POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK.

(1)

POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK

(Studi Deskriptif pada Pengrajin Batik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Progam Studi Pendidikan Sosiologi

oleh:

Azrina Syafitri 1105942

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK

(Studi Deskriptif pada Pengrajin Batik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon) Azrina Syafitri

1105942 ABSTRAK

Tradisi dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sangat beragam mulai dari adat istiadat dan kebiasaan harus kita lestarikan. Salah satu tradisi yang harus dilestarikan adalah tradisi membatik. Batik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon merupakan warisan budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu dari zaman Kerajaan Kanoman dan masih terjaga kelestariannya sampai saat ini. Pada umunya masyarakat Desa Trusmi bekerja sebagai pengrajin batik dan tetap mewariskan tradisi membatik kepada generasi selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui bagaimana pola pewarisan tradisi membatik (2) menggambarkan bagaimana keberhasilan pewarisan tradisi membatik (3) mengetahui hambatan dalam proses pewarisan tradisi membatik dan (4) mengetahui upaya yang dilakukan dalam melakukan proses pewarisan tradisi membatik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, studi dokumentasi, catatan lapangan, dan studi literatur yang dianalisis dengan cara reduksi data, analisis data, dan kesimpulan. Hasil penelitian, ditemukan bahwa pola pewarisan yang dilakukan pada umumnya dengan cara mengenalkan, mengajarkan, dan memberikan pengalaman kepada generasi selanjutnya ; keberhasilan pewarisan Desa Trusmi dapat dilihat dari banyak generasi penerus yang mau melanjutkan pewarisan tradisi membatik yang sudah ada sejak dahulu ; hambatan yang ditemukan adalah kurangnya pelatihan khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada pengrajin batik. Temuan ini diharapkan generasi muda dan orang tua lebih peduli terhadap pewarisan tradisi membatik, dan menjadikan batik sebagai warisan yang harus tetap dilestarikan.


(3)

THE PATTERN OF INHERITANCE OF BATIK TRADITION

(Descriptive Study on Batik Craftsmen in Trusmi Village of Cirebon District) Azrina Syafitri

1105942 ABSTRACT

Tradition and culture of Indonesian people are very diverse ranging from customs and habits that need to be preserved. One of the traditions that need to be preserved is the tradition of batik. Batik in Trusmi Village of Cirebon District is a cultural heritage that has existed since ancient times from the time of The Kanoman Kingdom and still maintained continuity until today. In general, the villagers in Trusmi work as batik craftsman and still pass batik tradition to the next generation. The purposes of this research are to: (1) determine how the pattern of inheritance of batik tradition (2) describe how the success of the inheritance of batik tradition (3) identify the obstacles in the process of inheriting the batik tradition and (4) know the efforts made in the process of inheriting the batik tradition. This research uses descriptive method with qualitative approach. Data obtained from observation, interviews, documentation studies, field notes, and literature studies analyzed by means of data reduction, data analysis, and conclusions. Result of the research, it was found that the pattern of inheritance is generally done by introducing, teaching, and giving experience to the next generation; the success of inheritance in Trusmi Village can be seen from many future generations that have willing to continue the inheritance of batik tradition that has existed since ancient time; the obstacle that found in the research is the lack of specialized training provided by the government to the batik craftsmen. These findings of this research are expected to the young people and the elderly to be more concerned about the inheritance of batik tradition and making batik as a heritage that should remain preserved.


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pewarisan ... 8

2.2 Kajian Sosialisasi ... 9

2.3 Kajian Tradisi ... 16

2.4 Kajian Kebudayaan ... 18

2.5 Kajian Perubahan Sosial Budaya ... 24

2.6 Kajian Batik ... 28

2.7 Penelitian Terdahulu ... 47

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitiann ... 49


(5)

3.1.2 Subjek Peneltian ... 49

3.2 Desain Penelitian ... 49

3.3 Metode dan Pendekatan Penelitian ... 50

3.4 Instrumen Penelitian ... 53

3.5 Prosedur Penelitian ... 53

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.7 Analisis Data ... 58

3.8 Keabsahan Data ... 61

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64

4.1.1 Sejarah Kabupaten Cirebon ... 64

4.1.2 Letak Administrasi Kabupaten Cirebon ... 66

4.1.3 Kependudukan ... 67

4.2 Sejarah dan Letak Administrasi Desa Trusmi ... 68

4.3Sejarah Batik Trusmi ... 71

4.4Temuan Penelitian ... 72

4.4.1 Pola Pewarisan Tradisi Membatik ... 72

4.4.2 Keberhasilan Tradisi Membatik ... 79

4.4.3 Hambatan Dalam Proses Pewarisan Tradisi Membatik ... 82

4.4.4. Upaya Dalam Pewarisan Tradisi Membatik ... 84

4.5Pembahasan Penelitian ... 85

4.5.1 Pola Pewarisan Tradisi Membatik ... 85

4.5.2 Keberhasilan Tradisi Membatik ... 90

4.5.3 Hambatan Dalam Proses Pewarisan Tradisi Membatik ... 92

4.5.4 Upaya Dalam Pewarisan Tradisi Membatik ... 94

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1Kesimpulan ... 95

5.2Implikasi Dan Rekomendasi ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN SK PEMBIMBING SKRIPSI ...


(6)

LEMBAR LAPORAN BIMBINGAN ... LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN ... LAMPIRAN HASIL WAWANCARA PENELITIAN ... LAMPIRAN DOKUMENTASI PENELITIAN ... RIWAYAT HIDUP ...


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki ragam budaya dan tradisi. Budaya bangsa Indonesia tercermin melalui ungkapan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Ungkapan tersebut merupakan suatu konsep yang melandasi pola hidup dan perilaku sosial, sehingga masyarakat Indonesia dipandang sebagai bangsa yang bermartabat, berbudi pekerti luhur, beretika, sopan dan ramah. Karakter dan budi pekerti yang luhur ini dituntun oleh nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi pola pewarisan tradisi yang diwariskan oleh manusia sebelumnya yang memiliki warisan yang harus dilestarikan. Pengertian Tradisi menurut Sztompka (2011, hlm. 69) yaitu : “Tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, atau dilupakan.”

