STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP SISWA MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA 5 SURAKARTA | Putri | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 11357 23795 1 SM
STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP SISWA
MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA 5 SURAKARTA
Dita Deas Syah Putri, Atik Catur Budiarti, Slamet Subagyo
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
ditadeas@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bentuk partisipasi siswa dalam
mendukung program sekolah adiwiyata di SMA 5 Surakarta. (2) Mengetahui strategi
sekolah dalam membuat siswa agar memiliki perilaku peduli lingkungan melalui program
sekolah adiwiyata di SMA 5 Surakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara serta data sekunder
didapatkan melalui dokumentasi dan observasi. Pengambilan subyek penelitian
menggunakan teknik purposive sampling yaitu siswa kelas X, XI, dan XII serta guru
sebaga pengurus program adiwiyata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi metode.Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari empat
tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa melakukan partisipasi pikiran,
tenaga, keahlian, barang, dan uang yang diterapkan dalam kegiatan adiwiyata di sekolah.
(2) Sekolah menerapkan empat strategi untuk untuk membentuk perilaku peduli
lingkungan kepada siswa melalui: melalui kegiatan belajar mengajar di kelas, pembiasaan
dalam kehidupan keseharian di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian
di rumah.
Strategi yang dilakukan oleh sekolah untuk membentuk perilaku peduli
lingkungan terhadap siswa serta perilaku siswa dalam benuk partisipasinya terhadap
program adiwiyata merupakan bentuk tindakan rasional instrumental. Dalam
melaksanakan kegiatan, terdapat pemilihan alat yang mendukung berlangsungnya
kegiatan tersebut dengan mempertimbangkan akibat yang akan diterima untuk mencapai
suatu tujuan yakni keadaan lingkungan alam yang sehat.
Kata kunci: strategi, sekolah adiwiyata, tindakan rasional instrumental
ABSTRACT
The research aims are (1) to know the form of student participation in supporting
adiwiyata school program at SMA 5 Surakarta. (2) to know the school’s strategy in
getting environmental caring behavior for students through adiwiyata school program at
SMA 5 Surakarta.
This research is descriptive qualitative method. Data sources used are primary
data obtained through interview and secondary data obtained through documentation and
observation. Intake research subject used purposive sampling technique there were
student of grade X, XI, XII, and teacher as adiwiyata program administrator. Techniques
of collecting data used are interviews, documentations, observations. Data validity used
triangulation source and triangulation method. Technique of analysis data used are four
stages namely: data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The result showed (1) there were participation by students in the form of
participation of mind, energy, expertise, goods, and money. That participation was
applied in adiwiyata activity of school. (2) School implemented four strategies to build
environmental caring behavior for students through: teaching and learning activity in the
classroom, habituation in daily life at school, extracurricular activity, and daily activity at
home.
The strategy undertaken by the school to build the environmental caring behavior
toward students and the students' behavior in the form of their participation in adiwiyata
program is a form of instrumental rational action. In carrying out activities, there was a
selection of tools that support the ongoing activities by considering the consequences that
will be accepted to achieve a goal that is the state of a healthy natural environment.
Keywords: strategy, adiwiyata schools, instrumental rational action
lingkungan
Pendahuluan
Permasalahan lingkungan hidup
menjadi
masalah
yang
muncul
apabila
penggunaan
sumber daya alam tidak dibatasi.
Sekolah
menjadi
salah
satu
sebagai dampak dari peningkatan
wadah untuk melakukan pendidikan
kualitas
lingkungan
hidup
membangun
terkadang
manusia.
Dalam
bangunan
fisik
perlu
melakukan
hidup
melalui
diselenggarakannya
sekolah
berwawasan
Sekolah
lingkungan.
pembukaan lahan, alih fungsi hutan
berwawasan lingkungan ini diadakan
berdampak pada kurangnya luas
oleh kementerian lingkungan hidup
hutan padahal di Indonesia luas
pada tahun 2016 melalui program
hutan semakin berkurang. Setiap
adiwiyata.
tahun Indonesia kehilangan hutan
tempat yang baik dan ideal dimana
seluas
dapat
684.000
hektar
akibat
Adiwiyata
diperoleh
merupakan
segala
ilmu
pembalakan liar, kebakaran hutan,
pengetahuan dan berbagai norma
perambahan hutan, dan alih fungsi
serta etika yang dapat menjadi dasar
hutan.
manusia
Menurut
data
terbaru
dari
menuju
terciptanya
kesejahteraan hidup kita dan menuju
kementerian Lingkungan Hidup dan
kepada
Kehutanan di Indonesia, total luas
berkelanjutan (Panduan Adiwiyata,
hutan saat ini mencapai 124 juta
2012:3). Maka sekolah dijadikan
hektare. Sejak 2010 sampai 2015
tempat dalam mengelola adiwiyata
Indonesia menempati urutan kedua
untuk kesejahteraan hidup dalam
tertinggi kehilangan luas hutannya
pembangunan berkelanjutan.
yang mencapai 684.000 hektar tiap
cita-cita
pembangunan
Sebanyak 13 sekolah di kota Solo
tahunnya (diberitakan kompas.com
mendapat
penghargaan
selasa 30/8/2016, diakses 3 mei
Adiwiyata 2016 dari Pemerintah
2017). Keberadaan sumber daya
Jawa Tengah, salah satu nya adalah
alam yang terbatas serta kuantitas
SMA 5 Surakarta. Dengan program
manusia yang tak terbatas, akan
adiwiyata
membuat kelangkaan serta kerusakan
memberikan
diharapkan
pemahaman
sekolah
mampu
serta
kesadaran bagi warga sekolah untuk
berperan aktif dalam mewujudkan
dimulai ada guru yang disiplin dalam
lingkungan hidup yang sehat. Di
mengingatkan
SMA 5 Surakarta dalam pelaksanaan
mengecek ruang kelas yang belum
program sekolah adiwiyata sudah
bersih, ada juga yang tidak terlalu
berjalan.
yang
mempedulikan.
cukup
Tujuan
Lokasi
rindang
dimana
banyak
jenis
sekolah
terdapat
tanaman,
pohon,
muridnya
program
untuk
Adiwiyata
adalah mewujudkan warga sekolah
penempatan tempat sampah yang
yang
dipisahkan
jenisnya,
upaya perlindungan dan pengelolaan
wastafel di area tertentu merupakan
lingkungan hidup melalui tata kelola
sedikit contoh yang menunjukkan
sekolah yang baik untuk mendukung
sarana pendukung sekolah ramah
pembangunan berkelanjutan (buku
lingkungan dimana keadaan yang
pedoman adiwiyata, 2012:3). Dengan
sehat dan bersih.
tujuan tersebut diharapkan warga
menurut
bertanggung
jawab
dalam
Partisipasi warga sekolah sendiri
sekolah, khususnya siswa, mampu
dirasa kurang dalam kegiatan untuk
memiliki sikap tanggung jawab dan
medukung terlaksananya program
peduli terhadap lingkungan. Namun
sekolah Adiwiyata. Hal ini dilihat
untuk membuat warga sekolah agar
dari
membuang
bertanggung
ada
pengelolaan
beberapa
sampah
murid
sembarangan,
yang
jawab
dalam
lingkungan
hal
tidak
dilempar keluar jendela yang ada
mudah. Dari sikap siswa di SMA 5
didalam kelas, sampah dimasukkan
Surakarta yang belum bertanggung
ke kolong meja, dibuang dipojokan
jawab
kelas. Selain itu belum ditekannya
lingkungan
dalam pemakaian energi listrik, saat
kesadaran dari warga sekolah masih
pagi hari listrik di lorong sekolah
kurang untuk mendukung program
masih
adiwiyata di sekolahnya.
dinyalakan
padahal
hal
dan
peduli
terhadap
menunjukkan
tersebut jelas pemborosan energi.
Kajian Pustaka
Sikap guru sendiri juga beberapa
Program Sekolah Adiwiyata
yang menggalakkan budaya peduli
lingkungan.
Sebelum
pelajaran
Program
merupakan
tindak
bahwa
adiwiyata
lanjut
dari
pendidikan lingkungan hidup yang
tahun 2006 Kementerian Lingkungan
sebelumnya telah diselenggarakan
Hidup
oleh IKIP Jakarta. Pada awalnya
pendidikan lingkungan hidup pada
penyelenggaraan
jenjang
lingkungan
pendidikan
hidup
di
mengembangkan
pendidikan
program
dasar
dan
Indonesia
menengah
melalui
program
dilakukan oleh Institut Keguruan
Adiwiyata
(Panduan
adiwiyata,
Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada
2012). Sebagai modelnya program
tahun 1975. Pada tahun 1977/1978
ini dilaksanakan oleh 10 sekolah di
rintisan Garis-garis Besar Program
pulau
Pengajaran
perguruan tinggi dan LSM dalam
Lingkungan
Hidup
diujicobakan di 15 Sekolah Dasar
jawa
serta
melibatkan
bidang lingkungan hidup.
Jakarta (panduan adiwiyata, 2012).
Tujuan program adiwiyata
Kemudian pendidikan lingkungan
adalah mewujudkan warga sekolah
hidup secara integratif dimasukkan
yang
kedalam kurikulum 1984 sebagai
upaya perlindungan dan pengelolaan
mata
lingkungan hidup melalui tata kelola
pelajaran
pada
tingkat
menengah, umum, dan kejuruan.
Melalui
bertanggung
jawab
dalam
sekolah yang baik untuk mendukung
pendidikan
pembangunan
berkelanjutan
lingkungan hidup kemudian terjalin
(Pedoman Adiwiyata, 2012). Agar
bentuk kerjasama antara Departemen
program ini dapat berjalan perlu
pendidikan
adanya
nasional
dengan
usaha
yang
dilakukan.
kementrian lingkungan hidup untuk
Sebagai tindak lanjut dari tujuan
mengembangkan program adiwiyata.
program adiwiyata maka terdapat
Pada
komponen yang dilakukan antara
tahun
kerjasama
pertama
Departemen
dan
1996
Pendidikan
Kementerian
Lingkungan
Hidup,
disepakati
antara
Nasional
Negara
lain
Kebijakan
Berwawasan
Lingkungan; Pelaksanaan Kurikulum
Berbasis
Lingkungan;
Kegiatan
yang
Lingkungan
Berbasis
Partisipatif;
diperbaharui pada tahun 2005 dan
Pengelolaan
Sarana
Pendukung
tahun 2010. Sebagai tindak lanjut
Ramah
dari kesepakatan tahun 2005, pada
adiwiyata
Lingkungan.
mendorong
Program
agar
terciptanya kehidupan yang sejahtera
ataupun
sehingga
penerapannya
berupa pikiran, fisik, materi, maupun
terdapat pedoman yang dilakukan.
segala kemampuan yang dimiliki.
