu air dari berbagai sumber-sumber air tersebut yang
menjadi kewenangannya.
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-15

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Sulawsi Selatan memiliki 27 sungai dan 2 danau lintas kabupaten. Pada Tahun
2008 jumlah sungai yang dipantau mutu airnya sebanyak 1 sungai atau sekitar 3,70 %
dari total sungai yang ada, dan pada tahun 2012 jumlah sungai yang dipantau mutu
airnya meningkat menjadi 4 buah atau sekitar 14,81 %.
Tabel 2.10
Persentase Pencemaran Status Mutu Air
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
2008

2009

Tahun
2010

1

1

2

3

4

Jumlah sungai yang wajib
dipantau

27
Sungai
dan 2
danau
prioritas

27
Sungai
dan 2
danau
prioritas

27
Sungai
dan 2
danau
prioritas

27
Sungai
dan 2
danau
prioritas

27
Sungai
dan 2
danau
prioritas

3. Persentase Jumlah sumber air
yang dipantau Mutu Airnya
(1)/(2)

3.70 %

3.70 %

7.41 %

11.11 %

14.81 %

No

Uraian

2011

2012

2013

1.
Jumlah sungai yang dipantau
mutu airnya
2.

27
Sungai
dan 2
danau
prioritas

2014
10
Sungai
dan 2
Danau
27
Sungai
dan 2
danau
prioritas

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013

d. Layanan Penangan Sampah
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka volume sampah yang dihasilkan
dari aktivitas penduduk tersebut juga semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan
penanganan yang tepat agar sampah tersebut tidak menimbulkan masalah baik bagi
manusia maupun lingkungan. Produksi sampah di Sulawesi Selatan terus meningkat,
pada tahun 2008 jumlah produksi sampah sebesar 2,35 juta M3 per tahun kemudian
meningkat menjad 2,64 juta M3 per tahun, yang berarti selama kurun waktu 5 tahun,
produksi sampah meningkat sekitar 12,45 %. Pada tahun 2008 volume sampah yang
dangani hanya sekitar 82,65 % dari produksi sampah, dan pada tahun 2012 presentasi
sampah yang ditangan hanya sekitar 81,23 %.
Tabel 2.11
Persentase Penanganan Sampah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No

Uraian

Tahun
2008

2009

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

2010

2011

2012

II-16

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

1

Jumlah sampah yang
ditangani (M3/Thn)

1,943,248

1,983,080

2,063,667

2,104,995

2,147,498

2

Jumlah produksi sampah
(M3/Thn)

2,351,118

2,338,596

2,537,022

2,589,619

2,643,827

3

Persentase (%)

82.65

84.80

81.34

81.29

81.23

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

Pada tahun 2012, produksi sampah di Sulawesi Selatan terbesar diproduksi di
Kota Makassar, dengan volume sebesar 1,26 juta M3 per tahun, sedangkan volume
produksi sampah paling kecil di tempati Kabupaten Luwu dengan volume produksi
hanya sebesar 15,471 M3 per tahun. Dari aspek penangan sampah, tercatat Kota ParePare dan Kota Makassar memiliki persentase penangan sampah paling tinggi yakni
masing-masing 94,90 % untuk Kota Pare-Pare dan 91,93 % untuk Kota Makassar.
Sedangkan daerah yang memiliki penanganan sampah paling rendah ditempati
Kabupaten Luwu Timur dan Jeneponto dengan presentase secara berturut-turut
sebesar 20 % dan 30 %.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Tabel 2.12
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Jumlah Sampah yang Jumlah Volume Produksi Persentase
Kabupaten / Kota
Ditangani (M3/Thn)
Sampah (M3/Thn)
(%)
Kepulauan Selayar
18,190
21,884
83.12
Bulukumba
49,159
61,449
80.00
Bantaeng
20,638
43,967
46.94
Jeneponto
7,345
24,482
30.00
Takalar
29,651
38,205
77.61
Gowa
145,858
191,916
76.00
Sinjai
28,142
46,903
60.00
Maros
34,091
59,115
57.67
Pangkep
16,512
41,280
40.00
Barru
28,873
41,597
69.41
Bone
96,874
107,703
89.95
Soppeng
34,212
46,816
73.08
Wajo
66,286
79,544
83.33
Sidrap
62,815
86,641
72.50
Pinrang
61,916
69,568
89.00
Enrekang
9,118
19,538
46.67
Luwu
12,033
15,471
77.78
Tana Toraja
33,849
65,582
51.61
Luwu Utara
12,620
16,042
78.67