Kekayaan yang begitu banyak sayang sekali jika tidak dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi penerusnya sebagai bentuk wujud kepedulian generasi muda terhadap budaya yang dimiliki. Upaya pelestarian diperlukan untuk melindungi sejarah, sehingga generasi yang akan datang masih dapat menikmati budaya yang ada sejak dulu. Ranjabar (2006, hlm. 23) menyatakan :

Pelestarian budaya merupakan suatu upaya untuk mempertahankan nilai-nilai warisan seni budaya dan nilai tradisional, dengan cara mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.

Banyak ragam tradisi yang perlu dilestarikan oleh generasi penerus, agar suatu tradisi tersebut tidak hilang, salah satunya adalah pewarisan tradisi membatik. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang masih ada sampai sekarang. Batik sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang Indonesia berhasil tumbuh berkembang tidak tersisihkan dengan arus globalisasi


(8)

mode dunia. Bahkan batik mampu menjadi tren berbusana untuk masyarakat lokal maupun dunia, semua lembaga mewajibkan seluruh pegawainya menggunakan batik disetiap kesempatan yang ditentukan. Batik di Indonesia sudah ada sejak kerajaan Majapahit. Pada zaman dahulu batik hanya diperuntuhkan untuk keluarga raja-raja saja. Seiring perkembangan zaman, batik di Indonesia pun ikut berkembang hampir ada diseluruh wilayah Indonesia. Dalam perkembangannya batik ditiru oleh seluruh masyarakat luas dan menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu senggang.

Membatik merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi. Hal ini diwujudkan sebagai salah satu bentuk kepedulian masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri yang harus tetap dilestarikan. Dalam hal ini salah satunya yang kita kenal sebagai sentral pengrajin batik yang ada di Jawa Barat yaitu Kota Cirebon tepatnya di Desa Trusmi yang sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai pusat pengrajin batik.

Pengembangan industri batik yang dilakukan dengan mempertahankan proses pembuatan batik secara tradisional. Upaya pengembangan industri batik ini secara tidak langsung juga ikut mengembangkan kondisi sosial budaya di kampung batik Desa Trusmi. Semenjak adanya kegiatan membatik tersebut, kaum wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga cenderung mengisi waktu luangnya untuk membatik pada salah satu rumah pengusaha batik. Kondisi tersebut menyebabkan hubungan kekerabatan di desa tersebut semakin kuat dan erat. Kegiatan membatik ini juga dijadikan salah satu mata pencaharian masyarakat di Desa Trusmi. Kebanyakan masyrakat di Desa Trusmi bekerja sebagai pengrajin batik dan menjadi salah satu pekerjaan tetap masyarakatnya. Sehingga tidak aneh lagi jika seluruh masyarakat di Desa Trusmi kebanyakan berpartsipasi dalam mengembangkan industri batik.

Fenomena yang ada di Desa Trusmi, berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa umumnya masyarakat di Desa Trusmi masih memegang teguh tradisi yang sudah ada. Kegiatan membatik sampai saat ini masih terus berkembang bahkan anak muda pun mengikuti dan menyukai kegiatan membatik. Generasi muda yang melakukan pewarisan tradisi membatik semata-mata karena mereka menyenangi batik, dan mereka sudah mengenal batik sejak mereka berusia dini, batik juga


(9)

merupakan salah satu warisan yang sudah ada sejak nenek moyangnya dahulu, sehingga mereka mau mengembangkan pewarisan tradisi membatik ini. Perkembangan batik Desa Trusmi mengalami perkembangan yang sangat pesat, mulai dari model, motif, warna sampai dengan pemasarannya. Pemasaran batik tidak hanya berpusat di Desa Trusmi saja tetapi sudah berkembang hingga seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan sudah merambah pasar dunia. Batik khas Cirebon ini merupakan salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk singgah ke Kota Cirebon. Banyak pengunjung yang datang khusus untuk berbelanja batik, karena memang kualitas batik Cirebon sudah terkenal dengan motif yang beranekaragam dan banyak pilihan untuk semua kalangan.

Batik merupakan salah satu kesenian budaya yang bernilai tinggi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, jadi dengan cara apa pun semua generasi bangsa Indonesia wajib menjaga dan melestarikannya agar batik tidak diklaim oleh negara lain dan juga tidak akan pernah punah meskipun adanya era globalisasi seperti saat ini. Manfaat melestarikan batik adalah supaya para generasi muda dapat mengetahui dan merasakan keberadaan batik di Indonesia sebagai kebudayaan Indonesia. Batik adalah budaya yang sangat perlu untuk dilestarikan supaya terhindar dari kepunahan dan pengklaiman dari negara lain. Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam melestarikan batik, salah satunya adalah dengan cara menggelar kegiatan pameran batik guna menghilangkan kesan dan anggapan batik hanya cocok dikonsumsi oleh kelompok tua dan hanya digunakan untuk kegiatan formal.

Alasan mengapa peneliti mengambil judul “Pola Pewarisan Tradisi Membatik” karena peneliti berupaya agar pewarisan tradisi membatik tidak punah, dan tetap terjaga kelestariannya, walaupun sudah banyak generasi penerus yang tidak memiliki keahilan sebagai pengrajin batik. Peneliti menyadari bahwa saat ini rasa cinta kepada budaya batik ini masih minim. Selain itu batik merupakan salah satu kekayaan Bangsa Indonesia. Peneliti juga mengharapkan supaya batik tetap terjaga kelestariannya dan tidak pernah pudar ditelan jaman.

Kajian yang dilakukan Aini Lolita (2014) dari skripsi mengenai “Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang” menunujukkan bahwa batik Kasumedangan dinilai menampilkan nilai-nilai budaya daerah Sumedang. Hal ini


