PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN
DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA
DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Oleh:
Eva Susanti Tambunan
NIM 4111141006
Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


RIWAYAT HIDUP

Eva

Susanti

Tambunan

dilahirkan

di

Kota

Padangsidimpuan,

Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan pada tanggal 02 Juli 1993. Ayah bernama Mangiring Tambunan, S.Pd

dan ibu bernama Yuditha Lumban Tobing, dan merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Pada
tahun 1998, penulis masuk TK St. Bernadetta Padangsidimpuan. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD St. Xaverius Padangsidimpuan dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Kesuma Indah Padangsidimpuan dan lulus tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis
melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 6 Padangsidimpuan dan lulus tahun 2011. Pada tahun 2011,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus pada tanggal 19 Juni 2015.

v

KATA PENGANTAR

Tiada kata terindah yang patut penulis ucapkan selain puji dan syukur
kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan kasihNya, yang memberikan
semangat dan sukacita kepada penulis, sehingga skrisi ini dapat diselesaikan
sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses
Sains Dasar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry dan Direct Instruction
pada Sub Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan
Tahun Pembelajaran 2014/2015”. Disusun untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sejak awal sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Zulkifli Simatupang, M.Pd, selaku penguji sekaligus
ketua jurusan Biologi, Ibu Aida Fitriyani Sitompul, S.Pd, M.Si, dan Bapak Wasis
Wuyung Wisnu Brata, S.Pd, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran perbaikan mulai dari rencana penelitian
sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku pembimbing akademik, Ibu Dra. Hj.
Cicik Suryani selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi, dan seluruh Bapak Ibu
dosen beserta staf pegawai jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah
membantu penulis. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Muda Mikael Ginting, S.Pd, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Santo
Thomas 3 Medan, Bapak Leontinus Simanungkalit, S.Pd selaku guru Biologi
SMA Santo Thomas 3 Medan, Bapak Ibu guru beserta staf tata usaha, dan seluruh
siswa kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

ayahanda M. Tambunan, S.Pd dan ibunda Y. Lumban Tobing yang tiada henti

vi

memberikan doa, cinta, semangat, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada
penulis. Kakak tersayang Lusi Rosita Tambunan dan adik termanja Anggi Tri
Gracia Tambunan yang selalu menguatkan lewat penghiburan. Seluruh keluarga
besar Tambunan-Tobing. Pasukan SUKARLIB yang selalu memberikan
“motivasi” (Dindaku, Idaku, Christinku, Deboku, Kak Sofiku, Siharku, dan
Tulang Deanku). Abang-abang angkat (Bang Okto, Bang Tohap, Bang Bosra,
Bang Fajar). Terkhusus kepada Bang Fernandus Sianipar yang selalu hadir dalam
doa dan tidak pernah berhenti memberikan semangat. Terimakasih juga kepada
UKMKP, yang selalu mendukung pertumbuhan rohani. Koordinasi UP-FMIPA
2015 (Vinenda, Reni P, Febriana, Andy, Sirma, Rina, Dwi, Heydi, Saut, Robertus,
Renny, Rika). Tim Doa UP-FMIPA 2013 (Kak Anni, Kak Debora, Riskana). PKK
tercinta (Kak Isana dan bang Setia) yang selalu mendoakan dan memberi nasihat,
Kelompok Tumbuh Bersama: Exallomai SG (Andy, Ayu, Dwi) yang selalu setia
menguatkan. Adik-adik Praise SG (Rehulina, Sophia, Sari, Henry, Rionaldo) yang
paling perhatian dan paling manja, serta adik-adik Khinoas SG (Susi, Okto,
Subhanri, Gibert, Ido, Fery) yang selalu heboh dengan canda tawanya.

