KONTRIBUSI KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU HONORER BSMA NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA.
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 12
C.Tujuan Penelitian ... 14
D.Manfaat /Signifikansi Penelitian ... 14
E. Struktur Organisasi Tesis ... 15
BAB II KAJIAN KAJIAN PUSTAKA , KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Pustaka ... 16
1. Kinerja Guru Dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 16
2. Kompensasi ... 30
(2)
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii 4. Kontribusi antara Kompensasi, Motivasi Kerja dan Kinerja
Guru Honorer ... 64
B.Kerangka Pemikiran ... 68
C.Hipotesis Penelitian ... 71
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 73
B.Metode Penelitian ... 76
C.Definisi Operasional ... 77
D.Instrumen Penelitian ... 79
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 79
F. Teknik Pengumpulan Data ... 84
G.Analisis Data ... 85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penetian ... 95
1. Deskripsi Kecenderungan umum skor responden ... 95
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 103
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 108
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 121
1. Kompensasi Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 121 2. Motivasi kerja guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten
(3)
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii
Purwakarta ... 122
3. Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 126
4. Kontribusi Kompensasi terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 127
5. Kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 129
6. Kontribusi Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ... 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 134
B. Saran ... 136
DAFTAR PUSTAKA ... 139
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 142
(4)
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
(5)
1
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu manusia memiliki kemampuan berfikir, bertindak, berkembang, serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Hal ini sejalan dengan apa yang dituangkan dalam dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa makna tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, maka peran sekolah sebagai tempat proses penyelenggaraan pendidikan secara formal yang bertujuan meningkatkan kualitas manusia. Sesuai dengan pendapat Martinis dan Maisah
(6)
2
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(2010:65), sekolah merupakan suatu organisasi yang melaksanakan kegiatan pendidikan secara formal yang sangat menentukan kualitas generasi di masa depan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha serta di dukung sarana dan prasarana yang memadai.
Guru merupakan hal yang utama paling dominan dalam pengelolaan pembelajaran karena guru adalah salah satu komponen mikro sistem pendidikan yang banyak mengambil peran pada proses pendidikan di sekolah. Sesuai dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Maka guru sebagai salah satu unsur dibidang pendidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam membentuk kepribadian, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Peranan dan kompetensi yang dimiliki guru sangat penting dalam pengajaran, guru harus selalu meningkatkan kesempatan belajar siswa guna memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Usman (2007:21) yang menyatakan bahwa guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran. Selain itu guru harus
(7)
3
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mampu memaknai pembelajaran serta menjadikan pembelajaran sebagai pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Oleh karena itu kehadiran dan profesionalisme guru dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Martinis dan Maisah (2010:81) yang menyatakan bahwa :
Guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai berikut :
1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didik
2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahan
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) dengan yang lain secara wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
Kebutuhan akan guru yang profesional sedang menjadi perhatian utama Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Beberapa waktu terakhir penyebaran guru di Indonesia masih kurang merata, sehingga mengakibatkan kebutuhan akan guru menjadi tidak seimbang. Penyebaran guru di kota tidak berimbang dengan jumlah guru di daerah. Inilah yang menyebabkan kualitas pendidikan kita menjadi tidak merata (www.today.co.id).
Kekurangan guru pada setiap satuan pendidikan merupakan kendala utama yang mengakibatkan proses pendidikan tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien. Berdasarkan data dari Direktorat Profesi Pendidik, Ditjen Peningkatan
(8)
4
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) tahun 2010 dari hasil analisa proyeksi guru untuk tingkat SDN, SMPN, SMAN, dan SMKN se-Indonesia dalam hal ini tentang kekurangan akan kebutuhan guru mata pelajaran di Indonesia tahun 2010 - 2014 sebesar 747.898.
Tabel 1.1
Kebutuhan Guru Mata Pelajaran 2010-2014
MATA PELAJARAN KEBUTUHAN
2010 2011 2012 2013 2014
Guru Agama 24.511 3.134 4.633 5.947 7.629
Penjaskes 31.437 2.585 2.941 3.148 3.500
Guru Kelas 159.307 4.670 33.860 33.881 35.275
PKN 4.233 1.059 1.329 1.551 1.815
Bahasa Indonesia 11.601 2.725 3.135 3.497 3.977
Bahasa Inggris 15.306 3.047 3.442 3.733 4.130
Matematika 11.165 2.331 2.729 3.083 3.505
IPA 4.437 983 1.184 1.318 1.541
IPS 4.402 716 860 997 1.180
Seni Budaya 13.806 1.726 1.925 2.040 2.220
TIK 22.747 1.651 1.695 1.769 1.831
MULOK 87.144 2.790 3.076 3.255 3.481
Bimbingan Konseling 44.916 3.746 3.980 4.192 4.488
Fisika 3.486 832 945 1.046 1.161
Biologi 1.664 797 887 1.006 1.156
Kimia 2.969 813 941 1.077 1.232
Sejarah 1.154 354 436 466 538
Geografi 1.096 354 416 477 535
Ekonomi 563 181 565 335 500
Sosiologi 2.731 472 251 563 614
Antropologi 747 455 477 508 525
Sastra Indonesia 1.153 477 490 516 522
Bahasa Asing 393 316 384 441 477
Keterampilan 6.966 495 517 543 549
Kewirausahaan 3.260 274 284 297 304
TOTAL 461.195 56.982 71.352 75.685 82.684
Sumber : NUPTK 2009/Direktorat Profesi Pendidik diolah oleh Litbang Majalah Komunitas
Dari tabel diatas terlihat bahwa kebutuhan guru dari tiap tahun ke tahun `berbeda-beda. Hal ini dapat terlihat pada tahun 2010-2011 kebutuhan guru
(9)
5
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menurun sebesar 78,01%, sedangkan pada tahun 2011-2012 kebutuhan guru naik sebesar 11,21%, tahun 2012-2013 kebutuhan guru naik sebesar 2,92% dan tahun 2013-2014 kebutuhan guru naik sebesar 4,42%.
Untuk mengatasi kekurangan akan kebutuhan guru tersebut, dengan mengacu pada UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yakni dalam Pasal 2 Ayat (3) bahwa di samping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Pejabat yang berwenang dapat mengangkat Pegawai Tidak Tetap. Untuk memenuhi kekurangan akan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pelaksanaan outsourcing pegawai, yakni dengan mengangkat Guru Tidak Tetap (GTT) atau sering disebut juga guru honorer, di samping mengangkat Guru Tetap (Pegawai Negeri Sipil/PNS).
