“Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Return On Assets Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”.

ANALISIS PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL
ADEQUACY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2005-2007
Skripsi
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Prodi Akuntansi

oleh
Rizqi Yuniar
3351405562

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke panitia siding ujian

skripsi pada
Hari

: Rabu

Tanggal

: 19 Agustus 2009

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Subkhan
NIP. 130686738

Trisni Suryarini, S.E., M.Si
NIP. 132297152

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

Amir Mahmud, S.Pd, M.Si
NIP. 132205936

ii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada
Hari

:

Tanggal

:

Penguji Skripsi


Drs. Sukirman, M.Si
NIP. 196706111991031003

Anggota I

Anggota II

Drs. Subkhan

Trisni Suryarini, S.E.,M.Si

NIP. 195003271978031002

NIP. 197804132001122001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si

NIP. 196208121987021001

iii

PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang saya tulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik karya ilmiah.

Semarang,

Agustus 2009

Rizqi Yuniar
NIM. 3351405562

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
Bekerjalah untuk duniamu seak an- akan kamu akan hidup selamalamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan kau akan mati
besok (Hadist Nabi Muhammad SAW).
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya k amu berharap (Q.S. Al Insyirah: 6
dan 8).
Jika hidup harus berputar, biarlah berputar... (Sheila On 7)
You’ll never walk alone… (Theme song Liverpool FC)

Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan dan dedikasikan untuk :
1. Ibuku yang selalu menyayangi dan mendoakanku hingga sekarang,
dan Almarhum Ayahku yang telah mendidik dan menyayangiku
hingga aku dewasa.
2. Kakak, adik- adikku dan semua keluarga besarku yang selalu
memberikan dukungan dan doa.
3. Teman- teman dan sahabatk u yang selalu memberi bantuan dan
dukungan.
4. Mayang dan keluarga, terimakasih buat semuanya.
5. Almamaterku.


v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,

puji

syukur

kehadirat

Allah

SWT

yang

senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
dengan judul “Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan
Return On Assets Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Prodi Akuntansi
Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
dorongan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu, antara lain:
1. Prof. DR. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Trisni Suryarini, S.E, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penyusunan skripsi ini.


vi

6. Semua teman-temanku dan anak Akuntansi S1 2005 yang selalu membantu dan
mendukungku, terimakasih atas kebersamaan dan kerja samanya selama ini.
7. Orang tua, kakak dan adikku, Mayang, dan keluarga besarku yang telah
memberikan bantuan dan dorongan baik moral ataupun materi.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu atau
memberikan dukungan, masukan info, pinjaman buku dan lain-lain dari awal
hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca atau yang membutuhkan.

Penulis

vii

ABSTRAK


Rizqi Yuniar. 2009. “Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy
Ratio, dan Return On Assets Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”. Skripsi.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci : LDR, CAR, ROA, Harga Saham.

Tingkat keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat berdasar laporan kinerja
tiap tahunnya, baik kinerja keuangan maupun manajemennya. Investor adalah salah
satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Dengan
informasi dari laporan tersebut investor dapat memprediksi harga saham dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Informasi ini dapat
diketahui dari rasio keuangan yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Untuk
perbankan dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitasnya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap rasio likuiditas yang diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio, solvabilitas
atau kecukupan modal yang diwakili dengan Capital Adequacy Ratio, dan rentabilitas
atau profitabilitas yang menggunakan Return On Assets terhadap perubahan harga
saham baik secara simultan ataupun parsial. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui adakah pengaruh ketiga rasio keuangan fundamental perbankan tersebut
terhadap perubahan harga saham.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang listing
di BEI selama tahun 2005-2007 yaitu berjumlah 27 perusahaan, tetapi yang
memenuhi kriteria sebagai sampel adalah sebanyak 22 perusahaan. Penyusunan
skripsi ini menggunakan metode dokumentasi dengan mencari data mengenai
variabel penelitian yaitu LDR, CAR dan ROA yang dihitung dari laporan keuangan
yang ada dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Setelah
dilakukan uji normalitas data, kemudian dilakukan analisis regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap harga saham. Selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis, dan yang terahir adalah pengujian terhadap asumsi
klasik.
Dari hasil olah data diperoleh persamaan Y = 0.794 - 0.009LDR + 0.001CAR –
0.083ROA, dan dari hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara LDR, CAR dan ROA terhadap harga saham
perbankan baik secara simultan atau bersama-sama maupun secara parsial. Dari hasil
koefisien determinasi yang dihasilkan diketahui secara simultan 3.9% ketiga variabel
ini mempengaruhi harga saham. Sedang secara parsial sumbangan LDR terhadap
harga saham adalah sebesar 0.69%, untuk CAR memberi kontribusi terhadap harga
saham sebesar 22.85%, dan untuk ROA sebesar 6.86% mempengaruhi harga saham.

