PERSEPSI SISWA TENTANG PERILAKU SOSIAL DALAM PACARAN (Studi Kasus Siswa SMA Al Islam 1 Surakarta) | Wiyanti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3442 7626 1 SM

PERSEPSI SISWA TENTANG PERILAKU SOSIAL DALAM
PACARAN
(Studi Kasus Siswa SMA Al Islam 1 Surakarta)
Oleh : Raafi’ Hikma Wiyanti
Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP UNS
ABSTRACT
This research aimed to find out and to find out the students of SMA Al
Islam 1 Surakarta’s perception on social behavior in dating.
The method employed in this research was descriptive qualitative with
Case Study approach. The data source collected of primary data including
interview with informant, and secondary data including observation and
documentation study. The sampling technique used was Purposive Sampling.
Technique of collecting data used was in-depth interview with 12 informants
consisting of students who have never had dating and those who were having
dating, teachers and dormitory management. The data validation was carried out
using data triangulation and method. Technique of analyzing data used was an
interactive model of analysis encompassing data collection, data reduction, data
interpretation, and conclusion drawing.
The result of research showed that the regulation concerning the
prohibition of making dating in SMA Al Islam 1 Surakarta had been applied
tightly by the school. Nevertheless, many students of SMA Al Islam 1 Surakarta

still made dating beyond the school’s knowledge. From here, a different
perception emerged concerning dating between the students who had never made
dating and those who were making dating.
The conclusions of research were 1) perceiving the social behavior in
dating, the students of SMA Al Islam 1 Surakarta who were having dating had
positive perception that dating is used as the media of entertainment, spending
spare time, as sharing friend and the means of attracting more attention from
someone rather than parents, while those who had never made dating perceive that
dating is negative because it approaches to zina (any sexual act outside of
marriage), distracts learning focus and wastes time, 2) the perceived social
behaviors were role behavior tendency, behavior tendency in social relation, and
behavior tendency in social relation, 3) the factors affecting the perception of
SMA Al Islam Surakarta students on social behavior in dating that environment in
which there were prohibition of dating and knowledge, namely religion.
Keywords: Students’ perception, dating social behavior

1

2


adalah makhluk sosial yang membutuhkan

PENDAHULUAN
Saat

ini,

masyarakat

banyak

mengalami perubahan sosial yang cepat

orang lain.
A.H. Maslow mengungkapkan bahwa

menuju

manusia memiliki kebutuhan diantaranya


telah

kebutuhan fisiologis seperti makan, minum,

merubah nilai-nilai, norma-norma dan gaya

tempat tinggal termasuk kebutuhan untuk

hidup mereka. Remaja yang dahulu terjaga

mencintai serta memberi dan menerima

kuat oleh sistem keluarga dan budaya serta

perhatian (Al-Adawiyah, 2004:74). Dari

nilai-nilai

telah


kebutuhan tersebut, manusia membutuhkan

mengalami pengikisan nilai budaya. Unsur

orang lain untuk membantu memenuhinya

budaya barat yang memiliki kecenderungan

apalagi remaja.

dari

masyarakat

masyarakat

tradisional

modern


yang

tradisional

yang

juga

ada

kebebasan dalam pergaulan pada remaja
dengan

lawan

jenisnya

kini

mulai


Dalam memenuhi kebutuhan tersebut,
remaja

mengembangkan

merambah masuk dan melebur ke dalam

sosialnya

budaya timur yang memiliki batasan-

terkecuali dengan lawan jenisnya. Remaja

batasan dalam pergaulan dengan lawan

membentuk suatu hubungan baru dan lebih

jenisnya.


matang dengan lawan jenis sebagai bentuk

Remaja merupakan sosok individu

dengan

hubungan

perkembangan

minat

lingkungan

terhadap

tidak

lawan


yang berada pada masa transisi antara masa

jenisnya yang lebih dikenal dengan istilah

kanak-kanak menuju dewasa. Remaja dapat

pacaran

dikatakan matang secara seksual namun

pacaran dimulai dari rasa saling tertarik dan

secara emosional belum stabil dan dapat

sayang antara dua manusia (Ma’shum &

dengan mudah terombang-ambing oleh

Wahyurini, 2004:15). Dari ketertarikan


berbagai macam hal mulai dari mencari jati

tersebut,

diri dan bersosialisasi (Willopo, 2009:18).