Guru honorer dalam PP. No. 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil pasal 1 yang berbunyi bahwa Tenaga honorer adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah yang penghasilannya menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Kabupaten Purwakarta sebagai salah satu kabupaten penyangga Ibu kota negara Republik Indonesia. Di dalam Restra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, mengenai gambaran umum dan Isu strategis (2009–2014)
(10)
6
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menjelaskan tentang keberhasilan pembangunan pendidikan 5 tahun terakhir ini tergolong kategori baik, walaupun masih ada beberapa permasalahan yang saat ini, diantaranya : 1) Sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung keberhasilan PBM yang kurang memadai, 2) Kualitas tenaga pendidik yang belum memadai, 3) Peran serta orang tua siswa dalam mendukung pembiayaan pendidikan masih kurang, 4) Penyebaran sekolah yang kurang merata, 5) Pemanfaatan ICT yang kurang, 6) Kurangnya daya dukung pihak sekolah dalam memajukan atlit pelajar. Untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam membangunan pendidikan, tentu saja memerlukan dukungan semua pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan di Kabupaten Purwakarta.
Salah satu permasalahan pendidikan di Kabupaten Purwakarta disebutkan bahwa dalam rangka mengatasi kekurangan guru pada setiap satuan pendidikan di Kabupaten Purwakarta, sekolah berhak mengangkat guru honorer untuk membantu dalam proses pendidikan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, dan proses rekruitmen guru honorer biasanya diserahkan kepada sekolah bersangkutan yang menjadi tanggung jawab sekolah dan kompensasinya disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing sekolah.
Berhubungan dengan kompensasi diatas, kompensasi menjadi salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya mendorong untuk bekerja lebih produktif sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi organisasi. Sesuai dengan pendapat Mathis dan Jackson (2006:118), kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang
(11)
7
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bekerja pada suatu organisasi bukan pada organisasi yang lain. Dalam hal ini bagaimana organisasi menjalankan kebijakan kompensasinya akan memberikan dampak pada kapabilitas organisasi dalam melaksanakan kegiatannya melalui kinerja anggota organisasi yang terlibat di dalamnya.
Sedangkan pengertian kompensasi itu sendiri menurut Marihot Tua Effendi (2007:24) menyatakan bahwa kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang cuti, dll.
Pemberian kompensasi juga dapat memenuhi harapan seseorang dan akan meningkatkan kinerja guru apabila diyakini dengan kinerja yang tinggi akan menghasilkan penilaian yang baik, sebagaimana diungkapkan oleh Victor Vroom dengan teori pengharapan dikutip oleh Robbins (2006:238) teori ini mengatakan bahwa :
Karyawan dimotivasi untuk melakukan upaya lebih keras bila diyakini upaya itu akan menghasilkan penilaian kinerja yang baik. Penilaian kinerja yang baik akan mendorong imbalan organisasi seperti bonus, kenaikkan gaji, atau promosi, dan imbalan akan memenuhi sasaran pribadi karyawan tersebut, oleh karena itu teori ini berfokus pada tiga hubungan, yaitu :
a. Hubungan upaya – kinerja, probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu maka mendorong kinerja
b. Hubungan kinerja – imbalan, sampai sejauh mana individu itu menyakini bahwa kinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya output yang diinginkan
c. Hubungan imbalan – sasaran pribadi, sampai sejauh mana imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut.
(12)
8
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain itu beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai kompensasi oleh Ni Ketut (2012) menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian tersebut antara lain menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara pembinaan kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja guru sebesar 58,5%. Hal ini membuktikan bahwa pembinaan kepala sekolah dan kompensasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian diatas memperkuat pendapat bahwa kompensasi yang mereka terima mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja guru. Hal ini terlihat besarnya hubungan positif yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Disamping kompensasi, motivasi dapat meningkatkan kinerja, maka motivasi sangat penting dalam menggerakan guru honorer agar mampu mencapai tujuan, mampu membangkitkan dan memelihara perilaku guru dalam menjalankan tugas. Hal ini sesuai dengan Yulk,G (2002:83), bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi tersebut ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi kinerjanya. Sedangkan menurut Davis dalam Martinis dan Maisah (2010:86) jika seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia akan siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Selanjutnya Davis membagi motivasi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik yang mengacu dalam diri dan ekstrinsik mengacu pada faktor-faktor yang dari luar diri misalnya : penghargaan, pujian, hukuman, dan celaan. Menurutnya untuk keberhasilan belajar sebaiknya tenaga pengajar memiliki motivasi intrinsik karena hal itu merupakan kesadaran
(13)
9
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dari tenaga pengajar itu sendiri. Namun demikian, motivasi ekstrinsik dapat berfungsi untuk meningkatkan kinerja.
Kinerja guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, mengajar, dan melatih peserta didik dalam proses pembelajaran. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.
Menurut pendapat Martinis dan Maisah (2010:87) kinerja pengajar adalah perilaku atau respons yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi tugas. Kinerja tenaga pengajar menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami tenaga pengajar, jawaban yang mereka buat untuk hasil atau tujuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang sangat kompleks. Berkenaan dengan hal tersebut Gibson (1985:51-53) secara lebih komperhensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dan potensi individu organisasi, yaitu : Pertama, variabel individu, yang meliputi : (a) kemampuan/keterampilan, (b) latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman). Kedua variabel organisasi, yang meliputi : (a) sumber daya, (b) kepemimpinan, (c) imbalan, (d) struktur, (e). Desain pekerjaan. Ketiga variabel individu (psikologis) meliputi : (a) mental / intelektual, (b) Persepsi, (c) Sikap, (d) Kepribadian, (e) Belajar, (f) Motivasi.
(14)
10
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mangkunegara (2009:67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang ialah :
(1) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill).