Pedoman
Pendapat
dalam
tersebut
terdapat
pada
keikutsertaan
lain
ini
dapat
disampaikan
oleh
prinsip yang dilaksanakan dalam
Keith Davis dalam Sastropoetro
program adiwiyata yaitu partisipatif
(1988:13) bahwa partisipasi dapat
dan berkelanjutan.
didefinisikan
Konsep Partisipasi
mental/pikiran dan emosi/perasaan
Untuk
dengan
mencapai
hasil
yang
tujuan
maksimal
sebagai
keterlibatan
seseorang di dalam situasi kelompok
yang
mendorongnya
untuk
diperlukan suatu bentuk kerja sama
memberikan
dalam hal partisipasi, keterlibatan,
kelompok dalam usaha mencapai
peran
pihak.
tujuan serta turut bertanggung jawab
Menurut Made Pidarta (dalam Siti
terhadap usaha yang bersangkutan.
Irene,
partisipasi
Dari pernyataan para ahli tersebut
merupakan pelibatan seseorang atau
dapat disimpulkan bahwa partisipasi
beberapa
merupakan
serta
dari
semua
2009:31-32)
orang
dalam
suatu
sumbangan
suatu
kepada
kegiatan
yang
kegiatan. Keterlibatan dapat berupa
melibatkan peran serta seseorang
keterlibatan mental dan emosi serta
dalam proses pembangunan dapat
fisik dalam menggunakan segala
berupa pikiran, emosi, dan segala hal
kemampuan
dimilikinya
yang mampu mendukung tercapainya
(berinisiatif) dalam segala kegiatan
tujuan dimana mereka bertanggung
yang dilaksanakan serta mendukung
jawab atas kegiatan yang dilakukan.
pencapaian
yang
tanggungjawab
tujuan
dan
Terdapat bentuk partisipasi meliputi
atas
segala
pikiran, tenaga, keahlian, barang, dan
keterlibatan.
Pernyataan
uang.
tersebut
mengartikan bahwa dalam suatu
kegitatan perlu keterlibatan beberapa
Strategi Pendidikan Karakter di
Sekolah Secara Mikro
Gelar
adiwiyata
yang
orang agar tujuan yang diharapkan
diperoleh
SMA
5
Surakarta
dapat tercapai. Bentuk keterlibatan
merupakan
bentuk
kepeduliannya
terhadap lingkungan hidup. Sebagai
Dengan diselipkan materi lingkungan
langkah lanjut dari gelar ini sekolah
hidup
menerapkan kegiatan-kegiatan yang
langsung memberikan pengetahuan
sifatnya peduli terhadap lingkungan
kepada siswa. Selain itu usaha kedua
yang dilakukan oleh warga sekolah.
yang
Kegiatan adiwiyata ini diterapkan
sekolah. Hal ini diwujudkan dalam
melalui pendidikan karakter yang
bentuk kegiatan keseharian yang
dikembangkan
dilakukan
melalui
empat
diharapkan
dilakukan
secara
melalui
dilingkungan
tidak
budaya
sekolah.
bidang. Keempat bidang tersebut
Kegiatan yang rutin dilakukan siswa
yakni belajar mengajar di kelas,
terdapat pada aktivitas yang sifatnya
keseharian
peduli lingkungan.
dalam
pengembangan
kegiatan
bentuk
budaya
ekstra
sekolah,
kulikuler,
serta
keserharian di rumah.
Usaha
ketiga
kegiatan
ekstrakurikuler
dikembangkan
Penerapan
pendidikan
melalui
untuk
pendidikan
karakter.
Kegiatan
karakter di sekolah dalam rangka
kesiswaan
yang
usaha
untuk
diselenggarakan sekolah merupakan
peduli
salah satu wadah yang potensial
sekolah
untuk pendidikan karakter (Endah
pihak
sekolah
membentuk
lingkungan
perilaku
pada
warga
pembinaan
selama
khususnya siswa, dilakukan melalui
Sulistyowati,
2012:12).
proses belajar di kelas. Pendidikan
menyediakan
wadah
karakter
untuk
menyalurkan
melalui
kegiatan
dalam
kegiatan
mengajar
belajar
dilaksanakan
menggunakan
terintegrasi
pendekatan
semua
Sekolah
bagi
siswa
potensinya
ekstrakurikuler.
Dalam kaitannya dengan program
mata
adiwiyata, terdapat ekstrakurikuler
Sulistyowati,
yang memfokuskan pada kegiatan
2012:11). Pada saat proses belajar,
peduli lingkungan seperti pecinta
materi tentang lingkungan hidup
alam, pramuka, petaliska. Namun
diintegrasikan
mata
penanaman rasa tanggung jawab
pelajaran, dapat berupa contoh kasus
serta kepedulian lingkungan di SMA
maupun
5 Surakarta ini dilakukan pada semua
pelajaran
dalam
ini
(Endah
pada
pemecahan
setiap
masalah.
kegiatan
ekstrakurikuler
sebagai
terus dilakukan siswa dimanapun dia
harapan agar siswa mampu bersikap
berada.
peduli terhadap lingkungan.
Teori
Selain diterapkan di sekolah,
Tindakan
Rasional
Max
Weber
usaha untuk membentuk perilaku
Weber
dalam
bukunya
melalui
Economy and Society (dalam K.J
pendidikan karakter juga dilakukan
Veeger, 1990:171) mendefinisikan
pada lingkungan rumah. Dengan
sosiologi sebagai sebuah “ilmu yang
adanya
kerjasama
sekolah
dengan
peduli
lingkungan
diharapkan
antar
pihak
bertujuan
wali
murid
perikelakuan
adanya
kelanjutan
untuk
memahami
sosial
penafsirannya,
dan
melalui
dengan
itu
perilaku peduli lingkungan sehingga
menerangkan
tidak hanya di sekolah saja namun
perkembangannya
menjadi
di
akibatnya menurut sebab-sebabnya”.
rumah. Seperti yang dikatakan oleh
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan
Endang Sulistyowati bahwa hal ini
manusia dalam usahanya mencapai
dapat
komite
tujuan memiliki arti secara subyektif
murid,
bagi
kegiatan
dilakukan
sekolah,
keseharian
lewat
pertemuan
wali
si
jalan
dan
pelaku.
akibat-
Maka
untuk
kunjungan/kegiatan wali murid yang
memahami tindakan manusia perlu
berhubungan
adanya
dengan
kumpulan
kesadaran,
seperti
yang
kegiatan sekolah dan keluarga yang
dinyatakan oleh Vegeer (1990:171)
bertujuan
“kesadaran akan arti dari apa yang
dalam
menyamakan
membangun
langkah
karakter
di
dibuat itulah ciri hakikat manusia,
sekolah, rumah, dan masyarakat
tanpa kesadaran itu suatu perbuatan
(2012:13). Jadi untuk membentuk
tidak
perilaku peduli lingkungan ini juga
manusia”.
dilakukan kegiatan keseharian di
dapat
disebut
kelakukan
Weber sangat tertarik pada
rumah, melalui kerjasama antara
masalah-masalah
pihak sekolah dengan wali murid
luas mengenai struktur sosial dan
agar perilaku peduli lingkungan ini
kebudayaan,
bahwa
sosiologis
tetapi
kenyataan
yang
dia
melihat
sosial
secara
mendasar
terdiri
individu-
konsep dasar yang digunakan Weber
individu dan tindakan-tindakan sosial
dalam klasifikasinya mengenai tipe-
yang
1986:214).
tipe tindakan sosial. Pembedaan
Weber lebih menekankan bahwa apa
pokok yang diberikan adalah antara
yang
tindakan
berarti
dari
(Doyle,
dilakukan
oleh
manusia
rasional
dan
yang
didasarkan pada perilaku individu
nonrasional.
tersebut dengan adanya tujuan yang
berhubungan dengan pertimbangan
ingin
yang
dicapai
sehingga
tindakan
sadar
Tindakan
dan
rasional
pilihan
bahwa
manusia memiliki sebuah makna.
tindakan itu dinyatakan. Tindakan
Dalam hal ini Weber dalam Doyle
rasional
Paul
instrumental dan rasionalitas yang
Johnson
menyatakan
(1986:214)
mendefinisikan
Sosiologi sebagai :
Weber mengatakan bahwa “tindakan
sosial (social action) yang dilakukan
individu
berhubungan
tersebut
atau
berorientasi
adalah
nilai,
rasionalitas
sedangkan
tindakan nonrasional adalah tindakan
Suatu ilmu pengetahuan yang
berusaha
memperoleh
pemahaman
interpretatif
mengenai tindakan sosial agar
dengan demikian bisa sampai ke
suatu
penjelasan
kausal
mengenai arah dan akibatakibatnya. Dengan “tindakan”
dimaksudkan semua perilaku
manusia, apabila atau sepanjang
individu yang bertindak itu
memberikan
arti
subyektif
kepada tindakan itu…Tindakan
ini disebut sosial karena arti
subyektif tadi dihubungkan
dengannya oleh individu yang
bertindak,…memperhitungkan
perilaku orang lain dan karena
itu diarahkan ke tujuannya.
oleh
ini
atas
haruslah
dasar
rasionalitas” (George dan Douglas,
2009:136). Rasionalitas merupakan
tradisional dan afektif.
Tindakan
instrumental
rasional
merupakan
tingkat
rasionalitas paling tinggi ini meliputi
pertimbangan dan pilihan yang sadar
yang berhubungan dengan tujuan
tindakan
itu
dan
alat
yang
dipergunakan untuk mencapainya.
Individu dilihat sebagai memiliki
macam-macam tujuan yang mungkin
diinginkannya, dan atas dasar kriteria
menentukan satu pilihan diantara
tujuan tujan yang saling bersaing.
Individu lalu menilai alat yang
mungkin dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang dipilih tadi.