viii


Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LDR, CAR dan ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perbankan di BEI tahun
2005-2007. Hal ini dimungkinkan para investor tidak selalu memperhitungkan ketiga
rasio ini dalam investasinya, melainkan variabel lain yang tidak diteliti baik yang
berasal dari intern maupun ekstern perusahaan. Untuk lebih menarik investor maka
perbankan di Indonesia sebaiknya meningkatkan pemanfaatan terhadap dana tidak
produktif agar LDR meningkat sehingga ROA juga meningkat, dan perbankan yang
memiliki CAR masih dibawah ketentuan BI hendaknya terus meningkatkan modal
sehingga kepercayaan masyarakat juga akan meningkat.

ix

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………

ii

PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………..

iii

PERNYATAAN …………………………………………………………

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………

v

KATA PENGANTAR …………………………………………………...

vi

ABSTRAK ……………………………………………………………….

viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….

x

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………

xiv

DAFTAR TABEL ….……………………………………………………

xv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….

xvi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ……………………………………

1

1.2

Permasalahan ……………………………………..

8

1.3

Tujuan Penelitian …………………………………

8

1.4

Manfaat Penelitian ………………………………..

9

LANDASAN TEORI
2.1

Saham ……..………………………………………

x

10

2.1.1 Pengertian saham ……..…………………...

10

2.1.2 Jenis-jenis saham …..………………………

10

2.1.3 Harga saham ……….……………………….

12

2.1.4 Penilaian harga saham ……………………...

14

Pasar Modal ..……………………………………….

16

2.2.1 Pengertian pasar modal …………………….

16

2.2.2 Manfaat pasar modal ……………………….

17

2.2.3 Efisiensi pasar modal ………..……………..

19

2.3

Teori Signal (Signaling Theory) ……………………

20

2.4

Perbankan …………………………………………..

21

2.4.1 Pengertian bank …………………………..

21

2.4.2 Fungsi bank ……………………………….

22

2.4.3 Peran bank ………………………………..

23

2.4.4 Usaha pokok bank ………………………..

24

2.4.5 Jenis bank …………………………………

25

2.4.6 Kegiatan dan jasa perbankan lainnya …….

26

2.5

Analisis Rasio Keuangan Bank …………………..

28

2.6

Loan to Deposit Ratio (LDR) ……………………

29

2.6.1 Pengertian LDR …………………………

29

2.6.2 Unsur-unsur LDR ……………………….

31

Capital Adequacy Ratio (CAR) …………………

32

2.7.1 Pengertian CAR …………………………

32

2.2

2.7

xi

BAB III

2.7.2 Unsur-unsur CAR ………………………

34

2.8

Return On Assets (ROA) ……………………….

37

2.9

Hubungan LDR,CAR, dan ROA Terhadap
Harga Saham ……………………………………

38

2.10

Penelitian Terdahulu ……………………………

40

2.11

Kerangka Berpikir ………………………………

42

2.12

Hipotesis …………………………………………

46

METODE PENELITIAN
3.1

Populasi dan Sampel ………………………………

47

3.2

Variabel Penelitian ………………………………...

49

3.2.1 Independent variable / variabel bebas (X) ..

49

3.2.2 Dependent variable / variabel terikat (Y) …

51

3.3

Metode Pengumpulan Data ……………………….

51

3.4

Metode Analisis Data ……………………………… 52
3.4.1 Uji normalitas ……………………………… 52
3.4.2 Analisis Deskriptif …………………………. 54
3.4.3 Analisis Inferensial ………………………… 54
3.4.4 Pengujian hipotesis ………………………… 55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian ……………………………………. 59
4.1.1 Deskripsi perusahaan sampel ……………… 59
4.1.2 Deskripsi variabel penelitian ………………. 69
4.1.3 Hasil analisis regresi ……………………….. 76
xii

4.1.4 Pengujian hipotesis ………………………… 77
4.1.5 Koefisien determinasi ……………………… 80
4.1.6 Uji asumsi klasik …………………………… 81
4.2
BAB V

Pembahasan ………………………………………… 84

PENUTUP
5.1

Kesimpulan …………………………………………. 90

5.2

Saran ………………………………………………..

91

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………..

