STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP SISWA MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA 5 SURAKARTA | Putri | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 11357 23795 1 SM

STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP SISWA
MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA 5 SURAKARTA
Dita Deas Syah Putri, Atik Catur Budiarti, Slamet Subagyo
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
ditadeas@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bentuk partisipasi siswa dalam
mendukung program sekolah adiwiyata di SMA 5 Surakarta. (2) Mengetahui strategi
sekolah dalam membuat siswa agar memiliki perilaku peduli lingkungan melalui program
sekolah adiwiyata di SMA 5 Surakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara serta data sekunder
didapatkan melalui dokumentasi dan observasi. Pengambilan subyek penelitian
menggunakan teknik purposive sampling yaitu siswa kelas X, XI, dan XII serta guru
sebaga pengurus program adiwiyata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi metode.Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari empat
tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa melakukan partisipasi pikiran,
tenaga, keahlian, barang, dan uang yang diterapkan dalam kegiatan adiwiyata di sekolah.
(2) Sekolah menerapkan empat strategi untuk untuk membentuk perilaku peduli
lingkungan kepada siswa melalui: melalui kegiatan belajar mengajar di kelas, pembiasaan
dalam kehidupan keseharian di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian
di rumah.
Strategi yang dilakukan oleh sekolah untuk membentuk perilaku peduli
lingkungan terhadap siswa serta perilaku siswa dalam benuk partisipasinya terhadap
program adiwiyata merupakan bentuk tindakan rasional instrumental. Dalam
melaksanakan kegiatan, terdapat pemilihan alat yang mendukung berlangsungnya
kegiatan tersebut dengan mempertimbangkan akibat yang akan diterima untuk mencapai
suatu tujuan yakni keadaan lingkungan alam yang sehat.
Kata kunci: strategi, sekolah adiwiyata, tindakan rasional instrumental
ABSTRACT
The research aims are (1) to know the form of student participation in supporting
adiwiyata school program at SMA 5 Surakarta. (2) to know the school’s strategy in
getting environmental caring behavior for students through adiwiyata school program at
SMA 5 Surakarta.
This research is descriptive qualitative method. Data sources used are primary
data obtained through interview and secondary data obtained through documentation and

observation. Intake research subject used purposive sampling technique there were

student of grade X, XI, XII, and teacher as adiwiyata program administrator. Techniques
of collecting data used are interviews, documentations, observations. Data validity used
triangulation source and triangulation method. Technique of analysis data used are four
stages namely: data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The result showed (1) there were participation by students in the form of
participation of mind, energy, expertise, goods, and money. That participation was
applied in adiwiyata activity of school. (2) School implemented four strategies to build
environmental caring behavior for students through: teaching and learning activity in the
classroom, habituation in daily life at school, extracurricular activity, and daily activity at
home.
The strategy undertaken by the school to build the environmental caring behavior
toward students and the students' behavior in the form of their participation in adiwiyata
program is a form of instrumental rational action. In carrying out activities, there was a
selection of tools that support the ongoing activities by considering the consequences that
will be accepted to achieve a goal that is the state of a healthy natural environment.
Keywords: strategy, adiwiyata schools, instrumental rational action

lingkungan


Pendahuluan
Permasalahan lingkungan hidup
menjadi

masalah

yang

muncul

apabila

penggunaan

sumber daya alam tidak dibatasi.
Sekolah

menjadi


salah

satu

sebagai dampak dari peningkatan

wadah untuk melakukan pendidikan

kualitas

lingkungan

hidup

membangun
terkadang

manusia.

Dalam


bangunan

fisik

perlu

melakukan

hidup

melalui

diselenggarakannya

sekolah

berwawasan

Sekolah


lingkungan.

pembukaan lahan, alih fungsi hutan

berwawasan lingkungan ini diadakan

berdampak pada kurangnya luas

oleh kementerian lingkungan hidup

hutan padahal di Indonesia luas

pada tahun 2016 melalui program

hutan semakin berkurang. Setiap

adiwiyata.

tahun Indonesia kehilangan hutan


tempat yang baik dan ideal dimana

seluas

dapat

684.000

hektar

akibat

Adiwiyata

diperoleh

merupakan

segala


ilmu

pembalakan liar, kebakaran hutan,

pengetahuan dan berbagai norma

perambahan hutan, dan alih fungsi

serta etika yang dapat menjadi dasar

hutan.

manusia

Menurut

data

terbaru


dari

menuju

terciptanya

kesejahteraan hidup kita dan menuju

kementerian Lingkungan Hidup dan

kepada

Kehutanan di Indonesia, total luas

berkelanjutan (Panduan Adiwiyata,

hutan saat ini mencapai 124 juta

2012:3). Maka sekolah dijadikan


hektare. Sejak 2010 sampai 2015

tempat dalam mengelola adiwiyata

Indonesia menempati urutan kedua

untuk kesejahteraan hidup dalam

tertinggi kehilangan luas hutannya

pembangunan berkelanjutan.

