ENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN BAKMI JOGJA PAK ROSO.

(1)

PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN BAKMI JOGJA PAK ROSO

(Studi Kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Wida Rohayati 0707453

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN

PADA RUMAH MAKAN BAKMI JOGJA PAK ROSO

(Studi Kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl.

Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung)

Oleh Wida Rohayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Manajemen Industri Katering Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH VARIASI PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN BAKMI JOGJA PAK ROSO

JL. PANATAYUDA, JL. H. WASID KOTA BANDUNG (Studi Kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso)

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Drs. Rd. Dian H. Utama, M. Si. Agus Sudono, SE,MM. NIP. 19640823.199302.1.001 NIP.19820508.200812.1.002

Mengetahui,

Ketua Prodi

Manajemen Industri Katering

Agus Sudono, SE,MM. NIP.19820508.200812.1.002

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Wida Rohayati 0707453


(4)

ABSTRAK

Wida Rohayati (0707453), Pengaruh Variasi Produk Terhadap Volume Penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Bandung ( Studi kasus pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung). Dibawah bimbingan Drs. Rd. Dian H. Utama, M. Si dan Agus Sudono, SE.,MM.

Meningkatkan usaha dalam industri kuliner sebagai strategi mendapatkan keuntungan yang menjanjikan, membuat pengusaha menanamkan modal dalam usaha ini. Sehingga antara pengelola rumah makan sebelumnya dengan pembeli merek dapat saling menguntungkan dalam mensejahterakan pemilik beserta karyawan, sering juga dimaksud sebagai usaha jenis waralaba.

Kemudian untuk melihat bagaimana jalan dari usaha tersebut, maka dilakukan penelitian untuk meningkatkan volume penjualan, maka rumusan masalah dan tujuan penelitian ini mengangkat tentang bagaimana pengaruh variasi produk terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso yang bertempat di Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung. Dimensi variasi produk yang terdiri dari ukuran, harga, tampilan dan kesesuaian menjadi dimensi untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap volume penjualan. Penelitian ini dilakukan pada 100 responden. Menggunakan Teknik Sampling Random dengan pengolahan data yang diolah dengan Analisis Path (Path Analisys). Berdasarkan hasil parsial dari empat sub variasi produk yang kemudian digunakan model trimming untuk mengapus hasil signifikan yang paling terkecil, maka didapat hasil pada pengaruh harga (X1) terhadap volume penjualan sebesar 0.205, pengaruh tampilan (X2) terhadap volume penjualan sebesar 0.232, pengaruh kesesuaian (X3) terhadap volume penjualan sebesar 0.482, serta pengaruh variable lain (ε) sebesar 0.422. Dalam penelitian ini terlihat bahwa variasi produk yang terdiri dari dimensi harga, tampilan dan kesesuaian mempunyai pengaruh yang positif terhadap volume penjualan.


(5)

ABSTRACT

Wida Rohayati (0707453), Effect of Variations in Product Sales Volume Of Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Bandung

(Case Study of Variations in Product Sales Volume Of Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung). Supervised by Drs. Rd. Dian H. Utama, M. Si and Agus Sudono, SE.,MM.

Increase efforts in the culinary industry as a promising strategy benefit, makes entrepreneurs to invest in this effort. Thus, between the previous restaurant management and the consumers are able to give benefit both to the owner and the employers, or commonly known as franchise bussines

Then to see how the path of the bussines, then conducted research to increase sales volume, then the formulation of the problem and the purpose of this study raised about the influence of variation in the volume of product sales on Rumag Makan Bakmi Jogja Pak Roso is located at Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Bandung. Dimensional variations of products consisting of size, price, appearance and suitability are becoming a dimensions to know how much influence on sales volume. This study was conducted on 100 respondents. Using Random Sampling Technique with processed by Path Analysis (Path Analisys). Based on the partial results of the four sub-variations of the product which is then used to delete the model trimming of the most significant results of the smallest, then the results obtained on the effect of price (X1) the volume of sales by 0205, the influence of the display (X2) the volume of sales by 0232, the influence of appropriateness (X3) on volume sales by 0482, as well as the influence of other variables (ε) of 0422.In this research shows that a variety of products which consists of the price dimension, appearance and suitability to have a positive effect on sales volume.


(6)

ABSTRAK……….. i

ABSTRAC………. ii

KATA PENGATAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR TABEL……… xii

DAFTAR GAMBAR………... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah……… 1

1.2 Rumusan Masalah………... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 11

1.3.1 Tujuan Penelitian………. 11

1.3.2 Manfaat Penelitian……… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……… 13

2.1.1 Pengertian Pariwisata………. 13

2.1.2 Pengertian Restoran Waralaba………... 14

2.1.3 Pengertian Pemasaran……… 17

2.1.4 Bauran Pemasaran………. 18

2.1.5 Produk ……….. 22

2.1.5.1 Pengertian Produk ………... 22

2.1.5.2 Tingkatan Produk………. 24

2.1.5.3 Klasifikasi Produk……….. 26


(7)

2.1.7.1 Pengertian Variasi Produk………... 30

2.1.7.2 Fungi Variasi Produk ……….. 34

2.1.7.3 Dimensi Variasi Produk……… 36

2.1.8 Volume Penjualan………. 40

2.1.8.1 Pengertian Volume Penjualan……….. 40

2.1.8.2 Faktor-faktor Volume Penjualan………. 42

2.1.9 Pengaruh Variasi Produk terhadap Volume Penjualan………. 47

2.1.10 Orisionalitas Penelitian……… 49

2.2 Kerangka Pemikiran……… 50

2.3 Hipotesis……….. 56

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……….... 58

3.2 Metode dan Jenis Penelitian……… 59

3.2.1 Jenis Penelitian ……… 59

3.2.2 Metode yang Digunakan……… 60

3.2.3 Operasional Variabel………. 62

3.2.4 Jenis dan Sumber Data……….. 65

3.2.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling……….... 66

3.2.5.1 Populasi………. 66

3.2.5.2Sampel……… 67

3.2.5.3 Teknik Penarikan Sampel……….. 69

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data……….... 70

3.2.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas……….. 71


(8)

3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………. 78

3.2.8.1Teknik Analisis Data………. 78

3.2.8.2 Rancangan Analisis Data Deskriptif………. 80

3.2.8.3 Rancangan Analisis Data Verifikatif………. 81

3.2.8.4Rancangan Uji Hipotesis………... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ………..……….. 90

4.2 Karakteristik dan Pengalaman Responden RM. Bakmi Jogja Pak Roso……… 93

4.2.1 Karakteristik Responden………... 93

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 94

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………. 95

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………... 97

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………. 98

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan……….. 100

4.2.7 Pengalaman Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso……….. 102

4.2.7.1 Pengalaman Berdasarkan Lama Mengenal……… 102

4.2.7.2 Pengalaman Berdasarkan Kesan Produk………... 103

4.2.7.3 Pengalaman Berdasarkan Seringnya Berkunjung……… 104

4.2.7.4 Pengalaman Berdasarkan Pengerahuan Jenis Produk Bakmi……….. 105

4.2.7.5 Pengalaman Berdasarkan Pengetahuan Jenis Menu Tambahan…………... 106

4.3 Hasil Penelitian……… 107


(9)

4.3.1.2 Tanggapan Responden terhadap Harga Bakmi Jogja Pak Roso………….. 112 4.3.1.3 Tanggapan Responden terhadap Tampilan Bakmi Jogja Pak Roso……… 117 4.3.1.4 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Bakmi Jogja Pak Roso……. 124 4.3.2 Gambaran Volume Penjualan Berdasarkan Responden………. 133 4.3.3 Pengaruh Variasi Produk terhadap Volume Penjualan pada RM. Bakmi Jogja

Pak Roso ……… 135

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 156

5.2 Saran ………. 157

DAFTAR PUSTAKA………. 159


(10)

No. Judul Tabel Hal Tabel

1.1 Peringkat Daya Saing Pariwisata Negara ASEN………. 2

1.2 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung 2011………. 4

1.3 Perkembangan Volume Penjualan dalam 1 TahunTerakhir pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso………. 7

1.4 Rekapitulasi Hasil Pra Penelitian kepada 30 Responden (konsumen) pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso……… 9