Dalam tindakan ini aktor tidak hanya
sekedar menilai cara yang terbaik
untuk mencapai tujuannya tapi juga
mendalam tentang informan dalam
menentukan nilai dari tujuan itu
menggambarkan
sendiri.
fenomena yang terjadi, dimana hal
Metode Penelitian
tersebut
Pendekatan kualitatif dipilih
situasi
tidak
dapat
dan
ditemukan
melalui observasi. Kemudian teknik
untuk mendapat gambaran naratif
observasi
dalam memahami dan menjelaskan
perilaku
bagaimana
partisipasi
dengan kegiatan adiwiyata. Selain itu
siswa dalam program adiwiyata
dokumentasi juga dilakukan dengan
serta
menggunakan
perilaku
usaha
sekolah
dalam
dengan
siswa
mengamati
dalam
kaitannya
dokumen
tulisan
membentuk siswa agar berperilaku
seperti bukti tertulis hasil wawancara
peduli lingkungan di SMA Negeri 5
informan,
Surakarta.
keputusan kepala sekolah terkait
Sumber data pada penelitian
peraturan
atau
sekolah adiwiyata, gambar berupa
ini adalah siswa SMA 5 Surakarta
foto
dan
kebersihan, daftar piket kelas.
guru
program
sebagai
adiwiyata
koordinator
di
SMA
surat
kegiatan
adiwiyata,
slogan
5
Analisis data dilakukan pada
Surakarta sebagai pengurus maupun
saat pengumpulan data berlangsung
penanggung
dan setelah selesai pengumpulan
jawab
kegiatan
adiwiyata. Kemudian Sumber data
dalam
sekunder pada penelitian ini berupa
penelitian
foto
penelitian kualitatif. Data dari hasil
tentang
berhubungan
adiwiyata,
kegiatan
dengan
jadwal
yang
program
tertentu
ini
observasi,
karena
menggunakan
wawancara,
dan
kelas,
dokumentasi diolah dan dianalisa
sertifikat penghargaan Adiwiyata,
agar menghasilkan kesimpulan yang
tulisan berupa kalimat ajakan untuk
kebenarannya
menjaga kebersihan.
jawabkan.
Teknik
piket
periode
pengumpulan
bisa
Data
dipertanggung
yang
diperoleh
data
dalam penelitian kemudian diolah
pada penelitian ini menggunakan
dan dilakukan pengecekan dengan
teknik wawancara mendalam karena
informasi dari informan yang akan
akan mengetahui hal-hal yang lebih
diteliti.
Dari
paparan
informan
kemudian
peneliti
memberikan
mereka ikut menyumbangkan idenya
kesimpulan dan saran serta bisa juga
untuk membawa alat kebersihan dari
untuk
rumah agar pekerjaan cepat selesai
memecahkan masalah yang
telah disebutkan dalam rumusan
(11/9/2017)
masalah. Jadi teknik analisis data
Partisipasi dalam Bentuk Tenaga
yang
digunakan
meliputi
Keikutsertaan siswa dalam
pengumpulan data, reduksi data,
kegiatan
penyajian
dalam bentuk tenaga yaitu apa saja
data,
penarikan
adiwiyata
kesimpulan.
yang
Hasil Penelitian
kemampuan
1. Partisipasi
Siswa
dalam
terlibat
warga
dalam
sekolah
terwujud
kerjakan
dengan
tubuhnya.
Bentuk
partisipasi ini dapat dilihat pada
kegiatan
Kegiatan Adiwiyata
Seluruh
mereka
ini
piket
kebersihan,
kelas,
hemat
lomba
energi,
serta
melaksanakan
kegiatan lain yang dirasa perlu
kegiatan adiwiyata tak terkecuali
menggunakan tenaga. Menurut siswa
para siswa. Sebagai sekolah yang
R dan WN yang menuturkan tentang
memperoleh gelar adiwiyata, SMA 5
partisipasinya dalam bentu tenaga
Surakarta memiliki kegiatan yang
dalam
ditujukan
mereka
pada
warga
sekolah,
kegiatan
adiwiyata
lakukan
khususnya siswa untuk berpartisipasi
(12/9/2017)
dalam setiap kegiatan.
Partisipasi keahlian
Partisipasi Buah Pikiran
Bentuk
Kegiatan
dengan
ini
menyumbangkan
dilakukan
ide-ide
partisipasi
keahlian
ini
di
yang
sekolah
pada
mengarah
bidang
pada
kemampuan yang siswa miliki dalam
dalam kaitannya dengan kegiatan
melakukan
adiwiyata. Seperti pada kegiatan
Sehingga dikhususkan pada keahlian
lomba kebersihan kelas, warga kelas
pada bidang masing-masing yang
melakukan diskusi terhadap apa yang
siswa
akan mereka bawa dan lakukan.
suatu
Beberapa anak mengajukan usulan
membaginya sesuai dengan kegiatan
seperti yang dilakukan R dan F.
apa yang mereka kuasai. Partisipasi
suatu
punya.
Ketika
pekerjaan,
pekerjaan.
melakukan
mereka
dalam bentuk keahlian ini terwujud
untuk
dalam kegiatan yang dilakukan pada
lantai juga mengambil dari uang kas
saat
dimana
yang terkumpul. Sehingga siswa
dengan
berpartisipasi dalam bentuk uang
lomba
pembagian
kebersihan
tugas
sesuai
membeli
sabun
mengepel
kemampuan yang siswa miliki.
dengan membayar kas yang salah
Partisipasi Bentuk Barang
satunya digunakan untuk membeli
Dalam menjalankan kegiatan sekolah
alat kebersihan.
adiwiyata
2. Upaya Pihak Sekolah
siswa
melakukan
partisipasi dalam bentuk barang.
Menyandang gelar sebagai
Dalam partisipasi ini para siswa
sekolah adiwiyata mendorong pihak
membawa
SMA Negeri 5 Surakarta khususnya
diperlukan
barang-barang
dalam
yang
menunjang
penanggung
jawab
adiwiyata
kegiatan adiwiyata. Biasanya barang
membuat kegiatan yang dilakukan
ini dalam bentuk alat kebersihan
untuk menjaga keadaan lingkungan
seperti kain lap, kemoceng, ada juga
agar tetap bersih dan nyaman. Hal ini
yang
dilakukan
membawa
tanaman
untuk
untuk
meningkatkan
melengkapi koleksi tanaman di green
kepedulian
siswa
terhadap
house.
kebersihan
lingkungan
sebagai
Partisipasi bentuk uang
wujud dari sekolah adiwiyata yang
Partisipasi dalam bentuk uang yang
peduli
mereka lakukan dengan membayar
terhadap lingkungan. Selain itu juga
kas,
sebagian
terkumpul
ini
uang
dan
bertanggung
jawab
kas
yang
terdapat pada misi sekolah yaitu
digunakan
untuk
menumbuhkan sikap dan perilaku
membeli alat-alat kebersihan yang
yang
mendukung kegiatan siswa dalam
terhadap
program sekolah adiwiyata. Seperti
hidup dan sosial kepada warga
kegiatan lomba kebersihan, siswa
sekolah.
membeli cling (cairan pembersih
Kegiatan belajar mengajar
kaca) untuk membersihkan kaca
karena
di
kelas
mereka
belum
memiliki barang tersebut. Selain itu
siswa
mencerminkan
kelestarian
kepedulian
lingkungan
Upaya
dalam
mendorong
agar
memiliki
kepedulian
lingkungan
dilakukan
terhadap
dalam kegiatan belajar mengajar.
siswa. Selain itu siswa dibiasakan
Kegiatan
untuk
ini
termuat
dalam
membuang
sampah
komponen program adiwiyata yaitu
tempatnya.
aspek kurikulum sekolah berbasis
Kegiatan Ekstrakulikuler
lingkungan. Proses belajar mengajar
pada
Selain kegiatan kokulikuler,
yang dilakukan guru untuk siswa
siswa
harus
ekstrakulikuler sesuai bidang yang
mengintegrasikan
tentang
lingkungan
materi
sekolah
diajarkan.
materi
materi
hidup
yang
Sehingga
lingkungan
pada
juga
mengikuti
mereka
sukai.
kegiatan
Kegiatan
sedang
ektrakulikuler di SMA 5 Surakarta
pemberian
ini berlangsung saat setelah jam
hidup
ini
pulang
sekolah.
Ketika
siswa
ekstrakulikuler,
disini
disampaikan oleh guru secara tersirat
melakukan
kepada siswa dalam kegiatan belajar
pihak sekolah meminta agar siswa
di kelas dengan menggunakan media
bertanggung jawab ataskegiatan yang
yang
mereka
sesuai
dalam
mendukung
lakukan
salah
satunya
kegiatan belajar.
kebersihan.
Pembiasaan di Sekolah
setiap selesai kegiatan ektrakulikuler
Sekolah
Siswa
diminta
agar
melakukan
untuk langsung membersihkan serta
yang
merapikan are yang mereka gunakan.
mengarahkan siswa pada kegiatan
Kegiatan Keseharian di Rumah dan
untuk peduli dan ramah terhadap
Masyarakat
pembiasaan-pembiasaan
lingkungan hidup sebagai upaya
yang
dilakukan.
ini
lingkungan sekolah juga diterapkan
aspek
kebijakan
pada saat mereka di rumah. Pihak
lingkungan
berbasis
sekolah sendiri meminta para orang
partisipatif yang menerapkan aturan-
tua murid untuk menyuruh anak-
aturan untuk siswa agar ikut serta
anaknya agar berperilaku peduli
dalam
terhadap lingkungan sebagai wujud
terdapat
kegiatan
pada
setiap
Pembiasaan
Selain kegiatan siswa dalam
kegiatan
yang
dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan
dari adiwiyata.
pada piket kelas, sabtu bersih, serta
Pembahasan
teladan dari bapak ibu guru untuk
Kegiatan Adiwiyata dan Partisipasi
adiwiyata di sekolah mereka. Dengan
Siswa
diberinya hukuman maka terdapat
Partisipasi
siswa
ini
perasaan
yang dilakukan
berupa
pikiran
dimana
hal
harapan berupa efek
jera
yang
serta
dirasakan bagi si penerima hukuman.
tersebut
Partisipasi dalam bentuk uang
mendorong siswa untuk melibatkan
dilakukan
diri pada kegiatan untuk mencapai
membayar kas tiap satu minggu
tujuan. Kegiatan yang dilaksanakan
sekali dengan nominal Rp 2.000,-.
melibatkan siswa berupa piket kelas,
Uang yang dikumpulkan melalui kas
lomba kebersihan, hemat energi,
ini salah satunya digunakan untuk
membuang sampah,
serta sabtu
keperluan membeli alat kebersihan.
bersih. Kegiatan ini dilakukan siswa
Hal ini dilakukan untuk mendukung
dalam
dalam kegiatan yang siswa lakukan
bentuk
partisipasi
berupa
siswa
dengan
cara
tenaga, pikiran, uang, keahlian, dan
seperti
barang.