untuk mengikatkan rasa secara resmi

Remaja mengalami suatu perubahan dalam

(persetujuan

perkembangan

kekasih) diantara pasangan tersebut atas

sosialnya,

hubungan


dengan

orang

berteman,

bersahabat,

menjalin
lain,

seperti

dalam

masyarakat.

kemudian

untuk


diambil

mejadi

Biasanya

keputusan

pasangan

nama pacaran.

yang

Pada dasawarsa terakhir ini, Hampir

merupakan perwujudan bahwa manusia

dari sebagian besar remaja telah memiliki

pacaran,

pacar dan kebanyakan dari mereka telah

3

memiliki pengalaman pacaran sejak masih

KAJIAN TEORI

berusia

Tentang Persepsi

dini.

BKKBN

dalam

Survei

Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR)

Dalam

ilmu

psikologi,

persepsi

pada tahun 2012, dari seluruh usia yang di

merupakan

survei yakni dari usia 10-24 tahun sebanyak

penginterpretasian terhadap stimulus yang

1.000 remaja, 85% diantaranya mengaku

diterima oleh organisme atau individu

sudah pernah berpacaran dan sisanya

sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan

mengaku belum pernah pacaran sama

merupakan aktivitas yang integrated dalam

sekali. Dalam survei tersebut, terungkap

diri individu (Bimo Walgito, 2010: 70).

bahwa umur berpacaran untuk pertama kali

Respon sebagai akibat dari persepsi dapat

adalah 15-17 tahun. Penelitian yang sejenis

diambil oleh individu dengan berbagai

juga telah dilakukan oleh Taufik (2005) di

macam. Persepsi yang dihasilkan oleh

10

individu

SMA

di

Surakarta

Dari

hasil

proses

sangat

pengorganisasian,

subjektif

karena

penelitiannya didapatkan bahwa dari 650

dipengaruhi oleh perasaan, nilai-nilai dan

subjek penelitian, hampir 90% sudah

kepercayaan yang dimiliki oleh individu.

pernah berpacaran dan usia pertama kali

Dalam persepsi, stimulus individu

pacaran sebagian besar adalah 15-17 tahun

adalah sama, tetapi karena pengalamannya

(http://ibnhasbie.

tidak sama, kemampuan berpikir tidak

wordpress.com/2010/

06/27/sex-atas-namacintaperilakuseksual-

sama, kemampuan berpikir tidak sama,

remaja-smu-di-surakarta/).

kerangka

Dari

penjelasan

tidak

sama,

adanya

peneliti

kemungkinan hasil persepsi antara individu

tertarik untuk mengetahui persepsi siswa

satu dengan individu lain tidak sama

khususnya siswa SMA Al Islam 1 Surakarta

(Davidoff dalam Bimo Walgito, 2010:46).

tentang perilaku sosial yang ada dalam

Persepsi

hubungan

pengalaman, kemampuan maupun daya

pacaran.

diatas,

acuan

Adapun

rumusan

masalahnya ialah “Bagaimana persepsi

seseorang

berkaitan

dengan

persepsi yang diterimanya.

siswa SMA Al Islam 1 Surakata tentang
perilaku sosial yang ada dalam relasi
pacaran?”

Tentang Perilaku Sosial
Perilaku sosial merupakan perilaku
yang tumbuh dari orang-orang yang ada
pada masa kecilnya mendapatkan cukup

4

kepuasan

akan

kebutuhan

(Sarlito,

2000:25).

inklusinya

perilaku

sosial

kekurangan pasangannya. Kebutuhan itu
meliputi

empati,

saling mengerti

merupakan suatu hal yang digunakan untuk

menghargai

menjelaskan tingkah laku kebiasaan yang

saling percaya dan setia dalam rangka

ditunjukkan

memilih

indivu

dalam

masyarakat

antarpribadi,

pasangan

berbagi

dan

hidup

(

rasa,

Widianti,

(m.wisegeek.or/what-is-social-behavior.ht).

