PERBANDINGAN ANTARA SISWA KELAS BILINGUAL DAN SISWA KELAS REGULER DITINJAU DARI PARTISIPASIDAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES : STUDI DESKRIPTIF DI SMPN 1 BANDUNG.
PERBANDINGAN ANTARA SISWA KELAS BILINGUAL DAN SISWA KELAS REGULER DITINJAU DARI PARTISIPASIDAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES (STUDI
DESKRIPTIF DI SMPN 1 BANDUNG)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh Risca Andriani
0900263
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
PERBANDINGAN ANTARA SISWA KELAS BILINGUAL DAN
SISWA KELAS REGULER DITINJAU DARI PARTISIPASIDAN
HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES
(STUDI DESKRIPTIF DI SMPN 1 BANDUNG)
Oleh Risca Andriani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Risca Andriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
RISCA ANDRIANI 0900263
PERBANDINGANANTARA SISWA KELAS BILINGUAL DAN KELAS REGULER DITINJAU DARI PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES
(Studi Deskriptif di SekolahMenengah Pertama Negeri 1 Bandung) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001
Pembimbing II
Arif Wahyudi, S. Pd NIP. 197405202001121001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001
(4)
vi
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….……….……….……. i
ABSTRAK………...….ii
KATA PENGANTAR ...………..iii
UCAPAN TERIMA KASIH………....iv
DAFTAR ISI …………...……….vi
DAFTAR TABEL ………...….ix
DAFTAR GAMBAR………...…..…...x
DAFTAR LAMPIRAN………..………...…xi
BAB I PENDAHULUAN ……….….1
A. LatarBelakangPenelitian ………..………..………..1
B. IdentifikasiMasalahPenelitian ……….……….………...4
C. RumusanMasalahPenelitian ……….……….………..4
D. TujuanPenelitian ……….……….5
E. ManfaatPenelitian ……….………...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. KajianPustaka 1. HakikatPendidikanJasmaniOlahragadanKesehatan ………....8
a. PengertianPendidikanJasmani ………..………..………….8
b. TujuanPendidikanJasmani ………..…….………….10
c. RuangLingkupPendidikanJasmani ……….…….…....12
(5)
vii
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
2. HakikatBelajardanPembelajaran ………...……….14
a. PengertianBelajar ………..…………14
b. Ciri-ciriBelajar ………..………15 c. LandasanKonsepPembelajaran ……….………..……..17
d. Proses Pembelajaran ……….………..…………18
e. HasilBelajar Dari Pembelajaran ………...….20
3. Partisipasi a. PengertianPartisipasi………..……….……22
b. ManfaatPartisipasi………..25
c. TingkatanPartisipasi………...26
d. JenisPartisipasi………....27
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi…….……….…..27
f. PartisipasiBelajarSiswa……….……….…..28
4. SekolahBertarafInternasional………...30
4.1KelasBilingual……….31
B. KerangkaPemikiran……….33
C. HipotesisPenelitian………..34
BAB III METODE PENELITIAN……….……….35
A. Lokasi, Populasi, Sampel……….………..35
B. DesainPenelitian……….………..36
C. MetodePenelitian……….……….37
D. DefinisiOperasional……….…………..38
E. InstrumenPenelitian……….……….……40
F. Proses PengembanganPenelitian……….….40
G. TeknikPengumpulan Data……….………...42
H. Analisis Data………..………45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..….46 A. HasilPenelitian………..………46
1. LembarObservasi………..………..46
(6)
viii
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
B. DiskusiTemuan………..………...53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………….……….…………55
A. Simpulan………..………..55
B. Saran ………..………56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
ii
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perbandingan Antara Siswa Kelas Bilingual Dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau Dari Parisipasi Dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Penjasorkes (Studi
Deskriptif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung) Drs. Mudjihartono, M. Pd
Arif Wahyudi, S. Pd ABSTRAK
Fakta di lapangan menunjukan adanya perbedaan antara siswa kelas bilingual dan siswa kelas regular dalam pembelajaran penjasorkes, terindikasi dari perbedaan partisipasi dan hasil belajar. Adanya syarat khusus untuk masuk kelas bilingual, mencerminkan siswa yang berada mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa yang lainnya. Indikasi tersebut membuat kelas bilingual lebih unggul dari kelas regular baik dalam partisipasi maupun hasil belajar. Penelitian menggunakan metode deskirptif dengan studi perbandingan atau komparatif, penelitian dilakukan di SMPN 1 Bandung, yang menggunakan lembar observasi kepada siswa kelas bilingual (VII-5) dan siswa kelas regular (VII-12), wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini ditujukan untuk mencari gambaran tentang perbandingan partisipasi dan hasil belajar di kelas bilingual dan regular. Melalui statistik sederhana dengan rumus polled varian, didapat bahwa tidak ada perbedaan antara kelas bilingual dan kelas regular baik dalam partisipasi maupun hasil belajar dalam pembelajaran penjasorkes di SMPN 1 Bandung.