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-17

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Jumlah Sampah yang Jumlah Volume Produksi
Ditangani (M3/Thn)
Sampah (M3/Thn)
20 Luwu Timur
8,683
43,413
21 Toraja Utara
20,440
44,548
22 Makassar
1,154,894
1,256,220
23 Pare Pare
100,713
106,128
24 Palopo
94,586
115,815
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Sulawesi Selatan Tahun 2013

No

Kabupaten / Kota

Persentase
(%)
20.00
45.88
91.93
94.90
81.67

Daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS) di Sulawesi Selatan selama
kurun waktu 2008-2012 tidak mengalami perubahan, sementara jumlah penduduk
Sulawesi Selatan terus bertambah. Kondisi tersebut menyebabkan rasio daya tampung
TPS terhadap jumlah penduduk terus menurn. Pada tahun 2008 rasio daya tampun TPS
terhadap jumlah penduduk sebesar 0,0015 % yang berarti daya tampung TPS yang
tersedia hanya sebesar 0,0015 M3 per 100 penduduk. Bahkan pada tahun 2012 rasio
tersebut hanya sekitar 0,0014 %.
Tabel 2.13
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
Jumlah Daya Tampung TPS
1.
122,24
122,24
122,24
122,24
(M³)
2. Jumlah Penduduk (Jiwa)
7.700.255 7.908.519 8,034,776 8.115.638
Rasio Daya Tampung TPS thd
3.
0,0015 %
0,0015 %
0,0015 %
0,0015 %
Jumlah penduduk
Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2013

2012
122,24
8.199.999
0,0014 %

Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk menurut wilayah kabupaten
kota di Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa, Kota Pare-Pare dan Kota Makassar
menempati posisi teratas. Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk di
kedua wilayah tersebut masing-masing sebesar 124,13 % dan 86,96 %. Sedangkan
posisi terendah di tempati Kabupaten Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu.
Tabel 2.14
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No.
1

Uraian
Kepulauan Selayar

Jumlah Penduduk

Jumlah Daya Tampung TPS

(jiwa)

(Ton)

124.854

18.000,00

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

Rasio
14,41 %

II-18

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

No.

Uraian

Jumlah Penduduk
(jiwa)

Jumlah Daya Tampung TPS
(Ton)

