ANALISIS ORNAMEN PADA KERAJINAN UKIR KAYU HASIL PRAKTEK PESERTA DIDIK DI SMKN 14 BANDUNG.

(1)

ANALISIS ORNAMEN PADA KERAJINAN UKIR KAYU HASIL PRAKTEK PESERTA DIDIK DI SMKN 14 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh :

Kharissa Probosiwi 0808324

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


(2)

ANALISIS ORNAMEN PADA

KERAJINAN UKIR KAYU HASIL

PRAKTEK PESERTA DIDIK DI SMKN

14 BANDUNG

Oleh

Kharissa Probosiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Teknologi Dan Kejuruan

© Kharissa Probosiwi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ABSTRAK

ANALISIS ORNAMEN PADA KERAJINAN UKIR KAYU HASIL PRAKTEK PESERTA DIDIK DI SMKN 14 BANDUNG

Oleh : Kharissa Probosiwi

Penelitian ini mengungkap gambaran tentang ornamen tradisional yang diterapkan peserta didik pada tugas kerajinan ukir kayu di SMKN 14 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan sampel sejumlah 35 buah produk yang diambil dari populasi tugas produk kerajinan ukir kayu. Teknik pengumpulan data menggunakan daftar check. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik telah menerapkan ornamen tradisional bentuk pilin, angkup, endong, trubusan, sunggar, dan lung pada tugas kerajinan ukir kayu. Sedangkan lebih dari setengahnya peserta didik menerapkan ornamen tradisional sebagai ornamen pada kerajinan ukir kayu jenis jambul dan ceplok. Penelitian ini merekomendasikan pada peserta didik untuk lebih meningkatkan motivasi belajar dalam mengembangkan ide kretif tanpa menghilangkan pakem-pakem yang telah ada pada ornamen tradisional yang akan diterapkan pada kerajinan ukir kayu.


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN Hal A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II ORNAMEN TRADISIONAL SEBAGAI MOTIF PADA KERAJINAN UKIR KAYU A. Pengertian ornamen ... 7

B. Ornamen Tradisional ... 8

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 20

B. Metode Penelitian ... 20

C. Definisi Operasional ... 21


(5)

E. Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 31

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 35

B. Rekomendasi ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... . 38


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Ornamen daerah Bali ... 10

2.2 Ornamen daerah Jawa Timur ... 10

2.3 Ornamen daerah Surakata ... 10

2.4 Ornamen daerah Yogya ... 10

2.5 Ornamen dari Pekalongan Jawa Tengah... 11

2.6 Ornamen daerah Pajajaran Jawa Barat ... 11

2.7 Ornamen dari Jepara Jawa Barat ... 11

2.8 Ornamen dari Dayak Kalimantan ... 11

2.9 Ornamen daerah Sumatera ... 12

2.10 Ornamen dari Sulawesi ... 12

2.11 Ornamen daerah Nusa Tenggara ... 12

2.12 Ornamen daerah Irian ... 12

2.13 Penggabaran pilin ... 13

2.14 Pilin dalam lung ... 13

2.15 Aneka kreasi penggambaran daun dengan pilin ... 14

2.16 Daun pakis ... 14

2.17 Daun waru ... 14

2.18 Daun keluwih ... 15

2.19 Nama daun menurut tempat tumbuhnya ... 15

2.20 Trubusan ... 16

2.21 Endong ... 16

2.22 Angkup ... 17

2.23 Jambul ... 17

2.24 Sunggar ... 17


(7)

2.26 Ceplok karang bentulu ... 18

2.27 Ceplok bunga kuncup ... 18

2.28 Lung pada pola hias Yogyakarta ... 19

2.29 Lung pada pola hias Majapahit ... 19


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

4.1 Penerapan pilin pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek peserta didik SMKN 14 Bandung ... 24 4.2 Kegiatan praktek pelayanan anak yang dilakukan oleh responden

Penerapan angkup pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek peserta didik SMKN 14 Bandung ...