2006:88 ). Pacaran menjadi suatu relasi

Ada empat kategori utama yang dapat

heteroseksual dimana kedua belah pihak

membentuk perilaku sosial seseorang yaitu,

yang menjalin hubungan tersebut memiliki

perilaku dan karakteristik orang lain, proses

ketergantungan satu sama lain.
Dalam

kognitif, faktor lingkungan dan latar budaya

sebuah

relasi

pacaran,

Empat

diperlukan adanya komponen yang harus

kategori tersebut yang menciptakan bentuk

diterapkan untuk menjaga kelanggengan

perilaku sosial individu.

hubungan

(Baron

dan

Byrne,

2004:23).

Perilaku sosial dapat dilihat melalui

saling

yaitu

komunikasi

perilaku

peran,

Empat

komponen

tersebut menurut Karsner (2001) yaitu,

sifat-sifat dan pola respon antar pribadi,
kecenderungan

tersebut.

percaya

(trust

each

(communicate

other),

your

self),

kecenderungan perilaku dalam hubungan

keintiman (keep the romance alive), dan

sosial,

meningkatkan

ekspresif.

dan

kecenderungan

Berbagai

bentuk

perilaku
dan

jenis

komitmen

(increase

commitment) (Purba & Rodiatul, 2006: 50).

perilaku sosial seseorang pada dasarnya

Komponen

merupakan karakter atau ciri kepribadian

mempengaruhi kualitas hubungan pacaran

yang dapat teramati ketika seseorang

yang dijalani.

berinteraksi dengan orang lain.

mendasari
Robert

dalam

pacaran

ini

Ada banyak alasan yang sebenarnya

Tentang Pacaran
Menurut

dalam

individu

untuk

berpacaran.

Adapun alasan remaja berpacaran antara
J

Havighurst,

pacaran adalah hubungan antara laki-laki
dan perempuan yang diwarnai dengan
keintiman dimana keduanya terlibat dalam
perasaan cinta dan saling mengakui sebagai
pacar serta dapat memenuhi kebutuhan dari

lain

untuk

bersantai-santai,

bersenang-

senang (having fun) dan menikmati diri
mereka (Degenova & Rice, 2005:146),
proses sosialisasi (socialisation process),
untuk menjalin keakraban dengan lawan
jenis dan eksperimen serta penggalian hal-

5

hal seksual, berpacaran dapat menjadi alat

terjadi perubahan-perubahan penting baik

untuk memilih dan menyeleksi pasangan

fisik maupun psikis. Masa ini menuntut

(Santrock, 2003: 239). Disisi lain, tekanan

kesabaran dan pengertian yang luar biasa

sosial dan penghindaran dari kritik sosial

dari orang tua (Sarwono, 2011:23). Masa

juga menjadi alasan orang berpacaran.

remaja adalah suatu perkembangan yang

Dari uraian diatas terkait pacaran

ditandai

adanya

proses

perubahan

(dating), dapat dilihat bahwa inti pokok dari

kesadaran individu (Chasiyah, 2009:11).

pacaran (dating) ialah suatu keadaan yang

Kondisi fisik dan psikis remaja yang

telah direncanakan dan meliputi berbagai

demikian,

aktivitas

sangat labil.

bersama

antara

dua

orang

menikah

dan

berlainan

jenis).