(2) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja
Dari pendapat di atas, kinerja guru honorer sangatlah dipengaruhi bermacam-macam faktor, mulai dari faktor yang mempengaruhi kinerja individu itu sendiri yang akan mempengaruhi kinerja kelompok yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi. Maka penilaian kinerja guru honorer sangat penting untuk diperhatikan. Penilaian kinerja tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas kerja guru honorer. Hal ini sebagaimana dikemukan oleh Martinis dan Maisah (2010:110) Tujuan penilaian kinerja adalah :
1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi, 2.menyediakan sarana pembelajaran pegawai, 3.Memperbaiki kinerja berikutnya, 4. mempertimbangkan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment. 5. Memotivasi pegawai, 6. Menciptakan akuntabilitas publik.
Selain itu beberapa penelitian yang pernah dilakukan terhadap kinerja guru diantaranya hasil penelitian Engkay(2010) hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1) kemampuan manajerial kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SLB di Kabupaten Subang, 2) motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SLB di Kabupaten Subang dan, 3) secara keseluruhan kemampuan manajerial dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru sebesar 54,4% sisanya sebesar 45,5 %
(15)
11
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
merupakan faktor lainnya. Begitupun hasil penelitian Keke (2005) menyimpulkan bahwa terdapat 6,67 % kontribusi kompensasi terhadap kinerja guru dengan koefisien kolerasi sebesar r : 0,26.
Hasil penelitian diatas memperkuat bahwa banyaknya yang mempengaruhi kinerja guru. Berhubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian ini, guru yang dijadikan objek penelitian di kabupaten Purwakarta adalah guru honorer SMA Negeri yang mencapai rata-rata 36,85 % dari jumlah guru PNS yang berjumlah 369 orang. Dari hasil observasi, wawancara dengan beberapa kepala sekolah dan guru honorer di kabupaten Purwakarta menyatakan bahwa masih banyaknya guru honerer ini memerlukan perhatian baik dari segi rendahnya gaji yang mereka terima, banyaknya beban belajar yang harus dicapai, bahkan terkadang bekerja dengan suasana tidak menyenangkan, kemudian mengenai pengangkatan belum semuanya guru honorer dapat diangkat, selain itu dukungan dan perhatian masih kurang karena dalam hal bimbingan, pembinaan dan arahan dari kepala sekolah maupun rekan kerja sesama guru mengenai tugas, kewajiban dan profesi seorang guru yang wajib ia miliki untuk keberhasilan pendidikan di sekolah. Dari pernyataan-pernyataan di atas maka masalah guru honorer di Kabupaten Purwakarta belum sepenuhnya teratasi dengan maksimal, Dugaan sementara ini perlu dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan hal tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai: “Kontribusi
Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Honorer SMA
(16)
12
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Identifikasi dan Perumusan masalah
Dari uraian pada latar belakang diatas, dapat diidentifikasi bahwa masalah yang berkaitan dengan kinerja guru honorer di Kabupaten Purwakarta yang dapat dipengaruhi oleh kompensasi dan motivasi kerja. Adapun rincian faktor-faktor tersebut teridentifikasi sebagai berikut :
1. Masalah kompensasi guru honorer yang masih belum mencukupi kebutuhan disebabkan terbatasnya kemampuan dari sekolah masing-masing.
2. Masalah motivasi kerja guru yang teridentifikasi disebabkan berbagai kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki guru honorer seperti kebutuhan penghargaan yang diperoleh guru honorer atas hasil kerjanya selama ini padahal guru honorer mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran disekolah.
3. Masalah penilaan kinerja guru honorer yang tidak semua sekolah ada, seperti tidak tersedianya catatan penilaian dari tiap-tiap semester atau dari tahun ketahun sehingga tidak diketahui apakah terjadi peningkatan ataukah penurunan terhadap hasil kerjanya yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Berdasarkan uraian faktor-faktor tersebut, maka kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta merupakan fokus masalah yang
(17)
13
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memerlukan penelaahan secara empirik. Bagaimanakah kontribusi kompensasi dan motivasi kerja guru honorer terhadap kinerja guru honorer bersangkutan ? Maka dari itu identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah terfokus pada kompensasi, motivasi kerja dan kinerja guru honorer di Kabupaten Purwakarta tahun 2011.
Adapun fokus penelitian ini dirinci ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kompensasi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?
2. Bagaimanakah motivasi kerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?
3. Bagaimanakah kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta?
4. Bagaimanakah kontribusi kompensasi terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?
5. Bagaimanakah kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?
6. Bagaimanakah kontribusi kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang kontribusi kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA
(18)
14
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Negeri di Kabupaten Purwakarta. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui :
1. Kompensasi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta 2. Motivasi kerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta 3. Kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta
4. Kontribusi kompensasi terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta
5. Kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta
6. Kontribusi kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang Administrasi Pendidikan terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Disamping itu hasil penelitian ini dapat dijadikan
(19)
15
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sumbangan pemikiran bagi peneliti yang terkait dengan kajian kompensasi, motivasi kerja dan kinerja guru honorer di sekolah meningkat.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat menjadi suatu acuan dalam penilaian dan perbaikan dalam meningkatkan kinerja guru honorer yang sehingga memudahkan dalam pembinaan selanjutnya.
b. Bagi kepala sekolah diharapkan penelitian ini dapat menjadi suatu acuan dalam pemberian kompensasi yang diberikan pada guru honorer dalam rangka peningkatan kinerja guru honorer.
c. Bagi guru honorer dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan motivasi kerja di sekolah untuk terus melakukan perbaikan dalam rangka peningkatan kinerja guru menuju pendidikan yang berkualitas.
E. Struktur Organisasi Tesis
Adapun rincian struktur organisasi Tesis diantaranya : Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan Masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Bab II Kajian pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, berisi tentang konsep-konsep teori, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian, Bab III Metode Penelitian berisi tentang penjabaran yang rinci mengenai lokasi dan subjek populasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, Instrumen peneltian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, Bab IV Hasil Penelitian dan
(20)
16
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian serta pembahasan meliputi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan, BAB V Kesimpulan dan saran berisi tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis dan temuan analisis.
(21)
73
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, yaitu : lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data yang akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah pada SMU Negeri di Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat.
2. Populasi
Sugiyono (2008:80) memberikan pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru honorer pada 14 SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.