94

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Peneliti

45

Gambar 3.1

Histogram Normalitas Data

53

Gambar 3.2

Normal P-P Plot

53

Gambar 4.1

Hasil Uji Scatterplot

83

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1

Tingkat Rasio Keuangan Perbankan Tahun 2002-2004

6

Tabel 2.1

Tingkat Loan to Deposit Ratio

31

Tabel 2.2

Tingkat Capital Adequacy Ratio

33

Tabel 2.3

Tingkat Return On Assets

38

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian

47

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

49

Tabel 4.1

Hasil Penelitian Terhadap LDR

70

Tabel 4.2

Hasil Penelitian Terhadap CAR

71

Tabel 4.3

Hasil Penelitian Terhadap ROA

73

Tabel 4.4

Hasil Penelitian terhadap Harga Saham Relatif

75

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Estimasi Regresi Linier Berganda

76

Tabel 4.6

Colinearity Stastistic

81

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

Tabel Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)

95

Lampiran 2

Tabel Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR)

97

Lampiran 3

Tabel Perhitungan Return On Assets (ROA)

99

Lampiran 4

Tabel Perhitungan Harga Saham Relatif

101

Lampiran 5

Hasil Olah Data Penelitian

104

Lampiran 6

Laporan Keuangan Perusahaan Sampel

107

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keberhasilan

perekonomian

Indonesia

tidak

terlepas

dari sektor

perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri
dalam negeri. Di samping peran sebagai sumber pembiayaan, perbankan juga
dapat menyebabkan ekonomi Indonesia menjadi carut-marut. Pada saat krisis
moneter melanda Indonesia juga diantaranya disebabkan buruknya kinerja
beberapa bank. Hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya kredit macet, tingkat
likuiditas rendah, serta kurang profesionalnya manajemen dan pengelolaan bank
itu sendiri. Bank sebagai salah satu pemegang peran penting dalam
perekonomian suatu negara harus diolah dengan manajemen yang baik.
Industri perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
penting sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat. Dalam PSAK
No. 31 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat. Peran dan fungsi bank tersebut harus berjalan secara efektif dan
efisien demi terlaksananya pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional, menuju taraf hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik. Pada
dasarnya falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari

1

2

nasabah. Dalam operasinya, bank lebih banyak menggunakan dana yang berasal
dari masyarakat dibanding dengan modal sendiri. Dana inilah yang akan terus
berputar dalam perekonomian Indonesia. Tingkat keberhasilan perusahaan ini
dapat dilihat berdasar laporan kinerja tiap tahunnya, baik kinerja keuangan
maupun manajemennya.
Hal tersebut sesuai dengan PSAK No. 1 yang menyebutkan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan pada mereka. Bank sebagai suatu entitas ekonomi
menyusun laporan keuangan guna memberikan informasi posisi keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan adanya laporan
keuangan

yang

transparan,

para

pihak

yang

berkepentingan

dapat

memprediksikan keadaan perusahaan yang akan datang.
Investor adalah salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan. Kepentingan investor yang paling mendasar adalah
untuk mengetahui seberapa besar keuntungan perusahaan yang mereka tanam
investasinya. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Terlepas dari keuntungan finansial yang berupa deviden dan capital gain,
investor juga memperoleh keuntungan dari investasi sahamnya berupa hak suara
dalam menentukan jalannya perusahaan. Para investor dalam melakukan

3

transaksi jual beli saham dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor mikro dan
makro. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi transaksi
perdagangan saham antara lain keuntungan yang diperoleh, tingkat risiko, dan
kinerja perusahaan. Faktor makro (eksternal perusahaan) antara lain tingkat
inflasi, nilai kurs rupiah, kondisi perekonomian dan sosial politik di negara yang
bersangkutan. Semua faktor dan risiko itu dapat diperhitungkan dengan adanya
informasi yang akurat, aktual dan transparan dari perusahaan emiten.
Informasi yang akurat oleh investor dapat digunakan untuk memprediksi
harga saham dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan
datang, serta dapat menentukan saham perusahaan mana yang cocok dan paling
menguntungkan. Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan
pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis
efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap
dimiliki. Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten), dimana perubahan
atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh besarnya penawaran dan permintaan
yang terjadi di bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang ingin
membeli atau menyimpan suatu saham maka saham tersebut harganya akan
semakin naik, dan begitu juga sebaliknya. Secara umum, semakin baik kinerja
suatu perusahaan maka laba perusahaan akan meningkat, hingga pada akhirnya
harga saham perusahaan tersebut juga akan naik.
Menurut Jogiyanto (2000: 88), terdapat dua macam analisis untuk
menentukan nilai sebenarnya dari saham, yaitu analisis sekuritas fundamental

4

dan analis teknis. Analisis fundamental menurut Husnan (1998: 315), yaitu
mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai-nilai faktor fundmental yang mempengaruhi harga saham di
masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variable-vaariabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Selanjutnya menurut Anoraga (2000:
108) analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi
keuangan persahaan. Dengan analisis fundamental ini, investor akan mengetahui
kondisi perusahaan yang akan dibeli kepemilikannya. Kondisi itu diantaranya
sehat atau tidak, dan menguntungkan atau tidak.
Untuk mengetahui apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk,
kita dapat melihat laporan kinerja pada tiap periodenya. Salah satu kinerja yang
sangat menjadi pertimbangan, khususnya pada perusahaan perbankan adalah
kinerja keuangan. Untuk menganalisis kinerja keuangan ini kita dapat melakukan
analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini dianalisis dari laporan keuangan
perusahaan yang merupakan sumber informasi fundamental. Sesuai dengan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004 Tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, rasio keuangan yang lazim
digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank adalah dengan
menggunakan rasio CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earnings,
Liquidity).
Menurut Kasmir (2002: 263), rasio keuangan perusahaan perbankan yang
dianggap penting adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Kemudian
selanjutnya ditegaskan oleh Dendawijaya (2005: 114), bahwa analisis kinerja