25 4.3 Penerapan endong pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek

peserta didik SMKN 14 Bandung ...………... 26 4.4 Penerapan trubusan pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek

peserta didik SMKN 14 Bandung ...…... 27 4.5 Penerapan sunggar pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek

peserta didik SMKN 14 Bandung ...…... 27 4.6 Penerapan jambul pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek

peserta didik SMKN 14 Bandung ...…………... 28 4.7 Penerapan ceplok pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek

peserta didik SMKN 14 Bandung ...…... 29 4.8 Penerapan lung pada ornamen kerajinan ukir kayu hasil praktek


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Kisi-kisi Penelitian ... 40

2. Instrumen Penelitian ... 42

3. Surat-surat ... 45

4. Daftar Riwayat Hidup ... 48


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang menyelenggarakan dan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Berdasarkan Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Pasal 15 melalui tiga jalur yaitu formal, informal dan nonformal. Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi atau perguruan tinggi. Sekolah menengah kejuruan (SMK) yaitu “...Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Secara khusus, tujuan pendidikan di SMK adalah memberikan bekal kompetensi keahlian kepada peserta didik untuk bekerja dalam bidang yang spesifik. Sekolah Menengah Kejuruan juga berfungsi untuk mendidik peserta didik menjadi mandiri, produktif, mampu berkompetisi, memiliki sikap professional, dan sikap wirausaha dalam keahlian yang dipelajarinya.

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 14 Bandung yang selanjutnya disingkat SMKN 14 Bandung terdiri dari berbagai program keahlian yang dibinanya, salah satunya adalah Program Keahlian Kriya. Program keahlian kriya yang dikembangkan khususnya di SMKN 14 Bandung meliputi Kriya Kayu, Kriya Logam, Kriya Kulit, Kriya Keramik, dan Kriya Tekstil.

Tujuan Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kayu secara umum mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan


(11)

2

Program Keahlian Kriya Kayu adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten menurut silabus, yaitu:

1. Mengolah bahan dasar atau material kayu menjadi suatu produk baru melalui proses pengerjaan, pembahanan, pengolahan dan penyelesaian akhir atau finising.

2. Terampil menggunakan permesinan yang dipakai dalam membuat produk kerajinan kayu.

3. Mencetak pengrajin terampil yang berorientasi pada pemenuhan produk eksport.

Membuat produk kayu dengan teknik ukir merupakan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik Program Studi Desain dan Produk Kriya Kayu. Sesuai dengan kompetensi dasar, tercantum dalam kurikulum Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kayu SMKN 14 Bandung, yaitu memperlajari berbagai motif ukir, peralatan ukir kayu, menggunakan peralatan ukir kayu, menggambar benda bentuk ukiran, membuat benda ukiran geometris, membuat ukiran motif tradisional. Dalam kegiatan praktek ukir kayu tidak hanya menerapkan kemampuan dalam mengolah produk saja, tetapi didalamnya di tuntut harus menerapkan gambar ornamen agar terciptanya ukir kayu yang indah dan bernilai estetik. Ukir kayu merupakan kesatuan yang tidak terlepas dari kegiatan gambar ornamen, sehingga dasar pengetahuan gambar ornamen merupakan hal yang mutlak diterapkan dalam kegiatan praktek ukir kayu

Karya kerajinan ukir kayu biasanya menggunakan teknik pembuatannya dengan cara mengukir. Penciptaan karya-karya kerajinan ukir kayu diawali dengan proses merancang desain yang akan diterapkan pada ukir kayu dengan penyusunan prinsip dan unsur desain, sehingga terbentuk pertalian unsur yang bermakna antara aspek bentuk, fungsi dan aspek hias. Di samping itu juga harus memiliki keterampilan mengukir yang kreatif untuk menghasilkan karya yang baik, menarik serta memiliki makna dan nilai estetika yang tinggi sekaligus bermanfaat dalam


(12)

3

kehidupan masyarakat. Suatu karya kerajinan seni ukir kayu akan lebih indah apabila diterapkan unsur-unsur penghias seperti ornamen.