keadaan

remaja

Masa remaja dapat bermula pada usia

(biasanya dilakukan oleh kaum muda yang
belum

menjadikan

sekitar 10 tahun (Rusmini,

Aktivitas yang terjadi diantara keduanya

Sedangkan

tidak terlepas dari proses sosial yang

mengatakan bahwa batasan usia remaja

mengharuskan seseorang terlibat dalam

tidak ditentukan dengan jelas, tapi kira-kira

suatu interaksi sosial. Serangkaian aktivitas

berawal dari usia 12 sampai akhir usia

bersama tersebut juga diwarnai keintiman

belasan, saat pertumbuhan fisik hampir

(seperti adanya

lengkap (Soetjiningsih,

rasa kepemilikan dan

menurut

2004:11).
lain

2004:20). Dalam

keterbukaan diri) serta adanya keterikatan

buku

emosi antara pria dan wanita yang belum

dijelaskan

menikah

remaja antara lain, perkembangan fisik

dengan

tujuan

untuk

saling

Perkembangan

pendapat

bahwa

Peserta

Didik

perkembangan

mengenal dan melihat kesesuaian antara

remaja,

satu

perkembangan emosi dan perkembangan

sama

lain

sebagai

pertimbangan

Dalam proses perkembangan remaja

Tentang Remaja
remaja

kognitif,

sosial.

sebelum menikah.

Masa

perkembangan

pada

merupakan

masa

peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa dan merupakan periode
kehidupan yang paling banyak terjadi
konflik pada diri seseorang. Pada masa ini

tersebut, remaja mengalami keterlibatan
interaksi

dengan

banyak

orang

dan

lingkungan serta dengan lawan jenisnya.
Dari interaksi inilah, biasanya remaja
muncul rasa ketertarikan dengan lawan
jenisnya.

Kemudian

rasa

ketertarikan

6

tersebut

dimunculkan

dalam

sebuah

hubungan yang disebut dengan pacaran.

mendalam (in dept interviewing) yaitu
peneliti menggali secara mendalam tentang
fokus masalah yang diteliti sehingga dapat
menyajikan konstruksi saat sekarang dalam

METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

menggunakan

suatu konteks mengenai pribadi, peristiwa,

pendekatan kualitatif yang didefinisikan

aktivitas,

sebagai penelitian yang bermaksud untuk

motivasi, persepsi dan sebagainya (Basuki

memahami fenomena tentang apa yang

Haryono, 2008: 47). Wawancara menjadi

dialami oleh subjek penelitian (Moleong,

metode utama dalam penelitian kualitatif

2011:6).

karena sebagian besar data diperoleh dari

para

peneliti

studi

kualitatif

mencoba untuk memahami tau menafsirkan
fenomena dari segi makna orang yang
diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih
sampel penelitian yaitu beberapa siswa dan
siswi SMA Al Islam 1 Surakarta yang
berasal dari jurusan kelas yang berbeda
serta siswa-siswi yang saat ini sedang
menjalani hubungan berpacaran dan yang
belum pernah berpacaran sama sekali yang
diambil dari populasi keseluruhan siswa
kelas X-XII jurusan IPA dan IPS baik yang
berjenis

kelamin

laki-laki

maupun

perempuan. Penelitian dilakukan di sekitar
lingkungan SMA Al Islam 1 Surakarta pada
waktu istirahat sekolah dan di luar jam
sekolah yaitu pada jam pulang sekolah atau
di luar lingkungan sekolah.
Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data wawancara. Wawancara
dalam penelitian ini adalah wawancara

kelompok/organisasi,

minat,

wawancara.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
informan memiliki persepsi yang berbedabeda

mengenai

memandang
adapula

pacaran.

pacaran

yang

dari

memandang

Ada

yang

sisi

positif

dari

sisi

negatifnya. Keseluruhan informan memang
menyatakan bahwa pacaran merupakan
hubungan yang terjalin antara lawan jenis
yang didasari oleh perasaan saling suka dan
memiliki tujuan untuk saling mengenal.
Namun,

pengalaman

berpengaruh

terhadap

berpacaran
persepsi

juga

mereka

mengenai pacaran. Persepsi siswa SMA Al
Islam 1 Surakarta yang tidak pernah
memiliki pengalaman berpacaran yakni
memandang pacaran dari sisi negatif,
seperti pacaran dianggap mendekati zina,
merusak fokus belajar dan membuang-

