Penatalaksanaan Tumor Warthin Parotis.

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

Penatalaksanaan Tumor Warthin Parotis
Muhammad Abduh Firdaus,Hidayatul Fitria
Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS Dr M Djamil
Padang
Abstr ak
Tumor War thin mer upakan tumor jinak kelenjar liur yang khusus ter jadi di kelenjar par otis. Insidennya kira-kira
6%-8% dari seluruh tumor kelenjar liur dan kedua terbanyak dari tumor jinak kelenjar par otis. Tumor ini tumbuh lambat
dan biasanya tanpa gejala. Pengobatan tumor War thin adalah dengan pembedahan. Salah satu cara pembedahan yang dapat
dilakukan untuk menghindari tr auma pada ner vus fasialis adalah enukleasi. Rekurensi dar i tumor ini sangat jarang.
Dilapor kan satu kasus tumor War thin par otis pada seorang laki-laki berusia 70 tahun yang dilakukan terapi pembedahan
enukleasi.
Kata kunci : Tumor War thin, enukleasi, trauma ner vus fasialis
Abstract
War t hin t umor is the benign t umor salivar y glands t hat fr equent ly occur s almost exclusively in t he par ot id gland. It
r epr esent s 6%-8% of all salivar y gland t umors, and it is t he second most common benign par ot id neoplasm. This t umor gr ow
slowly and usually painless. Sur gical management is enucleat ion t o avoid facialis ner ve injur y. Recur r ence is r ar e. War t hin’s

t umor on male 70 year s old was r epor t ed and has done enucleat ion.
Key wor ds : War t hin’s t umor , enucleat ion, facialis ner ve injur y

Ker ospondensi : dr .Hidayatul Fitria: hidayatulfitria@gmail.com

PENDAHULUAN
Kelenjar liur di tubuh secara anatomis ter dir i
dari kelenjar liur mayor dan kelenjar liur minor . Kelenjar
liur mayor terdir i dar i kelenjar par otis, submandibula,
dan sublingual. Sementara kelenjar liur minor ter sebar
dari 600 sampai 1000 kelenjar kecil yang ter sebar di
r ongga mulut dan far ing.1,2
Tumor jinak par otis merupakan tumor yang
jarang terjadi dengan insiden 1% dar i selur uh neoplasma
kepala leher . Meskipun insiden ber beda-beda, dar i
ber bagai kepustakaan sekitar 75 % tumor kelenjar liur
ber asal dar i parotis dan hampir 80% merupakan tumor
jinak. Tumor jinak ter banyak adalah adenoma pleomor fik
dan diikuti dengan War thin tumor atau disebut juga
papillar y cyst adenoma limpomat osum.3, 4,5,6

Tumor War thin banyak ter jadi pada laki-laki
dibanding wanita, biasanya pada umur 50-70 tahun.
Tumor ini tumbuh lambat di kutub bawah kelenjar
par otis dan dihubungkan dengan kebiasaan mer okok.5,6
Diagnosis tumor War thin ditegakkan melalui anamnesis,
pemer iksaan fisik dan pemeriksaan histopatologi.
Penatalaksanaan tumor War thin adalah dengan
pengangkatan tumor dengan par otidektomi superfisial
dan enukleasi.5,7
ETIOLOGI
Etiologi keganasan kelenjar liur pada umumnya
belum diketahui secar a pasti. Mer okok diduga kuat
ber peran dalam per kembangan tumor ini. Dilapor kan
bahwa per okok mempunyai risiko 4-8 kali dibanding
yang tidak per okok.6,7
KEKERAPAN
Tumor War thin per tama kali dilapor kan oleh
Hildebr and dan diduga sebagai kista kongenital leher .
Tahun 1929 Warthin mempelajari semua tumor par otis


yang diobati di Univer sitas Michigan dan dilaporkan dua
kasus papillar y cyst adenoma lymphomat osum. Lesi ini
digambarkan sebagai tumor kelenjar dengan str oma
limpoid. Tahun 1944 Mar tin dan Ehr lich per tama kali
menggunakan istilah tumor War thin. Istilah lain yang
juga digunakan untuk tumor ini adalah adenolimpoma
dan papilar y cyst adenoma limpomat osum.2
Tumor War thin merupakan tumor jinak yang
hampir ser ing ter jadi di kelenjar par otis dibanding
kelenjar liur lainnya. Presentasinya 5-6% dari selur uh
tumor kelenjar ludah. Dar i selur uh tumor jinak kelenjar
par otis tumor Warthin menduduki per ingkat kedua
ter banyak setelah adenoma pleomorfik, dengan insidensi
6-10% dari selur uh tumor jinak kelenjar par otis.1,2
Secar a umum tumor ini lebih banyak pada pr ia
dibanding wanita dengan per bandingan 5:1. Umur 40-70
an mer upakan dekade ter banyak yang mender ita tumor
ini. Puncak insiden ter jadi pada usia tujuhpuluhan.2,6,8,9
Tumor ini jar ang ter jadi pada bangsa ber kulit
hitam Afrika. Tumor didiagnosis r ata-rata setelah

ber ukuran 2,5cm. Kebanyakan tumor ber lokasi di kutub
bawah. Tumor bisa tumbuh bilateral kir a-kira
10-12% dan tumor War thin yang multipel dapat ter jadi
pada satu kelenjar par otis. Kekerapannya diper kirakan
6%.10,11
Ter dapat hubungan kuat antara kebiasaan
mer okok dengan tumor War thin, keker apannya delapan
kali dibanding yang tak mer okok. Mekanismenya tidak
diketahui dengan pasti. Diduga tembakau pada r okok
menyebabkan metaplasia di kelenjar parotis.5,6,10
Papar an radiasi dapat meningkatkan r isiko
ter jadinya tumor War thin. Penelitian pada or ang-orang
Jepang yang ter papar r adiasi ledakan bom atom di
Hir oshima dan Nagasaki menunjukkan peningkatan
r isiko sebanyak 3,5 sampai 11 kali.10

1

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas

Padang

ANATOMI
Kelenjar liur ter diri atas kelenjar liur mayor dan
kelenjar liur minor . Kelenjar par otis termasuk kelenjar
liur mayor ber sama dengan kelenjar submandibula dan
lingualis. Kelenjar ini mer upakan kelenjar yang ter besar
dengan ber at 15 sampai 30 gram. Bentuknya segitiga,
bagian ujungnya berada tepat dibawah sudut mandibula
dan dasar nya di sepanjang ar kus zygomatikus. Bagian
anterior kelenjar ber batasan dengan tepi posterior ramus
mandibula dan sedikit melapisi tepi posterior muskulus
massester. Bagian poster ior kelenjar dikelilingi oleh
telinga, pr osesus mastoid, dan tepi anterior muskulus
ster no-kleidomastoideus.1,11
Walaupun secara anatomi kelenjar par otis
mer upakan struktur yang saling ter kait, pada
pembedahan lebih mudah untuk menggambarkannya
sebagai lobus super fisialis atau lateral dan lobus
pr ofunda atau medialis. Kedua lobus ini dipisahkan oleh

ner vus fasialis. Ner vus ini keluar dari foramen
stilomastoideus dan ber jalan di depan muskulus
digastr ikus venter poster ior , di sebelah later al dar i
pr osesus stiloideus, ar ter i kar otis ekster na dan vena
fasialis poster ior . Sar af ini ber jalan ke anterior sepanjang
2 cm dan terbagi menjadi dua cabang utama yaitu
tempor ofasialis dan ser vikofasialis. Dari kedua cabang ini
ner vus fasialis ter bagi lagi menjadi lima cabang yaitu
tempor alis, zigomatikum, bukalis, mandibularis dan
ser vikalis. Cabang mendibularis dan ser vikalis ber ada
tepat di bawah muskulus platisma pada fasia leher
dalam.12,13