2.1 Pengertian Pariwisata……….. 13

2.2 Definisi Variasi Produk dari Sumber Jurnal……… 33

2.3 Orisionalitas Penelitian……… 49

3.1 Operasional Variabel……… 63

3.2 Jenis dan Sumber Data……… 66

3.3 Hasil Uji Validitas pada Variabel Variasi Produk (X)……… 75

3.4 Hasil Uji Validitas pada Variabel Volume Penjulan (Y)………… 76

3.5 Hasil Uji Pengaruh Variasi Produk (X) terhadap Volume Penjualan pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso………. 78

3.6 Skor Sistem Pernyataan……… 79

3.7 Kriteria Intrepretasi Skor………. 81

4.1 Karakteristik Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso Berdasarkan Jenis Kelamin……… 94

4.2 Karakteristik Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso Berdasarkan Usia ………. 96


(11)

Pendidikan……… 97 4.4 Karakteristik Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso Berdasarkan

Pekerjaan……….. 99

4.5 Karakteristik Konsumen RM. Bakmi Jogja Pak Roso Berdasarkan

Pendapatan……….. 100

4.6 Informasi Mengenai Lama Mengenal RM. Bakmi Jogja Pak Roso 103 4.7 Pengalaman Berdasarkan Kesan Produk pada RM. Bakmi Jogja

Pak Roso……….. 103

4.8 Pengalaman Berdasarkan Kunjungan pada RM. Bakmi Jogja Pak

Roso……… 104

4.9 Pengalaman Berdasarkan Pengetahuan Jenis Bakmi pada RM. Bakmi

Jogja Pak Roso……… 105

4.10 Pengalaman Berdasarkan jenis Menu Tambahan pada RM. Bakmi Jogja

Pak Roso………. 106

4.11 Tanggapan Responden terhadap Daya Tarik Variasi Ukuran dari setiap

Menu……… 108

4.12 Tanggapan Responden terhadap Variasi Menu dari Setiap Menu… 109 4.13 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Ukuran…….. 110 4.14 Tanggapan Responden terhadap Keterjangkauan Harga dari Setiap

Menu……… 113

4.15 Tanggapan Responden pada Kesesuaian Harga terhadap Kualitas

Menu Makanan……… 114


(12)

4.18 Tanggapan Responden terhadap Variasi Garnish (hiasan makanan)

dari Setiap Menu……….. 119

4.19 Tanggapan Responden terhadap Daya Tarik Tampilan

(Penyajian Manakan)……… 120

4.20 Tanggapan Responden terhadap Variasi Bahan Baku Makanan…. 121 4.21 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Tampilan….. 122 4.22 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Ukuran terhadap

Harga……….. 124

4.23 Tanggapan Responden pada Kualitas Bahan Baku terhadap Harga 125 4.24 Tanggapan Responden terhadap Variasi Menu Tambahan (menu lain)

terhadap Daya Tarik Pembelian……… 127

4.25 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Garnish (hiasan makanan)

pada Setiap Menu Makanan……….. 128

4.26 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Warna pada Tampilan

Makanan……… 129

4.27 Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Menu Makanan telah

Memenuhi Keinginan……… 131

4.28 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian… 132 4.29 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Volume

Penjualan………. 134

4.30 Matriks Korelasi Intrepretasi Sub Variabel Variasi Produk terhadap

Volume Penjualan……… 136


(13)

Jogja Pak Roso……… 138 4.32 Pengujian Hipotesis Secara Simultan……….. 141 4.33 Hasil Pengujian Koefisien Jalur... 142 4.34 Matriks Korelasi antar Sub Variabel dengan Volume Penjualan

dengan Menggunakan Model Trimming……….. 147 4.35 Pengujian Hipotesis Secara Simultan……….. 153 4.36 Hasil Pengujian Koefisien Jalur... 154 4.37 Hasil Pengujian Koefisien Jalur serta Pengaruh Langsung dan

Tidak Langsung dari Variasi Produk yang Diperoleh Konsumen RM.


(14)

No. Judul Gambar Hal Gambar

1.1 Fluktuasi Volume Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir pada

RM. Bakmi Jogja Pak Roso ……… 8

2.1 Bauran Pemasaran……… 21

2.2 Alur Produk………. 23

2.3 Tingkatan Produk……… 25

2.4 Kerangka Pemikiran………..……….. 55

2.5 Kerangka Penelitian Pengaruh Variasi Produk terhadap Voluma Penjualan……… 56

3.1 Macam-macam Statistik……….. 60

3.2 Struktur Hubungan Kausal antara X dan Y……… 82

3.3 Diagram Jalur Hipotesis……….. 83

3.4 Diagram Jalur Sub Hipotesis Utama……… 84

4.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 95

4.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia………. 96

4.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan……….. 98

4.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan………. 99

4.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan……….. 101

4.6 Struktur Hubungan Kausal antara X dan Y………. 136

4.7 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Utama……….. 143

4.8 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis dengan Menggunakan Model Trimming……….. 147


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan definisi pariwisata menurut MC. Intosh dan Goeldner dalam Sulastiyono (1994:4) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah Negara sendiri atau di Negara lain dengan menggunakan sarana, jasa dan faktor lainnya yang diadakan oleh pemerintah atau masyarakat, agar dapat terwujud keinginan wisatawan.

Sejak tahun 2007, World Economic Forum mengeluarkan The Travel and Tourism Competitive Indek (TTCI) yang merupakan alat ukur atas elemen-elemen yang mendorong daya saing pengembangan sektor pariwisata di berbagai negara di dunia.

Pada tahun 2009, Indonesia tercatat menempati posisi ke 81 dari 133 negara. Posisi masih di bawah Malaysia (32), Singapura (10) dan Thailand (39). Apabila dibandingkan peringkat tahun 2009 peringkat Indonesia mengalami penurunan. Namun di tahun 2011 terjadi peningkatan peringkat daya saing pariwisata, dengan menempatkan Indonesia menduduki peringkat ke-74 dari 139 negara, meskipun posisi tersebut masih di bawah Malaysia (35), Singapura (10), dan Thailand (41). Sementara itu, diantara Negara-negara ASEAN, pertumbuhan


(16)

diperkirakan masih di bawah Vietnam (6.54%), Myanmar (7.19% dan 12.52%). Padahal di sisi lain, Indonesia lebih kaya dan beraneka ragam alam dan budayanya.

Setelah melakukan berbagai penilaian pada berbagai variabel yang bersangkutan dengan dunia pariwisata, maka hasil akhirnya dapat dilihat berdasarkan penilaian peringkat daya saing Pariwisata Negara ASEAN seperti di pada table 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Peringkat Daya Saing Pariwisata Negara ASEAN

Sumber: The Travel and Tourism Competitiveness Report 2011 (World Economic Forum)

Namun, sektor pariwisata di Indonesia saat ini menjadi salah satu sektor unggulan bagi pemerintah Republik Indonesia dalam mendapatkan devisa negara. Pariwisata mempunyai peranan penting untuk memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Negara/ tahun 2008 2009 2011

Indonesia 80 81 74

Kamboja 112 108 109

Malaysia 32 32 35

Filipina 81 86 94

Singapura 16 10 10

Thailand 42 39 41


(17)

Faktor-faktor penunjang lainnya yang mendukung sektor pariwisata, yaitu bidang yang bergerak dalam usaha pariwisata. Usaha pariwisata menurut UU no. 9 Tahun 1990 yaitu kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Beberapa bidang yang bergerak di usaha jasa pariwisata adalah usaha dalam travel, hotel, dan restoran.

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia khususnya ke Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan program Visit West Java 2008. Program ini dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Propinsi Jawa Barat dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan sektor pariwisata. Dilihat dari aspek geografis dan demografis provinsi Jawa Barat terletak pada 5°50’-7°50°’ Lintang Selatan dan 104°48’-108°-48’ Bujur Timur, serta termasuk dalam daerah tropis.

Sehingga banyak wisatawan domestik, khususnya juga wisatawan mancanegara sangat menyukai daerah tropis tersebut. Karena bagi wisatawan mancanegara, mereka lebih mengutamakan daerah tropis untuk mencari tambahan sinar matahari, sehingga banyak wisatawan asing yang melakukan kegiatan wisatawan ke daerah Indonesia terutama ke daerah Jawa Barat.