7

buang waktu, namun adapula siswa yang

menginginkan adanya pengertian dan

memandang pacaran dari sisi positifnya

saling memahami tanpa ada yang

yakni siswa yang memiliki pengalaman

mendominasi.

berpacaran mempunyai persepsi bahwa

2. Kecenderungan

perilaku

sosial

pacaran dapat digunakan sebagai media

hubungan

hiburan, pengisi waktu luang, sebagai

berpacaran

teman sharing atau curhat dan ajang

siswa dengan orangtua, guru dan teman-

mendapatkan perhatian yang lebih selain

temannya.

dari orang tua. Sementara dari pihak

yakni menyembunyikan hubungannya

sekolah yang memiliki tugas mengurus dan

dari orang tua dan pihak sekolah dengan

menangani siswa-siswanya, juga memiliki

alasan

persepsi negatif mengenai pacaran yakni,

sementara dengan teman-teman mereka

mereka berpendapat bahwa pacaran saat ini

yakni mereka diharapkan tetap peduli

cenderung mengarah ke aktivitas sex dan

dengan lingkungan khususnya teman-

mereka juga menganggap usia SMA belum

teman

karena

cukup matang untuk berpacaran karena

mereka

akan

tujuan pacaran adalah untuk melangkah ke

temannya.

berupa

siswa

hubungan

yang
sosial

Adapun perilaku mereka

adanya

3. Kecenderungan

pernikahan.

pada

dalam

larangan

pada

berpacaran,

akhirnya

membutuhkan

perilaku

nanti
teman-

ekspresif

penelitian

berupa saling memberikan perhatian

menunjukkan bahwa perilaku sosial yang

antar pasangan, saling memotivasi dan

terbentuk dalam relasi pacaran yang dijalani

memberikan

oleh siswa SMA Al Islam 1 Surakarta,

persaingan

yakni :

ketidaksejalanan

1.

Kecenderungan perilaku peran berupa

ekspresikan melalui perdebatan dan

dominasi peran dalam pacaran, dimana

percekcokan.

Berdasarkan

antara

siswa

hasil

dan

siswi

Ada

memiliki

semangat
meraih

prestasi,
yang

beberapa

hal

melalui
serta
mereka

yang

mindset yang berbeda yakni, siswa

mempengaruhi persepsi siswa SMA Al

yang berjenis kelamin laki-laki lebih

Islam 1 Surakarta mengenai perilaku sosial

setuju ketika hubungan didominasi dan

dalam pacaran, yakni lingkungan dan

dikuasai oleh laki-laki sementara siswi

pengetahuan. Adapun lingkungan siswa

yang

SMA

berjenis

kelamin

perempuan

Al

Islam

1

Surakarta

yakni

8

lingkungan sekolah dan keluarga yang

menjelaskan bahwa kepribadian manusia

menerapkan

terkait

tersusun secara struktural terdiri dari Id,

pembatasan pergaulan dengan lawan jenis

Ego dan Superego dan teori psikoseksual

dan larangan berpacaran dan lingkungan

yang menjelaskan bahwa produk dari

peer group yang mendorong mereka ingin

hormon

berpacaran. Sementara pengetahuan yang

perkembangan

dimaksud ialah pengetahuan agama di

dorongan dari libido seks yang kuat

sekolah dengan adanya mata pelajaran

sehingga energi dalam Id individu ditujukan

Akidah yang mempelajari tata pergaulan

untuk mencapai kebutuhan biologisnya.

tata

tertib

ketat

seksual

tersebut

menstimulasi

heteroseksual

serta

dalam islam dan ilmu agama mereka yang

Pacaran yang terjadi pada remaja

banyak karena pada dasarnya mereka gemar

khususnya siswa SMA Al Islam 1 Surakarta

belajar agama.