Adapun data populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
(22)
74
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah
Status Sekolah
GURU GTT /HONORER
L P JML
1 SMAN 1 Purwakarta Negeri 3 10 13
2 SMAN 2 Purwakarta Negeri 2 2 4
3 SMAN 3 Purwakarta Negeri 0 4 4
4 SMAN Darangdan Negeri 1 1 2
5 SMAN Sukatani Negeri 0 4 4
6 SMAN Wanayasa Negeri 3 4 7
7 SMAN Pasawahan Negeri 10 6 16
8 SMAN Tegalwaru Negeri 7 4 11
9 SMAN Cibatu Negeri 2 3 5
10 SMAN Jatiluhur Negeri 6 9 15
11 SMAN Bungursari Negeri 6 7 13
12 SMAN Maniis Negeri 4 4 8
13 SMAN Sukasari Negeri 11 4 15
14 SMAN Campaka Negeri 6 13 19
TOTAL 61 76 `136
Sumber : Dinas Pemuda dan Olah Raga Kab. Purwakarta 2011
3. Sampel Penelitian
Sugiyono (2008:81) memberikan pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Arikunto, (2010:174) mengatakan bahwa : Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan pengertian di atas maka untuk menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan bahwa setiap subyek dalam populasi yang dianggap homogen memiliki peluang sama menjadi unsur sampel. Teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple
random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
(23)
75
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
anggota populasi dianggap homogen, penggunaan teknik ini memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota untuk dijadikan anggota sampel.
Jumlah sampel dihitung berdasarkan formulasi yang dikemukan oleh Issac dan Michael (Arikunto, 2010:179), yaitu :
= �2��(1−�)
�2 �−1 +�2�(1−�)
Keterangan :
S = Jumlah sampel yang diperlukan N = ukuran populasi
P = Proporsi dalam populasi = 0,50 d = ketelitian (error) = 5%
�2
= harga tabel chi kuadrat sesuai tingkat kepercayaan 95%
Berdasarkan formulasi diata, dari jumlah populasi sebanyak 136 orang dengan tingkat kepercayaan 95% dapat dihitung banyaknya unit sampel sebagai berikut :
= 3.84 x136x0.5(1−0.50)
0.052 136−1+3.84x0.50(1−0.50)= 100,624 ~101
Jadi jumlah sampel penelitian sebanyak 101 orang (dibulatkan), jumlah ini menjadi responden penelitian. Jumlah responden (sampel) penelitian adalah sebagai berikut :
(24)
76
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Sampel
1 SMAN 1 Purwakarta 10 2 SMAN 2 Purwakarta 3 3 SMAN 3 Purwakarta 3 4 SMAN Darangdan 1
5 SMAN Sukatani 3
6 SMAN Wanayasa 5
7 SMAN Pasawahan 12 8 SMAN Tegalwaru 8
9 SMAN Cibatu 4
10 SMAN Jatiluhur 11 11 SMAN Bungursari 10
12 SMAN Maniis 6
13 SMAN Sukasari 11
14 SMAN Campaka 14
TOTAL 101
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang dimaksud adalah penelitian ini dilandasi pada asumsi bahwa dunia merupakan realitas tunggal yang diukur dengan instrumen, bertujuan untuk mencari hubungan dan menjelaskan sebab perubahan fakta sosial. Dalam penelitian kuantitatif memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan statistik, oleh karena itu pendekatan kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya (Arikunto, 2010:10).
(25)
77
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sedangkan penelitian survey yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Sesuai dengan pendapat Karlinger (2000:66) yakni :
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehinga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi. Generalisasi akan lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Jenis penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan yang terjadi. Sedangkan penelitian dengan pendekatan kuantitatif menampilkan analisis data bersifat statistik dengan angka dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang diterapkan (Sugiyono,2008:14).
Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan kompensasi dan motivasi kerja serta sejauh mana kontribusinya terhadap kinerja guru honorer pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel mempunyai tujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri. S (2003:46-47) memberikan pengertian mengenai definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel penelitian. Definisi
(26)
78
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel sama. Lebih lanjut beliau mengatakan dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana cara pengukuran atas variabel yang akan dilakukan. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur pengukuran atas variabel itu dilakukan (diperlukan) prosedur pengukuran baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut :
1. Kompensasi (X1) adalah keseluruhan balas jasa yang diterima guru honorer baik secara langsung dan tidak langsung terhadap hasil kerja yang telah di lakukan di sekolah, meliputi : 1). kompensasi langsung; 2) kompensasi tidak langsung. (Mathis L.R dan Jackson, 2006:420).
2. Motivasi kerja (X2) adalah semangat atau dorongan yang mampu menggerakkan guru honorer untuk bekerja meliputi :1). Kebutuhan fisik; 2) dan 2). Kebutuhan rasa aman; 3). Kebutuhan berafilasi; 4). Kebutuhan penghargaan; 5). Kebutuhan aktualisasi diri. (Abraham Masslow, dalam Sondang 2004:146).
3. Kinerja guru (Y) adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan guru honorer dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya meliputi :1). Kualitas kerja; 2).Kecepatan/Ketepatan kerja; 3). Inisiatif dalam bekerja; 4). Kemampuan Kerja; 5). Komunikasi. (Mitchel, T.R dan Larson,1987:343).
(27)
79
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2008:102) memberikan definisi bahwa : Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Menurut Riduwan (2002:32), instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitasnya).
Adapun langkah-langkah menyusun instrumen penelitian menurut Riduwan (2002:32) sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian 2. Menjabarkan variabel tersebut menjadisub variabel/dimensi
3. Mencari indikator/aspek setiap sub variabel 4. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator
5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen
6. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar
Berdasarkan pendapat diatas maka instrumen penelitian ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu mulai dari menyusun variabel, sub variabel dan indikator penelitian, menyusun kisi-kisi instrumen, dan kemudian diuji cobakan, diuji validitas dan reliabilitasnya.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian yang telah di susun, di uji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalannya melalui prosedur :
(28)
80
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Responden Uji coba
Instrumen penelitian di uji cobakan pada responden sebanyak 30 (tiga puluh) dan jumlah 30 ini memenuhi syarat untuk uji coba instrument.
2. Pelaksanaan Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah : a) membagikan angket pada guru, b) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, c) para guru honorer melakukan pengisian angket dan d) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.