Pemilihan untuk mengambil uang
piket,
lomba
kebersihan.
Dalam bentuk pikiran, siswa
kas sendiri karena setiap kelas
mengemukakan ide-idenya melalui
memiliki anggaran kas sehingga
sebuah
ketika
ketika uang kas mencukupi maka
lomba
digunakan. Apabila kurang, siswa
dengan
usul
memilih untuk patungan membeli
kebersihan
dari
alat kebersihan.
forum
membahas
persiapan
kebersihan
kelas
membawa
rumah,
diskusi
alat
membeli
perlengkapan,
Bentuk partisipasi lain yang
maupun menghias kelas agar terlihat
dilakukan
indah. Selain itu dilakukan juga pada
dimana
penetapan
tenaga
hukuman
yang
adalah
siswa
yang
berupa
tenaga
memberdayakan
ia
miliki
untuk
diberlakukan bagi siswa yang tidak
melakukan
melaksanakan piket kelas. Buah pikir
lingkungan. Kegiatan seperti lomba
siswa
bentuk
kebersihan, sabtu bersih, serta piket
pertimbangan yang dilakukan dalam
kelas, tenaga yang mereka gunakan
hal
ketertiban
dalam hal menyapu lantai dengan
kegiatan
sapu yang telah tersedia di kelas,
ini
usaha
dalam
sebagai
pencapaian
pelaksanaan
kegiatan
peduli
membersihkan
meja
guru,
tidak terbuang secara cuma-cuma.
membersihkan langit-langit dengan
Sehingga bentuk partisipasi siswa
meminjam pak bon atau naik kursi,
yang dilakukan dapat dinyatakan
dan lainnya. Disini terdapat pilihan
sebagai
yang dilakukan siswa agar keadaan
instrumental.
kelas maupun lingkungan sekolah
menjadi bersih.
Siswa
tindakan
rasional
Tindakan
rasional
instrumental adalah tindakan yang
juga
membawa
diarahkan secara rasional kesuatu
tanaman dan alat kebersihan berupa
sistem dari tujuan-tujuan individu
lap kian, kanebo, sebagai bentuk
yang
partisipasinya dalam bentuk barang.
apabila tujuan itu, alat dan akibat
Mereka membawa alat kebersihan
sekundernya
sebagai salah satu pertimbangan
dipertimbangkan semuanya secara
untuk
rasional (Johnson, 1986:220). Siswa
menang
kebersihan
dalam
maupun
lomba
terciptanya
memiliki
dalam
sifatnya
sendiri
diperhitungkan
melaksanakan
dan
lomba
keadaan kelas yang bersih dan
kebersihan kelas misalnya, memilih
nyaman. Selain barang, siswa yang
alat apa saja yang digunakan serta
memiliki kemampuan tertentu yang
mempertimbangkan akibatnya. Hal
mendukung kegiatan adiwiyata pun
ini
dilakukan. Hal ini sebagai wujud dari
memiliki
partisipasi berupa keahlian dimana
maka mereka memilih untuk beli
dalam pembagian tugas ada pihak
dengan uang kas yang mereka punya,
yang membagi maupun secara suka
karena
rela sesuai dengan keahliannya untuk
begitu banyak akan tersisa, sehingga
menyelesaikan tugas.
sisa Cling bisa digunakan pada
Tindakan
yang
dilakukan
terlihat
penggunaan
sadar
Penumbuhan
berpikir
dengan akalnya bagaiman cara yang
ditempuh agar kelas mereka bersih,
serta sumber energi seperti air, listrik
Cling
tidak
kaca
tidak
kesempatan lain.
Kegiatan
mereka
mereka
cairan pembersih
oleh siswa tersebut dilakukan secara
dimana
dari
Adiwiyata
Karakter
Sebagai
Peduli
Lingkungan
Upaya yang dilakukan dalam
membentuk
karakter
peduli
lingkungan
melalui
kegiatan
membawakan bekal maupun botol
pembiasaan di sekolah, kegiatan
air agar kuantitas plastik/sampah bisa
belajar
ditekan.
mengajar,
ekstrakulikuler
kegiatan
serta
kegiatan
Hukuman diberikan kepada
keseharian dalam keluarga. Pihak
siswa yang terlambat datang ke
sekolah menerapkan aturan berupa
sekolah maupun ketika siswa buang
mengecek
sampah
keadaan
ruang
kelas
sembarangan.
Penetapan
sebelum kegiatan belajar dimulai, hal
hukuman ini bertujuan agar siswa
ini dilakukan oleh bapak ibu guru.
memiliki efek jera sehingga tidak
Selain
melakukan
itu
memberikan
materi
kesalahan
lagi.
lingkungan hidup secara tersirat pada
Rasionalitas dan peraturan
materi yang sesuai dengan bahan
biasa mengenai logika merupakan
ajar.
suatu kerangka acuan bersama secara
yang
Pertimbangan akan alat yang
luas dimana aspek-aspek subyektif
digunakan dilakukan oleh pihak
perilaku dapat dinilai secara obyektif
sekolah untuk mencapai tujuanagar
(Johnson,
siswa memahami apa itu lingkungan
weber
hidup sehingga dalam prakteknya
strategi pihak sekolah seperti yang
mampu secara bijak bersikap untuk
dijelaskan
kelestarian lingkungan. Selain itu
untuk
dengan
lingkungan
keseharian
di
keluarga
ini
1986:220).
Pernyataan
menunjukkan
diatas
adanya
sebagai
upaya
siswa
peduli
membuat
dimana
sebuah
dimana pihak sekolah memberikan
rasionalitas tentu dilengkapi dengan
sosialisasi kepada orang tua murid
peraturan sebagai kerangka acuan
pentingnya
agar perilaku dapat dinilai secara
peduli
terhadap
lingkungan. Pilihan untuk melakukan
obyektif oleh orang lain.
sosialisasi ini agar orang tua siswa
Simpulan dan Saran
tahu dampak apa yang ditimbulkan
Dari penelitian yang telah dilakukan
bila
mengenai kegiatan adiwiyata sebagai
anak-anaknya
dengan
bungkus
membeli
plastik
air
serta
pembentuk
perilaku
peduli
membuang
sampah
sembaranga.
lingkungan di SMA 5 Surakarta
Sehingga
orang
tua
maka dapat ditarik kesimpulan ;
pun
1. Siswa
dalam
mengikuti
adiwiyata
yang
mereka
kegiatan adiwiyata di sekolah
lakukan
terdapat
tanaman dan alat kebersihan.
lima
partisipasi.
bentuk
Bentuk-bentuk
seperti
Kelima
membawa
adalah
partisipasi
partisipasi tersebut terdiri dari
berupa uang, dapat dilihat
partisipasi pikiran ketika para
dari siswa yang ikut iuran
siswa menuangkan ide atau
untuk
gagasannya
kebersihan
ketika
membeli
alat
yang
belum
merencanakan hal-hal yang
tersedia di sekolah mereka
berkaitan
kegiatan
seperti sabun pembersih kaca.
lingkungan
2. Strategi sekolah dilakukan
dengan
kebersihan
sekolah. Kedua, pertisipasi
upaya
dalam bentu tenaga yang
siswa agar berperilaku peduli
dapat dilihat dari siswa yang
lingkungan
mengikuti
setiap
upaya. Pertama diterapkan
seperti
piket
kegiatan
kelas,
membuang
untuk
melalui
mendorong
dengan
kegiatan
empat
belajar
sampah,
mengajar di kelas seperti
mematikan energi listrik yang
mengecek kebersihan ruang
tidak
dimana
kelas,
tersebut
materi
diperlukan
kegiatan
dan
memberikan
tentang
lingkungan
membutuhkan tenaga untuk
secara tersirat pada mata
melakukan. Ketiga partisipasi
pelajaran
dalam
bentuk
diajarkan. Upaya kedua juga
dimana
siswa
keahlian
melakukan
yang
sedang
dilakukan
melalui
kegiatan adiwiyata berdasar
pembiasaan
keahlian yang mereka kuasai.
kelas, membuang sampah,
Keempat adalah partisipasi
memberikan
bentuk barang dimana siswa
kepada
ikut serta menyumbangkan
hukuman
barang yang kiranya berguna
membersihkan
dalam mendukung kegiatan
sekolah.
seperti
piket
keteladanan
siswa,
maupun
dengan
Ketiga
lingkungan
melalui
kegiatan
ekstrakulikuler
dengan menjaga kebersihan
ketika
selesai
kegiatan
ekstrakulikuler.
Selain
diterapkan diluar lingkungan
sekolah sebagai upaya ke
empat
berupa
sosialisasi
kepada orang tua siswa agar
anaknya
diajak
menjaga
kebersihan
untuk
di
rumah.
Daftar Pustaka
Endah
Sulistyowati.
2012.
Implementasi
Kurikulum
Pendidikan
Karakter.
Yogyakarta : PT Citra Aji
Pratama
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori
Sosiologi Klasik dan Modern
Jilid 1. Jakarta : PT Gramedia
Kementerian Lingkungan Hidup
dengan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2012.
Buku
Panduan
Adiwiyata; Sekolah Peduli dan
Berbudaya
Lingkungan.
Jakarta
Sastropoetro, Santosa R.A. 1988.
Partisipasi,
Komunikasi,
Persuasi, dan Disiplin dalam
Pembangunan
Nasional.
Bandung: Alumni
Siti Irene Astuti D. 2009.
Desentralisasi dan Partisipasi
dalam
Pnedidikan.
Yogyakarta: UNY
Veeger, KJ. 1990. Realitas Sosial.