War thin dilapisi oleh kapsul tipis. Mer upakan tumor yang
kistik dan solid, ter diri dar i komponen epitel dan
komponen limpoid.8,11
Epitel disusun oleh dua lapis sel. Sel yang
menghadap ke arah lumen mer upakan epitel kolumnar
dan ter lihat inti selnya yang tunggal dan berbentuk oval,
ter susun palisade. Pada bagian basal disusun oleh epitel

kubis.11
Str oma disusun oleh jar ingan limpoid dengan
ber bagai derajat dengan sel germinativum. Peningkatan
jumlah sel mast dan sel plasma juga ter lihat. Sel goblet
juga ada namun dalam jumlah yang tidak banyak. Pada
lesi perifer dapat ditemukan fibr osis yang luas, kolagen
hiposeluler dan pr oliferasi gelendong miofibr oblastik .11

GEJALA KLINIS
Pada umumnya pasien tumor War thin
mengeluh adanya benjolan yang tidak nyer i dan lambat
pertumbuhannya.1,3,4,10,15,16
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
benjolan pada angulus mandibula atau sedikit di depan
atau di belakang telinga dengan konsistensi padat kenyal,
permukaan licin dan mudah digerakkan. Bila tumor ini
sukar digerakkan maka per lu dipikir kan adanya suatu
pr oses radang atau suatu keganasan atau tumor ber ada
pada lobus pr ofunda dari par otis. Tumor ini dapat
ditemukan bilateral sekitar 10-12%. 2,8,16

Pada tumor ini tidak ditemukan tanda-tanda
paresis fasialis, sama seper ti umumnya tumor jinak
par otis.16
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
1.
Biopsi aspir asi jarum halus
( BAJAH)
BAJAH dar i tumor kelenjar liur adalah suatu
pemer iksaan yang seder hana dan cukup akurat.
Informasi dar i pemer iksaan sitologi dapat membantu
mener angkan keadaan tumor pada pasien dan rencana
tindakan selanjutnya.1,17
Keakuratan pemeriksaan ini ter gantung dar i
keter ampilan ahli sitopatologi, kar ena tidak mudah
memper kirakan letak tumor sehingga dapat terbawa
sewaktu aspirasi.16 Orell melapor kan sensitivitas
pemer iksaan BAJAH 85,5-99% dengan spesifitas 96,3100%.17

Gambar 1. Anatomi parotis dan ner vus fasialis.14
Sekresi kelenjar dialirkan melalui sistem salur an yang

ber satu pada satu duktus yaitu duktus stenson. Panjang
saluran ini 6 cm. Duktus stenson berada di sepanjang tepi
anterior kelenjar, melewati permukaaan lateral muskulus
massester, menembus lapisan lemak di pipi dan
muskulus buccinator s, tepat di depan dari tepi anterior
muskulus massester. Ujung saluran ini berada di mukosa
pipi r ongga mulut, berhadapan dengan gigi molar kedua
bagian atas.8,13

HISTOPATOLOGI
Histopatologi merupakan dasar penegakkan
diagnosis yang r asional dari tumor kelenjar liur. Tumor

2.Radiologi
Tomogr afi komputer (TK) dan pencitr aan
r esonansi magnetik (PRM) tidak dapat membedakan
antara tumor jinak atau ganas. TK dan PRM ber guna
untuk
menentukan
per luasan

tumor
ser ta
memper lihatkan keter libatan r uang parafar ing sehingga
dapat dibedakan tumor yang berasal dari lobus dalam
kelenjar par otis yang melibatkan r uang parafaring
dengan tumor yang berasal dari str uktur parafaring
sendiri.15,16
3. Potong beku
Pemeriksaan potong beku masih kontr over si.
Keakuratan hasil pemeriksaannya sekitar 83-86%. Lima
sampai 24% tumor ganas disimpulkan sebagai tumor
jinak dari hasil pemeriksaan potong beku, dan sekitar 0-

2

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

2% kasus tumor jinak disimpulkan sebagai tumor

ganas.17,18

4.Biopsi ter buka
Cara ini jarang digunakan kecuali kasus yang
pada pemeriksaan BAJAH tidak dapat menentukan
diagnosis.17
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tumor
War thin dengan
pembedahan. Pembedahan yang dilakukan dapat dengan
eksisi, parotidektomi superfisial, par otidektomi pr ofunda
dan enukleasi.1,7,8,18 Par otidektomi super fisial adalah
pengangkatan tumor par otis dengan mengangkat selur uh
lobus super fisial par otis dengan pengangkatan sar af
fasialis atau dengan preser vasi saraf fasialis. Teknik ini
digunakan pada tumor par otis yang hanya mengenai
lobus superfisial.1,15
Par otidektomi pr ofunda adalah pengangkatan
tumor par otis dengan mengangkat lobus pr ofunda
par otis. Par otidektomi total adalah mengangkat kedua
lobus dari par otis yaitu lobus pr ofunda dan lobus
super fisial.18
Enukleasi mer upakan suatu teknik pengangkatan tumor
tanpa melakukan pengangkatan ter hadap kelenjar
par otis.6 Teknik ini tepat dilakukan untuk menghindar i
tr auma pada ner vus fasialis.8
KOMPLIKASI OPERASI
Komplikasi pengangkatan par otis dibagi atas
komplikasi cepat dan komplikasi lambat. 1
Komplikasi cepat adalah:

Paresis ner vus fasialis

Pendarahan

Infeksi

Trismus

Sialokel

Ser oma

kebiasaan mer okok 1 bungkus per hari selama lebih 30
tahun.
Pada pemer iksaan fisik, keadaan umum baik,
kompos mentis, gizi cukup. Pada pemeriksaan THT;
telinga, hidung dan tenggor ok tidak ditemukan kelainan.
Pada wajah tidak ditemukan adanya kelumpuhan ner vus
fasialis. Pada pemeriksaan lokal, pada bagian bawah
telinga kiri ditemukan massa ukur an 4x3x2 cm,
konsistensi kenyal, per mukaan licin, dapat digerakkan
dan tidak didapatkan nyer i tekan. Pada bawah telingan
kanan didapatkan juga massa ukur an 2x1x0,5 cm,
konsistensi kenyal, per mukaan licin, dapat digerakkan
dan tidak didapatkan nyeri tekan. Pembesar an kelenjar
getah bening di leher tidak teraba.

