FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY : Studi Pada Perusahaan Manufaktur Dan Pertambangan Yang Listing Di bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Studi pada Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan

yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh: EKI BAEHAKI

1105493

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Studi pada Perusahaan Manufaktur

dan Pertambangan

yang

Listing

di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2011)

Oleh Eki Baehaki

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Eki Baehaki 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Studi pada Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan

yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Nono Supriatna, M.Si. Denny Andriana, SE., MBA., Ak., CMA. NIP. 19610405 198609 1 001 NIP. 19811101 201012 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi FPEB UPI

Dr. H. Nono Supriatna, M.Si. NIP. 19610405 198609 1 001


(4)

Pengungkapan corporate social rsponsibility (CSR) merupakan sebuah bentuk kepedulian dan rasa tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan dalam rangka peningkatan citra baik perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran tentang praktek pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan manufaktur dan pertambangan di Indonesia serta mengetahui pengaruh kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitabilitas, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR.

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat survei sedangkan metode yang digunakan adalah metode asosiatif. Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011. Jumlah perusahaan manufaktur dan pertambangan yang tercatat (go public) di BEI pada tahun 2011 adalah 170 perusahaan yang meliputi sektor industri dasar kimia, sektor aneka industri dan industri barang konsumsi. Metode pemilihan sampel penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling dengan Total 45 perusahaan yang memenuhi kriteria. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik.

Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa praktek pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia rata-rata hanyalah sebesar 48,5 % dari total pengungkapan. Secara parsial kepemilikan saham institusi, tipe industri, profitabilitas, dan kinerja lingkungan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR, sedangkan kepemilikan saham asing dan kepemilikan saham manajemen secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

Kata Kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitabilitas, kinerja lingkungan.


(5)

Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure is a care and corporate rersponsibility form to public and environment in order to increase the good image of corporate. This study is aimed to provide a practice overview of CSR disclosure in the manufacturing and mining companies in Indonesia and determine the effect of foreign ownership, institutional ownership, management ownership, type of industry, profitability, and environmental performance on the disclosure of CSR.

The research method used is survey with associative method. The population of this research is all of the manufacturing and mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange or Bursa Efek Indonesia (BEI) in 2011. Total manufacturing and mining companies listed on the BEI in 2011 are 170 companies. This sample selection method using puposive sampling technique with a total of 45 companies that appropriate the criteria. Data analysis is performed using the classical assumption test and hypothesis testing.

Based on the results of the study show that the disclosure of CSR conducted by manufacturing and mining companies in Indonesia by an average of 48.5%. In partial, institutional ownership, type of industry, profitability, and environmental performance have an affect on the disclosure of CSR, meanwhile foreign ownership and management ownership does not affect the disclosure of CSR in manufacturing and mining companies.

Keywords: Disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR), foreign ownership, institutional ownership, management ownership, type of industry, profitability, environmental performance.


(6)

Hal

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR HAK CIPTA ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

ABSTRAK xv

ABSTRACT xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 8

1.4 Kegunaan Penelitian 10

1.4.1 Kegunaan Praktis 10

1.4.2 Kegunaan Teoritis 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, & HIPOTESIS.. 12

2.1 Kajian Pustaka 13


(7)

2.1.1.3 Laporan Tahunan 16 2.1.2 Ruang Lingkup Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Corporate Social Responsibility 17

2.1.2.1 Kepemilikan Saham Asing 17

2.1.2.2 Kepemilikan Saham Institusi 19

2.1.2.3 Kepemilikan Saham Manajemen 20

2.1.2.4 Tipe Industri 21

2.1.2.5 Profitabilitas 22

2.1.2.6 Kinerja Lingkungan 23

2.1.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 25

2.1.3.1 Pengungkapan Sosial sebagai Tanggung Jawab

Perusahaan 28

2.1.3.2 Alasan Perusahaan Melakukan Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial 32

2.1.4 Landasan Teori 37

2.2 Penelitian Terdahulu 41

2.3 Kerangka Pemikiran 44

2.4 Hipotesis 48

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 61

3.1 Obyek Penelitian dan Unit Penelitian 61

3.1.1 Obyek Penelitian 61


(8)

3.2.1 Desain Penelitian 62 3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 62

3.2.2.1 Variabel Independen 62

3.2.2.2 Variabel Dependen 68

3.2.3 Populasi serta Teknik Sampling, dan Sampel Penelititan 69

3.2.3.1 Populasi Penelitian 69

3.2.3.2 Teknik Sampling dan Sampel Penelitian 71

3.2.3.2.1 Teknik Sampling 71

3.2.3.2.2 Sampel Penelitian 72

3.2.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 75

3.2.4.1 Jenis Data 75

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data 76

3.2.5 Teknik Analisis Data 77

3.2.5.1 Uji Kualitas Data 86

3.2.5.2 Analisis Regresi Berganda secara Parsial 90

3.2.5.3 Uji Hipotesis Parsial 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 94

4.1 Hasil Penelitian 94

4.1.1 Kepemilikan Saham Asing 94

4.1.2 Kepemilikan Saham Institusi 96

4.1.3 Kepemilikan Saham Manajemen 99


(9)

4.1.6 Kinerja Lingkungan 107 4.1.7 Pengungkapan Corporate Social Responsibility 110

4.2 Pembahasan 112

4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 112

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 124

4.2.3 Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Asing terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility secara

Parsial 132

4.2.4 Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Institusi terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility secara

Parsial 134

4.2.5 Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Manajemen terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility

secara Parsial 138

4.2.6 Analisis Pengaruh Tipe Industri terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility secara Parsial 140 4.2.7 Analisis Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility secara Parsial 145 4.2.8 Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responsibility secara

Parsial 149


(10)

5.2 Saran 157 DAFTAR PUSTAKA


(11)

Hal

TABEL 2.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu 41

TABEL 3.1 Operasionalisasi Variabel X 67

TABEL 3.2 Operasionalisasi Variabel Y 70

TABEL 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian 73

TABEL 3.4 Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel Penelitian 73

TABEL 3.5 Kriteria Kepemilikan Saham Institusi 80

TABEL 3.6 Kriteria Kepemilikan Saham Manajemen 81

TABEL 3.7 Kriteria Profitabilitas 82

TABEL 3.8 Kriteria Pengungkapan Corporate Social Responsibility 83 TABEL 3.9 Derajat Hubungan dan Arti dari Koefisien Determinasi

