UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN TEORI VYGOTSKY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS NEGERI KISARAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKASISWADENGANPENERAPANTEORIVYGOTSKY

PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTs NE GE RI KISARAN TAHUN AJ ARAN 201 3/20 14

Oleh :

Hasili Rizkiah Ritonga NIM 4101111019

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Penerapan Teori Vygotsky Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII MTs Negeri Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hatidantulus penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.Drs.Dian Armanto ,M.Sc,Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd, Ibu Arnah Ritonga, S.Si, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan matematika, Bapak Drs.Yasifati Hia, M.Si, sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Samin Sagala, selaku kepala MTs Negeri Kisaran, Bapak Azhari S.Pd dan Ibu Leni Marlina selaku guru Matematika MTs Negeri Kisaran serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda A.Wahab, dan Ibunda Halimah Lubis tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi,


(4)

v

perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada, kakak Ulidal Atrani , Astuti, Abang Andi Supri, Yafizham dan adik Desy Afrianty, M.Thohir dan keluarga besar yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat dan kepada teristimewa dikala suka dan duka Abdurrohman Lubis, Agustina, Isti, Putri, Arnold, El Putra, Adel, teman-teman di kos-kosan yang penuh kesan, teman-teman di Pramuka, HMI dan An-Nahlu yang penuh cinta dan ukhuwah dan sahabat-sahabat selama perkuliahan terkhusus Matematika kelas Reguler A 2010 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman PPLT SMP Negeri 3 Kisaran yang penuh kesan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

Hasili Rizkiah Ritonga NIM. 4101111019


(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN TEORI

VYGOTSKY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTs NEGERI KISARAN

TAHUN AJARAN 2013/2014 Hasili Rizkiah Ritonga (4101111019)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menerapkan teori Vygotsky. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Dimana operasional dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 4 tahap yang berupa siklus yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi (pengamatan), dan tahap reduksi. Pelaksanaan dalam penelitian ini dibuat dalam 2 siklus, dan proses pengajarannya dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Data yang telah direduksi dicari presentase kelas yang mampu memecahkan masalah secara individu (DSP) dan presentase kelas yang mampu memecahkan masalah secara klasikal (DSK) serta tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa. Dari hasil teknik analisa data yang diperoleh bentuk kesalahan yang dihadapi siswa yaitu : sulit menyelesaikan soal dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah. Dari kesulitan-kesulitan yang diketahui diperoleh, tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah secara klasikal yaitu 71,875% atau 0%≤ DSK≤ 85% (kelas belum mampu memecahkan masalah) dengan 23 siswa yang memperoleh nilai 65%≤ DSP≤ 79% (kemampuan pemecahan masalah sedang). Diakhir tindakan pada siklus I, kemudian diberikan tes kemampuan pemecahan masalah II dimana diperoleh tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah secara klasikal 87,5% atau 85%≤ DSP≤100% (kelas telah mampu memecahkan masalah) dengan tingkat ketuntasan pemecahan masalah secara individu sebanyak 28 siswa. Berdasarkan analisis penelitian di atas, diperoleh gambaran bahwa penerapan teori Vygotsky pada materi kubus an balok di kelas VIII-A MTsN Kisaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilakukan.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 8

2.1.2 Belajar Mengajar Matematika 12

2.1.3 Konsep dalam Matematika 15

2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah 16

2.1.5 Kesulitan Belajar Matematika 19

2.1.6 Teori Belajar Vygotsky 24

2.1.7 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Vygotsky 27

2.2 Materi Kubus dan Balok 28

2.3 Kerangka Konseptual 39

2.4 Hipotesis Tindakan 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 41

3.2.1. Subjek Penelitian 3.2.2. Objek Penelitian

3.3. Defenisi Operasional 41

3.4 Jenis Penelitian 42

3.5 Alat Pengumpul Data 43

3.6 Prosedur Penelitian 46

3.7 Tehnik Analisis Data 53

3.7.1 Reduksi Data 53


(7)

vii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 55

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 55

4.1.1.1. Permasalahan 55

4.1.1.2. Rencana Tindakan Siklus I 65

(Alternatif Pemecahan Masalah Siklus I)

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 66

4.1.1.4. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 68 4.1.1.5. Analisis Data Hasil TKPM Siklus I 70