yang mencapai 684.000 hektar tiap

cita-cita

pembangunan

Sebanyak 13 sekolah di kota Solo


tahunnya (diberitakan kompas.com

mendapat

penghargaan

selasa 30/8/2016, diakses 3 mei

Adiwiyata 2016 dari Pemerintah

2017). Keberadaan sumber daya

Jawa Tengah, salah satu nya adalah

alam yang terbatas serta kuantitas

SMA 5 Surakarta. Dengan program

manusia yang tak terbatas, akan

adiwiyata

membuat kelangkaan serta kerusakan

memberikan

diharapkan
pemahaman

sekolah

mampu
serta

kesadaran bagi warga sekolah untuk

berperan aktif dalam mewujudkan

dimulai ada guru yang disiplin dalam

lingkungan hidup yang sehat. Di

mengingatkan

SMA 5 Surakarta dalam pelaksanaan

mengecek ruang kelas yang belum

program sekolah adiwiyata sudah

bersih, ada juga yang tidak terlalu

berjalan.

yang

mempedulikan.

cukup

Tujuan

Lokasi

rindang

dimana

banyak

jenis

sekolah
terdapat

tanaman,

pohon,

muridnya

program

untuk

Adiwiyata

adalah mewujudkan warga sekolah

penempatan tempat sampah yang

yang

dipisahkan

jenisnya,

upaya perlindungan dan pengelolaan

wastafel di area tertentu merupakan

lingkungan hidup melalui tata kelola

sedikit contoh yang menunjukkan

sekolah yang baik untuk mendukung

sarana pendukung sekolah ramah

pembangunan berkelanjutan (buku

lingkungan dimana keadaan yang

pedoman adiwiyata, 2012:3). Dengan

sehat dan bersih.

tujuan tersebut diharapkan warga

menurut

bertanggung

jawab

dalam

Partisipasi warga sekolah sendiri

sekolah, khususnya siswa, mampu

dirasa kurang dalam kegiatan untuk

memiliki sikap tanggung jawab dan

medukung terlaksananya program

peduli terhadap lingkungan. Namun

sekolah Adiwiyata. Hal ini dilihat

untuk membuat warga sekolah agar

dari

membuang

bertanggung

ada

pengelolaan

beberapa

sampah

murid

sembarangan,

yang

jawab

dalam

lingkungan

hal
tidak

dilempar keluar jendela yang ada

mudah. Dari sikap siswa di SMA 5

didalam kelas, sampah dimasukkan

Surakarta yang belum bertanggung

ke kolong meja, dibuang dipojokan

jawab

kelas. Selain itu belum ditekannya

lingkungan

dalam pemakaian energi listrik, saat

kesadaran dari warga sekolah masih

pagi hari listrik di lorong sekolah

kurang untuk mendukung program

masih

adiwiyata di sekolahnya.

dinyalakan

padahal

hal

dan

peduli

terhadap

menunjukkan

tersebut jelas pemborosan energi.

Kajian Pustaka

Sikap guru sendiri juga beberapa

Program Sekolah Adiwiyata

yang menggalakkan budaya peduli
lingkungan.

Sebelum

pelajaran

Program
merupakan

tindak

bahwa

adiwiyata
lanjut

dari

pendidikan lingkungan hidup yang

tahun 2006 Kementerian Lingkungan

sebelumnya telah diselenggarakan

Hidup

oleh IKIP Jakarta. Pada awalnya

pendidikan lingkungan hidup pada

penyelenggaraan

jenjang

lingkungan

pendidikan

hidup

di

mengembangkan

pendidikan

program

dasar

dan

Indonesia

menengah

melalui

program

dilakukan oleh Institut Keguruan

Adiwiyata

(Panduan

adiwiyata,

Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada

2012). Sebagai modelnya program

tahun 1975. Pada tahun 1977/1978

ini dilaksanakan oleh 10 sekolah di

rintisan Garis-garis Besar Program

pulau

Pengajaran

perguruan tinggi dan LSM dalam

Lingkungan

Hidup

diujicobakan di 15 Sekolah Dasar

jawa

serta

melibatkan

bidang lingkungan hidup.

Jakarta (panduan adiwiyata, 2012).

Tujuan program adiwiyata

Kemudian pendidikan lingkungan

adalah mewujudkan warga sekolah

hidup secara integratif dimasukkan

yang

kedalam kurikulum 1984 sebagai

upaya perlindungan dan pengelolaan

mata

lingkungan hidup melalui tata kelola

pelajaran

pada

tingkat

menengah, umum, dan kejuruan.
Melalui

bertanggung

jawab

dalam

sekolah yang baik untuk mendukung

pendidikan

pembangunan

berkelanjutan

lingkungan hidup kemudian terjalin

(Pedoman Adiwiyata, 2012). Agar

bentuk kerjasama antara Departemen

program ini dapat berjalan perlu

pendidikan

adanya

nasional

dengan

usaha

yang

dilakukan.

kementrian lingkungan hidup untuk

Sebagai tindak lanjut dari tujuan

mengembangkan program adiwiyata.

program adiwiyata maka terdapat

Pada

komponen yang dilakukan antara

tahun

kerjasama

pertama

Departemen
dan

1996

Pendidikan

Kementerian

Lingkungan

Hidup,

disepakati
antara
Nasional
Negara

lain

Kebijakan

Berwawasan

Lingkungan; Pelaksanaan Kurikulum
Berbasis

Lingkungan;

Kegiatan

yang

Lingkungan

Berbasis

Partisipatif;

diperbaharui pada tahun 2005 dan

Pengelolaan

Sarana

Pendukung

tahun 2010. Sebagai tindak lanjut

Ramah

dari kesepakatan tahun 2005, pada

adiwiyata

Lingkungan.
mendorong

Program
agar

terciptanya kehidupan yang sejahtera

ataupun

sehingga

penerapannya

berupa pikiran, fisik, materi, maupun

terdapat pedoman yang dilakukan.

segala kemampuan yang dimiliki.