Berganda 92

TABEL 4.1 Persentase Kepemilikan Saham Asing 94

TABEL 4.2 Persentase Kepemilikan Saham Institusi 97

TABEL 4.3 Persentase Kepemilikan Saham Manajemen 99

TABEL 4.4 Penilaian Tipe Industri 102

TABEL 4.5 Profitabilitas 105

TABEL 4.6 Penilaian PROPER Kinerja Lingkungan 108

TABEL 4.7 Pengungkapan Corporate Social Responsibility 110 TABEL 4.8 Statistik Deskriptif – Kepemilikan Saham Asing 113


(12)

TABEL 4.11 Statistik Deskriptif – Tipe Industri 117

TABEL 4.12 Statistik Deskriptif – Profitabilitas 119

TABEL 4.13 Statistik Deskriptif – Kinerja Lingkungan 121 TABEL 4.14 Statistik Deskriptif – Pengungkapan Corporate Social

Responsibility 122

TABEL 4.15 Uji Linearitas 125

TABEL 4.16 Uji Normalitas Data 127

TABEL 4.17 Uji Multikolinearitas 128

TABEL 4.18 Uji Heteroskedastisitas 129

TABEL 4.19 Uji Autokorelasi 131

TABEL 4.20 Uji t – Kepemilikan Saham Asing 132

TABEL 4.21 Uji t – Kepemilikan Saham Institusi 134

TABEL 4.22 Analisis Korelasi Sederhana - Kepemilikan Saham Institusi 136 TABEL 4.23 Koefisien Determinasi - Kepemilikan Saham Institusi 137

TABEL 4.24 Uji t – Kepemilikan Saham Manajemen 139

TABEL 4.25 Uji t – Tipe Industri 141

TABEL 4.26 Analisis Korelasi Sederhana – Tipe Industri 143

TABEL 4.27 Koefisien Determinasi – Tipe Industri 143

TABEL 4.28 Uji t – Profitabilitas 145

TABEL 4.29 Analisis Korelasi Sederhana – Profitabilitas 147

TABEL 4.30 Koefisien Determinasi – Profitabilitas 147


(13)

(14)

Hal

GAMBAR 3.1 Model Penelitian 86

GAMBAR 4.1 Normal Probability Plots 126


(15)

Lampiran 1 Daftar Item Global Reporting Initiative Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Lampiran 2 Daftar Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 yang Menjadi Populasi

Lampiran 3 Lembar Pengesahan Penguji Lampiran 4 Pernyataan Keaslian Isi Skripsi Lampiran 5 Berita Acara Sidang

Lampiran 6 Kata Pengantar Lampiran 7 Artikel


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan akhir-akhir ini semakin marak dibahas di dunia baik di media cetak, elektronik, maupun dalam seminar-seminar atau konferensi. CSR mengungkapkan sebuah gagasan bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tanggung jawab perusahaan juga harus berpijak pada triple bottom lines, yang terdiri dari financial, sosial dan lingkungan. Hal ini harus diperhatikan karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan akan semakin terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupnya (Nurlela dan Islahuddin, 2008).

Tuntutan sosial pada perusahaan muncul sebagai refleksi pertanggungjawaban perusahaan (social responsibility) pada seluruh stakeholder utamanya. Mereka terdiri dari karyawan, pembeli, investor/nasabah, pemerintah,


(17)

berkembangnya teknologi informasi, berkembang pula perusahaan-perusahaan. Namun meski bermanfaat untuk kesejahteraan dan pembangunan, perkembangan dan keberadaan perusahaan itu tak jarang membawa dampak negatif. Beberapa kasus berskala nasional dan internasional seperti global warming, pencemaran, radiasi, serta munculnya berbagai penyakit mematikan akibat infeksi bahan kimia dari industrialisasi adalah sederetan excess negative industrialisasi (Hadi, 2011).

Perusahaan manufaktur dan pertambangan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam masalah-masalah polusi, limbah, keamanan produk, dan tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut adalah perusahaan yang paling banyak berinteraksi dengan masyarakat. Dalam proses produksinya perusahaan tersebut mau tidak mau akan menghasilkan limbah produksi dan hal ini berhubungan erat dengan masalah pencemaran lingkungan. Proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut juga mengharuskan mereka untuk memiliki tenaga kerja bagian produksi, dan ini erat kaitannya dengan masalah keselamatan kerja. Selain itu perusahaan tersebut adalah perusahaan yang menjual produk kepada konsumen sehingga isu keselamatan dan keamanan produk menjadi penting untuk diungkapkan kepada masyarakat (Sulastini, 2007).

Aksi protes yang dilakukan oleh para karyawan dan buruh, misalnya menuntut perusahaan untuk memperbaiki kebijakan upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan, dirasakan kurang mencerminkan nilai keadilan. Selain itu aksi protes serupa juga tidak jarang dilakukan oleh pihak masyarakat, baik masyarakat sebagai konsumen maupun masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pabrik. Masyarakat sebagai konsumen seringkali melakukan protes terhadap hal-hal yang


(18)

berkaitan dengan mutu produk sehubungan dengan kesehatan, keselamatan, dan kehalalan suatu produk bagi konsumennya. Sedangkan protes yang dilakukan oleh masyarakat disekitar pabrik biasanya berkaitan dengan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang dihasilkan pabrik.

Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan dan akuntabel, serta tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya (Anggraini, 2006). Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut (Anggraini, 2006).

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2007) paragraf kesembilan, yaitu :

Perusahaan dapat juga menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya mengenai industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.


(19)

Pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosial di Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary disclosure) namun menurut Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT) Nomor 40 tahun 2007 Bab V pasal 74 menyebutkan antara lain :

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap kewajiban perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial yang dibuktikan dalam bentuk regulasi bagi perusahaan untuk menyampaikan laporan tahunan perusahaan tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial. Geliat untuk selalu mengungkapkan tanggung jawab sosial dalam bentuk CSR reporting sudah nampak dan perusahaan mulai tidak ragu lagi. Bagi perusahaan, dengan menjalankan praktik akuntansi dan


(20)

pelaporan atas aktivitas sosialnya diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang diperoleh dari para stakeholder-nya.

Namun yang terjadi di dalam praktik, perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Buktinya dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahatma (2010 : 53) diungkapkan bahwa pada tahun 2008 total pengungkapan yang dilakukan adalah sebanyak 77,30 persen. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Diba (2012 : 52) diungkapkan bahwa pada tahun 2009 total pengungkapan yang dilakukan adalah sebanyak 77,66 persen. Hal ini membuktikan bahwa pengungkapan pada laporan tahunan tidak secara full disclosure, dan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility sangat rendah.

Anggraini (2006) menjelaskan bahwa salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan oleh perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Tanggung jawab sosial/CSR perusahaan itu sendiri dapat digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non-keuangan berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya, yang dibuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial terpisah.