(8)
ii
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Comparison Between Bilingual Class Students And Regular Class Students From Participation and Study Result In Penjasorkes Study
(Descriptive Study In SMP Negeri 1 Bandung) Drs. Mudjihartono, M. Pd
Arif Wahyudi, S. Pd
ABSTRACT
Facts on the school the difference between grade bilingual students and students in the regular classroom learning physical education, indicated differences in participation and learning outcomes. The existence of special requirements to enter the bilingual class, reflecting the ability of students who are having more than other students. Indications are making bilingual class superior to regular classes in both the participation and learning outcomes. Research using methods descriptive by comparison or comparative studies, research conducted at SMPN1 Bandung, which uses observation sheets to students bilingual class (VII-5) and the students' regular classes (VII-12), interviews, and documentation studies. This study aimed to find a picture of the comparative participation and learning outcomes in bilingual classes and regular. Through a simple statistical variants polled, found that there was no difference between the bilingual classes and regular classes in both the participation and learning outcomes in learning physical education in SMPN1 Bandung.
Keywords: participation of learning, learning outcomes, bilingual classes, regular classes.
(9)
1 Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada hakekatnya pendidikan adalah suatu interaksi yang mengasilkan pribadi yang lebih baik. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berfikir, sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan memiliki sarana pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap dengan adanya pendidikan jasmani, karena gerak adalah ciri kehidupan. Maka dari itu manusia dalam meningkatkan gerak sebagai ciri kehidupan dapat melalui aktifitas pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, dengan permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-sportifitas-spritual-sosial) serta pembinaan hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas psikis dan fisik yang seimbang. Oleh sebab itu pendidikan jasmani merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, proses pembelajaran merupakan komponen utama dalam mencapai tujuan pendidikan, karena pembelajaran pada hakekatnya merupakan interaksi yang bernuansa edukatif. Tujuan pendidikan bisa dikatakan berhasil apabila pendidik bisa membuat siswa berubah ke arah yang lebih
(10)
2
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik. Tentunya perubahan tersebut bisa terjadi apabila ada partisipasi dari semua pihak, salah satunya adalah partisipasi dari siswa.
Dalam dunia pendidikan, partisipasi akan mucul apabila seorang guru bisa membawakan materi ajar dengan menarik. Hal ini dapat dikatakan sebagai penggugah keinginan siswa untuk berpartisipasi lebih aktif. Namun tidak semua siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan alasan tertentu terkadang banyak siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam pembelajaran penjas.
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat penting sekali karena dengan adanya partisipasi dari siswa maka proses pembelajaran dapat berjalan dan tujuan pembelajarannya akan tercapai sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Begitupun dalam pembelajaran penjas, apabila siswa tidak bisa berpartisipasi maka guru tidak bisa mengembangkan kemampuan siswa dari berbagai aspek baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu partisipasi menjadi hal yang paling mendasar yang harus diterapkan dan ditanamkan pada murid dalam pembelajaran. Menurut Suryosubroto (2002, hlm. 279), menjelaskan bahwa “Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapain tujuan dan ikut
tanggung jawab di dalamnya”. Dari pemaparan tersebut maka dibutuhkan keikutsertaan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Maka dapat dikatakan dalam pembelajaran, keterlibatan peserta didik merupakan hal yang penting dan mendasar dalam segala kegiatan proses belajar mengajar. Keterlibatan tersebut haruslah bisa membuat siswa untuk merespon maupun berkreasi dalam segala kegiatan pembelajaran, yang akan menimbulkan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Disamping ditinjau dari segi proses, keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar adalah proses pembelajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pembelajaran dengan hasil yang ingin dicapai. Pada pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah partisipasi siswa tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar. Setiap akhir pembelajaran atau akhir semester akan diberikannya hasil belajar siswa yaitu nilai dari mata pelajaran
(11)
3
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan jasmani. Nilai ini merupakan sebuah evaluasi yang diberikan guru terhadap siswanya dan juga sebagai evaluasi keberhasilan guru dalam memberikan pembelajaran. Dalam pendidikan jasmani di sekolah nilai atau hasil belajar siswa yaitu terdiri dari tiga domain, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dunia pendidikan di negara kita sudah teramat pesat perkembangannya, terutama dalam segi pendidikan usia 6-17th, mendiknas membuat gebrakan baru yaitu memperkenalkan sistem sekolah yang berstandar nasional (SSN), rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) dan sekolah berstandar internasional. Hal ini menyebabkan mahalnya biaya pendidikan, sehingga menimbulkan perbandingan antara mana yang sekolah di kelas RSBI dan SSN. Sekolah berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pengajarannya dalam segi eksak dan sosial, tetapi dalam segi pendidikan jasmani dikesampingkan, sehingga terdapat perbedaan antara efektifnya pembelajaran di kelas RSBI dan SSN (regular).
Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) bercirikan proses pembelajarannya dilakukan dengan penggunaan bahasa bilingual yaitu perpaduan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Internasional (bahasa Inggris). Kelas bilingual merupakan kelas yang menerapkan dwibahasa sebagai pengantar pembelajaran kepada siswa.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa di sekolah terdapat beberapa kelas kelas yang berbeda. Salah satu perbedaan yang ada adalah adanya kelas bilingual ini yaitu kelas yang mengharuskan siswanya menggunakan dua bahasa setiap mengikuti proses pembelajaran. Bahasa yang diharuskan salah satunya adalah bahasa internasiaonal yaitu bahasa inggris. Dari perbedaan ini terindikasi adanya perbedaan kelas bilingual dan kelas reguler. Perbedaan yang terindikasi adalah hasil belajar dan pastisipasi siswa. Indikasi ini tercerminkan dalam ada syarat-syarat khusus untuk setiap siswa yang mau masuk kelas bilingual. Syarat khusus ini dapat dikatakan syarat yang mencerminkan siswa mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa yang lainnya yang tidak masuk kelas bilingual. Dengan adanya inidikasi tersebut maka disebut-sebut kelas bilingual adalah kelas yang unggul, baik dalam partisipasi belajar bahkan hasil belajar
(12)
4
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswanya. Itu semua terlihat dari fakta dilapangan selama peneliti mengikuti mata kuliah PPL.
Dari fakta lapangan yang didapat maka peneliti ingin mengetahui bagaimana keadaan partisipasi siswa antarakelas bilingual dan kelas regular serta bagaimana hasil belajar siswa yang belajar dikelas bilingual dan siswa yang belajar di kelas reguler.
Atas dasar latar belakang tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Antara Siswa Kelas Bilingual Dan Kelas Reguler Ditinjau Dari Partisipasi Belajar Dalam Hasil Belajar Pada Pembelajaran Penjasorkes (Studi Deskriptif Di SMP Negeri 1 Bandung)”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah merupakan investigasi masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti. Siswa kelas bilingual merupakan kelas yang menerapkan dwibahasa sebagai pengantar pembelajaran kepada siswa, dan kelas ini termasuk kelas unggulan, karena tujuannya diadakan kelas bilingual ini merupakan salah satu misi sekolah untuk menjadikan Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Sedangkan kelas regular yaitu kelas umum yang mengikuti sistem pembelajaran pada umumnya di sekolah. Dari hal ini terindikasi adanya perbedaan kelas bilingual dan kelas reguler. Perbedaan yang terindikasi adalah hasil belajar dan pastisipasi siswa. Indikasi ini tercerminkan dalam ada syarat-syarat khusus untuk setiap siswa yang mau masuk kelas bilingual. Syarat khusus ini dapat dikatakan syarat yang mencerminkan siswa mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa yang lainnya yang tidak masuk kelas bilingual. Dengan adanya indikasi tersebut maka disebut-sebut kelas bilingual adalah kelas yang unggul, baik dalam partisipasi belajar bahkan hasil belajar siswanya. Hal ini menimbulkan perbandingan antara partisipasi dan hasil belajar siswa kelas bilingual dan siswa regular.
(13)
5
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka perumusan masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perbandingan partisipasi belajar siswa kelas bilingual dan regular dalam pembelajaran Penjasorkes di SMPN 1 Bandung?
2. Bagaimanakah perbandingan hasil belajar siswa kelas bilingual dan regular dalam pembelajaran Penjasorkes di SMPN 1 Bandung?
3. Adakah perbedaan antara siswa kelas bilingual dan regular ditinjau dari aspek partisipasi dan hasil belajar dalam pembelajaran Penjasorkes di SMPN 1 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang perbandingan antara siswa kelas bilingual dan kelas reguler yang ditinjau dari partisipasi dan hasil belajar pada pembelajaran penjasorkes di SMPN 1 Bandung.
Secara lebih khusus tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan partisipasi siswa kelas bilingual dan regular dalam pembelajaran Penjasorkes di SMPN 1 Bandung.
2. Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa kelas bilingual dan regular dalam pembelajaran Penjasorkes di SMPN 1 Bandung.
3. Mengetahui perbedaan siswa kelas bilingual dan regular ditinjau dari aspek partisipasi dan hasil belajar dalam pembelajaran Penjasorkes di SMPN 1 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Dalam melaksanakan suatu penelitian, diharapkan apa yang telah diteliti bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis berguna untuk
(14)
6
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan disiplin ilmu yang berkaitan lebih lanjut dan bermanfaat praktis berguna untuk memecahkan masalah aktual.