4.1.1.6. Refleksi Siklus I 79

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 81

4.1.2.1. Permasalahan 81

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah Siklus II 82

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 82

4.1.2.4. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 85 4.1.2.5. Analisis Data Hasil TKPM Siklus II 86

4.1.2.6. Refleksi Siklus II 87

4.2. Temuan Penelitian 88

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 89

4.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 94

5.2. Saran 94


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 97 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 107 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 117 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 127

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 137

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 141

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 144

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 148

Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal 151

Lampiran 10. Soal Tes Kemampuan Awal 152

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Masalah Tes I 153 Lampiran 12. Teknik Penskoran Tes Kemampuan Awal 156 Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 158

Lampiran 14. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 160

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 162

Lampiran 16. Teknik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 166

Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 168

Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 170

Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 172

Lampiran 20. Teknik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 176

Lampiran 21 Rincian Keterangan Pedoman Penskoran Pada

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah 178

Lampiran 22. Observasi Guru Siklus I (Pertemuan I) 179 Lampiran 23. Observasi Guru Siklus I (Pertemuan II) 184 Lampiran 24 Observasi Guru Siklus II (Pertemuan III) 189 Lampiran 25 Observasi Guru Siklus II (Pertemuan IV) 194 Lampiran 26. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-A MTs Negeri Kisaran 199 Lampiran 27 Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Tes Awal 200

Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Siklus I 202

Lampiran 29 Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Siklus II 203

Lampiran 30 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Setiap Siklus 204

Lampiran 31 Tabel Penentuan Kemampuan Siswa Memecahkan

Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III dan IV TKPM I 206 Lampiran 32 Tabel Penentuan Kemampuan Siswa Memecahkan


(9)

xi

Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III dan IV TKPM II 208 Lampiran 33 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 210 Lampiran 34 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 211

Lampiran 35 Validasi Tes Awal 212

Lampiran 36 Validasi TKPM I 215

Lampiran 37 Validasi TKPM II 218

Lampiran 38 Daftar Nama Validator 221

Lampiran 39 Daftar Kegiatan Penelitian 222


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yag seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga didalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Menurut Trianto (2011) mengemukakan bahwa: “Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan”.

Selanjutnya Oemar Harmalik (2010) mengemukakan bahwa:

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian, akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat.

Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seharusnya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam Trianto, 2011) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran disekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, dan cerdas. Karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga Perguruan Tinggi karena matematika


(11)

2

merupakan salah satu penguasaan yang mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan belajar matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar dan mengkomunikasikan gagasan serta dapat mengembangkan aktifitas, kreatif dan pemecahan masalah, ini menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk dipelajari. Hal ini kemudian ditegaskan oleh Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009) bahwa:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dari generalisasi pengalaman , (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Selanjutnya ,Concroft (dalam Abdurrahman,2009) mengemukakan bahwa: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat,singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan brfikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran disekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang dipelajari disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar’’.

Uraian di atas menggambarkan betapa pentingnya matematika bagi siswa. Namun, kenyataaannya salah satu masalah dalam pembelajaran matematika di sekolah adalah rendahnya mutu pendidikan mtematika siswa dan matematika yang dianggap sulit.


(12)

3

Salah satu aspek yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar matematika siswa adalah rendahnya pemecahan masalah matematis siswa. Kemampuan pemecahan masalah merupakan proses untuk menerima tantangan dalam menjawab masalah. Tuntutan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kretivitas untuk menyajikan permasalahan-permasalahan untuk dikerjakan secara individu atau kelompok, yang dapat menstimulasi siswa untuk dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari.

Liebeck (dalam Abdurrahaman, 2009 ) “ Ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis dan penalaran matematis. Berdasarkan hasil belajar semacam ini maka Lerner ( dalam Abdurrahman, 2009 ) mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, (3) pemecahan masalah”.

Uraian diatas menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Rendahya kemampuan pemecahan masalah siswa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah penguasaan konsep siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa kurang bermakna. Pembelajaran hanya difokoskan pada bagaimana agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi, bukan pada bagaimana siswa memperoleh pengetahuan, sehingga, pengetahuan yang telah diterima dengan mudah terhapus dari memori siswa. Faktor lainnya adalah kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika serta proses belajar mengajar yang berpusat pada guru (teacher centered) yang menempatkan siswa sebagai penerima pasif.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk


(13)

4

pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi kelompok guna mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan pemecahan masalah matematika.

