IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE Implementasi Model Pendidikan Pesantren di Al Wustho Islamic Digital Boarding College Cemani Sukoharjo.

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN
DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE
CEMANI SUKOHARJO

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
Dedy Ariyanto
NIM: G000100141
NIRM: 10/X/02.2.1/T/4446

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN
DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE

CEMANI SUKOHARJO
Dedy Ariyanto
G 000 100 141
Fakultas Agama Islam
ABSTRAK
Model pendidikan pesantren menjamur jauh sebelum lembaga pendidikan
formal didirikan di Indonesia, sehingga kontribusinya sangat besar dalam
pembangunan bangsa ini. Besarnya peran dan fungsi pesantren menjadi perhatian
tersendiri bagi para pegiat dunia pendidikan –khususnya pendidikan Islam- untuk
terus mempertahankan eksistensinya. Bahkan tidak hanya mempertahankan, tapi
juga mengembangkannya. Model pendidikan pesantren yang beraneka ragam
coraknya yang kita temukan saat ini menjadi bukti hasil pengembangan tersebut.
Maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam dan menulisnya
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pendidikan Pesantren di
Al Wustho Islamic Digital Boarding College Cemani Sukoharjo”.
Dalam penelitian ini masalah yang dikaji adalah bagaimana implementasi
model pendidikan pesantren di Al Wustho Islamic Digital Boarding College
Cemani Sukoharjo, serta apa saja kelebihan dan kekurangannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikanimplementasi model pendidikan pesantren di Al
Wustho Islamic Digital Boarding College serta menemukan kelebihan dan

kekurangannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil latar di Al
Wustho Islamic Digital Boarding College Cemani Sukoharjo. Metode
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis induktif.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Al Wustho
Islamic Digital Boarding College adalah lembaga pendidikan Islam (pesantren)
yang menggabungkan konsep keislaman dan keterampilan. Kurikulum
pendidikannya mengacu pada dua kompetensi yaitu: programer dan entrepreneur.
Pola pembelajarannya menggunakan active learning dalam bentuk grouping.
Materi-materi pelajaran diberikan dalam bentuk tutorial multimedia interaktif
sehingga santri belajar secara mandiri. Kelebihan model pendidikannya adalah:
masa pendidikan yang singkat dan penekanan pada pendidikan keterampilan dan
jiwa entrepreneur. Adapun kekurangannya adalah: kurangnya pendampingan dari
pembimbing, terbatasnya waktu sehingga santri tidak dapat mengeksplore lebih
dalam materi-materi yang telah diajarkan, dan adanya beberapa santri yang kurang
disiplin dalam menjalankan peraturan.
Kata kunci: Pesantren, Model Pendidikan, Al Wustho Islamic Digital
Boarding College


PENDAHULUAN

luput

Latar Belakang Masalah

perkembangan,
kurikulum,

Pesantren merupakan institusi
pendidikan

Islam

tertua

dari

dan


baik

hal

sistem

kelembagaan

di

perubahan
dalam

pengajaran,

dan

berbagai

lainnya.


Perubahan-

indonesia.1 Ia lahir dari satu kearifan

komponen

lokal (local wisdom) nusantara yang

perubahan ini kemudian melahirkan

telah bertahan secara eksistensial

pola serta model pesantren yang

selama berabad-abad. Pesantren terus

sangat beragam dan berbeda sesuai

hidup, tumbuh dan berkembang dari


dengan keberagaman dan perbedaan

masa

kultur masyarakat tempat pesantren

ke

masa

perkembangan

sejarah

mengikuti

tersebut

bangsa


berada.