Jakarta: Gramedia
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN TERHADAP SISWA
MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA 5 SURAKARTA
Dita Deas Syah Putri, Atik Catur Budiarti, Slamet Subagyo
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
ditadeas@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bentuk partisipasi siswa dalam
mendukung program sekolah adiwiyata di SMA 5 Surakarta. (2) Mengetahui strategi
sekolah dalam membuat siswa agar memiliki perilaku peduli lingkungan melalui program
sekolah adiwiyata di SMA 5 Surakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara serta data sekunder
didapatkan melalui dokumentasi dan observasi. Pengambilan subyek penelitian
menggunakan teknik purposive sampling yaitu siswa kelas X, XI, dan XII serta guru
sebaga pengurus program adiwiyata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi metode.Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari empat
tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa melakukan partisipasi pikiran,
tenaga, keahlian, barang, dan uang yang diterapkan dalam kegiatan adiwiyata di sekolah.
(2) Sekolah menerapkan empat strategi untuk untuk membentuk perilaku peduli
lingkungan kepada siswa melalui: melalui kegiatan belajar mengajar di kelas, pembiasaan
dalam kehidupan keseharian di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian
di rumah.
Strategi yang dilakukan oleh sekolah untuk membentuk perilaku peduli
lingkungan terhadap siswa serta perilaku siswa dalam benuk partisipasinya terhadap
program adiwiyata merupakan bentuk tindakan rasional instrumental. Dalam
melaksanakan kegiatan, terdapat pemilihan alat yang mendukung berlangsungnya
kegiatan tersebut dengan mempertimbangkan akibat yang akan diterima untuk mencapai
suatu tujuan yakni keadaan lingkungan alam yang sehat.
Kata kunci: strategi, sekolah adiwiyata, tindakan rasional instrumental
ABSTRACT
The research aims are (1) to know the form of student participation in supporting
adiwiyata school program at SMA 5 Surakarta. (2) to know the school’s strategy in
getting environmental caring behavior for students through adiwiyata school program at
SMA 5 Surakarta.
This research is descriptive qualitative method. Data sources used are primary
data obtained through interview and secondary data obtained through documentation and
observation. Intake research subject used purposive sampling technique there were
student of grade X, XI, XII, and teacher as adiwiyata program administrator. Techniques
of collecting data used are interviews, documentations, observations. Data validity used
triangulation source and triangulation method. Technique of analysis data used are four
stages namely: data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The result showed (1) there were participation by students in the form of
participation of mind, energy, expertise, goods, and money. That participation was
applied in adiwiyata activity of school. (2) School implemented four strategies to build
environmental caring behavior for students through: teaching and learning activity in the
classroom, habituation in daily life at school, extracurricular activity, and daily activity at
home.
The strategy undertaken by the school to build the environmental caring behavior
toward students and the students' behavior in the form of their participation in adiwiyata
program is a form of instrumental rational action. In carrying out activities, there was a
selection of tools that support the ongoing activities by considering the consequences that
will be accepted to achieve a goal that is the state of a healthy natural environment.
Keywords: strategy, adiwiyata schools, instrumental rational action
lingkungan
Pendahuluan
Permasalahan lingkungan hidup
menjadi
masalah
yang
muncul
apabila
penggunaan
sumber daya alam tidak dibatasi.
Sekolah
menjadi
salah
satu
sebagai dampak dari peningkatan
wadah untuk melakukan pendidikan
kualitas
lingkungan
hidup
membangun
terkadang
manusia.
Dalam
bangunan
fisik
perlu
melakukan
hidup
melalui
diselenggarakannya
sekolah
berwawasan
Sekolah
lingkungan.
pembukaan lahan, alih fungsi hutan
berwawasan lingkungan ini diadakan
berdampak pada kurangnya luas
oleh kementerian lingkungan hidup
hutan padahal di Indonesia luas
pada tahun 2016 melalui program
hutan semakin berkurang. Setiap
adiwiyata.
tahun Indonesia kehilangan hutan
tempat yang baik dan ideal dimana
seluas
dapat
684.000
hektar
akibat
Adiwiyata
diperoleh
merupakan
segala
ilmu
pembalakan liar, kebakaran hutan,
pengetahuan dan berbagai norma
perambahan hutan, dan alih fungsi
serta etika yang dapat menjadi dasar
hutan.
manusia
Menurut
data
terbaru
dari
menuju
terciptanya
kesejahteraan hidup kita dan menuju
kementerian Lingkungan Hidup dan
kepada
Kehutanan di Indonesia, total luas
berkelanjutan (Panduan Adiwiyata,
hutan saat ini mencapai 124 juta
2012:3). Maka sekolah dijadikan
hektare. Sejak 2010 sampai 2015
tempat dalam mengelola adiwiyata
Indonesia menempati urutan kedua
untuk kesejahteraan hidup dalam
tertinggi kehilangan luas hutannya
pembangunan berkelanjutan.
yang mencapai 684.000 hektar tiap
cita-cita
pembangunan
Sebanyak 13 sekolah di kota Solo
tahunnya (diberitakan kompas.com
mendapat
penghargaan
selasa 30/8/2016, diakses 3 mei
Adiwiyata 2016 dari Pemerintah
2017). Keberadaan sumber daya
Jawa Tengah, salah satu nya adalah
alam yang terbatas serta kuantitas
SMA 5 Surakarta. Dengan program
manusia yang tak terbatas, akan
adiwiyata
membuat kelangkaan serta kerusakan
memberikan
diharapkan
pemahaman
sekolah
mampu
serta
kesadaran bagi warga sekolah untuk
berperan aktif dalam mewujudkan
dimulai ada guru yang disiplin dalam
lingkungan hidup yang sehat. Di
mengingatkan
SMA 5 Surakarta dalam pelaksanaan
mengecek ruang kelas yang belum
program sekolah adiwiyata sudah
bersih, ada juga yang tidak terlalu
berjalan.
yang
mempedulikan.
cukup
Tujuan
Lokasi
rindang
dimana
banyak
jenis
sekolah
terdapat
tanaman,
pohon,
muridnya
program
untuk
Adiwiyata
adalah mewujudkan warga sekolah
penempatan tempat sampah yang
yang
dipisahkan
jenisnya,
upaya perlindungan dan pengelolaan
wastafel di area tertentu merupakan
lingkungan hidup melalui tata kelola
sedikit contoh yang menunjukkan
sekolah yang baik untuk mendukung
sarana pendukung sekolah ramah
pembangunan berkelanjutan (buku
lingkungan dimana keadaan yang
pedoman adiwiyata, 2012:3). Dengan
sehat dan bersih.
tujuan tersebut diharapkan warga
menurut
bertanggung
jawab
dalam
Partisipasi warga sekolah sendiri
sekolah, khususnya siswa, mampu
dirasa kurang dalam kegiatan untuk
memiliki sikap tanggung jawab dan
medukung terlaksananya program
peduli terhadap lingkungan. Namun
sekolah Adiwiyata. Hal ini dilihat
untuk membuat warga sekolah agar
dari
membuang
bertanggung
ada
pengelolaan
beberapa
sampah
murid
sembarangan,
yang
jawab
dalam
lingkungan
hal
tidak
dilempar keluar jendela yang ada
mudah. Dari sikap siswa di SMA 5
didalam kelas, sampah dimasukkan
Surakarta yang belum bertanggung
ke kolong meja, dibuang dipojokan
jawab
kelas. Selain itu belum ditekannya
lingkungan
dalam pemakaian energi listrik, saat
kesadaran dari warga sekolah masih
pagi hari listrik di lorong sekolah
kurang untuk mendukung program
masih
adiwiyata di sekolahnya.
dinyalakan
padahal
hal
dan
peduli
terhadap
menunjukkan
tersebut jelas pemborosan energi.
Kajian Pustaka
Sikap guru sendiri juga beberapa
Program Sekolah Adiwiyata
yang menggalakkan budaya peduli
lingkungan.
Sebelum
pelajaran
Program
merupakan
tindak
bahwa
adiwiyata
lanjut
dari
pendidikan lingkungan hidup yang
tahun 2006 Kementerian Lingkungan
sebelumnya telah diselenggarakan
Hidup
oleh IKIP Jakarta. Pada awalnya
pendidikan lingkungan hidup pada
penyelenggaraan
jenjang
lingkungan
pendidikan
hidup
di
mengembangkan
pendidikan
program
dasar
dan
Indonesia
menengah
melalui
program
dilakukan oleh Institut Keguruan
Adiwiyata
(Panduan
adiwiyata,
Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada
2012). Sebagai modelnya program
tahun 1975. Pada tahun 1977/1978
ini dilaksanakan oleh 10 sekolah di
rintisan Garis-garis Besar Program
pulau
Pengajaran
perguruan tinggi dan LSM dalam
Lingkungan
Hidup
diujicobakan di 15 Sekolah Dasar
jawa
serta
melibatkan
bidang lingkungan hidup.
Jakarta (panduan adiwiyata, 2012).
Tujuan program adiwiyata
Kemudian pendidikan lingkungan
adalah mewujudkan warga sekolah
hidup secara integratif dimasukkan
yang
kedalam kurikulum 1984 sebagai
upaya perlindungan dan pengelolaan
mata
lingkungan hidup melalui tata kelola
pelajaran
pada
tingkat
menengah, umum, dan kejuruan.
Melalui
bertanggung
jawab
dalam
sekolah yang baik untuk mendukung
pendidikan
pembangunan
berkelanjutan
lingkungan hidup kemudian terjalin
(Pedoman Adiwiyata, 2012). Agar
bentuk kerjasama antara Departemen
program ini dapat berjalan perlu
pendidikan
adanya
nasional
dengan
usaha
yang
dilakukan.
kementrian lingkungan hidup untuk
Sebagai tindak lanjut dari tujuan
mengembangkan program adiwiyata.
program adiwiyata maka terdapat
Pada
komponen yang dilakukan antara
tahun
kerjasama
pertama
Departemen
dan
1996
Pendidikan
Kementerian
Lingkungan
Hidup,
disepakati
antara
Nasional
Negara
lain
Kebijakan
Berwawasan
Lingkungan; Pelaksanaan Kurikulum
Berbasis
Lingkungan;
Kegiatan
yang
Lingkungan
Berbasis
Partisipatif;
diperbaharui pada tahun 2005 dan
Pengelolaan
Sarana
Pendukung
tahun 2010. Sebagai tindak lanjut
Ramah
dari kesepakatan tahun 2005, pada
adiwiyata
Lingkungan.
mendorong
Program
agar
terciptanya kehidupan yang sejahtera
ataupun
sehingga
penerapannya
berupa pikiran, fisik, materi, maupun
terdapat pedoman yang dilakukan.
segala kemampuan yang dimiliki.