(10)

terwujud dalam setiap motif pada batik Kasumedangan yang banyak terinspirasi dari lingkungan geografis daerah Sumedang, sosial ekonomi, simbol-simbol daerah Sumedang dan benda-benda yang terdapat pada peninggalan jejak sejarah masa-masa kerajaan Prabu Geusan Ulun. Motif-motif batik tersebut memiliki ciri kedaerahan yang dimiliki oleh kabupaten Sumedang sehingga merupakan jejak rekam visual kebudayaan Sumedang yang sangat bagus melalui motif-motif batik yang tercipta. Batik Kasumedangan bisa menjadi media informasi bagi generasi muda dan kelompok masyarakat luar Sumedang mengenai nilai-nilai luhur dalam budaya Sumedang, sehingga dapat menjembatani pewarisan nilai-nilai luhur budaya kepada generasi muda sekaligus sebagai pelestarian budaya itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Aini Lolita dengan penelitian yang akan peneliti ambil sama-sama membahas tentang Pola Pewarisan. Tapi dalam penelitian yang akan peneliti ambil lebih membahas mengenai pewarisan tradisi membatik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Karena peneliti mengganggap bahwa adanya masalah yang harus diteliti dalam pewarisan tradisi membatik, karena jika dilihat dari observasi awal yang peneliti lakukan kurangnya minat generasi muda terhadap tradisi membatik. Jika dikaitkan dengan penelitian terhdaulu memang sama-sama mengambil pola pewarisan dalam bidang batik. Tetapi bedaya disini adalah jika penelitian yang dilakukan oleh Aini Lolita lebih terhadap motif-motif batik sumedang dan ciri khasnya, sedangkan penelitian yang akan peneliti ambil mengenai pola pewarisan tradisi membatik.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam proses pola pewarisan. Karena menurut peneliti, sangat penting mengetahui pola pewarisan dalam tradisi membatik. Dengan kita mengetahui itu, maka kita akan berpartisipasi dalam melestarikan budaya yang sudah dilestarikan oleh nenek moyang kita. Oleh sebab itu, peneliti akan melakukan penelitian tersebut dengan judul : ”POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK (Studi Deskriptif pada Pengrajin Batik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon”.


(11)

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Dari Latar belakang masalah yang sudah dijabarkan di atas, maka peneliti akan merumuskan beberapa masalah penelitian yang akan dibahas. Permasalahan pokok yang ada dalam penelitian ini adalah “bagaimana pola pewarisan tradisi membatik terhadap pengrajin Batik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?” Untuk membatasi ruang lingkup penelitian peneliti akan terfokus untuk merumuskan masalah yang akan diteliti dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pola atau cara yang dilakukan dalam proses pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

2. Sejauhmana keberhasilan pola pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

3. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam proses pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

4. Upaya yang dilakukan dalam pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan kepada rumusan masalah yang sudah dikemukakan di atas maka tujuan dari pelaksaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana pola pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Serta bagaimana proses pewarisan tradisi membatik agar tidak pudar dan bisa diteruskan oleh generasi selanjutnya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Dari tujuan penelitian secara umum yang sudah dipaparkan diatas, tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana cara yang dilakukan dalam proses pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?


(12)

2. Menggambarkan keberhasilan pola pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

3. Mengetahui apa saja hambatan yang ditemukan dalam proses pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

4. Menjelaskan apa saja upaya yang dilakukan dalam proses pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang ada dalam penelitian ini diharapkan memperkaya tradisi membatik dan mengetahui teori-teori tentang pola pewarisan dan sebagai salah satu cara mengetahui serta menambah wawasan serta memberikan gambaran persepsi mengenai pola-pola pewarisan tradisi membatik yang berada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon baik bagi peneliti maupun bagi pihak lain. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan bacaan bagi yang memerlukan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi masyarakat Cirebon, diharapkan penelitian ini menjadi salah satu cara dan upaya melestarikan budaya membatik yang ada di Cirebon. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon, Penelitian ini sebagai salah satu

cara untuk melatih dan membina masyarakat Cirebon dalam pelestarian tradisi membatik

3. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman dan menambah pengetahuan tentang pola pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon

4. Bagi Pendidikan Sosiologi, agar penelitian ini bsia dijadikan refensi ilmu pengetahuan Tradisi Membatik.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka dari itu penulisan skripsi disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :


(13)

Bab I Pendahluan, dalam bab ini penulis memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah penelitian yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini, rumusan masalah yang dibagi menjadi beberapa pemasalahan penelitian yang ada dilapangan, dan memfokuskan kajian penelitian sesuai dengan permasalahan utama penelitian, tujuan penelitian dari penelitian yang dilakukan, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, dalam bab ini akan dijabarkan mengenai literatur yang dipergunakan dalam penelitian serta dapat mendukung dalam penulisan terhadap masalah yang diteliti. Pada bagian bab dua, mengenai penjelasan mengenai permasalahan yang diteliti dengan mengacu pada tinjuan pustaka melalui suatu metode studi pustaka, sehingga peneliti mengharapkan tinjauan pustaka ini bisa menjadi bahan acuan peneliti dalam melakukan penelitian dan memperjelas isi pembahasan yang diuraikan dalam penelitian.

Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini dijelaskan menganai langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan. Metode penelitian mencakup lokasi, subjek, instrumen, dan teknik pengumpulan data. Dari semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari awal penelitian hingga penelitian berakhir harus diuraikan secara rinci. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mengolah dan analisis data yang diperoleh.

Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini dijabarkan mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang didapatkan selama penelitian berlangsung. Membahas menganai keterangan-keterangan dari data-data temuan yang ada dilapangan. Data-data temuan yang sudah ditemukan dalam penelitian tersebut peneliti paparkan secara deskriptif untuk memperjelas maksud dan tujuan yang terkandung dalam data-data temuan peneliti, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pihak lain.

Bab V Simpulan, Rekomendasi dan Saran, dalam bab yang terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari bahasan pada bab sebelumnya dan hasil analisis yang peneliti lakukan merupakan kesimpulan secara menyeluruh dari awal penelitian hingga akhir yang menggambarkan bagaimana pola pewarisan tradisi membatik di Desa Trsumi Kabupaten Cirebon berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini.


(14)

49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Subjek Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitain merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah penelitian. Penelitian yang peneliti lakukan berada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Peneliti mengambil lokasi ini karena tetap dijadikan untuk penelitian. Lokasi penelitian ini berkaitan dengan judul skripsi yang peneliti ambil yaitu “pola pewarisan Tradisi Membatik” karena di Desa ini banyak pengrajin Batik yang dapat dijadikan infroman.

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitain. Seperti dikemukakan Silalahi (2010, hlm. 250) yakni:

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian karena data tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada pada subjek penelitian.

Subjek penelitian ini adalah sebagian dari penngrajin batik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Peneliti mengambil subjek tersebut karena dapat mewakili seluruh pengrajin yang ada di Desa Trusmi dalam mengumpulkan data sehingga mempermudah mendapatkan data yang valid dan relevan.

3.2

Desain Penelitian

Menurut Nana Syaodih (2007, hlm. 52) mengemukakan bahwa :

“rancangan penelitian (research design) menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi dengan data apa yang dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun serta diolah.