Dalam

hal

Indonesia yang selalu mengalami

kurikulum dan sistem pengajaran,

perubahan dalam berbagai bidang.

pesantren mengalami transformasi
yang luar biasa, dari sebatas adanya

Kehadiran pesantren sebagai
merupakan

kyai dan beberapa orang santri yang


modal besar bagi bangsa ini, karena

mempelajari agama Islam dengan

peran

bisa

kurikulum dan sistem pengajaran

dipungkiri memberikan andil besar

tradisional sampai kepada pesantren

dalam setiap fase sejarah bangsa ini.

yang

lembaga


pendidikan

pesantren

Seiring

yang

dengan

tak

formal,

perubahan

memiliki
bahkan


sekolah-sekolah
sampai

tingkat

perguruan tinggi dengan kurikulum

zaman, maka pesantrenpun tidak

dan sistem pengajaran yang sudah

1

H.M. Ridlwan Nasir,Mencari
Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok
Pesantren di Tengah Arus Perubahan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
83.

tersusun dengan sistematis.


1

Al Wustho Islamic Digital

Wustho Islamic Digital Boarding

Boarding College adalah pesantren

College?

yang memiliki ciri khas tersendiri

2. Apa kelebihan dan kekurangan

yang tidak ada pada pesantren pada

model pendidikan di Al Wustho

umumnya. Konsep pendidikannya

Islamic

menggabungkan

College?

keislaman

pendidikan

dan

keterampilan.

Boarding

Tujuan Penelitian

Kurikulumnya mengacu pada dua
materi

Digital

a. Untuk

pokok,

implementasi

mendeskripsikan
pendidikan

pertamaprogrameryaitu penguasaan

pesantren di Al Wustho Islamic

media teknologi hardware maupun

Digital Boarding College.

software; kedua, tumbuhnya jiwa
entrepreneur

b. Untuk menemukan kelebihan dan

skill

kekurangan model pendidikan Al

dalam menjual produk ataupun jasa

Wustho Islamic Digital Boarding

secara online atau offline. Beberapa

College.

hal

diatas

dan

adalah

memiliki

yang

penulis

Kajian Pustaka

dapatkan dari studi pendahuluan

Dalam kajian pustaka ini,

yang dilakukan di pesantren digital

penulis perlu melakukan tinjauan

Al Wustho.

beberapa penelitian maupun literatur-

Rumusan Masalah

literatur skripsi yang ada kaitannya

1. Bagaimana
pendidikan

implementasi
pesantren

di

dengan tema yang akan peneliti

Al

sajikan dalam penelitian ini.

2

1. Skripsi yang ditulis oleh Ary

berbagai

universitas

negeri

Haryanto Putro (FAI UMS, 2014)

maupun swasta di dalam ataupun

dengan judul “Pendidikan Pondok

luar negeri.

Pesantren Ta’mirul Islam Telaah

2. Dewi Sriyanti (FAI UMS, 2013)

Historis dari Tahun 2003 s/d

dalam skripsinya yang berjudul

2012”.

“Pondok Pesantren Modern Islam

Hasil

menyimpulkan
pesantren

penelitiannya
bahwa

pondok

Ta’mirul

Islam

Assalam

dan

Pengembangan

Institusi 2004-2012 Study Empiri”

memakai pola pondok modern

menjelaskan

berasrama

Pesantren Modern Islam Assalam

tetapi

tidak

bahwa

Pondok

mengesampingkan pembelajaran

adalah

yang diterapkan di pondok salaf.

pesantren

Adapun sistem pendidikan yang

menghasilkan kader umat yang

diterapkan adalah: 1) pendidikan

mempunyai kemampuan di bidang

KMI selama 6 tahun (setara SMP

ilmu

dan SMA) dengan sistem asrama.

mengikuti

2) Kurikulum yang dipakai adalah

pengetahuan,

gabungan kurikulum Gontor dan

teknologi dan informasi. Adapun

Kemendiknas/Kemenag.