Teristimewa keluarga besar Biologi Dik A 2011 yang telah membuat kehidupan
perkuliahan semakin lebih berwarna dan kepada teman-teman PPLT SMAN 1
Kabanjahe 2011.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini. Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca, demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya dalam dunia
pendidikan.
Medan,
Penulis

Eva Susanti Tambunan
NIM. 4111141006

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
DASAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN
DIRECT INSTRUCTION PADA SUB MATERI SISTEM INDRA

DI KELAS XI IPA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Eva Susanti Tambunan (4111141006)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan (1) Hasil Belajar
Biologi Siswa, (2) Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction
pada sub materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan.
Populasi penelitian berjumlah tiga kelas dan sampel penelitian sebanyak dua
kelas, yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran inquiry dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran direct instruction. Instrumen pengumpulan data
menggunakan: (1) Tes hasil belajar dengan bentuk pilihan berganda sebanyak 30
item, dan (2) Tes Keterampilan Proses Sains Dasar sebanyak 10 item. Metode
penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan
uji-t satu pihak pada taraf signifikan α = 0,01.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Ada perbedaan yang sangat
signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

inquiry 84 ± 6,79 ( X ± SD) dan model pembelajaran direct instruction 80 ± 5,27,
dengan thitung 5,62 dan ttabel 2,38 (2) Ada perbedaan yang sangat signifikan
Keterampilan Proses Sains Dasar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
inquiry 86,9 ± 11,17 ( X ± SD) dan model pembelajaran direct instruction 73,2 ±
12,5, dengan thitung 4,92 dan ttabel 2,38. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar
dan Keterampilan Proses Sains Dasar siswa dengan model pembelajaran inquiry
lebih baik dari model pembelajaran direct instruction.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Inquiry, Model Pembelajaran Direct
Instruction, Keterampilan Proses Sains Dasar, Hasil Belajar Biologi

iv

THE DIFFERENCES OF STUDENT’S LEARNING OUTCOMES AND
SCIENCE PROCESS SKILLS WITH INQUIRY LEARNING AND
DIRECT INSTUCTION LEARNING AT THE SUBJECT
MATTER OF SENSORY SYSTEM IN CLASS XI IPA
SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN
IN THE ACADEMIC YEAR
2014/2015
Eva Susanti Tambunan (4111141006)


ABSTRACT
This research aims to know the difference: (1) Student’s Biology Learning
outcomes (2) Science Process Skills with inquiry learning and direct instruction
learning at the subject matter of the Sensory System in class XI IPA SMA Santo
Thomas 3 Medan. The population in this study amounted three classes and
research sample was as much as two classes, X IPA 2 as class with Inquiry
Learning and XI IPA 3 as class with Direct Instruction Learning. The data
collection instruments by using: (1) Test student learning outcomes in the form of
the 30 multiple choice items, and (2) Test students Science Process Skills in the
form of the 10 multiple choice items. This research method is quasi experiment
with data analysis techniques using independent one-sample t-test at the level of
significance α = 0.01.
This research result showed: (1) There is significant difference on student
learning outcomes who learned by using Inquiry Learning 84 ± 6.79 ( X ± SD)
and Direct Instruction Learning 80 ± 5.27, with tcount 7.62 and ttable 2.38 (2) There
is significant difference on students Science Process Skills who learned by using
Inquiry Learning 86.9 ± 11.17 ( X ± SD) and Direct Instruction Learning 73.2 ±
1.5, with tcount 4.92 and ttable 2.38 Based on the results, the student’s learning
outcomes and Science Process Skills with Inquiry Learning that be though by the

Direct Instruction.
Keywords: Inquiry Learning, Direct Instruction, Science Process Skills, Biology
Learning Outcomes

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
v
vii

ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
3
4
4
4
5
5


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
2.1.1.1. Ciri-Ciri Prinsip Belajar Tuntas
2.1.1.2. Penerapan di Kelas
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3. Keterampilan Proses Sains (KPS)
2.1.3.1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses
2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri Biologi
2.1.4.1. Tahap Pembelajaran
2.1.4.2. Penerapan di Kelas
2.1.5. Model Pembelajaran Direct Instruction
2.1.5.1. Prosedur Pelaksanaan Direct Instruction
2.1.6. Taksonomi Bloom
2.1.7. Materi Pelajaran
2.2. Kerangka Berpikir
2.3. Hipotesis Penelitian