5

bank dapat dilakukan dengan tiga analisis yaitu analisis rasio likuiditas,
rentabilitas, dan solvabilitas. Komponen rasio keuangan tersebut dapat diukur
dengan Loan to Deposit Ratio untuk aspek likuiditas, Capital Adequacy Ratio
untuk mengukur kecukupan modal atau solvabilitas, dan untuk rentabilitas atau
keuntungan menggunakan Return On Assets. Oleh karena itulah peneliti ingin
menganalisis pengaruh ketiga rasio keuangan tersebut dalam penelitian ini.
Perusahaan yang berkemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo maka dapat dikatakan dalam
keadaan likuid. Tingkat likuiditas inilah yang akan diukur dengan menggunakan
Loan to Deposit Ratio. Menurut Dendawijaya (2005: 116), LDR adalah rasio
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemempuan bank dalam
membayar

kembali

penarikan

dana

yang

dilakukan

deposan

dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank, karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar. Jadi banyaknya kredit yang disalurkan kepada
masyarakat harus diimbangi dengan kemampuan mengembalikan dana tersebut
agar

kepercayaan masyarakat

meningkat,

hingga pada

akhirnya akan

meningkatkan harga saham.
Selain kewajiban jangka pendek, perusahaan juga memiliki kewajiban
jangka panjang yang tentunya memiliki risiko yang lebih besar. Kemampuan
untuk memenuhi kedua kewajiban inilah yang akan diukur dengan Capital

6

Adecuacy Ratio. Menurut Dendawijaya (2005: 121), semakin tinggi CAR berarti
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
atau menghasilkan risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) juga tinggi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para investor untuk
membeli saham perusahaan itu.
Laba yang dihasilkan suatu perusahaan juga menjadi pertimbangan yang
sangat penting bagi para investor. Kemampuan menghasilkan laba (rentabilitas)
ini dapat diukur dengan ROA. Menurut Dendawijaya (2005: 118) rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Tingginya nilai ROA akan
meyakinkan investor bahwa

berinvestasi di perusahaan tersebut akan

menguntungkan, sehingga harga saham pun akan naik.
Berdasarkan survey awal, peneliti memperoleh data rasio keuangan
perbankan periode tahun 2002 – 2004
Tabel 1.1
Tingkat Rasio Keuangan Perbankan Tahun 2002 - 2004
Nama Perbankan

PT Bank Arta Niaga Kencana, Tbk

PT Bank Central Asia, Tbk

PT Bank Lippo, Tbk

PT Bank Negara Indonesia, Tbk

Tahun

LDR
(%)

CAR
(%)

ROA
(%)

Harga Saham
Relatif (%)