Ditinjau dari nilai ulangan harian matematika siswa kelas VIII-A yang dilaksanakan, dari 32 siswa yang mengikuti ulangan harian tersebut, hanya 14 siswa (43,75%) yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 76 dan masih terdapat 18 siswa yang tidak memenuhi KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih kurang memuaskan. Sejalan dengan hasil tes kemampuan awal yang diberikan peneliti, darihasil tes yang diberikan terhadap 32 orang siswa kelas VIII-A MTs Negeri Kisaran, dari 32 orang siswa yang mengikuti tes, diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 31,71 sebagai gambaran hasil belajar siswa. Sedangkan gambaran tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa secara penguasaan bahwa siswa yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah pada tingkat sangat tinggi terdapat 2 orang (6,25%), 0 orang (0%) siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 5 orang (15,625%) kemampuan sedang, dan 25 orang (78, 125%) memiliki tingkat kemampuan sangat rendah.

Dari data ini dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Penyebab rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah pada tes tersebut dikarenakan siswa kurang memahami konsep pemecahan masalah yaitu siswa tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal, dan siswa juga tidak dapat mengubah soal berbentuk verbal menjadi model matematika. Untuk memecahkan masalah seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan relevan yang didasarkan pada konsep pemecahan masalah. Guru harus melibatkan langsung siswa dalam proses penemuan konsep. Dari observasi terhadap beberapa siswa yang dilakukan, bahwa siswa pada awalnya telah beranggapan bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit.


(14)

5

Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di MTs Negeri Kisaran yang menyatakan bahwa : ”Sulitnya siswa memahami sebuah konsep materi matematika dan dimanipulasi untuk menjadi suatu solusi penyelesaian”. Berdasarkan pada observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran matematika di MTs Negeri Kisaran, pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada pola pembelajaran yang didominasi oleh guru. Keterlibatan siswa selama ini masih belum optimal.

Selain siswa, penguasaaan guru juga masih belum optimal dalam proses pendekatan pembelajaran. Apabila guru ingin mengajarkan matematika kepada siswa dengan baik dan berhasil maka guru harus menetapkan tujuan pembelajaran dan pendekatan apa yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisik. Tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam belajar.

Salah satu cara dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan penerapan teori Vygotsky. Teori Vygotsky lebih menekankan pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan menerapkan empat prinsip dalam proses pembelajarannya, yaitu sosiocultural, Zone Proximal of Development(ZPD),scaffolding, dan perkembangan mental berangkat dari bidang sosial ke bidang individu. Sehingga dengan menerapkan cara tersebut, siswa akan lebih mudah, cepat, dan mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapinya, mereka juga mampu memotivasi diri sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuan dan berusaha mencapai tujuan yang sudah direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa akan semakin baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Penerapan Teori Vygotsky Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII MTs Negeri Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014”.


(15)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah

3. Penguasaan guru terhadap berbagai pendekatan pembelajaran belum optimal.

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisa hasil penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa MTs Negeri Kisaran kelas VIII-A pada materi kubus dan balok dengan teori Vygotsky tahun ajaran 2013/2014”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Kesulitan – kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan Kubus dan Balok dalam pembelajaran dengan teori Vygotsky?

2. Apakah penerapan teori Vygotsky dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah pada materi kubus dan balok ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : “ Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menerapkan teori Vygotsky “.


(16)

7

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni :

1. Bagi guru/calon guru yaitu sebagai informasi mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang diajar dengan menerapkan teori Vygotsky pada materi kubus dan balok.

2. Bagi peneliti yaitu hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan teori belajar Vygotsky pada materi kubus dan balok maupun pokok bahasan yang lain dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bahan informasi bagi penelitian sejenis.

4. Bagi sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menerapkan teori belajar Vygotsky dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.