Pedoman

Pendapat

dalam

tersebut

terdapat

pada

keikutsertaan

lain

ini

dapat

disampaikan

oleh

prinsip yang dilaksanakan dalam

Keith Davis dalam Sastropoetro

program adiwiyata yaitu partisipatif

(1988:13) bahwa partisipasi dapat

dan berkelanjutan.

didefinisikan

Konsep Partisipasi

mental/pikiran dan emosi/perasaan

Untuk
dengan

mencapai

hasil

yang

tujuan
maksimal

sebagai

keterlibatan

seseorang di dalam situasi kelompok
yang

mendorongnya

untuk

diperlukan suatu bentuk kerja sama

memberikan

dalam hal partisipasi, keterlibatan,

kelompok dalam usaha mencapai

peran

pihak.

tujuan serta turut bertanggung jawab

Menurut Made Pidarta (dalam Siti

terhadap usaha yang bersangkutan.

Irene,

partisipasi

Dari pernyataan para ahli tersebut

merupakan pelibatan seseorang atau

dapat disimpulkan bahwa partisipasi

beberapa

merupakan

serta

dari

semua

2009:31-32)

orang

dalam

suatu

sumbangan

suatu

kepada

kegiatan

yang

kegiatan. Keterlibatan dapat berupa

melibatkan peran serta seseorang

keterlibatan mental dan emosi serta

dalam proses pembangunan dapat

fisik dalam menggunakan segala

berupa pikiran, emosi, dan segala hal

kemampuan

dimilikinya

yang mampu mendukung tercapainya

(berinisiatif) dalam segala kegiatan

tujuan dimana mereka bertanggung

yang dilaksanakan serta mendukung

jawab atas kegiatan yang dilakukan.

pencapaian

yang

tanggungjawab

tujuan

dan

Terdapat bentuk partisipasi meliputi

atas

segala

pikiran, tenaga, keahlian, barang, dan

keterlibatan.
Pernyataan

uang.
tersebut

mengartikan bahwa dalam suatu
kegitatan perlu keterlibatan beberapa

Strategi Pendidikan Karakter di
Sekolah Secara Mikro
Gelar

adiwiyata

yang

orang agar tujuan yang diharapkan

diperoleh

SMA

5

Surakarta

dapat tercapai. Bentuk keterlibatan

merupakan

bentuk

kepeduliannya

terhadap lingkungan hidup. Sebagai

Dengan diselipkan materi lingkungan

langkah lanjut dari gelar ini sekolah

hidup

menerapkan kegiatan-kegiatan yang

langsung memberikan pengetahuan

sifatnya peduli terhadap lingkungan

kepada siswa. Selain itu usaha kedua

yang dilakukan oleh warga sekolah.

yang

Kegiatan adiwiyata ini diterapkan

sekolah. Hal ini diwujudkan dalam

melalui pendidikan karakter yang

bentuk kegiatan keseharian yang

dikembangkan

dilakukan

melalui

empat

diharapkan

dilakukan

secara

melalui

dilingkungan

tidak

budaya

sekolah.

bidang. Keempat bidang tersebut

Kegiatan yang rutin dilakukan siswa

yakni belajar mengajar di kelas,

terdapat pada aktivitas yang sifatnya

keseharian

peduli lingkungan.

dalam

pengembangan
kegiatan

bentuk

budaya

ekstra

sekolah,

kulikuler,

serta

keserharian di rumah.

Usaha

ketiga

kegiatan

ekstrakurikuler

dikembangkan

Penerapan

pendidikan

melalui

untuk

pendidikan

karakter.

Kegiatan

karakter di sekolah dalam rangka

kesiswaan

yang

usaha

untuk

diselenggarakan sekolah merupakan

peduli

salah satu wadah yang potensial

sekolah

untuk pendidikan karakter (Endah

pihak

sekolah

membentuk
lingkungan

perilaku
pada

warga

pembinaan
selama

khususnya siswa, dilakukan melalui

Sulistyowati,

2012:12).

proses belajar di kelas. Pendidikan

menyediakan

wadah

karakter

untuk

menyalurkan

melalui

kegiatan

dalam

kegiatan

mengajar

belajar

dilaksanakan

menggunakan
terintegrasi

pendekatan
semua

Sekolah

bagi

siswa

potensinya

ekstrakurikuler.

Dalam kaitannya dengan program

mata

adiwiyata, terdapat ekstrakurikuler

Sulistyowati,

yang memfokuskan pada kegiatan

2012:11). Pada saat proses belajar,

peduli lingkungan seperti pecinta

materi tentang lingkungan hidup

alam, pramuka, petaliska. Namun

diintegrasikan

mata

penanaman rasa tanggung jawab

pelajaran, dapat berupa contoh kasus

serta kepedulian lingkungan di SMA

maupun

5 Surakarta ini dilakukan pada semua

pelajaran

dalam

ini

(Endah

pada

pemecahan

setiap

masalah.

kegiatan

ekstrakurikuler

sebagai

terus dilakukan siswa dimanapun dia

harapan agar siswa mampu bersikap

berada.

peduli terhadap lingkungan.