2002
2003
2004
2002
2003
2004
2002
2003
2004
2002
2003
2004

57.31
55.48
62.64
17.82
21.65
26.92
17.92
15.94
18.87
34.13
37.74
45.88

19.49
19.13
17.72
15.59
16.43
14.36
39.27
31.73
38.86
8.81
10.68
13.23

0.64
0.78
0.92
2.17
1.79
2.14
-2.03
-1.95
3.21
2.00
0.63
2.30

-0.13
-0.15
-0.30
3.69
-1.39
1.13
0.10
0.90
5.72
-0.78
2.28
0.92

7

PT Bank Permata, Tbk

2002
2003
2004

30.13
34.10
48.88

5.59
8.13
9.56

-2.88
1.92
1.96

-1.09
-0.95
-0.36

Sumber: www.bi.go.id
Dari tabel hasil observasi awal di atas, dapat diketahui bahwa fakta yang terjadi
tidak selamanya sejalan dengan teori yang ada. Hal tersebut misalnya terlihat dari
tingkat ROA yang dimiliki PT Bank Arta Niaga Kencana, Tbk dari tahun 2002
hingga 2004 selalu mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut berbanding terbalik
dengan menurunnya harga saham relatifnya. Begitu juga dengan PT Bank
Permata, Tbk yang mengalami kenaikan tingkat LDR dari, tetapi hal tersebut
ternyata tidak membuat harga saham relatifnya menurun, yang terjadi malah harga
saham relatif perusahaan terus meningkat.
Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor terhadap harga
saham pada sektor perbankan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan
variabel dependen dan independen yang beragam. Hasil dari penelitian-penelitian
ini juga beragam, penelitian yang dilakukan Heidi Taylor Aggeler (1998)
mengenai pengaruh LDR, pertumbuhan kredit, modal bank, dan waktu pelaporan
keuangan menghasilkan kesimpulan bahwa LDR paling besar pengaruhnya
terhadap adanya permasalahan likuiditas bank daripada ketiga variabel yang lain.
Penelitian Puji Astuti (2002) diperoleh kesimpulan bahwa LDR signifikan
mempengaruhi harga saham, sedangkan ROA tidak signifikan. Sari (2004)
melakukan penelitian terhadap rasio keuangan perusahaan perbankan dan
diperoleh kesimpulan bahwa LDR dan ROA signifikan mempengaruhi harga
saham. Tahun 2005 Casper H. Fouche dan kawan-kawan meneliti tentang aset,

8

modal, kewajiban, kredit, dan utang perbankan, dan diperoleh kesimpulan bahwa
aspek kecukupan modal (CAR) mempengaruhi kinerja dan prestasi bank.
Dari paparan latar belakang tersebut di atas, peneliti mengangkat judul
“Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan
Return On Assets terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”.
Motivasi dalam melakukan penelitian ini adalah untuk menguji konsistensi
pengaruh rasio keuangan berdasarkan data akuntansi terhadap harga saham.

1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan dianalisis adalah :
1. Adakah pengaruh rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets (ROA) terhadap perubahan
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI baik secara
parsial maupun simultan?
2. Dari ketiga rasio keuangan tersebut, manakah yang lebih besar pengaruhnya
terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh rasio keuangan Loan to
Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets

9

(ROA) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI baik secara parsial maupun simultan.
2. Untuk mengetahui dari ketiga rasio keuangan tersebut, manakah yang lebih
besar pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada di dunia
perbankan atau pasar modal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat
investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan investasi.
b. Bagi Perusahaan Perbankan
Bagi perusahaan perbankan penelitian ini berguna untuk memberikan bahan
masukan dan pertimbangan dalam usaha, serta meningkatkan kinerja
manajemen perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Saham
2.1.1 Pengertian saham
Menurut Husnan (2001: 36) saham merupakan tanda bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan. Sedangkan menurut Anoraga (2001: 54) menyebutkan bahwa saham merupakan
tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas. Sehingga dapat disimpulkan
pengertian saham adalah tanda penyertaan modal sebagai bukti tanda kepemilikan perusahaan
(PT) yang go public.
2.1.2 Jenis-jenis Saham
Menurut Anoraga dalam Setiyawati (2007: 18) berdasarkan hak tagih atau klaim,
saham dibagi menjadi :
1) Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa
mempunyai hak memperoleh deviden sepanjang perusahaan memperoleh keuntungan dan
mempunyai hak suara pada RUPS sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki serta
memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua dilunasi pada waktu perusahaan
diluidasi.

10

11
2) Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau
bagian kekayaan lebih dahulu pada saat perusahaan dilikuidasi dari pada saham biasa.
Pemegang saham preferen mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan
direksi atau komisaris.
Sedangkan berdasarkan peralihan haknya, saham dibagi menjadi :
1) Saham Atas Unjuk
Saham ini tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat
dengan mudah dipindahtangankan atau mudah berganti pemilik dan siapapun yang
memegang saham tersebut secara sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak dalam
RUPS.
2) Saham Atas Nama
Saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada setiap lembar sahamnya. Saham
ini dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.
Berdasarkan kinerjanya, saham dibagi menjadi :
1) Blue Chip Stock
Blue Chip Stock merupakan saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang
mempunyai kinerja yang baik, dapat membagikan deviden secara stabil dan konsisten.
2) Growth Stock
Saham ini adalah saham yang telah diterbitkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan
pendapatan tertentu.
3) Income Stock

12
Saham ini merupakan saham yang memiliki saham progresif atau besarnya deviden yang
lebih tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya.
4) Speculative Stock
Saham ini menghasilkan deviden yang tidak tetap karena perusahaan yang menerbitkan
memiliki pendapatan yang berubah-ubah tetapi memungkinkan mempunyai prospek yang
bagus di masa yang akan datang.
5) Counter Cyclical Stock
Perusahaan yang menerbitkan saham ini operasionalnya tidak dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya bergerak dalam bidang produksi atau layanan jasa
vital.
2.1.3 Harga saham
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan dari perusahaan
yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Harga saham dapat diartikan sebagai harga yang
dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan
mereka terhadap profit perusahaan. Anoraga (2001: 100) mengemukakan bahwa harga saham
merupakan nilai sekarang dari arus kas yang diterima oleh pemilik saham di kemudian hari.
Masih menurut Anoraga (2001: 58), berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi
atas tiga jenis :
1) Par Value
Par value / nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi.
2) Base Price