Pedoman
Pendapat
dalam
tersebut
terdapat
pada
keikutsertaan
lain
ini
dapat
disampaikan
oleh
prinsip yang dilaksanakan dalam
Keith Davis dalam Sastropoetro
program adiwiyata yaitu partisipatif
(1988:13) bahwa partisipasi dapat
dan berkelanjutan.
didefinisikan
Konsep Partisipasi
mental/pikiran dan emosi/perasaan
Untuk
dengan
mencapai
hasil
yang
tujuan
maksimal
sebagai
keterlibatan
seseorang di dalam situasi kelompok
yang
mendorongnya
untuk
diperlukan suatu bentuk kerja sama
memberikan
dalam hal partisipasi, keterlibatan,
kelompok dalam usaha mencapai
peran
pihak.
tujuan serta turut bertanggung jawab
Menurut Made Pidarta (dalam Siti
terhadap usaha yang bersangkutan.
Irene,
partisipasi
Dari pernyataan para ahli tersebut
merupakan pelibatan seseorang atau
dapat disimpulkan bahwa partisipasi
beberapa
merupakan
serta
dari
semua
2009:31-32)
orang
dalam
suatu
sumbangan
suatu
kepada
kegiatan
yang
kegiatan. Keterlibatan dapat berupa
melibatkan peran serta seseorang
keterlibatan mental dan emosi serta
dalam proses pembangunan dapat
fisik dalam menggunakan segala
berupa pikiran, emosi, dan segala hal
kemampuan
dimilikinya
yang mampu mendukung tercapainya
(berinisiatif) dalam segala kegiatan
tujuan dimana mereka bertanggung
yang dilaksanakan serta mendukung
jawab atas kegiatan yang dilakukan.
pencapaian
yang
tanggungjawab
tujuan
dan
Terdapat bentuk partisipasi meliputi
atas
segala
pikiran, tenaga, keahlian, barang, dan
keterlibatan.
Pernyataan
uang.
tersebut
mengartikan bahwa dalam suatu
kegitatan perlu keterlibatan beberapa
Strategi Pendidikan Karakter di
Sekolah Secara Mikro
Gelar
adiwiyata
yang
orang agar tujuan yang diharapkan
diperoleh
SMA
5
Surakarta
dapat tercapai. Bentuk keterlibatan
merupakan
bentuk
kepeduliannya
terhadap lingkungan hidup. Sebagai
Dengan diselipkan materi lingkungan
langkah lanjut dari gelar ini sekolah
hidup
menerapkan kegiatan-kegiatan yang
langsung memberikan pengetahuan
sifatnya peduli terhadap lingkungan
kepada siswa. Selain itu usaha kedua
yang dilakukan oleh warga sekolah.
yang
Kegiatan adiwiyata ini diterapkan
sekolah. Hal ini diwujudkan dalam
melalui pendidikan karakter yang
bentuk kegiatan keseharian yang
dikembangkan
dilakukan
melalui
empat
diharapkan
dilakukan
secara
melalui
dilingkungan
tidak
budaya
sekolah.
bidang. Keempat bidang tersebut
Kegiatan yang rutin dilakukan siswa
yakni belajar mengajar di kelas,
terdapat pada aktivitas yang sifatnya
keseharian
peduli lingkungan.
dalam
pengembangan
kegiatan
bentuk
budaya
ekstra
sekolah,
kulikuler,
serta
keserharian di rumah.
Usaha
ketiga
kegiatan
ekstrakurikuler
dikembangkan
Penerapan
pendidikan
melalui
untuk
pendidikan
karakter.
Kegiatan
karakter di sekolah dalam rangka
kesiswaan
yang
usaha
untuk
diselenggarakan sekolah merupakan
peduli
salah satu wadah yang potensial
sekolah
untuk pendidikan karakter (Endah
pihak
sekolah
membentuk
lingkungan
perilaku
pada
warga
pembinaan
selama
khususnya siswa, dilakukan melalui
Sulistyowati,
2012:12).
proses belajar di kelas. Pendidikan
menyediakan
wadah
karakter
untuk
menyalurkan
melalui
kegiatan
dalam
kegiatan
mengajar
belajar
dilaksanakan
menggunakan
terintegrasi
pendekatan
semua
Sekolah
bagi
siswa
potensinya
ekstrakurikuler.
Dalam kaitannya dengan program
mata
adiwiyata, terdapat ekstrakurikuler
Sulistyowati,
yang memfokuskan pada kegiatan
2012:11). Pada saat proses belajar,
peduli lingkungan seperti pecinta
materi tentang lingkungan hidup
alam, pramuka, petaliska. Namun
diintegrasikan
mata
penanaman rasa tanggung jawab
pelajaran, dapat berupa contoh kasus
serta kepedulian lingkungan di SMA
maupun
5 Surakarta ini dilakukan pada semua
pelajaran
dalam
ini
(Endah
pada
pemecahan
setiap
masalah.
kegiatan
ekstrakurikuler
sebagai
terus dilakukan siswa dimanapun dia
harapan agar siswa mampu bersikap
berada.
peduli terhadap lingkungan.
Teori
Selain diterapkan di sekolah,
Tindakan
Rasional
Max
Weber
usaha untuk membentuk perilaku
Weber
dalam
bukunya
melalui
Economy and Society (dalam K.J
pendidikan karakter juga dilakukan
Veeger, 1990:171) mendefinisikan
pada lingkungan rumah. Dengan
sosiologi sebagai sebuah “ilmu yang
adanya
kerjasama
sekolah
dengan
peduli
lingkungan
diharapkan
antar
pihak
bertujuan
wali
murid
perikelakuan
adanya
kelanjutan
untuk
memahami
sosial
penafsirannya,
dan
melalui
dengan
itu
perilaku peduli lingkungan sehingga
menerangkan
tidak hanya di sekolah saja namun
perkembangannya
menjadi
di
akibatnya menurut sebab-sebabnya”.
rumah. Seperti yang dikatakan oleh
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan
Endang Sulistyowati bahwa hal ini
manusia dalam usahanya mencapai
dapat
komite
tujuan memiliki arti secara subyektif
murid,
bagi
kegiatan
dilakukan
sekolah,
keseharian
lewat
pertemuan
wali
si
jalan
dan
pelaku.
akibat-
Maka
untuk
kunjungan/kegiatan wali murid yang
memahami tindakan manusia perlu
berhubungan
adanya
dengan
kumpulan
kesadaran,
seperti
yang
kegiatan sekolah dan keluarga yang
dinyatakan oleh Vegeer (1990:171)
bertujuan
“kesadaran akan arti dari apa yang
dalam
menyamakan
membangun
langkah
karakter
di
dibuat itulah ciri hakikat manusia,
sekolah, rumah, dan masyarakat
tanpa kesadaran itu suatu perbuatan
(2012:13). Jadi untuk membentuk
tidak
perilaku peduli lingkungan ini juga
manusia”.
dilakukan kegiatan keseharian di
dapat
disebut
kelakukan
Weber sangat tertarik pada
rumah, melalui kerjasama antara
masalah-masalah
pihak sekolah dengan wali murid
luas mengenai struktur sosial dan
agar perilaku peduli lingkungan ini
kebudayaan,
bahwa
sosiologis
tetapi
kenyataan
yang
dia
melihat
sosial
secara
mendasar
terdiri
individu-
konsep dasar yang digunakan Weber
individu dan tindakan-tindakan sosial
dalam klasifikasinya mengenai tipe-
yang
1986:214).
tipe tindakan sosial. Pembedaan
Weber lebih menekankan bahwa apa
pokok yang diberikan adalah antara
yang
tindakan
berarti
dari
(Doyle,
dilakukan
oleh
manusia
rasional
dan
yang
didasarkan pada perilaku individu
nonrasional.
tersebut dengan adanya tujuan yang
berhubungan dengan pertimbangan
ingin
yang
dicapai
sehingga
tindakan
sadar
Tindakan
dan
rasional
pilihan
bahwa
manusia memiliki sebuah makna.
tindakan itu dinyatakan. Tindakan
Dalam hal ini Weber dalam Doyle
rasional
Paul
instrumental dan rasionalitas yang
Johnson
menyatakan
(1986:214)
mendefinisikan
Sosiologi sebagai :
Weber mengatakan bahwa “tindakan
sosial (social action) yang dilakukan
individu
berhubungan
tersebut
atau
berorientasi
adalah
nilai,
rasionalitas
sedangkan
tindakan nonrasional adalah tindakan
Suatu ilmu pengetahuan yang
berusaha
memperoleh
pemahaman
interpretatif
mengenai tindakan sosial agar
dengan demikian bisa sampai ke
suatu
penjelasan
kausal
mengenai arah dan akibatakibatnya. Dengan “tindakan”
dimaksudkan semua perilaku
manusia, apabila atau sepanjang
individu yang bertindak itu
memberikan
arti
subyektif
kepada tindakan itu…Tindakan
ini disebut sosial karena arti
subyektif tadi dihubungkan
dengannya oleh individu yang
bertindak,…memperhitungkan
perilaku orang lain dan karena
itu diarahkan ke tujuannya.
oleh
ini
atas
haruslah
dasar
rasionalitas” (George dan Douglas,
2009:136). Rasionalitas merupakan
tradisional dan afektif.
Tindakan
instrumental
rasional
merupakan
tingkat
rasionalitas paling tinggi ini meliputi
pertimbangan dan pilihan yang sadar
yang berhubungan dengan tujuan
tindakan
itu
dan
alat
yang
dipergunakan untuk mencapainya.
Individu dilihat sebagai memiliki
macam-macam tujuan yang mungkin
diinginkannya, dan atas dasar kriteria
menentukan satu pilihan diantara
tujuan tujan yang saling bersaing.
Individu lalu menilai alat yang
mungkin dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang dipilih tadi.