Memang saat ini belum tersedia formula yang dapat memperlihatkan hubungan praktik CSR terhadap keuntungan perusahaan sehingga banyak kalangan dunia usaha yang bersikap skeptis dan menganggap CSR tidak memberi dampak atas prestasi usaha, karena mereka memandang bahwa CSR hanya merupakan komponen biaya yang mengurangi keuntungan. Menurut Mahatma


(21)

(2010) dalam penelitiannya, variabel independen yang diteliti yaitu kepemilikan saham pemerintah, kepemilikan saham asing, regulasi pemerintah, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitablitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasinya. Hasil penelitian membuktikan bahwa kepemilikan pemerintah, regulasi pemerintah, tipe industri, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR sedangkan kepemilkan saham asing dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap CSR.

Dalam penelitian yang dilakukan Diba (2012) yang merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, Mahatma (2010) variabel independen yang detiliti sama dengan Mahatma (2010) yaitu kepemilikan saham pemerintah, kepemilikan saham asing, regulasi pemerintah, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitablitas pada perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasinya. Hasil penelitian membuktikan bahwa kepemilikan pemerintah, kepemilikan saham asing, regulasi pemerintah, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR sedangkan tipe industri tidak berpengaruh terhadap CSR.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahatma (2010) dan Diba (2012). Penelitian ini dilakukan karena ketidakkonsistenan pada beberapa penelitian yang pernah dilakukan, dan bermaksud untuk melakukan pengembangan penelitian dengan menambahkan variabel independen yang digunakan, maka penelitian kali ini bermaksud menguji berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR pada perusahaan


(22)

manufaktur dan pertambangan yang listing di BEI selama 2011 dengan menggunakan indeks Global Reporting Initiative.

Penulis memfokuskan penelitian menjadi enam variabel independen yang menjadi faktor pengungkapan CSR yang akan diteliti yaitu kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitablitas, dan kinerja lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka permasalahan yang diangkat untuk dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun 2011.

2. Bagaimana pengaruh kepemilikan saham institusi terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek


(23)

3. Bagaimana pengaruh kepemilikan saham manajemen terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama tahun 2011.

4. Bagaimana pengaruh kepemilikan tipe industri terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun 2011.

5. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011.

6. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun 2011.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan.


(24)

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan CSR perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham institusi terhadap pengungkapan CSR perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham manajemen terhadap pengungkapan CSR perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011.

4. Untuk mengetahui pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan CSR perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011.

5. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011.

6. Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR perusahaan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011.


(25)

1.4 Kegunaan Penelitian

Meskipun menyadari keterbatasan dalam penulisan ini, penulis berharap penelitian ini dapat memberi kegunaan dalam dua sudut pandang, yaitu kegunaan praktis dan teoritis.

1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Instansi Terkait

Agar instansi yang penulis jadikan lokasi penelitian dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitablitas, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan pengetahuan penulis tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitablitas, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR. 3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan masukan yang dapat membantu penelitian lain dalam penelitian di


(26)

bidang atau masalah yang sama, serta menjadi salah satu informsi yang berguna bagi siapa pun yang membacanya.

1.4.2 Kegunaan Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memperkaya khasanah pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu akuntansi khususnya mengenai Corporate Social Responsibility (CSR).

1. Menambah pengetahuan tentang pengaruh kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitabilitas, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR.

2. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan saham asing, kepemilikan saham manajemen, kepemilikan saham institusi, tipe industri, profitablitas, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR.


(27)

BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian dan Unit Penelitian 3.1.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang penulis teliti adalah kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitablitas, kinerja lingkungan, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan-perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

3.1.2 Unit Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan unit penelitian adalah Annual Report dan Financial Statement perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan survei. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Hubungan


(28)

Sugiyono (2012) menyatakan bahwa hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian merupakan rencana yang terstruktur berisi pendekatan yang dipakai untuk menjawab perumusan permasalahan. Jenis desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan survei. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Hubungan yang timbul antara variabel dalam penelitian ini adalah hubungan kausalitas. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

3.2.2.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah


(29)

kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitabilitas, dan kinerja lingkungan perusahaan.

1. kepemilikan saham asing (XІ)

Dalam Pasal 1 Ayat 8 Undang-undang No. 25 Th. 2007 menyebutkan bahwa Modal Asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, dan badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Mengacu pada pasal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri.

Kepemilikan saham asing dihitung dengan membandingkan jumlah persentase saham yang dimiliki oleh pihak asing dengan total saham perusahaan yang beredar pada akhir tahun. Kepemilikan saham asing yang digunakan minimal 5%, dikarenakan kepemilikan saham jauh dibawah 5% merupakan data yang jauh dari kumpulan data lainnya/outlier sehingga akan mempengaruhi analisis data jika digunakan dan memungkinkan terjadinya bias yang lebih besar. Metode pengukuran ini pun telah telah dilakukan oleh tiga peneliti sebelumnya yaitu Amran dan Devi (2008), Mahatma (2010), dan Diba (2012).

2. kepemilikan saham institusi (XЇ)

Menurut Adrian Sutedi (2011: 21) kepemilikan saham institusi adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti


(30)

yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan (PT), dan institusi lainnya. Kepemilikan saham institusi merupakan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh institusi dibandingkan dengan total saham perusahaan yang pada akhir tahun. Kepemilikan saham institusi yang digunakan minimal 5%, dikarenakan kepemilikan saham jauh dibawah 5% merupakan data yang jauh dari kumpulan data lainnya/outlier sehingga akan mempengaruhi analisis data jika digunakan dan memungkinkan terjadinya bias yang lebih besar. Metode pengukuran ini pun telah dilakukan oleh tiga peneliti sebelumnya yaitu Amran dan Devi (2008), Mahatma (2010), dan Diba (2012).

3. kepemilikan saham manajemen (XЈ)

Menurut Tandelilin dan Wilberforce (2002) organisasi perusahaan perseroan yang paling sederhana terdiri dari satu pemilik (sebagai prinsipal) dan satu manajer (sebagai agen). Pemilik adalah orang atau organisasi lain yang memiliki saham dalam perusahaan (pemegang saham). Kepemilikan manajemen adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Pihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan. (Rustiarini (2008) dalam Tamba (2011)).

Kepemilikan saham manajemen diukur berdasarkan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen dibandingkan dengan total saham


(31)

perusahaan yang beredar pada akhir tahun. Kepemilikan saham manajemen yang digunakan minimal 5%, dikarenakan kepemilikan saham jauh dibawah 5% merupakan data yang jauh dari kumpulan data lainnya/outlier sehingga akan mempengaruhi analisis data jika digunakan dan memungkinkan terjadinya bias yang lebih besar. Metode pengukuran ini pun telah dilakukan oleh tiga peneliti sebelumnya yaitu Amran dan Devi (2008), Mahatma (2010), dan Diba (2012).