Menganalisis karya kerajinan ukir kayu harus memperhatikan proses pelaksanaan penilaian. Pelaksanaan penilaian peserta didik diarahkan untuk mengukur dan menilai performansi peserta didik yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria unjuk kerja.

Hasil pengamatan sementara yang dilakukan penulis pada penerapan ornamen pada hasil kerajinan ukir kayu yang dibuat oleh peserta didik masih banyak yang belum menerapkan kaidah-kaidah ornamen tradisional dan melihat dari hasil penilaian pada guru mata diklat masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM, oleh penulis ini dianggap sebagai suatu masalah dimana masih banyak peserta didik yang belum optimal dalam menerapkan pengetahuan menggambar ornamen yang tepat pada karya kerajinan ukir kayu. Pada kriteria penilaian ujian praktek kejuruan peserta didik dituntut untuk menghasilkan karya kerajinan ukir kayu dengan ornamen yang bagus yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada ornamen tradisional.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang mempelajari tentang kerajinan ukir, termotivasi untuk melakukan penelitian tentang analisis ornamen pada kerajinan ukir kayu hasil praktek peserta didik di SMKN 14 Bandung.

B. Batasan Masalah

Batasan dalam penelitian ini kerap diperlukan untuk mengarahkan dan menyempitkan cangkupannya. Agar masalah tidak terlalu luas, penulis membuat batasan yang dijadikan pedoman yang mengarahkan masalah sesuai dengan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis ornamen pada kerajinan ukir kayu hasil praktek peserta didik di SMKN 14 Bandung.


(13)

4

C. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Lemahnya kemampuan peserta didik dalam menggambar ornamen.

b. Peserta didik belum maksimal dalam menerapkan pengetahuan ornamen yang sesuai dengan kaidah-kaidah ornamen tradisional yang diterapkan pada hasil karya kerajianan ukir kayu.

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah menurut Sugiyono (2009:55) merupakan “Suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil analisis ornamen pada kerajianan ukir kayu hasil praktek peserta didik di SMKN 14 Bandung?”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah dan usaha yang tepat guna mencapai tujuan dalam penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus

1. Tujuan umum:

Memperoleh gambaran tentang analisis penerapan ornamen tradisional pada ukir kayu yang diterapkan peserta didik di SMKN 14 Bandung.

2. Tujuan khusus:

Memperoleh data tentang analisis penerapan ornamen tradisional pada ukir kayu meliputi penerapan unsur pilin, angkup, endong, trubusan, sunggar, jambul, ceplok, dan lung.


(14)

5

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, terutama bagi:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengembangan keilmuan tentang ornamen pada karya kerajinan ukir kayu bagi peserta didik.

2. Secara praktis

Diharapkan sebagai masukan bagi pihak yang diberikan saran dalam upaya meningkatkan nilai pada pelaksanaan ukir kayu dan pengembangan materi pembelajaran dan proses pembelajaran pada mata diklat menggambar ornamen sebagai kesiapan penerapan pada karya kerajinan ukir kayu. Bagi penulis penelitian ini merupakan sarana untuk mendapatkan pengalaman dalam mengerjakan karya ilmiah menganalisis karya kerajinan ukir kayu, dan juga sebagai sarana pengetahuan dan pengalaman bidang keahlian.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini disusun ke dalam 5 bab yang di dalamnya berisi mengenai.

Bab I :Pendahuluan

Berisi kajian latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II : Kajian Teori

Menampilkan kajian teori tentang pengertian ornamen dan ornamen tradisional yang mendasari pada permasalahan.

Bab III : Metode Penelitian

Menampilkan kajian tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, Instrumen Penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data penelitian, analisis data.


(15)

6

Bab VI : Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berisi sajian pengolahan hasil penelitan dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Menampilkan simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang ditujukan pada SMKN 14 Bandung, mahasiswa PKK, dan penelitian selanjutnya.


(16)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah kampus Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 14 Bandung, dengan alasan masalah yang diteliti terdapat pada standar kompetensi menggambar ornamen untuk ukir kayu.