Pada tahun 2010, Provinsi Jawa Barat secara administratif terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota, yaitu: Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten


(18)

Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, serta Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Dari beberapa kabupaten dan kota di Jawa Barat, salah satunya Kota Bandung dapat dijadikan sarana atau tempat yang strategis untuk menjalankan usaha dalam bidang kuliner. Kesiapan dari seorang pembisnis bidang kuliner tersebut dapat dimulai dengan memberikan sumber pelayanan untuk wisatawan, karena usaha ini bisa menjanjikan dan berbagai faktor yang menunjang dalam bisnis kuliner dapat memberikan keuntungan yang relatif besar jika dijalankan dengan sebaik mungkin. Banyaknya usaha yang sejenis mengakibatkan persaingan yang dapat terlihat jelas dan nyata, seperti yang terlihat pada tabel 1.2:

Tabel 1.2

Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung Tahun 2011

No Klasifikasi Jumlah Potensi

1 Restoran Talam Kencana 0

2 Restoran Talam Salaka 15

3 Restoran Talam Gangsa 125

4 Restoran WaraLaba 40

5 Bar 12

6 Rumah Makan A 21

7 Rumah Makan B 103

8 Rumah Makan C 144

Jumlah 416

Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Di dalam UUD Pariwisata Pasal 16 menyatakan bahwa penggolongan restoran/ kafe ditentukan dalam 3 golongan kelas, yaitu kelas A, disebut Talam


(19)

Kencana (Emas), merupakan kelas tertinggi yang dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna Emas. Kelas B disebut Talam Salaka (Perak) merupakan kelas menengah yang dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna perak, dan kelas tertendah yaitu kelas C yang disebut dengan Talam Gangsa (Perunggu) dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna perunggu.

Terlihat juga dalam perbedaan pemungutan pajak yang dikenakan berdasarkan klasifikasi restoran tersebut di Kota Bandung, yakni:

a. Talam Kencana (tingkat tinggi)

Restoran jenis talam kencana merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp. 3.000.000/ tahun

b. Talam Salaka (tingkat sedang)

Restoran jenis talam salaka merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp. 2.500.000/ tahun

c. Talam Gangsa (tingkat rendah)

Restoran jenis talam gangsa merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp. 2.000.000/ tahun

d. Waralaba (pengertianya udah)

Restoran jenis waralaba merupakan restoran yang dikenakan pajak Rp. 1.500.000/ tahun

e. Bar

Bar dikenakan pajak Rp. 1.500.000/tahun. f. Rumah Makan

- Rumah Makan tipe A dikenakan pajak Rp. 1.500.000/tahun - Rumah Makan tipe B dikenakan pajak Rp. 1.000.000/tahun - Rumah Makan tipe C dikenakan pajak Rp. 500.000/tahun


(20)

Jika melihat dari uraian dan pajak yang dikenakan pada 3 jenis restoran di atas, restoran tradional maupun restoran modern, dapat termasuk ke dalam ke tiga klasifikasi tersebut. Namun, harus dinilai dari pada beberapa kriteria khusus yang harus dimiliki oleh restoran untuk dapat masuk ke dalam kelas mana, setelah mencapai persyaratan yang ditentukan oleh UUD Pariwisata Pasal 16.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Kota Bandung merupakan daerah yang sangat kaya akan kulinernya. Dari jumlah di atas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun berikutnya akan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh keadaan pariwisata yang semakin baik yang menyebabkan wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke Bandung, yang menjadikan industri ini memiliki potensi yang sangat baik.

Seorang pembisnis kuliner, misalnya yang berjalan pada bisnis jenis waralaba (franchise) menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesa No. 259/MPR/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba, yaitu waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan atau penjualan barang dan jasa. Salah satu usaha pengembangan industri waralaba di Bandung.

Restoran waralaba yang terdapat di Bandung, salah satunya yaitu Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda. Sehingga peneliti


(21)

memulai Pra penelitian dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada responden (konsumen) yang datang ke Rumah Makan ini. Berikut Data Rekapitulasi Responden terhadap Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung.

Tabel 1.3

Perkembangan Volume Penjualan Dalam 1 Tahun Terakhir Pada Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Bandung

BULAN Volume Penjualan Target Penjualan Persentase Kinerja (%)

Sep'10 51,972,000 70,000,000 74.24

Okt'10 71,593,000 90,000,000 79.56

Nov'10 63,811,000 90,000,000 70.90

Des'10 70,415,000 90,000,000 78.24

Jan'11 82,041,000 90,000,000 91.16

Feb'11 73,167,000 90,000,000 81.29

Maret'11 74,568,000 90,000,000 82.85

Apr'11 75,114,000 90,000,000 83.46

Mei'11 75,383,000 90,000,000 83.76

Juni'11 71,222,000 90,000,000 79.14

Juli'11 79,515,000 90,000,000 88.35

Agust'11 48,027,000 90,000,000 53.36

Rata-rata 78.75

Sumber: Pra Penelitian RM. Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung (2 Desember 2011)


(22)

Gambar 1.1

Fluktuasi Volume Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir pada RM Bakmi Jogja Pak Roso

Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah volume penjualan di RM. Bakmi Jogja Pak Roso yang mengalami fluktuasi dari periode bulan September 2010 – Agustus 2011. Perusahaan waralaba ini, belum dapat memenuhi target penjualan yang di inginkan oleh pembisnis. Sehingga masih banyak di setiap bulannya volume penjualan mengalami naik turun yang masih relatife rendah dari target penjualan. Persentase kinerja pun otomatis mengalami keadaan yang sama sejalan dengan situasi volume penjualan yang masih di bawah harapan pembisnis usaha ini.

Dilihat dari hasil target penjualan, persentasi terbesar terdapat pada bulan Januari 2011, karena di bulan tersebut adalah dimana banyaknya pengunjung yang datang, beberapa faktor banyaknya pengunjung dikarenakan termasuk hari libur anak sekolah, iklim atau cuaca yang baik untuk berpariwisata, penghujung awal tahun bagi orang-orang untuk dapat menikmati hari libur serta beberapa faktor pemuas tamu untuk mencoba Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso ini.


(23)

Kemudian untuk bulan Agustus 2011, volume penjualan mengalami penurunan yang drastis, dikarenakan beberapa faktor penyebab yakni: masuk pada bulan Ramadhan (bulan puasa) dan 3 hari sebelum dan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri Rumah Makan Bakmi Jogja tutup dahulu (cuti bersama). Namun setelah itu, beberapa bulan selanjutnya, volume penjualan mengalami fluktusi yang kembali normal.

Setelah mengetahui bahwa volume penjualan di Rumah Makan ini belum dapat mencapai target, maka peneliti mencoba untuk mengetahui faktor, yang terdapat pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso dengan melakukan penyebaran kuesioner pada 30 responden. Maka hasil yang didapatkan dapat dilihat dari table 1.4

Tabel 1.4

Rekapitulasi hasil Pra Penelitian kepada 30 Responden (konsumen) No Indikator Pernyataan Sangat

Setuju ( SS )

Setuju ( S )

Ragu-ragu ( R )

Tidak Setuju ( TS )

Sangat Tidak Setuju ( STS )

Persentase (%)

1 Kelezatan (rasa) memenuhi keinginan selera Anda

4 24 2 0,97

2 Menurut Anda tampilan dari Bakmi Jogja Pak Roso yang

ditawarkan menarik

19 9 2 0,78

3 Kebersihan makanan sesuai dengan harapan saya

2 22 6 0,9

4 Kualitas produk yang

dihasilkan sesuai dengan harapan saya

3 24 3 0,95

5 Variasi makanan yang

ditawarkan RM. Bakmi Jogja menarik

11 18 1 0,67

6 Porsi yang disajikan pas atau cukup

4 20 6 0,9

7 Harga yang ditawarkan

sesuai dengan harapan saya

3 22 2 3 0,87

8 Lokasi atau tempat strategis bagi saya

4 20 2 3 1 0,83


(24)

No Indikator Pernyataan Sangat Setuju

( SS )

Setuju ( S )

Ragu-ragu ( R )

Tidak Setuju

( TS )

Sangat Tidak Setuju ( STS )

Persentase (%)

10 Ketepanan penyajian

pesanan makanan sesuai dengan harapan saya

1 22 7 0,88

11 Keramahan dan kesopanan dalam pemberian pelayanan

memuaskan

9 18 3 0,95

12 Seberapa besar daya beli untuk dapat berkunjung kembali ke Rumah Makan

Bakmi Jojga Pak Roso ini

4 21 5 0,92

Sumber: Pra Penelitian RM. Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Bandung (16-17 Januari 2012)

Setelah melihat hasil dari rekapitulasi yang telah dilaksanakan, tepatnya pada tanggal 16 – 17 Januari 2012 dapat disimpulkan bahwa variasi produk yang termasuk di didalamnya yaitu tampilan produk memiliki nilai yang paling rendah persentasenya. Maka dari itu, diduga merupakan faktor yang kurang signifikan dan penyebab terjadinya penurunan volume penjulan yang belum dapat memenuhi atau mencapai target penjualannya dengan baik.