Teori

Selain diterapkan di sekolah,

Tindakan

Rasional

Max

Weber

usaha untuk membentuk perilaku

Weber

dalam

bukunya

melalui

Economy and Society (dalam K.J

pendidikan karakter juga dilakukan

Veeger, 1990:171) mendefinisikan

pada lingkungan rumah. Dengan

sosiologi sebagai sebuah “ilmu yang

adanya

kerjasama

sekolah

dengan

peduli

lingkungan

diharapkan

antar

pihak

bertujuan

wali

murid

perikelakuan

adanya

kelanjutan

untuk

memahami

sosial

penafsirannya,

dan

melalui
dengan

itu

perilaku peduli lingkungan sehingga

menerangkan

tidak hanya di sekolah saja namun

perkembangannya

menjadi

di

akibatnya menurut sebab-sebabnya”.

rumah. Seperti yang dikatakan oleh

Perbuatan-perbuatan yang dilakukan

Endang Sulistyowati bahwa hal ini

manusia dalam usahanya mencapai

dapat

komite

tujuan memiliki arti secara subyektif

murid,

bagi

kegiatan

dilakukan

sekolah,

keseharian

lewat

pertemuan

wali

si

jalan
dan

pelaku.

akibat-

Maka

untuk

kunjungan/kegiatan wali murid yang

memahami tindakan manusia perlu

berhubungan

adanya

dengan

kumpulan

kesadaran,

seperti

yang

kegiatan sekolah dan keluarga yang

dinyatakan oleh Vegeer (1990:171)

bertujuan

“kesadaran akan arti dari apa yang

dalam

menyamakan

membangun

langkah

karakter

di

dibuat itulah ciri hakikat manusia,

sekolah, rumah, dan masyarakat

tanpa kesadaran itu suatu perbuatan

(2012:13). Jadi untuk membentuk

tidak

perilaku peduli lingkungan ini juga

manusia”.

dilakukan kegiatan keseharian di

dapat

disebut

kelakukan

Weber sangat tertarik pada

rumah, melalui kerjasama antara

masalah-masalah

pihak sekolah dengan wali murid

luas mengenai struktur sosial dan

agar perilaku peduli lingkungan ini

kebudayaan,
bahwa

sosiologis

tetapi

kenyataan

yang

dia

melihat

sosial

secara

mendasar

terdiri

individu-

konsep dasar yang digunakan Weber

individu dan tindakan-tindakan sosial

dalam klasifikasinya mengenai tipe-

yang

1986:214).

tipe tindakan sosial. Pembedaan

Weber lebih menekankan bahwa apa

pokok yang diberikan adalah antara

yang

tindakan

berarti

dari

(Doyle,

dilakukan

oleh

manusia

rasional

dan

yang

didasarkan pada perilaku individu

nonrasional.

tersebut dengan adanya tujuan yang

berhubungan dengan pertimbangan

ingin

yang

dicapai

sehingga

tindakan

sadar

Tindakan

dan

rasional

pilihan

bahwa

manusia memiliki sebuah makna.

tindakan itu dinyatakan. Tindakan

Dalam hal ini Weber dalam Doyle

rasional

Paul

instrumental dan rasionalitas yang

Johnson

menyatakan

(1986:214)
mendefinisikan

Sosiologi sebagai :

Weber mengatakan bahwa “tindakan
sosial (social action) yang dilakukan
individu

berhubungan

tersebut
atau

berorientasi

adalah

nilai,

rasionalitas

sedangkan

tindakan nonrasional adalah tindakan

Suatu ilmu pengetahuan yang
berusaha
memperoleh
pemahaman
interpretatif
mengenai tindakan sosial agar
dengan demikian bisa sampai ke
suatu
penjelasan
kausal
mengenai arah dan akibatakibatnya. Dengan “tindakan”
dimaksudkan semua perilaku
manusia, apabila atau sepanjang
individu yang bertindak itu
memberikan
arti
subyektif
kepada tindakan itu…Tindakan
ini disebut sosial karena arti
subyektif tadi dihubungkan
dengannya oleh individu yang
bertindak,…memperhitungkan
perilaku orang lain dan karena
itu diarahkan ke tujuannya.

oleh

ini

atas

haruslah
dasar

rasionalitas” (George dan Douglas,
2009:136). Rasionalitas merupakan

tradisional dan afektif.
Tindakan
instrumental

rasional

merupakan

tingkat

rasionalitas paling tinggi ini meliputi
pertimbangan dan pilihan yang sadar
yang berhubungan dengan tujuan
tindakan

itu

dan

alat

yang

dipergunakan untuk mencapainya.
Individu dilihat sebagai memiliki
macam-macam tujuan yang mungkin
diinginkannya, dan atas dasar kriteria
menentukan satu pilihan diantara
tujuan tujan yang saling bersaing.
Individu lalu menilai alat yang
mungkin dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang dipilih tadi.
Dalam tindakan ini aktor tidak hanya
sekedar menilai cara yang terbaik

untuk mencapai tujuannya tapi juga

mendalam tentang informan dalam

menentukan nilai dari tujuan itu

menggambarkan

sendiri.

fenomena yang terjadi, dimana hal

Metode Penelitian

tersebut

Pendekatan kualitatif dipilih

situasi

tidak

dapat

dan

ditemukan

melalui observasi. Kemudian teknik

untuk mendapat gambaran naratif

observasi

dalam memahami dan menjelaskan

perilaku

bagaimana

partisipasi

dengan kegiatan adiwiyata. Selain itu

siswa dalam program adiwiyata

dokumentasi juga dilakukan dengan

serta

menggunakan

perilaku

usaha

sekolah

dalam

dengan
siswa

mengamati

dalam

kaitannya

dokumen

tulisan

membentuk siswa agar berperilaku

seperti bukti tertulis hasil wawancara

peduli lingkungan di SMA Negeri 5

informan,

Surakarta.