(15)

50

Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian ini dibuat berdasarkan fokus kajian yang ingin diteliti. Dalam hal ini, peneliti ingi mengetahui bagaiaman pola pewarisan yang dilakukan pengrajin batik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Penulis melulis fokus penelitian, setelah itu peneliti melakukan penelitian dilapangan menggunakan teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi serta mengaitkan dengan teori yang bersangkutan mengenai penelitian yang peneliti ambil. Setelah data diperoleh dan diolah, hasil data tersebut dijadikan sebagai temuan penelitian yang selanjutnya dapat ditarik kesimpulan penelitian, hingga dapat memberikan rekomendasi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait.

3.3 Metode dan Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis,

Menyusun Rancangan Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian Studi Lapangan

1. Studi Literatur

2. Menyusun

Instrumen 3. Penelitian 4. Menentukan

Informan Pengrajin Batik Pengusaha Batik Pola Pewarisan Tradisi Membatik Pewarisan yang dilakukan Keberhasilan Pewarisan Hambatan dalam proses pewarisan Pengumpulan Data: - Dokumentasi - Observasi - wawancara Pengolahan Data -Reduksi data - Display data - Analisis


(16)

51

sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

Dalam penelitain ini, peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif, menurut Moleong (2010 hlm. 6) menyatakan bahwa Penelitian Kulaitatif adalah:

“penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan, secara holistik dan dengan cara yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.”

Selanjutnya Cresswel (2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan, “...metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna oleh sejumlah induvidu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.”

Arikunto (2009, hlm. 234) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dengan demikian, penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.”

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka dan data-data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan dan dokumen resmi lainnya. Dengan metode ini maka akan dapat diperoleh informasi secara lengkap berkenaan dengan masalah yang hendak di teliti dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat.

Peneliti memilih pendekatan Kualitatif karena tepat dengan permasalahan yang diteliti mengenai pola pewarisan Tradisi Membatik yang ada di Desa Trusmi membutuhkan sejumlah data lapangan untuk mengungkap bagaimana pola pewarisan yang Terjadi di Desa Trusmi itu sendiri. Dan memahami fenomena yang ada dilapangan dari sudut pandang partisipan. Dimana partisipan merupakan orang-orang yang diajak untuk mendapatkan informasi, observasi.

Moleong (2007, hlm. 7) menguraikan penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan:

1. Pada penelitian awal dmana subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami;


(17)

52

3. Memahami isu-isu rumit sesuatu proses; 4. Untuk memahami isu-isu yang sensitif; 5. Untuk keperluan evaluasi;

6. Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif;

7. Meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian;

8. Lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui;

9. Meneliti sesuatu secara mendalam;

10. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pemilihan metode deskriptif ini dilakukan karena menurut peneliti metode ini tetap dengan judul yang peneliti ajukan. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayer dan Greenwood (dalam Silalahi, 2010, hlm. 27) membedakan dua jenis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Seperti penjelasannya sebagai berikut:

Deskriptif kualitatif semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda atau peristiwa. Pada dasarnya, deksriptif kualitatif melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klasifikasi.

Peneliti menggunakan metode deskriptif ini karena peneliti bertujuan ingin menggambarkan bagaimana pola pewarisan Tradisi Membatik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif hal yang tidak ketinggalan adalah instrumen penelitian. Menurut Moleong (2012, hlm. 163) mengemukakan bahwa : “....ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitianlah yang menentukan keseluruhan skenarionya”

Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono, 2009: hlm. 306)

Menurut Suyanto dan Sutinah (2005, hlm. 186) mengemukakan :

“....dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen. Validitas alam metode-metode kualitatif banyak bergantung pada ketrampilan, kemampuan dan kecermatan orang yang melakukan kerja lapangan”.


(18)

53

Maka dari itu dalam hal ini peneliti mempunyai peranan penting dari awal penelitian hingga akhir penelitian selesai. Sebagai instrumen peneliti melakukan pengamatan, pengumpulan data, hingga pelaporan data akhir. Untuk memperoleh pengumpulan data dengan cara melakukan pedoman wawancara yang disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian.

Peneliti juga berperan sebagai instrumen penelitian, sebagaimana yang diungkapkan oleh Satori (2007, hlm. 10) bahwa :

Kategori instrumen yang baik dalam penelitian kualitatif adalah instrumen yang memiliki pemahaman yang baik akan metodologi penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun secara logistiknya.

Sebagaimana yang diungkapkan Satori bahwa peneliti harus menguasai betul penelitian yang akan diteliti, peneliti juga harus mampu mendapatkan berbagai informasi dan menyerap informasi, agar informasi yang diperoleh dapat dipahami.

3.5 Prosedur Penelitian

Secara menyeluruh prosedur penelitian yang akan peneliti lakukan dalam melakukan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :

3.5.1 Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti untuk dijadikan

sebagai usulan penelitian sementara, karena didalam penelitian pasti sewaktu-waktu akan berubah sesuai dengan keadaan dilapangan.

2. Menentukan lokasi penelitian dengan cara mencari informasi dari pihak yang nantinya akan menjadi informan.

3. Mengurus perizinan dari pihak Kampus UPI

4. Menyiapkan dan menyusun instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara sebagai alat bantu peneliti dalam melakukan penelitian dan mendapatkan infromasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian.

2.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam melakukan sebuah penelitian, karena peneliti mulai terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitiannya.


(19)

54

Awalnya peneliti meminta izin kepada kepala Desa atau pihak yang bersangkutan untuk dimintai informasi, peneliti mengadakan sesi wawancara terhadap informan agar lebih mengerti maksud penjelasan dari informan tersebut. Jika pengambilan data selesai maka peneliti membuat catatan hasil wawancara yang sudah dilakukan untuk mendata apa saja yang penting untuk nantinya diolah dalam hasil pedoman wawancara.

3.5.3 Pengolahan dan Analisis Data

Dalam tahap ini setelah melaksanakan penelitian secara langsung di lapangan maka akan diperoleh data-data dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. Peneliti akan mengolah data yang telah didapat dalam melakukan penelitian.

3.5.4 Penyusunan Laporan

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam melaksanakan penelitian. Dalam tahap ini peneliti melaporkan hasil penelitiannya dengan laporan yang tersusun secara rinci dan rapih sesuai dengan sistematka penulisan.