Rasio

2

Bulukumba

399.785

29.040,00

7,26 %

3

Bantaeng

178.861

27.000,00

15,09 %

4

Jeneponto

346.894

-

-

5

Takalar

275.567

-

-

6

Gowa

677.456

43.920,00

6,48 %

7

Sinjai

231.910

46.800,00

20,18 %

8

Maros

325.994

23.400,00

7,18 %

9

Pangkep

311.821

28.800,00

9,23 %

10

Barru

167.580

25.051,20

14,95 %

11

Bone

725.743

126.000,00

17,36 %

12

Soppeng

224.184

98.280,00

43,84 %

13

Wajo

387.423

41.277,60

10,65 %

14

Sidrap

278.091

32.850,00

11,81 %

15

Pinrang

356.334

49.680,00

13,94 %

16

Enrekang

193.534

17.683,56

9,14 %

17

Luwu

338.494

9.000,00

2,66 %

18

Tana Toraja

223.653

12.045,00

5,39 %

19

Luwu Utara

292.670

11.340,00

3,87 %

20

Luwu Timur

254.080

4.200,00

1,65 %

21

Toraja Utara

219.676

-

-

22

Makassar

1.377.494

1.196.513,80

86,86 %

23

Pare Pare

132.540

164.520,00

124,13 %

24

Palopo

155.360

120.600,00

77,62 %

Jumlah

8.199.999

2.126.001,16

Sumber : Badan Lingkungan Hidup DaerahProv. Sulsel Tahun 2013

e. Aksesibilitas Air Minum
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar measyarakat, baik untuk
keperluan air minum maupun untuk keperluan lainnya. Karena itu penyediaan air bersih
yang dapat diakses oleh masyarakat selalu menjadi perhatian pemerintah. Yang
dimaksud akses air bersih meliputi air minum yang berasal dari air mineral, air
leding/PAM, pompa air, sumur, atau mata air yang terlindung dalam jumlah yang cukup
sesuai standar kebutuhan minimal. Aksesibilitas penduduk Sulawesi Selatan terhadap
air bersih terus meningkat. Pada tahun 2008 persentase penduduk terhadap akses air
bersih sebesar 77,36 persen, dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 82,52 persen,
yang berarti terjadi peningkatan sebesar 5 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Tabel 2.15
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-19

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
1
Jumlah penduduk yang
6,037,826
6,402,141 6,481,108
6,691,486
mendapat akses air
minum
2
Jumlah penduduk
7,805,024
7,908,512 8,034,776
8,115,638
3
Persentase penduduk
77.36
80.95
80.66
82.45
berakses air bersih
Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

2012
6,785,324

8,222,631
82.52

Aksesibilitas penduduk terhadap air bersih menurut wilayah di Sulawesi Selatan
seperti pada tabel berikut, memperlihatkan bahwa Kota Makaasar memliki persentase
penduduk mendapatkan akses air bersih mencapai 100 %, yang berarti seluruh
penduduk di wilayah ini sudah memiliki aksesibilitas terhadap air bersih. Akan tetapi di
Kabupaten Tanah Toraja dan Toraja Utara, hanya sekitar separuh penduduknya
memiliki aksesibilitas terhadap air bersih.
Tabel 2.16
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses
Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
No

Kabupaten / Kota

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

Jumlah Penduduk yang
Mendapatkan Akses Air Minum
(Jiwa)

Persentase
(%)

1

Kepulauan Selayar

124,516

113,112

90,84

2

Bulukumba

398,531

295,836

74.23

3

Bantaeng

178,477

168,007

94.13

4

Jeneponto

346,149

313,966

90.70

5

Takalar

272,316

234,456

86.10

6

Gowa

659,512

572,876

86.86

7

Sinjai

231,182

169,030

73.12

8

Maros

322,212

274,325

85.14

9

Pangkep

308,814

222,896

72.18

10

Barru

167,653

151,133

90.15

11

Bone

724,905

560,160

77.27

12

Soppeng

226,079

205,611

90.95

13

Wajo

388,985

297,201

76.40

14

Sidrap

274,648

265,328

96.61

15

Pinrang

354,652

303,627

85.61

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-20

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

16

Enrekang

192,163

131,804

68.59

17

Luwu

335,828

253,558

75.50

18

Tana Toraja

223,306

124,673

55.83

19

Luwu Utara

290,365

212,723

73.26

20

Luwu Timur

245,515

189,523

77.19

21

Toraja Utara

218,943

113,307

51.75

22

Makassar

1,339,374

1,347,480

100.61

23

Pare Pare

130,563

129,025

98.82

24

Palopo

149,421

135,667

90.80

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

f. Persentase Luas Pemukiman Yang Tertata
Persentase luas pemukiman yang tertata di ukur dari rasio antara luas areal
pemukiman tertata terhadap total areal pemukiman secara keseluruhan. Permukiman
adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Dari tabel berikut memperlihatkan bahwa persentase luas areal
pemukiman yang tertata terus meningkat. Pada tahun 2009 sebesar 61,48 persen dan
pada tahun 2012 meningkat menjadi 86,11 persen, atau meningkat 25 persen dala kurun
waktu 4 tahun.
Tabel 2.17
Persentase Luas Permukiman yang Tertata
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2012
No
1
2
3