3. Tujuan Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item angket, baik dalam redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pertanyaan dan jawaban tersebut. Uji coba tersebut dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui butir-butir pertanyaan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pertanyaan yang valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
4. Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur dalam mengukur konsep sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak di ukur. Hal ini
(29)
81
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ditegaskan Sugiono (2008:267) bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan sata (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Hal senada juga dikemukan Arikunto (2010:168) mengungkapkan bahwa Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana variabel data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.
Validitas alat ukur dapat diuji dengan menggunakan program SPSS 19.0 atau apabila secara manual diawali dengan terlebih dahulu mencari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.
Untuk menghitung validitas alat ukur secara manual ini digunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment (PPM), sebagai berikut : (Riduwan,2009:80)
� = � −( )−( )
� 2− ( )2 � 2− ( )2
Keterangan :
rhitung = koefisien korelasi
ƩXi = jumlah skor item
ƩYi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden
Kriteria uji:
(30)
82
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :
r 11 = koefisien reliabilitas
rb = korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir).
Sedangkan Bila r hitung < r tabel maka tidak valid
Untuk kemudahan, pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan dibantu dengan program SPSS 19.0 for window. Dalam hal ini mengetahui tingkat validitas item dengan menggunakan SPSS dilihat dari angka-angka yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation, dimana kaidah keputusannya bila rhitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel) maka butir item tersebut valid. Sebaliknya bila r hitung lebih kecil dari r tabel (rhitung< rtabel) maka butir item tidak valid. (Hasil uji coba validitas instrumen penelitian dengan menggunakan bantuan program SPSS 19.0 for window terdapat pada lampiran)
5. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Untuk uji reliabilitas ini menggunakan metode belah dua (Split Half Method), dengan rumus Spearman Brown (Akdon,2004:148) sebagai berikut :
�11 = 2.� 1+�
Untuk kemudahan, pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan dibantu dengan program SPSS 19.0 for window (data terlampir). Hasil ketiga variabel reliabilitas yang diperoleh dari nilai Guttman Split-Half Coefficient ( r11) untuk variabel kompensasi mencapai 0,849, untuk variabel motivasi kerja sebesar
(31)
83
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0,884 dan variabel kinerja guru honorer 0,832. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi nilai r tabel = 0,361 yang berarti bahwa ketiga instrumen dalam kategori reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rangkuman berikut:
Tabel 3.3
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel r 11 r tabel Keterangan
1 Kompensasi (X1) 0,849 0,361 Reliabel
2 Motivasi kerja (X2) 0,884 0,361 Reliabel 3 Kinerja Guru Honorer(Y) 0,832 0,361 Reliabel
6. Tahap penyebaran dan Pengumpulan Angket
Setelah angket diuji coba angket menunjukkan bahwa instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan.
Angket yang disebar terdiri dari 17 item yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang kompensasi, 20 item yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi kerja dan 30 item digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru honorer pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.
(32)
84
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Data ialah bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan informasi atau keterangan atau keterangan, baik kuantitatif ataupun kualitatif yang menunjukkan fakta (Riduwan,2009:106). Sementara Sugiono (2008:137) mengatakan bahwa : teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), Observasi (pengamatan) atau gabungan ketiganya.
Berdasarkan pendapat diatas teknik atau cara pengumpulan data yang digunakan penulis adalah metode angket (kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Angket/Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang efisien, dan cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Sedangkan menurut Riduwan (2002:25) Angket (Questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden sesuai dengan permintaan pengguna. Dengan demikian angket merupakan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk menggali berbagai informasi tentang kompensasi, motivasi kerja, dan kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta dan menggunakan angket tertutup.
(33)
85
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain itu alasan lain penggunaan angket dengan berbagai pertimbangan dalam penelitian ini adalah : (a) dapat menghimpun data dalam waktu yang relatif singkat, (b) akan mendapatkan jawaban yang relatif seragam sehingga memudahkan dalam pengolahan data (c) pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi waktu, tenaga dan biaya.
Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Jadi dengan skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kontribusi kompensasi, motivasi kerja serta kinerja guru honorer pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta dan digunakan menggunakan angket tertutup. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu : selalu (SL) dengan bobot 5, sering (SR) dengan bobot 4, kadang-kadang (KD) dengan bobot 3, Jarang (JR) dengan bobot 2, tidak pernah (TP) dengan bobot 1.
G. Analisis Data
Mengolah data dan menganalisa data adalah suatu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan ditarik kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti.
(34)
86
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Data Deskriptif
Tujuan dari perhitungan ini dimaksudkkan untuk melihat kecenderungan variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Kecenderungan variabel X1, X2 dan Y dengan menggunakan rumus
Weighted Means Score (Sudjana, 2005:67)
=
�
Keterangan:
X = Rata-rata skor responden
ƩX = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)
n = Jumlah responden
Langkah-langkah dari pengolahan WMS adalah sebagai berikut :
a. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.
b. Menghitung jumlah responden setiap item dengan kategori jawaban.
c. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan bobot alternatif jawaban tersebut.
(35)
87
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.
f. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan variabel atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dai masing masing variabel.
Tabel 3.4
Tabel konsultasi hasil perhitungan WMS
Rentangan Nilai Kriteria Penafsiran
4,01 – 5,00 Selalu (SL) Sangat baik 3,01 – 4,00 Sering (SR) Baik 2,01 – 3,00 Kadang – kadang (KD) Cukup 1,01 – 2,00 Jarang (JR) Rendah
0,01 – 1,00 Tidak Pernah(TP) Sangat Rendah
2. Pengujian Persyaratan Analisis
Terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis, persyaratan tersebut adalah (a) syarat normalitas, (b) syarat homogenitas dan (c) syarat kelinieran.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis paramatrik atau non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik data yang dianalisis harus berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik, data yang dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk
(36)
88
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengetahui apakah ketiga variabel memiliki penyebaran data yang normal atau tidak.
Uji normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 19.0.
b. Uji linieritas
Uji linieritas dapat di lihat dari nilai signifikansi dari deviation of linierity program SPSS versi 19.0 untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.