merupakan

bagian

dari

proses

perkembangan remaja, baik perkembangan
psikis, biologis maupun sosial. Dan dalam

PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diatas, dapat

masa proses perkembangan remaja tersebut,

dikaji menggunakan menggunakan kajian

Id, Ego dan Superego serta dorongan libido

teori sosial dan psikologi. Beberapa teori

seks sangat berpengaruh terhadap perilaku

tersebut yakni fenomena pacaran yang ada

sosial

pada remaja sebagai proses perkembangan

Ketertarikan yang muncul atas perasaan

digunakan

saling suka yang menyebabkan remaja

teori

psikoanalisis

Sigmud

remaja

berpacaran

ada

teori

dorongan dari libido seks yang memang

struktural fungsional Talcott Parsons dan

bersumber dari naluri alamiah individu

yang terakhir mengenai persepsi digunakan

untuk tertarik serta timbul perasaan cinta

teori

yang

pacaran

persepsi

menganalisis

dalam
respon

digunakan

psikologi
individu

untuk

terhadap

fenomena sosial.

lain

berpacaran.

Freud, sementara untuk perilaku sosial yang
dalam

tidak

dalam

mengakibatkan

adalah

adanya

ketergantungan.

Ketiga struktur kepribadian tersebut juga
mendorong

individu

untuk

Teori Psikoanalisis Sigmud Freud

mengekspresikan perilaku-perilaku dalam

mengkaji pacaran dari sudut pandang

pacaran khususnya dalam konteks ini ialah

perkembangan kepribadian remaja dan

perilaku sosialnya. Dalam sebuah hubungan

psikoseksual. Dalam psikoanalisis Freud

pacaran, perilaku sosial yang terjadi akibat

9

dari dorongan ketiga struktur kepribadian

pemeliharaan hubungan sosialnya. Namun

tersebut

tidak semuanya dapat berjalan dengan

yakni

adanya

kecenderungan

hubungan sosial siswa yang berpacaran

seimbang

dengan lingkungannya yang ditunjukkan

keteraturan. Hal tersebut terbukti dengan

melalui

masih banyaknya siswa yang tidak mampu

kehati-hatian

mereka

dalam

melakukan aktivitas berpacaran karena

menjaga

adanya

peraturan

larangan

berpacaran

pada

sehingga

belum

perilakunya
yang

sesuai

berlaku,

tercipta

dengan
sehingga

lingkungannya dan disini Ego telah mampu

mendapatkan sanksi berupa panggilan dari

mengendalikan Id bila

pihak

mereka

selalu

berhati-hati. Sementara Superego berperan

sekolah

untuk

mendapatkan

bimbingan karena ketahuan berpacaran.

dalam mempertahankan keputusan remaja

Adapun

teori

persepsi

dalam

berpacaran yang dianggap benar meskipun

psikologi digunakan untuk mengkaji cara

itu

pandang atau persepsi terkait dengan

belum

tentu

benar

menurut

lingkungannya.

perilaku sosial dalam pacaran dari siswa

Selanjutnya

struktural

SMA Al Islam 1 Surakarta. Persepsi dalam

untuk

Psikologi diartikan sebagai hasil kerja otak

menganalisis perilaku sosial dalam relasi

dalam memahami atau menilai suatu hal

pacaran yang merupakan suatu bentuk

yang

refleksi dari teori struktural fungsional ini.

merupakan cara pandang individu dalam

Teori

merespon suatu objek yang dilihat oleh

fungsional

teori

Talcott

structural

dispesifikasikan

Parson

fungsional
dengan

lebih

menggunakan

panca

terjadi

di

inderanya.

sekitarnya.

Persepsi

Persepsi

seseorang

goal

khususnya remaja tentang perilaku sosial

attainment, integration, latency) untuk

dalam pacaran adalah bermacam-macam.