Uraian
Luas area permukiman
tertata(Ha)
Luas area permukiman
keseluruhan (Ha)
Persentase luas
permukiman yang tertata
(Ha)

2008
-

2009
43,190

-

70,246.24

-

61.48

Tahun
2010
97,776

2011
104,744

2012
114,345.83

122,579.24

125,368.04

132,790.04

79.77

83.55

86.11

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2013

Persentase Luas Permukiman yang tertata menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2011, seperti tersaji pada tabel berikut memperlihatkan bahwa
Kabupaten Sidrap menempati posisi teratas dalam hal presentase luas pemukiman
Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-21

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

tertata yakni mencapai 98,76 % sedangkan posisi paling rendah di tempati oleh
Kabupaten Barru, dengan persentase luas pemukiman tertata hanya sebesar 54,70 %.

Tabel 2.18
Persentase Luas Permukiman yang TertataMenurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011
Luas Area
Luas Area
Persentase
No Kabupaten / Kota
Permukiman
Permukiman
(%)
Keseluruhan (Ha)
Tertata (Ha)
1

Kepulauan Selayar

872.15

690.15

79.13

2

Bulukumba

237,87

202.56

85.16

3

Bantaeng

7,253.00

6,553.30

90.35

4

Jeneponto

2,674.00

2,333.80

87.28

5

Takalar

1,929.00

1,508.50

78.20

6

Gowa

9,793.26

9,378.68

95.77

7

Sinjai

169.00

126.27

74.72

8

Maros

3,420.48

1,991.88

58.23

9

Pangkep

3,336.70

3,092.80

92.69

10

Barru

2,767.92

1,514.10

54.70

11

Bone

17,779.00

11,349.90

63.84

12

Soppeng

272.73

188.73

69.20

13

Wajo

150.00

138.04

92.03

14

Sidrap

21,395.22

21,130.11

98.76

15

Pinrang

508.20

473.55

93.18

16

Enrekang

3,351.00

2,463.70

73.52

17

Luwu

7,318.00

6,685.30

91.35

18

Tana Toraja

1,474.83

914.13

61.98

19

Luwu Utara

17,717.00

16,106.30

90.91

20

Luwu Timur

10,059.44

9,299.44

92.44

21

Toraja Utara

9,865.00

9,706.50

98.39

22

Makassar

5,400.24

4,501.74

83.36

23

Pare Pare

424.00

310.20

73.16

24

Palopo

4,622.00

3,686.15

79.75

Sumber : Dinas Tata Ruang & Permukiman Prov. Sulsel Tahun 2012

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-22

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Tabel 2.19
Pencapaian Kinerja Pelayanan BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 s/d 2012.

NO

(1)

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi BLHD Target SPM

(2)

(3)

6

Urusan Wajib LH
Persentase jumlah sungai dan danau yang
dipantau kualitasnya, ditetapkan status mutu
100 %
airnya dan diinformasikan
status mutu airnya
Persentase jumlah kabupaten/kota
yang dipantau kualitas udara ambiennya dan 100 %
diinformasikan mutu udara ambiennya
Persentase jumlah pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau
100 %
perusakan lingkungan hidup yang
ditindaklanjuti
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
Amdal (jumlah dokumen Amdal yang diawasi
pelaksanaannya/ jumlah total dokumen
Amdal yang berlaku)
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor
dan sumber mata air
Persentase penanganan sampah
-

7

Persentase penduduk berakses air minum

8

Persentase luas pemukiman yang tertata

1.