7
7
7
9
11
11
13
19
22
26
28
29
30
34
42
44

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Desain Penelitian
3.5. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
3.6. Instrumen Penelitian
3.6.1. Uji Validitas
3.6.2. Uji Reliabilitas
3.6.3. Uji Daya Beda
3.6.4. Uji Indeks (Tingkat Kesukaran)
3.7. Teknik Pengumpulan Data
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Normalitas
3.8.2. Uji Homogenitas
3.8.3. Uji Hipotesis

45
45
45
46
47
48
51
52
52
53
53
53
53
54
55

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.1. Data Hasil Belajar Siswa
4.1.2. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa
4.1.3. Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa Berdasarkan Indikator
4.1.3.1. Hasil Uji-t KPSD berdasarkan Indikator
4.2. Uji Hitotesis
4.2.1. Deskripsi Hasil Uji Prasyarat Data
4.2.1.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar
4.2.1.2. Uji Normalitas Data Keterampilan Proses Sains Dasar
4.2.1.3. Uji Homogenitas Data
4.2.2. Data Hasil Belajar Siswa
4.2.3. Data Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa
4.3. Tingkat Ketercapaian Indikator
4.3.1. Ketercapaian Indikator Hasil Belajar
4.3.2. Ketercapaian Indikator Keterampilan Proses Sains
4.4. Pembahasan Hasil
4.4.1. Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar
4.4.2. Model Pembelajaran Inkuiri terhadap KPSD

56
56
57
58
59
60
60
60
61
62
62
64
66
66
67
68
68
70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

72
72

DAFTAR PUSTAKA

74

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Penerapan Mastery Learning

9

Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Indikatornya

17

Tabel 2.3 Pembelajaran Inkuiri

25

Tabel 2.4 Tahap Pembelajaran Inkuiri

26

Tabel 3.1 Desain Penelitian Hasil Belajar Biologi

46

Tabel 3.2 Desain Penelitian Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar

46

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains Dasar

48

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

49

Tabel 3.5 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar

50

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Siswa

57

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar

57

Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Hasil Belajar

66

Tabel 4.4 Ketercapaian Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar

67

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Susunan Saraf pada Kulit

35

Gambar 2.2 Penampang Kulit Manusia

36

Gambar 2.3 Letak Papilla pada Lidah Manusia

37

Gambar 2.4 Fungsi Lidah Manusia

38

Gambar 2.5 Penampang Mata Manusia

40

Gambar 4.1 Rata-Rata KPSD ditinjau dari Aspek Indikator

58

Gambar 4.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa

63

Gambar 4.3 Perbedan Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa

64

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1 Silabus

76

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

78

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

87

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa

91

Lampiran 4 Soal Tes Hasil Belajar dan KPS

95

Lampiran 5 Lembar Jawaban

100

Lampiran 6 Uji Validitas Soal

101

Lampiran 7 Prosedur Perhitungan Validitas

102

Lampiran 8 Uji Reliabilitas

105

Lampiran 9 Prosedur Perhitungan Reliabilitas

106

Lampiran 10 Uji Tingkat Kesukaran Soal

107

Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

108

Lampiran 12 Kelompok Atas-Kelompok Bawah

109

Lampiran 13 Uji Daya Beda Tes

110

Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda Tes

111

Lampiran 15 Data Hasil Belajar

113

Lampiran 16 Data Hasil Keterampilan Proses Sains Dasar

114

Lampiran 17 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Pretes

116

Lampiran 18 Uji Normalitas dan Homogenitas Pretes

118

Lampiran 19 Uji Hipotesis Pretes

124

Lampiran 20 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Postes

126

Lampiran 21 Uji Normalitas dan Homogenitas Postes

128

Lampiran 22 Uji Hipotesis Postes

134

Lampiran 23 Uji Hipotesis KPS Berdasarkan Indikator

138

Lampiran 24 Tabel Harga Kritik Korelasi Product Moment

142

Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors

143

Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F

144

Lampiran 27 Nilai-Nilai dalam Distribusi t

146

Lampiran 28 Tabel Wilayah Luar di Bawah Kurva Normal 0 ke Z

147

Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian

148

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental
(Hasbullah, 2009).
Bruner dalam Nasution (1988), proses belajar dapat dibedakan tiga fase
episode, yakni informasi, transformasi, evaluasi. Dalam tiap pelajaran kita
memperoleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah
dimiliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang
bertentangan dengan apa yang telah diketahui sebelumnya. Informasi yang
diperoleh harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang
lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
Kemudian dinilai manakah pengetahuan yang diperoleh dan yang telah
ditransformasikan yang dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Pembelajaran Biologi di SMA Santo Thomas 3 Medan memperlihatkan
proses pembelajaran yang masih “teacher centered”, yaitu semua kegiatan
pembelajaran terpusat kepada guru. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran yang masih direct instruction (model pembelajaran secara
langsung). Akibatnya, aktivitas siswa terbatas pada kegiatan mendengar ceramah
guru, menghafal materi, mencatat materi, dan mengerjakan soal-soal di Lembar
Kerja Siswa (LKS). Siswa masih kurang mampu menjelaskan kembali materi
yang telah dipelajari dan masih terbatas dalam memberikan contoh yang bekaitan
dengan materi. Sejalan dengan hal tersebut, Keterampilan Proses Sains Dasar
yang dimiliki siswa juga masih kurang. Hal ini disebabkan karena siswa masih

jarang dan belum terlalu luas menggali dan memahami materi pelajaran yang
diberikan guru.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan dan cenderung
melakukan aktivitas di luar pembelajaran. Pembelajaran dengan model
eksperimen jarang digunakan, sehingga siswa lebih banyak duduk dan belajar di
dalam kelas. Selain itu, sebagian besar nilai ulangan harian siswa masih belum
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu sebesar 75 untuk mata
pelajaran Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar dan keterampilan
proses sains dasar siswa masih rendah, sehingga perlu dilakukan remedial untuk
meningkatkan nilai siswa.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang optimal. Salah satu upaya adalah
dengan menerapkan model pembelajaran modern, yang bersifat “student
centered”. Penerapan suatu model pembelajaran akan menentukan pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah disusun. Pemilihan suatu model pembelajaran
harus disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang menjadi objek
pembelajaran.
Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Pembelajaran ini sering juga dinamakan heuristic, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama pembelajaran inkuiri. Pertama, menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief). Dengan demikian, inquirymenempatkan guru bukan sebagai sumber
belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Ketiga, tujuan

dari penggunaan pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kristis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, siswa tidak
hanya dituntut agar menguasai materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya (Sanjaya, 2006).
Model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan
Keterampilan Proses Sains Dasar siswa di SMA Santo Thomas 3 Medan. Untuk
itu, perlu melakukan penelitian tentang Perbedaan Hasil Belajar dan Keterampilan
Proses Sains Dasar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry dan Direct
Instruction pada Sub Materi Sistem Indra di Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

1.2.Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan berdasarkan uraian latar
belakang adalah sebagai berikut:
a. Hasil belajar biologi siswa masih rendah, yaitu sebesar 25% siswa masih
memiliki nilai ulangan harian di bawah KKM (nilai 75 untuk mata pelajaran
Biologi), sedangkan 30% siswa lainnya masih belum dapat menjelaskan
kembali materi pelajaran yang telah diajarkan
b. Soal-soal yang dibahas dalam ulangan harian biologi masih belum valid dan
reliabel, sehingga siswa sulit dalam memahami soal
c. Siswa masih memiliki daya ingat (retention rate) yang rendah, karena siswa
cenderung lebih menghafal tanpa memaknai proses perolehannya, dan jarang
untuk mengulang kembali pelajaran di rumah
d. Pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk dimensi proses kognitif yang
rendah, sedangkan proses kognitif yang tinggi jarang dilakukan
e. Pembelajaran dengan menggunakan model inquiry masih jarang diterapkan
dalam pembelajaran