keputusan kepala sekolah terkait

Sumber data pada penelitian

peraturan

atau

sekolah adiwiyata, gambar berupa

ini adalah siswa SMA 5 Surakarta

foto

dan

kebersihan, daftar piket kelas.

guru

program

sebagai

adiwiyata

koordinator
di

SMA

surat

kegiatan

adiwiyata,

slogan

5

Analisis data dilakukan pada

Surakarta sebagai pengurus maupun

saat pengumpulan data berlangsung

penanggung

dan setelah selesai pengumpulan

jawab

kegiatan

adiwiyata. Kemudian Sumber data

dalam

sekunder pada penelitian ini berupa

penelitian

foto

penelitian kualitatif. Data dari hasil

tentang

berhubungan
adiwiyata,

kegiatan
dengan

jadwal

yang
program

tertentu

ini

observasi,

karena

menggunakan

wawancara,

dan

kelas,

dokumentasi diolah dan dianalisa

sertifikat penghargaan Adiwiyata,

agar menghasilkan kesimpulan yang

tulisan berupa kalimat ajakan untuk

kebenarannya

menjaga kebersihan.

jawabkan.

Teknik

piket

periode

pengumpulan

bisa

Data

dipertanggung
yang

diperoleh

data

dalam penelitian kemudian diolah

pada penelitian ini menggunakan

dan dilakukan pengecekan dengan

teknik wawancara mendalam karena

informasi dari informan yang akan

akan mengetahui hal-hal yang lebih

diteliti.

Dari

paparan

informan

kemudian

peneliti

memberikan

mereka ikut menyumbangkan idenya

kesimpulan dan saran serta bisa juga

untuk membawa alat kebersihan dari

untuk

rumah agar pekerjaan cepat selesai

memecahkan masalah yang

telah disebutkan dalam rumusan

(11/9/2017)

masalah. Jadi teknik analisis data

Partisipasi dalam Bentuk Tenaga

yang

digunakan

meliputi

Keikutsertaan siswa dalam

pengumpulan data, reduksi data,

kegiatan

penyajian

dalam bentuk tenaga yaitu apa saja

data,

penarikan

adiwiyata

kesimpulan.

yang

Hasil Penelitian

kemampuan

1. Partisipasi

Siswa

dalam

terlibat

warga

dalam

sekolah

terwujud

kerjakan

dengan

tubuhnya.

Bentuk

partisipasi ini dapat dilihat pada
kegiatan

Kegiatan Adiwiyata
Seluruh

mereka

ini

piket

kebersihan,

kelas,

hemat

lomba

energi,

serta

melaksanakan

kegiatan lain yang dirasa perlu

kegiatan adiwiyata tak terkecuali

menggunakan tenaga. Menurut siswa

para siswa. Sebagai sekolah yang

R dan WN yang menuturkan tentang

memperoleh gelar adiwiyata, SMA 5

partisipasinya dalam bentu tenaga

Surakarta memiliki kegiatan yang

dalam

ditujukan

mereka

pada

warga

sekolah,

kegiatan

adiwiyata

lakukan

khususnya siswa untuk berpartisipasi

(12/9/2017)

dalam setiap kegiatan.

Partisipasi keahlian

Partisipasi Buah Pikiran

Bentuk

Kegiatan
dengan

ini

menyumbangkan

dilakukan
ide-ide

partisipasi

keahlian

ini

di

yang
sekolah

pada

mengarah

bidang
pada

kemampuan yang siswa miliki dalam

dalam kaitannya dengan kegiatan

melakukan

adiwiyata. Seperti pada kegiatan

Sehingga dikhususkan pada keahlian

lomba kebersihan kelas, warga kelas

pada bidang masing-masing yang

melakukan diskusi terhadap apa yang

siswa

akan mereka bawa dan lakukan.

suatu

Beberapa anak mengajukan usulan

membaginya sesuai dengan kegiatan

seperti yang dilakukan R dan F.

apa yang mereka kuasai. Partisipasi

suatu

punya.

Ketika

pekerjaan,

pekerjaan.

melakukan
mereka

dalam bentuk keahlian ini terwujud

untuk

dalam kegiatan yang dilakukan pada

lantai juga mengambil dari uang kas

saat

dimana

yang terkumpul. Sehingga siswa

dengan

berpartisipasi dalam bentuk uang

lomba

pembagian

kebersihan
tugas

sesuai

membeli

sabun

mengepel

kemampuan yang siswa miliki.

dengan membayar kas yang salah

Partisipasi Bentuk Barang

satunya digunakan untuk membeli

Dalam menjalankan kegiatan sekolah

alat kebersihan.

adiwiyata

2. Upaya Pihak Sekolah

siswa

melakukan

partisipasi dalam bentuk barang.