Penelitian yang berjudul Perbandingan Antara Siswa Kelas Bilingual Dan Kelas Reguler Ditinjau Dari Partisipasi Dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Penjasorkes Studi Deskriptif Di SMP Negeri 1 Bandung ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis:
a. Dapat memberikan wawasan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan terutama pengembangan pendidikan jasmani khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran partisipasi dan hasil belajar siswa di kelas bilingual dan kelas reguler.
b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan kurikulum dan proses belajar mengajar.
c. Bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam upaya memodifikasi proses belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah atau menciptakan proses belajar mengajar terhadap partisipasi dan hasil belajar siswa, khususnya dalam kelas bilingual dan kelas reguler.
d. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan Program Pengajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama.
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Dapat dijadikan bahan informasi kepada sekolah sehingga dapat menjadi masukan atau pertimbangan dalam mengambil
(15)
kebijakan-7
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebijakan terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terutama di sekolah yang bersangkutan.
b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti atau mahasiswa dalam menyusun rencana penelitian yang berkaitan dengan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
c. Sebagai rambu-rambu dan panutan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
d. Dapat dijadikan acuan bagi para pembina dan guru pendidikan jasmani dalam memberdayakan potensi dan keterampilan siswa melalui modifikasi alat bantu pembelajaran maupun sarana dan prasarana pembelajaran.
e. Menjadi masukan kepada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran seperti penentuan motode pembelajaran, penilaian pembelajaran, penanggulangan masalah dalam pembelajaran serta menciptakan iklim pembelajaran yang lainnya.
(16)
35 Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tentang perbandingan antara siswa kelas bilingual dan kelas reguler ditinjau dari partisipasi dan hasil belajar dalam pembelajaran penjasorkes adalah di SMP Negeri 1 Bandung yang terletak di Jalan Kesatriaan No. 12 Tlp. 022-6011429 Kota Bandung 40172. Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung.
2. Polulasi Penelitian
Populasi menurut Sudjana (2005, hlm. 5), merupakan “Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifatnya”. Selain itu, Arikunto (2002, hlm. 108) menjelaskan “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Maka oleh karena itu, peneliti menyimpulkan
bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memiliki berbagai karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2013/ 2014.
3. Sampel Penelitian
Sampel menurut Sugiyono (2011, hlm. 81) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh polulasi tersebut”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebagai obyek yang dipelajari atau sumber data. Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah simple
(17)
36
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
random sampling. Simple random sampling merupakan bagian dari probability
sampling, yang artinya teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penulis mengambil sample kelas VII-5 sebagai kelas bilingual dan kelas VII-12 (kelas regular).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu rancangan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti antara lain:
1) Persiapan, yang meliputi:
a. Mempersiapkan berbagai macam keperluan perizinan tentang pelaksanaan penelitian dan informasi dari berbagai pihak.
b. Observasi lapangan awal, dengan menghubungi lembaga yang bersangkutan dengan penelitian yaitu SMP Negeri 1 Bandung untuk memperoleh izin sebelum melakukan penelitian.
2) Menentukan Sampel
Sampel dari penelitian ini merupakan siswa kelas VII-5 bilingual dan siswa kelas VII-12 reguler.
3) Menentukan Instrumen Penelitian
a. Menyusun instrumen penelitian, berupa lembar observasi kegiatan pembelajaran di kelas bilingual dan kelas reguler.
b. Memberikan wawancara kepada guru penjas yang mengajar kelas bilingual dan kelas reguler.
4) Melakukan pengumpulan data dari setiap instrumen yang sudah digunakan. 5) Menganalisis data yang sudah terkumpul dengan menggunakan teknik analisis
(18)
37
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6) Menyimpulkan data dari setiap teknik analisis data.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
C. Metode penelitian
Berdasar pada tujuan penelitian, yaitu bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara kelas bilingual dan kelas regular yang ditinjau dari partisipasi dan hasil belajar pada pembelajaran penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif.
Menurut Suharsimi (2010, hlm. 3), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.
Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa, karena itu sering disebut metode analitik. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Metode ini digunakan dengan suatu cara mengadakan penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang cukup banyak dalam suatu jangka waktu tertentu, maka hasil dari penelitian ini, peneliti harus
Persiapan
Menentukan Sampel
Menentukan Instrumen
Pengumpulan Data
Analisis Data
(19)
38
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan gambaran yang utuh dan terperinci mengenai perbandingan siswa kelas bilingual dan siswa kelas regular yang ditinjau dari partisipasi dan hasil belajar dalam pembelajaran penjasorkes.