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1983: 141)

Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh tugas produk kerajinan ukir kayu yang dibuat peserta didik program studi desain dan produksi kriya kayu yang berjumlah 85 buah.

3. Sampel

Sampel diambil berdasarkan sampel purposif, yaitu dipilih produk kerajinan ukir kayu hasil peserta didik yang memenuhi kriteria penelitian yang telah ditentukan sebanyak 35 buah.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat memudahkan teknik pengumpulan data data yang sesuai dengan metode pendekatan yang sudah ditetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Surakhmad (2006 :140) adalah “metode penelitiaan yang dapat membantu pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang”. Ciri-ciri metode deskriptif menurut surakhmad (2006:140) adalah :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masalah sekarang dan masalah aktual.


(17)

21

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran, antara pembaca dan penulis mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam rumusan judul penelitian. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan meliputi :

Analisis Ornamen Pada Karya Ukir Kayu Hasil Praktek Peserta Didik di SMKN 14 Bandung

1. Analisis memurut Saliman dan Sudarsono (1993:20), adalah “serangkaian perbuatan meneliti atau mengupas atau menguraikan secara mendalam”

2. Ornamen, adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan (Gustami, 1978).

3. Kerajinan ukir kayu adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung saling-jalin menjalin, berulang dan sambung-menyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan (Soepratno, 1983:9).

Analisis ornamen pada karya ukir kayu adalah proses menguraikan secara mendalam komponen hiasan yang meliputi pilin, ceplok, lung, trubusan, endong, angkup, sunggar, dan jambul dengan teknik cukilan di bidang kayu hasil karya peserta didik di SMKN 14 Bandung.

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam suatu penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Sebagai instrumen atau alat pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan kuesioner check. Instrumen menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) yaitu:

Alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket (kuesioner), ceklis, pedoman wawancara, pedoman


(18)

22

Dokumentasi berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang tertulis. Riduwan (2004 : 77) mengemukakan bahwa : “Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film dokumenter dan data-data yang relevan dengan penelitian”.

Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan dan menganalisis pada produk kerajinan ukir kayu.

E. Analisis Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menjabarkan hasil perhitungan prosentasi jawaban masing-masing item sesuai jawaban yang terkumpul. Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan data ini adalah:

1. Verifikasi Data

Peneliti menilai ornamen pada kerajinan ukir kayu hasil praktek peserta didik berdasarkan pedoman yang telah dibuat.

2. Tabulasi Data

Tabulasi data dilakukan untuk mengolah dan mengetahui gambaran mengenai frekuensi dari option dalam setiap item. Setiap item memiliki kriteria Ya untuk skor 1 dan Tidak untuk skor 0.

3. Persentase Data

Pengolahan data penelitian ini yaitu dengan menghitung presentase penilaian peneliti dengan tujuan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi penilaian. Rumus statistik sederhana dengan menggunakan persentase yang digunakan mengacu pada pendapat Mohammad Ali (2002:184).


(19)

23

Keterangan :

p = persentase (jumlah prosentasi yang dicari)

f = Frekuensi (jumlah alternatif jawaban yang dipilih)

n = Jumlah total jawaban responden 100% = Bilangan tetap

4. Penafsiran Data

Penafsiran data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap penilaian yang diajukan. Data yang telah dipersentasekan kemudian dianalisis dan ditafsirkan dengan menggunakan kriteria berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan oleh Mohammad Ali (1984:184).

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil


(20)

35

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan saran akan diuraikan pada bab ini, yang disusun berdasarkan kegiatan penelitian tentang “Analisis Ornamen pada Kerajinan Ukir Kayu Hasil Praktek Peserta Didik di SMK Negeri 14 Bandung”.