Jika dihubungkan dengan faktor sebelumnya, maka dapat disimpulkan secara jelas bahwa perusahaan waralaba ini, kemungkinan target penjualan tidak dapat dicapai karena faktor variasi menu dan indikatornya yaitu tampilan produk makanan yang kurang menarik konsumen. Oleh karena itu, dari uraian masalah tersebut di atas, maka dalam skripsi ini penulis mengambil judul “ Pengaruh

Variasi Produk terhadap Volume Penjualan ”. (Studi Kasus Pada Rumah Makan


(25)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah yang diajukan, diantaranya adalah:

1. Bagaimana gambaran variasi produk (ukuran/ banyaknya porsi, harga, tampilan, dan kesesuaian terhadap kepuasan konsumen) pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung?

2. Bagaimana gambaran volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh variasi produk (ukuran/ banyaknya porsi (X1), harga (X2), tampilan (X3), dan kesesuaian (X4) terhadap kepuasan konsumen) terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung?

1.3TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil mengenai:

1. Untuk mengetahui gambaran variasi produk pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung

2. Untuk mengetahui gambaran volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi produk (ukuran/ banyaknya porsi (X1), harga (X2), tampilan (X3), dan kesesuaian (X4)


(26)

terhadap kepuasan konsumen) pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian teoritis yang mendukung peneliti lebih lanjut dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengaruh variasi produk terhadap volume penjualan dalam suatu perusahaan.

2. Manfaat Praktis

Secara menyeluruh dapat memberikan masukkan kepada pihak perusahaan kuliner waralaba Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung dalam hal penyajian makanan atau minuman pada faktor variasi menu produk, agar lebih meningkatkan volume penjualan dan dapat mencapai target penjualan yang diharapkan.

Manfaat bagi peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dari kualitas produk yang dapat mempengaruhi volume penjualan pada suatu perusahaan dalam bidang kuliner, khususnya yang terjadi pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung.


(27)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisa mengenai pengaruh Variasi Produk terhadap Volume Penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl, Panatayuda Kota Bandung. Variabel bebas (independent variabel) atau variabel eksogen yang diteliti yaitu variasi produk (X). Sedangkan (dependent variabel) atau variabel endogen yang diteliti yaitu Volume Penjualan (Y) yang terdiri dari kualitas barang, selera konsumen, servis (pelayanan) dan persaingan menurunkan harga jual.

Objek penelitian yang dijadikan populasi penelitian ini adalah konsumen Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso di Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung dengan asumsi bahwa setiap konsumen yang berkunjung ke tempat yang dijadikan penelitian dapat memberikan jawaban mengenai penting tidaknya variasi produk Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso di Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung dengan angka penjualan yang ada. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh variasi produk terhadap volume penjualan pembelian produk Bakmi Jogja Survei pada konsumen Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso di Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung.


(28)

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Menurut Soekanto yang dikutip oleh Dhohiri (2004:17) mengatakan bahwa: Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologi, sistematis, dan konsisten yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran yang sebagai salah satu manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang sedang dihadapi.

Jenis penelitian menurut Dhohiri (2004:19) penelitian dipandang dari cara pembahasannya dibedakan menjadi 2 yaitu penelitian deskriptif dan Inferensial. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya melukiskan, memaparkan, dan melaporkan suatu keadaan, suatu objek atau suatu peristiwa fakta apa adanya dan berupa penyingkapan fakta. Statistik inferensial adalah statistik yang digunaka untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (didiferensikan) untuk populasi di mana sampel diambil. Terdapat dua macam statistik inferensial yaitu: statistik parametris dan non paramentris. Statistik parametris digunakan untuk manganalisa data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non parametris, digunakan untuk menganalisis data nimonal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi. Jadi tidak harus normal. Dalam teknik Korelasi dan regresi dapat berperan sebagai statistik Inferensial. Bermacam-macam statistik dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut:


(29)

Gambar 3.1 Macam-macam Statistik

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (description research) dan verifikatif (verificative research). Menutur Sugiyono (2008:53), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu varibel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.

Penelitian deskriptif ini mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai variasi produk dalam meningkatkan volume penjualan yang terdiri dari produk keuntungan dari penjuala, jumlah produk yang terjual, efektifitas penjualan dan ketercapaian target penjualan.

Adapun jenis penelitian verifikatif menurut Arikunto (2006:8), “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”.

3.2.2 Metode yang Digunakan

Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif (descriptive research) data verifikatif (analytical research) yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey, Sugiyono (2009:11) mengemukakan pendapat

Statistik

Deskriptif

Inferensial

Paramentris


(30)

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penelitian melakukan perlakukan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.

Menurut Natsir yang dikutip oleh Dhohiri (2004:27) mengungkapkan bahwa secara umum metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu:

a. Metode penelitian sejarah b. Metode deskriptif/ survey c. Metode eksperimental d. Metode grounded research e. Metode penelitian tindakan

Sugiyono (2008:2) berpendapat bahwa, “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Penelitian dilakukan atas dasar pada ciri-ciri keilmuan sehingga diharapkan hasil penelitain yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan selanjutnya.

Dhohiri (2004:28) mengungkapkan bahwa “metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi, sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau daerah”. Singarimbun (1991:3) mengatakan bahwa “penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”.

Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional method. Husein Umar mengemukakan pengertian cross sectional method (2007:45) yaitu


(31)

“Metode penelitain ini, informasi dari sebagaian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagaian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan”.

3.2.3 Operasional Variabel

Sejalan dengan penjelasan yang telah dikemukan di dalam objek penelitian, variabel yang akan diteliti dari 2 variabel, yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Adapun yang menjadi variabel eksogen adalah variasi produk (X) yang meliputi ukuran/bentuk (X1), harga (X2), tampilan (X3), kesesuaian (X4), Sedangkan yang menjadi variabel endogen yaitu volume penjualan (Y) yang terdiri dari kualitas barang, selera konsumen, servis (pelayanan) dan persaingan menurunkan harga jual.

Hermawan (2006:118) berpendapat bahwa, “Operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel”. Dalam hal ini, operasionalisasi variabel menjabarkan ke dalam konsep variabel, indikator, ukuran dan skala sehingga memungkinkan bagi suatu variabel untuk diukur.