Menyandang gelar sebagai

Dalam partisipasi ini para siswa

sekolah adiwiyata mendorong pihak

membawa

SMA Negeri 5 Surakarta khususnya

diperlukan

barang-barang
dalam

yang

menunjang

penanggung

jawab

adiwiyata

kegiatan adiwiyata. Biasanya barang

membuat kegiatan yang dilakukan

ini dalam bentuk alat kebersihan

untuk menjaga keadaan lingkungan

seperti kain lap, kemoceng, ada juga

agar tetap bersih dan nyaman. Hal ini

yang

dilakukan

membawa

tanaman

untuk

untuk

meningkatkan

melengkapi koleksi tanaman di green

kepedulian

siswa

terhadap

house.

kebersihan

lingkungan

sebagai

Partisipasi bentuk uang

wujud dari sekolah adiwiyata yang

Partisipasi dalam bentuk uang yang

peduli

mereka lakukan dengan membayar

terhadap lingkungan. Selain itu juga

kas,

sebagian

terkumpul

ini

uang

dan

bertanggung

jawab

kas

yang

terdapat pada misi sekolah yaitu

digunakan

untuk

menumbuhkan sikap dan perilaku

membeli alat-alat kebersihan yang

yang

mendukung kegiatan siswa dalam

terhadap

program sekolah adiwiyata. Seperti

hidup dan sosial kepada warga

kegiatan lomba kebersihan, siswa

sekolah.

membeli cling (cairan pembersih

Kegiatan belajar mengajar

kaca) untuk membersihkan kaca
karena

di

kelas

mereka

belum

memiliki barang tersebut. Selain itu

siswa

mencerminkan
kelestarian

kepedulian
lingkungan

Upaya

dalam

mendorong

agar

memiliki

kepedulian

lingkungan

dilakukan

terhadap

dalam kegiatan belajar mengajar.

siswa. Selain itu siswa dibiasakan

Kegiatan

untuk

ini

termuat

dalam

membuang

sampah

komponen program adiwiyata yaitu

tempatnya.

aspek kurikulum sekolah berbasis

Kegiatan Ekstrakulikuler

lingkungan. Proses belajar mengajar

pada

Selain kegiatan kokulikuler,

yang dilakukan guru untuk siswa

siswa

harus

ekstrakulikuler sesuai bidang yang

mengintegrasikan

tentang

lingkungan

materi

sekolah

diajarkan.
materi

materi

hidup
yang

Sehingga
lingkungan

pada

juga

mengikuti

mereka

sukai.

kegiatan

Kegiatan

sedang

ektrakulikuler di SMA 5 Surakarta

pemberian

ini berlangsung saat setelah jam

hidup

ini

pulang

sekolah.

Ketika

siswa

ekstrakulikuler,

disini

disampaikan oleh guru secara tersirat

melakukan

kepada siswa dalam kegiatan belajar

pihak sekolah meminta agar siswa

di kelas dengan menggunakan media

bertanggung jawab ataskegiatan yang

yang

mereka

sesuai

dalam

mendukung

lakukan

salah

satunya

kegiatan belajar.

kebersihan.

Pembiasaan di Sekolah

setiap selesai kegiatan ektrakulikuler

Sekolah

Siswa

diminta

agar

melakukan

untuk langsung membersihkan serta

yang

merapikan are yang mereka gunakan.

mengarahkan siswa pada kegiatan

Kegiatan Keseharian di Rumah dan

untuk peduli dan ramah terhadap

Masyarakat

pembiasaan-pembiasaan

lingkungan hidup sebagai upaya
yang

dilakukan.

ini

lingkungan sekolah juga diterapkan

aspek

kebijakan

pada saat mereka di rumah. Pihak

lingkungan

berbasis

sekolah sendiri meminta para orang

partisipatif yang menerapkan aturan-

tua murid untuk menyuruh anak-

aturan untuk siswa agar ikut serta

anaknya agar berperilaku peduli

dalam

terhadap lingkungan sebagai wujud

terdapat
kegiatan

pada

setiap

Pembiasaan

Selain kegiatan siswa dalam

kegiatan

yang

dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan

dari adiwiyata.

pada piket kelas, sabtu bersih, serta

Pembahasan

teladan dari bapak ibu guru untuk

Kegiatan Adiwiyata dan Partisipasi

adiwiyata di sekolah mereka. Dengan

Siswa

diberinya hukuman maka terdapat
Partisipasi

siswa

ini

perasaan

yang dilakukan

berupa

pikiran

dimana

hal

harapan berupa efek

jera

yang

serta

dirasakan bagi si penerima hukuman.

tersebut

Partisipasi dalam bentuk uang

mendorong siswa untuk melibatkan

dilakukan

diri pada kegiatan untuk mencapai

membayar kas tiap satu minggu

tujuan. Kegiatan yang dilaksanakan

sekali dengan nominal Rp 2.000,-.

melibatkan siswa berupa piket kelas,

Uang yang dikumpulkan melalui kas

lomba kebersihan, hemat energi,

ini salah satunya digunakan untuk

membuang sampah,

serta sabtu

keperluan membeli alat kebersihan.

bersih. Kegiatan ini dilakukan siswa

Hal ini dilakukan untuk mendukung

dalam

dalam kegiatan yang siswa lakukan

bentuk

partisipasi

berupa

siswa

dengan

cara

tenaga, pikiran, uang, keahlian, dan

seperti

barang.

Pemilihan untuk mengambil uang

piket,

lomba

kebersihan.