13
Base price adalah harga perdana untuk menentukan nilai dasar, dipergunakan dalam
perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten.
Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya.
3) Market Price
Market price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga dari suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung. Atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga
penutupan (closing price).
Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham. Semakin sedikit
informasi yang dapat diperoleh untung menghitung harga saham, semakin jauh perbedaan
tersebut. Untuk mencegah hal ini sebaiknya perusahaan selalu memberi informasi yang cukup
ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya, sehingga
harga dapat mencerminkan nilai wajarnya. Inilah yang disebut dengan harga pasar wajar atau
nilai intrinsik / fair value.
Menurut Bodie (2006: 222) nilai intrinsik suatu saham didefinisikan sebagai nilai
sekarang dari seluruh pembayaran kas kepada investor, meliputi deviden, hasil penjualan
saham, dan diskonto dengan tingkat bunga yang disesuaikan terhadap risiko. Nilai intrinsik /
fair value adalah nilai saham yang seharusnya terjadi. Investor sangat berkepentingan
terhadap harga pasar dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pengambilan keputusan membeli
atau menjual saham.

2.1.4 Penilaian harga saham
Harga saham merupakan nilai dari suatu saham yang diperdagangkan di pasar modal /
bursa efek. Perubahan harga saham sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan

14
penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak permintaan suatu saham, maka
harganya akan semakin naik, dan begitu juga sebaliknya. Menurut Jogiyanto (2003: 88),
terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai suatu saham yaitu :
1) Analisis Fundamental
Menurut Anoraga (2001: 108) analisis fundamental merupakan analisis yang
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan
calon investor akan mengetahui bagaimana operasional perusahaan yang nantinya akan
menjadi milik mereka, apakah sehat atau tidak, menguntungkan atau tidak, dan sebagainya.
Dalam analisis ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya).
Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna
menentukan apakah harga pasar saham tersebut mencerminkan nilai intrinsiknya.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu
perusahaan. Data yang digunakan merupakan data historis, yang artinya data yang telah terjadi
dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat analisis.
Analisis fundamental mencoba memperkiarakan harga saham di masa yang akan datang
dengan :
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa
yang akan datang.
b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham.
2) Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar.
Analisis ini berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume

15
perdagangan, indeks harga saham baik individu maupun gabungan, serta faktor-faktor lain
yang bersifat teknik. Analisis ini lebih menekankan pada perilaku pasar modal, dimana
datanya berdasarkan kebiasaan di masa lalu. Analisis ini berupaya untuk memperkirakan
harga saham tersebut di masa lalu.
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan untuk memprediksi
pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh karena itu informasi-informasi yang
berasal dari faktor-faktor teknis sangant penting bagi para pemodal, guna menentukan kapan
suatu saham harus dibeli atau dijual. Alat analisis yang utama digunakan adalah grafik atau
chart dari berbagai indikator teknis. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk memprediksi harga
saham dapat dilakukan dengan dua analisis yaitu analisis fundamental dan tiknikal. Dalam
penelitian ini analisis yang akan digunakan adalah analisis fundamental yaitu dengan
mengukur tingkat Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Rreturn On Assets
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta pengaruhnya terhadap
harga sahamnya.
Selain menggunakan kedua analisis diatas, penaksiran harga saham juga sangat
memerlukan adanya informasi yang akurat sebagai pertimbangan pengambilan keputusan
dalam investasinya.

2.2 Pasar Modal
2.2.1 Pengertian pasar modal
Menurut Husnan (1998: 3), secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar
untuk berbagi instrumen jangka panjang yang diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang,
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

16
perusahaan swasta. Pasar adalah situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat
menegoisasikan pertukaran satu atau lebih komoditas. Sedangkan modal adalah sesuatu yang
digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Sehingga pasar modal merupakan situasi dimana terdapat aktivitas pertukaran modal (Ang,
1997:33).
Widiatmodjo (1996: 13) berpendapat pasar modal dapat diartikan pasar abstrak, dimana
yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang keterkaitannya dalam
investasi lebih dari satu tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pasar modal adalah suatu sistem yang mempertemukan permintaan dan penawaran komoditas
modal dari perushaan yang bersifat jangka panjang.
Pada dasarnya dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Pasar Perdana
Pasar perdana adalah penjualan perdana efek / sertifikat atau penjualan yang dilakukan
sesaat sebelum perdagangan di bursa / pasar sekunder. Pada pasar ini efek / sertifikat
diperdagangkan dengan harga resmi.
2) Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah penjualan efek / sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Pada pasar
ini efek/sertifikat diperdagangkan dengan harga kurs.
3) Pasar Paralel
Pasar atau bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Persyaratan listing di
bursa efek yang cukup berat mengakibatkan tidak semua efek dapat diperjualbelikan di
bursa efek. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public untuk