3. Menguji Hipotesis Penelitian
Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis yaitu hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana dan hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. a. Analisis korelasi sederhana
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah dengan teknik korelasi Pearson Product Moment yaitu untuk mengukur derajat hubungan antara variabel independen yaitu kompensasi (X1) terhadap variabel dependen yaitu kinerja Guru (Y). dan variabel motivasi kerja (X2) terhadap variabel dependen yaitu kinerja Guru (Y). Rumus analisis korelasi Pearson
(37)
89
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
� = � ( )−( ).( )
�. 2−( )2 . �. 2−( )2
Korelasi dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat
Cukup kuat Rendah
Sangat Rendah Sumber: Akdon (2004:188)
1). Uji Koefisien Determinasi
Selajutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut :
KP = r2 x 100 %
Keterangan :
KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
(38)
90
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ^
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikasi dengan rumus :
3). Analisis Regresi sederhana
Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut (Akdon,2004:196) :
=
+
^
Keterangan :
Y = nilai taksir Y ( variabel terikat) dari persamaan regresi a = Konstanta apabila harga X = 0
b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X
X = Harga variabel X
Langkah – langkah menghitung regresi sederhana sebagai berikut ( Akdon, 2004:196-197) :
thitung = � �−
2 1−�2
Keterangan : thitung = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah Sampel
(39)
91
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a). Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
= − .
� = �
. − .
�. 2−( )2
b). Menyususun pasangan data untuk variabel X dan variabel y
c). Mencari persamaan untuk koefisien regresi sederhana
d). Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg [a]) dengan rumus :
JKReg(a) =
( )2
�
e). Mencari jumlah kuadrat regresi (JKreg[bIa]) dengan rumus:
JKreg(bIa) =b . −( ).( )
�
f). Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:
] [ Re ]
| [ Re 2
Res
Y
JK
g baJK
g aJK
g). Mencari rata-rata Jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]) dengan rumus :
RJKReg[a] JKReg[a]
h). Mencari rata-rata jumlah kuadrat Regresi (RJKReg [bIa]) dengan rumus :
(40)
92
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i). Mencari rata-rata jumlah kuadrat Residu (RJKRes) dengan rumus :
2 Re Re n JK RJK s s
j). Menguji Signifikasi dengan rumus :
s a b g hitung RJK RJK F Re } | Re
Kaidah pengujian signifikansi :
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika Fhitung≤Ftabel maka tolak Ho artinya tidak signifikan k). Membuat Kesimpulan
b. Analisis Korelasi Ganda
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya huungan antara dua variabel bebas X atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Dalam kata lain digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut rumus korelasi ganda sebagai berikut (Akdon,2004:119) :
1. 2.
�21. +�22. −2 � 1. . �1. . (�1. 2) 1− �21. 2
(41)
93
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1). Uji Koefisien Determinasi
Selajutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut :
KP = r2 x 100 %
Keterangan :
KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
2). Uji Signifikansi
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda dicari dulu
Fhitung kemudian dibandingkan dengan F tabel.
�ℎ� �� =
2
� 1− 2
� − � − 1
Dengan kaidah pengujian signifikansi :
Jika F hitung≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika F hitung ≤ F tabel, maka tolak Ho artinya tidak signifikan
3). Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat dalam penelitian. Dimana : R = Nilai koefisien korelasi ganda
K = Jumlah variabel bebas (Independen) n = Jumlah sampel
(42)
94
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian. Dalam penelitian ini persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2009:108) :
=
^
+
1 1
+
2 2Keterangan :
=
^ nilai taksir Y ( variabel terikat) dari persamaan regresi
a = Nilai Konstanta
b1 = Nilai koefisien regresi X1 X1 = variabel bebas X1
X2 =variabel bebas X2
Untuk mempermudah perhitungan Alat bantu yang digunakan dalam perhitungan analisis data digunakan program komputer berupa program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows versi 19.0.
(43)
134
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Merujuk kepada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian tentang kontribusi kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer ini ditemukan hal- hal sebagai berikut :
1. Kompensasi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta, berada pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa kompensasi langsung dan tidak langsung yang ada di Kabupaten Purwakarta dapat diterima dengan baik. Sedangkan kompensasi yang paling baik berapa pada sub variabel kompensasi tidak langsung.
2. Motivasi Kerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta berada pada kategori sangat baik, hal ini menunjukan bahwa guru honorer memiliki motivasi kerja yang tinggi dan yang menyebabkan motivasi kerja guru honorer diantaranya pada aspek kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Sedangkan motivasi kerja yang paling baik berada pada sub variabel kebutuhan aktualisasi diri.
3. Kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa kinerja yang dilakukan oleh guru honorer mempunyai kinerja yang tinggi, terlihat pada aspek kualitas
(44)
135
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kerja, ketepatan kerja, komunikasi, inisiatif dalam bekerja dan kemampuan kerja. Sedangkan kinerja guru honorer yang paling baik berada pada sub variabel kualitas kerja.
4. Kompensasi memiliki berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta, kedua aspek kompensasi langsung dan kompensasi tak langsung berdasarkan hasil penelitian atau perhitungan menunjukan skor yang baik, artinya bahwa kompensasi yang sangat baik mengacu pada kedua aspek tersebut akan berdampak pada kinerja guru honorer di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta. Kontribusi yang diberikan kompensasi terhadap kinerja guru honorer 11,02%, sehingga dapat dijelaskan bahwa kompensasi berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer.
5. Motivasi kerja memberikan kontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta, besarnya kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru honorer dalam penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan pada kategori sangat baik. Artinya motivasi kerja yang sangat baik di dukung oleh kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan berafilisasi, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri akan memberikan dampak yang sangat baik bagi kinerja guru honorer di Kabupaten Purwakarta. Kontribusi yang diberikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru honorer sebesar 31,92%. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer.