Dalam bentuk pikiran, siswa

kas sendiri karena setiap kelas

mengemukakan ide-idenya melalui

memiliki anggaran kas sehingga

sebuah

ketika

ketika uang kas mencukupi maka

lomba

digunakan. Apabila kurang, siswa

dengan

usul

memilih untuk patungan membeli

kebersihan

dari

alat kebersihan.

forum

membahas

persiapan

kebersihan

kelas

membawa
rumah,

diskusi

alat
membeli

perlengkapan,

Bentuk partisipasi lain yang

maupun menghias kelas agar terlihat

dilakukan

indah. Selain itu dilakukan juga pada

dimana

penetapan

tenaga

hukuman

yang

adalah
siswa

yang

berupa

tenaga

memberdayakan
ia

miliki

untuk

diberlakukan bagi siswa yang tidak

melakukan

melaksanakan piket kelas. Buah pikir

lingkungan. Kegiatan seperti lomba

siswa

bentuk

kebersihan, sabtu bersih, serta piket

pertimbangan yang dilakukan dalam

kelas, tenaga yang mereka gunakan

hal

ketertiban

dalam hal menyapu lantai dengan

kegiatan

sapu yang telah tersedia di kelas,

ini

usaha

dalam

sebagai

pencapaian
pelaksanaan

kegiatan

peduli

membersihkan

meja

guru,

tidak terbuang secara cuma-cuma.

membersihkan langit-langit dengan

Sehingga bentuk partisipasi siswa

meminjam pak bon atau naik kursi,

yang dilakukan dapat dinyatakan

dan lainnya. Disini terdapat pilihan

sebagai

yang dilakukan siswa agar keadaan

instrumental.

kelas maupun lingkungan sekolah
menjadi bersih.
Siswa

tindakan

rasional

Tindakan

rasional

instrumental adalah tindakan yang
juga

membawa

diarahkan secara rasional kesuatu

tanaman dan alat kebersihan berupa

sistem dari tujuan-tujuan individu

lap kian, kanebo, sebagai bentuk

yang

partisipasinya dalam bentuk barang.

apabila tujuan itu, alat dan akibat

Mereka membawa alat kebersihan

sekundernya

sebagai salah satu pertimbangan

dipertimbangkan semuanya secara

untuk

rasional (Johnson, 1986:220). Siswa

menang

kebersihan

dalam

maupun

lomba

terciptanya

memiliki

dalam

sifatnya

sendiri

diperhitungkan

melaksanakan

dan

lomba

keadaan kelas yang bersih dan

kebersihan kelas misalnya, memilih

nyaman. Selain barang, siswa yang

alat apa saja yang digunakan serta

memiliki kemampuan tertentu yang

mempertimbangkan akibatnya. Hal

mendukung kegiatan adiwiyata pun

ini

dilakukan. Hal ini sebagai wujud dari

memiliki

partisipasi berupa keahlian dimana

maka mereka memilih untuk beli

dalam pembagian tugas ada pihak

dengan uang kas yang mereka punya,

yang membagi maupun secara suka

karena

rela sesuai dengan keahliannya untuk

begitu banyak akan tersisa, sehingga

menyelesaikan tugas.

sisa Cling bisa digunakan pada

Tindakan

yang

dilakukan

terlihat

penggunaan

sadar

Penumbuhan

berpikir

dengan akalnya bagaiman cara yang
ditempuh agar kelas mereka bersih,
serta sumber energi seperti air, listrik

Cling

tidak
kaca

tidak

kesempatan lain.
Kegiatan

mereka

mereka

cairan pembersih

oleh siswa tersebut dilakukan secara
dimana

dari

Adiwiyata
Karakter

Sebagai
Peduli

Lingkungan
Upaya yang dilakukan dalam
membentuk

karakter

peduli

lingkungan

melalui

kegiatan

membawakan bekal maupun botol

pembiasaan di sekolah, kegiatan

air agar kuantitas plastik/sampah bisa

belajar

ditekan.

mengajar,

ekstrakulikuler

kegiatan

serta

kegiatan

Hukuman diberikan kepada

keseharian dalam keluarga. Pihak

siswa yang terlambat datang ke

sekolah menerapkan aturan berupa

sekolah maupun ketika siswa buang

mengecek

sampah

keadaan

ruang

kelas

sembarangan.

Penetapan

sebelum kegiatan belajar dimulai, hal

hukuman ini bertujuan agar siswa

ini dilakukan oleh bapak ibu guru.

memiliki efek jera sehingga tidak

Selain

melakukan

itu

memberikan

materi

kesalahan

lagi.

lingkungan hidup secara tersirat pada

Rasionalitas dan peraturan

materi yang sesuai dengan bahan

biasa mengenai logika merupakan

ajar.

suatu kerangka acuan bersama secara

yang

Pertimbangan akan alat yang

luas dimana aspek-aspek subyektif

digunakan dilakukan oleh pihak

perilaku dapat dinilai secara obyektif

sekolah untuk mencapai tujuanagar

(Johnson,

siswa memahami apa itu lingkungan

weber

hidup sehingga dalam prakteknya

strategi pihak sekolah seperti yang

mampu secara bijak bersikap untuk

dijelaskan

kelestarian lingkungan. Selain itu

untuk

dengan

lingkungan

keseharian

di

keluarga

ini

1986:220).