Gambar 2. Gambar an motor ik otot wajah sebelum
oper asi

Komplikasi lambat adalah:

Sindr oma Freys

Tumor r ekur en

Kosmetik yang jelek

Defisit jar ingan lunak

Skar hiper tr opi atau keloid

PROGNOSIS
Tumor Warthin mempunyai pr ognosis baik.
Tumor ini jarang ber ubah menjadi ganas dan jarang
r ekuren.3,8
LAPORAN KASUS
Seor ang laki-laki ber umur 70 tahun dengan
nomor rekam medis 655730 datang ke bagian THT RSUP
M. Djamil pada tanggal 9 Januari 2010 dengan keluhan
benjolan di bawah telinga kir i sejak 1 tahun yang lalu.
Benjolan dirasakan awalnya kecil sebesar telur puyuh
dan sekar ang sebesar telur ayam. Benjolan tidak
dirasakan nyeri. Benjolan juga dirasakan di bawah telinga
kanan sejak 2 bulan yang lalu sebesar telur puyuh. Nyer i
tidak dirasakan pada benjolan ini. Kelainan ber upa mulut
mencong tidak ada. Demam juga tidak ditemukan.
Benjolan di bagian tubuh lain tidak ada. Pasien adalah
pensiunan pegawai negeri sipil dan mempunyai

Gambar 3. Benjolan sebelum oper asi
Pada pasien ini telah dilakukan biopsi aspirasi
jarum halus pada tanggal 29 Agustus 2009 dengan nomor
PA SJ-630-09 didapatkan hasil sediaan sitologi
mengandung kelompok-kelompok sel epitel dengan inti
oval, kr omatin halus, jaringan ikat dan daerah-daerah
war na kebir uan. Tampak pula latar belakang sel-sel
eritr osit. Kesan suatu tumor jinak kelenjar liur
pleomorfik
adenoma. Diagnosa saat itu adalah
pleomorfik adenoma kelenjar liur dan direncanakan
par otidektomi super fisial.
Pemeriksaan laborator ium pada tanggal 12
Januar i 2010 didapatkan Hb 12,3 g/ dl, leukosit 7400
/ mm 3, hematokr it 40%, tr ombosit 172.000/ mm 3,
PT/ APTT 10,8”-46,3”, ur eum 23 mg/ dl, kr eatinin 1,1

3

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

mg/ dl, SGOT 25 u/ l, SGPT 21 u/ l, alkali fosfatase 75 u/ l,
gula darah sewaktu 141 mg/ dl.
Pemeriksaan tomografi komputer pada tanggal
19 Agustus 2009 dilakukan dengan potongan koronal
aksial didapat kesan adanya tumor par otis sinistr a.

Gambar 6. Tumor Parotis yang Telah Dienukleasi

Gambar 4. TK par otis potongan kor onal

Hari per tama pasca operasi keadaan umum
baik, kesadaran composment is cooper at ive, demam tidak
ada. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda
pendarahan, tidak ter lihat kelumpuhan pada wajah. Har i
kedua operasi drain dicabut. Pada luka oper asi tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi. Hari ketujuh jahitan
dicabut. Obat-obat injeksi diganti dengan obat oral yaitu
cefur oxime 3x500mg, dan metampir on 3x500mg dengan
diazepam 2mg bila sakit. Pasien dipulangkan har i itu
juga. Hasil pemeriksaan mikr oskopik tumor tanggal 19
Januar i 2010 dengan nomor PA PJ-041-10 tampak
kelenjar par otis mengandung pr olifer asi kelenjar kelenjar yang dilapisi oleh dua lapis epitel kubis sampai
thorak dengan inti monomor f. Lumen sebagian melebar
ber isi debris dan sel-sel radang. Str oma diantara kelenjar
ber isi sel limfosit yang sebagian membentuk folikel
limfoid dengan ger minal cent er . Kesan yang didapatkan
adenolimfoma ( War t hin’s t umor ).

Gambar 5. TK Parotis Potongan Axial
Tanggal
13
Januar i
2010
dilakukan
pengangkatan tumor . Setelah pasien ter lentang dalam
narkose umum dengan posisi kepala pasien ke kanan.
Pewar naan bir u metilen digunakan untuk penandaan
insisi pada daerah preaurikuler setinggi tragus dar i
kranial ke kaudal melingkari ujung kaudal daun telinga
sampai pada tip mastoid dan dilanjutkan ke kaudal
mengikuti ker utan kulit angulus mandibula sepanjang
1/ 3 panjang angulus mandibula. Dilakukan insisi
didaerah ter sebut dengan melepas kulit dan fasia yang
melingkupi kelenjar par otis. Tampak massa war na coklat
kemerahan menempel pada regio par otis super fisial.
Ber dasarkan temuan waktu oper asi tumor dilepaskan
dengan teknik enukleasi. Setelah diyakini tidak ada tumor
atau kapsul yang ter sisa , luka dijahit lapis demi lapis.
Kemudian sediaan jar ingan tumor dengan ukuran 3x2x2
cm dikirim untuk pemer iksaan histopatologi. Pasien
dirawat dengan pember ian antibiotik ceftazidin 2x2 g
dan metampir on 3x1 tablet serta diazepam 2x1 tablet

Gambar 7. Gambar an Motor ik Wajah Setelah Oper asi

4

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

Gambar 8. Histopatologi Tumor Warthin
Pada tanggal 3 Febr uar i 2010 pasien datang
untuk kontr ol ulang, keadaan umum pasien baik. Pada
pemer iksaan fisik tampak luka operasi baik, tidak tampak
tanda r adang, tidak ditemukan tanda-tanda paresis
ner vus fasialis, tidak ditemukan ker ingat atau kemerahan
pada par otis sinistra ketika mengunyah.

Gambar 9. Benjolan setelah dienukleasi
Penatalaksanaan untuk benjolan pada bawah
telinga kanan juga dir encanakan untuk dilakukan, namun
pasien menolak dan menginginkan benjolan bawah
telinga kir i saja yang diangkat.

DISKUSI
Pasien seorang laki-laki ber usia 70 tahun
didiagnosis sebagai tumor Warthin. Usia keker apan
ter jadinya tumor War thin ini sesuai dengan data
keker apan yang ada, dimana usia ter banyak yang
mengalami tumor ini adalah usia tujuhpuluhan.19
Berbeda dengan tumor jinak lainnya di par otis,
tumor ini lebih banyak ter jadi pada laki-laki dibanding
perempuan dengan perbandingan 5:1. Tumor ini sering
tanpa gejala pada 90% pasien. Biasanya pasien
mengeluhkan benjolan yang tidak nyeri dan tumbuh
lambat. Pada beber apa penelitian mendapatkan dari 278
kasus rata-rata terdiagnosis 21 bulan dihitung mulai dar i
munculnya benjolan.19 Pada pasien ini didiagnosis lebih
awal dari angka rata-rata di kepustakaan yaitu 12 bulan.
Faktor r isiko ter jadinya tumor ini pada pasien
adalah kebiasaan mer okok. Per okok mempunyai risiko 48 kali ter kena tumor Warthin dibanding yang tidak
per okok. Selanjutnya penelitian lain mengatakan bahwa