3)

dalam pengembangan institusi,

Bahasa harian dalam lingkungan

PPMI Assalam yang mulanya

Pondok Pesantren adalah bahasa

hanya MTs, Takhasus, MA dan

Arab dan Inggris. 4) Lulusan

SMA, sekarang telah mendirikan

dapat

SMK Assalam.

melanjutkan

studi

di

3

lembaga

pendidikan

modern

agama

dan

yang

kemampuan

perkembangan
sains

ilmu

modern,

3. Muhimatul Farokha (FAI UMS,
2011)

dalam

skripsinya

“Konsep

berjudul

Dari

penelusuran

skripsi

yang

diatas, belum ada yang melakukan

Pendidikan

penelitian di Al Wustho Islamic

Pesantren dalam Perspektif Prof.

Digital

Dr.

Madjid”

membahas tentang model pendidikan

perlunya

pesantren tersebut. Oleh karena itu,

konsep

kiranya dapat dijadikan alasan bahwa

Nurcholish

menjelaskan
merumuskan

ulang

Boarding

College

yang

pendidikan pesantren agar sesuai

penelitian ini layak dilakukan.

dengan tantangan dan kebutuhan

Kerangka Teoritik

kehidupan

1. Model Pendidikan Pesantren

modern

sehingga

eksistensi pesantren tetap terjaga

Model

dan tidak hilang. Adapun poin-

nusantara

poin yang menjadi perhatiannya

dikembangkan

adalah:

pertama,

kurikulum

pendidikan

yang

pertama
adalah

khas
kali
model

pendidikan surau di Minangkabau

sebagai muatan pendidikan harus

atau

memadukan

pendidikan

dikenal luas di Jawa.2 Model

pengembangan

pendidikan pesantren ini telah

ilmu pengetahuan dan teknologi.

eksis di tengah masyarakat selama

Kedua,

di

enam abad (mulai abad ke-15

pesantren hendaknya menerapkan

hingga sekarang) dan sejak awal

model

berdirinya

keislaman

dan

kepemimpinan

kepemimpinan

yang

pondok

pesantren

yang

menawarkan

kolektif dan demokratis.
2

Nurhayati Djamas, Dinamika
Pendidikan
Islam
di
Indonesia
Pascakemerdekaan(Jakarta: Rajawali Pers,
2009), hlm. 195.

4

pendidikan kepada mereka yang

ibadah berupa masjid. M. Arifin

masih

sebagaimana

buta

pernah

huruf.

menjadi

Pesantren

Qomar

satu-satunya

dikutip

Mujamil

mendefinisikan

pendidikan

milik

pesantren

masyarakat

pribumi

yang

pendidikan Islam yang tumbuh

memberikan

kontribusi

institusi

serta

sangat

adalah

bahwa

diakui

oleh

lembaga

masyarakat

membentuk

sekitar, dengan sistem asrama

masyarakat melek huruf (literacy)

(komplek) dimana para santri

dan

menerima

besar

dalam

melek

budaya

(cultural

literacy).3

pendidikan

agama

melalui sistem pengajian atau

Potret

pesantren

madrasah

pada

yang

sepenuhnya

dasarnya adalah sebuah asrama

berada dibawah kedaulatan dari

pendidikan Islam dimana para

leadership seorang atau beberapa

siswanya tinggal bersama dan

orang kyai dengan ciri khas yang

belajar

bersifat

ilmu-ilmu

keagamaan

karismatik

serta

independen dalam segala hal.4

dibawah bimbingan guru yang

Sebagai

lebih dikenal dengan sebutan kyai.

lembaga

Asrama untuk para siswa tersebut

pendidikan, pesantren mempunyai

berada dalam komplek pesantren

ciri khas yang membedakannya

dimana kyai bertempat tinggal.

dengan lembaga pendidikan lain.

Disamping itu juga ada fasilitas

Ciri

khas

tersebut

menunjukkan
3

Mujamil Qomar, Pesantren dari
Transformasi
Metodologi
Menuju
Demokratisasi Institusi (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2007), hlm. xiii.