Penjabaran operasionalisasi dari varibel-variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini


(32)

Tabel 3.1 Opeasional Variabel Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis

Konsep Konsep Empiris Analitik

Skala Pengukuan

No Item

Variasi Produk (X)

Variasi Produk sebagai unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau ciri lain (Philip Kotler 2005:72)

Ukuran/ Bentuk (X1)

Ukuran/ Bentuk

 Daya tarik yang ditimbulkan variasi produk Menu pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso

 Tingkat daya tarik dari bentuk setiap menu makanan

 Tingkat variasi dari menu makanan

Interval

Interval

1

2

Harga (X2) Harga

 Kesesuaian harga kriteria pada RM. Makan bakmi Jogja seperti rasa, kualitas, dan ukuran dari Menu RM. Bakmi Joja Pak Roso  Tingkat keterjangkuan harga menu makanan  Tingkat kesesuaian harga terhadap kualitas menu makanan Interval Interval 3 4

Tampilan (X3)

Tampilan

 Daya tarik variasi tampilan (penyajian) Menu pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso

 Tingkat variasi dari warna tampilan  Tingkat variasi garnish dari setiap menu makanan

 Daya tarik tampilan (penyajian)

 Tingkat variasi bahan baku

Interval Interval Interval Interval 5 6 7 8


(33)

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Teoritis

Konsep Konsep Empiris Analitik

Skala Pengukuan

No Item

Kesesuaian (X4)

Volume Penjualan (Y)

Kesesuaian

 Kesesuaian variasi makanan seperti pada ukuran sajian (porsi), kualitas bahan baku, menu sajian tambahan, garnish (hiasan makanan), dan tampilan warna

 Kualitas barang

 Selera konsumen

 Servis (pelayanan)

 Tingkat kesesuaian variasi ukuran (porsi) terhadap harga  Tingkat kualitas bahan baku terhadap harga  Tingkat variasi menu tambahan terhadap daya tarik pembeli

 Tingkat

kesesuaian garnish pada setiap menu makanan  Tingkat kesesuaian warna pada tampilan makanan  Tingkat Kesesuaian menu makanan telah memenuhi keinginan  Tingkat membeli karena kualitas dari masing-masing variasi produk sesuai dengan yang ditawarkan  Tingkat membeli karena variasi Mie Jogja yang ditawarkan sesuai dengan selera  Tingkat membeli berdasarkan Servis (pelayanan) Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval 9 10 11 12 13 14 15 16 17


(34)

Sumber: Pengolahan Data 2012

3.2.4 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. berdasarkan jenis dan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Umar (2008:42) yang dimaksud dengan data primer dan data sekunder adalah:

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung.

2. Data sekundar adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, artikel dan jurnal ilmiah.

Table 3.2 di bawah ini menyajikan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Teoritis

Konsep Konsep Empiris Analitik

Skala Pengukuan

No Item

 Persaingan menurunkan harga jual

 Daya tertarik membeli Mie Jogja karena harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan Rumah Makan yang lain


(35)

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

No Data Jenis Data Sumber Data

1 Tingkat daya saing Pariwista Negara ASEAN

Sekunder The Travel and Tourism

Competitiveness Report 2011 (Word Economic Forum)

2 Pertumbuhan sektor industry makanan di Bandung 2011

Sekunder Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung 2011

3 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung Tahun 2011

Sekunder Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung 2011

4 Rekapitulasi Hasil Pra Penelitian RM. Bakmi Jogja Pak Roso

Primer Pra Penelitian 2012

5 Faktor yang mempengaruhi tingkat Penjualan RM. Bakmi Jogja Pak Roso

Primer Pra Penelitian 2012

6 Variasi Produk pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso

Primer Reponden RM. Bakmi

Jogja Pak Roso 2012

7 Tingkat Penjualan pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso

Primer Pra Penelitian 2012

Sumber: Berdasarkan hasil pengolahan data 2012

3.2.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.5.1Populasi

Sebuah penelitian digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting. Menurut Arikunto (2006:130), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2008:115) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Riduwan dan Koncoro (2009:37) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau objek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian


(36)

ditarik kesimpulannya”. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek itu, melainkan meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek tersebut.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran, yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila sebuah penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung, yang secara perhari konsumen tersebut dapat berkunjung rata-rata ±20 konsumen, maka dalam satu bulan konsumen yang berkunjung rata-rata ± 600 konsumen.

3.2.5.2Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel menurut Sugiono (2008:116) yaitu, “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan Arikunto (2009:131) berpendapat bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Populasi dalam penelitian ini tidak mungkin dapat penulis teliti. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yaitu:

1 Keterbatasan waktu 2. Keterbatasn tenaga

3. Keterbatasan waktu yang tersedia

Yang diungkapkan pula oleh Singarimbun (2006:149), “Bahwa tidak perlu meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memakan waktu yang


(37)

sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama, dan dengan meneliti sebagian populasi kita mengharapkan hasil yang di dapat akan mampu menggambarkan hasil populasi yang bersangkutan”.

Berdasakan pertimbangan di atas, maka peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain tidak diteliti. Sugiyono (2008:73) berpendat bahwa:

Bila populasi besar dan data penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasn dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari daari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar repsentatif.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Umar, 2008:141) dengan asumsi harus berdistribusi normal dan homogeny serta populasi sudah diketahui (Riduwan dan Koncoro, 2008:44).

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e = 0,1)

Dalam mndapatkan populasi populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut:


(38)

85,714 ≈ 86

Berdasarkan perhitungan di atas sebesar 86 sampel minimal, untuk lebih memperkuat hasil penelitian maka peneliti membulatkan hasil perhitungan sampel minimal dengan menyebarkan kuesioner kepada menariknya 100 responden untuk disebarkan kepada responden.

3.2.5.3Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan teknik Sistematic Random Sampling dalam penelitian ini untuk populasi yang bergerak. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2007:73), bahwa teknik sampling adalah teknik pengumpulan sampel. Metode pengambilan acak sistematis dengan jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan”. Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkan pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.

Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak. Menurut Al-Rasyid (1994:66) cara sistematik memiliki kelebihan yaitu bisa dilakukan meskipun tidak ada kerangka sampling. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:


(39)

1. Menentukan populasi dengan menarik konsumen dari Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso

2. Menentukan tempat yang akan digunakan sebagai checkpoint adalah Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso

3. Menentuakan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan untuk penelitian adalah pukul 11:00 – 17:00 WIB (hari Senin s/d Jum’at) dan pukul 11:00 – 16: 00 WIB (hari Sabtu s/d Minggu)

1. Melaksanakan Menentukan orientasi lapangan yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menentukan interval pemilihan pertama atau dasar kepadatan pengunjung. Menentukan ukuran sampel dari besarnya populasi, yaitu sebesar 86 responden yang kemudian ditambah menjadi 100 untuk menambah keakuratan.

4. Berdasarkan survey yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui rata-rata konsumen Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso adalah 600 orang. (hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin)

5. Menghitung besarnya populasi pada sampel yang terpilih. 3.2.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:


(40)

1. Studi Literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti. Studi literatur tersebut diperoleh dari 1) perpustakaan, 2) skripsi angkatan terdahulu dan tesis, 3) jurnal manajemen bisnis dan kuliner, dan 4) media elektronik (internet).

2. Kuesiouner/ angket merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. (Sugiyono: 2008:199) 3. Wawancara dilakukan sebagai teknik komunikasi langsung tatap muka,

wawancara ini dilakukan kepada pemiliki perusahaan RM. Bakmi Jogja Pak Roso yang terletak di Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung. 4. Observasi, yaitu pengalaman dan peninjauan langsung terhadap objek

yang sedang diteliti yaitu pembeli Bakmi Jogja (Survei pada Pembeli RM. Bakmi Jogja Pak Roso yang terletak di Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung).

3.2.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data mempunyai kedudukan paling tinggi dalam penelitian karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting valid dan reliabel.


(41)

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2010:173).

Penelitian ini menggunakan dalam penelitian ini menggunakan skala semantic differential. Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Osgood dan digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist.