Kemudian karena penelitian ini menitikberatkan pada perbandingan atau perbedaan dari partisipasi dan hasil belajar antara kelas bilingual dan kelas reguler, maka peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan penelitian studi perbadingan atau biasa disebut dengan studi komparatif. Penelitian dengan menggunakan studi perbandingan atau komparatif ini dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan berbagai fenomena untuk mencari faktor apa, atau situasi bagaimana sehingga menyebabkan suatu peristiwa tertentu.
Dengan pemaparan yang telah dijelaskan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif komparatif, yaitu dengan cara membandingkan antara kelas bilingual dan kelas regular yang ditinjau dari partisipasi dan hasil belajar dalam pembelajaran penjasorkes di SMP Nergeri 1 Bandung.
D. Definisi Operasional
Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989, hlm. 179) menerangkan bahwa “Definisi operasional menjelaskan pengukuran variabel yang ada dalam permasalahan, sehingga jelas hasil pengukuran yang diharapkan dari penelitian serta jenis data yang harus
diperoleh di lapangan”.
Pengukuran yang ada di dalam penelitian: 1. Disiplin
Untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa diperlukan indikator-indikator mengenai disiplin belajar. Menurut A. S Moenir (2010, hlm. 96) indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan, yaitu:
(20)
39
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumah dan di sekolah tepat waktu
2) Tidak meninggalkan kelas/membolos saat pelajaran 3) Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan b. Disiplin Perbuatan, meliputi:
1) Patuh dantidak menentang peraturan yang berlaku 2) Tidak malas belajar
3) Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya 4) Tidak suka berbohong
5) Tingkah laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar.
2. Aktivitas Pembelajaran
Hamalik, (2005, hlm. 175) menjelaskan bahwa nilai aktivitas dalam pembelajaran, yaitu:
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Beraktivitas sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral.
c. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
f. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, dan hubungan orang tua dengan guru.
g. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga mengembangkan pemahaman berfikir kritis serta menghindari verbalitas.
h. Pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.
(21)
40
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kehadiran siswa di sekolah adalah kehadiran dan keikutsertaan siswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik siswa terhadap kegiatan-kegiatan sekolah. Jika siswa tidak ada di sekolah, seyogyanya dapat memberikan keterangan yang sah serta diketahui oleh orang tua atau walinya (Akhmad Sudrajat, 2010).
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 307), menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka akan dikembangkan instrument penelitian sederhana yang dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi dan wawancara”. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka peneliti menggunakan pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen. Berikut kisi-kisi untuk menyusun instrumen:
Instrumen penelitian obervasi Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Partisipasi Belajar, Saputra (1986, hlm. 16)
No Indikator Sub Indikator
1 Kehadiran - Melaksanakan kegiatan pembelajaran
- Ikut serta dalam pembelajaran 2 Aktivitas Pembelajaran - Kesungguhan
- Aktif
(22)
41
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Semangat - Keriangan
3 Disiplin - Mematuhi peraturan
- Hadir tepat waktu - Berpakaian olahraga
Instrumen penelitian wawancara
Kisi-kisi Wawancara Partisipasi Belajar Siswa Tabel 3.2
Variabel Sub Variabel Indikator
Partisipasi Kehadiran - melaksanakan kegiatan
pembelajaran
- ikut serta dalam pembelajaran
Aktivitas - kesungguhan
- aktif
- mengikuti contoh
- melaksanakan bentuk kegiatan - semangat
- keriangan - bermotivasi
Disiplin - mematuhi peraturan
- hadir tepat waktu - berpakaian olahraga
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
(23)
42
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Observasi
Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan (Ghoni&Almanshur, 2012, hlm. 165).
Peneliti menggunakan observasi partisipasif, hal ini bertujuan agar memperoleh data yang lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2011, hlm. 310). Dalam hal ini, peneliti hanya mengamati guru yang mengajar di kelas bilingual dan guru yang mengajar di kelas regular tanpa memberikan perilaku khusus kepada sumber data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan statistik sederhana. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara pretest dan posttest akibat pemberian perlakuan atau untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Uji hipotesis ini menggunakan t-test. Uji t-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut dipergunakan rumus t-test dan menggunakan taraf signifikan 0,05 % karena penelitiannya termasuk pendidikan sosial. Rumus t-test dan langkah-langkah uji hipotesisnya sebagai berikut :
1) Ketentuan pemilihan rumus t-test menurut Sugiyono (2010, hlm. 272-273), sebagai berikut :
a) Bila jumlah anggota sampel �1 = �2 dan varians homogen (�12 = �22),
maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool
varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = �1+ �2 – 2.
b) Bila �1 ≠ �2, varians homogen (�12 = �22), dapat digunakan rumus t-test
pooled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan (dk) = �1+ �2 – 2.