4

5

Ibid, hlm 2.

sekaligus
unsur-unsur

yang

menyebut unsur pengajaran kitab

mendidik dan mengajar, santri

Islam klasik, tetapi menggantinya

yang belajar, dan masjid.5 Tiga

dengan unsur ruang belajar, aula

unsur ini mewarnai pesantren

atau bangunan-bangunan lain.7

pokoknya,

yaitu:

kyai

Dalam

pada awal berdirinya atau bagi
pesantren-pesantren kecil

hal

pembelajaran,

yang

metode
pesantren

belum mampu mengembangkan

mempunyai metode yang khas

fasilitasnya. Kemudian pesantren

yaitu

mengembangkan

fasilitas

Metode ini banyak digunakan di

belajarnya

tuntutan

pesantren tradisional (salafiyah)

pendidikan

yang jumlahnya makin menyusut.

sebab

perubahan

sistem

sangat

mendesak

sorogan

Adapun

serta

dan

wetonan.8

sekarang,

seiring

bertambahnya santri yang belajar

perkembangan zaman, pesantren

dari

sudah banyak yang mengadopsi

daerah

membutuhkan
Maka

lain

yang

tempat

tinggal.

unsur-unsur

metode pembelajaran modern.

pesantren

2. Pola Pendidikan Pesantren

bertambah banyak. Zamakhsyari

Prof. Dr. Haidar Putra

Dhofier menyebutkan ada lima

Daulay membagi pola pendidikan

unsur

pesantren menjadi dua, pertama

yaitu:

pondok,

masjid,

santri, kyai dan pengajaran kitab

berdasarkan

Islam klasik.6 Ada yang tidak

kedua

bangunan

berdasarkan

fisik,

kurikulum.

dan Visinya Mengenai Masa Depan
Indonesia (Jakarta: LP3ES, 2011) hlm. 79.
7
Mujamil Qomar, Pesantren, hlm.
20.
8
Ibid,hlm. 143

5

Ibid,hlm. 19.
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi
Pesantren : Studi Pandangan Hidup Kyai
6

6

Berdasarkan bangunan fisik dapat

1. Pola I, materi pelajaran di

dipolakan sebagai berikut:

pesantren

1. Pola I terdiri dari masjid dan

pelajaran

rumah kyai.

yang

kitab-kitab

wetonan dan sorogan, dan

3. Pola III terdiri dari masjid,
pondok

dari

mata

klasik. Menggunakan metode

rumah kyai dan pondok.

kyai,

adalah

agama

bersumber

2. Pola II terdiri dari masjid,

rumah

ini

tidak memakai sistem klasikal.

dan

2. Pola II, pola ini hampir sama

madrasah.

dengan pola I, hanya saja pada

4. Pola IV terdiri dari masjid,

pola II proses belajar mengajar

rumah kyai, pondok, madrasah

dilaksanakan secara klasikal

dan tempat keterampilan.

dan non klasikal, juga ada

5. Pola V terdiri dari masjid,

pendidikan keterampilan dan

rumah kyai, pondok, madrasah,
tempat

organisasi.

keterampilan,

3. Pola III, pada pola ini materi

universitas, gedung pertemuan,

pelajaran

tempat olahraga dan sekolah

dengan mata pelajaran umum

umum.

dan

pola

telah

ditambah

dengan

Sedangkan

pembagian

pesantren

berdasarkan

lainnya seperti keterampilan,

dipolakan

pramuka, olahraga, kesenian,

kurikulumnya

dapat

memberikan

dilengkapi

menjadi 5 pola yaitu:

pendidikan

pendidikan berorganisasi dan
sebagian telah melaksanakan

7

program

pengembangan

e. Perguruan

tinggi

atau

universitas.9

masyarakat.
4. Pola IV, pola ini menekankan

METODE PENELITIAN

pada pelajaran keterampilan
disamping pelajaran

Penelitian

agama.

lakukan

yang

termasuk
(field

penulis
penelitian

research)

Keterampilan ditujukan untuk

lapangan

bekal kehidupan bagi seorang

menggunakan pendekatan kualitatif.

santri

setelah

tamat

dari

dan

Penelitian ini dilaksanakan di
Al Wustho Islamic Digital Boarding

pesantren.
5. Pola V, pada pola ini materi

College yang terletak di komplek

yang diajarkan di pesantren

masjid Al Muhtadin Jln. Semenromo,

adalah sebagai berikut:

Waringin Rejo, Cemani Sukoharjo

a. Pengajaran kitab klasik.