(45)
136
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta sebesar 35,76% dan sisanya sebesar 62,24% merupakan faktor yang datang dari faktor-faktor lainnya. Berdasarkan hasil peneltian tersebut jelaslah bahwa kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer, artinya jika kompensasi yang diberikan dengan tepat ditunjang dengan motivasi kerja yang dimiliki sangat baik akan berdampak pada kinerja guru honorer.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan bahwa kompensasi berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer dan motivasi kerja berkontribusi terhadap kinerja guru honorer, serta kompensasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berkontribusi secara positif terhadap kinerja guru honorer di Kabupaten Purwakarta. Meskipun demikian perlu adanya upaya pertimbangan yang dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk tetap meningkatkan kinerja guru honorer dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Adapun saran atau rekomendasi tersebut sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah pada SMU Negeri di Kabupaten Purwakarta: (a). perlunya dipertimbangkan beberapa upaya yang harus ditingkatkan melalui kebijakan sekolah seperti kebijakan dalam pemberian kompensasi secara langsung yang diberikan kepada guru honorer disesuaikan dengan tingkat
(46)
137
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kebutuhan hidup yang wajar dan adil sesuai dengan UMR di Kabupaten Purwakarta, dengan begitu kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat terus meningkatkan kualitasnya dalam bekerja disekolah, sebagaimana pendapat Castetter (1996:468) mengungkapkan bahwa tujuan umum dari proses kompensasi untuk mengalokasikan sumber daya untuk gaji, upah, tunjangan, dan penghargaan dengan cara yang menarik serta dapat mempertahankan staf sekolah yang kompeten; (b). upaya pertimbangan motivasi kerja terutama dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman bagi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta terutama dalam hal dorongan untuk mendapat jaminan terhadap pekerjaannya dan dorongan dalam layanan terhadap pekerjaannya dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya, sehingga guru honorer mendapat rasa aman tentang kedepannya dalam pekerjaanya serta menghargai apa yang dilakukan guru honorer karena bagaimana pun guru honorer berperan serta dalam peningkatan kinerjanya di sekolah.
2. Bagi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta : Upaya dalam peningkatan kinerja guru honorer yang memiliki peranan penting dalam mengetahui hasil kerja yang telah dilakukan, namun masih ada yang perlu dibenahi pada inisiatif dalam bekerja seperti mewujudkan kreatifitas dalam belajar baik menguasai berbagai teori, metode dalam pembelajaran maupun cara mengatasi berbagai kesulitan dalam belajar yang dimiliki peserta didik yang berbeda-beda. Maka guru honorer sendiri agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kecakapan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan guna meningkatkan kinerjanya
(47)
138
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
serta kesadaran bahwa menjadi guru merupakan panggilan hati untuk mewujudkan guru yang profesionalisme seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Bagi Dinas Pendidikan di Kabupaten Purwakarta : perlu adanya pengawasan secara berkesinambungan dan lebih tanggap dalam menghadapi permasalahan guru honorer di sekolah seperti kinerja guru honorer (kualitas kerja, komunikasi, inisiatif dalam bekerja, kemampuan kerja serta kecepatan/ketepatan dalam bekerja) dalam pelaksanaan, peningkatan serta penilaian tugas serta kewajibannya di sekolah dalam hal ini bagaimana pun guru honorer mempunyai peran serta dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada penelitian dengan variabel yang sama diharapkan menjadi masukan sehingga perlu ditindaklanjuti dengan mencari permasalahan-permasalahan lain yang lebih luas, berkaitan dengan kinerja guru seperti pada faktor-faktor lain yang sekiranya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja guru khususnya guru honorer agar dapat menambah khasanah keilmuan, memperluas cakrawala dan wawasan kita bersama.
(48)
139
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab dan Umiarso. (2011). Kependidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar –Ruzz.
Akdon dan Sahlan. (2004). Aplikasi Statistika dan Metode Penellitian Administrasi
dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arep, I. dan Tanjung, H. (2004). Manajemen Motivasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Castetter, W.B. (1996). The Human Resource Funtion in Educational
Administration. New Jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.
Dessler, Gary. (2003). Human Resaurce Management (Ninth Edition), New Jersey : Prentice Hall.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. (2010). Renstra DISDIKORA Kabupaten
Purwakarta. Tidak diterbitkan.
Dadang Suhardan. (2009). Filsafat Administrasi Pendidikan dalam Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Engkai Karweti. (2010). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SLB di
Kabupaten Subang. [online] Vol II, 13 halaman.
Tersedia:http://jurnal.upi.edu/file/7-engkay.pdf.[1 Desember 2011].
Hasibuan, Malayu SP. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: BPFE.
Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gibson, et.al. (1985). Oranisasi (Terjemahan). Edisi ke-Lima, Jakarta: Erlangga. Karlinger,Frend N. (2000). Asas-asas Penelitian Humanioral. Yogyakarta: FE
(49)
140
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keke. (2005). Kompensasi, Disiplin kerja dan Kinerja Guru SMP BPK Penabur.
[online].Tersedia:http://www.bpkpenabur.or.id/files/jurnal/Hal.01-16%Kompensasi%20kerjapdf .[16 Agustus 2011].
Malikul Kusno. (2011). IGI Nilai Distribusi Guru Tidak Merata.Tersedia : www.today.co.id [ Jumat (1/4/2011) ].
Mangkunegara, Anwar Prabu, AA. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mathis R. L dan Jackson H. J. (2006). Human Resource Management, Manajemen
Sumber Daya Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Martinis Yamin dan Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: GP Press. Mariot Tua Effendi. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Grasindo.
Marwansyah dan Mukaraman. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Administrasi Niaga.
Masri Singarimbun dan Effendi. (2003). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Mitchel, T. R. dan Larson. (1987). People and Organization; An Introction to
Organizational Behavior. Singapure: Mc. Graw Hill Inc.
Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
________.(2004). Menjadi Guru Profesional.Bandung : Remaja Rosdakarya. Namawi. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: H.Masagung.
Ni Ketut Rohani. (2012). Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi
terhadap Kinerja Guru.[online].Tersedia:http://www.jurnal.unesa.ac.id/bank/.
[1Maret 2012].
Pangewa, Maharudin. (2004). Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Pemerintah Republik Indonesia No 11 Tahun 2003 tentang Mengenai Gaji Pegawai
Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer
Menjadi PNS. Bandung: Fokus Media.
Riduwan.(2009). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi
dan Komunikasi dan Bisnis Lengkap dengan Panduan Aplikasi SPSS 14.