faktor risiko ter sebut dapat 40 kali ter jadi bila or ang itu
per okok dibanding tidak mer okok.6,7,19. Kebanyakan
pasien tumor Warthin mempunyai r iwayat mer okok
lebih 20 tahun.10 Pada pasien ini mempunyai r iwayat
kebiasaan mer okok lebih dar i 30 tahun.
Meskipun tumor War thin dapat ter jadi di
tempat lain, tetapi tumor ini paling banyak ditemukan di
kelenjar par otis. Beber apa penelitian menyebutkan 90%
tumor ini berada di parotis, 7,6% di kelenjar limfe
ser vikal, dan 2,3% di kelenjar submandibula.19 Sesuai
dengan kepustakaan yang ada tumor Warthin pada
pasien ini didapatkan di kelenjar par otis.
Tumor ini biasanya tumbuh lambat dengan
kar akteristik ber upa benjolan bulat telur dengan
diameter rata-r ata 1-3 cm, meskipun ada kepustakaan
yang menyebutkan bahwa tumor ini dapat tumbuh
dengan diameter 10 cm.6 Tumor ini ber kapsul tipis dan
pada banyak kasus ter dapat pada lobus super fisial.
Makr oskopik tumor ini berukuran 3x2x2 cm mendekati
r ata-rata diameter tumor pada pasien ini.
BAJAH mer upakan salah satu pemer iksaan
penunjang untuk tumor di par otis. Walaupun BAJAH
mempunyai akurasi 87-97% dalam mendiagnosis tumor
di kelenjar liur, namun pada pasien ini hasil BAJAH
dengan histopatologi berbeda. Pada BAJAH didapatkan
hasil sebagai adenoma pleomorfik. Sedangkan pada
pemer iksaan histopatologi jaringan tumor pasca operasi
dimana hasilnya adalah tumor War thin. Perbedaan ini
dapat ter jadi karena untuk BAJAH tergantung kepada
keahlian sitopatologi.
Hasil patologi anatomi didapatkan gambar an tumor
War thin. Sediaan mengandung kelenjar -kelenjar yang
dilapisi oleh dua lapis sel epitel kubis sampai torak
dengan inti monomor f. Str oma diantar a kelenjar berisi
sel limfosit yang sebagian membentuk folikel limfoid
dengan ger minal cent er . Sesuai dengan kepustakaan
menyebutkan bahwa tumor ini mempunyai dua lapis sel
epitel. Epitel torak yang mengarah ke lumen dengan inti
yang bulat dan monomorf dan ter susun palisade.
Sedangkan epitel kubis berada di basal sel. Str oma
ter susun dengan jar ingan limfoid dengan ger minal
cent er .11
Panatalaksanaan tumor ini adalah dengan
enukleasi. Enukleasi mer upakan teknik yang memberikan
hasil memuaskan pada tumor War thin. Manfaat teknik ini
pada tumor jinak par otis adalah untuk menghindar i
ceder a pada ner vus fasialis.16 Di satu sisi teknik ini dapat
menimbulkan kekambuhan pada tumor-tumor yang
mempunyai kecendr ungan untuk r ekuren. Sementara
pada tumor War thin biasanya tidak rekuren.
Walaupun pasien menolak untuk dilakukan
BAJAH untuk benjolan pada sisi kanan, diduga benjolan
ini juga tumor Warthin. Kira-kir a 12% kasus tumor ini
tumbuh bilateral.10
Pr ognosis pada pasien ini baik. Pada
pemer iksaan fisik sebelum dilakukan tindakan tidak
ditemukan tanda-tanda par esis ner vus fasialis dan tidak
ada per lengketan tumor dengan jar ingan sekitar nya.
Pada follow up setelah operasi tidak ditemukan tandatanda sindr oma Frey dan tidak ditemukan paresis ner vus
fasialis. Transformasi menjadi ganas pada tumor War thin
sangat jarang. Batsakis menyebutkan hanya 0,3 % dar i
tumor Warthin yang ber ubah menjadi ganas.19

5

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Davids WE, Young Soh. Salivar y Gland
1.
Neoplasms. In: Bailey BJ, Jonhson TJ, editor s. Head and
neck surger y otolar yngology, 4 th ed, Philadelphia :
Lippincot William & Wilkins; 1998. p.1515-25
Nathans EN, Michael EJ. Salivar y Gland Tumor s.
2.
In : Paparella, Gluckn, Meyer, editor s. Otolar yngology
Head and Neck, 1st vol 3. Philadelpia : WB Siounded
Company; 1991. p. 2099-2103
David NK. Surgical onkology. USA: Landes
3.
Bioscience; 2000
4.
Chahin F, Kaufmann MR. Salivar y gland tumor s,
minor ,
benign.
Available
fr om:
www.emedicine.medscape. com. Accessed November , 4,
2008.
Rizzi Mar k D,Thompson Lester Dr . Papillar y
5.
cystadenoma lymphomatosum-Warthin tumor -patology
clinic. Lar yngoscope 1994; 17: 607-803
Patil K, Mahima VG, Kalla S. Papillar y
6.
cystadenoma lymphomatosum : case repor t and review
literatur e. Indian Jour nal of Dental r esearch 2005; 16 :
153-8.
Kotwall CA. Smoking as an etiologis factor in
7.
the development of war thin’s of par otid gland. Am J
Surger y 1992; 164: 646-7
Pr obet R, Gr ever s G, Heinrich. Basic Oto8.
lar yngology. New York : Thieme; 2006
Dubner S. Par otid tumor s, Benign. Avaliable
9.
www.emedicine.medscape.
com.
Accessed
fr om:
November , 20, 2008
Teymoor tash A.Head and Neck: Salivar y gland:
10.
War thin’s
tumor s.
Avaliable
fr om:
www.AtlasGeneticsOncology. or g. 2008
Simpson RHW, Eveson JW. Warthin Tumour . In:
11.
Bar nes, Reichar t EP, Sidranskr D, editor s. Pathology &
Genetics head and neck tumour s, 2 nd, Washington: WHO;
2003. p.263-6

Larr y, JS. Salivar y Glands: Benign and Malignant
12.
Desease. In : Lee,KJ, editor s. Essential Otolaringologist, 8
th ed, USA: Mc Graw-Hill Companies; 2003. p. 535-65
Carr oll WR, Morgan CE. Desease of the Salivar y
13.
Glands.
In:
Ballenger s,
editor s.
Manual
of
Otholar yngology Head and Neck Sur ger y. London,BL.
Dekler ; 2002. p.507-14
Netter . Interactive Atlas of Human Anatomy.
14.
USA : WB Saunder s; 2002
15.
Pasha R. Otolar yngology- Head and Neck
Surger y. London: Singular ; 2000.
Johson J. Par otid. In: Myer s USA.1997. p.50416.
518
Str ome M. The Par otid Neoplasm. In: Pasha
17.
Pensak ML. Countr over sies in otolar yngology. New Yor k:
Thieme; 2001. p. 344-347
18.
Califano. Par otidectomy. Ava-liable fr om:
www.ThoracicAor-ticDissection.com. Accessed Januar y,
8, 2010
19.
Robert L, Hatch, Sejal. Warthin Tumor : A
Common, Benign Tumor Presenting as a Highly
Suspicious mass.The Jour nal of the Amer ican Board of
Family Practice 2005;18: 320-2.