Dalam tindakan ini aktor tidak hanya
sekedar menilai cara yang terbaik
untuk mencapai tujuannya tapi juga
mendalam tentang informan dalam
menentukan nilai dari tujuan itu
menggambarkan
sendiri.
fenomena yang terjadi, dimana hal
Metode Penelitian
tersebut
Pendekatan kualitatif dipilih
situasi
tidak
dapat
dan
ditemukan
melalui observasi. Kemudian teknik
untuk mendapat gambaran naratif
observasi
dalam memahami dan menjelaskan
perilaku
bagaimana
partisipasi
dengan kegiatan adiwiyata. Selain itu
siswa dalam program adiwiyata
dokumentasi juga dilakukan dengan
serta
menggunakan
perilaku
usaha
sekolah
dalam
dengan
siswa
mengamati
dalam
kaitannya
dokumen
tulisan
membentuk siswa agar berperilaku
seperti bukti tertulis hasil wawancara
peduli lingkungan di SMA Negeri 5
informan,
Surakarta.
keputusan kepala sekolah terkait
Sumber data pada penelitian
peraturan
atau
sekolah adiwiyata, gambar berupa
ini adalah siswa SMA 5 Surakarta
foto
dan
kebersihan, daftar piket kelas.
guru
program
sebagai
adiwiyata
koordinator
di
SMA
surat
kegiatan
adiwiyata,
slogan
5
Analisis data dilakukan pada
Surakarta sebagai pengurus maupun
saat pengumpulan data berlangsung
penanggung
dan setelah selesai pengumpulan
jawab
kegiatan
adiwiyata. Kemudian Sumber data
dalam
sekunder pada penelitian ini berupa
penelitian
foto
penelitian kualitatif. Data dari hasil
tentang
berhubungan
adiwiyata,
kegiatan
dengan
jadwal
yang
program
tertentu
ini
observasi,
karena
menggunakan
wawancara,
dan
kelas,
dokumentasi diolah dan dianalisa
sertifikat penghargaan Adiwiyata,
agar menghasilkan kesimpulan yang
tulisan berupa kalimat ajakan untuk
kebenarannya
menjaga kebersihan.
jawabkan.
Teknik
piket
periode
pengumpulan
bisa
Data
dipertanggung
yang
diperoleh
data
dalam penelitian kemudian diolah
pada penelitian ini menggunakan
dan dilakukan pengecekan dengan
teknik wawancara mendalam karena
informasi dari informan yang akan
akan mengetahui hal-hal yang lebih
diteliti.
Dari
paparan
informan
kemudian
peneliti
memberikan
mereka ikut menyumbangkan idenya
kesimpulan dan saran serta bisa juga
untuk membawa alat kebersihan dari
untuk
rumah agar pekerjaan cepat selesai
memecahkan masalah yang
telah disebutkan dalam rumusan
(11/9/2017)
masalah. Jadi teknik analisis data
Partisipasi dalam Bentuk Tenaga
yang
digunakan
meliputi
Keikutsertaan siswa dalam
pengumpulan data, reduksi data,
kegiatan
penyajian
dalam bentuk tenaga yaitu apa saja
data,
penarikan
adiwiyata
kesimpulan.
yang
Hasil Penelitian
kemampuan
1. Partisipasi
Siswa
dalam
terlibat
warga
dalam
sekolah
terwujud
kerjakan
dengan
tubuhnya.
Bentuk
partisipasi ini dapat dilihat pada
kegiatan
Kegiatan Adiwiyata
Seluruh
mereka
ini
piket
kebersihan,
kelas,
hemat
lomba
energi,
serta
melaksanakan
kegiatan lain yang dirasa perlu
kegiatan adiwiyata tak terkecuali
menggunakan tenaga. Menurut siswa
para siswa. Sebagai sekolah yang
R dan WN yang menuturkan tentang
memperoleh gelar adiwiyata, SMA 5
partisipasinya dalam bentu tenaga
Surakarta memiliki kegiatan yang
dalam
ditujukan
mereka
pada
warga
sekolah,
kegiatan
adiwiyata
lakukan
khususnya siswa untuk berpartisipasi
(12/9/2017)
dalam setiap kegiatan.
Partisipasi keahlian
Partisipasi Buah Pikiran
Bentuk
Kegiatan
dengan
ini
menyumbangkan
dilakukan
ide-ide
partisipasi
keahlian
ini
di
yang
sekolah
pada
mengarah
bidang
pada
kemampuan yang siswa miliki dalam
dalam kaitannya dengan kegiatan
melakukan
adiwiyata. Seperti pada kegiatan
Sehingga dikhususkan pada keahlian
lomba kebersihan kelas, warga kelas
pada bidang masing-masing yang
melakukan diskusi terhadap apa yang
siswa
akan mereka bawa dan lakukan.
suatu
Beberapa anak mengajukan usulan
membaginya sesuai dengan kegiatan
seperti yang dilakukan R dan F.
apa yang mereka kuasai. Partisipasi
suatu
punya.
Ketika
pekerjaan,
pekerjaan.
melakukan
mereka
dalam bentuk keahlian ini terwujud
untuk
dalam kegiatan yang dilakukan pada
lantai juga mengambil dari uang kas
saat
dimana
yang terkumpul. Sehingga siswa
dengan
berpartisipasi dalam bentuk uang
lomba
pembagian
kebersihan
tugas
sesuai
membeli
sabun
mengepel
kemampuan yang siswa miliki.
dengan membayar kas yang salah
Partisipasi Bentuk Barang
satunya digunakan untuk membeli
Dalam menjalankan kegiatan sekolah
alat kebersihan.
adiwiyata
2. Upaya Pihak Sekolah
siswa
melakukan
partisipasi dalam bentuk barang.
Menyandang gelar sebagai
Dalam partisipasi ini para siswa
sekolah adiwiyata mendorong pihak
membawa
SMA Negeri 5 Surakarta khususnya
diperlukan
barang-barang
dalam
yang
menunjang
penanggung
jawab
adiwiyata
kegiatan adiwiyata. Biasanya barang
membuat kegiatan yang dilakukan
ini dalam bentuk alat kebersihan
untuk menjaga keadaan lingkungan
seperti kain lap, kemoceng, ada juga
agar tetap bersih dan nyaman. Hal ini
yang
dilakukan
membawa
tanaman
untuk
untuk
meningkatkan
melengkapi koleksi tanaman di green
kepedulian
siswa
terhadap
house.
kebersihan
lingkungan
sebagai
Partisipasi bentuk uang
wujud dari sekolah adiwiyata yang
Partisipasi dalam bentuk uang yang
peduli
mereka lakukan dengan membayar
terhadap lingkungan. Selain itu juga
kas,
sebagian
terkumpul
ini
uang
dan
bertanggung
jawab
kas
yang
terdapat pada misi sekolah yaitu
digunakan
untuk
menumbuhkan sikap dan perilaku
membeli alat-alat kebersihan yang
yang
mendukung kegiatan siswa dalam
terhadap
program sekolah adiwiyata. Seperti
hidup dan sosial kepada warga
kegiatan lomba kebersihan, siswa
sekolah.
membeli cling (cairan pembersih
Kegiatan belajar mengajar
kaca) untuk membersihkan kaca
karena
di
kelas
mereka
belum
memiliki barang tersebut. Selain itu
siswa
mencerminkan
kelestarian
kepedulian
lingkungan
Upaya
dalam
mendorong
agar
memiliki
kepedulian
lingkungan
dilakukan
terhadap
dalam kegiatan belajar mengajar.
siswa. Selain itu siswa dibiasakan
Kegiatan
untuk
ini
termuat
dalam
membuang
sampah
komponen program adiwiyata yaitu
tempatnya.
aspek kurikulum sekolah berbasis
Kegiatan Ekstrakulikuler
lingkungan. Proses belajar mengajar
pada
Selain kegiatan kokulikuler,
yang dilakukan guru untuk siswa
siswa
harus
ekstrakulikuler sesuai bidang yang
mengintegrasikan
tentang
lingkungan
materi
sekolah
diajarkan.
materi
materi
hidup
yang
Sehingga
lingkungan
pada
juga
mengikuti
mereka
sukai.
kegiatan
Kegiatan
sedang
ektrakulikuler di SMA 5 Surakarta
pemberian
ini berlangsung saat setelah jam
hidup
ini
pulang
sekolah.
Ketika
siswa
ekstrakulikuler,
disini
disampaikan oleh guru secara tersirat
melakukan
kepada siswa dalam kegiatan belajar
pihak sekolah meminta agar siswa
di kelas dengan menggunakan media
bertanggung jawab ataskegiatan yang
yang
mereka
sesuai
dalam
mendukung
lakukan
salah
satunya
kegiatan belajar.
kebersihan.
Pembiasaan di Sekolah
setiap selesai kegiatan ektrakulikuler
Sekolah
Siswa
diminta
agar
melakukan
untuk langsung membersihkan serta
yang
merapikan are yang mereka gunakan.
mengarahkan siswa pada kegiatan
Kegiatan Keseharian di Rumah dan
untuk peduli dan ramah terhadap
Masyarakat
pembiasaan-pembiasaan
lingkungan hidup sebagai upaya
yang
dilakukan.
ini
lingkungan sekolah juga diterapkan
aspek
kebijakan
pada saat mereka di rumah. Pihak
lingkungan
berbasis
sekolah sendiri meminta para orang
partisipatif yang menerapkan aturan-
tua murid untuk menyuruh anak-
aturan untuk siswa agar ikut serta
anaknya agar berperilaku peduli
dalam
terhadap lingkungan sebagai wujud
terdapat
kegiatan
pada
setiap
Pembiasaan
Selain kegiatan siswa dalam
kegiatan
yang
dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan
dari adiwiyata.
pada piket kelas, sabtu bersih, serta
Pembahasan
teladan dari bapak ibu guru untuk
Kegiatan Adiwiyata dan Partisipasi
adiwiyata di sekolah mereka. Dengan
Siswa
diberinya hukuman maka terdapat
Partisipasi
siswa
ini
perasaan
yang dilakukan
berupa
pikiran
dimana
hal
harapan berupa efek
jera
yang
serta
dirasakan bagi si penerima hukuman.
tersebut
Partisipasi dalam bentuk uang
mendorong siswa untuk melibatkan
dilakukan
diri pada kegiatan untuk mencapai
membayar kas tiap satu minggu
tujuan. Kegiatan yang dilaksanakan
sekali dengan nominal Rp 2.000,-.
melibatkan siswa berupa piket kelas,
Uang yang dikumpulkan melalui kas
lomba kebersihan, hemat energi,
ini salah satunya digunakan untuk
membuang sampah,
serta sabtu
keperluan membeli alat kebersihan.
bersih. Kegiatan ini dilakukan siswa
Hal ini dilakukan untuk mendukung
dalam
dalam kegiatan yang siswa lakukan
bentuk
partisipasi
berupa
siswa
dengan
cara
tenaga, pikiran, uang, keahlian, dan
seperti
barang.