2

3

4

5

-

Target Target Renstra SKPD Tahun keTarget
Indikator
IKK
2
3
4
5
Lainnya 1
(9)

(10)

3

4

5

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

20 %

40 %

80 %

60 %

-

-

20% 40% 60% 80% 100% 20 %

-

-

20% 40% 60% 80% 100%

-

-

20% 40% 60% 80% 100% 100% 100%

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

(8)

2

(5)

81,67
%
82,52
%
86,11
%

(7)

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Rasio Capaian pada Tahun ke-

1

(4)

72,34
%

(6)

Realisasi Capaian Tahun ke-

-

4,16 % 29,16 % 41,66 % 58,33 %

100%

100%

100%

1

2

(16
(17)
)

1

-

5

0,5

3

4

5

(18) (19)

(20)

0,66

0,4

1

0,10 0,48 0,52 0,58

2,5

1,66 1,25

1

94,94% 96,41% 98,16% 99,33 % 98,21 %

82,65
%
77,36
%

81,29
84,80
81,34%
%
%
82,45
80,95
80,66%
%
%
83,55
61,48
79,77%
%
%

81,23
%
82,52
%
86,11
%

II-23

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Tabel 2.20
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2008-2012.
Anggaran pada Tahun ke-

Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

Uraian
(1)

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

Rata-rata
Pertumbuhan
Anggara
Realisasi
n
(17)

(18)

PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
- Hasil retribusi daerah
- Dana Dekonsentrasi
BELANJA DAERAH

100

120

130,5

250

450

105

125

133

253

479

1,05

1,04

1,02

1,01

1,06

70

74,8

500
8.576

500
9.899

500
11.399

500
13.002

4.209
16.931

412
8.260

435
9.023

430
11.631

440
12.516

3.698
16.470

0,82
0,96

0,87
0,91

0,86
1,02

0,88
0,96

0,88
0,97

741,8
1671

657,2
1642

Belanja tidak langsung

2.240

2.953

3.141

3.747

4.385

2.125

2.798

3.101

3.546

4.298

0,95

0,95

0,99

0,95

0,98

429

434,6

Belanja langsung

6.335

6.445

8.840

9.255

12.547

6.135

6.225

8.530

8.970

12.172

0,97

0,97

0,96

0,97

0,97

1242,4

1207,4

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-24

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pelayanan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut ;
1. Menurunnya daya dukung dan kualitas lingkungan hidup sebagai dampak aktivitas
pembangunan yang semakin meningkat
2. Meningatnya pencemaran lingkungan hidup air, udara dan tanah yang diakibatkan
oleh aktivitas industri dan masyarakat.
3. Fenomena perubahan iklim, seperti meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi,
pergeseran musim, perubahan intensitas dan periode hujan.
4. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan
lingkungan hidup.
5. Lemahnya penegakan hukum lingkungan.
6. Kurangnya keterpaduan pengelolaan lingkungan lintas SKPD.
Sementara itu untuk peluang dalam pengembangan Pelayanan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat dioptimalkan antara
lain:
1. Komitmen kepala daerah dalam hal ini oleh Gubernur Sulawesi Selatan terkait upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Penambahan anggaran setiap tahunnya dalam upaya peningkatan kapasitas
pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan.
3. Terealisasinya sekolah lingkungan hidup pertama di Indonesia di Sulawesi Selatan
dalam rangka menghadirkan sumberdaya manusia yang kompeten

dalam

pengelolaan lingkungan.
4. Terbitnya regulasi berupa PERDA dan PERGUB yang terkait perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan.

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Prov. Sulsel Tahun 2013-2018

II-25

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.58 TAHUN 2005 TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

2 44 15

EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FISIP UMM)

2 59 22

ANALISIS YURIDIS PERANAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DALAM PENATAAN REKLAME BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

2 64 102

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

IMPLIKASI BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA TERHADAP PEMERINTAHAN NAGARI DI SUMATERA BARAT

0 31 5

KAJIAN YURIDIS PENGAWASAN OLEH PANWASLU TERHADAP PELAKSANAAN PEMILUKADA DI KOTA MOJOKERTO MENURUT PERATURAN BAWASLU NO 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1 68 95

82725 maths specimen paper 1 2014 2017

0 6 16

Kalender 2017 1

0 9 12

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50