c) Bila �1 = �2, varians tidak homogen (�12 ≠ �22), dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat
(24)
43
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harga t-tabel digunakan dk = �1 – 1 atau dk = �2 – 1 . Jadi dk bukan
�1+ �2– 2.
d) Bila �1 ≠ �2, varians tidak homogen (�12 ≠ �22). Untuk ini digunakan t-test dengan separated. Harga t sebagai penggati t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (�1 – 1) dan dk (�2 – 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
2) Rumus t-test :
a) Separated varians
t = � 1−� 2
�21
�1 +
�22
�2
b) Polled varians t = � 1−� 2
�1− 1 �12 + �2− 1 �22
�1 + �2– 2 ( 1
�1+ 1
�2)
Ket :
t = nilai yang dicari (thitung )
�1 = rata-rata kelompok A �2 = rata-rata kelompok B �1 = jumlah sampel kelompok A
(25)
44
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
�12 = variansi kelompok A �22 = variansi kelompok B
3) Menentukan batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis:
Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 )
Untuk α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 ) = 24, maka diperoleh nilai t sebesar 1,71.
4) Kriteria pengujian hipotesis
Hipotesis yang diajukan diterima jika t-hitung < t-tabel.
b. Wawancara
Instrumen wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Wawancara yang dilakukan peneliti merupakan wawancara semiterstruktur
(Semistructure Interview). Jenis wawancara ini ternmasuk dalam kategori in-depthinterview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan penulis menggunakan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
c. Studi Dokementasi
Studi dokumentasi merupakan metode pendukung dalam menghasilkan data-data dari sumber baik itu foto-foto dan catatan yang berhubungan. Data yang harus diperoleh yakni me-recheck pendukung proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatandi sekolah, misalnya me-recheck sarana dan prasarana juga media pembelajaran.
(26)
45
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menentukan jawaban akan sebuah pertanyaan yang diajukan dalam sebuah penelitian. Proses ini merupakan pengolahan dari teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Analisis Data Sebelum di Lapangan
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis menganalisis terlebih dahulu gejala yang terjadi di SMPN 1 Bandung, khususnya ketika pembelajaran Penjasorkes berlangsung. Hal ini dapat dikatakan sebagai observasi awal sebelum menentukan masalah apa yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
2. Analisis Data di Lapangan Model Miles dan Huberman
Analisis data model ini mebagi langkah analisis ke dalam tiga langkah yaitu
data reduction, data display, dan conclusion drawing/ veripication. a. Data Reduction (Reduksi Data)
Langkah ini dilakukan ketika diperoleh dari lapangan yang cukup banyak. Berdasarkan hasil analisis awal serta pengalaman penulis ketika melaksanakan Praktik Profesi Lapangan (PPL) di sekolah tersebut, penulis mendapatkan data kelas bilingual lebih unggul dari kelas regular baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor, maka ini menimbulkan penulis untuk mengetahui perbandingan partisipasi dan hasil belajar pada kelas bilingual dan kelas regular dalam pembelajaran penjasorkes.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah terdapat data yang spesifik, kemudian data tersebut diolah kembali untuk disajikan. Langkah ini untuk lebih memperdalam hal-hal yang terdapat di dalam faktor adanya perbedaan partisipasi dan hasil belajar antara siswa kelas bilingual dan kelas regular dalam pembelajaran penjasorkes.
(27)
46
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah terakhir ini adalah menyimpulkan gejala yang terdapat dalam penelitian terhadap perbandingan kelas bilingual dan kelas regular yang ditinjau dari partisipasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
(28)
55
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan antara kelas bilingual dan reguler yang terdapat di SMPN 1 Kota Bandung.
Yang mendasari pengambilan kesimpulan ini adalah diperolehnya temuan-temuan penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Partisipasi Belajar
Dari lembar observasi dan wawancara yang telah dilakukan, partisipasi belajar siswa yang terdapat pada kelas bilingual dan siswa dalam kelas regular terlihat tidak menunjukan perbedaan yang signifikan bahkan dapat dikatakan hampir sama.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar disini diambil dari niali hasil ujian akhir semester. Nilai ujian ini ada semua akumulasi dari berbagai aspek lengkap penilaian. Maka dari data yang terkumpul dapat terlihat hasil belajar siswa kelas bilingual dan kelas regular tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.
3. Partisipasi belajar dan hasil belajar siswa
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, menunjukan bahwa siswa yang belajar di kelas bilingual dan kelas regular menunjukan partisipasi dan hasil belajar yang sama. Hal ini diperkuat oleh lembar observasi dan wawancara dengan guru yang langsung mengajar di kelas bilingual sekaligus kelas reguler.