(17)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal kubus dan balok yaitu (1) siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal yang diberikan, (2) siswa tidak mampu mengubah soal menjadi model matematika, (3) siswa kurang memahami langkah-langkah penyelesaian yang ada pada pemecahan masalah, dan (4) siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

2. Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan teori Vygotsky pada materi kubus dan balok di kelas VIII-A MTs Negeri Kisaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi kubus dan balok, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II, yaitu Ketika peneliti melaksanakan tindakan siklus I, diperoleh presentase siswa mampu memecahkan masalah secara klasikal 71,875% dan Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus II, diperoleh presentase siswa mampu memecahkan masalah secara klasikal yaitu 87,5%, sehingga mencapai target penelitian dengan kriteria ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah matematika (85%) telah tercapai dan tindakan dihentikan


(18)

95

B. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian, yaitu:

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika MTs Negeri Kisaran, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran ini lebih inovatif. Untuk itu, disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan teori belajar Vygotsky sebagai alternatif. 2. Kepada siswa MTs Negeri Kisaran disarankan untuk lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih aktif karena guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.

3. Kepada Kepala MTs Negeri Kisaran, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru dalam menerapkan teori yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Sehingga penerapan teori belajar Vygotsky sebagai salah satunya.

4. Kepada peneliti, agar melanjutkan hasil perangkat penelitian ini untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan teori belajar Vygotsky pada pokok bahasan kubus dan balok ataupun pokok bahasan yang lain serta dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.


(19)

96

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Amustofa., (2009), Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika, http://amustofa70.wordpress.com

Arikunto, S., (2010),Dasar-Dasar Evaluasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suhardjono, Supardi.,(2012),Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara, Jakarta.

Branca., (2009), Pentingya kemampuan penyelesaian Masalah matematika, http://madfirdaus.wordpress.com

Budi, W. S., (2007), Matematika Jilid 2b untuk SMP Kelas VIII Semester 2, Erlangga, Bandung.

Dimyati, Mudjiono., (2009),Belajar dan Pembelajaran,Rineka Cipta, Jakarta. Hamdani., (2010),Strategi Belajar Mengajar, CV.Pustaka Setia, Bandung. Harmalik, O., (2010),Prose Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Kunandar., (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nurkancana, W., (1986), Menjadi Guru Profesional, Bumi Aksara, Jakarta.

Robert., (2010),Pengertian Pemecahan Masalah Matematika, http://robertmath4edu.wordpress.com

Rusman., (2010),Model-model Pembelajaran, Grafindo Persada, Jakarta. Sardiman., (2011),Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Grafindo Persada Slavin., (2003), Teori Belajar Vygotsky, http://rochmad-unes blogspot.com. Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Suprijono, A., (2012),Cooverative Learning, Pustaka Belajar,Yogyakarta. Syaban., (2008),Langkah-langkah Penyelesaian Masalah,

http:miftahulsakinah.wordpres.com

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta


(1)

Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di MTs Negeri Kisaran yang menyatakan bahwa : ”Sulitnya siswa memahami sebuah konsep materi matematika dan dimanipulasi untuk menjadi suatu solusi penyelesaian”. Berdasarkan pada observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran matematika di MTs Negeri Kisaran, pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada pola pembelajaran yang didominasi oleh guru. Keterlibatan siswa selama ini masih belum optimal.

Selain siswa, penguasaaan guru juga masih belum optimal dalam proses pendekatan pembelajaran. Apabila guru ingin mengajarkan matematika kepada siswa dengan baik dan berhasil maka guru harus menetapkan tujuan pembelajaran dan pendekatan apa yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisik. Tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam belajar.

Salah satu cara dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan penerapan teori Vygotsky. Teori Vygotsky lebih menekankan pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan menerapkan empat prinsip dalam proses pembelajarannya, yaitu sosiocultural, Zone Proximal of Development(ZPD),scaffolding, dan perkembangan mental berangkat dari bidang sosial ke bidang individu. Sehingga dengan menerapkan cara tersebut, siswa akan lebih mudah, cepat, dan mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapinya, mereka juga mampu memotivasi diri sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuan dan berusaha mencapai tujuan yang sudah direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa akan semakin baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Penerapan Teori Vygotsky Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII MTs Negeri Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014”.