Pemilihan untuk mengambil uang
piket,
lomba
kebersihan.
Dalam bentuk pikiran, siswa
kas sendiri karena setiap kelas
mengemukakan ide-idenya melalui
memiliki anggaran kas sehingga
sebuah
ketika
ketika uang kas mencukupi maka
lomba
digunakan. Apabila kurang, siswa
dengan
usul
memilih untuk patungan membeli
kebersihan
dari
alat kebersihan.
forum
membahas
persiapan
kebersihan
kelas
membawa
rumah,
diskusi
alat
membeli
perlengkapan,
Bentuk partisipasi lain yang
maupun menghias kelas agar terlihat
dilakukan
indah. Selain itu dilakukan juga pada
dimana
penetapan
tenaga
hukuman
yang
adalah
siswa
yang
berupa
tenaga
memberdayakan
ia
miliki
untuk
diberlakukan bagi siswa yang tidak
melakukan
melaksanakan piket kelas. Buah pikir
lingkungan. Kegiatan seperti lomba
siswa
bentuk
kebersihan, sabtu bersih, serta piket
pertimbangan yang dilakukan dalam
kelas, tenaga yang mereka gunakan
hal
ketertiban
dalam hal menyapu lantai dengan
kegiatan
sapu yang telah tersedia di kelas,
ini
usaha
dalam
sebagai
pencapaian
pelaksanaan
kegiatan
peduli
membersihkan
meja
guru,
tidak terbuang secara cuma-cuma.
membersihkan langit-langit dengan
Sehingga bentuk partisipasi siswa
meminjam pak bon atau naik kursi,
yang dilakukan dapat dinyatakan
dan lainnya. Disini terdapat pilihan
sebagai
yang dilakukan siswa agar keadaan
instrumental.
kelas maupun lingkungan sekolah
menjadi bersih.
Siswa
tindakan
rasional
Tindakan
rasional
instrumental adalah tindakan yang
juga
membawa
diarahkan secara rasional kesuatu
tanaman dan alat kebersihan berupa
sistem dari tujuan-tujuan individu
lap kian, kanebo, sebagai bentuk
yang
partisipasinya dalam bentuk barang.
apabila tujuan itu, alat dan akibat
Mereka membawa alat kebersihan
sekundernya
sebagai salah satu pertimbangan
dipertimbangkan semuanya secara
untuk
rasional (Johnson, 1986:220). Siswa
menang
kebersihan
dalam
maupun
lomba
terciptanya
memiliki
dalam
sifatnya
sendiri
diperhitungkan
melaksanakan
dan
lomba
keadaan kelas yang bersih dan
kebersihan kelas misalnya, memilih
nyaman. Selain barang, siswa yang
alat apa saja yang digunakan serta
memiliki kemampuan tertentu yang
mempertimbangkan akibatnya. Hal
mendukung kegiatan adiwiyata pun
ini
dilakukan. Hal ini sebagai wujud dari
memiliki
partisipasi berupa keahlian dimana
maka mereka memilih untuk beli
dalam pembagian tugas ada pihak
dengan uang kas yang mereka punya,
yang membagi maupun secara suka
karena
rela sesuai dengan keahliannya untuk
begitu banyak akan tersisa, sehingga
menyelesaikan tugas.
sisa Cling bisa digunakan pada
Tindakan
yang
dilakukan
terlihat
penggunaan
sadar
Penumbuhan
berpikir
dengan akalnya bagaiman cara yang
ditempuh agar kelas mereka bersih,
serta sumber energi seperti air, listrik
Cling
tidak
kaca
tidak
kesempatan lain.
Kegiatan
mereka
mereka
cairan pembersih
oleh siswa tersebut dilakukan secara
dimana
dari
Adiwiyata
Karakter
Sebagai
Peduli
Lingkungan
Upaya yang dilakukan dalam
membentuk
karakter
peduli
lingkungan
melalui
kegiatan
membawakan bekal maupun botol
pembiasaan di sekolah, kegiatan
air agar kuantitas plastik/sampah bisa
belajar
ditekan.
mengajar,
ekstrakulikuler
kegiatan
serta
kegiatan
Hukuman diberikan kepada
keseharian dalam keluarga. Pihak
siswa yang terlambat datang ke
sekolah menerapkan aturan berupa
sekolah maupun ketika siswa buang
mengecek
sampah
keadaan
ruang
kelas
sembarangan.
Penetapan
sebelum kegiatan belajar dimulai, hal
hukuman ini bertujuan agar siswa
ini dilakukan oleh bapak ibu guru.
memiliki efek jera sehingga tidak
Selain
melakukan
itu
memberikan
materi
kesalahan
lagi.
lingkungan hidup secara tersirat pada
Rasionalitas dan peraturan
materi yang sesuai dengan bahan
biasa mengenai logika merupakan
ajar.
suatu kerangka acuan bersama secara
yang
Pertimbangan akan alat yang
luas dimana aspek-aspek subyektif
digunakan dilakukan oleh pihak
perilaku dapat dinilai secara obyektif
sekolah untuk mencapai tujuanagar
(Johnson,
siswa memahami apa itu lingkungan
weber
hidup sehingga dalam prakteknya
strategi pihak sekolah seperti yang
mampu secara bijak bersikap untuk
dijelaskan
kelestarian lingkungan. Selain itu
untuk
dengan
lingkungan
keseharian
di
keluarga
ini
1986:220).
Pernyataan
menunjukkan
diatas
adanya
sebagai
upaya
siswa
peduli
membuat
dimana
sebuah
dimana pihak sekolah memberikan
rasionalitas tentu dilengkapi dengan
sosialisasi kepada orang tua murid
peraturan sebagai kerangka acuan
pentingnya
agar perilaku dapat dinilai secara
peduli
terhadap
lingkungan. Pilihan untuk melakukan
obyektif oleh orang lain.
sosialisasi ini agar orang tua siswa
Simpulan dan Saran
tahu dampak apa yang ditimbulkan
Dari penelitian yang telah dilakukan
bila
mengenai kegiatan adiwiyata sebagai
anak-anaknya
dengan
bungkus
membeli
plastik
air
serta
pembentuk
perilaku
peduli
membuang
sampah
sembaranga.
lingkungan di SMA 5 Surakarta
Sehingga
orang
tua
maka dapat ditarik kesimpulan ;
pun
1. Siswa
dalam
mengikuti
adiwiyata
yang
mereka
kegiatan adiwiyata di sekolah
lakukan
terdapat
tanaman dan alat kebersihan.
lima
partisipasi.
bentuk
Bentuk-bentuk
seperti
Kelima
membawa
adalah
partisipasi
partisipasi tersebut terdiri dari
berupa uang, dapat dilihat
partisipasi pikiran ketika para
dari siswa yang ikut iuran
siswa menuangkan ide atau
untuk
gagasannya
kebersihan
ketika
membeli
alat
yang
belum
merencanakan hal-hal yang
tersedia di sekolah mereka
berkaitan
kegiatan
seperti sabun pembersih kaca.
lingkungan
2. Strategi sekolah dilakukan
dengan
kebersihan
sekolah. Kedua, pertisipasi
upaya
dalam bentu tenaga yang
siswa agar berperilaku peduli
dapat dilihat dari siswa yang
lingkungan
mengikuti
setiap
upaya. Pertama diterapkan
seperti
piket
kegiatan
kelas,
membuang
untuk
melalui
mendorong
dengan
kegiatan
empat
belajar
sampah,
mengajar di kelas seperti
mematikan energi listrik yang
mengecek kebersihan ruang
tidak
dimana
kelas,
tersebut
materi
diperlukan
kegiatan
dan
memberikan
tentang
lingkungan
membutuhkan tenaga untuk
secara tersirat pada mata
melakukan. Ketiga partisipasi
pelajaran
dalam
bentuk
diajarkan. Upaya kedua juga
dimana
siswa
keahlian
melakukan
yang
sedang
dilakukan
melalui
kegiatan adiwiyata berdasar
pembiasaan
keahlian yang mereka kuasai.
kelas, membuang sampah,
Keempat adalah partisipasi
memberikan
bentuk barang dimana siswa
kepada
ikut serta menyumbangkan
hukuman
barang yang kiranya berguna
membersihkan
dalam mendukung kegiatan
sekolah.
seperti
piket
keteladanan
siswa,
maupun
dengan
Ketiga
lingkungan
melalui
kegiatan
ekstrakulikuler
dengan menjaga kebersihan
ketika
selesai
kegiatan
ekstrakulikuler.
Selain
diterapkan diluar lingkungan
sekolah sebagai upaya ke
empat
berupa
sosialisasi
kepada orang tua siswa agar
anaknya
diajak
menjaga
kebersihan
untuk
di
rumah.
Daftar Pustaka
Endah
Sulistyowati.
2012.
Implementasi
Kurikulum
Pendidikan
Karakter.
Yogyakarta : PT Citra Aji
Pratama
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori
Sosiologi Klasik dan Modern
Jilid 1. Jakarta : PT Gramedia
Kementerian Lingkungan Hidup
dengan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2012.
Buku
Panduan
Adiwiyata; Sekolah Peduli dan
Berbudaya
Lingkungan.
Jakarta
Sastropoetro, Santosa R.A. 1988.
Partisipasi,
Komunikasi,
Persuasi, dan Disiplin dalam
Pembangunan
Nasional.
Bandung: Alumni
Siti Irene Astuti D. 2009.
Desentralisasi dan Partisipasi
dalam
Pnedidikan.
Yogyakarta: UNY
Veeger, KJ. 1990. Realitas Sosial.
Jakarta: Gramedia