6

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

Penatalaksanaan Tumor Warthin Parotis
Muhammad Abduh Firdaus,Hidayatul Fitria
Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS Dr M Djamil
Padang
Abstr ak
Tumor War thin mer upakan tumor jinak kelenjar liur yang khusus ter jadi di kelenjar par otis. Insidennya kira-kira
6%-8% dari seluruh tumor kelenjar liur dan kedua terbanyak dari tumor jinak kelenjar par otis. Tumor ini tumbuh lambat
dan biasanya tanpa gejala. Pengobatan tumor War thin adalah dengan pembedahan. Salah satu cara pembedahan yang dapat
dilakukan untuk menghindari tr auma pada ner vus fasialis adalah enukleasi. Rekurensi dar i tumor ini sangat jarang.
Dilapor kan satu kasus tumor War thin par otis pada seorang laki-laki berusia 70 tahun yang dilakukan terapi pembedahan
enukleasi.
Kata kunci : Tumor War thin, enukleasi, trauma ner vus fasialis
Abstract
War t hin t umor is the benign t umor salivar y glands t hat fr equent ly occur s almost exclusively in t he par ot id gland. It
r epr esent s 6%-8% of all salivar y gland t umors, and it is t he second most common benign par ot id neoplasm. This t umor gr ow
slowly and usually painless. Sur gical management is enucleat ion t o avoid facialis ner ve injur y. Recur r ence is r ar e. War t hin’s
t umor on male 70 year s old was r epor t ed and has done enucleat ion.
Key wor ds : War t hin’s t umor , enucleat ion, facialis ner ve injur y

Ker ospondensi : dr .Hidayatul Fitria: hidayatulfitria@gmail.com

PENDAHULUAN
Kelenjar liur di tubuh secara anatomis ter dir i
dari kelenjar liur mayor dan kelenjar liur minor . Kelenjar
liur mayor terdir i dar i kelenjar par otis, submandibula,
dan sublingual. Sementara kelenjar liur minor ter sebar
dari 600 sampai 1000 kelenjar kecil yang ter sebar di
r ongga mulut dan far ing.1,2
Tumor jinak par otis merupakan tumor yang
jarang terjadi dengan insiden 1% dar i selur uh neoplasma
kepala leher . Meskipun insiden ber beda-beda, dar i
ber bagai kepustakaan sekitar 75 % tumor kelenjar liur
ber asal dar i parotis dan hampir 80% merupakan tumor
jinak. Tumor jinak ter banyak adalah adenoma pleomor fik
dan diikuti dengan War thin tumor atau disebut juga
papillar y cyst adenoma limpomat osum.3, 4,5,6
Tumor War thin banyak ter jadi pada laki-laki
dibanding wanita, biasanya pada umur 50-70 tahun.
Tumor ini tumbuh lambat di kutub bawah kelenjar
par otis dan dihubungkan dengan kebiasaan mer okok.5,6
Diagnosis tumor War thin ditegakkan melalui anamnesis,
pemer iksaan fisik dan pemeriksaan histopatologi.
Penatalaksanaan tumor War thin adalah dengan
pengangkatan tumor dengan par otidektomi superfisial
dan enukleasi.5,7
ETIOLOGI
Etiologi keganasan kelenjar liur pada umumnya
belum diketahui secar a pasti. Mer okok diduga kuat
ber peran dalam per kembangan tumor ini. Dilapor kan
bahwa per okok mempunyai risiko 4-8 kali dibanding
yang tidak per okok.6,7
KEKERAPAN
Tumor War thin per tama kali dilapor kan oleh
Hildebr and dan diduga sebagai kista kongenital leher .
Tahun 1929 Warthin mempelajari semua tumor par otis

yang diobati di Univer sitas Michigan dan dilaporkan dua
kasus papillar y cyst adenoma lymphomat osum. Lesi ini
digambarkan sebagai tumor kelenjar dengan str oma
limpoid. Tahun 1944 Mar tin dan Ehr lich per tama kali
menggunakan istilah tumor War thin. Istilah lain yang
juga digunakan untuk tumor ini adalah adenolimpoma
dan papilar y cyst adenoma limpomat osum.2
Tumor War thin merupakan tumor jinak yang
hampir ser ing ter jadi di kelenjar par otis dibanding
kelenjar liur lainnya. Presentasinya 5-6% dari selur uh
tumor kelenjar ludah. Dar i selur uh tumor jinak kelenjar
par otis tumor Warthin menduduki per ingkat kedua
ter banyak setelah adenoma pleomorfik, dengan insidensi
6-10% dari selur uh tumor jinak kelenjar par otis.1,2
Secar a umum tumor ini lebih banyak pada pr ia
dibanding wanita dengan per bandingan 5:1. Umur 40-70
an mer upakan dekade ter banyak yang mender ita tumor
ini. Puncak insiden ter jadi pada usia tujuhpuluhan.2,6,8,9
Tumor ini jar ang ter jadi pada bangsa ber kulit
hitam Afrika. Tumor didiagnosis r ata-rata setelah
ber ukuran 2,5cm. Kebanyakan tumor ber lokasi di kutub
bawah. Tumor bisa tumbuh bilateral kir a-kira
10-12% dan tumor War thin yang multipel dapat ter jadi
pada satu kelenjar par otis. Kekerapannya diper kirakan
6%.10,11
Ter dapat hubungan kuat antara kebiasaan
mer okok dengan tumor War thin, keker apannya delapan
kali dibanding yang tak mer okok. Mekanismenya tidak
diketahui dengan pasti. Diduga tembakau pada r okok
menyebabkan metaplasia di kelenjar parotis.5,6,10
Papar an radiasi dapat meningkatkan r isiko
ter jadinya tumor War thin. Penelitian pada or ang-orang
Jepang yang ter papar r adiasi ledakan bom atom di
Hir oshima dan Nagasaki menunjukkan peningkatan
r isiko sebanyak 3,5 sampai 11 kali.10

1

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

ANATOMI
Kelenjar liur ter diri atas kelenjar liur mayor dan
kelenjar liur minor . Kelenjar par otis termasuk kelenjar
liur mayor ber sama dengan kelenjar submandibula dan
lingualis. Kelenjar ini mer upakan kelenjar yang ter besar
dengan ber at 15 sampai 30 gram. Bentuknya segitiga,
bagian ujungnya berada tepat dibawah sudut mandibula
dan dasar nya di sepanjang ar kus zygomatikus. Bagian
anterior kelenjar ber batasan dengan tepi posterior ramus
mandibula dan sedikit melapisi tepi posterior muskulus
massester. Bagian poster ior kelenjar dikelilingi oleh
telinga, pr osesus mastoid, dan tepi anterior muskulus
ster no-kleidomastoideus.1,11
Walaupun secara anatomi kelenjar par otis
mer upakan struktur yang saling ter kait, pada
pembedahan lebih mudah untuk menggambarkannya
sebagai lobus super fisialis atau lateral dan lobus
pr ofunda atau medialis. Kedua lobus ini dipisahkan oleh
ner vus fasialis. Ner vus ini keluar dari foramen
stilomastoideus dan ber jalan di depan muskulus
digastr ikus venter poster ior , di sebelah later al dar i
pr osesus stiloideus, ar ter i kar otis ekster na dan vena
fasialis poster ior . Sar af ini ber jalan ke anterior sepanjang
2 cm dan terbagi menjadi dua cabang utama yaitu
tempor ofasialis dan ser vikofasialis. Dari kedua cabang ini
ner vus fasialis ter bagi lagi menjadi lima cabang yaitu
tempor alis, zigomatikum, bukalis, mandibularis dan
ser vikalis. Cabang mendibularis dan ser vikalis ber ada
tepat di bawah muskulus platisma pada fasia leher
dalam.12,13