17
memperjualbelikan efeknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi persyaratan listing di
bursa efek.
2.2.2 Manfaat pasar modal
Selain sebagai sarana untuk memperjualbelikan instrumen keuangan, pasar modal juga
memiliki berbagai manfaat yang diuraikan oleh Darmadji dan Fakhrudin dalam Uni (2006)
yaitu antara lain :
1) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2) Menyediakan Leading Indicator bagi tren ekonomi negara.
3) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai ke lapisan masyarakat menengah.
4) Penyebaran kepemilikan perusahaan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim
berusaha yang sehat.
5) Menciptakan lapangan pekerjaan / profesi yang menarik.
6) Memberi kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik.
7) Sebagai alternatif investasi yang dapat memberikan keuntungan yang dapat diperhitungkan
atau diprediksikan, membuka iklim keterbukaan bagi dunia usaha, dan memberikan akses
kontrol sosial.
8) Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen
profesional.
9) Sumber dana jangka panjang bagi emiten.
Sedangkan menurut Ahmad (2004: 58) manfaat yang dapat diperoleh bagi masyarakat
pemodal dalam berinvestasi di pasar modal antara lain :

18
1) Nilai investasi barkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga yang menjadi capital gain.
2) Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, sebagai pemegang obligasi
investor memperoleh bunga tetap atau bunga yang mengambang.
3) Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi pemegang
saham.
4) Dapat dengan mudah mengagnti instrumen investasi, missal dari saham A ke saham B
sehingga dappat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.
5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi risiko.
2.2.3 Efisiensi pasar modal
Secara formal pasar modal yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar modal yang
harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin
cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.
Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang
sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar, seperti ini disebut
dengan pasar efisien (Husnan, 2001: 256).
Menurut Fama dalam Jogiyanto (2000: 371), ada tiga bentuk efisiensi pasar modal
yaitu:
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form efficiency)
Pasar dikatakan dalam bentuk ini jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh
informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.
Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga

19
sekarang. Ini berarti bahwa investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk
mendapatkan keuntungan yang tidak normal.

2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang ada di laporan
keuangan perusahaan emiten. Pasar modal Indonesia termasuk dalam bentuk efisiensi
setengah kuat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada investor atau grup dari
investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan
keuntungan dalam jangka waktu yang lama.
3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar daikatakan dalam bentuk ini jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan
semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar dalam bentuk ini maka
tidak ada investor atau grup dari investor yang memperoleh keuntungan tidak normal
karena mempunyai imformasi privat.

2.3Teori Signal ( Signaling Theory)

Adanya informasi yang akurat sangat dibutuhkan oleh masyarakat investor sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan dalam investasinya. Teori signal ini mengajarkan
bahwa setiap tindakan adalah mengandung informasi. Informasi tersebut diperlukan untuk
mengetahui kondisi perusahaan emiten dan perilaku pasar. Menurut Anoraga (2001: 88) ada
tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui oleh para pelaku pasar modal yaitu:
1)

Informasi yang bersifat fundamental

20
2)

Informasi yang berkaitan dengan masalah teknis

3)

Informasi yang berkaitan dengan faktor lingkungan
Teori signal berasumsi bahwa manajemen perusahaan mempunyai informasi yang

akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar. Jika manajemen
perusahaan tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperolehnya tentang
hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan terhadap pasar modal, maka umumnya
pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu signal terhadap adanya suatu peristiwa
tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan
volume perdagangan yang terjadi.

2.4 Perbankan
2.3.1 Pengertian bank
Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UndangUndang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan pengertian perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Stuart dalam Dendawijaya (2005: 14) berpendapat bahwa bank adalah suatu
badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat
pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan
jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Selanjutnya Abdurachman

21
dalam Dendawijaya (2005: 14) mengemukakan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga
keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman,
mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bank
adalah suatu lebaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, serta melaksanakan kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan aspek keuangan.
2.3.2 Fungsi bank
Susilo (2000: 6) secara spesifik menyebutkan bahwa fungsi bank meliputi :
1) Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya
di bank apabila dilandasi oleh unsure kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya
tidak disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan
bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat
menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendirai akan mau menempatkan atau
menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsure kepercayaan.