3.2.7.1Hasil Pengujian Validitas

Validitas merupakan instrumen yang dapat mengukur kebenaran sesuatu yang diperlukan. Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro berpendapat bahwa, “Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Arikuntoro (2006:168) mengemukakan pengertian validitas sebagai berikut: Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Instrumen yang valid berpengaruh terhadap hasil penelitian. Hasil penelitian yang valid menurut Sugiyono (2008:172), yaitu:


(42)

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, Valid berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Adapun untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment seperti berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } Sumber:

Keterangan:

r

xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor total

∑ = Jumlah skor dalam distribusi X ∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden dengan ketentuan sebagi berikut: 1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika

r

hitung ≥

r

tabel

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika

r

hitung < rtabel


(43)

Selanjutnya perlu diuji apakah validnya instrument yang ditemukan dengan sampel 30 itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 100 konsumen, maka perlu dihitung dengan uji-t dengan rumus sebagai berikut:

81)

Keterangan :

t

hitung = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi

=Kuadrat koefisien korelasi n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifiksai dengan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n–2 dan taraf signifikasi α = 0,1

2. Jika thitung ≥ ttabel maka item pertanyaan dikatakan valid 3. Jika thitung < ttabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product for Service Solution) 19.00 dan Ms. Office Excel 2007, didapat hasil pengujian yang dicantumkan pada Tabel 3.3 di bawah ini:


(44)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas pada Variabel Variasi Produk (X)

No Item Pernyataan r hitung r tabel Sig Keterangan

Ukuran (X1)

1 Pernyataan 1 0,379 0,361 0,019 Valid 2 Pernyataan 2 0,387 0,361 0,017 Valid

Harga (X2)

3 Pernyataan 1 0,432 0,361 0,009 Valid 4 Pernyataan 1 0,627 0,361 0,000 Valid

Tampilan (X3)

5 Pernyataan 1 0,398 0,361 0,015 Valid 6 Pernyataan 2 0,369 0,361 0,022 Valid 7 Pernyataan 3 0,471 0,361 0,004 Valid 8 Pernyataan 4 0,597 0,361 0,000 Valid

Kesesuaian (X4)

9 Pernyataan 1 0,563 0,361 0,001 Valid 10 Pernyataan 2 0,560 0,361 0,001 Valid 11 Pernyataan 3 0,372 0,361 0,021 Valid 12 Pernyataan 4 0,378 0,361 0,020 Valid 13 Pernyataan 5 0,363 0,361 0,024 Valid 14 Pernyataan 6 0,619 0,361 0,000 Valid Sumber: Pengolahan data 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditujukan pasa table 3.3 terlihat bahwa item-item pernyataan dari setiap variabel X yaitu variasi produk, yang memiliki sub variabel dimensi ukuran, harga, tampilan dan kesesuaian dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan hasil r hitung dari setiap item pernyataan pada kuesioner lebih besar dari r tabel. Bila nilai koefisien dari setiap item pernyataan diintrepretasikan nilai hubungannya rata-rata memiliki nilai hubungan yang kuat dan sangat kuat, hanya sekitar 8 item pernyataan yang nilai koefisien korelasinya sedang.


(45)

Untuk variabel y yaitu volume penjualan, hasil uji validitas dengan bantuan program SPSS 19.00 dan Ms. Excel 2010, didapat hasil pengujian yang dicantumkan pada Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas pada Variabel Volume Penjualan (Y)

No Item Pernyataan r hitung r tabel Sig Keterangan

Volume Penjualan (Y)

1 Pernyataan 1 0,755 0,361 0,000 Valid 2 Pernyataan 2 0,760 0,361 0,000 Valid 3 Pernyataan 3 0,722 0,361 0,000 Valid 4 Pernyataan 4 0,783 0,361 0,000 Valid Sumber : Pengolan data 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukan pada tabel 3.4 terlihat bahwa item-item pernyataan dari variabel volume penjualan (Y) dinyatakan valid karena hasil r hitung dari setiap item pernyataan pada kuesioner lebih dari r tabel. Bila nilai koefisien dari setiap item pernyataan diintrepretasikan nilai hubungannya rata-rata memiliki nilai hubungan yang sangat kuat.

3.2.7.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:173), “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Arikunto (2006:178) mengemukakan pernyataan tentang reliabilitas sebagai berikut:

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.


(46)

Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dengan rentang skor antara 1-7 untuk sampel biasa dapat digunakann rumus Cronbach alpha, yaitu:

[

] [

]

(Suharsimi Arikunto, 2006:196) Keterangan:

r

11 = relibilitas butir pertanyaan k = banyaknya butir pertanyaa

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap item, kemudian jumlahkan, Rumus untuk mencari varians tiap item dan varians total, seperti berikut ini.

∑ – ∑ (Arikunto, 2006:184) Keterangan:

n = Jumlah Sampel

Nilai skor yang dipilih

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika koefisian internal seluruh item (r11) ≥

r

tabel dengan α = 10% dan derajat kebebasan (dk = n-2) maka item pertanyaan dikatakan reliabel


(47)

2. Jika koefisian internal seluruh item (r11) <

r

tabel dengan α = 10% dan derajat kebebasan (dk = n-2) maka item pertanyaan dikatakan tidak reliable

Dengan menggunakan alat antu software computer program SPSS (Statistical Product for Service Solution) 19.00, diketahui bahwa semua variabel reliable, hal ini dikarenakan nilai C masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang skornya bukan 1 dan 0,

berikut tabel 3.5 uji reabilitas instrument penelitian. Tabel 3.5

Hasil uji reabilitas Pengaruh Variasi Produk (X) terhadap Volume Penjualan

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Ukuran (X1) 0,495 0,361 Reliabel Harga (X2) 0,655 0,361 Reliabel Tampilan (X3) 0,738 0,361 Reliabel Kesesuaian (X4) 0,695 0,361 Reliabel Volume Penjualan (Y) 0,801 0,361 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan data 2012

3.2.8 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.8.1Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, digunakan jenis analisi yaitu analisi deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif menitik beratkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian, dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat


(48)

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner). Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam variasi produk terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. H. Wasid, Jl. Panatayuda Kota Bandung. Setiap variabel yang dinilai oleh pembeli, diklasifikasikan simpel random sampling yang berpoint dari

1-7

Table 3.6 Skor Sistem Pernyataan

No Pernyataan Tanggapan Responden

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan Sangat Menarik Sangat tidak Menarik Sangat Bervariasi Sangat tidak Bervariasi Sangat Terjangkau Sangat tidak Terjangkau Sangat Sesuai Sangat tidak Sesuai

Sangat Berkualitas Sangat tidak Berkualitas Sangat Tertarik Sangat tidak Tertarik

Sumber: Modifikasi 2012

Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah seluruh data responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun data

Mengecek nama dan kelengkapan tertentu identitas responden serta mengecek kelengkapan data yang di isi responden untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Menyeleksi dan untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul


(49)

3. Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Memberi skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

4. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dan perhitungan statistik. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan verifikatif.

3.2.8.2Rancangan Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif, bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikasinya (Sugiyono, 2007:144)

Melalui analisis-analisis deskriptif, maka dapat diketahui:

1. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap ukuran/ bentuk pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso

2. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap harga pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso

3. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap tampilan pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso


(50)

4. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap kesesuaian pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso

5. Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap Volume penjualan yang terdiri dari kualitas barang, selera konsumen, servis (pelayanan) dan persaingan menurunkan harga jual.

6. Analisis deskriptif tanggapan responden tentang pengaruh variasi produk terhadap volume penjualan.

Tabel 3.7

Kriteria Interpretasi Skor

Sumber: Riduwan & Kuncoro (2008: 22)

Untuk menafsirkan sejumlah mana pengaruh variasi produk terhadap volume penjualan digunakan criteria interpretasi skor dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada di antara 0-100%. Jika nilai koefisien semakin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin mendekati 0 berarti semakin lemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.2.8.3Rancangan Analisis Data Verifikatif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Setiap pendapat responden atas pernyataan dalam angket penelitian ini dapat memilih

Kriteria Penafsiran Keterangan

0%-20% Sangat Lemah

21%-40% Lemah

41%-60% Cukup

61%-80% Kuat


(51)

sesuai nilai dari kepuasan responden yang dimulai dari angka 1 sebagai awal nilai terendah sampai dengan 7 yang dinilai sebagai kepuasan yang sangat tinggi.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitaif ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis jalur (path analysis). Untuk memenuhi persyaratan digunakannya metode analisis jalur maka sekurang-kurangnya data yang diperoleh adalah data interval.

Path Analysis (Analisis Jalur)

Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh variasi produk (X) yang terdiri dari ukuran/bentuk, harga, tampilan dan kesesuaian terhadap volume penjualan (Y) Bakmi Jogja Pak Roso adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisi jalur (Path Analysis).

Dalam hal ini analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap volume penjualan (Y) baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun untuk pengolahan data dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 19.0 for windows, langkah-langkahnya bisa dilihat pada lampiran.