1.3.Batasan Masalah
Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan, maka
peneliti membatasi masalah hanya pada perbedaan hasil belajar dan Keterampilan
Proses

Sains

Dasar

siswa

(hanya

pada

bagian

mengamati/observasi,

mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan/interpretasi) siswa dengan model
pembelajaran inquiry dan direct instruction pada sub materi Sistem Indra (Indra
Peraba, Indra Perasa, dan Indra Penglihatan) di kelas XI IPA SMA Santo Thomas
3 Medan.

1.4.Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian adalah:
a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction pada
materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015?
b. Apakah terdapat perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct
instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?

1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar belajar biologi siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct
instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas 3
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
b. Untuk mengetahui perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar siswa
yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran
direct instruction pada materi Sistem Indra Kelas XI IPA SMA Santo Thomas
3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai
pihak, antara lain:
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian bermanfaat sebagai bahan informasi bagi calon guru pada umumnya
dan khususnya bagi peneliti dalam meningkatkan kemampuan dalam
melakukan penelitian pendidikan dan meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan model pembelajaran inquiry untuk pelajaran Biologi.
b. Bagi Siswa
Melalui pelakasanaan penelitian ini, siswa diharapkan terbiasa belajar aktif
dan tidak malu untuk menanyakan bagian pelajaran yang kurang dipahami.
Siswa juga diharapkan untuk lebih mandiri dalam menemukan sendiri solusi
untuk beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian bermanfaat sebagai sarana informasi dan sebagai sumbangan
pemikiran dalam upaya memperbaiki kegiatan pembelajaran di sekolah.

1.7.Defenisi Operasional
Inquiry merupakan proses bagi siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,
dan menarik kesimpulan. Dalam pembelajaran inquiry, siswa terlibat secara
mental dan secara fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan
kata lain, siswa akan menjadi terbiasa berperilaku saintifis.
Pembelajaran model inquiry biologi terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai
berikut:
a. Investigasi
Siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang perlu dilakukan
kajian dan guru merancang bahan ajar yang mampu merangsang siswa untuk
melakukan pengkajian lebih lanjut terhadap permasalahan yang ada.

b. Penentuan Masalah
Siswa didorong untuk mampu memetakan permasalahan yang ada. Dari datadata yang telah dikumpulkan, siswa didorong untuk memetakan permasalahan.
c. Identifikasi Masalah
Siswa

melakukan

identifikasi

dan

memverifikasi

permasalahan,

mengembangkan hipotesis, mencari berbagai alternatif pemecahan masalah,
dan mengembangkan kesimpulan sementara.
d. Penyelesaian Masalah
Siswa didorong untuk mencari pemecahan masalah yang paling tepat dan
harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling baik dan tepat
untuk menyelesaikan soal yang ada.
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses sains. Kaitannya
dengan keterampilan proses dalam pembelajaran, guru menciptakan bentuk
kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai
pengalaman. Karena kelebihan keterampilan proses membuat siswa bersifat
kreatif, aktif, terampil dalam berpikir, dan terampil dalam memperoleh
pengetahuan. Dengan keterampilan, maka siswa dapat mengasah pola berpikirnya
sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan intelektual memicu siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual melibatkan siswa dalam
menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat. Sedangkan
keterampilan sosial merangsang siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penerapan model
pembelajaran inquiry dan model pembelajaran direct instruction di kelas XI SMA
Santo Thomas 3 Medan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan antara siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry dan siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran direct instruction di kelas XI SMA Santo Thomas
3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hasil belajar biologi siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry sangat signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran direct instruction.
2. Terdapat perbedaan hasil Keterampilan Proses Sains Dasar yang sangat
signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry
dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction di
kelas XI SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Hasil
Keterampilan Proses Sains Dasar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran inquiry sangat signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran direct instruction.