mencapai suatu keteraturan. Dari teori

Dari bermacam-macam persepsi remaja

tersebut dapat dilihat bahwa perilaku sosial

tentang pacaran tersebut tentunya setiap

dalam pacaran merupakan suatu refleksi

orang mempunyai pandangannya masing-

dari teori struktural fungsional dimana

masing dimana pandangannya bisa berbeda-

dalam relasi pacaran yang dijalani oleh

beda. Persepsi remaja mengenai perilaku

siswa SMA Al Islam 1 Surakarta terdapat

sosial dalam pacaran diantaranya adalah

adaptasi dengan lingkungan, pencapaian

ada siswa yang memadang pacaran dari sisi

tujuan,

positif dan ada pula yang memandang dari

paradigma

AGIL(adaptation,

pengaturan

hubungan,

dan

10

sisi negatif. Persepsi yang muncul tersebut

DAFTAR PUSTAKA

berkaitan dengan pengalaman, kemampuan

______ (2014). wiseGEEK: What Is Social
Behavior?. Social Behaviour, 3,
Artikel 001a. Diperoleh pada
tanggal 18 Februari 2014 dari
(m.wisegeek.org/what-is-socialbehavior.htm)

maupun daya persepsi yang diterimanya.

KESIMPULAN
Simpulan dari penelitian adalah

perilaku sosial dalam pacaran, siswa SMA

Baron, R. A & Byrne. D. (2004). Psikologi
Sosial. edisi ke-10 jilid1. Jakarta:
Erlangga

Al Islam 1 Surakarta yang berpacaran

Basuki

Pertama, persepsi yang muncul mengenai

memiliki persepsi positif yakni pacaran
dapat digunakan sebagai media hiburan,
pengisi waktu luang, sebagai teman sharing
atau

curhat

dan

ajang

mendapatkan

perhatian yang lebih selain dari orang tua,
sementara

siswa

yang

belum

pernah

berpacaran memiliki persepsi negatif seperti
pacaran dianggap mendekati zina, merusak
fokus belajar dan membuang-buang waktu.
Kedua, adapun perilaku sosial dalam
pacaran

yang

kecenderungan

dipersepsikan
perilaku

ialah
peran,

kecenderungan perilaku dalam hubungan
sosial, dan kecenderungan perilaku dalam
hubungan sosial, dan yang terakhir hal yang
mempengaruhi persepsi siswa SMA Al
Islam 1 Surakarta mengenai perilaku sosial
dalam pacaran, yakni lingkungan dan
pengetahuan.

Haryono. (2008). Buku Ajar
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Surakarta:
Program
Studi
Pendidikan Sosiologi Antropologi
FKIP UNS.

Bimo Walgito. (2010). Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Chasiyah, dkk. (2009). Perkembangan
Peserta Didik.. Surakarta: Yuma
Pustaka & Learing Resources
Center FKIP-UNS.
DeGenova, Mary.K., & Rice, Philip.F.
(2005). Intimate Relationships,
Marriages, and Families (6th ed.).
England Phsycology Research
Journal. Diperoleh pada tanggal
12
Januari
2014
dari
eprints.uny.ac.id/.../bab%202%20%20NIM.%200810.
Dian Widianti. (2006). Ensiklopedi Cinta.
Bandung: Mizan Media Utama
Hasbi Ibnu. (2010). Sex Atas Nama Cinta
(Perilaku Seksual Remaja SMU
di Surakarta). Diperoleh pada tanggal
12
Januari
2014
dari
(http://ibnhasbie.wordpress.com/2010
/06/27/sex-atas-namacintaperilaku
seksual-remaja-smu-di-surakarta/)
Lexy J. Moelong. (2011). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

11

Ma’shum, Y & Wahyurini C, (2004).
Pacaran itu Apa sih. KOMPAS.
Diperoleh pada tanggal 12 Januari
2014
dari
http://kompas.com
/kompascetak/0404/02/muda/947804.
htm
Ramaida H. Purba & Rodiatul H. Siregar.
Gambaran Stres Pada Mahasiswa
yang Menjalin Pacaran Jarak Jauh.
Jurnal Psikologi, 2 (2), 47-55.
Diperoleh pada tanggal 12 Januari
2014
dari
jurnal.psikologia.com
/index.php/jdk/article/
Rob’iah Al Adawiyah. (2004). Kenapa
Harus Pacaran. Bandung: Mizan
Rusmini S. (2004). Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Santrock, John W. (2003). Adolescence
Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2011. Psikologi
Remaja. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta: Sagung Seto