Konservasi Plasma Nutfah Ayam Kampung Melalui Konstitusi Genetik Dan Karakteristik Genetik Eksternal.

Konservasi Plasma Nutfah Ayam Kampung Melalui Konstitusi Genetik Dan Karakteristik
Genetik Eksternal
Oleh
Firda Arlina
Nomor Kontrak : 018/SPPP//PP/DP3M/IV/2005
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dasar mengenai karakteristik genetik
eksternal ayam kampung. Seperti warna bulu, warna shank dan bentuk jengger, untuk
mengetahui keragaman ukuran-ukuran tubuh Ayam Kampung dan mengetahui sejauh mana
introduksi gen asing mempengaruhi karakteristik genetik eksternal ayam kampuung. Pada
penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 300 ekor ayam kampung yang terdiri dari 200 ekor
ayam betina dan 100 ekor ayam jantan yang sudah dewasa kelamin (+ 30 minggu) di kenagarian
Padang Magek, Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dimana pengambilan sampel dengan
metode purposive sampling. Peubah yang diamati untuk karakteristik genetik eksternal kualitatif
adalah warna bulu, untuk jengger, warna shank dan karakter genetik eksternal kuantitatif adalah
panjang femur, panjang tibia, panjang tarsometatarsus, tinggi jengger, bobot badan dan jarak
antara tulang pelvis pada ayam Kampung betina. Data yang diperoleh untuk sifat kualitatif
dihitung hanya dengan dianalisa dengan menggunakan analisis statistik diskriptif dengan
menghitung rataan, standar deviasi dan ragam. Analisis dilakukan dengan mengelompokkan
ternak berdasarkan jenis kelamin dan system pemeliharaan. Untuk menghitung konstitusi genetik

ayam kampung dilakukan berdasarkan penampilan karakteristik genetik eksternal dihitung
berdasarkan rumus yang disarankan oleh Nishida et al (1980).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna bulu ayam kampung betina tipe bulu liar (e+)
sebanyak 50.00 %, Colombian 16 %, Bared (B) 17 %, hitam (E) 7 %, perak (S) 9,00 % dan putih
(I) 1 % dan pada ayam jantan tipe bulu liar (e+) sebanyak 64,00 %, Columbian 12 %, Barred (B)
12 %, Hitam (E) 8 %, perak (S) 4 %. Bentuk jengger pada betina umumnya pea (P) 46 %,
tunggal (p) 37 % dan jantan pea (P) 40 %, tunggal (p) 24 % walnut. Warna shank kuning/putih
pada betina (Id) 99 dan jantan 100 %. Sedangkan pada ayam kampung betina warna bulu yang
dominanan adalah tipe bulu hitam (S) sebanyak 25 %, Putih (I) 25 %. Bentuk jengger umumnya
bentuk pea (P) 90 % dan warna shank kuning/putih (Id) 85 %.
Hasil penelitian rataan dan simpangan baku karakteristik genetik eksternal kuantitatif
ayam kampung betina pada pemeliharan ekstensif adalah panjang tarsometatarsus 108,03 + 5,78
mm, panjang femur 78.84 + 3.07 mm, tinggi jengger 3.89 + 2.71, bobot badan 1.08 + 0,12 kg
dan jarak antara tulang pelvis pada betina 40,05 + 2,21 mm. Sedangkan pada ayam kampung
jantang panjang tarsometatarsus 83.82 + 24 mm, panjang tibia 130,31 + 6,42 mm, panjang femur
89,78 +5,30 mm, tinggi jengger 21,50 + 9,38, bobot badan 1.75 + 0,20 kg.
Hasil penelitian rataan dan simpangan baku karakteristik genetik eksternal kuantitatif
ayam kampung betina pada pemeliharaan intensif adalah panjang tarsometatarsus 80.75 + 5,48
mm, panjang tibia 109,17 + 6.54 mm, panjang femur 75.19 + 5,06 mm, tinggi jengger 5.11 +
4.56, bobot badan 1.19 + 0,20 kg dan jarak antara tulang pelvis pada betina 40,61 + 4,01 mm.


Sedangkan ayam kampung jantan femur 93,93 + 4,95 mm, tinggi jengger 26,18 + 7,16, bobot
badan 1.77 + 0,14 kg.
Frekuensi geen ayam kampung pada pemeliharaan intensif untuk warna bulu putih
0,0000, hitam 0,0986, tipe liar 0,06693, Columbian 0,2321, keperakan 0,6667 dan burik 0,2689.
Warna shank kuning/putih 0.5662 dan bentuk jengger pea 0,5839. Sedangkan untuk ayam
kampung yang dipelihara secara intensif frekuensi gen pembawa warna bulu putih 0,0033, hitam
0,1598, tipe liar 0,4855 Colombian 0,3547, keperakan 0,07811 dan burik 0,2689. Warna shank
kuning/putih 0.9650 dan bentuk jengger pea 0,3742. Hasil analisis konstitusi genetik bahwa
ayam kampung telah menerima aliran gen dari ayam unggul dan kandungan gen asli yang tidak
dipengaruhi oleh gen asing pada ayam kampung yang dipelihara secara ekstensif sebesar 43,48
% dan intensif 3,51 %.