(1)
137
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kebutuhan hidup yang wajar dan adil sesuai dengan UMR di Kabupaten Purwakarta, dengan begitu kebijakan yang dilakukan diharapkan dapat terus meningkatkan kualitasnya dalam bekerja disekolah, sebagaimana pendapat Castetter (1996:468) mengungkapkan bahwa tujuan umum dari proses kompensasi untuk mengalokasikan sumber daya untuk gaji, upah, tunjangan, dan penghargaan dengan cara yang menarik serta dapat mempertahankan staf sekolah yang kompeten; (b). upaya pertimbangan motivasi kerja terutama dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman bagi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta terutama dalam hal dorongan untuk mendapat jaminan terhadap pekerjaannya dan dorongan dalam layanan terhadap pekerjaannya dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya, sehingga guru honorer mendapat rasa aman tentang kedepannya dalam pekerjaanya serta menghargai apa yang dilakukan guru honorer karena bagaimana pun guru honorer berperan serta dalam peningkatan kinerjanya di sekolah.
2. Bagi guru honorer SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta : Upaya dalam peningkatan kinerja guru honorer yang memiliki peranan penting dalam mengetahui hasil kerja yang telah dilakukan, namun masih ada yang perlu dibenahi pada inisiatif dalam bekerja seperti mewujudkan kreatifitas dalam belajar baik menguasai berbagai teori, metode dalam pembelajaran maupun cara mengatasi berbagai kesulitan dalam belajar yang dimiliki peserta didik yang berbeda-beda. Maka guru honorer sendiri agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kecakapan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan guna meningkatkan kinerjanya
(2)
138
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
serta kesadaran bahwa menjadi guru merupakan panggilan hati untuk mewujudkan guru yang profesionalisme seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Bagi Dinas Pendidikan di Kabupaten Purwakarta : perlu adanya pengawasan secara berkesinambungan dan lebih tanggap dalam menghadapi permasalahan guru honorer di sekolah seperti kinerja guru honorer (kualitas kerja, komunikasi, inisiatif dalam bekerja, kemampuan kerja serta kecepatan/ketepatan dalam bekerja) dalam pelaksanaan, peningkatan serta penilaian tugas serta kewajibannya di sekolah dalam hal ini bagaimana pun guru honorer mempunyai peran serta dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya pada SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada penelitian dengan variabel yang sama diharapkan menjadi masukan sehingga perlu ditindaklanjuti dengan mencari permasalahan-permasalahan lain yang lebih luas, berkaitan dengan kinerja guru seperti pada faktor-faktor lain yang sekiranya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja guru khususnya guru honorer agar dapat menambah khasanah keilmuan, memperluas cakrawala dan wawasan kita bersama.
(3)
139
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab dan Umiarso. (2011). Kependidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar –Ruzz.
Akdon dan Sahlan. (2004). Aplikasi Statistika dan Metode Penellitian Administrasi
dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arep, I. dan Tanjung, H. (2004). Manajemen Motivasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Castetter, W.B. (1996). The Human Resource Funtion in Educational
Administration. New Jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.
Dessler, Gary. (2003). Human Resaurce Management (Ninth Edition), New Jersey : Prentice Hall.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. (2010). Renstra DISDIKORA Kabupaten
Purwakarta. Tidak diterbitkan.
Dadang Suhardan. (2009). Filsafat Administrasi Pendidikan dalam Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Engkai Karweti. (2010). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SLB di
Kabupaten Subang. [online] Vol II, 13 halaman.
Tersedia:http://jurnal.upi.edu/file/7-engkay.pdf.[1 Desember 2011].
Hasibuan, Malayu SP. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: BPFE.
Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gibson, et.al. (1985). Oranisasi (Terjemahan). Edisi ke-Lima, Jakarta: Erlangga. Karlinger,Frend N. (2000). Asas-asas Penelitian Humanioral. Yogyakarta: FE
(4)
140
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keke. (2005). Kompensasi, Disiplin kerja dan Kinerja Guru SMP BPK Penabur.
[online].Tersedia:http://www.bpkpenabur.or.id/files/jurnal/Hal.01-16%Kompensasi%20kerjapdf .[16 Agustus 2011].
Malikul Kusno. (2011). IGI Nilai Distribusi Guru Tidak Merata.Tersedia : www.today.co.id [ Jumat (1/4/2011) ].
Mangkunegara, Anwar Prabu, AA. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mathis R. L dan Jackson H. J. (2006). Human Resource Management, Manajemen
Sumber Daya Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Martinis Yamin dan Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: GP Press. Mariot Tua Effendi. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Grasindo.
Marwansyah dan Mukaraman. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Administrasi Niaga.
Masri Singarimbun dan Effendi. (2003). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Mitchel, T. R. dan Larson. (1987). People and Organization; An Introction to
Organizational Behavior. Singapure: Mc. Graw Hill Inc.
Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
________.(2004). Menjadi Guru Profesional.Bandung : Remaja Rosdakarya. Namawi. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: H.Masagung.
Ni Ketut Rohani. (2012). Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi
terhadap Kinerja Guru.[online].Tersedia:http://www.jurnal.unesa.ac.id/bank/.
[1Maret 2012].
Pangewa, Maharudin. (2004). Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Pemerintah Republik Indonesia No 11 Tahun 2003 tentang Mengenai Gaji Pegawai
Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer
Menjadi PNS. Bandung: Fokus Media.
Riduwan.(2009). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi
dan Komunikasi dan Bisnis Lengkap dengan Panduan Aplikasi SPSS 14.
(5)
141
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
________.(2002). Skala Pengukuran Variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta. Robbins.S. P. (2006). Perilaku Organisasi. Klaten: PT. Intan Sari.
Sarwono, J. (2009). Statistik Itu Mudah. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi
Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Andi.
Schuller,Randall S. and E. Jackson. (1999) Manajemen Sumber Daya Manusia
Menghadapi Abad ke-21. Jakarta : Erlangga.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sondang S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer.Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala. (2007). Manajemen Mutu Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Sutermeister. Robert A. (1976). People and Productivity, New York: McGraw Hill Inc.
Tohardi,Ahmad. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Mandar Maju.
Tengku Imam. (2011). Berapa Sih Kebutuhan Guru di Indonesia? Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com. [Sabtu (1 Oktober 2011)].
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Fokusmedia.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2005. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 1999. Pokok-Pokok
Kepegawaian.
Uno Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikannya. Jakarta. PT. Bumi Aksara
UPI. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah Laporan buku, Makalah, Skripsi,
Tesis, Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Usman, Moh.Uzer. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(6)
142
Gina Novianti Rahayu, 2012
Kontribusi Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Honorer SMA Negeri Di Kabupaten Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yukl, Gary. (2002). Leadership in Organization (Terjemahan). Edisi Ketiga, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.