(2)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah

3. Penguasaan guru terhadap berbagai pendekatan pembelajaran belum optimal.

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisa hasil penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa MTs Negeri Kisaran kelas VIII-A pada materi kubus dan balok dengan teori Vygotsky tahun ajaran 2013/2014”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Kesulitan – kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan Kubus dan Balok dalam pembelajaran dengan teori Vygotsky?

2. Apakah penerapan teori Vygotsky dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah pada materi kubus dan balok ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : “ Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan menerapkan teori Vygotsky “.


(3)

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya yakni :

1. Bagi guru/calon guru yaitu sebagai informasi mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang diajar dengan menerapkan teori Vygotsky pada materi kubus dan balok.

2. Bagi peneliti yaitu hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan teori belajar Vygotsky pada materi kubus dan balok maupun pokok bahasan yang lain dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bahan informasi bagi penelitian sejenis.

4. Bagi sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menerapkan teori belajar Vygotsky dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal kubus dan balok yaitu (1) siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal yang diberikan, (2) siswa tidak mampu mengubah soal menjadi model matematika, (3) siswa kurang memahami langkah-langkah penyelesaian yang ada pada pemecahan masalah, dan (4) siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

2. Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan teori Vygotsky pada materi kubus dan balok di kelas VIII-A MTs Negeri Kisaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi kubus dan balok, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II, yaitu Ketika peneliti melaksanakan tindakan siklus I, diperoleh presentase siswa mampu memecahkan masalah secara klasikal 71,875% dan Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus II, diperoleh presentase siswa mampu memecahkan masalah secara klasikal yaitu 87,5%, sehingga mencapai target penelitian dengan kriteria ketuntasan klasikal kemampuan pemecahan masalah matematika (85%) telah tercapai dan tindakan dihentikan


(5)

B. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian, yaitu:

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika MTs Negeri Kisaran, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran ini lebih inovatif. Untuk itu, disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan teori belajar Vygotsky sebagai alternatif. 2. Kepada siswa MTs Negeri Kisaran disarankan untuk lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih aktif karena guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.

3. Kepada Kepala MTs Negeri Kisaran, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru dalam menerapkan teori yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Sehingga penerapan teori belajar Vygotsky sebagai salah satunya.

4. Kepada peneliti, agar melanjutkan hasil perangkat penelitian ini untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan teori belajar Vygotsky pada pokok bahasan kubus dan balok ataupun pokok bahasan yang lain serta dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Amustofa., (2009), Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika, http://amustofa70.wordpress.com

Arikunto, S., (2010),Dasar-Dasar Evaluasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suhardjono, Supardi.,(2012),Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara, Jakarta.

Branca., (2009), Pentingya kemampuan penyelesaian Masalah matematika, http://madfirdaus.wordpress.com

Budi, W. S., (2007), Matematika Jilid 2b untuk SMP Kelas VIII Semester 2, Erlangga, Bandung.

Dimyati, Mudjiono., (2009),Belajar dan Pembelajaran,Rineka Cipta, Jakarta. Hamdani., (2010),Strategi Belajar Mengajar, CV.Pustaka Setia, Bandung. Harmalik, O., (2010),Prose Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Kunandar., (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nurkancana, W., (1986), Menjadi Guru Profesional, Bumi Aksara, Jakarta.

Robert., (2010),Pengertian Pemecahan Masalah Matematika, http://robertmath4edu.wordpress.com

Rusman., (2010),Model-model Pembelajaran, Grafindo Persada, Jakarta. Sardiman., (2011),Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Grafindo Persada Slavin., (2003), Teori Belajar Vygotsky, http://rochmad-unes blogspot.com. Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Suprijono, A., (2012),Cooverative Learning, Pustaka Belajar,Yogyakarta. Syaban., (2008),Langkah-langkah Penyelesaian Masalah,

http:miftahulsakinah.wordpres.com

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta


Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP MATERI KUBUS DAN BALOK

0 1 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK

0 0 8

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MMP DIPADU DENGAN STRATEGI SSCS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK SMP NEGERI 5 BATANG

0 2 6

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK DI MTS DARUL FALAH TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Matematika - PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK DI MTS DARUL FALAH TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutiona

0 6 29

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS KELAS IV SD WONOKETINGAL 1

0 0 18

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD 1 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA BERDASARKAN TEORI JOHN DEWEY PADA MATERI TRIGONOMETRI

1 3 8