3.6 Teknik Pengumpulan

Sebuah penelitian tidak akan mendapatkan data yang relevan jika tidak menggunakan teknik pengumpula data. Teknik pengumpulan data ini merupakan tahapan yang paling penting dalam melakukan penelitian. Karena tujuan dari sebuah penelitian adalah untuk mendapatkan data.sugiyono (2013, hlm. 225) menyatakan bahwa :

Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

3.6.1 Observasi

Nasution (1998) menyatakan bahwa :

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dpat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkn dan sering dengan bantuan alat berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Dengan melakukan observasi, peneliti dapat melihat secara langsung bagaimana pola pewarisan yang terjadi terhadap pengrajin Batik Desa Trusmi


(20)

55

Kabupaten Cirebon. Selain itu dengan adanya teknik observasi ini peneliti bisa terjun langsung ke lapangan dalam melakukan penelitian selama penelitian berlangsung.

3.6.2 Wawancara

Moleong (2012, hlm. 186) meyatakan bahwa :

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti ajukan. Hal ini dilakukan untuk memperjelas data yang ada dan mengungkapkan hal-hal yang beul dilakukan, pada saat wawancara dilaksanakan dafatr pertanyaan harus disiapkan terlebih dahulu.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneiti dalam melakukan penelitian. Dalam teknik wawancara ini diharapkan infroman dapat menjawab pertanyaan yang sudah diajukan peneliti dengan jelas agar memudahkan proses pengolahan data.

3.6.3 Dokumentasi

Suyanto & Sutinah (2005, hlm.186) menyatakan bahwa :

Data yang diperoleh dari metode ini berupa cuplikan, kutipan, atau penggalan-penggalan dari catatan organisasi, klinis, atau program; momerendum-momerendum dan korespondensi; terbitan dan laporan resmi; buku harian pribadi; dan jawaban tertulis yang terbuka terhadap kuesioner dan survey.

Dokumentasi adalah kumpulan dari dokumen-dokumen dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara sistematis serta menyebar luaskan kepada pemakai informasi tersebut. Dokumen diperlukan untuk mengungkap peristiwa yang terjadi dilapangan pada saat penelitian berlangsung. dokumentasi juga berupa bukti nyata berupa tulisan, gambar-gambar untuk memudahkan peneliti dalam mengambil data yang absah.


(21)

56

Selanjutnya Sugiyono (2011, hlm. 329) mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan focus masalah.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Publish autobiografi provide a

readily available source of data for the discerning qualitative research (Bogdan

dalam Sugiyono, 2011, hlm. 329). Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

3.6.4 Studi Literatur

Studi literatur dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan.

Peneliti mencari sumber-sumber data yang relevan dari teknik pengolahan data studi literaur ini. Peneliti mencoba mencari teori-teori, pengertian-pengertian, dan uraian yang dikemukakan para ahli yang tentu saja berhubungan dengan masalah yang peneliti ambil dalam penelitian. Sehingga studi literatur ini sangat membantu peneliti dalam proses pengolahan data karena bersumber dan berpegang kepada teori yang relevan.

3.6.5 Triangulasi

Menurut Moleong (2012, hlm. 330) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hlm. 83) memaparkan bahwa :


(22)

57

…triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Pada penelitian pola pewarisan tradisi membatik ini dalam mendapatkan data dari pengrajin masyarakat yang ada di Desa Trusmi. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik dan sumber data. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 83) bahwa “triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak”. Triangulasi ini dapat digunakan seperti gambar berikut :

Gambar 3.2 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data

Wawancara Mendalam Observasi Partisipatif

Dokumentasi

Sumber data yang

sama

Sumber: Sugiyono (2010, hlm. 84)

Sedangkan triangulasi sumber data menurut Sugiyono (2010, hlm. 83) mengatakan bahwa “triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama”. Hal tersebut dapat digambarkan seperti :


(23)

58

Gambar 3.3

Triangulasi “sumber” Pengumpulan Data.

Wawancara Mendalam

Informan A

Informan B

Informan C

Berdasarkan triangulasi sumber data, pada penelitian mengenai pola pewarisan tradisi membatik, peneliti mengadakan wawancara kepada beberapa informan yang menurut peneliti informan tersebut berkompeten dan bisa memberikan data dan informasi mengenai masalah yang akan sedang di teliti. Beberapa informan tersebut adalah pengrajin batik, pengusaha batik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon.

3.7 Analisis Data

Nasution (1988) menyatakan bahwa :

“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnyasampai jika mungkin, teori yang “grounded”. Namun dalam

penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data”.

Dalam penelitian kualitatif ini, pada proses analisis data difokuskan selama penelitian di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Adapun Aktivitas dalam analisis data model interaktif Miles dan Huberman ini yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Miles dan


(24)

59

Gambar 3.4

Komponen dalam analisis data model interaktif (Miles dan Huberman, 1994)

Conclusion drawing/ verifying

Data display Data

Collection

Data reduction

Sumber: Sugiyono (2010, hlm.92)

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak pada saat pengumpulan data berlangsung.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti. Dalam proses mereduksi data, peneliti dipandu oleh tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini. Apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang


(25)

60

asing, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Peneliti melakukan reduksi data dengan cara menggolongkan atau mengklasifikasikan setiap informasi-informasi atau data yang sudah didapatkan selama proses penelitian di lapangan mengenai Pola Pewarisan Tradisi Membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon, proses pengklasifikasian data ini dapat berdasarkan jenisnya maupun sumber informasi yang didapatkannya. Proses ini dilakukan karena selama dalam penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang memiliki pengetahuan berbeda-beda tentang pandangannya terhadap Pola Pewarisan Tradisi Membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu dilakukan penggolongan informasi atau data berdasarkan jawaban-jawaban dari informan, memilih data yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian, memfokuskan pada data-data yang dianggap penting agar mendapatkan data-data sesuai dengan kebutuhan penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi atau digolongkan, peneliti melakukan analisis dengan cara mencari pola hubungan yang terdapat dari setiap informasi atau data yang didapatkan selama penelitian sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang utuh dan jelas mengenai Pola Pewarisan Tradisi Membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon.

Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh dapat memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh mengenai Pola Pewarisan Tradisi Membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon.