Jawa Tengah. Subjek penelitian atau

b. Madrasah, di pesantren ini

sumber datanya adalah pimpinan

diadakan pendidikan model

pesantren, guru/ustadz dan santri di

madrasah yang mengajarkan

pesantren tersebut.

mata pelajaran agama dan

Metode pengumpulan data

umum.
c. Diajarkan

yang
juga

berbagai

kegiatan keterampilan.

penulis

gunakan

adalah

observasi,

wawancara

dan

dokumentasi.

Sedangkan

metode

d. Sekolah umum.

9

Haidar Putra Daulay, Sejarah
Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan
Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2007), hlm. 65-68.

8

analisis data yang digunakan adalah

kepada Allah dalam diri masing-

analisis induktif.

masing

HASIL

PENELITIAN

santri.

itu,

pendidikan keislaman bertujuan

DAN

untuk

PEMBAHASAN
A. Implementasi

Selain

mendidik

memiliki

Model

jiwa

Pendidikan Pesantren di Al

memanfaatkan

Wustho IDBC

baiknya.

Al Wustho Islamic Digital

santri

agar

disiplin

dan

waktu

Pendidikan

sebaik-

keterampilan

Boarding College adalah lembaga

di Al Wustho Islamic Digital

pendidikan Islam (pesantren) yang

Boarding

menggabungkan

konsep

pada dua hal yaitu: penguasaan

keterampilan.

teknologi digital (programer) dan

keislaman

dan

Pendidikan

keislaman

di

College

entrepreneur.

Al

difokuskan

Pendidikan

Wustho Islamic Digital Boarding

keterampilan ini bertujuan untuk

College yaitu pembiasaan untuk

membekali santri dengan skill

melaksanakan

sehingga mampu hidup mandiri.

ibadah-ibadah

wajib maupun sunnah, seperti

Metode pembelajaran yang

shalat berjamaah di masjid, shalat

digunakan di Al Wustho Islamic

tahajud, shalat duha, tadarus al

Digital Boarding College adalah

Qur’an, puasa senin kamis dan

metode pembelajaran aktif (active

sedekah. Pendidikan keislaman ini

learning). Pelaksanaannya, santri

dimaksudkan

dibagi

untuk

menumbuhkan nilai penghambaan

menjadi

beberapa

kelompok yang masing-masing

9

kelompok berjumlah 5 orang.

dan keahlian yang bisa digunakan

Setiap kelompok di dampingi oleh

sebagai sumber penghasilan untuk

seorang

memenuhi kebutuhan hidupnya.

pembimbing.

Santri

belajar dalam kelompoknya sesuai

Adapun kekurangan model

jadwal yang telah ditentukan.

pendidikan Al Wustho Islamic

Setiap materi dituangkan dalam

Digital Boarding College adalah:

bentuk

1. Kurangnya pendampingan dari

tutorial

multimedia

pembimbing.

interaktif yang bisa dipelajari dan
langsung dipraktekkan oleh setiap

2. Terbatasnya waktu sehingga

santri. Jika ada materi yang tidak

santri tidak dapat mengeksplore

dipahami, santri bisa langsung

lebih dalam materi-materi yang

bertanya kepada pembimbing.

telah diajarkan.

Kekurangan

3. Adanya beberapa santri yang

Model Pendidikan Al Wustho

kurang disiplin menjalankan

Islamic Digital Boarding College

peraturan.