War thin dilapisi oleh kapsul tipis. Mer upakan tumor yang
kistik dan solid, ter diri dar i komponen epitel dan
komponen limpoid.8,11
Epitel disusun oleh dua lapis sel. Sel yang
menghadap ke arah lumen mer upakan epitel kolumnar
dan ter lihat inti selnya yang tunggal dan berbentuk oval,
ter susun palisade. Pada bagian basal disusun oleh epitel
kubis.11
Str oma disusun oleh jar ingan limpoid dengan
ber bagai derajat dengan sel germinativum. Peningkatan
jumlah sel mast dan sel plasma juga ter lihat. Sel goblet
juga ada namun dalam jumlah yang tidak banyak. Pada
lesi perifer dapat ditemukan fibr osis yang luas, kolagen
hiposeluler dan pr oliferasi gelendong miofibr oblastik .11

GEJALA KLINIS
Pada umumnya pasien tumor War thin
mengeluh adanya benjolan yang tidak nyer i dan lambat
pertumbuhannya.1,3,4,10,15,16
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
benjolan pada angulus mandibula atau sedikit di depan
atau di belakang telinga dengan konsistensi padat kenyal,
permukaan licin dan mudah digerakkan. Bila tumor ini
sukar digerakkan maka per lu dipikir kan adanya suatu
pr oses radang atau suatu keganasan atau tumor ber ada
pada lobus pr ofunda dari par otis. Tumor ini dapat
ditemukan bilateral sekitar 10-12%. 2,8,16
Pada tumor ini tidak ditemukan tanda-tanda
paresis fasialis, sama seper ti umumnya tumor jinak
par otis.16
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
1.
Biopsi aspir asi jarum halus
( BAJAH)
BAJAH dar i tumor kelenjar liur adalah suatu
pemer iksaan yang seder hana dan cukup akurat.
Informasi dar i pemer iksaan sitologi dapat membantu
mener angkan keadaan tumor pada pasien dan rencana
tindakan selanjutnya.1,17
Keakuratan pemeriksaan ini ter gantung dar i
keter ampilan ahli sitopatologi, kar ena tidak mudah
memper kirakan letak tumor sehingga dapat terbawa
sewaktu aspirasi.16 Orell melapor kan sensitivitas
pemer iksaan BAJAH 85,5-99% dengan spesifitas 96,3100%.17

Gambar 1. Anatomi parotis dan ner vus fasialis.14
Sekresi kelenjar dialirkan melalui sistem salur an yang
ber satu pada satu duktus yaitu duktus stenson. Panjang
saluran ini 6 cm. Duktus stenson berada di sepanjang tepi
anterior kelenjar, melewati permukaaan lateral muskulus
massester, menembus lapisan lemak di pipi dan
muskulus buccinator s, tepat di depan dari tepi anterior
muskulus massester. Ujung saluran ini berada di mukosa
pipi r ongga mulut, berhadapan dengan gigi molar kedua
bagian atas.8,13

HISTOPATOLOGI
Histopatologi merupakan dasar penegakkan
diagnosis yang r asional dari tumor kelenjar liur. Tumor

2.Radiologi
Tomogr afi komputer (TK) dan pencitr aan
r esonansi magnetik (PRM) tidak dapat membedakan
antara tumor jinak atau ganas. TK dan PRM ber guna
untuk
menentukan
per luasan
tumor
ser ta
memper lihatkan keter libatan r uang parafar ing sehingga
dapat dibedakan tumor yang berasal dari lobus dalam
kelenjar par otis yang melibatkan r uang parafaring
dengan tumor yang berasal dari str uktur parafaring
sendiri.15,16
3. Potong beku
Pemeriksaan potong beku masih kontr over si.
Keakuratan hasil pemeriksaannya sekitar 83-86%. Lima
sampai 24% tumor ganas disimpulkan sebagai tumor
jinak dari hasil pemeriksaan potong beku, dan sekitar 0-

2

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

2% kasus tumor jinak disimpulkan sebagai tumor
ganas.17,18

4.Biopsi ter buka
Cara ini jarang digunakan kecuali kasus yang
pada pemeriksaan BAJAH tidak dapat menentukan
diagnosis.17
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tumor
War thin dengan
pembedahan. Pembedahan yang dilakukan dapat dengan
eksisi, parotidektomi superfisial, par otidektomi pr ofunda
dan enukleasi.1,7,8,18 Par otidektomi super fisial adalah
pengangkatan tumor par otis dengan mengangkat selur uh
lobus super fisial par otis dengan pengangkatan sar af
fasialis atau dengan preser vasi saraf fasialis. Teknik ini
digunakan pada tumor par otis yang hanya mengenai
lobus superfisial.1,15
Par otidektomi pr ofunda adalah pengangkatan
tumor par otis dengan mengangkat lobus pr ofunda
par otis. Par otidektomi total adalah mengangkat kedua
lobus dari par otis yaitu lobus pr ofunda dan lobus
super fisial.18
Enukleasi mer upakan suatu teknik pengangkatan tumor
tanpa melakukan pengangkatan ter hadap kelenjar
par otis.6 Teknik ini tepat dilakukan untuk menghindar i
tr auma pada ner vus fasialis.8
KOMPLIKASI OPERASI
Komplikasi pengangkatan par otis dibagi atas
komplikasi cepat dan komplikasi lambat. 1
Komplikasi cepat adalah:

Paresis ner vus fasialis

Pendarahan

Infeksi

Trismus

Sialokel

Ser oma

kebiasaan mer okok 1 bungkus per hari selama lebih 30
tahun.
Pada pemer iksaan fisik, keadaan umum baik,
kompos mentis, gizi cukup. Pada pemeriksaan THT;
telinga, hidung dan tenggor ok tidak ditemukan kelainan.
Pada wajah tidak ditemukan adanya kelumpuhan ner vus
fasialis. Pada pemeriksaan lokal, pada bagian bawah
telinga kiri ditemukan massa ukur an 4x3x2 cm,
konsistensi kenyal, per mukaan licin, dapat digerakkan
dan tidak didapatkan nyer i tekan. Pada bawah telingan
kanan didapatkan juga massa ukur an 2x1x0,5 cm,
konsistensi kenyal, per mukaan licin, dapat digerakkan
dan tidak didapatkan nyeri tekan. Pembesar an kelenjar
getah bening di leher tidak teraba.