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini dibuat berdasarkan pada latar belakang masalah, tujuan penelitian, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian yang dapat dikemukanan sebagai berikut:

1. Peserta didik sudah menerapkan unsur pilin dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Pilin ini merupakan unsur motif ornamen tradisional yang berbentuk garis lengkung yang memusat, pilin terbagi menjadi dua yaitu pilin tunggal yang berdiri sendiri atau pilin yang tumbuh dari pokok daun dan pilin yang merupakan gabungan unsur penyusun ornamen. Pembuatan pilin dapat dilakukan secara buletan dan membentuk cekung.

2. Peserta didik sudah menerapkan unsur angkup dalam hasil karya keajinan ukir kayu. Bentuk ukiran daun yang selalu menelungkup pada punggung daun pokok. Angkup besar terdapat pada daun pokok, angkup sedang pada daun sedang, dan angkup kecil pada daun trubusan.

3. Peserta didik sudah menerapkan unsur endong dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan atau dibelakang daun pokok dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong.

4. Peserta didik sudah menerapkan unsur trubusan dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Trubusan merupakan bentuk ukiran yang tumbuh dari daun pokok yang berada di tengah-tengah pangkal daun pokok.


(21)

36

5. Peserta didik sudah menerapkan unsur sunggar dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Sunggar tumbuh mulai dari ikal pada pilin, bentuk cula tersebut seperti daun patran dan cekung.

6. Peserta didik sudah menerapkan unsur jambul dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Jambul tumbuh didepan bagian atas daun pokok. Jambul ini berbentuk melingkar seperti spiral yang berderet atau bersusun dari atas ke bawah.

7. Peserta didik tidak selalu menggukan ceplok sebagai pusat perhatian dari penglihatan dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Ceplok adalah awal dari permunculan atau pertumbuhan sulur-suluran dengan isian pilin dan daun dalam satu ornamen.

8. Peserta didik sudah menerapkan unsur lung dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Lung merupakan pokok daun dari suatu pola hias yang berasal dari kelanjutan suatu daun yang tumbuh. Pada umumnya, pokok daun suatu pola hias selalu membentuk lengkungan pilin yang membuka dengan membentuk batang dari tumbuh-tumbuhan yang menjalar.

B. Rekomendasi

Rekomendasi berdasarkan kesimpulan di atas penulis sampaikan sebagai berikut:

1. Rekomendasi untuk SMK Negeri 14 Bandung: a. Guru mata pelajaran menggambar ornamen

Mencoba metode pembelajaran yang kelompok agar peserta didik dapat bertukar info dan ide mengenai ornamen dan pengembangannya.

b. Peserta didik Program Studi Desain dan Produksi Kriya Kayu

Peserta didik sudah paham dengan pakem-pakem ornamen tradisional dan meningkatkan motivasi belajar agar lebih baik


(22)

37

2. Rekomendasi untuk mahasiswa PKK

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan mengembangkan materi praktek tentang jenis-jenis ornamen dan pakem-pakemnya, serta pengembangan dari ornamen tersebut.

3. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dikembangkan dengan memfokuskan pada ornamen daerah tertentu dengan analisis pakem ornamen daerah yang dipilih.


(23)

38

Daftar Pustaka

Ali, M. (1985). Prosedur Penelitian. Bandung : Sinar Baru Algesindo Agustina, Entin. (2010). Kriya Kayu. Bandung: Tidak diterbitkan. Arikunto Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). UUD RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Fokus Media

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Pelaksanaan UJK SMK. Bandung: Dokumen Negara

Kurikulum SMKN 14 Bandung edisi 2010 Bidang Keahlian Kriya Kayu. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Tidak Diterbitkan Kusumawardhani, Astri Dyiah. (2012). Analisis Tugas Desain Panel Untuk Desain

Hiasan Busana Dalam Mata Kuliah Teknologi Desain Busana. Bandung: Jurusan PKK FPTK UPI. Tidak diterbitkan.

Mardiyani, Karina. (2012). Analisis Produk Menggambar Busana pada Uji Level Program Keahlian Busana Butik SMKN 3 Cimahi. Bandung: Jurusan PKK FPTK UPI. Tidak diterbitkan.