2) Agent of development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak
dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu

22
dengan yang lain. Sektor riil tidak akan bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak
bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi barang dan
jasa dimana selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
3) Agent of services
Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan
penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan
bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa
bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa
pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
2.3.3 Peran bank
Malayu (2004: 3) berpendapat bahwa bank sangat penting dan berperan untik
mendorong pertumbuhan pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah :
1) Pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana (Surplus Spending Unit / SSU) dan
penyalura kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana (Defisit Spending Unit /
DSU).
2) Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat.
3) Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis.
4) Penjamin penyelesaian pedagangan dengan menerbitkan Letter of credit (L/C).
5) Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank guarantee.
2.3.4 Usaha pokok bank

23
Menurut Malayu (2004: 5), pada dasarnya bang merupakan perantara antara SSU dan
DSU, usaha pokok bank didasarkan atas empat hal pokok, yaitu :
1) Denomination Devisibility, artinya bank menhimpun dana dari SSU yang masing-masing
nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan sangat besar.
2) Maturity Flexibility, artinya bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentubentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro,
deposito berjangka, buku tabungan, dan sebagainya.
3) Liquidity Transformation, artinya dana yang disimpan oleh para penabung (SSU) kepada
bank umumnya bersifat likuid. Oleh karena itu, SSU dapat dengan mudah mencairkannya
sesuai dengan bentuk tabungannya.
4) Risk Diversification, artinya bank dalam menyalurkan kepada banyak pihak atau debitor
dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga risiko yang dihadapi bank
dengan cara menyebarkan kredit akan menjadi semakin kecil.

2.3.5 Jenis bank
Dendawijaya (2005: 15) berpendapat bahwa jenis atau bentuk bank bermacam-macam,
tergantung pada cara penggolongannya. Penggolongan dapat dilakukan bardasarkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Formalitas berdasarkan undang-undang
b. Kepemilikannya
c. Penekanan kegiatan usahanya

24
d. Pembayaran bunga atau pebagian hasil usaha.
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu :
1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan bank umum sangat luas dalam bidang keuangan dari mulai
menghimpun dan menyalurkan dana hingga memperjualbelikan saham perusahaannya
dalam rangka investasi.
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang usahanya hanya meliputi penghimpunan dana,
memberikan kredit, serta menyediakan pembiayaan dan penempatan dana dalam bentuk
SBI, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
Selanjutnya Kasmir (2002: 26) menyebutkan jenis bank dilihat dari segi
kepemilikannya adalah sebagai berikut ;
1) Bank Milik Pemerintah
Adalah bank dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta
akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya
diambil oleh swasta pula.
3) Bank Milik Asing

25
Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun
pemerintah asing suatu negara.
4) Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional, namun secara mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia.

2.3.6 Kegiatan dan jasa perbankan lalinnya
Menurut Dendawijaya (2005: 20) kegiatan dan jasa perbankan lainnya selain kegiatan
pokok bank antara lain :

1) Kegiatan money market (pasar uang)
Kegiatan yang bersifat abstrak (tidak ada transaksi secara tunai atau cash money), dimana
dana dapat dipinjam atau dipinjamkan dalam jangka pendek (satu hari, satu minggu, dua
minggu). Atas kesempatan mempergunakan dana tersebut, peminjam dikenakan bunga oleh
pemilik dana.
2) Kegiatan foreign exchange (forex)
Kegiatan bank dalam melakukan pertukaran atau jual beli mata uang asing atau valuta
asing (valas).
3) Kegiatan pasar modal (capital market)
Kegiatan bank dalam melakukan jual beli saham, obligasi, ataupun derivative di bursa efek
meliputi perantara (broker/pialang). Bursa efek adalah tempat atau sarana untuk

26
mempertemukan pemunta dana (emiten) dan penawar dana (investor) terhadap dana jangka
panjang dalam bentuk efek.
4) Layanan custody (custodian service)
Layanan terpadu atas kegiatan transaksi efek yang dilakukan nasabah yang meliputi:
a. layanan penyimpanan (safe keeping service),
b. layanan transaksi (trade dearing service),
c. layanan informasi (information service).
5) Layanan broker (brokerage service)
Layanan jasa bank yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan jual beli saham,
obligasi, sertifikat danareksa, dan surat berharga lainnya di bursa efek.

6) Gold card
Kredit yang dikeluarkan bank dengan bekerja sama dengan penerbit kartu kredit di luar
negeri untuk mengkombinasikan fasilitas gold card dari penerbit itu (termasuk transaksi
dalam valas) dengan jasa-jasa yang diberikan oleh bank.

2.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Assets, Capital Adequacy Ratio, BOPO, Loan to Deposit Ratio, terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI

12 45 79

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, dan Besaran Perusahaan Terhadap Perubahan Laba Perusahan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

1 5 85

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 90

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN LOAN Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Dan Loan To Deposit Ratio (LDR)Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 3 14

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, dan Loan To Deposit Ratio terhadap return saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010.

0 0 2

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, dan Return On Assets Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris : Pada Perusahaan Perbankan Yang Listed Di BEJ)”.

0 0 98

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, dan Besaran Perusahaan Terhadap Perubahan Laba Perusahan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

0 1 1

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 2