Gambar 2. Gambar an motor ik otot wajah sebelum
oper asi

Komplikasi lambat adalah:

Sindr oma Freys

Tumor r ekur en

Kosmetik yang jelek

Defisit jar ingan lunak

Skar hiper tr opi atau keloid

PROGNOSIS
Tumor Warthin mempunyai pr ognosis baik.
Tumor ini jarang ber ubah menjadi ganas dan jarang
r ekuren.3,8
LAPORAN KASUS
Seor ang laki-laki ber umur 70 tahun dengan
nomor rekam medis 655730 datang ke bagian THT RSUP
M. Djamil pada tanggal 9 Januari 2010 dengan keluhan
benjolan di bawah telinga kir i sejak 1 tahun yang lalu.
Benjolan dirasakan awalnya kecil sebesar telur puyuh
dan sekar ang sebesar telur ayam. Benjolan tidak
dirasakan nyeri. Benjolan juga dirasakan di bawah telinga
kanan sejak 2 bulan yang lalu sebesar telur puyuh. Nyer i
tidak dirasakan pada benjolan ini. Kelainan ber upa mulut
mencong tidak ada. Demam juga tidak ditemukan.
Benjolan di bagian tubuh lain tidak ada. Pasien adalah
pensiunan pegawai negeri sipil dan mempunyai

Gambar 3. Benjolan sebelum oper asi
Pada pasien ini telah dilakukan biopsi aspirasi
jarum halus pada tanggal 29 Agustus 2009 dengan nomor
PA SJ-630-09 didapatkan hasil sediaan sitologi
mengandung kelompok-kelompok sel epitel dengan inti
oval, kr omatin halus, jaringan ikat dan daerah-daerah
war na kebir uan. Tampak pula latar belakang sel-sel
eritr osit. Kesan suatu tumor jinak kelenjar liur
pleomorfik
adenoma. Diagnosa saat itu adalah
pleomorfik adenoma kelenjar liur dan direncanakan
par otidektomi super fisial.
Pemeriksaan laborator ium pada tanggal 12
Januar i 2010 didapatkan Hb 12,3 g/ dl, leukosit 7400
/ mm 3, hematokr it 40%, tr ombosit 172.000/ mm 3,
PT/ APTT 10,8”-46,3”, ur eum 23 mg/ dl, kr eatinin 1,1

3

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

mg/ dl, SGOT 25 u/ l, SGPT 21 u/ l, alkali fosfatase 75 u/ l,
gula darah sewaktu 141 mg/ dl.
Pemeriksaan tomografi komputer pada tanggal
19 Agustus 2009 dilakukan dengan potongan koronal
aksial didapat kesan adanya tumor par otis sinistr a.

Gambar 6. Tumor Parotis yang Telah Dienukleasi

Gambar 4. TK par otis potongan kor onal

Hari per tama pasca operasi keadaan umum
baik, kesadaran composment is cooper at ive, demam tidak
ada. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda
pendarahan, tidak ter lihat kelumpuhan pada wajah. Har i
kedua operasi drain dicabut. Pada luka oper asi tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi. Hari ketujuh jahitan
dicabut. Obat-obat injeksi diganti dengan obat oral yaitu
cefur oxime 3x500mg, dan metampir on 3x500mg dengan
diazepam 2mg bila sakit. Pasien dipulangkan har i itu
juga. Hasil pemeriksaan mikr oskopik tumor tanggal 19
Januar i 2010 dengan nomor PA PJ-041-10 tampak
kelenjar par otis mengandung pr olifer asi kelenjar kelenjar yang dilapisi oleh dua lapis epitel kubis sampai
thorak dengan inti monomor f. Lumen sebagian melebar
ber isi debris dan sel-sel radang. Str oma diantara kelenjar
ber isi sel limfosit yang sebagian membentuk folikel
limfoid dengan ger minal cent er . Kesan yang didapatkan
adenolimfoma ( War t hin’s t umor ).

Gambar 5. TK Parotis Potongan Axial
Tanggal
13
Januar i
2010
dilakukan
pengangkatan tumor . Setelah pasien ter lentang dalam
narkose umum dengan posisi kepala pasien ke kanan.
Pewar naan bir u metilen digunakan untuk penandaan
insisi pada daerah preaurikuler setinggi tragus dar i
kranial ke kaudal melingkari ujung kaudal daun telinga
sampai pada tip mastoid dan dilanjutkan ke kaudal
mengikuti ker utan kulit angulus mandibula sepanjang
1/ 3 panjang angulus mandibula. Dilakukan insisi
didaerah ter sebut dengan melepas kulit dan fasia yang
melingkupi kelenjar par otis. Tampak massa war na coklat
kemerahan menempel pada regio par otis super fisial.
Ber dasarkan temuan waktu oper asi tumor dilepaskan
dengan teknik enukleasi. Setelah diyakini tidak ada tumor
atau kapsul yang ter sisa , luka dijahit lapis demi lapis.
Kemudian sediaan jar ingan tumor dengan ukuran 3x2x2
cm dikirim untuk pemer iksaan histopatologi. Pasien
dirawat dengan pember ian antibiotik ceftazidin 2x2 g
dan metampir on 3x1 tablet serta diazepam 2x1 tablet

Gambar 7. Gambar an Motor ik Wajah Setelah Oper asi

4

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

Gambar 8. Histopatologi Tumor Warthin
Pada tanggal 3 Febr uar i 2010 pasien datang
untuk kontr ol ulang, keadaan umum pasien baik. Pada
pemer iksaan fisik tampak luka operasi baik, tidak tampak
tanda r adang, tidak ditemukan tanda-tanda paresis
ner vus fasialis, tidak ditemukan ker ingat atau kemerahan
pada par otis sinistra ketika mengunyah.

Gambar 9. Benjolan setelah dienukleasi
Penatalaksanaan untuk benjolan pada bawah
telinga kanan juga dir encanakan untuk dilakukan, namun
pasien menolak dan menginginkan benjolan bawah
telinga kir i saja yang diangkat.

DISKUSI
Pasien seorang laki-laki ber usia 70 tahun
didiagnosis sebagai tumor Warthin. Usia keker apan
ter jadinya tumor War thin ini sesuai dengan data
keker apan yang ada, dimana usia ter banyak yang
mengalami tumor ini adalah usia tujuhpuluhan.19
Berbeda dengan tumor jinak lainnya di par otis,
tumor ini lebih banyak ter jadi pada laki-laki dibanding
perempuan dengan perbandingan 5:1. Tumor ini sering
tanpa gejala pada 90% pasien. Biasanya pasien
mengeluhkan benjolan yang tidak nyeri dan tumbuh
lambat. Pada beber apa penelitian mendapatkan dari 278
kasus rata-rata terdiagnosis 21 bulan dihitung mulai dar i
munculnya benjolan.19 Pada pasien ini didiagnosis lebih
awal dari angka rata-rata di kepustakaan yaitu 12 bulan.
Faktor r isiko ter jadinya tumor ini pada pasien
adalah kebiasaan mer okok. Per okok mempunyai risiko 48 kali ter kena tumor Warthin dibanding yang tidak
per okok. Selanjutnya penelitian lain mengatakan bahwa