3. Conclusion Drawing/verification (verifikasi)

Langkah terakhir dai proses pengumpulan data adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian. Peneliti membuat kesimpulan dari berbagai informasi yang didapatkan selama penelitian berlangsung mengenai Pola


(26)

61

Pewarisan Tradisi Membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon, yang sebelumnya telah digolongkan dan dihubungkan berdasarkan jenisnya.

Dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

3.8 Kebasahan Data

Dalam penelitian kualitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan obyektif. Sugiyono (2011) menyebutkan bahwa Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi : Uji credibility (Validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan

confirmability (objektivitas). Hal ini dapat terlihat dalam gambar berikut ini:

Gambar 3.5

Uji Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif

1. Uji Kredibilitas (Validitas Internal)

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 364) ‘uji kredibilitas merupakan proses menguji keabsahan melalui perpanjangan proses pengamatan, peningkatan keakuratan/ketelitian peneliti, triangulasi, diskusi teman sejawat, analisis

Uji Keabsahan Data

Uji Kredibilitas Data

Uji Transferability

Uji Dependability

Uji Konfirmability


(27)

62

kasus negatif dan member check’. Dalam penelitian ini uji kredibilitas dilakukan menggunakan member check, yang ditujukan untuk menguji kecocokan antara konsep penelitian dengan responden untuk data penelitian. Proses member check ini dilakukan dengan merangkum data hasil eksplorasi kemudian dilaporkan kembali pada subjek penelitian yang menjadi sumber informasi. Tujuannya ialah untuk menghilangkan persepsi yang berbeda-beda atas data-data yang diperoleh dalam proses penelitian.

2. Transferabilitas (Validitas Eksternal)

Cara ini adalah merupakan proses pertanggungjawaban melalui pengaplikasian atau pengguna hasil penelitian ini dalam konteks sosial, dan situasi lain. Sugiyono (2011, hlm. 367) menyatakan bahwa :

Uji transferabilitas menunjukkan derajat ketepatan atau dapat tidaknya diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya hasil penelitian ini dapat diterapkan pada konteks dan situasi lain, maka perlu dibuatnya laporan yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Cara uji transferabilitas ini, bertujuan untuk mengukur sejauh mana hasil penelitian tentang pola pewarisan tradisi membatik (studi deskriptif pada pengrajin batik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon). Hal ini dilakukan melalui analisis reflektif terhadap makna-makna esensial dan temuan-temuan penelitian, yang didalamnya terdapat komponen pada hasil penelitian tersebut.

3. Dependabilitas (Reliabilitas)

Uji dependabilitas ini dilakukan dengan cara menguji secara keseluruhan proses penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 377) ‘uji dependabilitas ialah pengujian reliabilitas, suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut’.

Cara ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan terhadap data penelitian yang diperoleh pada saat tahap eksplorasi. Dalam penelitian kualitatif penggunaan dependabilitas untuk dijadikan refresentasi dari rangkaian pencarian data yang dapat ditelusuri jejaknya untuk merefleksikan pada situasi yang sama karena setting sosial senantiasa berubah dan berbeda


(28)

63

4. Konfirmabilitas (Objektivitas)

Dalam penelitian, uji confirmability mirip dengan uji dependability sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersama-sama. (Sugiyono, 2011, hlm. 377). Uji confirmability artinya menguji hasil penelitian yang telah dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability


(29)

95

BAB V

SIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI

Pada bab ini peneliti akan menarik kesimpulan, rekomendasi dan implikasi. Kesimpulan, rekomendasi dan implikasi tersebut diperoleh dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan di lapangan. Adapun kesimpulan sebagai berikut :

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang peneliti lakukan di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pola Pewarisan Tradisi Membatik ini dilakukan secara turun temurun, dengan cara mewariskan dari gerenasi ke generasi dengan cara mengenalkan, mengajarkan dan mencintai Batik. Dengan tiga hal tersebut pewarisan akan terlaksana dengan baik dan tidak putus sampai generasi selanjutnya.

Keluarga pengrajin mengajarkan tiga hal tersebut kepada keturunannya agar Batik yang sudah dikelola secara turun temurun tidak perpindah tangan oleh orang lain, tetapi tetap pada keturunannya sendiri, yaitu keluarga. Dalam hal ini keluarga menjadi peran utama dalam proses pewarisan Tradisi Membatik.

Kesimpulan khusus yang dapat peneliti rumuskan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Pola pewarisan dalam proses pewarisan tradisi membatik ini yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi selanjutnya dengan cara mengenalkan dan memberikan bimbingan mengenai segala hal tentang Batik, serta mengajarkan proses membatik kepada generasi selanjutnya. Pewarisan yang dilakukan dapat menggunakan dua cara yaitu pewarisan dengan cara modern dan tradisional. Pewarisan yang dilakukan secara modern dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait organisasi atau instansi sebagai pendukung jalannya pola pewarisan tradisi membatik yaitu dengan diadakannya ekstrakulikuler membatik di setiap sekolah. Sedangkan proses pewarisan secara tradisional dilakukan oleh keluarga dengan cara mengenalkan, megenalkan dan menanamkan rasa cinta terhadap batik serta mengajak anak-anak mengunjungi pameran batik.


(30)

96

2. Keberhasilan pewarisan tradisi membatik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Sejauah ini bisa dikatakan sudah berhasil, karena dapat dilihat dari banyaknya pengrajin muda yang mau mewariskan tradisi membatik. Dalam hal ini pemerintah memberikan fasilitas kepada pengrajin batik dengan dibuatkannya pasar batik Cirebon yang diperuntuhkan untuk pengrajin kecil agar bisa mengembangkan batiknya sendiri.

3. Hambatan dalam pewarisan tradisi membatik adalah kurangnya pelatihan membatik yang diberikan oleh pemerintah, pemerintah memberikan pelatihan membatik tidak secara merata, sehingga hanya beberapa pihak saja yang mengetahui adanya pelatihan membatik yang diberikan oleh pemerintah. Selain itu hambatan yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan pengrajin batik terhadap makna batik yang dibuatnya, sehingga pengrajin batik hanya membuat batik saja tanpa memaknai batik yang mereka buat dan mengetahui sejarah dari motif batik tersebut.