4. tipe industri (XЉ)

Tipe industri merupakan pandangan masyarakat tentang karakteristik yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan bidang usaha, resiko, usaha karyawan yang dimiliki, dan lingkungan perusahaan. Tipe industri diukur dengan variabel dummy dimana high-profile akan diberi nilai 1 yaitu untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang (Hackston and Milne 1996 dalam Hasibuan 2001) : perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif, agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi, kesehatan, transportasi dan pariwisata. Nilai 0 diberikan untuk perusahaan yang low-profile, yang meliputi bidang bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan medis, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal, dan produk rumah tangga.

5. profitabiltas (XЊ)

Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005: 118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan


(32)

penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan.

Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Equity (ROE) yang menunjukkan tingkat pengembalian modal sendiri. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal.

6. kinerja lingkungan (XЋ)

Menurut Suratno, et al. (2006), environmental performance/kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Dengan kata lain, environmental performance/kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan yang menitikberatkan kegiatannya pada usaha untuk melestarikan lingkungannya. Sistem peringkat kinerja lingkungan sesuai program Kementrian Lingkungan Hidup yaitu PROPER diindiskasikan dalam lima warna yaitu emas (score 5), hijau (score 4), biru (score 3), merah (score 4), dan hitam (score 1). Dikarenakan penilaian PROPER diberikan kepada setiap regional perusahaan, bagi perusahaan yang memiliki dua penilaian PROPER, maka score tertinggi yang akan digunakan dikarenakan dalam Annual Report pun perusahaan lebih memilih untuk menampilkan score yang lebih tinggi.


(33)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel X

Operasionalisasi

Variabel Indikator

Skala Pengukuran

Kepemilikan Saham Asing (X1)

Rasio

Kepemilikan Saham Institusi

(X2)

Rasio

Kepemilikan Saham Manajemen (X3)

Rasio

Tipe Industri (X4)

Score 1 untuk perusahaan High Profile

Score 0 untuk perusahaan Low Profile Ordinal

Profitabilitas (X5)

Rasio

Kinerja Lingkungan (X6)

Pemberian Score pada peringkat yang diperoleh perusahaan sesuai dengan penilian PROPER tahun 2011 oleh Kementrian Lingkungan Hidup

Ordinal


(34)

3.2.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen atau variabel terikat (Y), yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan CSR diukur dengan proksi Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) berdasarkan indikator Global Reporting Initiatives (GRI). Pengukuran ini digunakan karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia. Indikator ini mengukur dampak kegiatan perusahaan yang dikenal dengan CSRDI. (Tabel Operasionalisasi Variabel Y dapat dilihat pada Tabel 3.2)

Metode pengukuran pengungkapan CSR mengacu pada pengukuran yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Jenia (2011) dan Ahmad (2011). Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:

Keterangan:

CSRDI: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan, n : Jumlah disclosure perusahaan

k : Jumlah content analyze disclosure perusahaan dimana K=79

Pengukuran CSR dilakukan dengan menggunakan Content Analyze yaitu:


(35)

Score 1: Jika perusahaan mengungkapkan item content analyze

Content Analyze digunakan untuk melihat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan menggunakan score 1 jika terdapat pengungkapan sesuai dengan kategori tersebut dan score 0 jika tidak terdapat pengungkapan atau pengungkapan tidak sesuai kategori tersebut. Semakin banyak item yang diungkapkan oleh perusahaan, maka indeksnya akan semakin tinggi. Item pengungkapan CSR mengacu pada GRI terdiri dari 79 item selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2.3 Populasi serta Teknik Sampling dan Sampel Penelitian 3.2.3.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2012) adalah : “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


(36)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Y

Operasionalisasi

Variabel Indikator

Skala Pengukuran

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Y)

Luas pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan dengan jumlah pengungkapan yang diharapkan. Score 1 jika mengungkapkan, dan score 0 jika tidak mengungkapkan.

Rasio

Sumber: Diolah Penulis

Populasi sasaran merupakan populasi yang digunakan untuk menjadi sasaran dalam penelitian. Yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur dan pertambangan adalah kedua jenis perusahaan tersebut melakukan aktivitasnya berhubungan langsung dengan penggunaan dan pencemaran lingkungan. Maka sewajarnya perusahaan manufaktur dan pertambangan akan mengungkapkan laporan Corporate Social Responsibility (CSR) pada laporan tahunannya. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 170 perusahaan diperoleh dengan menjumlahkan total perusahaan manufaktur dengan pertambangan, daftar perusahaan manufaktur dan pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2011 yang menjadi populasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.


(37)

3.2.3.2 Teknik Sampling dan Sampel Penelitian 3.2.3.2.1Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan menurut Sugiyono (2012) adalah sampling purposive yaitu : “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Adapun kriteria data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011. Alasan pemilihan tahun 2011 dikarenakan pada tahun 2011, peserta Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) mencapai jumlah paling banyak yaitu 995 perusahaan dan mengalami kenaikan hampir 50% dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan manufaktur dan pertambangan dalam kegiatan operasionalnya memiliki dampak pencemaran/kerusakan terhadap lingkungan lebih besar dibanding tipe industri lain.

2. Perusahaan tersebut mengungkapkan laporan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan untuk periode akuntansi tahun 2011 yang dapat diakses melalui pojok BEI.

3. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Untuk struktur kepemilikan saham yang diukur dengan menggunakan kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi dan kepemilikan saham manajemen, perusahaan yang memiliki salah satu kepemilikan saham dari ketiga jenis kepemilikan saham tersebut maka perusahaan tersebut masuk ke dalam sampel


(38)

penelitian. (Tabel Kriteria Pemilihan Sampel dapat dilihat pada Tabel 3.3)

3.2.3.2.2Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2012) adalah : “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Alasan penulis melakukan sampel tersebut karena perusahaan tersebut memberikan data-data dan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.


(39)

Tabel 3.3

Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian

No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah

Perusahaan

1 Seluruh perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dan

pertambangan yang listing di BEI selama tahun 2011 168

2

Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di BEI selama tahun 2011 dan tidak melaporkan Corporate Social Responsibility

(0)

3

Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di BEI selama tahun 2011 dan bukan peserta Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)

(115)

4

Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang listing di BEI selama tahun 2011 dan tidak mengungkapkan variabel-variabel yang dibutuhkan terkait penelitian

(9)

5 Sampel Penelitian 45

Sumber: Diolah Penulis

Tabel 3.4

Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel Penelitian

NO KODE NAMA PERUSAHAAN Perusahaan Manufaktur

1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 2 SMCB Holcim Indonesia Tbk.