faktor risiko ter sebut dapat 40 kali ter jadi bila or ang itu
per okok dibanding tidak mer okok.6,7,19. Kebanyakan
pasien tumor Warthin mempunyai r iwayat mer okok
lebih 20 tahun.10 Pada pasien ini mempunyai r iwayat
kebiasaan mer okok lebih dar i 30 tahun.
Meskipun tumor War thin dapat ter jadi di
tempat lain, tetapi tumor ini paling banyak ditemukan di
kelenjar par otis. Beber apa penelitian menyebutkan 90%
tumor ini berada di parotis, 7,6% di kelenjar limfe
ser vikal, dan 2,3% di kelenjar submandibula.19 Sesuai
dengan kepustakaan yang ada tumor Warthin pada
pasien ini didapatkan di kelenjar par otis.
Tumor ini biasanya tumbuh lambat dengan
kar akteristik ber upa benjolan bulat telur dengan
diameter rata-r ata 1-3 cm, meskipun ada kepustakaan
yang menyebutkan bahwa tumor ini dapat tumbuh
dengan diameter 10 cm.6 Tumor ini ber kapsul tipis dan
pada banyak kasus ter dapat pada lobus super fisial.
Makr oskopik tumor ini berukuran 3x2x2 cm mendekati
r ata-rata diameter tumor pada pasien ini.
BAJAH mer upakan salah satu pemer iksaan
penunjang untuk tumor di par otis. Walaupun BAJAH
mempunyai akurasi 87-97% dalam mendiagnosis tumor
di kelenjar liur, namun pada pasien ini hasil BAJAH
dengan histopatologi berbeda. Pada BAJAH didapatkan
hasil sebagai adenoma pleomorfik. Sedangkan pada
pemer iksaan histopatologi jaringan tumor pasca operasi
dimana hasilnya adalah tumor War thin. Perbedaan ini
dapat ter jadi karena untuk BAJAH tergantung kepada
keahlian sitopatologi.
Hasil patologi anatomi didapatkan gambar an tumor
War thin. Sediaan mengandung kelenjar -kelenjar yang
dilapisi oleh dua lapis sel epitel kubis sampai torak
dengan inti monomor f. Str oma diantar a kelenjar berisi
sel limfosit yang sebagian membentuk folikel limfoid
dengan ger minal cent er . Sesuai dengan kepustakaan
menyebutkan bahwa tumor ini mempunyai dua lapis sel
epitel. Epitel torak yang mengarah ke lumen dengan inti
yang bulat dan monomorf dan ter susun palisade.
Sedangkan epitel kubis berada di basal sel. Str oma
ter susun dengan jar ingan limfoid dengan ger minal
cent er .11
Panatalaksanaan tumor ini adalah dengan
enukleasi. Enukleasi mer upakan teknik yang memberikan
hasil memuaskan pada tumor War thin. Manfaat teknik ini
pada tumor jinak par otis adalah untuk menghindar i
ceder a pada ner vus fasialis.16 Di satu sisi teknik ini dapat
menimbulkan kekambuhan pada tumor-tumor yang
mempunyai kecendr ungan untuk r ekuren. Sementara
pada tumor War thin biasanya tidak rekuren.
Walaupun pasien menolak untuk dilakukan
BAJAH untuk benjolan pada sisi kanan, diduga benjolan
ini juga tumor Warthin. Kira-kir a 12% kasus tumor ini
tumbuh bilateral.10
Pr ognosis pada pasien ini baik. Pada
pemer iksaan fisik sebelum dilakukan tindakan tidak
ditemukan tanda-tanda par esis ner vus fasialis dan tidak
ada per lengketan tumor dengan jar ingan sekitar nya.
Pada follow up setelah operasi tidak ditemukan tandatanda sindr oma Frey dan tidak ditemukan paresis ner vus
fasialis. Transformasi menjadi ganas pada tumor War thin
sangat jarang. Batsakis menyebutkan hanya 0,3 % dar i
tumor Warthin yang ber ubah menjadi ganas.19

5

Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakult as Kedokt eran Universit as Andalas
Padang

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Davids WE, Young Soh. Salivar y Gland
1.
Neoplasms. In: Bailey BJ, Jonhson TJ, editor s. Head and
neck surger y otolar yngology, 4 th ed, Philadelphia :
Lippincot William & Wilkins; 1998. p.1515-25
Nathans EN, Michael EJ. Salivar y Gland Tumor s.
2.
In : Paparella, Gluckn, Meyer, editor s. Otolar yngology
Head and Neck, 1st vol 3. Philadelpia : WB Siounded
Company; 1991. p. 2099-2103
David NK. Surgical onkology. USA: Landes
3.
Bioscience; 2000
4.
Chahin F, Kaufmann MR. Salivar y gland tumor s,
minor ,
benign.
Available
fr om:
www.emedicine.medscape. com. Accessed November , 4,
2008.
Rizzi Mar k D,Thompson Lester Dr . Papillar y
5.
cystadenoma lymphomatosum-Warthin tumor -patology
clinic. Lar yngoscope 1994; 17: 607-803
Patil K, Mahima VG, Kalla S. Papillar y
6.
cystadenoma lymphomatosum : case repor t and review
literatur e. Indian Jour nal of Dental r esearch 2005; 16 :
153-8.
Kotwall CA. Smoking as an etiologis factor in
7.
the development of war thin’s of par otid gland. Am J
Surger y 1992; 164: 646-7
Pr obet R, Gr ever s G, Heinrich. Basic Oto8.
lar yngology. New York : Thieme; 2006
Dubner S. Par otid tumor s, Benign. Avaliable
9.
www.emedicine.medscape.
com.
Accessed
fr om:
November , 20, 2008
Teymoor tash A.Head and Neck: Salivar y gland:
10.
War thin’s
tumor s.
Avaliable
fr om:
www.AtlasGeneticsOncology. or g. 2008
Simpson RHW, Eveson JW. Warthin Tumour . In:
11.
Bar nes, Reichar t EP, Sidranskr D, editor s. Pathology &
Genetics head and neck tumour s, 2 nd, Washington: WHO;
2003. p.263-6

Larr y, JS. Salivar y Glands: Benign and Malignant
12.
Desease. In : Lee,KJ, editor s. Essential Otolaringologist, 8
th ed, USA: Mc Graw-Hill Companies; 2003. p. 535-65
Carr oll WR, Morgan CE. Desease of the Salivar y
13.
Glands.
In:
Ballenger s,
editor s.
Manual
of
Otholar yngology Head and Neck Sur ger y. London,BL.
Dekler ; 2002. p.507-14
Netter . Interactive Atlas of Human Anatomy.
14.
USA : WB Saunder s; 2002
15.
Pasha R. Otolar yngology- Head and Neck
Surger y. London: Singular ; 2000.
Johson J. Par otid. In: Myer s USA.1997. p.50416.
518
Str ome M. The Par otid Neoplasm. In: Pasha
17.
Pensak ML. Countr over sies in otolar yngology. New Yor k:
Thieme; 2001. p. 344-347
18.
Califano. Par otidectomy. Ava-liable fr om:
www.ThoracicAor-ticDissection.com. Accessed Januar y,
8, 2010
19.
Robert L, Hatch, Sejal. Warthin Tumor : A
Common, Benign Tumor Presenting as a Highly
Suspicious mass.The Jour nal of the Amer ican Board of
Family Practice 2005;18: 320-2.

6