B. Kelebihan

dan

Kelebihan

model

KESIMPULAN DAN SARAN

pendidikan Al Wustho Islamic

Kesimpulan

Digital Boarding College adalah:

1. Al

Wustho

Islamic

Digital

masa pendidikan yang singkat dan

Boarding College adalah lembaga

penekanan

pendidikan Islam (pesantren) yang

keterampilan
entrepreneur,

pada

pendidikan
dan

sehingga

jiwa

menggabungkan

setelah

konsep

keislaman dan keterampilan.

lulus, santri memiliki jiwa mandiri

10

2. Al

Wustho

Islamic

Digital

guru adalah membimbing santri

Boarding College termasuk dalam

jika

kategori pesantren pola IV dalam

dipahami.

ada

materi

yang

tidak

teori Haidar Putra Daulay. Yaitu

5. Kelebihan model pendidikan Al

pesantren yang lebih menekankan

Wustho Islamic Digital Boarding

pada

College adalah: masa pendidikan

pendidikan

keterampilan

selain pendidikan agama.

yang singkat dan penekanan pada

3. Kurikulum Al Wustho Islamic

pendidikan keterampilan dan jiwa

Digital Boarding College adalah

entrepreneur,

kurikulum berbasis skill yang

lulus santri memiliki jiwa mandiri

mengacu pada dua kompetensi

dan keahlian yang bisa digunakan

yaitu:

programer

dan

memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Pola

yaitu

setelah

sebagai sumber penghasilan untuk

entrepreneur.
pembelajarannya

menggunakan

sehingga

active

grouping;

santri

6. Adapun

kekurangan

model

learning

pendidikan Al Wustho Islamic

dibagi

Digital Boarding College adalah:

menjadi beberapa kelompok yang

kurangnya

masing-masing di dampingi oleh

pembimbing, terbatasnya waktu

satu pembimbing/guru. Materi-

sehingga

materi pelajaran diberikan dalam

mengeksplore lebih dalam materi-

bentuk

materi yang telah diajarkan, dan

tutorial

multimedia

interaktif sehingga santri belajar

adanya

secara mandiri. Adapun fungsi

11

pendampingan

santri

beberapa

tidak

santri

dari

dapat

yang

kurang

disiplin

dalam

DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Haidar Putra. 2007. Sejarah
Pertumbuhan
dan
Pembaruan Pendidikan Islam
di
Indonesia.
Jakarta:
Kencana Prenada Media
Grup.

menjalankan peraturan.

Saran
1. Melihat peran teknologi yang

Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi
Pesantren: Studi Pandangan
Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai
Masa
Depan
Indonesia. Jakarta: LP3ES.

sangat penting bagi umat Islam di
era modern ini, maka Al Wustho
Islamic Digital Boarding College
perlu

mematangkan

pendidikannya

atau

Djamas, Nurhayati. 2009. Dinamika
Pendidikan
Islam
di
Indonesia
Pascakemerdekaan. Jakarta:
Rajawali Pers.

konsep
membuka

pesantren serupa di kota-kota lain

Moleong, Lexy J. 2007. Metode
Penelitian
Kualitatif
Bandung: PT. RemajaRosada.

sehingga akan lebih banyak umat
Islam yang menguasai bidang

Nasir, H.M. Ridlwan. 2005. Mencari
Tipologi Format Pendidikan
Ideal Pondok Pesantren di
Tengah Arus Perubahan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

tersebut.
2. Mengadakan tes seleksi masuk
pesantren, sehingga ada standar
kemampuan
sebagai

yang

syarat

Qomar, Mujamil. 2007. Pesantren
dari
Transformasi
Metodologi
Menuju
Demokratisasi
Institusi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

ditetapkan

belajar

di

Al

Wustho Islamic Digital Boarding

Ratna,

College.
3. Mengkaji

kembali

target

kompetensi yang ditetapkan agar

Nyoman Kutha. 2010.
Metodologi Penelitian Kajian
Budaya dan Ilmu Sosial
Humaniora pada Umumnya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi
Penelitian
Praktis.
Yogyakarta: Penerbit Teras.

bisa tercapai dengan baik.

12

13