3 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 4 MLIA Mulia Industrindo Tbk. 5 CTBN Citra Turbindo Tbk.


(40)

7 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.

8 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk. 9 BUDI Budi Acid Jaya Tbk.

10 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. 11 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk. 12 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk. 13 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk. 14 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 15 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk. 16 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk. 17 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk. 18 INKP Indah Kiat & Pulp Tbk. 19 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.

20 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.. 21 SAIP Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk 22 GJTL Gajah Tunggal Tbk.

23 ARGO Argo Pantes Tbk.

24 INDR Indo Rama Synthetic Tbk. 25 KARW Karwell Indonesia Tbk. 26 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 27 UNTX Unitex Tbk.

28 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk. 29 KBLM Kabelindo Murni Tbk. 30 PTSN Sat Nusa Persada Tbk.

31 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 32 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 33 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk. 34 GGRM Gudang Garam Tbk.

35 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 36 KLBF Kalbe Farma Tbk.


(41)

37 UNVR Unilever Indonesia Tbk.

Perusahaan Pertambangan

38 ADRO Adro Energy Tbk.

39 BORN Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk. 40 BRAU Berau Coal Energy Tbk.

41 BYAN Bayan Resources Tbk . 42 HRUM Harum Energy Tbk.

43 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk.

44 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 45 MEDC Medco Energi Internasional Tbk.

Sumber: www.idx.co.id

3.2.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis Data

Data penelitian merupakan kumpulan informasi-informasi berupa fakta atau bahan-bahan keterangan. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Semua jenis data bersifat kuantitatif dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder.

Menurut Indrianto dan Suporno (2002) dalam Resturiyani (2012) data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain) dan dalam penggunaannya pada penelitian ini telah diatur dan diolah oleh penulis. Data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan tahunan perusahaan


(42)

Hikmah, et al. (2011: 2) menyatakan bahwa:

Laporan tahunan adalah media yang digunakan oleh perusahaan yang go public untuk mengkomunikasikan informasi kepada pihak luar manajemen. Pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditor, pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya bergantung pada pelaporan dan pengungkapan yang dilakukan perusahaan untuk membuat keputusan.

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan maka dibutuhkan data dan informasi yang akan mendukung penelitian ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk diteliti kemudian dipelajari dan dianalisa. Penulis mengadakan peninjauan langsung ke Pojok Bursa Universitas Widyata untuk mendapatkan laporan keuangan tahunan dari industri manufaktur yang terdaftar di BEI, serta melalu websitenya yaitu www.idx.com.

2. Penelitian Kepustakaan

Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur di perpustakaan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang dapat menggambarkan keadaan atau kegiatan pada suatu


(43)

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain) yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumen) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan rumusan masalah deskriptif dan assosiatif, karena adanya variabel-variabel yang akan ditelaah hubungannnya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual, mengenai fakta-fakta serta hubungan antara variabel yang diteliti. Pengertian pendekatan rumusan masalah deskriptif menurut Sugiyono (2012 : 35) adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Sedangkan pengertian rumusan masalah assosiatif menurut Sugiyono (2012 : 36) adalah


(44)

suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Setelah mengetahui variabel yang akan diuji maka kita harus memperoleh data-data yang menunjang variabel yang telah ditetapkan. Untuk itu penulis membuat suatu rancangan analisis yang terdiri atas beberapa tahap, diantaranya:

1. Analisis Deskriptif

Penentuan kriteria dalam analisis deskriptif menggunakan distribusi frekuensi. Menurut Trilius dan Aisyah (2011) distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar. Jadi, distribusi frekuensi dapat diartikan pengelompokan data kedalam beberapa kategori/kelas yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori/kelas, dan setiap data tidak dapat dimasukkan kedalam dua atau lebih kategori/kelas.

Tujuan pengelompokan data kedalam distribusi frekuensi adalah:

a. Untuk memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami dan dibaca sebagai bahan informasi.

b. Memudahkan dalam menganalisa/menghitung data, membuat tabel, dan grafik.

Dalam penelitian ini, pengelompokkan kriteria dengan cara nilai maximum dikurangi nilai minimum lalu dibagi lima. Hasil tersebut lalu dijadikan ke dalam range dan dikelompokkan ke dalam lima kriteria.


(45)

Sedangkan untuk variabel tipe industri dan kinerja lingkungan menggunakan tabel klasifikasi. Menurut Trilius dan Aisyah (2011) tabel klasifikasi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat pengelompokkan data.

a. Menganalisis kepemilikan saham asing pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

1) Menentukan jumlah kepemilikan saham asing pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

2) Membagi jumlah kepemilikan saham asing dengan total saham yang beredar pada perusahaan manufaktur dan pertambangan. 3) Menarik Kesimpulan.

b. Menganalisis kepemilikan saham institusi pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

1) Menentukan jumlah kepemilikan saham institusi pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

2) Membagi jumlah kepemilikan saham institusi dengan dengan total saham yang beredar pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.


(46)

Tabel 3.5

Kriteria Kepemilikan Saham Institusi

Interval Kriteria

0% – 20% Sangat Sedikit 21% - 40% Sedikit 41% – 60% Sedang 61% – 80% Banyak 81% – 100% Sangat Banyak

Sumber: Sugiyono (2012) dan diolah penulis

c. Menganalisis kepemilikan saham manajemen pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

1) Menentukan jumlah kepemilikan saham manajemen pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

2) Membagi jumlah kepemilikan saham manajemen dengan dengan total saham yang beredar pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

3) Menentukan kriteria kepemilikan saham manajemen. 4) Menarik kesimpulan.


(47)

Tabel 3.6

Kriteria Kepemilikan Saham Manajemen

Interval Kriteria

0% – 20% Sangat Sedikit 21% - 40% Sedikit 41% – 60% Sedang 61% – 80% Banyak 81% – 100% Sangat Banyak

Sumber: Sugiyono (2012) dan diolah penulis

d. Menganalisis tipe industri pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

1) Mengelompokkan jenis perusahaan manufaktur dan pertambangan. 2) Memberi score 1 untuk kategori high profile dan 0 untuk

perusahaan dengan kateogri low profile.

3) Menghitung jumlah presentase perusahaan low profile dan high profile dengan menggunakan tabel klasifikasi.

4) Menarik kesimpulan.

e. Menganalisis Profitabilitas pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

1) Menentukan Net profit after taxes dan Total Equity pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

2) Membagi jumlah Net profit after taxes dengan Total Equity pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.


(48)

4) Menarik kesimpulan.