(29)
56
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang penulis laksanakan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah khususnya para guru penjasorkes, apabila ingin anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, maka sebaiknya guru lebih aktif, inovatif, dan kreatif dalam menggunakan strategi pembelajaran agar siswa tidak jenuh dengan materi yang disampaikan. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil belajar penjas yang baik, maka harus ditingkatkan lagi proses pembelajarannya.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi dengan memperbaiki instrumen peneliti yang lebih akurat mengenai partisipasi dan hasil belajar karena penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan materi, waktu, tenaga, dan biaya.
(30)
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga. Bandung : FPOK
Chin, NgBee, and Wigglesworth, G. (2007). Bilingualism: an Advanced resource book. Abigdon: Routledge.
C.A Bucher. 1960. PendidikanJasmani.Jakarta : Raya Grafindo.
Darsono. 2000. BelajardanPembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Dharma, S. (2007). Sekolah Bertaraf Internasional : Quo Vadiz? Http://www.ask.com. Accessed: 19 June 2009
Hayati, Nor. 2001. AnalisisFaktor-faktor yang
MenyebabkanKurangnyaPartisipasiMahasiswa Malaysia dalamKegiatanKokurikulerdanEkstrakurikuler di UniversitasNegeri Semarang.Skripsi. Semarang: UNNES
http://gudangartikelpendidikan.blogspot.com/2011/10/tinjauan-tentang-hasil-belajar.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html http://orteach.blogspot.com/2011/02/proses-pembelajaran-penjaskes-melalui.html http://wildanyuslih.blogspot.com/2013/04/pendekatan-pembelajaran-penjas.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/
http://www.academia.edu/3981066/Makalah_BELAJAR_DAN_PRINSIP_BELAJARBA B_I_PENDAHULUAN_A._LATAR_BELAKANG
http://viaseven-viaseven.blogspot.com/p/ciri-ciri-belajar-mengajar.html http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi
(31)
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lee, C. (2008). Interdisciplinary collaboration in English language teaching: Some
observations from subject teachers’ reflections. Reflections on English Language
Teaching, vol 7, (2), 129-138.)
Mulyasa. 2002. ManajemenBerbasisSekolah. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Moh.Surya.(1997). PsikologiPembelajarandanPengajaran. Bandung PPB – IKIP Bandung
Sastropoetro, S. 1989. Partisipasi, Komunikasi, PersuasidanDisiplindalam Pembangunan Nasional. Alumni. Bandung
Sofa (2009). Konsep Sekolah Bertaraf Internasional. Http://massofa.wordpress.com. Accessed: 20 June 2009
Sudjana, Nana. 2010. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: RemajaRosdakarya
Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP PRESS. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kuantitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suryosubroto, B. 2009.Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta: RinekaCipta
Upi. (2013). PedomanPenulisanKaryaIlmiahUniversitasPendidikan Indonesia 2013. Bandung: universitasPendidikanIndonesia.
Winardi. 2002. MotivasidanPemotivasiandalamManajeman. Jakarta: PT. GrafindoPersada
Yudiningsih, Titis. (2012).
PerbandinganPendekatanTaktisDenganPendekatanTeknisTerhadapPartisipasiBe lajarAktifSiswaDalamPembelajaranTeknikDasar Bola Basket. Bandung
(1)
45
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menentukan jawaban akan sebuah pertanyaan yang diajukan dalam sebuah penelitian. Proses ini merupakan pengolahan dari teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Analisis Data Sebelum di Lapangan
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis menganalisis terlebih dahulu gejala yang terjadi di SMPN 1 Bandung, khususnya ketika pembelajaran Penjasorkes berlangsung. Hal ini dapat dikatakan sebagai observasi awal sebelum menentukan masalah apa yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
2. Analisis Data di Lapangan Model Miles dan Huberman
Analisis data model ini mebagi langkah analisis ke dalam tiga langkah yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ veripication.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Langkah ini dilakukan ketika diperoleh dari lapangan yang cukup banyak. Berdasarkan hasil analisis awal serta pengalaman penulis ketika melaksanakan Praktik Profesi Lapangan (PPL) di sekolah tersebut, penulis mendapatkan data kelas bilingual lebih unggul dari kelas regular baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor, maka ini menimbulkan penulis untuk mengetahui perbandingan partisipasi dan hasil belajar pada kelas bilingual dan kelas regular dalam pembelajaran penjasorkes.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah terdapat data yang spesifik, kemudian data tersebut diolah kembali untuk disajikan. Langkah ini untuk lebih memperdalam hal-hal yang terdapat di dalam faktor adanya perbedaan partisipasi dan hasil belajar antara siswa kelas bilingual dan kelas regular dalam pembelajaran penjasorkes.