5.2Rekomendasi dan Implikasi

Dengan melihat hasil penelitian dan analisis penelitian, maka penulis memberikan saran dan rekomendasi, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan , adapun implikasi dan saran penulis yaitu :

5.2.1 Pengrajin Batik

Para pengrajin batik yang sudah berkecimpung didunia batik dapat memberikan pengrahan kepada generasi muda agar pewarisan tradisi membatik tetap bertahan dan dapat berkembang lagi dari sebelumnya. Pengrajin juga harus bisa memaknai setiap motif batik yang akan dibuatnya, sehingga jika ditanya sejarah motif batik kepada generasi muda pengrajin yang sudah berpengalaman dapat memberikan informasi dan bisa menarik minat generasi muda agar menjadi mau pengrajin batik dan melestarikan pewarisan yang sudah dititipkan oleh leluhurnya terdahulu.


(31)

97

5.2.2 Masyarakat Umum

Masyarakat perlu lebih memperdulikan lagi kebanggan yang dimiliki daerahnya yaitu batik dengan tetap menjaga kelestariannya dan mendukung adanya pewarisan yang dilakukan kepada keluarga yang berkecimpung di dunia batik dengan mengenakan batik dalam setiap kesempatan yang di rasa patas untuk menggunakan batik. Ikut mendukung kegiatan yang dilakukan dalam proses pewarisan tradisi membatik menjadi salah satu tugas masyarakat agar dapat melestarikan tradisi membatik.

5.2.3 Pemerintah Kabupaten Cirebon

Pemerintah dalam hal ini perlu lebih memperhatikan lagi pengrajin kecil untuk meningkatkan kualitas dalam membatik, dengan mengadakan pelatihan membatik pada generasi muda yang baru ingin memulai dalam menekuni bidang bati. Pelatihan membatik yang diberikan pemerintah untuk para pengrajin ini seharusnya diberikan secara merata sehingga tidak adanya kecemburuan sosial terhadap pengrajin batik lainnya yang tidak mendapatkan pelatihan membatik ini. Tujuan diberikannya pelatihan membatik ini agar diharapkan mereka mempunyai keahlian yang terampil dalam membatik, dan dapat menarik minat generasi muda terhadap membatik serta melestarikan tradisi membatik. Dalam hal ini seharusnya pemerintah mengadakan sosialisasi tentang pelatihan membatik, agar seluruh pengrajin batik mengetahui adanya pelatihan membatik yang diberikan oleh pemerintah untuk para pengrajin batik.

5.2.4 Bagi Pendidikan Sosiologi

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah referensi bagi kajian keilmuan sosiologi terutama berkenaan dengan materi mengenai pewarisan tradisi yang bertujuan agar masyarakat lebih memaknai lagi proses pewarisan yang sudah ada sejak dulu, dan dilanjutkan kepada generasi selanjutnya.


(32)

98

5.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan kajian mengenai proses pewarisan tradisi membatik yang memfokuskan perkembangan pola pewarisan tradisi membatik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon, karena sekarang ini batik berkembang sangat maju, sehingga perlu adanya penelitian tentang perkembangan batik di Desa Trusmi.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :

Afandi, AK, Buku Penunjang Berfikir Teoritis Merancang Proposal. Surabaya: Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, 2006.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Barth, Fredrik. (1988). Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Cohen, Bruce J. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Creswell, J.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, kuantitatif dan

Kombinasi. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Daljoeni. (1984). Geografi Kesejahteraan II Indonesia. Bandung: Alumni. Doellah, Santoso. (2002). Batik dan Mitra. Jakarta: Dijambatan.

Eshleman, J. And Barbara G. Sociology an Introduction, Toronto: Little Brown & Company, 1985.

Gazalba, Sidi. 1989. Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Indonesia.

Gerungan, W.A. (1966) Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. Goodenough. (1970). Description and Comparison in Cultural

Anthropology. Chicago: Aldine.

Hamzuri. (1985). Batik Klasik (Classical Batik). Jakarta: Dijambatan.

Horton B., dan Chester L. Sosiologi. Jilid I. Terjemahan Aminudin Ram & Tita Sobari. Jakarta: Erlangga, 1987.

Ihromi, T.O. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1999.


(34)

Ismawati, Esti. (2012). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Kamanto, Sunarto, Pengantar Sosiologi. Jakarta: LPE-UI., 2000.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka. Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Koentjaraningrat. (1999) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Malihah E, & Kolip Usman (2011) Pengantar Sosiologi, Pemahaman, Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta:

Kencana.

Malihah E, & Kolip Usman (2011). Pengantar Antropologi. Bandung : CV. Maulana Media Grafika.

Moleong, Lexy. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Moleong Lexy. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda

Karya.

Moleong Lexy. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya.

Nasution. (1998). Metodologi Penelitian Naturalisti. Bandung: PN. Tarsito. Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nasution. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nasution, S (2009). Sosiologi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara.

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Ghalia Indonesia.

Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Penyadur: Alimandan. Jakarta :Rajawali Pers, 1985.


(35)

Ritzer, G. (2012) Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern. Edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saifuddin Ahmad, F. (2006). Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar Kritis

Mengenai Paradigma. Jakarta: Kencana.

Satori, Djam’an. (2007). Metode Penelitian Kualitatif (Mata Kuliah Penelitian

Kualitatif Bandung : Tidak diterbitkan.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Refika Aditama: Bandung.

Soekanto, S (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soetarman, Mahudi. (2008). Mengenal Batik Tulis dan Cap Tradisional. Surakarta: PT Widya Duta Grafika.

Soeparno. (2003). Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto. (2005). Metode Penelitian Sosial-Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.

Sukmadinata, Syaodih Nana. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sztompka, Piotr (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenda.


(36)

Tuti Artha, dan Ahimsa Putra. (2004). Jejak Masa lalu Sejuta warisan Budaya. Yogyakarta: Kunci ilmu.

Umar, Arsyad. Dkk. (2000). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Yudoseputro, dkk (2000). Desain Kerajinan Tekstil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Pendidikan Menengah Kejuruan.

Waridah, S.Q. dkk. (2000). Antropologi untuk SMU Kelas 3 Sesuai Kurikulum

GBPP 1994. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsito. (2012). Antropologi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Warsito, Tulus. (2008). Batik sebagai Aset Diplomasi Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad Yogyakarta.