Parta, I Wayan Seriyoga. (2009). Peralatan dan Bahan Pembuatan Kriya Kayu. [Online]. Tersedia: http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/peralatan-dan-bahan-pembuatan-kriya-kayu/

Poerbakawatja Soegarda. (1982). Metodelogi Research. Bandung : Jemmars.

Rais, Saiman dan Suhirman. (1999). Penuntun Belajar Mengukir Kayu Bagi Pemula. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Retno, Dwi. _______ Gambar Ornamen. [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dwi%20Retno%20Sri% 20Ambarwati,%20S.Sn,%20M.Sn/GAMBAR%20ORNAMEN.pdf

Robbins, (2000). Dalam Yulianti, Eulis Faridah, (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pembelajaran Menggambar Kontruksi Beton di SMKN 1 Sumedang. Bandung: Jurusan PKK FPTK UPI. Tidak diterbitkan.


(24)

39

Slameto, (2010). Meningkatkan Motivasi Pada Siswa. Bandung :Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

Supriatna, (1999). Meningkatkan Kemampuan Belajar. PT Kiblat Buku Utama Bandung.

Surakhmad, W. (2006). Pengantar Pendidikan Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Wallas, G. Stages in the Creative Process, dalam Damajanti, Irma. (2006).

Psikologi Seni. PT Kiblat Buku Utama Bandung.

_______(2011). Sejarah Ukiran Kayu. [Online]. Tersedia: http://inakrafmin.blogspot.com/2011/01/sejarah-ukiran-kayu.html

_______Kekhasan motif ukiran kayu. [Online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/motif-ukiran-kayu.htm


(1)

Keterangan :

p = persentase (jumlah prosentasi yang dicari)

f = Frekuensi (jumlah alternatif jawaban yang dipilih) n = Jumlah total jawaban responden

100% = Bilangan tetap

4. Penafsiran Data

Penafsiran data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap penilaian yang diajukan. Data yang telah dipersentasekan kemudian dianalisis dan ditafsirkan dengan menggunakan kriteria berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan oleh Mohammad Ali (1984:184).

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan saran akan diuraikan pada bab ini, yang disusun

berdasarkan kegiatan penelitian tentang “Analisis Ornamen pada Kerajinan Ukir Kayu Hasil Praktek Peserta Didik di SMK Negeri 14 Bandung”.

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini dibuat berdasarkan pada latar belakang masalah, tujuan penelitian, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian yang dapat dikemukanan sebagai berikut:

1. Peserta didik sudah menerapkan unsur pilin dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Pilin ini merupakan unsur motif ornamen tradisional yang berbentuk garis lengkung yang memusat, pilin terbagi menjadi dua yaitu pilin tunggal yang berdiri sendiri atau pilin yang tumbuh dari pokok daun dan pilin yang merupakan gabungan unsur penyusun ornamen. Pembuatan pilin dapat dilakukan secara buletan dan membentuk cekung.

2. Peserta didik sudah menerapkan unsur angkup dalam hasil karya keajinan ukir kayu. Bentuk ukiran daun yang selalu menelungkup pada punggung daun pokok. Angkup besar terdapat pada daun pokok, angkup sedang pada daun sedang, dan angkup kecil pada daun trubusan.

3. Peserta didik sudah menerapkan unsur endong dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan atau dibelakang daun pokok dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong.

4. Peserta didik sudah menerapkan unsur trubusan dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Trubusan merupakan bentuk ukiran yang tumbuh dari daun pokok yang berada di tengah-tengah pangkal daun pokok.


(3)

5. Peserta didik sudah menerapkan unsur sunggar dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Sunggar tumbuh mulai dari ikal pada pilin, bentuk cula tersebut seperti daun patran dan cekung.

6. Peserta didik sudah menerapkan unsur jambul dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Jambul tumbuh didepan bagian atas daun pokok. Jambul ini berbentuk melingkar seperti spiral yang berderet atau bersusun dari atas ke bawah.

7. Peserta didik tidak selalu menggukan ceplok sebagai pusat perhatian dari penglihatan dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Ceplok adalah awal dari permunculan atau pertumbuhan sulur-suluran dengan isian pilin dan daun dalam satu ornamen.