Pada hipotesis dilakukan dengan menggambarkan suatu hipotesis di bawah ini.

ε

X Y


(52)

Keterangan:

X = Variasi Produk Y = Volume Penjualan ε = epsilon (Variabel Lain) = Hubungan Kausalitas

Gambar 3.2 di atas menggambarkan struktur hubungan antara variabel eksogen. Struktur hubungan di atas menggambarkan bahwa variasi produk berhubungan dengan volume penjualan, selain itu terdapat faktor-faktor lain yang mempunyai hubungan antara X dan Y yaitu variabel residu yang dilambangkan dengan ε.

Struktur hubungan antara X dan Y diuji melalui analisis jalur dengan hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi produk yang terdiri atas Ukuran (X1), Harga (X2), Tampilan (X3) dan Kesesuaian (X4) terhadap Volume Penjualan (Y).

Pengujian hipotesis dilambangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

ε X1

X2

X3 Y

X4

Gambar 3.3 Diagram Jalur Hipotesis

Selanjutnya diagram hipotesis diatas diterjemahkan kedalam beberapa hubungan hipotesis yang mengatakan pengaruh hubungan independen yang paling


(53)

dominan terhadap variabel dependen X1, X2, X3, dan X4. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut:

ε X1

ρ

yx1

r

x1.x3

r

x1.x2

X2

ρ

yx2

r

x1.4

r

x2.x3 Y

ρ

yx3

r

x2.x4 X3

r

x3 x4

ρ

yx4

X4

Gambar 3.4

Diagram Jalur Sub Hipotesis Utama Keterangan:

X1 = Sub variabel Ukuran X2 = Sub variabel Harga X3 = Sub variabel Tampilan X4 = Sub variabel Kesesuian Y = variabel Volume Penjualan

 = epsilon

a. Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung matriks korelasi antar variabel

X1 X2 X3 X4 R1 = 1

r

X1 X.2

r

X1 X3

r

X1 X4

1

r

X.2 X3

r

X2 X4 1

r

X3 X4


(54)

2. Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis Menghitung matriks invers korelasi

X1 X2 X3 X4 = C1 C1.2 C1.3 C1.4

C2.2 C2.3 C2.4 C3.3 C3.4

C4.4

Menghitung semua koefisien jalur dengan rumus:

ρ

YX1 X1 X2 X3 X4

r

yx1

ρ

YX2 = C1.1 C1.2 C1.3 C1. 4

r

yx2

ρ

YX3 1 C2.2 C2.3 C2.4

r

yx3

ρ

YX4 1 C3.3 C3.4

r

yx4

1 C4.4

3. Hitung R²Y (X1, X2, X3, X4) yaitu koefisien yang menyatakan determinas total X1, X2, X3, X4, terhadap Y dengan menggunakan rumus:

r

yx1 R²Y (X1… X4) =

[

ρ

YX1 ..,

ρ

YX4

]

ryx

2

r

yx3

r

yx4

4. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung pada setiap Pengaruh X1 terhadap Y

a. Pengaruh X1 terhadap Y

Pengaruh Langsung =

ρ

YX1 .

ρ

YX1

Pengaruh tidak langsung (X2) =

ρ

YX1 .

r

X1 X2 .

ρ

YX2 Pengaruh tidak langsung (X3) =

ρ

YX1 .

r

X1 X3 .

ρ

YX3 Pengaruh tidak langsung (X4) =

ρ

YX1 .

r

X1 X4 .

ρ

YX4


(55)

+

Pengaruh X1 terhadap Y = ………..

b. Pengaruh X2 terhadap Y

Pengaruh langsung =

ρ

YX2 .

ρ

YX2

Pengaruh tidak langsung (X1) =

ρ

YX2 .

r

X2 X1 .

ρ

YX1 Pengaruh tidak langsung (X3) =

ρ

YX2 .

r

X2 X3 .

ρ

YX3 Pengaruh tidak langsung (X4) =

ρ

YX2 .

r

X2 X4 .

ρ

YX4

+

Pengaruh X2 terhadap Y = ………..

c. Pengaruh X3 terhadap Y

Pengaruh langsung =

ρ

YX3 .

ρ

YX3 Pengaruh tidak langsung (X1) =

ρ

YX3 .

r

X3 X1 .

ρ

YX1 Pengaruh tidak langsung (X2) =

ρ

YX3 .

r

X3 X2 .

ρ

YX2 Pengaruh tidak langsung (X4) =

ρ

YX3 .

r

X3 X4 .

ρ

YX4

+

Pengaruh X3 terhadap Y = ………..

d. Pengaruh X4 terhadap Y

Pengaruh langsung =

ρ

YX4 .

ρ

YX4 Pengaruh tidak langsung (X1) =

ρ

YX4 .

r

X4 X1 .

ρ

YX1 Pengaruh tidak langsung (X2) =

ρ

YX4 .

r

X4 X2 .

ρ

YX2 Pengaruh tidak langsung (X3) =

ρ

YX.4 .

r

X4 X3 .

ρ

YX3

+

Pengaruh X4 terhadap Y = ………..

5. Menghitung pengaruh variabel lain (ε) dengan rumus sebagai berikut:


(56)

3.2.8.4 Rancangan Uji Hipotesis

Langkah selanjutnya dilakukan tahap keputusan penerimaan atau penolakan H0

1. Rumusan hipotesis operasional:

Ho :

ρ

YX1 =

ρ

YX2 =

ρ

YX3 =

ρ

YX4 = 0 Hi :

ρ

YXi ≠ 0, i = 1, 2, 3 dan 4

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji berada pada = 0,10 dengan derajat kebebasan (dk = n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu pihak kanan. Hipotesis Utama yang akan diuji pada penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: Ho :  ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara variasi produk

yang terdiri dari ukuran, harga, tampilan dan kesesuaian terhadap volume penjualan.

Hi :> 0, artinya terdapat pengaruh yang positif antara variasi produk yang terdiri dari ukuran, harga, tampilan dan kesesuaian terhadap volume penjualan.

Kemudian untuk Sub Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

a. Ukuran (X1)

Ho :  ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara ukuran terhadap volume penjualan.

Hi : > 0, artinya terdapat pengaruh yang positif antara ukuran terhadap volume penjualan.


(57)

b. Harga (X2)

Ho :  ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara harga terhadap volume penjualan.

Hi : > 0, artinya terdapat pengaruh yang positif antara harga terhadap volume penjualan.

c. Tampilan (X3)

Ho :  ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara tampilan terhadap volume penjualan.

Hi : > 0, artinya terdapat pengaruh yang positif antara tampilan terhadap volume penjualan.

d. Kesesuaian (X4)

Ho :  ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara kesesuaian terhadap volume penjualan.

Hi :> 0, artinya terdapat pengaruh yang positif antara kesesuaian terhadap volume penjualan.

2. Statistik Uji F yang digunakan adalah

∑ ∑

Hasil Fhitung dibandingkan dengan table distribusi F Snedector, apabila Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak dengan demikian dapat dilanjutkan pada pengujian secara individual.


(58)

3. Statistik uji t yang digunakan adalah

√( )

t mengikuti distribusi t student dengan derajat kebebasan n-k-1

a) Jika t hitung≥ t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima b) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan path analysis mengenai variasi produk terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Dilihat berdasarkan dimensi ukuran suatu porsi, Bakmi Jogja yang dijual kepada konsumen, mendapatkan keinginan konsumen agar dapat membeli kembali. Harga yang relatif terjangkau dan porsi yang cukup mengenyangkan, membuat konsumen yang membeli yaitu pelajar dan mahasiswa menilai bahwa porsi Bakmi jogja sangat variatif dengan uang saku mereka.

Dalam kategori harga, yang cukup terjangkau oleh pelajar dan mahasiswa, maka keinginan untuk membeli Bakmi Jogja ini sangat antusias. Begitu pula dengan suasana rumah makan yang asri, bersih serta nyaman, membuat konsumen sudah tidak memikirkan kembali harga yang ditawarkan. Kepuasan konsumen dapat dilihat dari banyaknya konsumen berkunjung dan kembali membeli.