ONLINE :

Farida. (2013). Membatik. (Online)

http://farida-cie.blogspot.com/2013/02/membatik.html. Diakses : Februari 2015

Fedrik, George John. (2013) Pewarisan Budaya. (Online)

http;//community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_7253/title_pewarisan-budaya.html. Diakses: April 2015

Kirani. (2013). Batik (Online)

http://batikkirani.blogspot.com/2013/01/pewarna-batik.html. Diakses : April 2015

NN. (2011). Sejarah Desa Trusmi. (Online)

http://budayacirebon.wordpress.com/2011/05/15/sejarah-desa-trusmi.html. Diakses : Juni 2015


(37)

NN. (2011). Sejarah Berdirinya Kabupaten Cirebon (Online)

http://cirebonkab.go.id/sekilas-kab-cirebon/sejarah-kabupaten-cirebon.html. Diakses : Juni 2015

NN. (2012). Motif Batik. (Online)

http://batik-tulis.com/blog/macam-macam-motif-batik-di-indonesia. Diakses : Februrai 2015

NN. (2013). Data Kependudukan Kecamatan (Online)

http://dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-31-desember-2013-ii.html. Diakses : Juni 2015

Sumber Penelitian :

Lolita. Aini. (2014). Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang. (SKRIPSI). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Penidikan Indonesia.

Riza, F (2011). Perkembangan Industri Kerajinan Batik di Desa Trusmi

Kecamata Plered, Kabupaten Cirebon. (SKRIPSI). Program Sarjana UPI

Bandung.

Yahya (1971). Seni Lukis Batik Sebagai Sarana Peningkatan Apresiasi Seni Lukis


(1)

98

5.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan kajian mengenai proses pewarisan tradisi membatik yang memfokuskan perkembangan pola pewarisan tradisi membatik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon, karena sekarang ini batik berkembang sangat maju, sehingga perlu adanya penelitian tentang perkembangan batik di Desa Trusmi.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :

Afandi, AK, Buku Penunjang Berfikir Teoritis Merancang Proposal. Surabaya: Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, 2006.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Barth, Fredrik. (1988). Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Cohen, Bruce J. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Creswell, J.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, kuantitatif dan

Kombinasi. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Daljoeni. (1984). Geografi Kesejahteraan II Indonesia. Bandung: Alumni. Doellah, Santoso. (2002). Batik dan Mitra. Jakarta: Dijambatan.

Eshleman, J. And Barbara G. Sociology an Introduction, Toronto: Little Brown & Company, 1985.

Gazalba, Sidi. 1989. Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Indonesia.

Gerungan, W.A. (1966) Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. Goodenough. (1970). Description and Comparison in Cultural

Anthropology. Chicago: Aldine.

Hamzuri. (1985). Batik Klasik (Classical Batik). Jakarta: Dijambatan.

Horton B., dan Chester L. Sosiologi. Jilid I. Terjemahan Aminudin Ram & Tita Sobari. Jakarta: Erlangga, 1987.

Ihromi, T.O. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1999.


(3)

Ismawati, Esti. (2012). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Kamanto, Sunarto, Pengantar Sosiologi. Jakarta: LPE-UI., 2000.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka. Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Koentjaraningrat. (1999) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Malihah E, & Kolip Usman (2011) Pengantar Sosiologi, Pemahaman, Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta:

Kencana.

Malihah E, & Kolip Usman (2011). Pengantar Antropologi. Bandung : CV. Maulana Media Grafika.

Moleong, Lexy. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Moleong Lexy. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda

Karya.

Moleong Lexy. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya.

Nasution. (1998). Metodologi Penelitian Naturalisti. Bandung: PN. Tarsito. Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nasution. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nasution, S (2009). Sosiologi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara.

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Ghalia Indonesia.

Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Penyadur: Alimandan. Jakarta :Rajawali Pers, 1985.


(4)

Ritzer, G. (2012) Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern. Edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saifuddin Ahmad, F. (2006). Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar Kritis

Mengenai Paradigma. Jakarta: Kencana.

Satori, Djam’an. (2007). Metode Penelitian Kualitatif (Mata Kuliah Penelitian

Kualitatif Bandung : Tidak diterbitkan.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Refika Aditama: Bandung.

Soekanto, S (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soetarman, Mahudi. (2008). Mengenal Batik Tulis dan Cap Tradisional. Surakarta: PT Widya Duta Grafika.

Soeparno. (2003). Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto. (2005). Metode Penelitian Sosial-Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.

Sukmadinata, Syaodih Nana. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Sztompka, Piotr (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenda.


(5)

Tuti Artha, dan Ahimsa Putra. (2004). Jejak Masa lalu Sejuta warisan Budaya. Yogyakarta: Kunci ilmu.

Umar, Arsyad. Dkk. (2000). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Yudoseputro, dkk (2000). Desain Kerajinan Tekstil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Pendidikan Menengah Kejuruan.

Waridah, S.Q. dkk. (2000). Antropologi untuk SMU Kelas 3 Sesuai Kurikulum

GBPP 1994. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsito. (2012). Antropologi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Warsito, Tulus. (2008). Batik sebagai Aset Diplomasi Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad Yogyakarta.

ONLINE :

Farida. (2013). Membatik. (Online)

http://farida-cie.blogspot.com/2013/02/membatik.html. Diakses : Februari 2015

Fedrik, George John. (2013) Pewarisan Budaya. (Online)

http;//community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_7253/title_pewarisan-budaya.html. Diakses: April 2015

Kirani. (2013). Batik (Online)

http://batikkirani.blogspot.com/2013/01/pewarna-batik.html. Diakses : April 2015

NN. (2011). Sejarah Desa Trusmi. (Online)

http://budayacirebon.wordpress.com/2011/05/15/sejarah-desa-trusmi.html. Diakses : Juni 2015


(6)

NN. (2011). Sejarah Berdirinya Kabupaten Cirebon (Online)

http://cirebonkab.go.id/sekilas-kab-cirebon/sejarah-kabupaten-cirebon.html. Diakses : Juni 2015

NN. (2012). Motif Batik. (Online)

http://batik-tulis.com/blog/macam-macam-motif-batik-di-indonesia. Diakses : Februrai 2015

NN. (2013). Data Kependudukan Kecamatan (Online)

http://dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-31-desember-2013-ii.html. Diakses : Juni 2015

Sumber Penelitian :

Lolita. Aini. (2014). Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang. (SKRIPSI). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Penidikan Indonesia.

Riza, F (2011). Perkembangan Industri Kerajinan Batik di Desa Trusmi

Kecamata Plered, Kabupaten Cirebon. (SKRIPSI). Program Sarjana UPI

Bandung.

Yahya (1971). Seni Lukis Batik Sebagai Sarana Peningkatan Apresiasi Seni Lukis