Tabel 3.7 Kriteria Profitabilitas

Interval Kriteria

-1,89 – 0,024 Sangat Rendah 0,025 – 1,939 Rendah

1,94 – 3,854 Sedang 3,855 – 5,769 Tinggi 5,767 – 7,681 Sangat Tinggi

Sumber: Sugiyono (2012) dan diolah penulis

f. Menganalisis kinerja lingkungan pada perusahaan manufaktur dan pertambangan

1) Menentukan penilian kinerja lingkungan perusahaan manufaktur dan pertambangan dengan menggunakan penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) 2011 pada SK PROPER yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. 2) Memberi score 5 untuk predikat emas, 4 untuk predikat hijau, 3

untuk predikat biru, 2 untuk predikat merah, dan 1 untuk predikat hitam pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

3) Menghitung jumlah persentase perusahaan yang mendapat predikat emas, hijau, biru, merah dan hitam dan mengelompokkan ke dalam tabel klasifikasi.


(49)

g. Menganalisis pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

1) Menentukan laporan CSR pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

2) Memberi score 1 untuk item yang diungkapkan, dan 0 untuk yang tidak diungkapkan menggunakan metode content analyze dengan indikator Global Reporting Initiative (GRI) sebanyak 79 item. 3) Menentukan kriteria pengungkapan CSR.

4) Menarik Kesimpulan.

Tabel 3.8

Kriteria Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Interval Kriteria

0,0886 – 0,2430 Sangat Sedikit 0,2431 – 0,3975 Sedikit 0,3976 – 0,5520 Sedang 0,5521 – 0,7065 Banyak 0,7066 – 0,8610 Sangat Banyak Sumber: Sugiyono (2012) dan diolah penulis

2. Analisis Assosiatif

a. Menganalisis pengaruh kepemilikan saham asing, kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham manajemen, tipe industri, profitabiltas, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan Corporate Social


(50)

Responsibility (CSR) secara parsial pada perusahaan manufaktur dan pertambangan.

1) Menentukan hipotesis penelitian terhadap variabel secara parsial. 2) Penetapan hipotesis dalam penelitian ini, sebagaimana

penelitian-penelitian sebelumnya adalah penetapan hipotesis nol (H0) yang

menyatakan bahwa koefisien regresi tidak berarti atau tidak memiliki pengaruh. Sedangakan hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa koefisien regresi berarti atau memiliki pengaruh. Jika hipotesis nol (Ho) ditolak maka hipotesis alternatif

(Ha) dapat diterima. Perumusan(Ho) dan (Ha) untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

HO1: β1 = 0 yang artinya kepemilikan saham asing secara parsial

tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Ha1: β1≠ 0 yang artinya kepemilikan saham asing secara parsial

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

HO2: β2 = 0 yang artinya kepemilikan saham institusi secara

parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Ha2: β2≠ 0 yang artinya kepemilkan saham institusi secara parsial

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

HO3: β3 = 0 yang artinya kepemilkan saham manajemen secara

parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.


(51)

Ha3: β3≠ 0 yang artinya kepemilkan saham manajemen secara

parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. HO4: β4 = 0 yang artinya tipe industri secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Ha4: β4≠ 0 yang artinya tipe industri secara parsial berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR.

HO5: β5 = 0 yang artinya profitabilitas secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Ha5: β5≠ 0 yang artinya profitabilitas secara parsial berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR.

HO6: β6 = 0 yang artinya kinerja lingkungan secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Ha6: β6≠ 0 yang artinya kinerja lingkungan secara parsial

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis lebih lanjut dengan alat bantu berupa dasar-dasar teori yang dipelajari sebelumnya, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti dan dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Adapun analisis penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif.


(52)

Gambar 3.1 Model Penelitian

H1

H2

H3

H4

H5

H6

3.2.5.1 Uji Kualitas Data

Penelitian ini akan diuji menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Di dalam model regresi, bukan hanya variabel independen saja yang mempengaruhi variabel dependen, melainkan masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan dalam observasi, yaitu disebut kesalahan pengganggu atau disebut disturbance’s error (Supranto, 2001) dalam Sulastini (2007). Metode regresi berganda akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased Estimation (BLUE). Agar model analisis regresi yang di pakai dalam penelitian ini secra teoritis menghasilkan nilai parametric yang sahih terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi klasik

Kepemilikan Saham Asing Kepemilikan Saham Institusi

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Kepemilikan Saham Manajemen

Tipe Industri Profitabiltas


(53)

regresi yang meliputi uji linearitas, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Linearitas

Lind dan Marchal (2007: 140) menyatakan bahwa linearitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi hubungan yang linier. Linearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya hubungan garis lurus antara variabel terikat dengan sekelompok variabel bebas.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas yang sering digunakan dalam penelitian biasanya menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov, Histogram of Residual, dan Normal Probability Plots. Dalam uji normalitas dengan menggunakan Histogram of Residuals, dilihat dari residu model selisih YObservasi dengan Yprediksi dan

kecenderungan bentuk kurva yang dibentuk oleh data histogram.

Deteksi normalitas dengan menggunakan normal probability plots dalam program SPSS adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(54)

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada tidaknya korelasi yang sempurna, atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi pada variabel-variabel independen. Jika terdapat multikolinearitas sempurna akan berakibat koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta standar deviasi menjadi tidak terhingga. Jika terdapat mutikolinearitas kurang sempurna maka koefisien regresi meskipun berhingga akan mempunyai standar deviasi yang besar, sehingga koefisien-koefisien tidak dapat ditaksir dengan mudah.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai VIF diatas nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Nilai VIF dapat dihitung dengan rumus :

4. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan


(55)

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas. Untuk lebih menjamin keakuratan hasil maka dilakukan uji statistik dengan menggunaka uji glejser. Uji glesjer mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabrl independen (Ghozali, 2005). Jika dari hasil uji glesjer didapat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut (AbsUt) dan probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat diambil kesimpulan bahwq model regresi tersebut tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

5. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model


(56)

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi penelitian ini menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test).

Metode Durbin-Watson menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dl dan batas atas du. H0 diterima jika nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas nilai Durbin-Watson pada tabel.

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2009) :

1. Jika du < d < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif. 2. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokorelasi positif.

3. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif. 4. Jika 4 – dl < d < 4, maka tidak ada korelasi negatif. 5. Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada korelasi negatif.

3.2.5.2 Analisis Regresi Berganda secara Parsial

a. Analisis Korelasi Parsial

Sumantri dan Ating (2006: 232) menyatakan bahwa: “korelasi parsial (Partial Correlation) adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya hubungan dua atau lebih variabel X dengan variabel Y, yang salah satu bagian variabel bebasnya dianggap konstan atau dibuat tetap”. Koefisien korelasi parsial dinyatakan sebagai berikut:


(57)

1) u ungan antara varia el e as X1 dengan varia el tak e as dimana varia el e as X2 X3, X4 X5 dan X6 adalah

konstan/tetap.