Pernyataan

menunjukkan

diatas

adanya

sebagai

upaya

siswa

peduli

membuat

dimana

sebuah

dimana pihak sekolah memberikan

rasionalitas tentu dilengkapi dengan

sosialisasi kepada orang tua murid

peraturan sebagai kerangka acuan

pentingnya

agar perilaku dapat dinilai secara

peduli

terhadap

lingkungan. Pilihan untuk melakukan

obyektif oleh orang lain.

sosialisasi ini agar orang tua siswa

Simpulan dan Saran

tahu dampak apa yang ditimbulkan

Dari penelitian yang telah dilakukan

bila

mengenai kegiatan adiwiyata sebagai

anak-anaknya

dengan

bungkus

membeli
plastik

air
serta

pembentuk

perilaku

peduli

membuang

sampah

sembaranga.

lingkungan di SMA 5 Surakarta

Sehingga

orang

tua

maka dapat ditarik kesimpulan ;

pun

1. Siswa

dalam

mengikuti

adiwiyata

yang

mereka

kegiatan adiwiyata di sekolah

lakukan

terdapat

tanaman dan alat kebersihan.

lima

partisipasi.

bentuk

Bentuk-bentuk

seperti

Kelima

membawa

adalah

partisipasi

partisipasi tersebut terdiri dari

berupa uang, dapat dilihat

partisipasi pikiran ketika para

dari siswa yang ikut iuran

siswa menuangkan ide atau

untuk

gagasannya

kebersihan

ketika

membeli

alat

yang

belum

merencanakan hal-hal yang

tersedia di sekolah mereka

berkaitan

kegiatan

seperti sabun pembersih kaca.

lingkungan

2. Strategi sekolah dilakukan

dengan

kebersihan

sekolah. Kedua, pertisipasi

upaya

dalam bentu tenaga yang

siswa agar berperilaku peduli

dapat dilihat dari siswa yang

lingkungan

mengikuti

setiap

upaya. Pertama diterapkan

seperti

piket

kegiatan
kelas,

membuang

untuk

melalui

mendorong

dengan

kegiatan

empat

belajar

sampah,

mengajar di kelas seperti

mematikan energi listrik yang

mengecek kebersihan ruang

tidak

dimana

kelas,

tersebut

materi

diperlukan

kegiatan

dan

memberikan

tentang

lingkungan

membutuhkan tenaga untuk

secara tersirat pada mata

melakukan. Ketiga partisipasi

pelajaran

dalam

bentuk

diajarkan. Upaya kedua juga

dimana

siswa

keahlian
melakukan

yang

sedang

dilakukan

melalui

kegiatan adiwiyata berdasar

pembiasaan

keahlian yang mereka kuasai.

kelas, membuang sampah,

Keempat adalah partisipasi

memberikan

bentuk barang dimana siswa

kepada

ikut serta menyumbangkan

hukuman

barang yang kiranya berguna

membersihkan

dalam mendukung kegiatan

sekolah.

seperti

piket

keteladanan

siswa,

maupun
dengan

Ketiga

lingkungan
melalui

kegiatan

ekstrakulikuler

dengan menjaga kebersihan
ketika

selesai

kegiatan

ekstrakulikuler.

Selain

diterapkan diluar lingkungan
sekolah sebagai upaya ke
empat

berupa

sosialisasi

kepada orang tua siswa agar
anaknya

diajak

menjaga

kebersihan

untuk
di

rumah.
Daftar Pustaka
Endah
Sulistyowati.
2012.
Implementasi
Kurikulum
Pendidikan
Karakter.
Yogyakarta : PT Citra Aji
Pratama

Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori
Sosiologi Klasik dan Modern
Jilid 1. Jakarta : PT Gramedia
Kementerian Lingkungan Hidup
dengan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2012.
Buku
Panduan
Adiwiyata; Sekolah Peduli dan
Berbudaya
Lingkungan.
Jakarta
Sastropoetro, Santosa R.A. 1988.
Partisipasi,
Komunikasi,
Persuasi, dan Disiplin dalam
Pembangunan
Nasional.
Bandung: Alumni
Siti Irene Astuti D. 2009.
Desentralisasi dan Partisipasi
dalam
Pnedidikan.
Yogyakarta: UNY
Veeger, KJ. 1990. Realitas Sosial.
Jakarta: Gramedia

Dokumen yang terkait

PERILAKU ORGANISASI DAN PENDIDIKAN KARAKTER (Strategi Pengembangan Karakter Melalui Keaktifan Berorganisasi Siswa Intra Sekolah Di SMA Negeri 7 Surakarta) | ARDI | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6688 14213 1 SM

0 0 14

STRATEGI GURU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA | Budi | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4030 8972 1 SM

0 0 15

PERSEPSI SISWA TENTANG PERILAKU SOSIAL DALAM PACARAN (Studi Kasus Siswa SMA Al Islam 1 Surakarta) | Wiyanti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3442 7626 1 SM

0 0 11

MOTIVASI SISWA SMA MENGIKUTI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA SURAKARTA | Widodo | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9315 19813 1 SM

0 0 13

PERKELAHIAN ANTAR PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA SURAKARTA | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9252 19678 1 SM

0 0 11

INTERAKSI SOSIAL SISWA DIFABEL DALAM SEKOLAH INKLUSI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA. | Yudhanto | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8546 18017 1 SM

2 3 19

PEMAKNAAN PERILAKU SOSIAL PELAJAR DI SEKOLAH (Studi Fenomenologi pada Pelajar SMA Batik 1 Surakarta) | Maulina | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 7418 15581 1 SM

0 0 11

STRATEGI PENDISIPLINAN SISWA ASRAMA PUTRI SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015. | SHOLIKHAH | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6599 14006 1 SM

0 2 14

PDF ini PERILAKU KONSUMTIF PESERTA DIDIK PENGGEMAR KPOP DI SMA NEGERI 4 SURAKARTA | Wulandari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 1 SM

0 0 15

Strategi Sekolah dalam Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan pada Siswa Melalui Program Adiwiyata di SMA 5 Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 16