Semua menu makanan disajikan dengan tampilan yang rapi, bersih serta warna makanan yang segar, dapat menggugah selera konsumen agar mencicinya. Makanan tersebut disajikan langsung setelah proses pemasakan akan menambah nilai sajian yang dapat menimbulkan rasa penciuman yang nikmat. Melalui hasil


(1)

Wida Rohayati, 2013

Pengaruh Variasi Produk Terhadap Volume Penjualan Pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan path analysis mengenai variasi produk terhadap volume penjualan pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Jl. Panatayuda, Jl. H. Wasid Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Dilihat berdasarkan dimensi ukuran suatu porsi, Bakmi Jogja yang dijual kepada konsumen, mendapatkan keinginan konsumen agar dapat membeli kembali. Harga yang relatif terjangkau dan porsi yang cukup mengenyangkan, membuat konsumen yang membeli yaitu pelajar dan mahasiswa menilai bahwa porsi Bakmi jogja sangat variatif dengan uang saku mereka.

Dalam kategori harga, yang cukup terjangkau oleh pelajar dan mahasiswa, maka keinginan untuk membeli Bakmi Jogja ini sangat antusias. Begitu pula dengan suasana rumah makan yang asri, bersih serta nyaman, membuat konsumen sudah tidak memikirkan kembali harga yang ditawarkan. Kepuasan konsumen dapat dilihat dari banyaknya konsumen berkunjung dan kembali membeli.

Semua menu makanan disajikan dengan tampilan yang rapi, bersih serta warna makanan yang segar, dapat menggugah selera konsumen agar mencicinya. Makanan tersebut disajikan langsung setelah proses pemasakan akan menambah nilai sajian yang dapat menimbulkan rasa penciuman yang nikmat. Melalui hasil


(2)

gambaran dimensi tampilan yang diberikan oleh konsumen terhadap rumah makanan tergolong pada kategori menarik.

Berdasarkan hasil gambaran dimensi kesesuaian dalam penyajian, pelayanan, suasana, kebersihan dan sebagainya, konsumen telah memberikan nilai yang baik pada Rumah Makan Bakmi Jogja. Besarnya kepercayaan konsumen terhadap Rumah Makan Bakmi Jogja iniberada dalam kategori sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen.

Volume Penjualan RM. Bakmi Jogja yang diukur melalui dimensi Kualitas produk, Selera konsumen, Servis (pelayanan), seta Penurunan Harga Jual berada dalam kategori tinggi. Dimensi yang paling tinggi skornya adalah pilihan Servis (pelayanan), yaitu dari segi pelayanan yang diberikan oleh waiter dan waitress terhadap konsumen yang telah sesuai dengan harapan konsumen.

Terdapat pengaruh variasi produk tehadap volume penjualan pada RM. Bakmi Jogja Pak Roso secara simultan, dengan menggunakan Uji F, hasil yang dihasilkan F hitung ≥ F table yaitu Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya secara simultan (keseluruhan) dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh antara variasi produk yang terdiri dari sub variable tampilan (X1), dan kesesuaian (X2) terhadap Volume Penjualan (Y).

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai penerapan variasi produk yang dapat meningkatkan volume penjualan, yaitu :

Dalam meningkatkan volume penjualan maka perusahaan RM. Makan Bakmi Jogja Pak Roso disarankan untuk melakukan pembenahan, diantaranya


(3)

158

Wida Rohayati, 2013

Pengaruh Variasi Produk Terhadap Volume Penjualan Pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan perhatian khusus pada dimensi variasi produk yang terdiri dari ukuran atau porsi dicocokan dengan tempat sajian makanan (piring atau mangkuk) serta alat bantu yang dipakai seperti sendok dan garpu, harga yang relatif terjangkau oleh pangsa pasar (konsumen), tampilan makanan seperti penambahan garnish (hiasan makanan) dan warna makanan yang menarik (Fresh) kemudian kesesuaian dari pelayanan yang ramah tamah, memberikan senyuman, sapaan dan ucapan terima kasih setelah transaksi pembelian, serta memberikan suasana tempat yang bersih dan nyaman.

Dengan program menambah variasi produk baru dapat meningkatkan konsumen untuk menambah daya beli Bakmi Jogja Pak Roso. Dari beberapa dimensi variasi produk, dapat dikembangkan dan ditingkatkan kembali agar lebih mencapai target penjualan yang diharapkan perusahaan.

Berdasarkan tanggapan mengenai variasi produk terlihat dari dimensi harga masih terlihat rendah. Harga dari variasi produk merupakan faktor yang penting dalam menciptakan volume penjualan. Namun, perusahaan sebaiknya menambahkan beberapa menu baru dengan menambahkan rasa menu yang bermacam-macam, kemudian harga dapat menyesuaikan dengan bahan baku yang dikeluarkan setiap porsinya. Maka konsumen dapat memilih menu yang bervariasi tersebut dengan harga yang berbeda namun dapat memuaskan harapan dari produk yang mereka beli.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Prenhalindo: Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Blecker, Thorsten et, al. 2005. Information and Management System for Product Customization. New York. Springer Science and Bussines Media , Inc, Cummis, Julian. 1991. Promosi Penjualan: Jakarta: Binarupa Aksara

Deschamps. 1999. Product Juggernauts. Massachusestts: Harvard Business School Press

Dhohiri, Taufiq Rahman. 2004. Panduan Belajar Sosiologi. Yudistrira: Bogor Groover P. Mikell. 2010. Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,

Process, and System 4th Edition. London: Jhon Wiley Sons, Inc

Guiltinan, Joseph, P. 1992. Manajemen Pemasaran. Erlangga: edisi kedua. Cetakan ke tiga: PT. Gelora Aksara Pratama

Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Kuncoro, Engkos dan Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur Path (Path Analisis). Bandung: Alfabeta

Komaruddin, Sastradipoera. 2003. Manajemen Marketing. Bandung: Kappa-Sigma

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, terj : Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusly, Edisi 9, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Prenhalindo

Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi ke sebelas. Jakarta: PT. Indeks Kamus Akuntansi


(5)

160

Wida Rohayati, 2013

Pengaruh Variasi Produk Terhadap Volume Penjualan Pada Rumah Makan Bakmi Jogja Pak Roso Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jasa. Jilid 2, edisi 12. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane, 2007, “Marketing Management”. by Pearson Education Inc. Upper Saddle River, New Jersey

Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane, 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas Jilid 1. Indonesia: PT. Indeks

Mullins, et al. 2008. Marketing Management: A Strategic Decision Making Approach. sixth edition. McGraw-Hill Publishing

Mulyadi, 1999. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada

Nitisemito, Alex S. 1981. Marketing. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nitisemito, Alex S. 2001. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia Saladin, Djaslim. 2003. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

Pelaksanaan, dan Pengendalian. Edisi Kedua. Bandung : CV. Linda Karya

Seng, Mitchell M and Piller Frank T. . 2003. The costumer Centric Enterprise: Advances in Mass Customization. Heidelberg, Verlag Berlin: Springer Swastha, Basu. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi kedua. Cetakan Kedelapan.

Jakarta: Liberty

Swastha, Basu dan MBA, Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing Tjiptono, Fandy. 2008. Stategi Pemasaran. Edisi ketiga. Yogyakarta: Andi

Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Umar, Husein. 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Analisis. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE

Randall, Taylor. 2008. Satisfaction, A Behavioral Prespective on The Customer. New York: Me Graw-Hill. Companis Inc


(6)

Singarimbun, Masri. 1991. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka P3ES Stanton, W.J. 1996. Prinsip Pemasaran. Edisi ketujuh jilid 1. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif dan R&D. Badung: Alfabeta Zabin, Jeff and Brebach, Gresh. 2006. Precision Marketing. PT Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta

JURNAL

-Carlton, Dennis W and Dana, James D. 2004. “Product Variety and Demand

Uncertainty”. Journal of Economic.

- Nicoletta Corrocher & Marco Guerzoni, 2008. "Product variety and price strategy in the ski manufacturing industry," Jena Economic Research Papers 2008-015, Friedrich-Schiller-University Jena, Max-Planck-Institute of Economics.

-Kamalini Ramdas. 2002. “Managing Product Variety” An Integrative Review