2) u ungan antara varia el e as X2 dengan varia el tak e as

dimana varia el e as X1 X3, X4 X5 dan X6 adalah

konstan/tetap.

3) u ungan antara varia el e as X3 dengan varia el tak e as

dimana varia el e as X1 X2, X4 X5 dan X6 adalah

konstan/tetap.

4) u ungan antara varia el e as X4 dengan varia el tak e as

dimana varia el e as X1 X2, X3 X5 dan X6 adalah

konstan/tetap.

5) u ungan antara varia el e as X5 dengan varia el tak e as

dimana varia el e as X1 X2, X3 X4 dan X6 adalah

konstan/tetap.

6) u ungan antara varia el e as X6 dengan varia el tak e as

dimana varia el e as X1 X2, X3 X4 dan X5 adalah

konstan/tetap.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel tersebut berarti atau tidak, maka dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi parsial.


(58)

b. Koefisien Determinasi Parsial

Sumantri dan Ating (2006: 241) menyatakan bahwa “koefisien determinasi parsial menunjukkan pengaruh besar masing-masing independent variabel terhadap dependent variabel. Nilai koefisien determinasi parsial diperoleh dari mengkuadratkan koefisien korelasi parsial dari masing-masing independent variabel”.

Tabel 3.9

Derajat Hubungan dan Arti dari Koefisien Determinasi Berganda

Nilai Koefisien Korelasi (R) Nilai Koefisien Determinasi

(R2) Arti

0 – 0,199 0 – 3,99 % Sangat Rendah

0,2 – 0,399 4 – 15,99 % Rendah

0,4 – 0,599 16 – 35,99 % Sedang

0.6 – 0,7999 36 – 63,99 % Kuat

0,8 – 1 64 – 100% Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2012;184) dan diolah penulis

3.2.5.3 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual menerangkan variabel dependen (Ghazali, 2005). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0 05 (α = 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :


(59)

1. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapa variabel dependen.


(60)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian statistik dan pembahasan pada Bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemilikan saham asing secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,992 ( 0,992 > 0,05). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pihak asing kemungkinan dalam melaksanakan aktivitas CSR memerlukan dana yang sangat besar bahkan memerlukan suatu anggaran tertentu, maka hal tersebut dapat mengurangi laba, dan perusahaan dalam laporan tahunan sifatnya masih voluntary dan sekedar untuk pemenuhan informasi bahwa perusahaan telah melakukan CSR.

2. Kepemilikan saham institusi secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,039 (0,039 < 0,05). Besar pengaruh kepemilikan saham institusi terhadap pengungkapan CSR secara parsial adalah sebesar 29,2% dan tergolong sedang, sisanya sebesar 70,08% dipengaruhi oleh variabel selain kepemilikan saham institusi. Hasil ini sesuai dengan teori stakeholders yang menyatakan bahwa bahwa struktur kepemilikan institusi umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor


(61)

pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial.

3. Kepemilikan saham manajemen secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,906 ( 0,906 > 0,05). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Manajer melaksanakan program CSR hanya untuk memenuhi regulasi yang ada dan selain motivasi ekonomi, rendahnya partisipasi manajer untuk melaksanakan CSR disebabkan karena menghindari pekerjaan, tugas-tugas, dan tanggung jawab lainnya yang semakin meningkat akibat pelaksanaan aktivitas CSR.

4. Tipe Industri secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,032 (0,032 < 0,05). Besar pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan CSR secara parsial adalah 30% dan tergolong sedang, sisanya sebesar 70% dipengaruhi oleh variabel selain tipe industri. Hasil ini mendukung teori legitimasi dengan menunjukkan pengaruh yang positif. Hal ini dikaitkan dengan variasi dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa industri yang high-profile yaitu industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi akan cenderung mengungkapkan informasi CSR yang lebih banyak dibandingkan industri yang low-profile.


(62)

5. Profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,030 (0,030 < 0,05). Besar pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR secara parsial adalah sebesar 12,6% dan tergolong rendah, sisanya sebesar 87,4% dipengaruhi oleh variabel selain profitabilitas. Penemuan ini menunjukkan bahwa persepsi atau anggapan bahwa aktivitas CSR bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi keberlangsungan perusahaan. Melainkan aktivitas CSR merupakan langkah strategis jangka panjang yang akan memberikan efek positif bagi perusahaan.

6. Kinerja lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,018 (0,018 < 0,05). Besarnya pengaruh kinerja lingkungan secara parsial adalah sebesar 8,2% dan tergolong rendah, sisanya sebesar 91,8% dipengaruhi oleh variabel selain kinerja lingkungan. Hasil ini mendukung teori legitimasi dengan menunjukkan pengaruh yang positif. Hal ini membuktikan teori stakeholders, bahwa tuntutan stakeholders pada perusahaan untuk tidak menciptakan permasalahan lingkungan membuat perusahaan lebih memperhatikan kinerja lingkungannya. Melalui adanya kinerja lingkungan yang baik maka mendorong perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas CSR.


(63)

5.2 Saran

Pada bagian akhir ini, penulis akan membahas keterbatasan penelitian dan mengajukan beberapa saran kepada peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Keterbatasan penelitain dan saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan penelitian:

a. Periode penelitian yang digunakan hanya satu tahun, hendaknya dilakukan penelitian ulang dengan periode yang lebih panjang

b. Sampel yang digunakan hanya perusahaan manufaktur dan pertambangan, sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada jenis perusahaan lain, seperti jasa, perbankan, dan lainnya.

2. Saran

a. Bagi manajemen perusahaan, diharapkan lebih terbuka mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunannya.

b. Saran bagi Peneliti Selanjutnya

1) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan seluruh perusahaan dengan sampel yang lebih banyak dan tahun pengamatan yang lebih lama.


(64)

2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat sampel dalam bidang perusahaan lain agar dapat memprediksi dengan lebih baik atas pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. 3) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau

menggunakan variabel lain yang baru ataupun meneliti ulang variabel yang baru diteliti.


(65)

A.B Susanto, (2009). Reputation-Driven Corporate Social Responsibility : Pendekatan Strategik Manajemen dalam CSR, Jakarta : Esensi.

Anggraini, Fr Reni Retno (2006), “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor -faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam

Laporan Tahunan”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Indonesia, 23-26 Agustus 2006.

Anugrah, Ageng Widhy (2009), “Analisis Pengaruh Enviromental Performance, Struktur Corporate Governance, dan Earning Management terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Dipenogoro. Darwin, Ali (2008). CSR, Standards &Reporting. Seminar Nasional Universitas

Soegijapranata.