8. Peserta didik sudah menerapkan unsur lung dalam hasil karya kerajinan ukir kayu. Lung merupakan pokok daun dari suatu pola hias yang berasal dari kelanjutan suatu daun yang tumbuh. Pada umumnya, pokok daun suatu pola hias selalu membentuk lengkungan pilin yang membuka dengan membentuk batang dari tumbuh-tumbuhan yang menjalar.

B. Rekomendasi

Rekomendasi berdasarkan kesimpulan di atas penulis sampaikan sebagai berikut:

1. Rekomendasi untuk SMK Negeri 14 Bandung: a. Guru mata pelajaran menggambar ornamen

Mencoba metode pembelajaran yang kelompok agar peserta didik dapat bertukar info dan ide mengenai ornamen dan pengembangannya.

b. Peserta didik Program Studi Desain dan Produksi Kriya Kayu

Peserta didik sudah paham dengan pakem-pakem ornamen tradisional dan meningkatkan motivasi belajar agar lebih baik


(4)

2. Rekomendasi untuk mahasiswa PKK

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan mengembangkan materi praktek tentang jenis-jenis ornamen dan pakem-pakemnya, serta pengembangan dari ornamen tersebut.

3. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dikembangkan dengan memfokuskan pada ornamen daerah tertentu dengan analisis pakem ornamen daerah yang dipilih.


(5)

Ali, M. (1985). Prosedur Penelitian. Bandung : Sinar Baru Algesindo Agustina, Entin. (2010). Kriya Kayu. Bandung: Tidak diterbitkan. Arikunto Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). UUD RI No.20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Fokus Media

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Pelaksanaan UJK SMK. Bandung: Dokumen Negara

Kurikulum SMKN 14 Bandung edisi 2010 Bidang Keahlian Kriya Kayu. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Tidak Diterbitkan Kusumawardhani, Astri Dyiah. (2012). Analisis Tugas Desain Panel Untuk Desain

Hiasan Busana Dalam Mata Kuliah Teknologi Desain Busana. Bandung: Jurusan PKK FPTK UPI. Tidak diterbitkan.

Mardiyani, Karina. (2012). Analisis Produk Menggambar Busana pada Uji Level Program Keahlian Busana Butik SMKN 3 Cimahi. Bandung: Jurusan PKK FPTK UPI. Tidak diterbitkan.

Parta, I Wayan Seriyoga. (2009). Peralatan dan Bahan Pembuatan Kriya Kayu. [Online]. Tersedia: http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/peralatan-dan-bahan-pembuatan-kriya-kayu/

Poerbakawatja Soegarda. (1982). Metodelogi Research. Bandung : Jemmars.

Rais, Saiman dan Suhirman. (1999). Penuntun Belajar Mengukir Kayu Bagi Pemula. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Retno, Dwi. _______ Gambar Ornamen. [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dwi%20Retno%20Sri% 20Ambarwati,%20S.Sn,%20M.Sn/GAMBAR%20ORNAMEN.pdf

Robbins, (2000). Dalam Yulianti, Eulis Faridah, (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pembelajaran Menggambar Kontruksi Beton di SMKN 1 Sumedang. Bandung: Jurusan PKK FPTK UPI. Tidak


(6)

Slameto, (2010). Meningkatkan Motivasi Pada Siswa. Bandung :Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

Supriatna, (1999). Meningkatkan Kemampuan Belajar. PT Kiblat Buku Utama Bandung.

Surakhmad, W. (2006). Pengantar Pendidikan Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Wallas, G. Stages in the Creative Process, dalam Damajanti, Irma. (2006). Psikologi Seni. PT Kiblat Buku Utama Bandung.

_______(2011). Sejarah Ukiran Kayu. [Online]. Tersedia: http://inakrafmin.blogspot.com/2011/01/sejarah-ukiran-kayu.html

_______Kekhasan motif ukiran kayu. [Online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/motif-ukiran-kayu.htm