5.2.Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
penulis mengajukan beberapa saran antara lain:
1. Kepada guru biologi, diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran
inquiry pada sub materi sistem indra, dikarenakan materi sistem indra banyak
terdapat masalah-masalah yang nyata yang dapat membuat siswa berpikir
kritis untuk memecahkan suatu masalah dan mencari sendiri solusi untuk
setiap permasalahan yang diberikan kepada siswa, sehingga hasil belajar dan
Keterampilan Proses Sains Dasar siswa menjadi lebih baik.

2. Kepada mahasiswa calon guru, diharapkan menggunakan model pembelajaran
inquiry dalam pembelajaran tertentu, sehingga proses belajar mengajar
menjadi lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara
Hadiana, Rosiani. (2011). Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Holil,

Anwar. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, diakses
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html.
Februari 2015)

dari
(7

Irwandi. (2009). Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi
melalui Strategi Inquirydan Masyarakat Belajar pada Siswa dengan
Kemampuan Awal Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif di SMA
Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Kependidikan Triadik, 12 (1): 35
Nasution. (1988). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: PT Bina Aksara
National Sience Teachers Association (NSTA). (2007). The Many Faces of
Inductive Teaching and Learning. Journal of College Science Teaching, 36
(5): 14
Nurhayati, Nunung. (2008). Biologi Bilingual. Bandung: CV. Yrama Widya
Parr, Brian. (2004). Inquiry Based Instruction in Secondary Agricultural
Education: Problem-Solving-an Old Friend Revisited. Journal of
Agricultural Education, 45 (4): 107
Purnomo, Sudjino., Trijoko., Hadisusanto. (2009). Biologi. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Rooijakkers. (1991). Mengajar dengan Sukses (Petunjuk untuk Merencanakan
dan Menyampaikan Pengajaran). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Rusche, S. N., and Jason, K. (2011). You Have to Absorb Yourself in It: Using
Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-Knowledge.
Teaching Sociology, 39 (4): 338-35

Rustaman, Nurryani. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran
Inquirydalam Pendidikan Sains. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Sanderson, Sarah., Tanya Gupta., Kimberly Penning. (2008). Aerobic and
Anaerobic Respiration (Inquiry Compared to Traditional Pedagogical
Approaches. Iowa Science Teachers Journal, 35 (3): 22
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group
Semiawan, Conny., Tangyong., Belen., Yulaelawati Matahelemual. (1985).
Pendekatan Keterampilan Proses (Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam
Belajar?). Jakarta: PT Gramedia
Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan). Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsindo
Suryosubroto. (1997). Proses Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Syaefudin, Udin. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi
Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Wena, Made. (2013). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara
Zion, Michal., Ornit Spektor., Yotam Orchan., Assaf Shwartz., Irit Sadeh., Salit
Kark. Tracking Invasive Birds: A Programme for Implementing Dynamic
Open Inquiry Learning and Conservation Education. Journal of Biological
Education, 45 (1): 3-12

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANGUIDED INQUIRY DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

0 12 64

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI CAHAYA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR T.P. 2012/2013

0 8 43

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION (DI)

0 10 77

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN EKSPOSITORI DENGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII MTSN 1 MATARAM TAHUN AJARAN 20142015

0 0 7

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INTRUCTION TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI SEGI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

0 0 18

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SUB MATERI SPERMATOPHYTA DI SMA

0 1 13

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI KELAS XI SMA

1 1 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY DAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMPN 3 PALANGKA RAYA

1 2 24