Diba, Farah (2012), “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada

Laporan Tahunan di Indonesia”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program

Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin.

Effendi, Subagio (2008). “ Analysis on the Impact of Corporate Sustainability Reports to Stock Returns in Indonesia Stocks Exchange”. Galang Journal Vol. 3 No. 3 December 2008 Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) and Ford Foundation.

Ghozali, Imam (2006), “Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke

4”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, N. (2011), Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasan, Alwi (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hasibuan, Muhammad Rizal (2001), “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan

Tahunan Emiten di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.” Tesis

dipublikasikan, Tesis S2 Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.

Hasyir, Dede Abdul (2009), “Pengungkapan Informasi Pertanggung Jawaban

Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan-Perusahaan Publik di Bursa

Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Padjadjaran.


(1)

157

5.2 Saran

Pada bagian akhir ini, penulis akan membahas keterbatasan penelitian dan mengajukan beberapa saran kepada peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Keterbatasan penelitain dan saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan penelitian:

a. Periode penelitian yang digunakan hanya satu tahun, hendaknya dilakukan penelitian ulang dengan periode yang lebih panjang

b. Sampel yang digunakan hanya perusahaan manufaktur dan pertambangan, sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada jenis perusahaan lain, seperti jasa, perbankan, dan lainnya.

2. Saran

a. Bagi manajemen perusahaan, diharapkan lebih terbuka mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunannya.

b. Saran bagi Peneliti Selanjutnya

1) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan seluruh perusahaan dengan sampel yang lebih banyak dan tahun pengamatan yang lebih lama.


(2)

158

2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat sampel dalam bidang perusahaan lain agar dapat memprediksi dengan lebih baik atas pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. 3) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau

menggunakan variabel lain yang baru ataupun meneliti ulang variabel yang baru diteliti.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A.B Susanto, (2009). Reputation-Driven Corporate Social Responsibility : Pendekatan Strategik Manajemen dalam CSR, Jakarta : Esensi.

Anggraini, Fr Reni Retno (2006), “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor -faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam

Laporan Tahunan”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Indonesia, 23-26 Agustus 2006.

Anugrah, Ageng Widhy (2009), “Analisis Pengaruh Enviromental Performance,

Struktur Corporate Governance, dan Earning Management terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Dipenogoro. Darwin, Ali (2008). CSR, Standards &Reporting. Seminar Nasional Universitas

Soegijapranata.

Diba, Farah (2012), “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada

Laporan Tahunan di Indonesia”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program

Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin.

Effendi, Subagio (2008). “ Analysis on the Impact of Corporate Sustainability

Reports to Stock Returns in Indonesia Stocks Exchange”. Galang Journal Vol. 3 No. 3 December 2008 Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) and Ford Foundation.

Ghozali, Imam (2006), “Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke

4”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, N. (2011), Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasan, Alwi (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hasibuan, Muhammad Rizal (2001), “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan

Tahunan Emiten di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.” Tesis

dipublikasikan, Tesis S2 Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.

Hasyir, Dede Abdul (2009), “Pengungkapan Informasi Pertanggung Jawaban Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan-Perusahaan Publik di Bursa

Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Padjadjaran.


(4)

Hikmah, Noor, et al. (2011). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Corporate Governance dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi. Tahun ke-XIV. Aceh. Indonesia, 21-22 Juli 2011.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2009), “Standar Akuntansi Keuangan”, Jakarta:

Salemba Empat.

Kumalahadi (2000), “Prespektif Pragmatik. Lingkungan dan Sosial dalam Laporan Keuangan Peningkatan Keuangan dan Pertanggungjawaban”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol.4 No.I. Juni.

Lawrence, Anne T. dan Weber, James (2011), “Business and Society:

Stakeholders, Ethics, Public Policy”. Thirteenth Edition. International Edition. Singapore: McGraw-Hill Education (Asia).

Lind dan Marchal (2007), “Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi

Menggunakan Kelompok Data Global”. Jakarta: Salemba Empat.

Lusyiani, Evi (2010), “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan

Food & Beverage”. Skripsi tidak dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan.

Mahatma, Angling (2010), “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) pada Laporan Tahunan di Indonesia”. Skripsi dipublikasikan,

Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Mansur, Syuhada (2012), “Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan

Syariah dalam Prespektif Syariah Enterprise Theory”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Hassanudin.

Munawir, S. (2002), “Akuntansi Keuangan Dan Manajemen”. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Nurlela, Rika dan Islahuddin (2008), “Pengaruh Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajemen sebagai

Variabel Moderating”. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Pontianak.

Prambudi, Teguh S. (2010), “Strategi Andal Menaklukkan Industri Software”,


(5)

Purnamasari, Dewi (2011), “Pengaruh Kepemilikan Saham Manajemen dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur”. Skripsi tidak dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan.

Resturiyani, Novi. 2012. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan”. Skripsi tidak dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan.

Rosmasita, Hardhina (2007), “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 2005.

Sefrilia, Meutia dan Yulia (2012), “Pengaruh Kepemilikan Saham Pemerintah dan Profitabilitas terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR)”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Bisnis Vol. 2 Universitas Sriwijaya.

Sembiring, Eddy Rismanda (2005), “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di

Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.

Senoadjie, Haditya (2012), “Pengaruh Company Size, Leverage dan Institutional ownership Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan”. Skripsi tidak dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan.

Setiowati, Ardhy Pratiwi (2009), “Analisis Hubungan Kinerja Lingkungan dan

Kinerja Keuangan”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali (2006), “Aplikasi Statistika dalam Penelitian”. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitiatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulastini, Sri (2007), “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social

Disclosure Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Suratno, Darsono, dan Siti Mutmainah (2006), “Pengaruh Enviromental Performance Terhadap Enviromental Disclosure Dan Economic Performance”. SNA IX Padang 23-26 Agustus.


(6)

Tamba, Erida Gabriella Handayani (2011), “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur”. Skripsi dipublikasikan, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Undang-undang No. 8 Tahun 1995, Tentang Pasar Modal.

Undang-undang No. 8 Tahun 1997, Tentang Dokumen Perusahaan.

Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 Pasal 74, Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

Wibisono, Yusuf (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social

Responsibility. Gresik : Fascho Publishing

www.idx.com

Yintayani, Ni Nyoman (2011), “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Corporate

Social Responsibility”. Tesis dipublikasikan, Tesis Program Pasca Sarjana


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013

14 170 107

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA WEB PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 31

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

0 3 14

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).

0 7 8

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 3 23

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia AWAL

0 0 15

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013

0 0 16

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 21