(2)
46
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah terakhir ini adalah menyimpulkan gejala yang terdapat dalam penelitian terhadap perbandingan kelas bilingual dan kelas regular yang ditinjau dari partisipasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
(3)
55
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan antara kelas bilingual dan reguler yang terdapat di SMPN 1 Kota Bandung.
Yang mendasari pengambilan kesimpulan ini adalah diperolehnya temuan-temuan penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Partisipasi Belajar
Dari lembar observasi dan wawancara yang telah dilakukan, partisipasi belajar siswa yang terdapat pada kelas bilingual dan siswa dalam kelas regular terlihat tidak menunjukan perbedaan yang signifikan bahkan dapat dikatakan hampir sama.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar disini diambil dari niali hasil ujian akhir semester. Nilai ujian ini ada semua akumulasi dari berbagai aspek lengkap penilaian. Maka dari data yang terkumpul dapat terlihat hasil belajar siswa kelas bilingual dan kelas regular tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.
3. Partisipasi belajar dan hasil belajar siswa
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, menunjukan bahwa siswa yang belajar di kelas bilingual dan kelas regular menunjukan partisipasi dan hasil belajar yang sama. Hal ini diperkuat oleh lembar observasi dan wawancara dengan guru yang langsung mengajar di kelas bilingual sekaligus kelas reguler.
(4)
56
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang penulis laksanakan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah khususnya para guru penjasorkes, apabila ingin anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, maka sebaiknya guru lebih aktif, inovatif, dan kreatif dalam menggunakan strategi pembelajaran agar siswa tidak jenuh dengan materi yang disampaikan. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil belajar penjas yang baik, maka harus ditingkatkan lagi proses pembelajarannya.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi dengan memperbaiki instrumen peneliti yang lebih akurat mengenai partisipasi dan hasil belajar karena penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan materi, waktu, tenaga, dan biaya.
(5)
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga. Bandung : FPOK
Chin, NgBee, and Wigglesworth, G. (2007). Bilingualism: an Advanced resource book. Abigdon: Routledge.
C.A Bucher. 1960. PendidikanJasmani.Jakarta : Raya Grafindo.
Darsono. 2000. BelajardanPembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Dharma, S. (2007). Sekolah Bertaraf Internasional : Quo Vadiz? Http://www.ask.com. Accessed: 19 June 2009
Hayati, Nor. 2001. AnalisisFaktor-faktor yang
MenyebabkanKurangnyaPartisipasiMahasiswa Malaysia
dalamKegiatanKokurikulerdanEkstrakurikuler di UniversitasNegeri
Semarang.Skripsi. Semarang: UNNES
http://gudangartikelpendidikan.blogspot.com/2011/10/tinjauan-tentang-hasil-belajar.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html http://orteach.blogspot.com/2011/02/proses-pembelajaran-penjaskes-melalui.html http://wildanyuslih.blogspot.com/2013/04/pendekatan-pembelajaran-penjas.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/
http://www.academia.edu/3981066/Makalah_BELAJAR_DAN_PRINSIP_BELAJARBA B_I_PENDAHULUAN_A._LATAR_BELAKANG
http://viaseven-viaseven.blogspot.com/p/ciri-ciri-belajar-mengajar.html http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi
(6)
Risca Andriani, 2014
Perbandingan Siswa Kelas Bilingval dan Siswa Kelas Reguler Ditinjau dari Partisipasi dan Hasil Belajr dalam Pembelajaran Penjaskes
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lee, C. (2008). Interdisciplinary collaboration in English language teaching: Some observations from subject teachers’ reflections. Reflections on English Language Teaching, vol 7, (2), 129-138.)
Mulyasa. 2002. ManajemenBerbasisSekolah. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Moh.Surya.(1997). PsikologiPembelajarandanPengajaran. Bandung PPB – IKIP
Bandung
Sastropoetro, S. 1989. Partisipasi, Komunikasi, PersuasidanDisiplindalam
Pembangunan Nasional. Alumni. Bandung
Sofa (2009). Konsep Sekolah Bertaraf Internasional. Http://massofa.wordpress.com. Accessed: 20 June 2009
Sudjana, Nana. 2010. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung:
RemajaRosdakarya
Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP PRESS. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kuantitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suryosubroto, B. 2009.Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta: RinekaCipta
Upi. (2013). PedomanPenulisanKaryaIlmiahUniversitasPendidikan Indonesia 2013. Bandung: universitasPendidikanIndonesia.
Winardi. 2002. MotivasidanPemotivasiandalamManajeman. Jakarta: PT.
GrafindoPersada
Yudiningsih, Titis. (2012).
PerbandinganPendekatanTaktisDenganPendekatanTeknisTerhadapPartisipasiBe lajarAktifSiswaDalamPembelajaranTeknikDasar Bola Basket. Bandung